Penerbitan dan Pendistribusian Buku Sekolah Dasar (SD) oleh PT. MADJU MEDAN CIPTA.

(1)

PENERBBITAN DAN OLEH U PRO N PENDIS H PENERB K D S UNIVERSI FAKUL OGRAM ST STRIBUSIA BIT PT. MA

KERTAS K Dikerjakan SITI KHOD 0822010 ITAS SUM LTAS ILM TUDI D-II MEDA 2011 AN BUKU ADJU MED KARYA n oleh: DIJAH 022 MATERA U MU BUDAY I PERPUS AN 1 SEKOLAH DAN CIPT UTARA YA TAKAAN H DASAR TA (SD)


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Penerbitan dan Pendistribusian Buku Sekolah Dasar (SD) Oleh Penerbit PT.Madju Medan Cipta.

Oleh : Siti Khodijah Nim : 082201022

Dosen Pembimbing : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd Nip : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembaca : Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom

Nip :

Tanda Tangan :

Tanggal :


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Penerbitan dan Pendistribusian Buku Sekolah Dasar (SD) Oleh Penerbit PT.Madju Medan Cipta

Oleh : Siti Khodijah Nim : 082201022

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

Nip : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan :


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, atas

berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat menempuh ujian akhir Diploma-III Program Studi Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis memilih judul ”Penerbitan dan Pendistribusian Buku Sekolah Dasar (SD) oleh PT. MADJU MEDAN CIPTA”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing penulis yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan kertas karya ini. 3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom, selaku Dosen Pembaca penulisan

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

4. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.


(5)

5. Ibu imel, dan seluruh Staf Pegawai PT. Madju Medan Cipta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi serta memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Kepada Orang Tua penulis Ayahanda Barito dan Ibunda Sulastri dan seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan motivasi bagi penulis baik secara material maupun spiritual.

7. Kepada teman-teman penulis khususnya satu persekutuan penulis (Kak Tari, kak Yanti, Mega, Patricia dan Eli) dan teman-teman stambuk 2008 pada umumnya yang telah memberikan dorongan kepada penulis selama mengikuti perkulihan.

8. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun material kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam penulisan kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan maupun penulisannya. Untuk itu, demi kesempurnaannya penulis mengharapkan saran demi perbaikan yang bersifat membangun dari segenap pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... I 1. 1 Latar Belakang ... 1

1. 2 Tujuan Penulis ... 2

1. 3 Ruang Lingkup ... 2

1. 4 Metode Pengumpulan Data ... 3

BAB II. PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEKOLAH DASAR (SD) ... 4

2. 1 Pengertian Penerbitan ... 4

2. 2 Perkembangan Dunia Tulis-menulis ... 5

2 .3 Proses Penerbitan buku ... 6

2. 4 Pengadaan Naskah ... 9

2. 5 Penerbitan Buku Sekolah Dasar (SD) ... 11

2. 6 Penyuntingan Naskah ... 13

2. 7 Pendistribusian Buku ... 16

BAB III. PROSES PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEKOLAH DASAR (SD) PADA PENERBITAN PT. MADJU MEDAN CIPTA ... 17

3. 1 Gambaran Umum Penerbitan PT. Madju Medan Cipta ... 17

3. 2 Struktur Organisasi ... 20

3. 3 Pengadaan Naskah ... 22

3. 3. 1 Sumber Naskah ... 22

3. 3. 2 Penilaian Naskah ... 23

3. 4 Penerbitan Buku Sekolah Dasar ... 24

3. 5 Penyuntingan dan Desain ... 25

3. 5. 1 Ejaan dan tata bahasa ... 25


(7)

3. 5. 3 legalitas ... 26

3. 5. 4 Konsistensi ... 27

3. 5. 5 Gaya penulis ... 28

3. 5. 6 Desain ... 28

3.6 Proses Pentecatakan Buku ... 29

3. 6. 1 Persiapan Naskah ... 31

3. 6. 2 Pembuatan Cover buku ... 31

3. 6. 3 Setting dan Lay Out ... 31

3. 6. 4 Potret Montage ... 32

3. 6. 5 Plate Making ... 32

3. 6. 6 Cetak isi cover dan melipat ... 32

3. 6. 7 Memotong dan menjilid ... 32

3.7 Pendistribusian Buku ... 40

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

4. 1 Kesimpula ... 43

4. 2 Saran ... 44


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Organisasi PT. MADJU MEDAN CIPTA ... 21

Gambar 2 : Skema Pembuatan Buku ... 30

Gambar 3 : Plat Offset ... 33

Gambar 4 : Plat dimasukkan kesebuah mesin ... 33

Gambar 5 : Alat Penyinaran Plat (Lemari Kontak) ... 34

Gambar 6 : Unit pelapisan untuk kertas berlapisan maksinal ... 35

Gambar 7 : Hasil dari plat ... 35

Gambar 8 : Mesin Pembuatan kertas ... 36

Gambar 9 : Mesin Lipat Kombinasi Pisau dan Kantong ... 37

Gambar 10 : Mesin Pembuatan Cover ... 37

Gambar 11 : Skema Pengleman Buku ... 38

Gambar 12 : Mesin potong ... 39

Gambar 13 : Contoh salah satu buku yang di terbitkan oleh PT. Madju Medan Cipta... ... 40


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Buku memiliki peran yang besar dalam proses pendidikan sehingga buku dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak terpisahkan keberhasilan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan antara lain tergantung kepada pengadaan buku dalam jumlah yang cukup, serta isi penyajiannya dapat memenuhi tuntutan kurikulum yang berlaku sesuai dengan azas bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama orang tua, masyakat dan pemerintahan.

Buku yang disediakan untuk sekolah mempunyai ciri yang khas dilihat dari segi isi, pengwajahan, bahan dan fisik buku. Setiap buku yang dipakai di sekolah hendaknya membantu setiap proses belajar dan keterampilan pelajar dengan mengacu pada tujuan kurikulum yang berlaku. Untuk mendapatkan buku yang sesuai di sekolah maka disesuaikan pada jenis dan jenjang pendidikan sehingga penilaian terhadap buku terbitan swasta yang penggunaannya untuk sekolah akan tetap dilaksanakan. Sedangkan buku teks utama dan buku teks pelengkap lainnya dalam kurun waktu tertentu harus dikaji dan disempurnakan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan dan teknologi serta perkembangan dan metodologi belajar.

Penerbitan PT. Madju Medan Cipta sebagai salah satu penerbitan buku Sekolah Dasar (SD) menangani naskah dari penulis sampai naskah itu menjadi sebuah buku dan siap cetak serta mengupayakan penyaluran dan pendistribusiannya.


(10)

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan kertas karya ini adalah bagaimana proses penerbitan dan pendistribusian buku-buku yang dilakukan oleh PT. Madju Medan Cipta dalam upaya menerbitkan buku-buku yang bermutu bagi dunia pendidikan sehingga buku yang terbit digunakan oleh murid Sekolah Dasar (SD). Untuk itu, dalam penulisan kertas karya ini penulis memilih judul “Penerbitan dan Pendistibusian Buku Sekolah Dasar (SD) Oleh PT. Madju Medan Cipta”.

1.2Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan kertas karya adalah:

1. Untuk mengetahui proses penerbitan dan pendistribusian buku Sekolah Dasar (SD) pada Penerbitan PT. Madju Medan Cipta.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi penerbit dalam menerbitkan buku Sekolah Dasar (SD).

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan kertas karya ini meliputi perkembangan dunia tulis-menulis, pengadaan naskah, penerbitan buku Sekolah Dasar (SD), penyunting , Pendistribusian buku.


(11)

1.4Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya adalah:

1. Studi Kepustakaan (library research)

Dengan mempelajari literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, baik dari perpustakaan, maupun yang ada pada penulis.

2. Penelitian Lapangan (field research)

Melakukan pengamatan langsung ke objek yang diteliti dan mengadakan wawancara dengan pengawai tersebut.


(12)

BAB II

PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEKOLAH DASAR (SD)

2.1 Pengertian Penerbitan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91)” Penerbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku , majalah dan sebagainya”. Sedangkan menurut Jacob, sebagaimana dikutip oleh Sofia Mansoor – Niksolihin (1993:67) bahwa pengertian buku yang ditetapkan oleh UNESCO adalah terbitan bercetak yang tidak berkala dengan tebal sekurang- kurangnya empat puluh sembilan halaman, tidak termasuk halaman sampul.

Jika dilihat dari pengertian di atas, maka bila ada terbitan bercetak yang tidak berkala yang tebalnya kurang dari empat puluh sembilan halaman, belum layak disebut sebagai buku.

Pengertian distribusi buku menurut Paembonan (1990: 103) “Distribusi buku pelajaran diharapkan agar buku dapat tiba disekolah tepat pada waktunya dalam keadaan baik, dengan jumlah yang cukup, biaya yang murah dan cara yang sederhana sehingga mudah di pantau, dikendalikan, dan dipertanggung jawabkan.

Penerbitan buku pelajaran terdiri atas tahap penulisan dan penilaian, penyuntingan, resensi serta perbaikan, proses cetak dan distribusi ke sekolah. Selanjutnya dalam menghasilkan buku yang bermutu dituntut peranan editor yang profesioanl.

Buku sekolah atau buku pelajaran berbeda dengan buku umum, buku fiksi dan buku sastra. Buku sekolah mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh buku jenis lain, oleh karena itu penerbit harus benar-benar menangani secara khusus.


(13)

2.2 Perkembangan Dunia Tulis-Menulis

Manusia mulai mengenal bahan tertulis dari peninggalan batu bertulis, kepingan batu yang bertatahkan rangkaian huruf yang mirip gambar, seperti hieroglif dari mesir serta tulisan dalam gulungan daun lontar dan papirus.

Sebagaimana diketahui bahwa sudah sejak barabad-abad yang lalu manusia mengenal huruf. Menurut catatan sejarah adalah dengan dibawanya sejenis kertas dari negeri Cina oleh para saudagar Eropa pada abad ke-15. Perkembangan lebih lanjut adalah penemuan cikal bakal mesin cetak yang kita kenal sekarang oleh Johann Gutenberg di Mainz, Jerman sekitar tahun 1450. Sejak itulah mesin cetak berkembang pesat dan sekarang sekitar enam tahun setengah abad sejak masa Gutenberg, computer turut berperan dalam dunia tulis- menulis.

Perkembangan pekerjaan dunia perbukuan diikuti oleh perkembangan peralatan pendukungnya. Mesin tik biasa telah berkembang menjadi mesin tik elektronik dengan berbagai macam kemampuan. Penemuan computer semakin memacu perkembangan peralatan penerbitan dan percetakaan. Pengetikan naskah sudah tidak lagi menggunakan mesin tik, melainkan dengan memanfaatkan computer dengan program pengelolah kata dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Selain itu untuk merancang halaman dan sampul buku telah dilakukan dengan program ventura dan coreldraw. Mesin cetak dan mesin pemotong juga telah menggunakan komouter. Buku elektronik yaitu buku dalam bentuk cakram padat kini semakin dikenal, semua kemajuan tehnologi semakin mempermudah pekerjaan penerbitan dan pendidikan.


(14)

Perkembangan penerbitan buku semakin banyak masalah yang dihadapi, dipihak Adanya penerbitan hak dan kewajiban penulis maupun penyuntingan yang mewakili penerbitan dituntut untuk lebih berpotensi.

2.3 Proses Penerbitan Buku

Menurut Purba yang saya kutip dalam sebuah website mengemukakan bahwa proses penerbitan buku adalah sebagai berikut :

1. Misalkan anda sebagai pengarang ingin menegajukan naskah kumpulan puisi ke penerbit A.

2. Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan (misalnya Ms Word) dan bisa disertai print outnya agar memudahkan Penerbit dalam memproses naskah tersebut. Penerbit biasanya memberikan banyak kemudahan bagi pengarang yang sudah banyak mengarang buku. Penerbit mau saja menerima kiriman naskah melalui email dan sebagainya.

3. Penerbit akan menentukan apakah naskah tersebut layak diterbitkan dan kira-kira dibutuhkan masyarakat (ada penilaian terhadap isi naskah maupun kwalitas/bobot pengarangnya).

4. Lalu penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah maupun honor.

5. Sistem honor tergantung sistem yang dianut oleh penerbit. Bisa bersifat langsang (seolah naskah tersebut dibeli oleh Penerbit) dengan memberi harga pada naskah tersebut, misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000,. dan dibayar secara sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan penerbit dan disetujui oleh pengarang.


(15)

6. Kerugian sistem ini bagi pengarang adalah:

Penerbit bisa mencetak naskah tersebut dalam jumlah banyak dan bisa dicetak beberapa kali, tanpa memberi honor tambahan lagi kepada pengarang.

7. Bisa juga dengan sistem royalti dimana pengarang memperoleh persentase terhadap harga naskah/ buku tsb. Rata2 nilai royalti: 10% s/d 15% dari harga buku yang terjual. Pengarang-pengarang yang sudah terkenal sering ditawari honor yang tinggi karena Penerbit yakin buku karangannya bakal laku keras. Misalnya: buku tersebut akan dicetak sebanyak 5.000 buah/eksamplar dan dijual dengan harga Rp 15.000.- per eksamplar. Maka pengarang akan memperoleh honor (dianggap semua buku terjual): 10%5.000 x Rp 15.000.- Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap misalnya 1 x 3 bulan atau 1 x 6 bulan.

Bila buku tsb dicetak ulang lagi, maka penerbit membuat perjanjian lagi dan pengarang akan memperoleh royalti lagi. Biasanya penerbit akan mengontak pengarang lagi untuk cetak ulang (karena bisa jadi pengarang tidak bersedia lagi dan mau pindah ke penerbit lain).

8. Dengan menggunakan softcopy naskah yang diberikan dalam bentuk ketikan Ms.Word tersebut, penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout serta membuat desain covernya. Desain cover bisa juga diajukan oleh pengarang bila pengarang juga seorang yang ahli dalam desain. Setelah desain cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak.


(16)

9. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yang diinginkan (misalnya: 5.000 buah buku).

10.Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk file pribadinya dan kemudian penerbit akan melakukan pembayaran kepada pengarang sesuai perjanjian yang telah disepakati/ditandatangani. Bila buku tersebut ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris (istri/ anaknya) dan seterusnya penerbit akan berurusan dengan ahli warisnya.

11.Penerbit akan menyebarkan buku tersebut ke toko buku untuk dibeli oleh masyarakat.

12.Perjanjian royalti adalah antara pengarang dan penerbit, sedangkan hak Cipta adalah hak pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan mendaftarkannya ke Departement Kehakiman & HAM, Direktorat Hak Cipta. Penerbit tidak mengurus hak cipta karena cak cipta adalah urusan pengarang (kecuali naskah tersebut telah dibeli oleh penerbit dan sepenuhnya menjadi hak milik penerbit).

Tidak banyak buku yang didaftarkan hak ciptanya oleh pengarang, biasanya buku-buku yang sangat terkenal atau buku yg bakal dibutuhkan terus yang didaftarkan hak ciptanya oleh pengarang.


(17)

2.4 Pengadaan Naskah

Penerbitan buku akan berjalan dengan lancar bila ada naskah. Naskah merupakan bahan baku penerbit yang utama. Naskah tentu saja ditulis oleh penulis atau pengarang. Dengan demikian, pengarang, naskah, dan penerbitan merupakan tiga bagian yang tak terpisahkan. Ketiganya merupakan degup jantung yang menghidupkan penerbit.

Penerbit harus mengetahui buku-buku apa saja yang dibutuhkan oleh pembaca, karena itu penerbit membutuhkan langkah-langkah yang berarti, dimana langkah yang pertama adalah mencari buku yang harus diterbitkan dalam bidangnya, contohnya adalah buku-buku sekolah dasar, maka dari itu buku yang dibutuhkan adalah buku banyak menunjang pelajaran , naskah yang ditulis harus dapat disesuiakan apabila terjadi penyempurnaan kurikulum, keluesan peyajian isi naskah perlu diperhatikan. Disatu segi kedalaman dan keluasan badan. Metodologi dan system evaluasinya harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku serta urutan penyajian bahan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Langkah kedua adalah mencari pengarang yang mampu menulis buku yang dimaksud. Menurut Paembonan (1990: 30) pengarang yang ditunjuk setidak-tidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Menguasai ilmu dan materi pelajaran yang akan di tulis.

2. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang psikologi belajar, didaktik, dan metodik pengajaran yang bersangkutan.

3. Memiliki pengalaman mengajar dalam mata pelajaran yang akan ditulisnya.


(18)

Akan tetapi, sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar penerbit, maka cara lama dengan menunggu naskah ini sudah mulai ditinggalkan. Penerbit sudah mulai gesit mencari gagasan dan mewujudkannya menjadi buku. Dalam badan penerbitan, tugas mengadakan naskah ini dibedakan kepada penyunting, khususnya penyunting pengadaan naskah.

Adapun yang harus diperhatikan dalam pengadaan naskah ini adalah sebagai berikut:

a. Sumber Naskah

Naskah yang terbaru harus dicari oleh seorang penyunting, ia dapat menemukan gagasan naskah melalui pameran buku, reuni, pertemuan antar pakar bidang ilmu tertentu dan lain sebagainya. Maka dicarilah penulis yang mampu menuangkan gagasannya itu dalam bentuk tertulis. Penulis dapat diketahui dari daftar nama pengarang yang sesuai dengan daftar penulis/pengarang yang dimiliki penerbit. Selain itu dapat pula dengan cara mencari pengrang buku sejenis yang telah beredar. Cara lain untuk mendapatkan naskah adalah penerbit melakukan sayembara mengarang ataupun menghubungi langsung orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan yang tertentu.

Penggunaan buku berbahasa asing dibutuhkan penerjemah naskah. Seorang penerjemah harus menguasai bahasa asing tersebut dengan baik. Penerbitan harus pandai memilih judul serta memilih penerjemah yang berkemampuan baik dan mendapatkan izin penerjemahan dari pemilik hak cipta buku yang asli.


(19)

b. Penilaian Naskah

Penyunting bertugas menentukan apakah sebuah naskah akan diterima untuk diterbitkan atau ditolak. Penyunting menilai naskah antara lain dari isinya, cakupannya, penyusunan isi, cara penyajian dan bahasa. Bila penyunting tidak dapat memberi penilain tentang isi dan cakupan naskah, maka ia dapat meminta bantuan seorang penelaah ataupun pakar dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan buku tersebut.

2.5 Penerbitan Buku Sekolah Dasar (SD)

Naskah buku sekolah harus ditangani secara khusus. Menurut Eneste (1995: 83) ciri buku sekolah harus meliputi:

1. Mengandung nilai/unsur pendidikan

2. Sesuai dengan kurikulum dan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang berlaku.

3. Dapat dipertanggungjawabkan isi dan materinya, dan 4. Disajikan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dalam mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, peranan dan ketersediaan buku-buku bermutu merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses pendidikan. Mutu buku tidak hanya diukur dari fisiknya, melainkan diukur dari kemampuan isi buku memenuhi tuntutan kurikulum yang berlaku dan kesesuaiannya dengan perkembangan disiplin buku yang terkandung didalamnya.

Titik tolak dari usaha untuk meningkatan mutu buku peranan naskah sebagai bahan awal penerbitan buku adalah sangat menentukan. Peranan penyunting yang profesional dituntut untuk mengolah naskah menjadi bentuk siap produk. Oleh karena itu penyunting harus memiliki pemahaman atas kurikulum,


(20)

yang diperlukan dalam proses pengolahan naskah. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik sorang penyunting harus kreatif, cermat, teliti, tekun dan sabar.

Agar buku pelajaran lebih menarik dan tidak menimbulkan kesan monoton, secara bertahap dilakukan penyempurnaan penampilan dan bentuk fisik buku pelajaran dengan memperhatikan ketentuan yang ada. Berdasarkan keperluan dan penggunaan buku disekolah dibedakan antara buku murid dengan buku guru. Untuk sekolah dasar buku murid dibuat tiap catur wulan, isi buku guru diharapakan jadi petunjuk bagaimana mengajarkan pokok-pokok bahasan dalam buku murid dan metodologi belajar pada umumnya.

Buku bacaan bagi anak sekolah dasar (SD) merupakan kebutuhan yang mendesak. Hal ini sejalan dengan program pemerintahan dalam meningkatkan kegemaran membaca anak Indonesia, yang terutama harus ditunjukan kepada anak-anak yang baru pandai membaca. Selain itu juga buku-buku mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam. Masa anak-anak yang berminat untuk pandai membaca merupakan saat yang tepat untuk diarahkan menanamkan dan mengembangkan kegemaran membaca yang tinggi. Oleh karena itu kepada mereka perlu disediakan buku bacaan yang cukup menarik baik dari segi isi, ilustrasi maupun cover serta jumlah yang memadai.

Karena buku bacaan anak sekolah dasar pada umumnya merupakan buku teks pelengkap bagi buku teks utama bidang studi yang terkait, maka secara khusus pula buku-buku itu harus merupakan perluasan dari pokok bahasan yang disajikan. Buku yang disedikan, dipilih yang telah memperoleh pengesahan untuk sekolah dasar dari DIRJEN DIKDASMEN (Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah)


(21)

Mempertimbangkan jumlah buku yang memenuhi syarat untuk dipakai disekolah dasar lebih banyak dari jumlah buku yang akan disediakan perlu adanya pertimbangan. Menurut Paembonan (1990: 40) Proses pemilihan buku di pertimbangkan hal-hal berikut:

a. Pertimbangan buku yang disediakan sekolah untuk semua bidang studi

b. Bidang studi atau mata pelajaran yang buku teks utamanya belum tersedia

c. Kesesuaian isi ilustrasi dan perwajahan buku yang sesusai untuk anak-anak sekolah dasar.

Pada umunya buku Sekolah Dasar (SD) dicetak dalam jumlah yang banyak karena dibeli dalam jumlah yang banyak sekaligus baik oleh pihak sekolah maupun perpustakaan sekolah. Buku sekolah dasar terdiri dari satu buku saja atau dalam beberapa jilid diharapkan buku-buku yang disesuaikan dengan jenjang bahan pelajaran. Dengan pemilihan buku yang tepat diharapkan buku-buku yang disediakan itu akan disenangi oleh anak-anak dan guru disekolah dasar.

2.6 Penyuntingan Naskah

Bagian penyuntingan merupakan inti sebuah penerbitan, karena fungsinya yang utama mengembangkan naskah, dibagian inilah bahan baku penerbitan yang berupa naskah diolah dan dipersiapkan sehingga naskah yang tadinya masih mentah menjadi siap dan layak terbit. Yang paling bertanggung jawab atas isi sebuah buku tentu pengarang, namun penerbit yang baik akan menerbitkan naskah yang seharusnya memerlukan penyuntingan atau belum layak terbit.


(22)

Pekerjaan penyuntingan naskah disebuah penerbitan yang besar terdiri dari:

1. Kontrak Penerbitan

Penerimaan naskah oleh penerbitan harus benar-benar hasil karya pengarang yang bersangkutan, bukan hasil jiplakan. Jaminan pengarang dalam hal ini sangat penting dan harus tertuang dalam kontrak penerbitan naskahnya. Kontrak atau surat perjanjian penerbitan itu harus ditanda tangani oleh pengrang dan pihak penerbit sebelum naskah tersebut diolah lebih lanjut.

2. Penyerahan Naskah

Naskah biasanya diserahkan oleh pengarang pada pihak penerbit dalam bentuk tertulis, ketikan maupun disket. Naskah diserahkan rangkap satu dan untuk pengarang biasanya memiliki arsipnya.

3. Ketaat Azasan

Naskah disebut taat asas bila penyajiannya mengikuti pola tertentu dengan tetap. Di indonesia belum ada pedoman yang mantap mengenai asasan sebuah naskah, namun sebagai patokan penerbit dapat berpedoman ejaan yang disempurnakan (EYD) terbitan pusat pengembangan dan pembinaan bahasa.

4. Tata Bahasa

Penggunaan bahasa yang baik dan benar merupakan syarat yang harus di penuhi oleh sebuah naskah. Kalimat yang mengungkapkan pesan pengarang harus dapat dipahami pembaca. Penyuntingan memberikan saran kepada penulis. sehingga naskah yang ada tidak hanya berbobot isinya namun baik bahasanya.


(23)

5. Kelengkapan Naskah

Naskah yang telah selesai, diserahkan oleh penyuntingan kegiatan produksi untuk dipersiapkan percetakannya menjadi buku.kelengkapan naskah terdiri dari:

a. Cover

b. Halaman Judul Utama c. Halaman Persembahan d. Kata Pengantar

e. Daftar Isi f. Tabel g. Ilustrasi h. Singkatan i. Lambang j. Catatan Kaki k. Daftar Pustaka l. Lampiran m. Indeks


(24)

2.7 Pendistribusian Buku

Dalam pendistribusian buku diperlukan kecermatan dan kesungguhan, sebuah buku yang hilang berarti seorang murid kehilangan kesempatan untuk membaca buku tersebut. Pola dan sistem pendistribusian buku yang selama ini telah berlaku bertujuan untuk menyalurkan buku secara efisien dan efektif, dilihat dari waktu yang diperlukan serta biaya.

Untuk meningkatkan pengawasan pendistribusian buku melibatkan bagian diharapkan agar buku dapat segera tiba di sekolah tepat pada waktunya dalam keadaan baik, dengan jumlah yang cukup, biaya yang murah dengan cara sederhana, sehingga mudah dipantau, dikendalikan dan dipertanggungjawabkan. Dengan tepat waktu buku tersebut sampai diharapkan buku tiba di sekolah pada awal tahun pelajaran.


(25)

BAB III

PROSES PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU SEKOLAH DASAR (SD) PADA PENERBITAN PT.MADJU MEDAN CIPTA

3.1 Gambaran Umum PT. Madju Medan Cipta

Pada mulanya PT. Madju Medan Cipta merupakan perusahaan berbentuk firma yang disebut Fa. Madju Medan Cipta didirikan pada bulan Februari 1949, disebuah ruangan yang berukuran 4x4 meter, terletak di pusat pasar, tempatnya di jalan Sutomo Medan. Pendirinya adalah Bapak H.M. Arbie. Aktivitas utama Fa. Madju Medan Cipta adalah mencetak dan menerbitkan buku-buku ilmu pengetahuan dan agama. Mesin yang dipakai saat itu adalah sebuah mesin cetak tangan “Gordon Double Folio” buatan Amerika, ditambah dengan peralatan yang sangat sederhana. Namun kini mesin-mesin tersebut sudah tidak di pergunakan lagi dan diabadikan menjadi benda bersejarah sebagai cikal bakal berdirinya Fa. Madju Medan Cipta.

Ternyata sambutan dari masyarakat terhadap buku-buku yang diterbitkan oleh Fa. Madju Medan Cipta terus meningkat sehingga kegiatan penerbitan buku-buku tersebut dikembangkan diantaranya dengan menerbitkan buku-buku-buku-buku SD dan SMP dalam berbagai mata pelajaran. Akibat peningkatan volume penerbitan, maka perusahaan menambah kapasitas mesin cetak dan memperluaskan ruangan kantor secara normal. Pada tahun 1956, Fa. Madju Medan Cipta menambah unit mesin cetak lengkap dengan peralatan yang secara otomatis di dalam berbagai ukuran yang diperlukan perusahaan. Untuk mengimbangi semakin besarnya permintaan buku-buku yang dibutuhkan masyakat dan demi kelancaran kegiatan


(26)

gedung percetakan “Letter Press” di jalan Amaliun No.1A Medan, serta menambah beberapa mesin cetak yang baru yang serba otomatis.

Pada tahun 1969 , pemimpin Fa. Madju Medan Cipta diundang oleh sebuah perusahaan mesin cetak di Amsterdam, Belanda untuk meninjau kemajuan dalam bidang percetakan di Eropa dan Jepang. Akibat peninjaun tersebut, perusahaan mendapatkan suatu dorongan untuk memodernisasikan percetakan dengan sistem teknis cetak yang mutakhir, yakni percetakan offset. Sekembalinya dari luar negeri, ide tersebut direalisir dengan mengimport langsung mesin cetak offset dari Eropa dan Jepang. Kegiatan tersebut mendapatkan respon yang positif dari pemerintahan melalui Departemen Keuangan yaitu dengan memberikan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) kepada Fa. Madju Medan Cipta dan pembebasan pajak perseroan dalam jangka waktu tertentu serta pungutan-pungutan lainnya. Kemudahan yang diberikan pemerintah diatas menjadi motivasi yang besar bagi perusahaan untuk memproduksi buku-buku sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dalam tahap pembangunan lima tahun dibidang pendidikan.

Sejalan dengan perkembangan Fa. Madju Medan yang semakin pesat maka perusahaan merasa perlu untuk menambah jumlah bangunan yang mendukung kegiatannya dengan mendirikan empat buah gedung yang berlokasi di Medan terdiri dari:

1. Sebuah gedung percetakan buku yang berlokasi di jalan Amaliun no.1.A dan di jalan Sm Raja no.25 Medan

2. Sebuah gedung yang berfungsi sebagai tempat kegiatan administrasi perusahaan (kantor pusat)


(27)

3. Sebuah toko buku Madju di jalan Sutomo P339 NO.341-342 Medan 4. Sebuah plaza di jalan SM. Raja NO.12 Medan

Dengan adanya tambahan mesin cetak, kini Fa. Madju Medan telah memiliki 25 buah mesin cetak Letter Press dan 10 mesin cetak dengan sistem offset. Dengan mesin tersebut perusahaan dapat mencetak dan menerbitkan buku-buku dalam jumlah yang besar serta mampu melayani setiap pesanan dengan cepat, rapi dan bermutu tinggi.dalam orientasi integrasinya dengan badan-badan lain, maka pemimpin Fa. Madju Medan ikut aktif dalam kegiatan forum bidang pendidikan, sosial, ekonomi lainnya, seperti menjadi anggota IKAPI (Ikatan Penerbitan Indonesia)

Untuk memperoleh modal dalam jumlah yang lebih besar serta memperluaskan kegiatan perusahaan dari persekutuan ke perseroan, maka Fa. Madju Medan diganti menjadi Madju Group Medan dengan status badan hukum PT.Madju Medan Cipta.

Madju Group Medan merupakan induk perusahaan yang memiliki enam anak perusahaan. Adapun jenis dan aktivitas dari anak perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. PT. Madju Medan Cipta adalah anak perusahaan Madju Group paling besar dan pertama berdiri, yang bergerak dalam bidang penerbitan sampai dengan penjualan buku. Adapun jenis buku yang diterbitkan adalah buku-buku SD, SLTP, SMU dan buku-buku-buku-buku umum.

b. CV. Sarana Grafika yang bergerak dalam bidang percetakaan baik dalam ukuran kecil maupun ukuran besar. Pada awalnya perusahaan ini didirikan


(28)

perusahaan ini juga mampu untuk mencari order cetakan ke perusahaan lain, seperti Telkom , BNI dan PTP

c. Yayasan Karya Wartawan yang bergerak dalam penerbitan suara kabar, yang diberikan nama Surat Kabar DOBRAK

d. CV. Gama Utama yang bergerak dalam bidang pertokoan berupa swalayan

e. CV. Karya Pribumi merupakan anak perusahaan Madju Medan Cipta yang bergerak dalam bidang kontrktor dan leveransir.

f. CV. Devi Plaza bergerak dibidang perhotelan.

3.2 Struktur Organisasi

Menurut hasil wawancara penulis dengan staf dan pengawai, bahwa struktur organisasi PT. Madju Medan Cipta adalah struktur organisasi bentuk line dan staf (the line and staf organization), dimana pemimpin yang mengendalikan dan bertanggung jawab atas kelancaran organisasi yaitu dalam penentuan tujuan penetapan” policy” (kebijaksanaan) dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini pimpinan dibantu oleh staf yang ahli dibandingkan masing-masing, yang bertugas membuat perencanaan, memberikan nasehat/usulan dan lain sebagainya. Oleh karena itu PT. Madju Medan Cipta sebagai anak perusahaan lansung memberikan pertanggung jawaban ( hasil kegiatan) sehari-hari kepada pimpinan PT. Madju Medan Cipta. Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan bagan struktur organisasi Madju Medan Cipta.


(29)

STRUKTUR ORGANISASI PT. MADJU MEDAN CIPTA

Gambar 1 : Struktur Organisasi PT. MADJU MEDAN CIPTA Sumber : PT. MADJU MEDAN CIPTA

Direktur Direktur Utama

Manager Operational

Ka. Percetakan Ka. Adm/Keuangan Manager Marketing

Staff Poss Press Staff

Accounting

Sales

Staff Administrasi


(30)

3.3 Pengadaan Naskah

Pembuatan buku untuk sekolah dasar harus ditangani secara khusus. Dalam naskah itu setidaknya mengandung unsur yang mendidik. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah isi dan materi nya dan disajikan dengan bahasa yang baik dan benar.

Naskah yang didapatkan penerbit dari pengarang biasanya berupa naskah mentah, dimana dituntut peranan penyunting dalam mengelolahnya menjadi sebuah buku yang layak terbit. Pada umumnya berdasarkan pengalaman yang ada PT. Madju Medan Cipta menulis buku pelajaran baru dapat dimulai kurang lebih setelah kurikulum dinyatakan belaku. Penulisan naskah buku tersebut juga memakan waktu lebih dari dua tahun, termasuk, menulis, mengeditan. Uji coba, penyempurnaan dan pengukuhan.

3.3.1 Sumber Naskah

Penyuntingan dalam mengadaan naskah selalu mencari gagasan yang terbaru untuk memasok naskah bagi penerbit. Ia harus memiliki cakrawala yang luas bergaul, dan banyak akal.

Sumber naskah dapat diperoleh melalui pengarang/penulis naskah. Urusan itu dapat dilakukan dengan bertatap muka langsung atau lewat telepon dan surat-menyurat. Naskah seorang penulis bisa saja ditolak penerbit dengan catatan jika naskah telah direvisi, penerbitan masih bersedia mempertimbangkan kembali. Penyunting naskah lah yang mengetahui kekurangan sebuah naskah, oleh karena itu penulis harus menyebut hal-hal berikut dalam surat yang dikirim ke penulis naskah.


(31)

1. Kelemahan Naskah

2. Perbaikan naskah itu agar direvisi sehingga layak terbit 3. Hal-hal yang perlu di tambahkan dan dikurangkan.

Selain menunggu datangnya naskah yang bersumber dari luar, penerbitan dapat mencari naskah secara aktif, hal ini dapat dilakukan dengan menemui calon penulis.

3.3.2 Penilaian Naskah

Dewan penyuntingan terdiri dari 8 orang selalu bersaing secara bersidang secara teratur untuk membahas naskah yang masuk atau gagasan menerbitkan sebuah buku. Dewan penyuntingan memerlukan masukan dari berbagai bagian di penerbit, karena dalam rapat dewan penyuntingan selalu diundang sejumlah kepala bagian, dan bagian penjualan dan penyuntingan mendapat masukan tentang kemungkinan pemasaran buku yang sedang dibicarakan, dan dari bagian produksi diperoleh infomasi tentang kemungkinan teknik pencetakan dan biaya produksi.

Semua informasi di atas akan melengkapi hasil penilaian penyuntingan naskah atau gagasan yang diajukan. Penyunting menilai naskah antara lain dari : isinya, cakupannya, penyusunan isi, cara penyajian dan bahasa. Bila penyuntingan tidak mampu memberi penilaian tentang isi dan cakupan naskah, ia dapat meminta bantuan seorang penelaah/pakar dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan naskah yang akan diterbitkan.


(32)

3.4 Penerbitan Buku Sekolah Dasar (SD)

Pada mulanya buku sekolah dicetak dalam jumlah banyak sesuai dengan permintaan pesanan pihak sekolah ataupun perpustakaan sekolah. Banyak faktor yang menentukan mutu pendidikan, walaupun belum ada penelitian khusus yang menentukan seberapa banyak peranan buku dalam mempengaruhi mutu pendidikan. Tetapi banyak yang mengakui bahwa buku yang tidak baik dapat merusak mutu pendidikan serta pembentukan pribadi anak.

PT. Madju Medan Cipta dalam menerbitkan buku untuk Sekolah Dasar (SD) selalu memperhatiakn rambu-rambu ditetapkan oleh pemerintah. Itulah sebabnya buku terbitannya banyak mendapatkan pengesahan dari Dirjen Dikdasmen. Adanya rambu-rambu dari pemerintahan mengenai buku Sekolah Dasar (SD), baik yang bersifat yuridis formal maupun teknis.dari segi yuridis formal yaitu UU sistem pendidikan Nasional no. 2 tahun 1989 tentang pengaturan buku sekolah pada pasal 39 yaitu:

1. Dari segi isi

2. Segi dasar (haluan negara dan kemanan nasioanl) 3. Bahasa

4. Fisik/grafika

Dengan di perbaharuinya peraturan /rambu-rambu dari Depdikbud, banyak membantu penyuntingan naskah buku sekolah. Penerbitan tidak akan sulit memperoleh pengesahan dari Dirjen Dikdasmen. Setelah memperoleh pengesahan dari Dirjen Dikdasmen tersebut tertentunya penerbit akan beruntung, dengan demikian buku itu akan digunakan di Sekolah Dasar (SD).


(33)

3.5 Penyuntingan dan Desain

Pada dasarnya, tugas seorang penyuntingan naskah adalah membuat naskah dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Jadinya naskah yang telah dibuat dan digarap oleh penulis buku itu harus diolah kembali oleh penyuntingan naskah sebelum sampai kepada pembaca. Untuk dapat melaksanakan penyuntingan naskah dengan baik, dewan penyuntingan PT. Madju Medan Cipta memeriksa hal-hal sebagai berikut:

1. Ejaan dan tata bahasa 2. Kebenaran fakta 3. Legalitas

4. Konsistensi 5. Gaya penulis 6. Desain

3.5.1 Ejaan dan tata bahasa

Tanpa menguasai ejaan, mustahil seseorang dapat menjadi penyunting naskah, karena dengan seluk-beluk ejaan seorang penyunting akan mampu memperbaiki naskah. Ejaan yang berlaku di perusahaan penerbitan adalah ejaan yang disempurnakan. Ejaan ini mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1972 dan direvisi tanggal 9 September 1987.

Jika ejaan menyangkut hal-hal elementer (penulisan huruf, kata, tanda baca dan sebagainya), karena tata bahasa berkaitan dengan masalah yang lebih kompleks dan rumit, yaitu menyangkut kata dan kalimat.


(34)

3.5.2 Kebenaran fakta

Selain dituntut untuk lebih teliti dan sabar, meskipun telah lelah, penyunting naskah harus tetap teliti dalam menyunting naskah setiap kata setiap kalimat. Jika seorang penyunting naskah lengah atau lalai dalam membaca suatu kata atau suatu kalimat akan tidak baik akibatnya. Dalam kenyataan tidak mungkin seorang penyuntingan naskah memeriksa data, fakta dan angka-angka yang akan disajikan dalam naskah, tetapi penyuntingan harus peka terhadap hal-hal yang meragukan kebenaran.

Untuk naskah Sekolah Dasar (SD) diperlukan ketelitian, karena naskah yang ada merupakan dasar seorang anak untuk mengetahui serta mempelajari dasar bidang ilmu pengetahuan, sehingga naskah yang ada tidak boleh asal jadi, karena biasanya penerbit memperoleh naskah dari guru Sekolah Dasar (SD), ataupun pengarang yang khusus dibidang buku Sekolah Dasar (SD) yang benar-benar telah memiliki keahlian pada bidang ilmu pengetahuan tertentu.

3.5.3 Legalitas

Penyuntingan biasanya menyeleksi setiap naskah yang akan diterbitkan. Dari segi mutu mungkin saja sebuah naskah sudah layak terbit, akan tetapi dari segi lain (seperti kemampuan) biasa saja naskah itu ditolak atau tidak layak terbit. Dalam hal ada rambu-rambu pemerintah yang perlu diperhatikan penyuntingan naskah yaitu mengenai hak cipta .

Sebelum sebuah naskah diterbitkan, hal-hal yang berkaitan dengan hak buku. Jika sebuah naskah tidak aman dari hak cipta, maka naskah tidak jadi diterbitkan atau di tangguhkan penerbitannya.


(35)

Hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta yaitu:

1. Naskah yang berbau plagiat (jiplakan) tidak layak terbit.

2. Pengalihan penerbit buku dari penerbit lain ke penerbit Madju harus ada bukti pengambilan hak penerbitan dari penerbitan lain tersebut.

3. Kutipan teks naskah harus ada sumbernya 4. Illustrasi /gambar harus ada sumbernya

5. Pemuatan foto seseorang harus seizin pemilik foto atau pemegang hak cipta foto.

6. Naskah penulis buku yang telah meninggal dapat diterbitkan bila ada izin dari ahli waris.

3.5.4 Konsistensi

Bahasa yang digunakan dalam sebuah buku SD sebaiknya konsisten dari awal sampai akhir, karena buku SD tidak boleh membingungkan murid yang membacanya. Konsistensi disini menyangkut hal yang antara lain: sistematika bab, jenis huruf nama, geografis (negara dan kota). Dengan bahasa yang konsistensi, naskah yang telah menjadi buku tersebut akan terlihat rapi dan tidak membingungkan pembacanya yaitu murid SD.


(36)

3.5.5 Gaya penulis.

Dalam menyunting naskah secara tidak langsung penyunting berfungsi membantu penulis naskah, penyunting bukanlah penulis naskah, jadi yang harus dikemukakan adalah gaya penulis naskah.

Setiap perubahan yang hendak dilakukan oleh penyunting harus di konsultasikan terlebih dengan penulis naskah, kecuali penulis menyerahkan seluruh perubahan kepada penyunting, barulah penyunting mengubah naskah menurut keinginannya.

3.5.6 Desain

Perancangan buku bertugas merancang keseluruhan buku, yaitu merancang bagian pendahuluan, isi buku, dan penyudah. Selain itu menentukan ukuran ukuran buku,jenis kertas, jenis dan ukuran huruf, rancangan sampul, cover, halaman judul, tata letak naskah, gambar dan tabel.

Dalam menentukan ukuran buku, perancang bekerja sama dengan penyunting. Penyunting memberikan informasi kepada perancang mengenai isi buku secara garis besar. Sehingga perancang dapat menentukan ukuran yang cocok untuk buku tersebut. Buku yang banyak tabel atau peta akan lebih baik jika ukurannya besar. Ukuran yang biasanya dipakai adalah ukuran A4 (210X297 mm) untuk ukuran buku yang kecil. Belakangan ini penerbit sengaja memiliki ukuran buku yang tidak standar dengan maksud menghindari pembijakan melalui photo copy. Buku berukuran A5 membuat pembajak merasa untung karena buku dapat difotocopy sekaligus menjadi satu halaman. Untuk menghindari hal itu, penerbit membuat bukunya berukuran sedikit lebih besar dari A5. Penerbit berharap hal ini


(37)

akan mengurangi pembajakan, meskipun biaya kertas untuk produksi buku sedikit bertambah.

Jenis kertas biasanya dipakai kertas yang cukup kuat dalam jangka lima tahun, penerbit memakai HVS 60 agar buku tidak cepat lusuh. Selaras dengan perkembangan kemampuan membaca murid/siswa maka huruf yang dipakai dalam buku teks utama ialah 14 poin untuk kelas satu sampai kelas tiga,dan 12 poin untuk kelas empat sampai kelas 6 SD. Ketebalan buku di tetapkan berkisar antara 60 sampai 100 halaman untuk murid SD, sedangkan buku pegangan guru tidak ditetapkan jumlah halaman bukunya.

3.6 Proses Pencetakan Buku

Proses cetak berarti usaha untuk memproduksi atau menyalin suatu original dengan menggunakan suatu alat/mesin atau secara umum dikatakan “mencetak”, selalu yang dimaksudkan ialah mencetak teks atau gambar.

Adapun proses dari pencetakan buku dapat dilihat dari gambar seperti dibawah ini:


(38)

Proses Pembuatan Buku

Gambar 2 :Skema Pembuatan Buku Sumber :PT. Madju Medan Cipta Persiapan Naskah

Koreksi Ketikan

Pembuatan Cover Buku

Setting dan Lay Out

Potret Montage

 

Plate Making

Cetak Isi Cover

 

Melipat

Memotong dan Menjilid Pengeleman


(39)

3.6.1 Persiapan naskah

1 Naskah yang diterbitkan diperoleh dari sumber naskah yaitu para pengarang baik individu maupun suatu team pengarang.

2 Hasil karangan tersebut diperiksa oleh redaksi perusahaan untuk dilakukan koreksi seperlunya terhadap isi naskah.

3 Proses selanjutnya naskah diperiksa oleh pimpinan perusahaan untuk dipelajari kelayakan terbitnya, baik menyangkut masalah materi, nilai ekonomis, prospek pemasarannya dan sekaligus untuk menentukan perencanaan produk, serta estimasi biaya yang diperlukan.

4 Bilamana naskah layak terbit, maka dilakukan proses pencetakan. 3.6.2 Pembuatan cover buku

1 Dari naskah yang telah disetujui pimpinan perusahaan maka dipersiapkan ilustrasi grafis wajah buku tersebut. Proses penyiapan ini dilakukan oleh bagian Grafika yang bertanggung jawab membuat cover. 2 Hasil rancangan disempurnakan dengan menggunakan bantuan

computer. 3.6.3 Setting dan LayOut

1 Naskah diketik atau dipindahkan ke dalam media pra cetak berupa lembaran kertas panjang yang berisi naskah, dengan menggunakan mesin Typesetting.

2 Lembaran hasil setting disusun sedemikian rupa sesuai dengan perancangan naskah, proses ini disebut dengan lay out.


(40)

3.6.4 Potret montage

1 Hasil foto positif disusun sedemikian rupa ke dalam lembaran Astralon. 2 Berikutnya hasil montage dipindahkan ke plate offset.

3.6.5 Plate making

Plate yang sudah selesai diserahkan ke bagian percetakan untuk dicetak. Jenis mesin yang digunakan untuk mencetak adalah mesin Offside Heidelberg.

3.6.6 Cetak isi cover dan melipat

Selesai proses melipat dilakukan proses menyusun kertas sesuai dengan urutannya dan setelah itu dilakukan pengeleman atau penjahitan naskah sehingga terbentuklah sebuah buku. Proses ini menggunakan mesin jilid.

3.6.7 Memotong dan menjilid

Buku-buku yang sudah terjilid rapi selanjutnya dipotong untuk mendapatkan buku yang rapi, pemotongan kertas dilakukan dengan menggunakan mesin Potong. Setelah itu buku siap untuk diberikan kepada pemesannya.


(41)

Ke 1 Pe Se kertas yan atas silind dilihat pad Pla aluminium (bi-logam yang di da Seperti ya

emudian car mbuatan Pl lembaran p ng merupak der karet of da gambar d

at-plat offse m. Plat-plat atau tri-log alam plat te ang terlihat p

ra proses pe lat

plat offset kan acuan c

ffset selama di bawah ini

Gambar 3 Sumber : P et biasanya t logam ga gam), kemu ersebut sud pada gamba

Gambar 4 :

ekerjaannya

adalah lem etak yang d a pelaksana i:

: Plat Offset PT. Madju Me

dibuat dar anda terdir udian plat t dah terdapat ar di bawah

Plat dimasuk

a dapat dilih

mbaran loga ditintai, kem aan cetak. U

edan Cipta ri kertas be ri dari dua tersebut dim t tulisan ata

ini:

kkan kesebuah

hat di bawah

am tipis at mudian plat Untuk lebih

erlapisan pla a atau tiga masukkan k au film dari

h mesin h ini: taupun lem t dipindahk h jelasnya astik, seng, a lapisan l

ke sebuah m i sebuah na

baran an ke dapat , atau ogam mesin askah.


(42)

Se harus mem suatu mes terlihat pa Bin kontak ya atau kanto cahaya ya Setelah d pelapisan

telah itu pl mpunyai ala sin bantu y ada gambar

ngkai peny ang sederha ong udara un ang umum a dimasukkan untuk kerta

at dapat be at mesin m ang bernam sebagai ber

Gambar 5 Sumber

yinaran berf ana dapat d

ntuk membu adalah lamp

ke alat pe as berlapisan

erfungsi unt maka dari itu

ma Alat pen rikut:

5: Alat Penyin : PT. Madju

fungsi untu dibuat denga uat kontaka pu ujung ara enyinaran n maksimal

tuk dijadika u plat terseb nyinaran Pl

naran Plat (Lem Medan Cipta

uk yang pe an menggun an yang dipe ang (lampu

plat selanju .

an sebuah b but dapat d at (Lemari mari Kontak) eka cahaya nakan lemb erlukan ini. busur) atau utnya dima buku, akan dibawa ke d

Kontak) se

oleh karen baran karet Sumber-su u lampu me

asukkan ke tetapi dalam eperti na itu spon umber rkuri. e unit


(43)

2 Pe

Ke dalam sek disalurkan kertas kun masukkan sebagai be mbuatan pl Gamb Sumb ertas berlap kali jalan. S n ke alat p

nstdruk (ar n ke dalam u

erikut:

at menjadi k

bar 6 : Unit pe ber : PT. Ma

pisan maks Setelah bak pelapis dan

rt paper) o unit pelapisa

Gambar Sumber

kertas

elapisan untuk adju Medan C

sinal dihasi kal kertas m

meninggal olahan mesi an kertas m

r 7 : Hasil dar r : PT. Madj

k kertas berlap Cipta lkan dalam melewati sil lkan mesin in. Kemudi maka hasilny ri plat ju Medan Cip

isan maksinal

m mesin pe linder peng

pembuatan ian itu plat ya dapat dili

ta

l

embuatan k gering, kem

n kertas se t yang sud ihat pada ga

kertas udian ebagai ah di ambar


(44)

Se mesin yan di bawah i

Setelah itu

telah itu ha ng berfungsi

ini:

u hasilnya ta

asil Plat ya i untuk men

Gambar 8 :M Sumber : PT

ampak sepe

ang terlihat ncetak hasil

Mesin Pembua T. Madju Med

erti berikut:

t di atas ak l dari plat m

atan kertas dan Cipta

kan dimasuk menjadi ker

ukkan ke d rtas yang te

dalam erlihat


(45)

3 Pe

Ke tersebut d sebagai be

4 Pe Se ini yang se mbuatan ke emudian ha dinamakan erikut: Gambar mbuatan co telah itu pe ering disebu

ertas menjad

asil yang a mesin lipa

r 9 : Mesin Li

over

embuatan co ut dengan m

Gambar

di berlipat-l

ada di atas at kombina

ipat Kombinas

overnya da mesin pembu

r 10: Mesin Pe lipat

dimasukka asi pisau d

si Pisau dan K

apat dilakuk uatan cover

embuatan Cov

an ke dalam dan kanton

Kantong.

kan dengan r.

ver

m mesin. M ng, dapat d

mesin di b Mesin dilihat


(46)

Maka hasi

5 Pe

Ke sampai de selanjutny

ilnya dapat

ngeleman b

emudian set engan lemb ya adalah lan

dilihat seba

buku

telah selesa baran-lemba ngkah peng

Gambar 11

agai berikut

ai semuanya aran kertas gleman buku

1 : Skema P :

a maka has dan pembu u. Dapat dil

Pengeleman

il dari plat uatan cover ihat skema

Buku

menjadi na r kemudian di bawah in

askah yang ni:


(47)

6 Pe Se atau perap

motongan b telah pemle pian dari buk

buku

eman selesa ku tersebut

Gam

ai maka lan dapat dilak

mbar 12 : Me

ngkah selan kukan sebag

esin potong

njutnya ada gai berikut in

alah pemoto ni:


(48)

Al yang dija elektronis Ad - Al - Al Contoh b berikut: Gam 3.7 Pendis Se dilakukan informasi Medan Ci buku Seko at pemoton alankan tan . dapun nama at potongan at potong k uku yang

mbar 13 : Cont

stribusian belum sebu

oleh pen mengenai pta memilik olah Dasar (

ngan kertas ngan samp

a – nama ala n kertas den kertas tiga si diterbitkan

toh salah satu

buku uah buku i nerbit adala buku baru ki toko buk (SD) terbita

ada bermac pai ke sist

at pemotong ngan tangan

isi

oleh PT.

buku yang di

itu sampai ah promosi u kepada to ku, serta swa

annya.

cam-macam tem potong

gan kertas a

Madju Me terbitkan oleh ke tangan i. Promosi oko buku. alayan buku

m dari mesin g yang dij

antara lain se

edan Cipta

h PT. Madju M

pembaca, dapat dil Dalam hai u sendiri un

n yang sede ijalankan s

ebagai berik

a adalah se

Medan Cipta

maka hal lakukan m i ini PT. M ntuk memas rhana secara kut : ebagai yang elalui Madju arkan


(49)

Peranan dan tanggung jawab penerbitan PT. Madju Medan Cipta sebagai dalam menyediakan buku serta peranan toko buku dalam menyaluran buku ke konsumen terus digalakkan. Dalam pendistribusian buku diperlukan kecermatan dan kesungguhan. Pola dan sistem pendistribusian buku yang selama ini berlaku bertujuan untuk menyalurkan buku secara efisien dan efektif. Ditinjau dari waktu yang diperlukan , biaya dan sebagainya.

Untuk melaksanakan pola distribusi yang terpadu sarana dan faktor pendukung organisasi dan program yang terpadu. Adanya depot buku yang berfungsi sebagai tempat pengolahan penyaluran buku. Biasanya penerbit membuat katalog pada saat pameran buku, dikirimkan ke perpustakaan dan ketempat–tempat lainnya yang ada kaitannya dengan infomasi buku melalui katalog tersebut. Calon pembaca mengenal buku baru dan buku lama yang di terbitkan penerbitan PT. Madju Medan Cipta.

Cara lain untuk membantu dalam pendistribusian buku adalah melalui resensi buku, resensi ini selanjutnya diarsipkan oleh bagian penyuntingan, dan dikirim ke pengarang serta bagian lainnya pada penerbit.

Pendistribusian buku pada PT.Madju Medan Cipta dilakukan oleh bagian marketing, yang telah memiliki program dan rencana kerja tersendiri, serta bertanggung jawab terhadap operasianal marketing, berikut menyusun laporan tahunan kegiatan pemasaran buku yang terdiri dari laporan konsep paling lambat 15 Januari tiap tahunnya berikut laporan resmi yaitu selambat-lambatnya tanggal 30 Januari tiap tahunnya. Selain itu bagian penjualan buku bertanggung jawab sepenuhnya atas perencanaan penjualan buku, penagihan piutang sampai dengan


(50)

Sehingga proses pendistribusian buku yang dilakukan oleh PT. Madju Medan Cipta berjalan dengan lancar karena adanya kerjasama yang baik antara bagian penjualan dan marketing.


(51)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari kertas karya ini adalah :

1. Pada penerbitan PT. Madju Medan Cipta proses penerbitan untuk Sekolah Dasar (SD) dilakukan dengan prosedur yang benar-benar memenuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Dirjen Dikdasmen, sehingga buku SD terbitan PT. Madju Medan Cipta tersebut banyak dipakai oleh Sekolah Dasar (SD) yang berada di Propinsi Sumatera Utara.

2. Penyunting pada sebuah penerbit merupakan inti dari sebuah penerbit, di mana fungsi utamanya adalah mengembangkan naskah. Dimana naskah mentah diolah dan dipersiapkan menjadi buku yang layak diterbitkan. 3. Peranan toko sebagai sarana untuk promosi dan pemasaran buku Sekolah

Dasar (SD) sangat menunjang kegiatan pendistribusian buku.

4. PT. Madju Medan Cipta mampu berkembang menjadi sebuah penerbit yang besar antara lain disebabkan buku-buku yang diterbitkan memiliki mutu yang baik, mengandung unsur pendidikan sesuai dengan kurikulum dan GBPP (Garis-Garis Besar Program Pendidikan) yang berlaku, dapat di pertanggung jawadkan secara ilmiah dan materinya serta disajikan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Adanya kerja sama yang baik serta saling menguntungkan dari pihak penulis/pengarang naskah ataupun penyunting pada penerbit PT. Madju Medan Cipta.


(52)

4.2 Saran

Hendaknya seorang penyunting memperhatikan/ mempertimbangkan: 1. Isi dan aspek teknis penyajian, seperti gagasan artikel, orisinil,

kelengkapan fakta, akurat, fakta dan tata bahasa yang dipakai.

2. Cadangan naskah untuk mengantisipasi perkembangan atau perubahan lebih lanjut.

     


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka.

Eneste, Pamusuk. 1995. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta : Penerbitan Obor .

Mansoor –Nicsolihin, Sofia. 1993. Pengantar Penerbitan :ITB.

Paembonan, Taya .1990 . Penerbitan dan Pengembangan Buku di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Purba, Manik .2011. Http ://visi mediapustaka.com/artikel-buku/prospek-penerbitan-buku-sejarah.html

Scheder , Georg. 1990 . Perihal Cetak Mencetak. Yogyakarta : Kanisius.


(1)

Al yang dija elektronis Ad - Al - Al Contoh b berikut: Gam 3.7 Pendis Se dilakukan informasi Medan Ci buku Seko at pemoton alankan tan . dapun nama at potongan at potong k uku yang

mbar 13 : Cont

stribusian belum sebu

oleh pen mengenai pta memilik olah Dasar (

ngan kertas ngan samp

a – nama ala n kertas den kertas tiga si diterbitkan

toh salah satu

buku uah buku i nerbit adala buku baru ki toko buk (SD) terbita

ada bermac pai ke sist

at pemotong ngan tangan

isi

oleh PT.

buku yang di

itu sampai ah promosi u kepada to ku, serta swa

annya.

cam-macam tem potong

gan kertas a

Madju Me terbitkan oleh ke tangan i. Promosi oko buku. alayan buku

m dari mesin g yang dij

antara lain se

edan Cipta

h PT. Madju M

pembaca, dapat dil Dalam hai u sendiri un

n yang sede ijalankan s

ebagai berik

a adalah se

Medan Cipta

maka hal lakukan m i ini PT. M ntuk memas rhana secara kut : ebagai yang elalui Madju arkan


(2)

Peranan dan tanggung jawab penerbitan PT. Madju Medan Cipta sebagai dalam menyediakan buku serta peranan toko buku dalam menyaluran buku ke konsumen terus digalakkan. Dalam pendistribusian buku diperlukan kecermatan dan kesungguhan. Pola dan sistem pendistribusian buku yang selama ini berlaku bertujuan untuk menyalurkan buku secara efisien dan efektif. Ditinjau dari waktu yang diperlukan , biaya dan sebagainya.

Untuk melaksanakan pola distribusi yang terpadu sarana dan faktor pendukung organisasi dan program yang terpadu. Adanya depot buku yang berfungsi sebagai tempat pengolahan penyaluran buku. Biasanya penerbit membuat katalog pada saat pameran buku, dikirimkan ke perpustakaan dan ketempat–tempat lainnya yang ada kaitannya dengan infomasi buku melalui katalog tersebut. Calon pembaca mengenal buku baru dan buku lama yang di terbitkan penerbitan PT. Madju Medan Cipta.

Cara lain untuk membantu dalam pendistribusian buku adalah melalui resensi buku, resensi ini selanjutnya diarsipkan oleh bagian penyuntingan, dan dikirim ke pengarang serta bagian lainnya pada penerbit.

Pendistribusian buku pada PT.Madju Medan Cipta dilakukan oleh bagian marketing, yang telah memiliki program dan rencana kerja tersendiri, serta bertanggung jawab terhadap operasianal marketing, berikut menyusun laporan tahunan kegiatan pemasaran buku yang terdiri dari laporan konsep paling lambat 15 Januari tiap tahunnya berikut laporan resmi yaitu selambat-lambatnya tanggal 30 Januari tiap tahunnya. Selain itu bagian penjualan buku bertanggung jawab sepenuhnya atas perencanaan penjualan buku, penagihan piutang sampai dengan penyetoran hasil penjualan buku ke kasir.


(3)

Sehingga proses pendistribusian buku yang dilakukan oleh PT. Madju Medan Cipta berjalan dengan lancar karena adanya kerjasama yang baik antara bagian penjualan dan marketing.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari kertas karya ini adalah :

1. Pada penerbitan PT. Madju Medan Cipta proses penerbitan untuk Sekolah Dasar (SD) dilakukan dengan prosedur yang benar-benar memenuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Dirjen Dikdasmen, sehingga buku SD terbitan PT. Madju Medan Cipta tersebut banyak dipakai oleh Sekolah Dasar (SD) yang berada di Propinsi Sumatera Utara.

2. Penyunting pada sebuah penerbit merupakan inti dari sebuah penerbit, di mana fungsi utamanya adalah mengembangkan naskah. Dimana naskah mentah diolah dan dipersiapkan menjadi buku yang layak diterbitkan. 3. Peranan toko sebagai sarana untuk promosi dan pemasaran buku Sekolah

Dasar (SD) sangat menunjang kegiatan pendistribusian buku.

4. PT. Madju Medan Cipta mampu berkembang menjadi sebuah penerbit yang besar antara lain disebabkan buku-buku yang diterbitkan memiliki mutu yang baik, mengandung unsur pendidikan sesuai dengan kurikulum dan GBPP (Garis-Garis Besar Program Pendidikan) yang berlaku, dapat di pertanggung jawadkan secara ilmiah dan materinya serta disajikan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Adanya kerja sama yang baik serta saling menguntungkan dari pihak penulis/pengarang naskah ataupun penyunting pada penerbit PT. Madju Medan Cipta.


(5)

4.2 Saran

Hendaknya seorang penyunting memperhatikan/ mempertimbangkan: 1. Isi dan aspek teknis penyajian, seperti gagasan artikel, orisinil,

kelengkapan fakta, akurat, fakta dan tata bahasa yang dipakai.

2. Cadangan naskah untuk mengantisipasi perkembangan atau perubahan lebih lanjut.

     


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka.

Eneste, Pamusuk. 1995. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta : Penerbitan Obor .

Mansoor –Nicsolihin, Sofia. 1993. Pengantar Penerbitan :ITB.

Paembonan, Taya .1990 . Penerbitan dan Pengembangan Buku di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Purba, Manik .2011. Http ://visi mediapustaka.com/artikel-buku/prospek-penerbitan-buku-sejarah.html

Scheder , Georg. 1990 . Perihal Cetak Mencetak. Yogyakarta : Kanisius.