PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : TIAS RAMADIAWATI F0308085 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

I will try my utmost effort to achieve a good result and learn from the outstanding people. Life cannot be without a dream, especially when we are still young. Since my dream has began, I must endure it till the end, no matter how tough the road is, just calmly face it! My dream has started, I had to firmly tell myself. “Work hard! (Fighting!)” At the same time, I hope those who knows me, the friends that are familiar with me will support me, bless me. I will work hard! #Luhan

Nothing in the world is imposible #Tao

Kepada Mama dan Bapak yang paling aku sayangi Yang telah merawat dan membesarkan ku dengan penuh kasih sayang... Semua jerih payah yang telah kalian berikan kepadaku, tak akan pernah bisa aku balas. Hanya doa, kasih sayang, bakti sebagai seorang anak, dan rasa hormatku yang bisa aku berikan... dan Kepada Mas Rio dan Suma, saudara ku yang sangat aku sayangi Tak akan pernah sepi bersama kalian Kita bermain dan menghadapi kesulitan bersama... You’re the best brother for me

Terimakasih

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

nikmat-Nya, serta memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, atas nikmat hidup dan karunia yang telah diberikan.

2. Mama dan Bapak, yang telah merawat dan memberikan kasih sayang, cinta, dukungan, serta pengorbanan.

3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

5. Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku pembimbing skripsi, yang telah bersedia memberikan bantuan dan bimbingannya kepada penulis selama penyusunan skripsi.

6. Bu Murni, Pak Arief Lukman, Bu Falikhatun, Bu Kris, Bu Anny, Bu Tyas, Pak Hartoko, Pak Wartono, Pak Bandi, Pak Djoko, Pak Awd, Pak Eko, Pak Hanung, Pak Agung, Mas Iyok, dan semua dosen yang telah memberikan ilmu yang berharga, terimakasih atas bimbingannya selama 6. Bu Murni, Pak Arief Lukman, Bu Falikhatun, Bu Kris, Bu Anny, Bu Tyas, Pak Hartoko, Pak Wartono, Pak Bandi, Pak Djoko, Pak Awd, Pak Eko, Pak Hanung, Pak Agung, Mas Iyok, dan semua dosen yang telah memberikan ilmu yang berharga, terimakasih atas bimbingannya selama

8. Pak Man dan Pak Pur yang selalu menyapa dengan ceria setiap kali saya ke kampus, makasih ya pak atas doa-doanya untuk saya dan teman-teman.

9. Sodari Pika Ramanuningsih (a.k.a Pik-Pik), teman seperjuangan kompre&skripsi. Teman stress bersama, lembur bersama, belajar bersama, download film bersama, diusir dari perpus bersama, galau bersama&gila- gilaan bersama..tapi tetap aku tidak bisa melampaui kegilaanmu dje. Taruhlah dompet&uang pada 1 tempat yg sama nak dan gantilah gantungan kunci mu dengan gantungan yg lebih gede.

10. Meilitasari Budyaningtyas (a.k.a Nyet), ayoo kapan kita jalan-jalan ke Korea nyet??? Ke namsan tower, han river, jeju island, lotte world, makan dukbogi&yg paling penting Nonton Boyband!!haha. Agendakan beberapa tahun lagi, kita sudah janji lhoo.. semangat nabung ’45! Fighting!!!!^^

11. Mariska Asmaranita (a.k.a si Emak), orang paling waras di siLit PiTiK dan gak pernah ketinggalan gossip apapun..bakat alami jadi bisnis woman nih. Mak kalo nikah ntar saya tunggu “undangannya” yaa hehehe.

12. Condro (*gaya nunjuk ke atas #messi_style), komedian paling sukses se FE-UNS. Thx for lelucon dan film Warkopnya, sorry belum ditonton dje haha.

13. Rendy (“IP” Rumpun Woyoo Woyoo) omongan ra nggo tedeng aling- aling, mahasiswa yg rahasia kepintarannya ada di kaki. Thx banget sudah diajarin pelajaran yang saya tidak mudeng.

14. Endro, bos besar yg suka merendah, apa-apa punya, bisnis dimana-mana, hobi maen saham, sekarang sedang menggeluti bisnis kulinair..kurang apa cobaa?? Thx for traktirannya dan semoga bisnis-bisnisnya sukses terus ndro.

15. Eko “Kodok”, datang dari negara antah-berantah, satu2nya mahasiswa akuntansi yg kuliah untuk mencari ilmu. Pertahankan keunikanmu dok!!

“genjreng”an bisa dapet HP baru.

17. Ilham, artis korea yg nyasar di akuntansi, kapan-kapan minta download-an drama korea-nya lagee ham.

18. Kus, bosnya Mandiri sama juragan Bis, kekayaan 7 turunan tidak habis- habis. Kalau saya mein ke Bandung atau Surabaya diharapkan akomodasinya bos hehe.

19. Angga, masnya yang jago nari di Woyoo-Woyoo.

20. Andreas, kalau siang dipanggil derbi kalau malam deborah.

21. RUMPUN WOYOO-WOYOO....Terimakasih atas kenangan bersama, petualangan, kegembiraan, dan karaokean, berkat kalian saya lebih menikmati masa-masa kuliah. Kita selamanya adalah saudara dalam sebuah Rumpun! Meski anarkis, tapi kita adalah orang yang optimis, melankolis, dan romantis! Woyoo Woyoo Juooossshhh!!!

22. KD Sisters : Umi, Winda, Lina, Windi. Terimakasih atas kebersamaan, semangat, kejutan dan kado-kadonya temaaaann. Suatu saat kita harus reunian bareng yak ^^

23. Fatikong, Echa, Vivi, Powpow, Ditha, sahabat-sahabat saya yang baik dan keren “Uniq Roku”, terimakasih doa dan semangat yang diberikan.

24. Mita, Habib, Suryo & Nata, penghuni perpus meja pertama ruang skripsi hehe. Makasih ya teman-teman doanya, maaf tidak bisa menemani meeting dengan kalian di “kantor” lagi.

25. Nanda DMP alias “dudul”, rajanya jalan-jalan. Thx info pesawatnya.. Ayoo maen bareng dul, cari tiket promo yang paling murah! Tujuan ke Korea!! (pengen bangeettt T,T) Nanti kalau booking jangan ditinggal ye, kita nggembel bareng-bareng whahahaa.

26. Asfi “mbak Phia”, Erna “SuJu Holic”, Indah, Raras, Sinta, Cyren, Dea, Abe, Miko, Abi, Dion, Andhika, Adrian, Oki “serba tau”, Fauzi “Somat”, Dio “tukang ngece”, Vendy, Agung Ranyabar, Wiswis, dll...semua teman- teman Akuntansi kelas B, dan teman-teman FORMASI 08, terimakasih 26. Asfi “mbak Phia”, Erna “SuJu Holic”, Indah, Raras, Sinta, Cyren, Dea, Abe, Miko, Abi, Dion, Andhika, Adrian, Oki “serba tau”, Fauzi “Somat”, Dio “tukang ngece”, Vendy, Agung Ranyabar, Wiswis, dll...semua teman- teman Akuntansi kelas B, dan teman-teman FORMASI 08, terimakasih

28. My Beloved Bias!! 2PM & EXO, yang telah menemani saya selama mengerjakan skripsi ini dengan MV yang keren-keren dan lagu yang asik ^^ 정말 미남이시네요... 사랑해요

29. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih banyak atas semuanya.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2012

Penulis Tias Ramadiawati

1. Populasi ................................................... Error! Bookmark not defined.

2. Sampel ..................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Pengukuran Variabel ................................... Error! Bookmark not defined.

1. Variabel Dependen .................................. Error! Bookmark not defined.

2. Variabel Independen................................ Error! Bookmark not defined.

C. Metode Analisis Data .................................. Error! Bookmark not defined.

1. Statistik Deskriptif ................................... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .......... Error! Bookmark not defined.

3. Model Regresi ......................................... Error! Bookmark not defined. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........ Error! Bookmark not defined.

A. Hasil Pengumpulan Data ............................. Error! Bookmark not defined.

B. Statistik Deskriptif ...................................... Error! Bookmark not defined.

C. Uji Asumsi Klasik ....................................... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Multikolinieritas ................................ Error! Bookmark not defined.

2. Uji Heteroskedastisitas ............................ Error! Bookmark not defined.

3. Uji Autokorelasi ...................................... Error! Bookmark not defined.

4. Uji Normalitas ......................................... Error! Bookmark not defined.

D. Analisis Regresi .......................................... Error! Bookmark not defined.

1. Koefisien Determinasi (R 2 ) ..................... Error! Bookmark not defined.

2. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis ..... Error! Bookmark not defined. BAB V PENUTUP................................................ Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ..................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Keterbatasan ................................................ Error! Bookmark not defined.

C. Saran............................................................ Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.8

Tabel IV.1 Sampel Penelitian .............................................................................. 30 Tabel IV.2 Statistik Deskriptif ............................................................................. 30 Tabel IV.3 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 32 Tabel IV.4 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ................................. 34 Tabel IV.5 Hasil Uji Normalitas One-Sampel Kolmogorov Smirnov .................. 35 Tabel IV.6 Koefisien Determinasi Regresi .......................................................... 36 Tabel IV.7 Pengujian Model Regresi ................................................................... 37 Tabel IV.8 Uji Hipotesis ...................................................................................... 37

Gambar II.1 Diagram Sistematik Rerangka Teoritis ........................................... 19 Gambar IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 33

Lampiran I Tabel Nama Perusahaan ........................................................................... 48 Lampiran II Tabel Absolut Discretionary Accrual ....................................................... 49 Tabel Returns On Assets (ROA) .............................................................. 54 Tabel Debt to Total Assets (DTA) dan Ukuran Perusahaan (Ln_TA) ..... 59

Lampiran III Hasil Pengolahan SPSS ............................................................................ 62

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan alat komunikasi antara manajemen dengan pemilik. Terdapat tiga tujuan laporan keuangan dalam FASB, yaitu memberikan informasi kepada investor dan kreditor untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, membantu meramalkan arus kas masa depan perusahaan, dan menunjukkan posisi sumber daya dan perubahan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Laporan keuangan sebagai sumber informasi yang akan digunakan untuk membuat keputusan, diharapkan mampu memberikan gambaran kepada para pemakai tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga merupakan alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen (Schipper dan Vincent, 2003).

Laporan keuangan menyajikan informasi tentang sumber daya yang diperoleh perusahaan, penggunaan sumber daya tersebut, dan apa yang didapat dari penggunaan sumber daya. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Sesuai dengan tujuan laporan keuangan, yaitu untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan kepada para pengguna, Sesuai dengan tujuan laporan keuangan, yaitu untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan kepada para pengguna,

Perusahaan menunjukkan kinerja yang baik jika menggunakan dasar akrual. Penggunaan dasar akrual dianggap baik karena dapat mengatasi masalah waktu dan masalah matching yang melekat dalam arus kas, sehingga laba lebih mencerminkan pola kinerja perusahaan (Dechow, 1994). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) bahwa dasar akrual dapat menghasilkan indikator kinerja perusahaan secara lebih baik.

Akan tetapi, dasar akrual mengaburkan informasi dalam laporan keuangan. Kekaburan informasi tersebut diakibatkan dasar akrual yang rumit seiring dengan semakin kompleksnya transaksi bisnis, serta rentan terhadap tindakan manipulatif. Kondisi inilah yang memberikan kesempatan bagi manajer untuk melakukan manipulasi laba (Riduwan, 2011).

Adakalanya para pengguna laporan keuangan hanya melihat kuantitas, tetapi tidak melihat kualitas dari laba itu sendiri. Kualitas laba sangat dipengaruhi oleh perilaku manajemen dalam menyiapkan angka-angka dalam laporan keuangan. Abdullah (1999) dalam Rosiyana Dewi (2005) menyatakan bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang tidak mengandung penyimpangan dari fakta dalam proses pemerolehannya atau tidak bertentangan dengan prinsip yang Adakalanya para pengguna laporan keuangan hanya melihat kuantitas, tetapi tidak melihat kualitas dari laba itu sendiri. Kualitas laba sangat dipengaruhi oleh perilaku manajemen dalam menyiapkan angka-angka dalam laporan keuangan. Abdullah (1999) dalam Rosiyana Dewi (2005) menyatakan bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang tidak mengandung penyimpangan dari fakta dalam proses pemerolehannya atau tidak bertentangan dengan prinsip yang

Menurut Wijayanti (2006) informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya.

Kualitas laba merupakan salah satu topik yang menarik untuk diteliti dikarenakan laba, seperti yang kita ketahui, digunakan dalam pengambilan keputusan dan mencerminkan kinerja perusahaan. Tentunya, laba yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan adalah laba yang berkualitas baik. Prinsip akuntansi di Indonesia menghendaki agar perusahaan menggunakan dasar akrual dalam pelaporan keuangannya. Sebagaimana seperti yang telah disebutkan Kualitas laba merupakan salah satu topik yang menarik untuk diteliti dikarenakan laba, seperti yang kita ketahui, digunakan dalam pengambilan keputusan dan mencerminkan kinerja perusahaan. Tentunya, laba yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan adalah laba yang berkualitas baik. Prinsip akuntansi di Indonesia menghendaki agar perusahaan menggunakan dasar akrual dalam pelaporan keuangannya. Sebagaimana seperti yang telah disebutkan

Profitabilitas diproksikan dengan Return On Assets (ROA). ROA membandingkan antara laba bersih dengan total aset perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengam memanfaatkan aset yang dimilikinya. Prediksi mengenai profitabilitas di masa depan penting bagi investor maupun kreditor untuk menilai prospek perusahaan yang akan datang. Leverage diproksikan dengan Debt to Total Asset. DTA membandingkan antara total hutang dengan total aset perusahaan. Leverage menunjukkan sejauh mana sebuah perusahaan menggunakan hutang dari luar untuk membiayai operasional perusahaan. Ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma total aset. Ukuran perusahaan menunjukkan tingkat kedewasaan dan kestabilan perusahaan.

Tong dan Miao (2011) menggunakan profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap kualitas laba. Dalam penelitian tersebut, profitabilitas bepengaruh negatif terhadap absolute discretionary accrual , yang berarti berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Ukuran Tong dan Miao (2011) menggunakan profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap kualitas laba. Dalam penelitian tersebut, profitabilitas bepengaruh negatif terhadap absolute discretionary accrual , yang berarti berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Ukuran

Valipour dan Moradbeygi (2011) meneliti pengaruh debt to total assets terhadap kualitas laba, yang kemudian dibagi menjadi debt low dan debt high. Hasilnya menunjukkan bahwa debt to total asset berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas laba. Sedangkan ukuran perusahaan yang merupakan variabel kontrol berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laba.

Rachmawati dan Triatmoko (2007) melakukan analisis terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan leverage dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol, hasilnya menunjukkan bahwa leverage dan ukuran perusahaan masing-masing tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan Setiawati dan Marsono (2010) tentang pengaruh rasio CAMEL terhadap praktik manajemen laba, menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap discretionary accrual.

Penelitian ini mereplikasi penelitian Tong dan Miao (2011) yang berjudul “Are Dividends Associated with the Quality of Earnings ?”. Dalam penelitian Tong dan Miao, kualitas laba merupakan variabel dependen yang diukur menggunakan empat proksi, antara lain Absolute Discretionary Accrual yang menggunakan modified Jones model (1991), proksi kedua dan ketiga pemetaan akrual ke arus kas menggunakan model Dechow dan Dichev (2002), dan proksi yang keempat pengukurannya menggunakan market-based yang mencakup Penelitian ini mereplikasi penelitian Tong dan Miao (2011) yang berjudul “Are Dividends Associated with the Quality of Earnings ?”. Dalam penelitian Tong dan Miao, kualitas laba merupakan variabel dependen yang diukur menggunakan empat proksi, antara lain Absolute Discretionary Accrual yang menggunakan modified Jones model (1991), proksi kedua dan ketiga pemetaan akrual ke arus kas menggunakan model Dechow dan Dichev (2002), dan proksi yang keempat pengukurannya menggunakan market-based yang mencakup

Penelitian tersebut juga menggunakan beberapa variabel kontrol, mencakup ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas. Ukuran perusahaan diukur menggunakan total aset (SIZE), pertumbuhan perusahaan dengan rasio book-to-market (BTM) dan pertumbuhan penjualan (GROWTH), sedangkan profitabilitas untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan returns on assets (ROA). Variabel kontrol lainnya yang digunakan antara lain umur perusahaan (AGE), rasio retained earnings to total assets (RE) untuk mengontrol tingkat kedewasaan perusahaan. Variabel debt or equity capital (FIN) untuk mengontrol insentif keuangan. Variabel resiko litigasi berdasarkan klasifikasi industri (LIT) untuk mengontrol dampak litigasi yang diperkirakan. Rasio debt to equity (LEV) untuk mengontrol dampak leverage terhadap kualitas laba. Variabel penyebaran kepemilikan (OWNER) untuk mengontrol dampak penyebaran kepemilikan pada kualitas pelaporan. Selain itu terdapat pula karakteristik perusahaan, antara lain operating cycle (OC), jumlah industri (N_SIC), capital intensity (CAPITAL), indeks Hefindahl-Hershman (H_INDEX), standar deviasi arus kas dari aktivitas operasional (CFO_STD), dan kepemilikan institusional (INST).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tong dan Miao (2011) adalah sebagai berikut : Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tong dan Miao (2011) adalah sebagai berikut :

2. Penelitian ini menggunakan profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen, dan tidak menggunakan variabel kontrol. Sedangkan Tong dan Miao menggunakan status pembayaran dividen sebagai variabel independen, serta menggunakan beberapa variabel kontrol.

3. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur di Indonesia, khususnya sektor aneka industri periode 2007-2010. Sementara Tong dan Miao dengan sampel perusahaan di Amerika kecuali industri jasa keuangan, periode 1988-2004.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage , dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka judul dalam penelitian ini adalah : “PENGARUH PROFITABILITAS,

TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)”.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah apakah profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba, yang diproksikan menggunakan absolute discretionary accrual.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Manajemen Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan laba dalam laporan keuangan. Karena informasi mengenai laba merupakan informasi yang penting dan ditunggu oleh banyak pihak, maka diharapkan manajemen dapat meningkatkan kualitas laba menjadi lebih baik.

3. Bagi Investor dan Kreditor Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kualitas laba yang dilaporkan.

4. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan kualitas laba.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Keagenan

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu atau lebih principal memberi wewenang dan otoritas kepada agent untuk melakukan kepentingan principals. Principal dalam teori keagenan merupakan pemilik perusahaan atau pemegang saham, sedangkan agent merupakan pihak yang diberi wewenang untuk mengelola perusahaan (manajer). Principal berkewajiban untuk menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasional perusahaan. Manajer berkewajiban untuk mengelola kekayaan perusahaan agar nilai perusahaan meningkat. Sebagai imbalannya, manajer akan memperoleh gaji, bonus, atau kompensasi lainnya.

Manajer yang diangkat oleh pemegang saham bertugas untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Akan tetapi, antara manajer dan pemegang saham sering terjadi konflik karena perbedaan kepentingan. Manajer cenderung mempunyai kepentingan pribadi, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri.

Bentuk konflik kepentingan antara manajer dan stockholders menurut Jensen dan Meckling (1976) adalah adanya agency cost. Untuk meyakinkan bahwa agen akan membuat keputusan sesuai dengan harapan pemilik, dibutuhkan biaya, sehingga muncullah biaya keagenan.

dan mewujudkan tujuan pemegang saham, yaitu untuk meningkatkan laba, sehingga pembagian dividen bagi para manajer akan naik.

Informasi yang terdapat dalam teori agensi digunakan untuk pengambilan keputusan, dan untuk mengevaluasi dan membagi hasil sesuai kontrak kerja antara pemegang saham dan manajer. Hal ini memotivasi manajer untuk berusaha seoptimal mungkin dan menyajikan laporan akuntansi sesuai dengan harapan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham kepada manajer.

B. Kualitas Laba

Tujuan laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia adalah menyajikan informasi keuangan suatu perusahaan, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh pemakai (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, SAK). Agar informasi dalam laporan keuangan dapat digunakan, maka laporan keuangan tersebut harus memenuhi karakteristik kualitas laporan keuangan. Karakteristik kualitatif dalam rerangka dasar IFRS, antara lain terdiri dari relevance, faithful representation, comparability, verifiability, time lines , dan understandability.

Seperti yang telah disebutkan diatas, salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah relevansi (relevance), yang terdiri dari predictive value dan confirmatory value. Informasi dalam laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomis pengguna.

kriterianya adalah mempunyai nilai prediksi (predictive value), dimana laporan keuangan diharapkan mampu memberikan gambaran kepada para pengguna tentang kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, untuk mengurangi ketidakpastian. Informasi tentang laba merupakan informasi yang mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, agar laba dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, maka laba harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. laba yang memenuhi karakteristik kualitatif merupakan laba yang berkualitas.

Penelitian tentang kualitas laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Tong dan Miao (2011). Dalam penelitian Tonag dan Miao dengan judul “Are Dividends Associated with the Quality of Earnings? ” tersebut kualitas laba yang baik mengandung tiga karakteristik, yaitu menggambarkan kinerja perusahaan saat ini secara akurat, menyajikan indikator yang baik tentang kinerja operasional perusahaan di masa depan, dan menyajikan pengukuran untuk menilai nilai perusahaan.

Kualitas laba dalam penelitian Tong dan Miao (2011) diukur menggunakan empat macam proksi, antara lain Discretionary Accrual yang menggunakan modified Jones model (1991), proksi kedua dan ketiga pemetaan akrual ke arus kas menggunakan model Dechow dan Dichev (2002), dan proksi yang keempat pengukurannya menggunakan market-based yang mencakup kemampuan laba untuk menjelaskan variasi pada tingkat pengembalian.

antara kedekatan laba yang dilaporkan dengan Hicksian Income. Hicksian income merupakan jumlah yang dapat digunakan dalam satu periode, dengan menjaga kemampuan perusahaan pada awal dan akhir periode tetap sama. Schipper dan Vincent (2003) dalam Bandi (2007) membedakan konstruk kualitas laba yang tergantung pada kedua perlakuan akuntansi dan peristiwa dan transaksi yang mendasari (yakni, ekonomika dari model bisnis yang secara signifikan menurunkan kemampuan rediktif laba) dan yang tergantung utamanya atau keseluruhannya pada perlakuan akuntansi (yakni, menyelaraskan smoothing) dan diskresionari atau akrual abnormal merupakan penomena). Konstruk kualitas laba yang digunakan oleh Schipper dan Vincent adalah (1) properti runtut waktu dari laba; (2) karakteristik kualitatif pilihan dalam kerangka konseptual FASB; (3) hubungan antara laba, kas, dan akrual; dan (4) keputusan implementasi.

Menurut Dechow et al (2010) kualitas laba yang tinggi memberikan informasi lebih tentang kinerja keuangan perusahaan yang relevan atas keputusan yang diambil oleh pengguna. Dalam penelitian tersebut terdapat tiga hal yang harus diperhatikan tentang kualitas laba. Pertama kualitas laba tergantung pada relevansi pengambilan keputusan. Kualitas laba didefinisikan hanya dalam konteks keputusan tertentu. Kedua, kualitas pelaporan laba tergantung pada keinformatifannya tentang kinerja keuangan perusahaan. Ketiga, kualitas laba ditentukan oleh relevansi kinerja keuangan yang mendasari sebuah keputusan dan kemampuan sistem akuntansi untuk mengukur kinerja. Berdasarkan pengertian atas kualitas laba tersebut menunjukkan bahwa kualitas dapat dievaluasi

keuangan. Penman dan Zhang (2002) mendefinisikan kualitas laba berasal dari perubahan tingkat konservatisma perusahaan melewati satu periode waktu. Laba yang dilaporkan memiliki kualitas yang baik jika merupakan indikator yang baik bagi laba masa depan yang diperkirakan, dari informasi yang tersedia. Berdasarkan penelitian tersebut, laba yang berkualitas baik merupakan laba yang berkelanjutan (sustainable earnings), yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya. Sedangkan laba yang tidak berkelanjutan yang dihasilkan oleh perlakuan akuntansi merupakan laba yang berkualitas buruk.

Sedangkan menurut Chandrarin (2003) laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian di dalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

C. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba

Penilaian profitabilitas perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, investor, pemerintah maupun pihak lain yang berkepentingan. Untuk mengetahui profitabilitas perusahaan dilakukan dengan menganalisis rasio laporan keuangan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk memprediksi penerimaan (deviden dan bunga) yang akan diperoleh investor, karena pendapatan investor tergantung dari jumlah laba yang diperoleh perusahaan.

Return On Assets sebagai salah satu proksi untuk menilai profitabilitas perusahaan. Rasio ROA yang rendah akan lebih memotivasi perusahaan untuk cenderung meningkatkan laba, sehingga dengan adanya manipulasi laba tersebut dapat menyebabkan laba yang sebenarnya tidak nampak dan kualitas laba perusahaan menurun.

Hasibuan (2004) dalam Rindy dan Dharma (2010), Return on Assets (ROA) adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. Return on Assets digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimiliki. Return on Assets dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset perusahaan. ROA yang positif menunjukkan bahwa total aset yang digunakan untuk operasional perusahaan mampu memberi laba bagi perusahaan. Sedangkan ROA negatif menunjukkan dari penggunaan aset perusahaan mengalami kerugian.

Rasio ROA yang rendah akan lebih memotivasi perusahaan untuk cenderung meningkatkan labanya, sehingga dengan adanya manipulasi tersebut dapat menyebabkan laba yang sebenarnya tidak nampak. Oleh karena itu, dalam perusahaan yang mempuyai profitabilitas tinggi sekalipun, kualitas labanya belum tentu baik, hal itu dikarenakan manajemen telah melakukan manipulasi atas laba perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan Degeorge et ell (2005), dengan menggunakan returns on assets sebagai variabel kontrol, menunjukkan bahwa Dalam penelitian yang dilakukan Degeorge et ell (2005), dengan menggunakan returns on assets sebagai variabel kontrol, menunjukkan bahwa

H 1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.

D. Pengaruh Leverage Terhadap Kualitas Laba

Leverage menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang (Putri Sibarani, 2009). Rasio leverage dapat dibedakan menjadi debt to total asset ratio, debt to equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage , dan cash return on sales.

Penelitian ini menggunakan rasio debt to total asset untuk mengukur leverage . Debt to total assets adalah rasio yang mengukur seberapa besar jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total aset perusahaan. Jika semakin besar persentasenya, maka semakin besar pula risiko yang akan ditanggung perusahaan karena tidak mampu melunasi hutang.

Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi cenderung memanipulasi laba yaitu dengan melakukan manajemen laba. Menurut Solechan (2009), dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan kepada manajer memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba (earning) yang diinginkan, sehingga menyebabkan rendahnya kualitas laba yang sebenarnya.

Valipour dan Moradbeygi (2011), manipulasi laba dilakukan untuk menghindari terjadinya pelanggaran perjanjian hutang dengan kreditur dan untuk menampilkan gambaran perusahaan yang diinginkan untuk mengurangi komitmen terhadap kontrak. Perusahaan yang melakukan manipulasi laba cenderung melakukan income maximation agar laba pada periode sekarang menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya (Solechan, 2009).

Selain itu, Jang, Sugiarto dan Siagian (2007) menyatakan bahwa besarnya leverage perusahaan juga menyebabkan para investor menjadi kurang percaya terhadap laba yang dipublikasikan oleh perusahaan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan respon pasar menjadi relatif rendah. Respon pasar yang rendah pada akhirnya akan mencerminkan bahwa laba suatu perusahaan kurang atau tidak berkualitas. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan bagi para pemakainya seperti investor dan kreditor (Siallagan dan Machfoedz, 2006).

Tong dan Miao (2011) dalam penelitiannya tentang kualitas laba, dengan leverage sebagai variabel kontrol menunjukkan bahwa leverage bernilai negatif, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Namun dalam penelitian Valipour dan Moradbeygi (2011), menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas laba. Degeorge et all (2005) juga menyatakan bahwa leverage menunjukkan pengaruh signifikan positif terhadap absolute discretionary accrual , berarti menunjukkan bahwa leverage berpengaruh Tong dan Miao (2011) dalam penelitiannya tentang kualitas laba, dengan leverage sebagai variabel kontrol menunjukkan bahwa leverage bernilai negatif, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Namun dalam penelitian Valipour dan Moradbeygi (2011), menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas laba. Degeorge et all (2005) juga menyatakan bahwa leverage menunjukkan pengaruh signifikan positif terhadap absolute discretionary accrual , berarti menunjukkan bahwa leverage berpengaruh

H 2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.

E. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas laba

Dalam penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007), ukuran perusahaan yang relatif besar dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, hal tersebut membuat masyarakat bersedia membayar lebih mahal untuk mendapatkan saham perusahaan karena akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan.

Perusahaan berukuran kecil lebih banyak melakukan manajemen laba untuk menghindari pelaporan kerugian dari pada perusahaan menengah atau besar. Hal itu dikarenakan perusahaan berukuran besar mempunyai sistem pengandalian internal yang lebih baik, dan mempunyai auditor internal yang lebih kompeten dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sistem pengendalian internal yang efektif memberikan kontribusi terhadap keandalan informasi keuangan yang diungkapkan kepada pengguna (Kim et al, 2003).

Semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin kecil kemungkinan dapat dilaksanakannya manajemen laba. Oleh karena itu, perusahaan yang berukuran besar, lebih mungkin untuk merancang dan memelihara sistem pengendalian internal yang lebih baik dan lebih efektif daripada perusahaan yang berukuran kecil, hal itu mengurangi kemungkinan manipulasi laba. Sehingga akan meningkatkan kualitas laba perusahaan.

(2009), perusahaan yang berukuran besar secara politis lebih sensitif dan cenderung untuk menarik perhatian politik yang lebih tinggi, daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung menghadapi biaya politis (political cost) yang lebih besar dan menghindari manipulasi laba karena perusahaan besar lebih banyak diamati oleh publik (pihak luar), baik oleh analis keuangan maupun investor. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan akan mempengaruhi stabilitas laba, dengan implikasi bahwa perusahaan berukuran besar kurang memerlukan manajemen laba karena perusahaan besar memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan diversifikasi risiko dan menstabilkan pertumbuhan perusahaan yang mengarah ke aliran laba yang lebih stabil (Sun dan Rath, 2009).

Ukuran Perusahaan dapat diukur dengan beberapa proksi, antara lain aset, penjualan, jumlah pekerja dan nilai tambah (value added). Indriani (2005) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007), menyatakan bahwa, suatu perusahaan yang mempunyai aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan, artinya perusahaan telah menghasilkan arus kas yang positif dan mempunyai prospek yang baik dalam jangka panjang. Perusahaan yang mempunyai aset besar, juga mencerminkan bahwa perusahaan tersebut lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dari pada perusahaan yang mempunyai aset yang lebih sedikit.

Dalam penelitian Tong dan Miao (2011), menggunakan logaritma total aset sebagai proksi ukuran perusahaan. Dalam penelitian tersebut, menunjukkan

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

H 3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas laba.

F. Diagram Sistematis Rerangka Teoritis

Penelitian ini mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas laba. Berdasarkan hipotesis yang telah disusun diatas, maka penulis dapat menggambarkan rerangka teoritis penelitian sebagai berikut :

Gambar II.1 Diagram Sistematik Rerangka Teoritis

Diagram sistematik rerangka teoritis diatas menjelaskan tentang pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba. Profitabilitas (ROA) dihipotesiskan berpengaruh negatif terhadap kualitas laba Degeorge et al (2005). Perusahaan yang mempuyai profitabilitas tinggi, kualitas labanya belum tentu baik, hal itu dapat dikarenakan laba yang dilaporkan bukan merupakan laba yang sebenarnya. Manajemen mungkin telah melakukan manipulasi atas laba perusahaan. Rasio ROA yang rendah akan lebih memotivasi

H 1 Profitabilitas - (ROA)

Leverage (DTA)

Kualitas Laba

Ukuran Perusahaan (Ln_TA) Ukuran Perusahaan (Ln_TA)

Leverage (DTA) dihipotesiskan berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, karena perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kecenderungan memanipulasi laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang dengan kreditur (Valipour dan Moradbeygi, 2011). Hal itu dilakukan untuk memberikan gambaran perusahaan yang diinginkan.

Ukuran perusahaan (Ln_TA) dihipotesiskan berpengaruh positif terhadap kualitas laba (Tong dan Miao, 2011). Hal itu dikarenakan perusahaan berukuran besar mempunyai sistem pengandalian internal yang lebih baik, dan mempunyai auditor internal yang lebih kompeten (Kim et al, 2003). Selain itu, menurut Watts dan Zimmerman (1978) dalam Sun dan Rath (2009), perusahaan yang berukuran besar secara politis lebih sensitif dan cenderung untuk menarik perhatian politik yang lebih tinggi. Sehingga perusahaan besar akan cenderung menghindari manipulasi laba.

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor aneka industri (Miscellaneous Industry) periode 2007-2010. Populasi diambil berdasarkan data perusahaan yang terdapat dalam factbook. Aneka industri yaitu sektor industri dengan perusahaan yang bergerak di berbagai jenis industri, diantaranya terdiri dari industri otomotif, tekstil dan garment, sepatu, kabel, dan elektronik.

Penulis menggunakan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini dikarenakan daya serap pasar terhadap produk-produk perusahaan manufaktur semakin meningkat, serta besarnya usaha untuk menarik investor yang dilakukan pemerintah. Selain itu, setiap emiten dalam perusahaan manufaktur memiliki karakteristik yang sama, sehingga informasi yang dikeluarkan oleh setiap perusahaan memiliki karakteristik yang sama. Hal ini berbeda dengan informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang termasuk dalam sektor keuangan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2000). Dalam menentuan jumlah sampel yang digunakan, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode purposif sampling dengan tujuan Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2000). Dalam menentuan jumlah sampel yang digunakan, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode purposif sampling dengan tujuan

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor aneka industri (miscellaneous industry), periode 2007-2010.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan selama tahun 2007- 2010.

c. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.

d. Perusahaan yang memiliki Debt to Total Asset kurang dari 1. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 109 sampel.

B. Pengukuran Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Tong dan Miao (2011), yaitu Kualitas Laba (earnings quality ), dengan menggunakan Absolute Discretionary Accruals sebagai proksi kualitas laba yang diukur dengan Modified Jones Model.

Keterangan :

TACC = Total akrual ASSET = Rata-rata total aset

ΔAR

PPE = Proporty, Plant, and Equipment β 0 ,β 1 ,β 2 ,β 3 = Koefisien Regresi

= Regression Residual

Total akrual diperoleh dari selisih antara laba bersih dengan arus kas dari kegiatan operasional, kemudian semua variabel diatas dibagi dengan rata-rata total aset. Melalui persamaan diatas akan diperoleh nilai residual regresi (RES). Nilai residual itulah yang diabsolutkan menjadi Absolute Discretionary Accrual, yang akan diregresikan dengan variabel independen.

2. Variabel Independen

a. Profitabilitas Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan Return on Assets menggambarkan menunjukkan tingkat pengembalian perusahaan, yang mengacu pada penelitian Tong dan Miao (2011). Return on Assets digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimiliki. Rasio ROA dirumuskan sebagai berikut :

b. Leverage Leverage diproksikan dengan Debt to Total Asset ratio. Rasio ini sesuai dengan rasio pada penelitian yang dilakukan oleh Valipour dan Moradbeygi (2011) untuk mengukur proksi debt financing. Debt to b. Leverage Leverage diproksikan dengan Debt to Total Asset ratio. Rasio ini sesuai dengan rasio pada penelitian yang dilakukan oleh Valipour dan Moradbeygi (2011) untuk mengukur proksi debt financing. Debt to

c. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dinilai dari besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan itu. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, semakin kecil kemungkinan dilaksanakan manipulasi laba. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan nilai logaritma dari total aset, yang mengacu pada penelitian Tong dan Miao (2011). Ukuran perusahaan diformulasikan sebagai berikut :

Size = Logaritma Total Assets

C. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan uji penyimpangan asumsi klasik dan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian statistik deskriptif. Statistik deskriptif meliputi nilai minimum, maximum, mean, serta standar deviasi yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang menjadi sampel dalam penelitian.

2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Model regresi yang baik adalah model yang lolos dari semua uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi :

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya keterkaitan hubungan antara variabel independen (spss). Penelitian yang mengandung multikolinearitas mempengaruhi hasil penelitian sehingga penelitian menjadi tidak berfungsi. Multikolinearitas dideteksi dengan penghitungan Variance Inflation Factors (VIF) dan nilai Tolerance. Semakin besar nilai VIF maka semakin tinggi kolinearitas antar variabel independen.

b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan penyebaran titik data populasi yang berbeda pada regresi. Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.

Sedangkan

jika

berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam penelitian ini, digunakan pengujian yaitu dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terkait yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila titik-titik yang terdapat dalam grafik Scatterplot tersebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.

Pengujian autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Nilai Durbin Watson dibandingkan dengan nilai pada tabel Durbin Watson, dengan signifikansi 5%, berdasarkan jumlah sampel (N) dengan variabel independennya (k). Apabila nilai Durbin Watson lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari 4-du, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

d. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005), uji normalitas data dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran dan distribusi normal. Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan uji Kormogolov-Smirnov. Dengan uji ini, diketahui apakah sampel terdistribusi secara normal. Kriteria pengujian dengan dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi 5%. Jika ρ > 0,05 maka data terdistribusi secara normal, dan jika ρ < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal.