9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan teori-teori yang berkaitan dengan objek penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1 penelitian sebelumnya yang
relevan, 2 pengertian novel, 3 unsur-unsur intrinsik novel, 4 gender, 5 pengertian citra wanita, 6 aspek-aspek citra wanita, 7 wanita Jawa, 8
pemanfaatan citra wanita sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA.
2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan kajian citra wanita, yakni penelitian Silvia Arma Indah yang berjudul Citra Tokoh Perempuan dalam
novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf: Kajian Sastra Feminis Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2013. Penelitian yang kedua dilakukan oleh
Florina Setiani dengan judul Citra Wanita dalam Novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro: Tinjuan Feminisme Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan niversitas Muhamadiyah Surakarta, 2011. Penelitian Silvia Arma Indah pada novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf
memiliki kesimpulan citra wanita dari segi fisik yaitu seorang wanita cantik. Citra wanita dari segi psikis yaitu wanita sebagai seorang yang cerdas dan pintar, wanita
adalah seorang yang cinta ilmu, wanita ingin dicintai dan mencintai, wanita ingin kebebasan, wanita wanita mempunyai kebebasan yang sama dengan laki-laki dalam
semua segi kehidupan, wanita bukan seorang yang lemah yang bergantung pada laki- laki. Citra dari segi sosial, wanita adalah seorang istri, wanita sebagai seorang ibu
merupakan kodrat dari seorang wanita, wanita tidak mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki, hal ini menunjukkan bahwa ada diskriminasi antara wanita
dan laki-laki dalam dunia pendidikan. Penelitian Florina Setiani bertujuan untuk mendeskripsikan struktur yang
membangun novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro dan citra wanita yang
ada di dalamnya. Struktur yang diteliti meliputi tema, alur, penokohan dan latar pada novel Garis perempuan. Citra wanita yang diteliti melingkupi ketekunan dan
keuletan wanita dalam pekerjaan, wanita sebagai seorang istri, wanita tertindas dalam keluarga, dan wanita dalam pendidikan.
Berdasarkan dua penelitian sebelumnya yang relevan, dapat disimpulkan ketiganya sama-sama mengkaji citra wanita pada sebuah novel. Perbedaannya
terletak pada objek novel yang dikaji berbeda-beda, yakni novel Tanah Tabu, Garis Perempuan, dan Gadis Pantai. Penelitian terdahulu yang dilakukan Silvia Arma
Indah tidak meneliti struktur yang terdapat dalam novel, penelitian Florina Setiani meneliti struktur novel tema, alur, penokohan dan latar pada novel, sedangkan
penelitian yang sekarang struktur instrinsik novel yang diteliti adalah tema. Selain dua penelitian sebelumnya yang relevan tetapi memiliki perbedaan
objek kajian di atas, ada juga penelitian yang memiliki kesamaan objek kajian, yakni sama-sama meneliti novel Gadis Pantai. Penelitian ini dilakukan oleh Afrilis
Sulistiowati dengan judul penelitian Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer: Kajian stilistika Fakultas Sastra, Universitas Jember, 2013 dan penelitian
Dami Dwi Warsita yang berjudul Perspektif Ketidakadilan Gender Dalam Novel “Gadis Pantai” Karya Pramoedya Ananta Toer Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember, 2010. Perbedaan keduanya terletak pada teori yang digunakan untuk mengkaji. Penelitian sebelumnya meneliti novel Gadis Pantai
dengan teori stilistika, sedangkan penelitian yang sekarang mengkaji novel Gadis Pantai dengan teori citra wanita.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian yang mengkaji Citra Wanita dalam Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer dan
Pemanfaatannya sebagai Materi pembelajaran di SMA merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan. Hal ini membedakan penelitian ini dengan penelitian lain,
baik dilihat dari segi objek maupun segi teori.
2.2 Pengertian Novel