Makrofauna Uret TINJAUAN PUSTAKA

memasuki puncak kemarau, hingga keluar menjadi serangga dewasa di bulan Oktober atau apabila curah hujan mulai meningkat kembali. Serangga dewasa praktis hidup hanya untuk kawin dan bertelur saja Wikipedia, 2015. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Iftitah dkk. 2005 Aktivitas organisme tanah bervariasi, mulai dari sebagian besar penghancuran sisa tumbuhan oleh insekta dan cacing tanah sampai dekomposisi total sisa tumbuhan oleh organisme yang lebih kecil seperti bakteri, fungi, dan Actinomycetes. Keberadaan makrofauna tanah yang berperan sebagai dekomposer diduga berhubungan erat dengan kandungan bahan organik tanaman. Penelitian Iftitah dkk. 2005 menunjukkan bahwa kandungan C- organik tertinggi selama perlakuan dekomposisi awal-hari ke-20 terdapat pada perlakuan CU cacing + uret. Hal ini dapat diartikan bahwa karbon yang terurai lebih banyak dan dekomposisi berjalan lebih cepat. Pada perlakuan CU, cacing menghasilkan kast kotoran yang juga mengandung bahan organik tinggi, sehingga dimungkinkan pada saat mengambil sampel tanah, bagian yang terambil mengandung lebih banyak kast. Dari hasil kandungan N tanah tertinggi selama 20 hari masa dekomposisi adalah pada perlakuan U uret sebesar 0,48. Kelebihan menggunakan uret yaitu, uret tidak memerlukan materi yang banyak dalam proses dekomposisi, tidak memerlukan lingkungan yang sesuai, dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Hal itu dibuktikan pada proses dekomposisi 1 kg tongkol jagung menggunakan 50 gram uret yang dilihat dari perubahan warna, kadar air, bau dan ukuran partikel lebih baik dibandingkan dengan menggunakan EM4 komunikasi pribadi dengan Ir. Mulyono, MP.

E. Aktifator Kompos

Menurut Firmansyah 2010 mikroba yang berperan dalam proses pengomposan ada dua jenis yang dominan, yaitu: bakteri dan jamur. Jenis-jenis bakteri penting yang mempengaruhi proses pengomposan dapat dikelompokkan berdasarkan asal bakteri, kebutuhan oksigen, suhu, dan jenis makanannya. Berikut ini kelompok bakteri tersebut : 1. Bakteri berdasarkan asalnya: a. Autoktron adalah bakteri asli, contoh Arthrobacter dan Nocardio. b. Zimogar adalah bakteri pendatang, contoh Pseudomonas dan Bacillus. Jumlah bakteri autotrof seragam dan tetap karena berasal dari bahan organik tanah asalnya, jika ada bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah maka bakteri zimogar akan meningkat namun akan menurun lagi jika bahan organik tersebut habis. 2. Bakteri berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen O 2 : a. Anaerobik, yaitu bakteri yang berkembang biak tanpa O 2 . b. Aerobik, yaitu bakteri yang berkembang biak dengan O 2 . c. Anaerobik Fakultatif, yaitu bakteri yang mampu berkembang biak tanpa atau dengan O 2 . 3. Bakteri yang dikelompokkan berdasarkan suhu: a. Psikrofil, bakteri yang optimal berkembang di suhu 20 o C. b. Mesofil, bakteri yang berkembang optimal di suhu 15 – 45 o C. c. Thermofil, bakteri yang berkembang optimal disuhu 45 – 65 o C, contohnya: Bacillus Sp. d. Superthermofil, bakteri yang berkembang optimal 70 o C. Contohnya: B. Stearothermophilus. 4. Bakteri yang dikelompokkan berdasarkan makanannya: a. Autotrof, bakteri yang dapat menyusun makanannya sendiri. b. Heterotrof, bakteri tergantung pada makanan yang tersedia. c. Fotoautotrof, bakteri memperoleh energinya dari sinar matahari. Mikroorganisme yang dominan dalam pengomposan setelah bakteri adalah jamur fungi, umumnya jamur dapat berkembang di lingkungan asam, kebanyakan bersifat aerobik, dan perkembangannya akan menurun jika kelembaban terlalu tinggi. Dalam aktivator telah terkandung berbagai macam jenis mikroba baik bakteri maupun jamur yang dapat mendekomposisikan bahan organik, oleh sebab itu penambahan aktivator pada pengomposan akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme yang terdapat dalam bioaktivator secara genetik bersifat asli alami dan bukan rekayasa.

1. Aktivator Alam

Dalam proses pengomposan diperlukan mikroorganisme sebagai aktivator yang berperan untuk mendegradasi tongkol jagung dalam waktu singkat. Tongkol jagung yang telah terdekomposisi dan menjadi kompos, selanjutnya dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman baik di persemaian maupun di lapangan. Mikroba yang banyak digunakan sebagai aktivator adalah jamur dan bakteri, oleh sebab itu dalam beberapa aktivator memiliki kandungan mikroba yang seperti bakteri asam laktat Lactobacillus, bakteri penghancur dekomposer, yeast atau ragi, spora jamur Aspergilus , bakteri