Wg : berat gas asap basah
kgjam Cp
: panas jenis gas buang kJkg
o
C Sedangkan untuk mencari nilai Cp gas buang dapat ditentukan dengan
C
p
=
��ℎ �� � ��
Dimana : C
p
: panas jenis gas buang kJkg
o
C Q
AH
: besar panas yang diserap oleh air heater kJjam
Wg : berat gas buang
kgjam Tr
: temperatur rata-rata oC
350 ��+400��
2
=
375
o
C Jadi
Cp =
34720467.8 kJjam
212959.92
kg jam
�
375oC
= 0.43 kJkg
o
C Maka termperatur gas buang masuk air heater adalah :
T
in
=
34720467.8 kJjam
212959.92
kg jam
�
0.43 kJkgoC
= 379.15
o
C Jadi panas yang digunakan adalah
Qtot = Q
sat
+ Q
HTS
+ Q
LTS
+ Q
eco
+ Q
AH
kJjam Qtot=303750692.6+62495928.36+38331154.6+19204988.4+34720467.8
kJjam Qtot = 458503231,76kJjam
Sehingga efeisiensi dari boiler adalah :
ƞ
k
=
���� ��� +��ℎ
x 100
ƞ
k
=
458503231 ,76kJ jam 552018333 .4 kJ jam +34720467 .8 kJ jam
x 100
ƞ
k
= 79.49 Jadi dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa efisiensi boiler
sebelum menggunakan air heater adalah sebesar 76.76 dan efisiensi boiler sesudah menggunakan air heater adalah sebesar 79.49. Dengan menggunakan
air heater maka efisiensi boiler akan meningkat sebesar 2.73.
4.6 Analisa Biaya Tabel 4.3 analisa biaya
No. Kriteria Besar
1 Harga alat air heater
Rp 15000000000,-10 tahun 2
Biaya pemasangan Rp 1000000000,-1.5 tahun
3 Biaya operasional dan maintenance Rp 2000000000,-1.5 tahun
4 Biaya Motor dan Gearbox
Rp 800000000,- 10 tahun 5
Daya yang dihasilkan air heater 1.28 MW
6 Harga daya listrik
Rp 1224,- kWh
Untuk mencari besar keuntungan ekonomis dari penggunaan alat pemanas udara ini adalah sebagai berikut :
Keuntungan = daya yang dihasilkan x harga kWh x 24 jam x 547 hari x – biaya pemasangan + biaya operasional dan maintenance
= 1.28 x 103 kW x Rp 1224 kWh x 13128 jam – Rp 1.000.000.000,- + Rp 2.000.000.000,-
= Rp 20.567.900.160,- – Rp 3.000.000.000,- = Rp 17.567.900.160,- 1.5 tahun
Dari hasil perhitungan di atas, penggunaan air heater ini sangat menguntungkan dari sisi ekonomisnya. Dengan biaya awal pembelian alat tersebut sebesar 15
miliar maka dalam pemakaian selama 1.5 tahun, air heater tersebut sudah menutupi biaya pembelian, biaya pemasangan, dan biaya operasional dan
maintenance.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat penulis dari hasil penelitian dan perhitungan adalah sebagai berikut :
1. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi boiler adalah dengan
memanfaatkan energi panas yang terkandung dalam flue gas hasil dari pembakaran untuk memanaskan udara untuk proses pembakaran.
2. Dari survei dan hasil perhitungan diperoleh :
a. Kapasitas boiler
: 162.52 tonjam b.
Energi panas yang dihasilkan : 586738801.2kJjam
c. Energi panas mengubah air menjadi uap
: 303750692.6 kJjam d.
Energi panas yang diserap HTS : 62495928.36 kJjam
e. Panas yang diserap LTS
: 38331154.6 kJjam f.
Panas yang diserap ekonomizer : 19204988.4 kJjam
g. Panas yang diserap air heater
: 34720467.8 kJjam h.
Efisiensi boiler sebelum menggunakan air heater 76.76 dan setelah menggunakan air heater efisiensi meningkat menjadi
79.49, jadi kenaikan efisiensi sekitar 2.73 . 3. Hasil analisa bahan bakar dan gas buang flue gas.
a. Bahan bakar
: residu b.
Nilai kalor tertinggi HHV :44768.04 kJkg
c. Nilai kalor terrendahi LHV
: 42431.4 kJkg d.
Kapasitas bahan bakar W
f
: 13840.07 kgjam e.
Kebutuhan udara : 201074.21 kg
udara
jam f.
Kapasitas gas buang Wgtot : 212959.92 kg
b.bakar
jam
5.2 Saran
1. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa peningkatan efisiensi boiler
dengan menggunakan air heater pada unit pembangkit tenaga uap yang ada di P.T PLN sektor Belawan ini sangat kecil yaitu sekitar 2.73,
sehingga disarankan kepada pihak PLN agar melakukan proses maintenance terhadap air heater.
2. Penyebab terjadinya kerusakan pipa salah satunya disebabkan oleh
terjadinya slagging. Hal ini terjadi karena pengendapan sulfur dan juga disebabkan adanya bahan bakar yang tidak terbakar sempurna dan
menempel pada dinding pipa. Untuk itu perlu diaktifkan kembali peralatan oksigen analyzer agar master udara dapat dioperasikan secara
auto sehingga pembakaran bahan bakar sempurna.