66
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistika Deskripstif
Statistika  deskriptif  adalah  statistik  yang  berfungsi  untuk  mendeskripsikan atau  memberi  gambaran  terhadap  objek  yang  diteliti  melalui  data  sampel  atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistika deskriptif memberi gambaran mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian, yaitu ditunjukkan oleh Tabel berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Data Selama Tahun 2010-2013
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Struktur Modal
60 ,15
5,06 1,3217
1,02873 Ukuran Perusahaan
60 5,04
9,95 6,9917
1,02491 Pertumbuhan Perusahaan
60 ,01
,94 ,1992
,18195 Kinerja Perusahaan
60 ,00
1,37 ,1070
,18655 Nilai Perusahaan
60 ,04
4,49 ,9690
1,10840 Valid N listwise
60 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari Tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa: 1.
Variabel  Struktur Modal X
1
yang  diukur oleh DER  maksimum  sebesar 5.06 dari 60 sampel. Kreditur memberikan hutang maksimum sebesar 5.06 kali dari
dana  yang  disediakan  oleh  investor  perusahaan.  Nilai  minimum  0,15  dari  60 sampel,  kreditur  memberikan  hutang  minimum  0,15  kali  dari  dana  yang
disediakan  investor  perusahaan.  Nilai  mean  DER  adalah  1,3217  kali.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  kreditur  memberikan  hutang  1,3217  kali  dari  dana  yang
disediakan oleh investor perusahaan. Dan standard deviasinya 1,02873.
Universitas Sumatera Utara
67 2.
Variabel  Ukuran  Perusahaan  X
2
yang  diukur  oleh  SIZE  maksimum  sebesar 9,95 dari 60 sampel. Hal ini berarti besarnya skala perusahaan dapat dilihat dari
total  aktiva  yang  dimiliki  perusahaan  sebesar  9,95  kali.  Nilai  minimum  5,04 kali berarti kecilnya skala perusahaan perusahaan dapat dilihat dari total aktiva
yang  dimiliki  perusahaan  sebesar  5,04.  Nilai  mean  SIZE  adalah  6,9917  kali. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya skala perusahaan dapat dilihat dari
6,9917  kali  total  aktiva  yang  dimiliki  perusahaan.  Dan  standard  deviasinya sebesar 1,02941.
3. Variabel  Pertumbuhan  Perusahaan  X
3
yang  diukur  oleh  Perubahan  Total Aktiva  maksimum  0,94  dari  60  sampel.  Hal  ini  berarti  perubahan  total  aktiva
tahun sekarang dikurangi perubahan total aktiva tahun lalu lebih besar 0,94 kali dari  perubahan  total  aktiva  tahun  yang  lalu.  Nilai  minimum  0,01  kali  berarti
perubahan  total  aktiva  sekarang  dikurangi  perubahan  total  aktiva  tahun  lalu lebih  kecil  0,01  dari  perubahan  total  aktiva  tahun  yang  lalu.  Nilai  mean
Perubahan  Total  Aktiva  adalah  0,1992  kali.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa perubahan  total  aktiva  tahun  sekarang  dikurangi  perubahan  total  aktiva  tahun
lalu  dibandingkan perubahan total aktiva tahun yang lalu sebesar 0,1992  kali. Dan standard deviasinya sebesar 0,18195.
4. Variabel  Kinerja  Perusahaan  X
4
yang  diukur  dengan  ROA  maksimum sebesar  1,37  dari  60  sampel.  Hal  ini  berarti  kemampuan  perusahaan  untuk
menghasilkan laba maksimum sebesar 1,37 dalam menggunakan seluruh aktiva yang  dimiliki  perusahaan  dalam  melakukan kegiatannya.  Nilai  minimum 0,00
kali, kemampuan perusahaan menghasilkan laba minimum sebesar 0,00 dalam
Universitas Sumatera Utara
68 menggunakan  seluruh  aktiva  yang  dimiliki  perusahaan  dalam  melakukan
kegiatannya.  Nilai  mean  ROA  adalah  sebesar  0,1070.  Hal  ini  menunjukkan kemampuan  perusahaan  menghasilkan  laba  sebesar  0,1070  kali  dalam
menggunakan  seluruh  aktiva  yang  dimiliki  perusahaan  dalam  kegiataannya. Dan standard deviasinya sebesar 0,18655.
5. Variabel  Nilai  Perusahaan  Y  yang  diukur  dengan  PBV  memiliki  nilai
maksimum  4,49.  Hal  ini  berarti  dari  60  sampel,  nilai  perusahaan  terbesar adalah  4,49  kali,  artinya  pasar  menghargai  saham  perusahaan  paling  tinggi
adalah 4,49 kali diatas nilai bukunya. Nilai minimum PBV adalah 0,04. Hal ini berarti dari 60 sampel, nilai perusahaan terkecil adalah 0,04 kali, artinya pasar
menghargai  saham  perusahaan terkecil adalah 0,04 diatas  nilai  bukunya. Nilai mea n
PBV adalah 0,9690 artinya pasar menghargai saham perusahaan rata-rata pada kisaran 0,9690 kali diatas nilai bukunya dari 60 sampel perusahaan. Dan
standard deviasinya sebesar 1,10840.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 1.  Uji Normalitas
Ghozali  2005: 110, untuk mendeteksi apakah residul berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistik dan analisis
grafik.  Uji  statistik  yang  digunakan  untuk  menguji  normalitas  data  dalam penelitian  ini  adalah  dengan  menggunakan  uji  statistik  non  parametrik
Kolmogorov-Smirnov K-S  dan  melalui  analisis  grafik,  yaitu  dengan  melihat
grafik histogram dan grafik normal probability plot.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.1
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar  4.1  memperlihatkan  bahwa  pada  grafik  histogram,  distribusi  data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak melenceng skewness ke arah kiri
atau  kanan,  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  data  tersebut  terdistribusi  secara normal.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 4.2
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar  4.2  memperlihatkan  grafik  normal  probability  plot,  menunjukkan bahwa data titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal. Hal tersebut berarti data terdistribusi normal. Uji  normalitas  dengan  menggunakan  pendekatan  histogram  dan  grafik
sering  kali  menimbulkan  perbedaan  presepsi  dari  para  pengamat  karena  sifatnya yang  subjektif.  Untuk  meningkatkan  akurat  pengujian  normalitas  data  pada
penelitian  normalitas  data  pada  penelitian  ini,  maka  digunakan  uji  statistik nonparametrik,  yakni  pendekatan  Kolmogorov-Smirnov.  Jika  diperoleh  nilai
Asymp. Sig 2- tailed  tingkat signifikan α, dalam penelitian ini α sebesar 0,05,
maka dapat dikatakan variabel residual berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.2 Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pertumbuhan Perusahaan
N 60
Normal Parameters
a,b
Mean -,8831
Std. Deviation ,45250
Most Extreme Differences Absolute
,148 Positive
,077 Negative
-,148 Kolmogorov-Smirnov Z
1,147 Asymp. Sig. 2-tailed
,144 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari  Tabel  4.2  besarnya  Kolmogorov-Smirnov  K-S  adalah  1,147  dan nilaiAsymp.  Sig  2-tailed  =  0,144  dimana  angka  ini  lebih  besar  dibandingkan
nilai  signifikannya  0,05.  Dengan  demikian,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa residual berdistribusi normal.
2.  Uji Heteroskedastisitas
Data  persamaan  regresi  pasti  muncul  residu,  yakni  variabel  lain  yang terlibat, tetapi tidak dimuat dalam model, sehingga variabel tersebut diasumsikan
bersifat  acak.  Jika  data  residu  tidak  bersifat  acak  maka  dapat  dikatakan  data terkena  heteroskedastisitas.  Uji  ini  bertujuan  untuk  menguji  apakah  sebuah  grup
mempunyai  varians  yang  sama  diantara  anggota  grup  tersebut.  Jika  variansnya sama, maka dapat  dikatakan terdapat heteroskedatisitas, namun sebaliknya, maka
dikatakan  terjadi  heteroskedatisitas.  Data  yang  baik  adalah  data  yang  tidak
Universitas Sumatera Utara
72 mengalami  heteroskedatisitas.  Uji  heteroskedatisitas  yang  digunakan  dalam
penelitian ini adalah metode Glejser Test dan grafik. Gambar 4.3
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar  4.3  merupakan  grafik  scatterplot  dari  variabel  dependen  nilai perusahaan dengan pendekatan PBV. Grafik menunjukkan titik -tik tersebar secara
acak  dan  tidak  membentuk  sebuah  pola  tertentu  yang  jelas  secara  tersebar  baik diatas  maupun  dibawah  angka  nol  pada  sumbu  Y.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
3. Uji Multikolinearitas Dalam
penelitian ini,
untuk mendeteksi
ada tidaknya
gejala Multikolinearitas  adalah  dengan  melihat  besaran  korelasi  antara  variabel
independen  dan  besarnya  tingkat  kolinearitas  yang  masih  dapat  ditolerir,  yaitu: Tolera nce
0,10  dan  Variance  Inflation  Factor  VIF    5.  Pengujian
Universitas Sumatera Utara
73 multikolinearitas  dapat  dilakukan  dengan  melihat  korelasi  diantara  variabel
independen.  Berikut  disajikan  tabel  hasil  perhitungan  Tolerance  dan  VIF  serta matriks korelasi antara variabel independen.
Tabel 4.3 Pengujian Multikolinieritas
Berdasarkan  Tabel  4.3  dapat  diketahui  bahwa  nilai  tolerance  dari  masing- masing variabel independen lebih besar dari 0,10, yaitu variabel Struktur Modal
sebesar 0,973, variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0,946, variabel Pertumbuhan Perusahaan sebesar 0,955 dan variabel Kinerja Perusahaan sebesar 0,970.
Nilail  VIF  dari  masing-masing  variabel  independen  diketahui  kurang  dari 5,00  yaitu  untuk  variabel  Struktur  Modal  sebesar  1,028,  variabel  Ukuran
Perusahaan  sebesar  1,057,  Pertumbuhan  Perusahaan  sebesar  1,047  dan  variabel Kinerja Perusahaan sebesar 1,031.
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
,388 ,865
3,448 .005
Struktur Modal ,640
,172 ,093
3,721 .007
,973 1,028
Ukuran Perusahaan ,552
,974 ,074
1,566 .057
,946 1,057
Pertumbuhan Perusahaan
,259 ,131
,256 1,971
.054 ,955
1,047 Kinerja Perusahaan
,399 ,098
,140 4,081
.002 ,970
1,031 a.  Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
74 Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  ada
multikolinieritas antar variabel independen dalam model ini.
4.  Uji  Autokorelasi
Uji  bertujuan  untuk  melihat  apakah  dalam  suatu  model  regresi  linier  ada
korelasi  antar  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan  kesalahan  pada periode  t-1  sebelumnya.  Autokorelasi  muncul  karena  observasi  yang  berurutan
sepanjang  tahun  yang  berkaitan  satu  dengan  yang  lainnya.  Hal  ini  sering ditemukan  pada  time  series.  Model  regresi  yang  baik  adalah  regresi  yang  bebas
dari  autokorelasi.  Cara  yang  dapat  digunakan  untuk  mendeteksi  masalah autokorelasi  adalah  dengan  menggunakan  nilai  uji  Durbin  Watson  dengan
ketentuan sebagai berikut: 1.
Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2.
Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3.
Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,635
a
,403 ,382
,44598 2,431
a. Predictors: Constant, KinerjaPerusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
75 Tabel 4.4  memperlihatkan nilai  statistik D-W  sebesar 2,267, terletak diatas
+2, dari pengamatan in dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi yang negatif.
4.2.3  Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang Best  Linea r  Unibia sed  Estima tor
BLUE  dan  layak  dilakukan  analisis  regresi. Untuk  menguji  hipotesis,  peneliti  menggunakan  analisis  berganda.  Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a.
Persamaan Regresi Dalam  pengelohan  data  dengan  menggunakan  regresi  linier,  dilakukan
beberapa  tahapan  untuk  mencari  hubungan  antara  variabel  indenpenden  dan dependen, pengaruh Struktur Modal X
1
, Ukuran Perusahaan X
2
, Pertumbuhan Perusahaan  X
3
,  Kinerja  Perusahaan  X
4
terhadap  Nilai  Perusahaan  Y.  Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.388 .865
3.448 .005
Struktur Modal .640
.172 .093
3.721 .007
Ukuran Perusahaan .552
.974 .074
1.566 .057
Pertumbuhan Perusahaan .259
.131 .256
1.971 .054
Kinerja Perusahaan .399
.098 .140
4.081 .002
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Hasil  pengolahan  data  seperti  ditunjukkan  pada  tabel  4.5  menghasilkan persamaan linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,388 +  0,640X
1
+ 0,552 X
2
+ 0,259X
3
+ 0,399 X
4
Dimana : Y   =  Nilai Perusahaan PBV
X1 =  Struktur Modal DER X2 =  Ukuran Perusahaan SIZE
X3 =  Pertumbuhan Perusahaan Perubahan Total Aktiva X4 =  Kinerja Perusahaan ROA
Keterangan : 1.
Konstanta  sebesar  0,388  menunjukkkan  bahwa  semua  variabel  independen bernilai 0, maka PBVakan sebesar 0,388.
Universitas Sumatera Utara
77 2.
Nilai  koefisien  regresi  variabel  Struktur  Modal  DER  sebesar  0,640 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Debt Equity Ratio akan diikuti
oleh peningkatan PBV sebesar 0,640 dengan asumsi variabel dependen terikat lain tetap
3. Nilai  koefisien  regresi  variabel  Ukuran  Perusahaan  SIZE  sebesar  0,552
menunjukkan  bahwa  setiap  kenaikan  1  pada  SIZE  akan  diikuti  oleh kenaikan   PBV  sebesar 0,552 dengan asumsi  variabel  dependen   terikat lain
tetap. 4.
Nilai  koefisien  regresi  variabel  Pertumbuhan  Perusahaan  Perubahan  Total Aktiva  sebesar  0,259  menunjukkan  bahwa  setiap  kenaikan  1  pada
Perubahan  Total  Aktiva  akan  diikuti  oleh  kenaikan  PBV  sebesar  0,259 dengan asumsi variabel dependen  terikat lain tetap.
5. Nilai  koefisien  regresi  variabel  Kinerja  Perusahaan  ROA  sebesar  0,399
menunjukkan  bahwa  setiap  kenaikan  1  pada  Return  on  Asset  akan  diikuti oleh  kenaikan  PBV  sebesar  0,399  dengan  asumsi  variabel  dependen    terikat
lain tetap.
4.2.4  Pengujian Hipotesis
Untuk  mengetahui  apakah  variabel  independen  dalam  model  regresi berpengaruh  terhadap  variabel  dependen,  maka  dilakukan  pengujian  dengan
menggunakan uji signifikan simultan F test dan uji parsial t test dan koefisien determinasi Uji Goodness of Fit.
Universitas Sumatera Utara
78
1.  Uji Signifikansi Simultan F – test
Untuk  melihat  pengaruh  struktur  modal,  ukuran  perusahaan,  pertumbuhan perusahaan  dan  kinerja  perusahaan  terhadap  nilai  perusahaan  secara  simultan
dapat dihitung dengang menggunakan Uji Signifikansi  Simultan F –  menuntest.
Pengujian  ini  pada  dasarnya  menunjukkan  apakah  semua  variabel  indenpenden yang  dimasukkan  dalam  model  regresi  memiliki  pengaruh  secara  bersama-sama
terhadap variabel dependen. Dengan  menggunakan  tingkat  signifikan  α  sebesar,  apabila  nilai  Sig.F
0.05  dan  F
hitung
Ft
abel
,  maka  H diterima,  artinya  terdapat  pengaruh  yang  tidak
signifikan  secara  bersama-sama  dari  variabel  independen  terhadap  variabel dependen.  Sebaliknya,  apabila  nilai  Sig.F      0.05  dan  F
hitung
Ft
abel
,  maka  H
a
diterima,  artinya  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  secara  bersama-sama  dari variabel indenpenden terhadap variabel dependen.
Berdasarkan  hasil  pengolahan  data  dengan  program  SPSS,  maka  diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
1.379 4
.345 7.734
.015
b
Residual 10.939
55 .199
Total 12.319
59
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan b.
Predictors:  Constant,  Kinerja  Perusahaan,  Pertumbahan  Perusahaan,  Struktur  Modal  , Ukuran Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
79 Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa:
F
hitung
= 7,734    F
tabel
= 2,54 Sig. F  = 0
,
015
a
α = 0,05 Tabel  4.6  menunjukkan  hasil  uji-F  dengan  menggunakan  aplikasi  SPSS.
Berdasarkan  pengolahan  data,  diperoleh  nilai  Sig  sebesar  0,015
a
.  Angka  ini memiliki  nilai  lebih  kecil  dari  dibandingkan  tingkat  signifikannya,  yakni  0,05,
maka  dapat  dinyatakan  bahwa  H ditolak  dan  H
a
diterima.  Hal  ini mengindikasikan  bahwa  terdapat  hubungan  signifikan  secara  simultan  antara
variabel bebas struktur modai, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap variabel terikat  nilai perusahaan.
2. Uji Parsial t
– Test
Uji parsial atau uji signifikansi parameter individual t – Test menunjukkan
seberapa  jauh  pengaruh  satu  variabel  independen  secara  individual  dalam menerangkan  variasi  variabel  dependen,  dengan  kata  lain  digunakan  untuk
menguji  signifikansi  konstanta  dan  setiap  variabel  independennya.  Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut:
H1 :  Struktur Modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan H2 :  Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H3 :  Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan H4 :  Kinerja Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t
hitung
dengan
Universitas Sumatera Utara
80 ketentuan:
- Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0,05, maka H
a
ditolak -
Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0,05, maka H
a
diterima Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.388 .865
3.448 .005
Struktur Modal .640
.172 .093
3.721 .007
Ukuran Perusahaan .552
.974 .074
1.566 .057
Pertumbuhan Perusahaan .259
.131 .256
1.971 .054
Kinerja Perusahaan .399
.098 .140
4.081 .002
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
81 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.  Struktur Modal
Struktur Modal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai  perusahaan  sektor  industri  dasar  dan  kimia  yang  terdaftar  di  bursa  efek
indonesia selama periode 2010-2013. Hal ini terlihat dari: t
hitung
=    3,721    t
tabel
= 2,004 Sig. t     =    0,007    α        =  0,05
2.   Ukuran Perusahaan Ukuran  Perusahaan  secara  parsial  berpengaruh  positif  tidak  signifikan
terhadap nilai perusahaan  sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di  bursa efek indonesia selama periode 2010-2013. Hal ini terlihat dari:
t
hitung
=   1,566  t
tabel
=  2,004 Sig. t     =    0,057     α        =  0,05
3.  Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan  Perusahaan  secara  parsial  berpengaruh  postif  tidak
signifikan  terhadap  nilai  perusahaan  sektor  industri  dasar  dan  kimia  yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2010- 2013. Hal ini terlihat:
t
hitung
=  1,971     t
tabel
=  2,004
Sig. t     =    0,054
α        =  0,05
4.  Kinerja Perusahaan Kinerja  Perusahaan  secara  parsial  berpengaruh  postif  signifikan  terhadap
nilai  perusahaan  sektor  industri  dasar  dan  kimia  yang  terdaftar  di  bursa  efek indonesia selama periode 2010- 2013. Hal ini terlihat:
Universitas Sumatera Utara
82
t
hitung
=   4,081      t
tabel
=  2,004
Sig. t     =    0,00
2     α        =  0,05
3. Koefisien Determinasi  Uji Goodness Fit
Pengukuran  besarnya  koefisien  dari  uji  regresi  dapat  dilihat  melalui  nilai koefisien  determinasi  multiple R
2
koefisien  determinasi  mengukur proporsi dari variabel  yang  dapat dijelaskan oleh  variabel independen.  Apabila nilai R
2
suatu regresi  mendekati  satu,  maka  semakin  baik  regrei  tersebut  dan  semakin
mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan secara keseluruhan tidak  bisa  menjelaskan  variabel dependen,  Adjust  R  Square ini digunakan  untuk
melihat  berapa  besar  pengaruh  faktor-faktor  yang  ditimbulkan  oleh  variabel- variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables Entered
Variables Removed
Method 1
Kinerja Perusahaan, Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: NilaiPerusahaan
Sumber:  Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Tabel  4.8  menunjukkan  bahwa  kolom  Var iabel  Removed  kosong.  Hal  ini berarti variabel struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan
kinerja  perusahaan  tidak  ada  yang  dikeluarkan  persamaan.  Setelah  diketahui seluruh  variabel  dimasukkan  dalam  analisis  persamaan,  selanjutnya  dilakukan
pengujian hipotesis koefisien determinasi.
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.635
a
.403 .382
.44598
a. Predictors: Constant, Kinerja Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan , Struktur Modal, Ukuran Perusahaan b.
Dependent Variabel: Nilai Perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Pada Tabel 4.9  dijelaskan  bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,635 yang  berarti  bahwa  korelasi  atau  hubungan  antara  variabel  dependennya  Nilai
Perusahaan  PBV  dengan  variabel  independennya  Struktur  modal  DER, Ukuran  Perusahaan  SIZE,  Pertumbuhan  Perusahaan  Perubahan  Total  Aktiva,
dan  Kinerja  Perusahaan  ROA  erat.  Angka  adjusted  R  square  atau  keofisien determinasi  adalah  0,382.  Hal  ini  berarti  38,2    variasi    atau  perubahan  dalam
PBV  dapat  dijelaskan  oleh  variasi  Struktur  Modal,  Ukuran  Perusahaan, Pertumbuhan  Perusahaan  dan  Kinerja  Perusahaan,  sedangkan  sisanya  61,8,
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil  uji  regresi  berganda  yang  didapat  adalah  yang  berpengaruh  dan signifikan  adalah  struktur  modal  dan  kinerja  perusahaan  dan  yang  tidak
berpengaruh  dan  tidak  signifikan  adalah  pertumbuhan  perusahaan  dan  ukuran perusahaan.  Hasil  temuan  ini  sesuai  dengan  temuan  Safrida  2008  yang
mengemukakan  bahwa  struktur  modal  berpengaruh  signifikan  terhadap  nilai perusahaan
.
Universitas Sumatera Utara
84
1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Struktur  modal  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  nilai perusahaan.  Hasil  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Kusumajaya
2011  hasil  penelitian  ini  sesuai  dengan  temuan  Modigliani  dan  Miller   pada tahun  1963  yang  menyatakan  bahwa  dengan  memasukkan  pajak  penghasilan
perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif  dan  signifikan terhadap nilai  perusahaan,  yang dapat dilihat dari koefisien
regresi  struktur  modal  sebesar  0,093  dan  signifikan  sebesar  0,007,  yang  berarti bahwa  setiap  adanya  kenaikkan  hutang  sebagai  sumber  pendanaan  perusahaan
sebesar  1  satuan  akan  berpengaruh  pada  peningkatan  nilai  perusahaan  sebesar 0,093  satuan.  Hasil  penelitian  ini  konsisten  dengan  temuan  Wijaya,  et  al  2010
yang  menyatakan  bahwa  keputusan  pendanaan  berpengaruh  signifikan  terhadap nilai  perusahaan  sektor  industri  dasar  dan  kimia  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek
Jakarta tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
2.  Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaa hasil temuan
ini  sesuai  dengan  hasil  temuan  yang  dilakukan  oleh  Fachrudin  2011  yang menyatakan  bahwa  ukuran  perusahaan  tidak  memiliki  pengaruh  baik  secara
langsung  ataupun  secara  tidak  langsung  terhadap  nilai  perusahaan.  Hal  ini dikarenakan  ukuran  perusahaan  memang  meningkatkan  efisiensi  discreationary
expense namun tidak meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
85 Dapat  dikatakan  bahwa  semakin  tinggi  hutang,  beban  bunga  meningkat
sehingga  discreationary  expense  meningkat,  tetapi  peningkatan  discreationary expense
tidak meningkatkan kinerja. Kinerja yang  digunakan adalah  pertumbuhan perusahaan, yaitu rasio laba bersih dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham.
Discrea tiona ry expense adalah beban yang dikeluarkan berdasarkan kebijaksanaan
seorang  manajer,  meliputi  beban  operasi,  beban  non  operasi,  beban  bunga,  serta gaji  dan  upah.  Dalam  hal  ini  discreationary  expense  adalah  jumlah  beban  usaha
ditambah  beban  bunga.  Pada  saat  penggunaan  hutang  meningkatkan  beban bunga maka  discreationary  expense  meningkat.  Dalam  format  laporan  laba  rugi,
penjualan  dikurang  beban  pokok  penjualan  dikurang  discreationary  expense menghasilkan  laba  usaha.  Laba  usaha  ditambah  pendapatan  beban  lain-lain  dan
ditambah manfaat beban pajak menghasilkan laba bersih.
3.  Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan  perusahaan  tidak  berpengaruh  terhadap  nilai  Perusahaan.
Hasil  penelitian  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Meythi  2012, dimana  penelitian  tersebut  mengukur  nilai  perusahaan  dengan  pertumbuhan
perusahaan  sebagai  variabel  moderating  yang  menemukan  bahwa  pertumbuhan perusahaan  tidak  berpengaruh  terhadap  nilai  perusahaan.  Perusahaan  dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam  hubungannya  dengan  leverage, sebaiknya menggunakan  ekuitas  sebagai  sumber  pembiayaaannya  agar  tidak  terjadi  biaya
keagenan  agency  cost  antara  pemegang  saham  dengan  manajemen  perusahaan, sebaliknya  perusahaan  dengan  tingkat  pertumbuhan  yang  rendah  sebaiknya
menggunakan  hutang  sebagai  sumber  pembiayaannya  karena  penggunaan  hutang
Universitas Sumatera Utara
86 akan  mengharuskan  perusahaan  tersebut  membayar  bunga  secara  teratur.
Pertumbuhan  perusahaan  yang  cepat  akan  mengakibatkan  semakin  besarnya kebutuhan  dana  untuk  ekspansi.  Semakin  besar  kebutuhan  untuk  pembiayaan
mendatang  maka  semakin  besar  keinginan  perusahaan  untuk  menahan  laba.  Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden
tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi.
4.  Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Kinerja  keuangan  perusahaan  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap
nilai  perusahaan,  hasil  temuan  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh Nurhayati 2008 yang menyatakan bahwa penciptaan nilai perusahaan dipengaruhi
oleh  kemampuan  perusahaan  memperoleh  laba  ternyata  terbukti,  yaitu  bahwa
Return  on  Asset berpengaruh positif terhadap  nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung signaling theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai
ea rning
yang  semakin  meningkat  merupakan  signal  bahwa  perusahaan  tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan mendatang.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN