Analisis Hasil Penelitian .1 Statistika Deskripstif

66 4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistika Deskripstif Statistika deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistika deskriptif memberi gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian, yaitu ditunjukkan oleh Tabel berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Data Selama Tahun 2010-2013 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Struktur Modal 60 ,15 5,06 1,3217 1,02873 Ukuran Perusahaan 60 5,04 9,95 6,9917 1,02491 Pertumbuhan Perusahaan 60 ,01 ,94 ,1992 ,18195 Kinerja Perusahaan 60 ,00 1,37 ,1070 ,18655 Nilai Perusahaan 60 ,04 4,49 ,9690 1,10840 Valid N listwise 60 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dari Tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Struktur Modal X 1 yang diukur oleh DER maksimum sebesar 5.06 dari 60 sampel. Kreditur memberikan hutang maksimum sebesar 5.06 kali dari dana yang disediakan oleh investor perusahaan. Nilai minimum 0,15 dari 60 sampel, kreditur memberikan hutang minimum 0,15 kali dari dana yang disediakan investor perusahaan. Nilai mean DER adalah 1,3217 kali. Hal ini menunjukkan bahwa kreditur memberikan hutang 1,3217 kali dari dana yang disediakan oleh investor perusahaan. Dan standard deviasinya 1,02873. Universitas Sumatera Utara 67 2. Variabel Ukuran Perusahaan X 2 yang diukur oleh SIZE maksimum sebesar 9,95 dari 60 sampel. Hal ini berarti besarnya skala perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan sebesar 9,95 kali. Nilai minimum 5,04 kali berarti kecilnya skala perusahaan perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan sebesar 5,04. Nilai mean SIZE adalah 6,9917 kali. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya skala perusahaan dapat dilihat dari 6,9917 kali total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dan standard deviasinya sebesar 1,02941. 3. Variabel Pertumbuhan Perusahaan X 3 yang diukur oleh Perubahan Total Aktiva maksimum 0,94 dari 60 sampel. Hal ini berarti perubahan total aktiva tahun sekarang dikurangi perubahan total aktiva tahun lalu lebih besar 0,94 kali dari perubahan total aktiva tahun yang lalu. Nilai minimum 0,01 kali berarti perubahan total aktiva sekarang dikurangi perubahan total aktiva tahun lalu lebih kecil 0,01 dari perubahan total aktiva tahun yang lalu. Nilai mean Perubahan Total Aktiva adalah 0,1992 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan total aktiva tahun sekarang dikurangi perubahan total aktiva tahun lalu dibandingkan perubahan total aktiva tahun yang lalu sebesar 0,1992 kali. Dan standard deviasinya sebesar 0,18195. 4. Variabel Kinerja Perusahaan X 4 yang diukur dengan ROA maksimum sebesar 1,37 dari 60 sampel. Hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba maksimum sebesar 1,37 dalam menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam melakukan kegiatannya. Nilai minimum 0,00 kali, kemampuan perusahaan menghasilkan laba minimum sebesar 0,00 dalam Universitas Sumatera Utara 68 menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam melakukan kegiatannya. Nilai mean ROA adalah sebesar 0,1070. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebesar 0,1070 kali dalam menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam kegiataannya. Dan standard deviasinya sebesar 0,18655. 5. Variabel Nilai Perusahaan Y yang diukur dengan PBV memiliki nilai maksimum 4,49. Hal ini berarti dari 60 sampel, nilai perusahaan terbesar adalah 4,49 kali, artinya pasar menghargai saham perusahaan paling tinggi adalah 4,49 kali diatas nilai bukunya. Nilai minimum PBV adalah 0,04. Hal ini berarti dari 60 sampel, nilai perusahaan terkecil adalah 0,04 kali, artinya pasar menghargai saham perusahaan terkecil adalah 0,04 diatas nilai bukunya. Nilai mea n PBV adalah 0,9690 artinya pasar menghargai saham perusahaan rata-rata pada kisaran 0,9690 kali diatas nilai bukunya dari 60 sampel perusahaan. Dan standard deviasinya sebesar 1,10840.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Ghozali 2005: 110, untuk mendeteksi apakah residul berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistik dan analisis grafik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dan melalui analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik normal probability plot. Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 4.1 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa pada grafik histogram, distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak melenceng skewness ke arah kiri atau kanan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 4.2 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.2 memperlihatkan grafik normal probability plot, menunjukkan bahwa data titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal tersebut berarti data terdistribusi normal. Uji normalitas dengan menggunakan pendekatan histogram dan grafik sering kali menimbulkan perbedaan presepsi dari para pengamat karena sifatnya yang subjektif. Untuk meningkatkan akurat pengujian normalitas data pada penelitian normalitas data pada penelitian ini, maka digunakan uji statistik nonparametrik, yakni pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Jika diperoleh nilai Asymp. Sig 2- tailed tingkat signifikan α, dalam penelitian ini α sebesar 0,05, maka dapat dikatakan variabel residual berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 71 Tabel 4.2 Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pertumbuhan Perusahaan N 60 Normal Parameters a,b Mean -,8831 Std. Deviation ,45250 Most Extreme Differences Absolute ,148 Positive ,077 Negative -,148 Kolmogorov-Smirnov Z 1,147 Asymp. Sig. 2-tailed ,144 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dari Tabel 4.2 besarnya Kolmogorov-Smirnov K-S adalah 1,147 dan nilaiAsymp. Sig 2-tailed = 0,144 dimana angka ini lebih besar dibandingkan nilai signifikannya 0,05. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Data persamaan regresi pasti muncul residu, yakni variabel lain yang terlibat, tetapi tidak dimuat dalam model, sehingga variabel tersebut diasumsikan bersifat acak. Jika data residu tidak bersifat acak maka dapat dikatakan data terkena heteroskedastisitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika variansnya sama, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedatisitas, namun sebaliknya, maka dikatakan terjadi heteroskedatisitas. Data yang baik adalah data yang tidak Universitas Sumatera Utara 72 mengalami heteroskedatisitas. Uji heteroskedatisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Glejser Test dan grafik. Gambar 4.3 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.3 merupakan grafik scatterplot dari variabel dependen nilai perusahaan dengan pendekatan PBV. Grafik menunjukkan titik -tik tersebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas secara tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3. Uji Multikolinearitas Dalam

penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala Multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antara variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolera nce 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 5. Pengujian Universitas Sumatera Utara 73 multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi diantara variabel independen. Berikut disajikan tabel hasil perhitungan Tolerance dan VIF serta matriks korelasi antara variabel independen. Tabel 4.3 Pengujian Multikolinieritas Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari masing- masing variabel independen lebih besar dari 0,10, yaitu variabel Struktur Modal sebesar 0,973, variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0,946, variabel Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0,955 dan variabel Kinerja Perusahaan sebesar 0,970. Nilail VIF dari masing-masing variabel independen diketahui kurang dari 5,00 yaitu untuk variabel Struktur Modal sebesar 1,028, variabel Ukuran Perusahaan sebesar 1,057, Pertumbuhan Perusahaan sebesar 1,047 dan variabel Kinerja Perusahaan sebesar 1,031. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant ,388 ,865 3,448 .005 Struktur Modal ,640 ,172 ,093 3,721 .007 ,973 1,028 Ukuran Perusahaan ,552 ,974 ,074 1,566 .057 ,946 1,057 Pertumbuhan Perusahaan ,259 ,131 ,256 1,971 .054 ,955 1,047 Kinerja Perusahaan ,399 ,098 ,140 4,081 .002 ,970 1,031 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 74 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model ini.

4. Uji Autokorelasi

Uji bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,635 a ,403 ,382 ,44598 2,431 a. Predictors: Constant, KinerjaPerusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,267, terletak diatas +2, dari pengamatan in dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi yang negatif.

4.2.3 Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang Best Linea r Unibia sed Estima tor BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a. Persamaan Regresi Dalam pengelohan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel indenpenden dan dependen, pengaruh Struktur Modal X 1 , Ukuran Perusahaan X 2 , Pertumbuhan Perusahaan X 3 , Kinerja Perusahaan X 4 terhadap Nilai Perusahaan Y. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 76 Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .388 .865 3.448 .005 Struktur Modal .640 .172 .093 3.721 .007 Ukuran Perusahaan .552 .974 .074 1.566 .057 Pertumbuhan Perusahaan .259 .131 .256 1.971 .054 Kinerja Perusahaan .399 .098 .140 4.081 .002 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Hasil pengolahan data seperti ditunjukkan pada tabel 4.5 menghasilkan persamaan linier berganda sebagai berikut: Y = 0,388 + 0,640X 1 + 0,552 X 2 + 0,259X 3 + 0,399 X 4 Dimana : Y = Nilai Perusahaan PBV X1 = Struktur Modal DER X2 = Ukuran Perusahaan SIZE X3 = Pertumbuhan Perusahaan Perubahan Total Aktiva X4 = Kinerja Perusahaan ROA Keterangan : 1. Konstanta sebesar 0,388 menunjukkkan bahwa semua variabel independen bernilai 0, maka PBVakan sebesar 0,388. Universitas Sumatera Utara 77 2. Nilai koefisien regresi variabel Struktur Modal DER sebesar 0,640 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Debt Equity Ratio akan diikuti oleh peningkatan PBV sebesar 0,640 dengan asumsi variabel dependen terikat lain tetap 3. Nilai koefisien regresi variabel Ukuran Perusahaan SIZE sebesar 0,552 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada SIZE akan diikuti oleh kenaikan PBV sebesar 0,552 dengan asumsi variabel dependen terikat lain tetap. 4. Nilai koefisien regresi variabel Pertumbuhan Perusahaan Perubahan Total Aktiva sebesar 0,259 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Perubahan Total Aktiva akan diikuti oleh kenaikan PBV sebesar 0,259 dengan asumsi variabel dependen terikat lain tetap. 5. Nilai koefisien regresi variabel Kinerja Perusahaan ROA sebesar 0,399 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Return on Asset akan diikuti oleh kenaikan PBV sebesar 0,399 dengan asumsi variabel dependen terikat lain tetap.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji signifikan simultan F test dan uji parsial t test dan koefisien determinasi Uji Goodness of Fit. Universitas Sumatera Utara 78

1. Uji Signifikansi Simultan F – test

Untuk melihat pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan secara simultan dapat dihitung dengang menggunakan Uji Signifikansi Simultan F – menuntest. Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel indenpenden yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan tingkat signifikan α sebesar, apabila nilai Sig.F 0.05 dan F hitung Ft abel , maka H diterima, artinya terdapat pengaruh yang tidak signifikan secara bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai Sig.F 0.05 dan F hitung Ft abel , maka H a diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.379 4 .345 7.734 .015 b Residual 10.939 55 .199 Total 12.319 59 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan b. Predictors: Constant, Kinerja Perusahaan, Pertumbahan Perusahaan, Struktur Modal , Ukuran Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 79 Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa: F hitung = 7,734 F tabel = 2,54 Sig. F = 0 , 015 a α = 0,05 Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji-F dengan menggunakan aplikasi SPSS. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai Sig sebesar 0,015 a . Angka ini memiliki nilai lebih kecil dari dibandingkan tingkat signifikannya, yakni 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H ditolak dan H a diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan signifikan secara simultan antara variabel bebas struktur modai, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap variabel terikat nilai perusahaan.

2. Uji Parsial t

– Test Uji parsial atau uji signifikansi parameter individual t – Test menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, dengan kata lain digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut: H1 : Struktur Modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan H3 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan H4 : Kinerja Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan Universitas Sumatera Utara 80 ketentuan: - Jika t hitung t tabel pada α 0,05, maka H a ditolak - Jika t hitung t tabel pada α 0,05, maka H a diterima Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .388 .865 3.448 .005 Struktur Modal .640 .172 .093 3.721 .007 Ukuran Perusahaan .552 .974 .074 1.566 .057 Pertumbuhan Perusahaan .259 .131 .256 1.971 .054 Kinerja Perusahaan .399 .098 .140 4.081 .002 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 81 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Struktur Modal

Struktur Modal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010-2013. Hal ini terlihat dari: t hitung = 3,721 t tabel = 2,004 Sig. t = 0,007 α = 0,05

2. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010-2013. Hal ini terlihat dari: t hitung = 1,566 t tabel = 2,004 Sig. t = 0,057 α = 0,05

3. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan secara parsial berpengaruh postif tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010- 2013. Hal ini terlihat: t hitung = 1,971 t tabel = 2,004 Sig. t = 0,054 α = 0,05 4. Kinerja Perusahaan Kinerja Perusahaan secara parsial berpengaruh postif signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010- 2013. Hal ini terlihat: Universitas Sumatera Utara 82 t hitung = 4,081 t tabel = 2,004 Sig. t = 0,00 2 α = 0,05

3. Koefisien Determinasi Uji Goodness Fit

Pengukuran besarnya koefisien dari uji regresi dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R 2 koefisien determinasi mengukur proporsi dari variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regrei tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen, Adjust R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel- variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.8 Variables EnteredRemoved b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Kinerja Perusahaan, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: NilaiPerusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kolom Var iabel Removed kosong. Hal ini berarti variabel struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan kinerja perusahaan tidak ada yang dikeluarkan persamaan. Setelah diketahui seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis koefisien determinasi. Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .635 a .403 .382 .44598 a. Predictors: Constant, Kinerja Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan , Struktur Modal, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variabel: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada Tabel 4.9 dijelaskan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,635 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel dependennya Nilai Perusahaan PBV dengan variabel independennya Struktur modal DER, Ukuran Perusahaan SIZE, Pertumbuhan Perusahaan Perubahan Total Aktiva, dan Kinerja Perusahaan ROA erat. Angka adjusted R square atau keofisien determinasi adalah 0,382. Hal ini berarti 38,2 variasi atau perubahan dalam PBV dapat dijelaskan oleh variasi Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Perusahaan, sedangkan sisanya 61,8, dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil uji regresi berganda yang didapat adalah yang berpengaruh dan signifikan adalah struktur modal dan kinerja perusahaan dan yang tidak berpengaruh dan tidak signifikan adalah pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Hasil temuan ini sesuai dengan temuan Safrida 2008 yang mengemukakan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan . Universitas Sumatera Utara 84

1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya 2011 hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Modigliani dan Miller pada tahun 1963 yang menyatakan bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari koefisien regresi struktur modal sebesar 0,093 dan signifikan sebesar 0,007, yang berarti bahwa setiap adanya kenaikkan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0,093 satuan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Wijaya, et al 2010 yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaa hasil temuan ini sesuai dengan hasil temuan yang dilakukan oleh Fachrudin 2011 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh baik secara langsung ataupun secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan memang meningkatkan efisiensi discreationary expense namun tidak meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 85 Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi hutang, beban bunga meningkat sehingga discreationary expense meningkat, tetapi peningkatan discreationary expense tidak meningkatkan kinerja. Kinerja yang digunakan adalah pertumbuhan perusahaan, yaitu rasio laba bersih dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham. Discrea tiona ry expense adalah beban yang dikeluarkan berdasarkan kebijaksanaan seorang manajer, meliputi beban operasi, beban non operasi, beban bunga, serta gaji dan upah. Dalam hal ini discreationary expense adalah jumlah beban usaha ditambah beban bunga. Pada saat penggunaan hutang meningkatkan beban bunga maka discreationary expense meningkat. Dalam format laporan laba rugi, penjualan dikurang beban pokok penjualan dikurang discreationary expense menghasilkan laba usaha. Laba usaha ditambah pendapatan beban lain-lain dan ditambah manfaat beban pajak menghasilkan laba bersih.

3. Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2012, dimana penelitian tersebut mengukur nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaaannya agar tidak terjadi biaya keagenan agency cost antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang Universitas Sumatera Utara 86 akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat akan mengakibatkan semakin besarnya kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. 4. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, hasil temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati 2008 yang menyatakan bahwa penciptaan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan memperoleh laba ternyata terbukti, yaitu bahwa Return on Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung signaling theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai ea rning yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan mendatang. Universitas Sumatera Utara 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

ANALISA PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS Analisa Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 3 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 7 109

Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 3

Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 16

Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 1 12

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA SUB SEKTOR KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) -

0 1 103