Hipotesis Kedua Statistik Deskriptif
Erma Setiawati dan Nursiam
185
hitung d yang diperoleh dari hasil pengujian akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson dengan
tingkat kepercayaan 5. Jika dud4-du maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dan secara umum
tanda dalam pengujian autokorelasi adalah jika angka Durbin Watson dibawah -2 berarti ada autokorelasi
negatif, sedangkan diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi dan jika diatas +2 berarti ada autokorelasi
positif.
Pada hasil olahan data diatas terdapat nilai Durbin Watson sebesar 1,830. Pengambilan keputusan
pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan
du, dengan k = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel. Jika nilai Durbin Watson berada diantara nilai
du hingga 4-du berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Dalam penelitian ini karena nilai Durbin
Watson 1,830 terletak antara du dengan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. 4.3.4.Uji Heroskedastisitas
Pengujian asumsi heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser. Berdasarkan hasil olahan data diatas diketahui
bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikan semua variabel diatas 0,05, signifikansi variabel LnASET terhadap absolut residual sebesar
0,141 0,05, variabel PBV terhadap absolute residual sebesar 0,083 0,05, sedangkan variabel ROA terhadap
absolut residual sebesar 0,970 0,05 4.4.Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena jumlah variabel
independen yang digunakan untuk memprediksi variabel dependen lebih dari satu. Analisis regresi berganda
digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yaitu : Ukuran Perusahaan LnASET,
Pertumbuhan Perusahaan PBV, dan Profitabilitas Perusahaan ROA berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu Koefisien Respon Laba ERC. Pengujianhipotesis
Untuk melihat bukti adanya pengaruh atau tidak dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Regresi Berganda
Model Unstandardized
Coefficients Standardi
zed Coefficien
ts T
Sig. B
Std. Error Beta
Constant -.128
.200 -.636
.525 ROA
-.011 .003
-.252 -3.073
.002 PBV
-.009 .008
-.097 -1.175
.242 LnASET
.030 .015
.159 2.052
.042
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2014 Berdasarkan hasil olahan data diatas, maka terbentuk
persamaan regresi sebagai berikut : ERC =
-0,128 + 0,030 LnASET – 0,009 PBV – 0,011
ROA 4.5.Pembahasan
1.
Hipotesis Pertama
Besaran Perusahaan sebenarnya merupakan proksi dari keinformatifan harga. Perusahaan dengan
ukuran yang lebih besar memiliki inisiatif untuk mengungkapkan
lebih banyak
informasi bila
dibandingkan dengan Perusahaan yang ukurannya lebih kecil. Konsekuensinya, semakin informatif harga saham
maka semakin kecil pula muatan informasi
current earnings
. Setyaningtyas, 2009. Semakin banyak ketersediaan sumber informasi pada Perusahaan besar,
akan meningkatkan ERC dalam jangka panjang. Ukuran Perusahaan akan memberikan sinyal terhadap perolehan
laba yang juga sebagai representasi kandungan aktiva yang dimiliki Perusahaan.
Berdasarkan tabel
4.9 variabel
Ukuran Perusahaan LnASET menghasilkan p-
value
sebesar 0.042 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa Ukuran
Perusahaan LnASET berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba ERC dan berpengaruh positif terhadap
ERC. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan, maka Perusahaan dianggap
memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan Perusahaan kecil, yang konsekuensinya semakin
informatif harga saham maka semakin kecil muatan informasi
current earning
, semakin banyak ketersediaan sumber informasi pada Perusahaan besar, akan
meningkatkan Koefisien Respon Laba ERC dalam jangka panjang.