66
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistika Deskripstif
Statistika deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistika deskriptif memberi gambaran mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian, yaitu ditunjukkan oleh Tabel berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Data Selama Tahun 2010-2013
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Struktur Modal
60 ,15
5,06 1,3217
1,02873 Ukuran Perusahaan
60 5,04
9,95 6,9917
1,02491 Pertumbuhan Perusahaan
60 ,01
,94 ,1992
,18195 Kinerja Perusahaan
60 ,00
1,37 ,1070
,18655 Nilai Perusahaan
60 ,04
4,49 ,9690
1,10840 Valid N listwise
60 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari Tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa: 1.
Variabel Struktur Modal X
1
yang diukur oleh DER maksimum sebesar 5.06 dari 60 sampel. Kreditur memberikan hutang maksimum sebesar 5.06 kali dari
dana yang disediakan oleh investor perusahaan. Nilai minimum 0,15 dari 60 sampel, kreditur memberikan hutang minimum 0,15 kali dari dana yang
disediakan investor perusahaan. Nilai mean DER adalah 1,3217 kali. Hal ini menunjukkan bahwa kreditur memberikan hutang 1,3217 kali dari dana yang
disediakan oleh investor perusahaan. Dan standard deviasinya 1,02873.
Universitas Sumatera Utara
67 2.
Variabel Ukuran Perusahaan X
2
yang diukur oleh SIZE maksimum sebesar 9,95 dari 60 sampel. Hal ini berarti besarnya skala perusahaan dapat dilihat dari
total aktiva yang dimiliki perusahaan sebesar 9,95 kali. Nilai minimum 5,04 kali berarti kecilnya skala perusahaan perusahaan dapat dilihat dari total aktiva
yang dimiliki perusahaan sebesar 5,04. Nilai mean SIZE adalah 6,9917 kali. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya skala perusahaan dapat dilihat dari
6,9917 kali total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dan standard deviasinya sebesar 1,02941.
3. Variabel Pertumbuhan Perusahaan X
3
yang diukur oleh Perubahan Total Aktiva maksimum 0,94 dari 60 sampel. Hal ini berarti perubahan total aktiva
tahun sekarang dikurangi perubahan total aktiva tahun lalu lebih besar 0,94 kali dari perubahan total aktiva tahun yang lalu. Nilai minimum 0,01 kali berarti
perubahan total aktiva sekarang dikurangi perubahan total aktiva tahun lalu lebih kecil 0,01 dari perubahan total aktiva tahun yang lalu. Nilai mean
Perubahan Total Aktiva adalah 0,1992 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan total aktiva tahun sekarang dikurangi perubahan total aktiva tahun
lalu dibandingkan perubahan total aktiva tahun yang lalu sebesar 0,1992 kali. Dan standard deviasinya sebesar 0,18195.
4. Variabel Kinerja Perusahaan X
4
yang diukur dengan ROA maksimum sebesar 1,37 dari 60 sampel. Hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba maksimum sebesar 1,37 dalam menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam melakukan kegiatannya. Nilai minimum 0,00
kali, kemampuan perusahaan menghasilkan laba minimum sebesar 0,00 dalam
Universitas Sumatera Utara
68 menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam melakukan
kegiatannya. Nilai mean ROA adalah sebesar 0,1070. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebesar 0,1070 kali dalam
menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam kegiataannya. Dan standard deviasinya sebesar 0,18655.
5. Variabel Nilai Perusahaan Y yang diukur dengan PBV memiliki nilai
maksimum 4,49. Hal ini berarti dari 60 sampel, nilai perusahaan terbesar adalah 4,49 kali, artinya pasar menghargai saham perusahaan paling tinggi
adalah 4,49 kali diatas nilai bukunya. Nilai minimum PBV adalah 0,04. Hal ini berarti dari 60 sampel, nilai perusahaan terkecil adalah 0,04 kali, artinya pasar
menghargai saham perusahaan terkecil adalah 0,04 diatas nilai bukunya. Nilai mea n
PBV adalah 0,9690 artinya pasar menghargai saham perusahaan rata-rata pada kisaran 0,9690 kali diatas nilai bukunya dari 60 sampel perusahaan. Dan
standard deviasinya sebesar 1,10840.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Ghozali 2005: 110, untuk mendeteksi apakah residul berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistik dan analisis
grafik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov K-S dan melalui analisis grafik, yaitu dengan melihat
grafik histogram dan grafik normal probability plot.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.1
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa pada grafik histogram, distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak melenceng skewness ke arah kiri
atau kanan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 4.2
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.2 memperlihatkan grafik normal probability plot, menunjukkan bahwa data titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal. Hal tersebut berarti data terdistribusi normal. Uji normalitas dengan menggunakan pendekatan histogram dan grafik
sering kali menimbulkan perbedaan presepsi dari para pengamat karena sifatnya yang subjektif. Untuk meningkatkan akurat pengujian normalitas data pada
penelitian normalitas data pada penelitian ini, maka digunakan uji statistik nonparametrik, yakni pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Jika diperoleh nilai
Asymp. Sig 2- tailed tingkat signifikan α, dalam penelitian ini α sebesar 0,05,
maka dapat dikatakan variabel residual berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.2 Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pertumbuhan Perusahaan
N 60
Normal Parameters
a,b
Mean -,8831
Std. Deviation ,45250
Most Extreme Differences Absolute
,148 Positive
,077 Negative
-,148 Kolmogorov-Smirnov Z
1,147 Asymp. Sig. 2-tailed
,144 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari Tabel 4.2 besarnya Kolmogorov-Smirnov K-S adalah 1,147 dan nilaiAsymp. Sig 2-tailed = 0,144 dimana angka ini lebih besar dibandingkan
nilai signifikannya 0,05. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Data persamaan regresi pasti muncul residu, yakni variabel lain yang terlibat, tetapi tidak dimuat dalam model, sehingga variabel tersebut diasumsikan
bersifat acak. Jika data residu tidak bersifat acak maka dapat dikatakan data terkena heteroskedastisitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika variansnya sama, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedatisitas, namun sebaliknya, maka
dikatakan terjadi heteroskedatisitas. Data yang baik adalah data yang tidak
Universitas Sumatera Utara
72 mengalami heteroskedatisitas. Uji heteroskedatisitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Glejser Test dan grafik. Gambar 4.3
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.3 merupakan grafik scatterplot dari variabel dependen nilai perusahaan dengan pendekatan PBV. Grafik menunjukkan titik -tik tersebar secara
acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas secara tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
3. Uji Multikolinearitas Dalam
penelitian ini,
untuk mendeteksi
ada tidaknya
gejala Multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antara variabel
independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolera nce
0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 5. Pengujian
Universitas Sumatera Utara
73 multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi diantara variabel
independen. Berikut disajikan tabel hasil perhitungan Tolerance dan VIF serta matriks korelasi antara variabel independen.
Tabel 4.3 Pengujian Multikolinieritas
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari masing- masing variabel independen lebih besar dari 0,10, yaitu variabel Struktur Modal
sebesar 0,973, variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0,946, variabel Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0,955 dan variabel Kinerja Perusahaan sebesar 0,970.
Nilail VIF dari masing-masing variabel independen diketahui kurang dari 5,00 yaitu untuk variabel Struktur Modal sebesar 1,028, variabel Ukuran
Perusahaan sebesar 1,057, Pertumbuhan Perusahaan sebesar 1,047 dan variabel Kinerja Perusahaan sebesar 1,031.
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
,388 ,865
3,448 .005
Struktur Modal ,640
,172 ,093
3,721 .007
,973 1,028
Ukuran Perusahaan ,552
,974 ,074
1,566 .057
,946 1,057
Pertumbuhan Perusahaan
,259 ,131
,256 1,971
.054 ,955
1,047 Kinerja Perusahaan
,399 ,098
,140 4,081
.002 ,970
1,031 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
74 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel independen dalam model ini.
4. Uji Autokorelasi
Uji bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan
ketentuan sebagai berikut: 1.
Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2.
Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3.
Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,635
a
,403 ,382
,44598 2,431
a. Predictors: Constant, KinerjaPerusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
75 Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,267, terletak diatas
+2, dari pengamatan in dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi yang negatif.
4.2.3 Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang Best Linea r Unibia sed Estima tor
BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis berganda. Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a.
Persamaan Regresi Dalam pengelohan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel indenpenden dan dependen, pengaruh Struktur Modal X
1
, Ukuran Perusahaan X
2
, Pertumbuhan Perusahaan X
3
, Kinerja Perusahaan X
4
terhadap Nilai Perusahaan Y. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.388 .865
3.448 .005
Struktur Modal .640
.172 .093
3.721 .007
Ukuran Perusahaan .552
.974 .074
1.566 .057
Pertumbuhan Perusahaan .259
.131 .256
1.971 .054
Kinerja Perusahaan .399
.098 .140
4.081 .002
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Hasil pengolahan data seperti ditunjukkan pada tabel 4.5 menghasilkan persamaan linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,388 + 0,640X
1
+ 0,552 X
2
+ 0,259X
3
+ 0,399 X
4
Dimana : Y = Nilai Perusahaan PBV
X1 = Struktur Modal DER X2 = Ukuran Perusahaan SIZE
X3 = Pertumbuhan Perusahaan Perubahan Total Aktiva X4 = Kinerja Perusahaan ROA
Keterangan : 1.
Konstanta sebesar 0,388 menunjukkkan bahwa semua variabel independen bernilai 0, maka PBVakan sebesar 0,388.
Universitas Sumatera Utara
77 2.
Nilai koefisien regresi variabel Struktur Modal DER sebesar 0,640 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Debt Equity Ratio akan diikuti
oleh peningkatan PBV sebesar 0,640 dengan asumsi variabel dependen terikat lain tetap
3. Nilai koefisien regresi variabel Ukuran Perusahaan SIZE sebesar 0,552
menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada SIZE akan diikuti oleh kenaikan PBV sebesar 0,552 dengan asumsi variabel dependen terikat lain
tetap. 4.
Nilai koefisien regresi variabel Pertumbuhan Perusahaan Perubahan Total Aktiva sebesar 0,259 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada
Perubahan Total Aktiva akan diikuti oleh kenaikan PBV sebesar 0,259 dengan asumsi variabel dependen terikat lain tetap.
5. Nilai koefisien regresi variabel Kinerja Perusahaan ROA sebesar 0,399
menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Return on Asset akan diikuti oleh kenaikan PBV sebesar 0,399 dengan asumsi variabel dependen terikat
lain tetap.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji signifikan simultan F test dan uji parsial t test dan koefisien determinasi Uji Goodness of Fit.
Universitas Sumatera Utara
78
1. Uji Signifikansi Simultan F – test
Untuk melihat pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan secara simultan
dapat dihitung dengang menggunakan Uji Signifikansi Simultan F – menuntest.
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel indenpenden yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan tingkat signifikan α sebesar, apabila nilai Sig.F
0.05 dan F
hitung
Ft
abel
, maka H diterima, artinya terdapat pengaruh yang tidak
signifikan secara bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai Sig.F 0.05 dan F
hitung
Ft
abel
, maka H
a
diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel indenpenden terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
1.379 4
.345 7.734
.015
b
Residual 10.939
55 .199
Total 12.319
59
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan b.
Predictors: Constant, Kinerja Perusahaan, Pertumbahan Perusahaan, Struktur Modal , Ukuran Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
79 Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa:
F
hitung
= 7,734 F
tabel
= 2,54 Sig. F = 0
,
015
a
α = 0,05 Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji-F dengan menggunakan aplikasi SPSS.
Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai Sig sebesar 0,015
a
. Angka ini memiliki nilai lebih kecil dari dibandingkan tingkat signifikannya, yakni 0,05,
maka dapat dinyatakan bahwa H ditolak dan H
a
diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan signifikan secara simultan antara
variabel bebas struktur modai, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap variabel terikat nilai perusahaan.
2. Uji Parsial t
– Test
Uji parsial atau uji signifikansi parameter individual t – Test menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, dengan kata lain digunakan untuk
menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut:
H1 : Struktur Modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H3 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan H4 : Kinerja Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t
hitung
dengan
Universitas Sumatera Utara
80 ketentuan:
- Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0,05, maka H
a
ditolak -
Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0,05, maka H
a
diterima Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.388 .865
3.448 .005
Struktur Modal .640
.172 .093
3.721 .007
Ukuran Perusahaan .552
.974 .074
1.566 .057
Pertumbuhan Perusahaan .259
.131 .256
1.971 .054
Kinerja Perusahaan .399
.098 .140
4.081 .002
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
81 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur Modal
Struktur Modal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek
indonesia selama periode 2010-2013. Hal ini terlihat dari: t
hitung
= 3,721 t
tabel
= 2,004 Sig. t = 0,007 α = 0,05
2. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010-2013. Hal ini terlihat dari:
t
hitung
= 1,566 t
tabel
= 2,004 Sig. t = 0,057 α = 0,05
3. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan secara parsial berpengaruh postif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010- 2013. Hal ini terlihat:
t
hitung
= 1,971 t
tabel
= 2,004
Sig. t = 0,054
α = 0,05
4. Kinerja Perusahaan Kinerja Perusahaan secara parsial berpengaruh postif signifikan terhadap
nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010- 2013. Hal ini terlihat:
Universitas Sumatera Utara
82
t
hitung
= 4,081 t
tabel
= 2,004
Sig. t = 0,00
2 α = 0,05
3. Koefisien Determinasi Uji Goodness Fit
Pengukuran besarnya koefisien dari uji regresi dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R
2
koefisien determinasi mengukur proporsi dari variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila nilai R
2
suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regrei tersebut dan semakin
mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen, Adjust R Square ini digunakan untuk
melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel- variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables Entered
Variables Removed
Method 1
Kinerja Perusahaan, Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: NilaiPerusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kolom Var iabel Removed kosong. Hal ini berarti variabel struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan
kinerja perusahaan tidak ada yang dikeluarkan persamaan. Setelah diketahui seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan, selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis koefisien determinasi.
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.635
a
.403 .382
.44598
a. Predictors: Constant, Kinerja Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan , Struktur Modal, Ukuran Perusahaan b.
Dependent Variabel: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Pada Tabel 4.9 dijelaskan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,635 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel dependennya Nilai
Perusahaan PBV dengan variabel independennya Struktur modal DER, Ukuran Perusahaan SIZE, Pertumbuhan Perusahaan Perubahan Total Aktiva,
dan Kinerja Perusahaan ROA erat. Angka adjusted R square atau keofisien determinasi adalah 0,382. Hal ini berarti 38,2 variasi atau perubahan dalam
PBV dapat dijelaskan oleh variasi Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Perusahaan, sedangkan sisanya 61,8,
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji regresi berganda yang didapat adalah yang berpengaruh dan signifikan adalah struktur modal dan kinerja perusahaan dan yang tidak
berpengaruh dan tidak signifikan adalah pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Hasil temuan ini sesuai dengan temuan Safrida 2008 yang
mengemukakan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
.
Universitas Sumatera Utara
84
1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya
2011 hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Modigliani dan Miller pada tahun 1963 yang menyatakan bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan
perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari koefisien
regresi struktur modal sebesar 0,093 dan signifikan sebesar 0,007, yang berarti bahwa setiap adanya kenaikkan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan
sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0,093 satuan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Wijaya, et al 2010
yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaa hasil temuan
ini sesuai dengan hasil temuan yang dilakukan oleh Fachrudin 2011 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan memang meningkatkan efisiensi discreationary
expense namun tidak meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
85 Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi hutang, beban bunga meningkat
sehingga discreationary expense meningkat, tetapi peningkatan discreationary expense
tidak meningkatkan kinerja. Kinerja yang digunakan adalah pertumbuhan perusahaan, yaitu rasio laba bersih dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham.
Discrea tiona ry expense adalah beban yang dikeluarkan berdasarkan kebijaksanaan
seorang manajer, meliputi beban operasi, beban non operasi, beban bunga, serta gaji dan upah. Dalam hal ini discreationary expense adalah jumlah beban usaha
ditambah beban bunga. Pada saat penggunaan hutang meningkatkan beban bunga maka discreationary expense meningkat. Dalam format laporan laba rugi,
penjualan dikurang beban pokok penjualan dikurang discreationary expense menghasilkan laba usaha. Laba usaha ditambah pendapatan beban lain-lain dan
ditambah manfaat beban pajak menghasilkan laba bersih.
3. Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai Perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2012, dimana penelitian tersebut mengukur nilai perusahaan dengan pertumbuhan
perusahaan sebagai variabel moderating yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaaannya agar tidak terjadi biaya
keagenan agency cost antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya
menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang
Universitas Sumatera Utara
86 akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur.
Pertumbuhan perusahaan yang cepat akan mengakibatkan semakin besarnya kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan
mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden
tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi.
4. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, hasil temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati 2008 yang menyatakan bahwa penciptaan nilai perusahaan dipengaruhi
oleh kemampuan perusahaan memperoleh laba ternyata terbukti, yaitu bahwa
Return on Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung signaling theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai
ea rning
yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan mendatang.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN