Analisis Prosedur Transfer Dalam Terjemahan Surah Al-Baqarah Pada Syamil Al-Qur`An
ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN
SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR`AN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
BAIHAKI HASIBUAN
NIM : 060704028
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini karya yang pernah diajukan untu
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa
pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan,
Juli 2010
BAIHAKI HASIBUAN
060704028
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbi al-‘ālamīn penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
segala karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan
salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang tokoh
revolusioner dunia yang memiliki akhlak Al-Qur’an sehingga menjadi teladan bagi segenap
umat.
Skripsi ini berjudul Analisis Prosedur Transfer dalam Penerjemahan surah Al-Baqarah
pada Syamil Al-Qur’an. Penulis sangat tertarik untuk mengkaji permasalahan ini, didorong oleh
kurangnya referensi bidang penerjemahan, khususnya penerjemahan bahasa Arab ke bahasa
Indonesia, padahal dewasa ini bidang ini berkembang pesat sebagaimana terlihat dari banyaknya
buku hasil terjemahan. Di samping itu bidang ilmu terjemahan merupakan mata kuliah yang
diajarkan di program studi Sastra Arab Fakultas Sastra USU.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang konstruktif dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan,
Juli 2010
Penulis
BAIHAKI HASIBUAN
060704028
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Berkat ridha dan rahmat Allah SWT, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda H. Ahmad Hamin Hsb dan Ibunda Hj. Jerni
Hst yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik penulis dari sejak kecil sampai saat
ini dan selalu mendoakan di setiap aliran darah dan sholat, sehingga penulis
menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Dengan segala kerendahan hati
penulis bersujud mohon ampun kepada Allah swt semoga keduanya dilimpahkan
rahmat dan diberkati dalam kehidupan dunia dan akhirat.
2. Bapak DR Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra, Universitas Sumatera
Utara beserta Bapak Drs. Aminullah, M.A, Ph.D selaku Pembantu Dekan I , Bapak Drs.
Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Parlaungan Ritonga,
M.Hum selaku Pembantu Dekan III.
3. Ibu Dra. Khairawati, M.A.,Ph.D selaku Ketua Program Studi Sastra Arab, Fakultas
Sastra, Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen pembimbing I, serta Bapak
Drs Suwarto M.Hum sebagai Dosen pembimbing II yang dengan ikhlas dan tulus serta
rela meluangkan waktu, energi, dan pikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Mahmud Khudri, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab,
Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak (alm) Prof. DR. H Marjuni Rangkuti M.A selaku Penasehat Akademik yang
telah memberikan berbagai nasehat dalam rutinitas penulis menjalani kegiatan
perkuliahan di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara
ini.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, khususnya staf
pengajar di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara
yang telah menambah wawasan penulis selama masa perkuliahan serta Kakanda
Andika sebagai staf tata usaha di Program Studi Sastra Arab.
Universitas Sumatera Utara
7. Kakanda tersayang Alwan Syukri Hsb SH, Ummi Kalsum Hsb, Anisah Hapni Hsb serta
keponakanku tercinta Azizah, Zholilah, Ainun (Terima kasih atas kasih sayang dan
doanya ya…Love u all).
8. Terima kasih khusus dan yang terspesial untuk seseorang yang telah memberi motivasi,
semangat, dan do’a serta cinta dan kasih sayang yang tiada henti untuk penulis.
9. Terima kasih yang tiada terhingga untuk sahabat-sahabat penulis IPRASADA ON7
COMMUNITY yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terkhusus buat Akhi Arif Nuh
Safri Sitompul S.Th. atas bantuannya dalam penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman stambuk ’06 (Haris, Jarot, Saiful, Arif, Surya, Riki, Rahman, Arfansyah,
Salehah, Sarah, Isna, Sani, Dwi, Elita, Eli, Rodiyah, Hasnah, Fatimah, Ika), serta
teman-teman di Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA).
11. Teman-teman di kontrakan (Coki, Andri, Zuki, Reza, Adi) terimakasih atas semuanya.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi telah memberikan
bantuan yang tidak terhingga kepada penulis. Terima kasih untuk segalanya.
Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan semoga Allah SWT akan membalas
semua kebaikan yang telah dilakukan.
Medan, Juli 2010
BAIHAKI HASIBUAN
060704028
Universitas Sumatera Utara
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987
dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
Alif
-
Tidak dilambangkan
bā`
B
-
tā`
T
-
śā`
ṡ
ṡ dengan titik di atasnya
Jīm
J
-
hā`
ḥ
ḥ dengan titik di bawahnya
khā`
Kh
-
Dāl
D
-
Żāl
Ż
ż dengan titik di atasnya
rā`
R
-
Zai
Z
-
Sīn
S
-
Syīn
Sy
-
șād
ṣ
ṣ dengan titik di bawahnya
ḍad
ḍ
ḍ dengan titik di bawahnya
Universitas Sumatera Utara
țā`
ṭ
ṭ dengan titik di bawahnya
zā`
ẓ
ẓ dengan titik di bawahnya
`ain
‘
Koma terbalik
Gain
G
-
fā`
F
-
Qāf
Q
-
Kāf
K
-
Lām
L
-
Mīm
M
-
Nūn
N
-
Wāwu
W
-
hā`
H
-
Hamzah
`
Apostrop, tetapi lambang ini
tidak di pergunakan untuk
hamzah di awal kata
yā`
Y
-
II. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
ditulis Aḥmadiyyah
III. Tā`marbutah di akhir kata
1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi
bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
ditulis jamā’ah
Universitas Sumatera Utara
2. Bila dihidupkan ditulis t
ditulis karāmatul-awliyā`
IV. Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
V. Vokal Panjang
A panjang ditulis ā, i pajang ditulis ī, dan u panjang ditulis ū, masing-masing dengan
tanda hubung (-) di atasnya.
VI. Vokal Rangkap
Fathah + yā` tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au.
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata
Dipisah dengan apostrof (`)
ditulis a`antum
ditulis mu`annaṡ
VIII. Kata Sandang Alif + Lām
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis alditulis Al-Qur`an
2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf l diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.
ditulis as-syī’ah
IX. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat
1. Ditulis kata per kata, atau
Universitas Sumatera Utara
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.
ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul-Islam
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
BA
: Bahasa Arab
BI
: Bahasa Indonesia
BS
: Bahasa Sumber
BP
: Bahasa Penerima
IMBA
: Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab
Alm
: Almarhum
SAW
: Sallallahu ‘alaihi wasallam
SWT
: Subhanahu wa ta’ala
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................
i
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................
ii
PEDOMAN TRANSLITERASI............................................................
iv
DAFTAR SINGKATAN........................................................................
vii
DAFTAR ISI...........................................................................................
viii
ABSTRAK ..............................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..........................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................
7
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................
7
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................
7
1.5 Metode Penulisan ......................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………… .
9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …..…………………………
14
3.1 Sekilas tentang surah Al-Baqarah .............................
14
3.2 Hakikat penerjemahan ..............................................
14
3.3 Prosedur transfer dalam surah Al-Baqarah………...
17
BAB IV PENUTUP ................................................................................
47
4.1 Kesimpulan ................................................................
47
4.2 Saran ..........................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
BAIHAKI HASIBUAN, 2010. ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN
SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR’AN. UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Penelitian Prosedur Transfer ini membahas tentang cara atau proses penerjemahan surah AlBaqarah pada Syamil Al-quran menurut prosedur transfer serta menilik seberapa konsistenkah
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan konsistensi prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil
terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an menurut prosedur transfer.
Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis
deskriptif dengan mengambil objek pembahasan terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil AlQur’an yang merupakan hasil dari buah kerjasa sama antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an
Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya terdapat 54 data yang berupa terjemahan menurut
prosedur transfer yang terdiri dari kata, frase, dan juga kalimat. Dan adanya ketidak konsistenan
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-qur’an.
Universitas Sumatera Utara
:
.
.
.
.
.
,
,
.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
BAIHAKI HASIBUAN, 2010. ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN
SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR’AN. UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Penelitian Prosedur Transfer ini membahas tentang cara atau proses penerjemahan surah AlBaqarah pada Syamil Al-quran menurut prosedur transfer serta menilik seberapa konsistenkah
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan konsistensi prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil
terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an menurut prosedur transfer.
Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis
deskriptif dengan mengambil objek pembahasan terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil AlQur’an yang merupakan hasil dari buah kerjasa sama antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an
Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya terdapat 54 data yang berupa terjemahan menurut
prosedur transfer yang terdiri dari kata, frase, dan juga kalimat. Dan adanya ketidak konsistenan
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-qur’an.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat terpenting bagi manusia, dilihat dari fungsinya bahasa adalah alat
komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia sehari-hari, baik individu dengan
individu, individu dengan masyarakat dan masyarakat dengan bangsa tertentu (Tayar Yusuf dan
Saeful Anwar, 1997:187).
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Daryanto,
1998:51).
Menurut Gulayaini (2007:7) Bahasa adalah :
/ Allugatu: alfāẓun yu’abbiru bihā kullu qaumin ’an maqāṣidihim/ Bahasa: lafal yang digunakan
oleh setiap orang (kaum), dalam menyampaikan maksud atau kehendak mereka.
Menurut Keraf dalam Hassan (2001: 13) Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota
masyarakat, berupa lambang bunyi, lambang suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi baik
di Negara-negara Arab maupun di dunia Interasional. Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa
Smit yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa-bangsa yang bermukim di sekitar Sungai Tigris dan
Furat, dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah) dan bahasa ini menjadi berkembang
dengan pesatnya setelah Islam (agama yang dibawa nabi Muhammad saw) datang dan
menjadikannya sebagai bahasa kitab sucinya (Al-Qur`an). (Abdul Muin, 2004:vii).
Bahasa Arab tak ubahnya seperti bahasa-bahasa lain di dunia. Tujuan mempelajarinya
minimal ada dua alasan, pertama untuk alat komunikasi, yang harus dipelajari bila kita ingin
bergaul dengan pemakai bahasa tersebut, kedua karena bahasa Arab merupakan bahasa agama
Universitas Sumatera Utara
yang mengharuskan pemeluknya mempelajarinya minimal untuk kesempurnaan amal ibadahnya.
(Abdul Muin, 2004:vii).
Al-Qur`an dan Hadits-hadits nabi yang berdialek quraisy dianggap sebagai contoh
bahasa Arab yang sempurna, dan kedua pokok ajaran Islam itu ditulis dengan bahasa Arab. Oleh
karena itu bagi siapa yang ingin mempelajari, memahami, serta menggali ajaran Islam haruslah
mempelajari bahasa Arab. (Abdul Muin, 2004 : 23).
Cara untuk mempelajari, memahami serta mendalami hukum (ajaran) Islam pada
dasarnya dapat dilakukan dengan mempelajari bahasa Arab. Cara lain dapat dilakukan melalui
hasil terjemahan-terjemahan yang diproduksi oleh para ahli terjemah yang disponsori oleh
Penerbit ataupun Lembaga tertentu.
Kata penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan, sedangkan kata
terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan (M. Rudolf Nababan, 2003:18).
Suhendra Yusuf (1994:8) menyatakan terjemah diartikan sebagai semua kegiatan
manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan dari informasi asal ke informasi
sasaran.
Muhammad Ali Al Khuli (1982:291) mengatakan bahwa
/At-tarjamatu : taḥwīlu naṣṣin au jumlatin au kalimatin fī lugatin ila mā yunāẓiruha fī lugati
ukhra/ Penerjemahan adalah proses perubahan (pengalihan) teks, kalimat, kata dari satu bahasa
(bahasa sumber) ke dalam padanannya pada bahasa lain (bahasa penerima).
Widyamartama (1989:11) mengatakan bahwa penerjemahan adalah memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan cara, pertama-tama
mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.
Mauritas D.S (1999:2) berpandangan bahwa penerjemahan adalah mengalihkan makna
yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan bentuk yang sewajar
mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa penerjemahan adalah usaha
memindahkan pesan atau amanat dari teks bahasa sumber (dalam konteks ini bahasa Arab), ke
dalam bahasa penerima (dalam konteks ini bahasa Indonesia), dengan padanan yang paling dekat
dan wajar dari segi arti dan gaya bahasa.
Setiap proses penerjemahan
memiliki tujuan, adapun tujuan penerjemahan
sebagai
berikut ;
1. Untuk menyampaikan berita, informasi dan pesan dalam bentuk bahasa penerima.
akan tetapi, dalam menyampaikan berita melalui bahasa penerima, diperlukan
beberapa penyesuaian tata bahasa dan perbendaharaan kata.
2. Untuk menghasilkan suatu karya terjemahan dari bahasa sumber dengan membawa
makna yang sama pada bahasa penerima.
3. Untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. ( E.Sadtono,1985 : 9).
Penerjemahan merupakan proses pengungkapan makna bahasa sumber ke dalam bahasa
penerima. proses ini dilakukan dengan tiga tahap utama: memahami makna nas sumber,
mengungkapkan pemahaman tersebut di dalam nas penerima, dan menyusun kembali hasil
pengungkapan tersebut agar sesuai dengan karakteristik nas penerima. Pengungkapan
pemahaman dalam proses penerjemahan merupakan tahap paling penting. Pada tahap ini
penerjemah menggunakan Metode, Prosedur dan Teknik penerjemahan. Metode merupakan cara
penerjemahan yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terkandung dalam suatu nas
sebagai wacana yang lengkap. Sementara itu, prosedur dipandang sebagai cara penerjemahan
yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terdapat dalam suatu kalimat dan unit-unit
terjemahan yang lebih kecil (frase, kata) yang merupakan bagian dari wacana itu. Adapun teknik
merupakan cara penerjemahan yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terdapat di
dalam unsur-unsur sintaktis yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah kalimat
(Syihabuddin, 2002:201).
Karena objek prosedur adalah kalimat, frase, kata dan semuanya itu sangat banyak
jenisnya dan variatif, maka tidaklah heran jika prosedur penerjemahan pun sangat banyak dan
variatif (Syihabuddin, 2002:67). Dalam teori terjemahan terdapat banyak prosedur. Namun
Universitas Sumatera Utara
prosedur penerjemahan yang paling pokok dan inti ialah Prosedur Transposisi, Prosedur
Ekuivalensi, dan Prosedur Transfer (Syihabuddin, 2002:203). Dan yang akan penulis bahas
dalam penulisan ini adalah Prosedur Transfer.
Newmark (1988:85) dalam Syihabuddin (2002:79) mengemukakan bahwa Transposisi
merupakan prosedur penerjemahan yang berkenaan dengan perubahan aspek gramatikal dari
bahasa sumber ( BS ) ke bahasa penerima ( BP).
Catford (1965:94) dalam Syihabuddin (2002:108) memandang Ekuivalensi sebagai ciri
situsional yang relevan antara bahasa sumber dan bahasa penerima. Ciri situsional ini dipandang
oleh Mouaket (1988:162) sebagai nilai-nilai komunikatif antara bahasa sumber dan bahasa
penerima.
Prosedur Transfer dipahami sebagai prosedur pengalihan suatu unit linguistik dari bahasa
sumber (BS) ke dalam bahasa penerima (BP) dengan menyalin huruf demi huruf atau melakukan
transliterasi (Syihabuddin,2002 : 70). Newmark (1988:81) Mendefenisikan istilah Prosedur
Transfer sebagai proses pengalihan sebuah kata dari bahasa sumber ke bahasa penerima.
Contoh prosedur Transfer :
…..
/Qul āmannā bi l-lāhi wa mā unzila 'alainā wa mā unzila 'ala ibrāhīma wa isma’īla wa ishāqa
wa ya'qūba…/ Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya'qub
Pada kata
/Ibrāhīma /ditransfer ke bahasa penerima (BP) menjadi Ibrahim. Cara ini
memperlihatkan beberapa gejala penyesuaian, yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/r/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan vokal panjang [i:] pada huruf /h/ menjadi vokal
pendek [i] di dalam BP, penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke dalam BP dengan huruf
kapital, serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/m/ di akhir kata. Ibrahim merupakan nama
Universitas Sumatera Utara
salah seorang nabi Allah swt yang bernama lengkap Ibrahim bin azar alias Tarih bin Nahur bin
Syarukh bin Raghu bin Falikh bin `Amir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh ( AsSuyuti II : 142).
Pada kata
/Ismā’īla/ ditransfer menjadi Isma’l di dalam BP. Transfer ini
memperlihatkan beberapa gejala pennyesuaian berupa penghilangan vokal panjang [a:] pada
huruf
/m/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan vokal panjang [i:] pada huruf
menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, penulisan huruf
/ain/
/ain/ di dalam bahasa penerima menjadi
sesuai dengan pedoman transliterasi, dan penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke
BP dengan huruf kapital, serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/l/ di akhir kata. Isma’il
merupakan nama salah seorang nabi Allah swt. Dia adalah putra tertua Ibrahim, yang bersaudara
dengan Ishak (al-Ashfahani II:138).
Sedangkan pada kata
/Ishāqa/ ditansfer ke bahasa penerima menjadi Ishaq. Dalam
proses ini juga terdapat penyesuaian yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/h/
menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke
dalam BP dengan huruf kapital, karena ia merupakan nama orang dan pemadanan fonem huruf
/q/ ke dalam bahasa Indonesia menjadi /q/ yang sesuai dengan pedoman transliterasi serta
penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/q/ di akhir kata. Ishaq as adalah salah satu nabi Allah swt
yang juga putra Ibrahim as. Dia dilahirkan 14 tahun setelah Ismail as dan hidup selama 180
tahun. Kata Ishaq berasal dari bahasa Ibrani (as-Suyuthi II:138).
Pada kata
/ya’qūba/ terdapat juga prosedur transfer menjadi Ya’qub. Dalam hal ini
terjadi pemadanan huruf
/q/ ke dalam bahasa penerima menjadi /q/ yang sesuaian dengan
pedoman transliterasi, serta gejala penghilangan vokal panjang [u:] pada huruf
/q/ menjadi
vokal pendek [u] di dalam BP, dan penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/b/ di akhir kata. Ya’qub
….."
as juga merupakan seorang dari ke-25 nabi-nabi Allah swt yang wajib kita ketahui.
......
/Inna awwala baytin wuḍi'a linnāsi lallaẓī bi bakkata/ Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah......
Universitas Sumatera Utara
Kata
/Bakkatu/ merupakan nama klasik untuk Mekah. Mekah dinamai Bakkah, karena
Mekah merupakan tempat manusia berdesak-desakan saat tawaf dan Mekah menundukkan
kepala orang-orang yang angkuh (Al-Ashfahani:55). Jadi Bakkah merupakan nama geografis
yang ditransfer ke bahasa penerima karena tidak ada padanannya.
Al-Qur’an merupakan media interaksi antara Tuhan dengan hamba-Nya (Qardhawi,
1997). Alat yang digunakan dalam berinteraksi adalah tulisan dalam bahasa Arab (dalam hal ini
bahasa Arab). Sebagaimana dalam firman-Nya yang terjemahannya “Sesungguhnya telah Kami
turunkan Al-Quran dengan bahasa Arab, supaya kamu memahaminya” (QS, Yusuf:2).
Syamil Al-Qur’an adalah Al-Qur`an terjemahan per-kata yang menampilkan arti setiap
kata dalam Al-Qur`an dalam bentuk bahasa Indonesia dan arti kata tersebut diletakkan tepat di
bawah kata yang berbahasa Arab. Sebagai fungsinya yaitu Al-Qur`an tarbiyah (pendidikan),
maka bagi umat Islam yang belum mengenal ataupun mengetahui bahasa Al-Qur`an, Syamil AlQur`an akan membimbing dan mempermudah dalam menguasai, memahami kandungan AlQur`an. Syamil Al-Qur`an adalah hasil dari buah kerjasama antara Lajnah Pentashih Mushaf AlQur`an Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.
Adapun Surah Al-Baqarah adalah surah ke-2 dari 114 surah yang ada di dalam Kitab suci
Al-Qur`an, terdiri dari 286 ayat dan surah ini termasuk jenis surah Madaniyyah, yaitu surah
yang diturunkan setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah.
Penulis sangat tertarik untuk mengkaji permasalahan ini, didorong oleh kurangnya
referensi bidang penerjemahan, khususnya penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Indonesia,
padahal dewasa ini bidang ini berkembang pesat sebagaimana terlihat dari banyaknya buku hasil
terjemahan. Di samping itu bidang ilmu terjemahan merupakan mata kuliah yang diajarkan di
program studi Sastra Arab Fakultas Sastra USU, Dengan demikian penulisan ini disuguhkan
untuk para mahasiswa dan masyarakat luas yang memiliki minat dalam bidang penerjemahan
untuk dijadikan sebagai batu loncatan dalam meneliti lebih intensif hal yang berkaitan dengan
terjemahan. Dan judul ini juga belum pernah dibahas atau diteliti sebelumnya oleh mahasiswa
program studi Sastra Arab.
Universitas Sumatera Utara
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian penulis sebelumnya, rumusan masalah pada penulisan ini, yaitu;
1. Bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan Surah Al-Baqarah pada Syamil
Al-Qur'an.
2. Apakah konsisten prosedur transfer yang diterapkan pada terjemahan surah Al-Baqarah
pada Syamil Al-Qur`an.
C.
Tujuan Penulisan
Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan Surah Al-Baqarah pada Syamil
Al-Qur`an.
2. Untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil terjemahan surah Al-Baqarah pada
Syamil Al-Qur`an menurut prosedur transfer.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pembaca dan peminat bahasa Arab.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan Ilmu Terjemahan, khususnya
dalam Ilmu Terjemahan Arab-Indonesia.
3. Diharapkan mampu menjadi motivasi di kalangan mahasiswa Bahasa Arab untuk lebih
jauh meneliti hal yang berkaitan dengan terjemahan.
4. Sebagai salah satu tambahan perbendaharaan kepustakaan di bidang Ilmu Terjemahan.
E.
Metode Penulisan
Metode atau yang disebut juga dengan sistematika kerja dalam penulisan karya ilmiah
merupakan satu hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja, hal ini bertujuan untuk menciptakan
suatu karya ilmiah yang sesuai dengan standarisasi penulisan karya ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
Purwadarminta (1984:649) menjelaskan bahwa metode adalah cara yang telah teratur dan
terfikir baik-baik untuk mencapai suatu jalan atau cara. Metode menyangkut masalah kerja untuk
memahami objek yang menjadi sasaran penulisan.
Metode yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah metode Deskriptif yang objek
penulisannya diambil melalui perpustakaan (Library Research). Tahap-tahap pengumpulan data
dilakukan sebagai berikut :
1. Melihat terjemahan surah Al-Baqarah pada syamil Al-qur`an.
2. Mencari data-data yang berkaitan dengan terjemahan secara prosedur transfer.
3. Mengumpulkan data-data prosedur transfer.
4. Membaca dan Menganalisa tiap data, pertama dengan melihat dan menganalisa
prosedurnya, kedua melihat hasil terjemahan prosedur transfer apakah sudah konsisten.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bidang linguistik, penerjemahan biasanya dikelompokkan ke dalam bidang
linguistik terapan karena berbagai teori yang telah dirumuskan dalam linguistik teoritis
diterapkan pada bidang penerjemahan. Linguistik teoritis berfungsi sebagai pengembang dan
pemerkaya teori penerjemahan. Namun, penerjemahan pun dapat pula dikelompokkan ke dalam
linguistik interdisipliner, karena di dalam penerjemahan itu dibicarakan berbagai disiplin ilmu
yang merupakan amanat dari sebuah nas. Amanat itu sendiri merupakan salah satu unsur pokok
yang terlibat dalam proses penerjemahan.
Proses ialah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja. dan ketika seorang
penerjemah mengalihkan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima hal ini disebut
dengan proses penerjemahan. Proses penerjemahan dapat pula diartikan sebagai suatu sistem
kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan
menjermahkan diperlukan kehati-hatian karena kesalahan dalam satu tahap akan menimbulkan
kesalahan dalam tahap lainnya. Apabila hal yang seperti itu terjadi, terjemahan yang dihasilkan
akan mengandung kesalahan-kesalahan (M. Rudolf Nababan, 2003:25).
Kadang-kadang seorang penerjemah tidak dapat mengungkapkan makna kata bahasa
sumber (BS) di dalam bahasa penerima (BP) karena kata itu tidak memiliki padanan yang tepat
di dalam bahasa penerima atau penerjemah beranggapan bahwa kata itu memiliki pengertian
yang sangat khas, sehingga jika diungkapkan hilanglah kekhasannya. Tatkala penerjemah
menghadapi masalah seperti ini, biasanya penerjemah mengalihkan kata BS ke dalam BP. Cara
penerjemahan dengan pengalihan ini dikenal dengan prosedur transfer (Syihabuddin, 2002:129).
Prosedur Transfer merupakan salah satu prosedur penerjemahan yang berkenaan dengan
kosa kata. Newmark (1988:81) dalam Syihabuddin (2002:129) mendefenisikan istilah transfer
sebagai proses pangalihan sebuah kata dari bahasa sumber ke bahasa penerima. Selanjutnya dia
menegaskan bahwa ada beberapa kosa kata yang lazim ditransfer ke dalam bahasa penerima.
Kategori itu adalah nama orang, nama geografi, tofografi, judul penerbitan, nama institusi swasta
Universitas Sumatera Utara
dan pemerintah, nama jalan dan alamat, objek kebudayaan. Hal yang hampir senada
diungkapkan juga oleh Syihabuddin (2002:206) bahwa prosedur transfer dikenakan pada kosa
kata yang dikategorikan sebagai nama orang, nama geografi, nama kitab suci, nama-nama Alla
swt, dan istilah keagamaan yang sulit dipadankan.
Sementara itu, prosedur transfer tidak dijabarkan ke dalam teknik seperti halnya prosedur
lainnya, karena prosedur ini merupakan proses pengalihan kata atau frase dengan mengganti
huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain dalam hal ini abjad bahasa Arab ke
abjad bahasa Indonesia. Prosedur ini diikuti dengan penyesuaian ejaan pada tataran fonologi
melalui proses penghilangan, penambahan, pemadanan dan penggantian fonem. Di samping itu
penyesuaian juga meliputi tanda baca dan bentuk huruf (Syihabuddin, 2002:206).
Ada juga kosa kata yang dialihhurufkan secara utuh. Cara ini berlaku untuk kosa kata
bahasa Arab (BA) yang belum menjadi bahasa Indonesia (BI) seperti kata Muhkamāt dan
Bakkah . sedangkan kosa kata BA yang telah masuk ke BI, bahkan telah didokumentasikan di
dalam KBBI, kata itu semestinya mengikuti kaidah BI (Syihabuddin, 2002:206).
Prosedur Transfer digunakan untuk kata-kata yang sama sekali tidak dapat dipadankan
dengan bahasa penerima, juga untuk menarik perhatian pembaca, dan karena sebuah kata
memiliki nuansa khusus di dalam bahasa sumber. Alasan tersebut sejalan dengan pandangan
Newmark (1988:81) yang menegaskan bahwa prosedur transfer dipakai untuk memberi warna
lokal, menarik perhatian pembaca, menciptakan keintiman antara teks dan pembaca dan karena
suatu kata memiliki makna, nuansa dan konteks khusus.
Contoh prosedur transfer sebagai berikut ;
/Alif lām mīm/ Alif lām mīm.
Pada surah Al-Baqarah ayat pertama, kata
/aliflāmmīm/ ditransfer menjadi alif laam
miim secara utuh, tanpa penyesuaian dengan BP. Penerjemahan hanya menyebutkan nama-nama
huruf yang terputus-putus ini.
Universitas Sumatera Utara
Kata di atas merupakan rangkaian huruf yang ditempatkan pada permulaan beberapa
surah Al-Qur`an. Penempatan rangkaian yang tidak dikenal dalam konvensi masyarakat Arab ini
bertujuan untuk menarik perhatian orang-orang yang tidak memperhatikan AlQur`an dan untuk
menunjukkan kemukjizatan Al-Qur`an (ash-Shabuni:31). Kata ini ditransfer ke BP karena tidak
diketahui maknanya dan grafemnya itu sendiri menunjukkan mukjizat. Jika diterjemahkan, maka
hilanglah unsur kemukjizatannya.
/żālika l-kitābu lā rayba fīhi hudān lilmuttaqīna/ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Pada kata
/al-kitābu/ ditransfer ke bahasa penerima menjadi Kitab. Cara ini
memperlihatkan beberapa gejala penyesuaian, yaitu penghilangan huruf
vokal panjang [a:] pada huruf
/al/, penghilangan
/t/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan penulisan huruf
pertama kata yang ditransfer ke dalam BP dengan huruf kapital serta penghilangan bunyi /u/
/b/ di akhir kata. Tuhan menamakan Al-Qur`an dengan Al-Kitabu yang di sini
pada huruf
berarti yang ditulis dan termasuk salah satu nama Al-Qur`an sehingga nama ini ditransfer ke BP
karena memiliki makna khusus sehingga tidak ada padanannya dalam BP dan termasuk nama
kitab suci.
…….
U
U
/Allażīna yu'minūna bi l-gaybi…… / (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib…….
Kata
/al-gaybu/ ditransfer dalam terjemahannya menjadi Gaib, dengan
menunjukkan gejala penghilangan huruf
/al/, serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/b/ di
akhir kata. Istilah gaib merupakan istilah khusus keagamaan dan sangat sulit mencari
padanannya dalam bahasa penerima karena istilah-istilah khusus keagamaan sebaiknya
ditransfer. Agorsiloku (2006) menyatakan Gaib secara sederhana didefenisikan dengan hal yang
tidak tampak baik dengan mata, panca indera, atau alat apapun juga. Al-Qur`an mendefenisikan
gaib sebagai berikut ; QS 27:65
Universitas Sumatera Utara
/ Qul lā ya’lamu man fi s-samāwāti wa l-arḍi l-gayba illā l-lahu wa mā yasy’urūna ayyāna
yub’aṡūna/“ Katakanlah : Tidak ada satu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
gaib, kecuali Allah”.
/Wa iż qāla rabbuka lilmalā'ikati innī ja’ilun fi l-arḍi khalīfatan qālū ataj’alu fīhā man yufsidu
fīhā wa yasfikud-dimā'a wa naḥnu nusabbiḥu bi ḥamdika wa nuqaddisu laka qāla innī a’lamu
mālā ta’lamūna/ Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “ Aku hendak
menjadikan khalifah di Bumi." mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?”Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”
Pada kata
/al-malāikatu/ ditransfer ke bahasa penerima menjadi malaikat, dengan
proses penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/l/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP,
serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf /t/ di akhir kata. Malaikat adalah satu dari ciptaan Allah
swt yang maha kuasa yang ada di bumi Allah ini dan merupakan hamba Allah swt yang paling
penurut kepada Allah swt. Malaikat artinya kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk pada perintah
Allah swt. Berasal dari bahasa Arab `Malak` yang artinya kekuatan (www.organisasi.org).
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya pada kata
/khalīfatun/, mengalami proses tansfer dalam terjemahan
sehingga menjadi khalifah. Pada hasil terjemahan ini ditunjukkan adanya gejala penghilangan
vokal [i:] pada huruf
/l/ menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, dan pemadanan huruf /t/ ke
dalam bahasa penerima menjadi /ah/ hal ini merujuk kepada pedoman transliterasi yang berlaku,
serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/t/ di akhir kata. Khalifah dalam bahasa Indonesia
artinya “pengganti nabi Muhammad” dan istilah ini diperuntukkan Allah swt kepada manusia
sebagai penghuni Bumi ini.
U
U
……
/Qāla yā ādamu anbi'hum bi asmā'ihim……../ Dia (Allah) berfirman,”Wahai Adam!
Beritahukanlah pada mereka nama-nama itu……!”
Pada kata
/ādamu/ ditransfer dalam bahasa penerima menjadi Adam. Proses ini
menunjukkan beberapa gejala penyesuain pada bahasa penerima, seperti penghilangan vokal
panjang [a:] pada huruf /?/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta penulisan huruf kapital
pada huruf pertama kata yang ditransfert ke dalam bahasa penerima serta penghilangan bunyi /u/
pada huruf
/m/ di akhir kata. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah swt
untuk menjadi khalifah di bumi-Nya dan dari Adam ini terlahir manusia melalui perkawinannya
dengan Hawa.
Selanjutnya peneneliti akan mencoba menganalisa, memaparkan, dan mendeskripsikan
bagaimana prosedur transfer dalam terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-qur`an dan
apakah hasil terjemahannya konsisten. Dan sementara ini penulis sudah menemukan data berupa
kata atau kelompok kata yang diterjemahkan dengan prosedur transfer berjumlah 52 kata yang
tersebar pada surah Al-Baqarah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sekilas tentang surah Al-Baqarah
Surah Al-Baqarah (Arab:
, /Al-Baqaratu/ "Sapi Betina") adalah surah ke-2 dalam
Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah
Madaniyyah, yaitu surah yang diturunkan setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah. Sebagian
besar ayat dalam surah ini diturunkan pada permulaan hijrah, kecuali ayat 281 yang diturunkan
di Mina saat peristiwa Haji Wada`. Surah ini merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur’an.
Surah ini dinamai Al-Baqarah yang artinya sapi betina karena di dalam surah ini tedapat kisah
penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah swt kepada Bani Israil (terdapat dalam ayat
67-74). Surah ini juga dinamai Fustatul Qur’an (Puncak Al-Qur’an) karena memuat beberapa
hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dinamai juga surat Alif Lam Mim karena
surah ini dimulai dengan huruf arab Alif Lam Mim. (www.wikipedia.com.file:///D:/Surah_AlBaqarah.htm).
3.2 Hakikat Penerjemahan
Manusia yang “hidup” di dunia ini tidak dapat lepas daripada “Dunia Penterjemahan”.
Sepanjang hidup 24 jam, manusia selalu saja berada dalam masalah penterjemahan; sama halnya
penterjemahan formal maupun penterjemahan informal.
Apabila saja “seseorang” terjaga daripada tidurnya di pagi hari, ia akan mendengarkan
suara kokok ayam yang bersahutan dengan lantunan azan secara bersamaan; lalu ia akan
terjemahkan bahwa waktu subuh sudah masuk dan kewajiban sholat sudah menanti. Seorang
dokter apabila ia mendengar tentang keluhan dari pasiennya, ia lau akan terjemahkan
bahwasanya pasiennya sedang mengidam penyakit, mugkin si pasien sakit kepala, sakit perut,
sakit jantung, maka perlu diobati. Begitu juga seorang seniman, apabila ia melihat atau membaca
Universitas Sumatera Utara
situasi suatu kelompok masyarakat lalu ia akan terjemahkan hal tersebut ke dalam bentuk karya,
baik karya dalam bentuk tertulis maupun lisan. Begitulah kita manusia ini, kita tidak dapat
terlepas daripada masalah-masalah penterjemahan terutama penterjemahan yang bersifat
informal mulai daripada terjaga dari tidur di pagi hari sampai tidur lagi di malam hari.
Melalui kegiatan penterjemahan, seseorang dapat mengembangkan satu kegiatan
keilmuan, sama halnya ilmu terkini maupun ilmu yang sudah lama. Penterjemahan merupakan
suatu kesenian yang merangkumi satu usaha menggantikan makna atau pernyataan ide tertulis
dari satu bahasa ke bahasa lain (M.Husnan Lubis,2008:2).
Dewasa ini usaha penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
semakin diperlukan. Perlunya usaha penerjemahan dilakukan di dalam kedua bidang itu
disebabkan oleh beberapa hal. Pertama; sebagai Negara yang sedang berkembang Indonesia
ingin meningkatkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan jalan
menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditulis dalam bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia secara besar-besaran. Kedua; sebagian besar Ilmu pengetahuan dan
teknologi ditulis dalam bahasa asing, baik dalam bahasa Inggris begitu juga dalam bahasa Arab,
sedangkan konsumen ilmu pengetahuan dan teknologi itu sebagian besar sulit memperolehnya
dari bahasa sumber dengan baik. Ketiga: kemampuan para sarjana/ilmuwan kita untuk menulis
karya asli dalam kedua bidang itu terbatas. Hal ini dapat kita lihat betapa sedikitnya buku-buku
ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditulis dalam bahasa Indonesia. (M,Rudolf Nababan,
1999:1).
Meskipun praktik penerjemahan dengan pengertian tertentu telah dilakukan orang sejak
lama, bidang ilmu ini masih dianggap baru. Karena itu, dipandang perlu untuk menjelaskan
cakupan ilmu terjemah dan hal-hal yang terkait dengannya.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan penterjemahan telah ada lebih
kurang 2000 tahun yang lalu. Walaupun begitu, belum ada disepakati tentang satu defenisi
penterjemahan secara utuh dan menyeluruh. Setiap pakar penterjemah mengemukakan
defenisinya masing-masing. (M,Husnan Lubis,2008:2).
Universitas Sumatera Utara
Wills, (1982:27) mengatakan bahwa penterjemahan bukan saja penterjemahan sematamata, akan tetapi ia juga satu pemindahan, transformasi, peniruan, penerangan secara bebas,
pengalihan semula dan penciptaan kembali.
Vives, (1531) menyatakan bahwa penerjemahan ialah merupakan pemindahan daripada
bahasa sumber ke dalam bahasa penerima dengan cara memelihara maksud asal. Andre Lefereve,
(1992) telah menterjemahkan pendapat Vives tentang defenisi penterjemahan sebagai berikut;
yaitu, satu versi pemindahan kata-kata dari satu bahasa sumber ke dalam bahasa penerima
dengan satu cara tertentu yang dapat memelihara makna.
Brislin, (1976) memberi defenisi penterjemahan sebagai suatu strategi pemindahan buah
fikiran dan ide dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima,baik tertulis maupun lisan.
Suhendra Yusuf (1994:8) menyatakan terjemah diartikan sebagai semua kegiatan
manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan dari informasi asal ke informasi
sasaran.
Muhammad Ali Al Khuli (1982:291) mengatakan bahwa
/At-tarjamatu : taḥwīlu naṣṣin au jumlatin au kalimatin fī lugatin ila mā yunāẓiruha fī lugati
ukhra/ Penerjemahan adalah proses perubahan (pengalihan) teks, kalimat, kata dari satu bahasa
(bahasa sumber) ke dalam padanannya pada bahasa lain (bahasa penerima).
Widyamartama (1989:11) mengatakan bahwa penerjemahan adalah memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan cara, pertama-tama
mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.
Mauritas D.S (1999:2) berpandangan bahwa penerjemahan adalah mengalihkan makna
yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan bentuk yang sewajar
mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Prosedur transfer dalam surah Al-Baqarah
Setelah penulis mencari dan menganalisa data yang berkaitan tentang Prosedur Transfer
dalam surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an, maka ditemukan sebagai berikut;
Pada surah Al-Baqarah ayat pertama, kata
miim secara utuh, tanpa penyesuaian dengan
/aliflāmmīm/ ditransfer menjadi alif laam
bahasa penerima (BP). Penerjemahan hanya
menyebutkan nama-nama huruf yang terputus-putus ini.
Kata di atas merupakan rangkaian huruf yang ditempatkan pada permulaan beberapa
surah Al-Qur`an, dan dikenal dengan sebutan kata Al-muqattat yakni huruf-huruf perangkai. Ada
29 huruf di dalam alphabet bahasa Arab (jika hamzah dan alif dipertimbangkan sebagai 2 huruf)
dan ada 29 surah di dalam Al-qur`an yang diawali kata Al-muqattat (hanya huruf-huruf saja).
Huruf-huruf tersebut kadang tunggak, dan terkadan juga merupakan kombinasi antara dua huruf
dan terkadang juga merupakan kombinasi anatara 3,4 dan 5 huruf. Penempatan rangkaian yang
tidak dikenal dalam konvensi masyarakat Arab ini bertujuan untuk menarik perhatian orangorang yang tidak memperhatikan AlQur`an dan untuk menunjukkan kemukjizatan Al-Qur`an
(ash-Shabuni:31). Kata ini ditransfer ke BP karena tidak diketahui maknanya dan grafemnya itu
sendiri menunjukkan mukjizat. Jika diterjemahkan, maka hilanglah unsur kemukjizatannya.
U
U
/żālika l-kitābu lā rayba fīhi hudān lilmuttaqīna/ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (ayat ke-2).
Pada kata
/al-kitābu/ ditransfer ke BP menjadi Kitab. Cara ini memperlihatkan
beberapa gejala penyesuaian, yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/t/ menjadi
vokal pendek [a] di dalam BP dan penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke BP dengan
Universitas Sumatera Utara
huruf kapital, serta penghilangan huruf
/al/, dan juga penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/b/
di akhir kata. perkataan Kitab di dalam bahasa Arab dengan baris tanwin di akhirnya ( kitabun)
memberikan makna atau pengertian yang umum yaitu sebuah buku yang tidak tertentu. Apabila
ditambah dengan alif dan lam di depannya (Al-kitabu) maka maknya akan menunjukkan makna
khusus atau makna tertentu. Dalam hubungan ini Allah swt menamakan Al Qur`an dengan Al
Kitabu yang di sini berarti “yang ditulis” atau “tulisan yang lengkap” termasuk salah satu nama
Al-Qur`an sehingga kata ini ditransfer ke BP karena memiliki makna khusus sehingga tidak ada
padanannya dalam BP dan termasuk nama kitab suci. Dan nama-nama Al-qur`an ini diambil dari
ayat-ayat tertentu di dalam Al-qur`an itu sendiri yang memakai istilah khusus dan tertentu yang
merujuk kepada Al-qur`an.
U
U
/ Allaẓīna yu'minūna bi l-gaybi wa yuqīmūna ṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūna /
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian
rezki yang Kami berikankan kepada mereka. (ayat ke-3).
Kata
/al-gaybu/ ditransfer dalam penerjemahannya ke dalam BP menjadi Gaib.
Dengan menunjukkan beberapa gejala penyesuaian seperti; penghilangan huruf
pemadanan huruf
/al/,
/y/ menjadi /i/ di dalam BP hal ini disebabkan karena kata ‘Gaib’ merupakan
kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan telah dikukuhkan di dalam KBBI,
penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/b/ di akhir kata. Istilah gaib merupakan istilah khusus
keagamaan dan sangat sulit mencari padanannya di dalam BP, dan
istilah-istilah khusus
keagamaan sebaiknya ditransfer. Gaib ialah sesuatu yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera.
Dalam ayat ini percaya kepada yang gaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud
yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, dan hal ini didukung karena adanya dalil yang
menunjukkan kepada kewujudannya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan
sebagainya. Agorsiloku (2006) menyatakan Gaib secara sederhana didefenisikan dengan hal
yang tidak tampak baik dengan mata, panca indera, atau alat apapun juga.
Universitas Sumatera Utara
Kata
/Aṣ-ṣalātu/ mengalami proses transfer dalam terjemahannya menjadi Salat,
dalam prosesnya terdapat gejala penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/l/ menjadi vokal
pendek [a] di dalam BP, serta pemadanan huruf /t/ menjadi /at/ yang sesuai dengan transliterasi
yang berlaku. Salat menurut bahasa Arab: Doa. menurut istilah syara' ialah ibadah yang dimulai
dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan
kerendahan diri kepada Allah. mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan
melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin,
seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
....
U
U
/....wa mā unzila min qablika wa bi l-ākhirati hum yūqinūna/ ......dan Kitab-Kitab yang telah
diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. (ayat ke-4).
Dalam ayat di atas penulis juga menemukan terjemahan menurut prosedur transfer yaitu
pada kata
/al-akhiratu/, yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
vokal pendek [a] di dalam BP, dan juga pemadanan huruf
/?/ menjadi
/t/ menjadi /at/ di dalam BP, dan
penghilangan bunyi /u/ pada huruf /t/ di akhir kata. Akhirat dipakai untuk mengistilahkan alam
baka yaitu alam kehidupan yang kekal setelah berakhirnya kehidupan di dunia yang bersifat
sementara dan akhirat adalah nama lain
SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR`AN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
BAIHAKI HASIBUAN
NIM : 060704028
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini karya yang pernah diajukan untu
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa
pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan,
Juli 2010
BAIHAKI HASIBUAN
060704028
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbi al-‘ālamīn penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
segala karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan
salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang tokoh
revolusioner dunia yang memiliki akhlak Al-Qur’an sehingga menjadi teladan bagi segenap
umat.
Skripsi ini berjudul Analisis Prosedur Transfer dalam Penerjemahan surah Al-Baqarah
pada Syamil Al-Qur’an. Penulis sangat tertarik untuk mengkaji permasalahan ini, didorong oleh
kurangnya referensi bidang penerjemahan, khususnya penerjemahan bahasa Arab ke bahasa
Indonesia, padahal dewasa ini bidang ini berkembang pesat sebagaimana terlihat dari banyaknya
buku hasil terjemahan. Di samping itu bidang ilmu terjemahan merupakan mata kuliah yang
diajarkan di program studi Sastra Arab Fakultas Sastra USU.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang konstruktif dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan,
Juli 2010
Penulis
BAIHAKI HASIBUAN
060704028
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Berkat ridha dan rahmat Allah SWT, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda H. Ahmad Hamin Hsb dan Ibunda Hj. Jerni
Hst yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik penulis dari sejak kecil sampai saat
ini dan selalu mendoakan di setiap aliran darah dan sholat, sehingga penulis
menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Dengan segala kerendahan hati
penulis bersujud mohon ampun kepada Allah swt semoga keduanya dilimpahkan
rahmat dan diberkati dalam kehidupan dunia dan akhirat.
2. Bapak DR Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra, Universitas Sumatera
Utara beserta Bapak Drs. Aminullah, M.A, Ph.D selaku Pembantu Dekan I , Bapak Drs.
Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Parlaungan Ritonga,
M.Hum selaku Pembantu Dekan III.
3. Ibu Dra. Khairawati, M.A.,Ph.D selaku Ketua Program Studi Sastra Arab, Fakultas
Sastra, Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen pembimbing I, serta Bapak
Drs Suwarto M.Hum sebagai Dosen pembimbing II yang dengan ikhlas dan tulus serta
rela meluangkan waktu, energi, dan pikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Mahmud Khudri, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab,
Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak (alm) Prof. DR. H Marjuni Rangkuti M.A selaku Penasehat Akademik yang
telah memberikan berbagai nasehat dalam rutinitas penulis menjalani kegiatan
perkuliahan di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara
ini.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, khususnya staf
pengajar di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara
yang telah menambah wawasan penulis selama masa perkuliahan serta Kakanda
Andika sebagai staf tata usaha di Program Studi Sastra Arab.
Universitas Sumatera Utara
7. Kakanda tersayang Alwan Syukri Hsb SH, Ummi Kalsum Hsb, Anisah Hapni Hsb serta
keponakanku tercinta Azizah, Zholilah, Ainun (Terima kasih atas kasih sayang dan
doanya ya…Love u all).
8. Terima kasih khusus dan yang terspesial untuk seseorang yang telah memberi motivasi,
semangat, dan do’a serta cinta dan kasih sayang yang tiada henti untuk penulis.
9. Terima kasih yang tiada terhingga untuk sahabat-sahabat penulis IPRASADA ON7
COMMUNITY yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terkhusus buat Akhi Arif Nuh
Safri Sitompul S.Th. atas bantuannya dalam penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman stambuk ’06 (Haris, Jarot, Saiful, Arif, Surya, Riki, Rahman, Arfansyah,
Salehah, Sarah, Isna, Sani, Dwi, Elita, Eli, Rodiyah, Hasnah, Fatimah, Ika), serta
teman-teman di Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA).
11. Teman-teman di kontrakan (Coki, Andri, Zuki, Reza, Adi) terimakasih atas semuanya.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi telah memberikan
bantuan yang tidak terhingga kepada penulis. Terima kasih untuk segalanya.
Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan semoga Allah SWT akan membalas
semua kebaikan yang telah dilakukan.
Medan, Juli 2010
BAIHAKI HASIBUAN
060704028
Universitas Sumatera Utara
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987
dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
Alif
-
Tidak dilambangkan
bā`
B
-
tā`
T
-
śā`
ṡ
ṡ dengan titik di atasnya
Jīm
J
-
hā`
ḥ
ḥ dengan titik di bawahnya
khā`
Kh
-
Dāl
D
-
Żāl
Ż
ż dengan titik di atasnya
rā`
R
-
Zai
Z
-
Sīn
S
-
Syīn
Sy
-
șād
ṣ
ṣ dengan titik di bawahnya
ḍad
ḍ
ḍ dengan titik di bawahnya
Universitas Sumatera Utara
țā`
ṭ
ṭ dengan titik di bawahnya
zā`
ẓ
ẓ dengan titik di bawahnya
`ain
‘
Koma terbalik
Gain
G
-
fā`
F
-
Qāf
Q
-
Kāf
K
-
Lām
L
-
Mīm
M
-
Nūn
N
-
Wāwu
W
-
hā`
H
-
Hamzah
`
Apostrop, tetapi lambang ini
tidak di pergunakan untuk
hamzah di awal kata
yā`
Y
-
II. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
ditulis Aḥmadiyyah
III. Tā`marbutah di akhir kata
1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi
bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
ditulis jamā’ah
Universitas Sumatera Utara
2. Bila dihidupkan ditulis t
ditulis karāmatul-awliyā`
IV. Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
V. Vokal Panjang
A panjang ditulis ā, i pajang ditulis ī, dan u panjang ditulis ū, masing-masing dengan
tanda hubung (-) di atasnya.
VI. Vokal Rangkap
Fathah + yā` tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au.
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata
Dipisah dengan apostrof (`)
ditulis a`antum
ditulis mu`annaṡ
VIII. Kata Sandang Alif + Lām
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis alditulis Al-Qur`an
2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf l diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.
ditulis as-syī’ah
IX. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat
1. Ditulis kata per kata, atau
Universitas Sumatera Utara
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.
ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul-Islam
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
BA
: Bahasa Arab
BI
: Bahasa Indonesia
BS
: Bahasa Sumber
BP
: Bahasa Penerima
IMBA
: Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab
Alm
: Almarhum
SAW
: Sallallahu ‘alaihi wasallam
SWT
: Subhanahu wa ta’ala
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................
i
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................
ii
PEDOMAN TRANSLITERASI............................................................
iv
DAFTAR SINGKATAN........................................................................
vii
DAFTAR ISI...........................................................................................
viii
ABSTRAK ..............................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..........................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................
7
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................
7
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................
7
1.5 Metode Penulisan ......................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………… .
9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …..…………………………
14
3.1 Sekilas tentang surah Al-Baqarah .............................
14
3.2 Hakikat penerjemahan ..............................................
14
3.3 Prosedur transfer dalam surah Al-Baqarah………...
17
BAB IV PENUTUP ................................................................................
47
4.1 Kesimpulan ................................................................
47
4.2 Saran ..........................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
BAIHAKI HASIBUAN, 2010. ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN
SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR’AN. UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Penelitian Prosedur Transfer ini membahas tentang cara atau proses penerjemahan surah AlBaqarah pada Syamil Al-quran menurut prosedur transfer serta menilik seberapa konsistenkah
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan konsistensi prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil
terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an menurut prosedur transfer.
Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis
deskriptif dengan mengambil objek pembahasan terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil AlQur’an yang merupakan hasil dari buah kerjasa sama antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an
Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya terdapat 54 data yang berupa terjemahan menurut
prosedur transfer yang terdiri dari kata, frase, dan juga kalimat. Dan adanya ketidak konsistenan
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-qur’an.
Universitas Sumatera Utara
:
.
.
.
.
.
,
,
.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
BAIHAKI HASIBUAN, 2010. ANALISIS PROSEDUR TRANSFER DALAM TERJEMAHAN
SURAH AL-BAQARAH PADA SYAMIL AL-QUR’AN. UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Penelitian Prosedur Transfer ini membahas tentang cara atau proses penerjemahan surah AlBaqarah pada Syamil Al-quran menurut prosedur transfer serta menilik seberapa konsistenkah
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan konsistensi prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan surah
Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil
terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an menurut prosedur transfer.
Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis
deskriptif dengan mengambil objek pembahasan terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil AlQur’an yang merupakan hasil dari buah kerjasa sama antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an
Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya terdapat 54 data yang berupa terjemahan menurut
prosedur transfer yang terdiri dari kata, frase, dan juga kalimat. Dan adanya ketidak konsistenan
prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-qur’an.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat terpenting bagi manusia, dilihat dari fungsinya bahasa adalah alat
komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia sehari-hari, baik individu dengan
individu, individu dengan masyarakat dan masyarakat dengan bangsa tertentu (Tayar Yusuf dan
Saeful Anwar, 1997:187).
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Daryanto,
1998:51).
Menurut Gulayaini (2007:7) Bahasa adalah :
/ Allugatu: alfāẓun yu’abbiru bihā kullu qaumin ’an maqāṣidihim/ Bahasa: lafal yang digunakan
oleh setiap orang (kaum), dalam menyampaikan maksud atau kehendak mereka.
Menurut Keraf dalam Hassan (2001: 13) Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota
masyarakat, berupa lambang bunyi, lambang suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi baik
di Negara-negara Arab maupun di dunia Interasional. Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa
Smit yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa-bangsa yang bermukim di sekitar Sungai Tigris dan
Furat, dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah) dan bahasa ini menjadi berkembang
dengan pesatnya setelah Islam (agama yang dibawa nabi Muhammad saw) datang dan
menjadikannya sebagai bahasa kitab sucinya (Al-Qur`an). (Abdul Muin, 2004:vii).
Bahasa Arab tak ubahnya seperti bahasa-bahasa lain di dunia. Tujuan mempelajarinya
minimal ada dua alasan, pertama untuk alat komunikasi, yang harus dipelajari bila kita ingin
bergaul dengan pemakai bahasa tersebut, kedua karena bahasa Arab merupakan bahasa agama
Universitas Sumatera Utara
yang mengharuskan pemeluknya mempelajarinya minimal untuk kesempurnaan amal ibadahnya.
(Abdul Muin, 2004:vii).
Al-Qur`an dan Hadits-hadits nabi yang berdialek quraisy dianggap sebagai contoh
bahasa Arab yang sempurna, dan kedua pokok ajaran Islam itu ditulis dengan bahasa Arab. Oleh
karena itu bagi siapa yang ingin mempelajari, memahami, serta menggali ajaran Islam haruslah
mempelajari bahasa Arab. (Abdul Muin, 2004 : 23).
Cara untuk mempelajari, memahami serta mendalami hukum (ajaran) Islam pada
dasarnya dapat dilakukan dengan mempelajari bahasa Arab. Cara lain dapat dilakukan melalui
hasil terjemahan-terjemahan yang diproduksi oleh para ahli terjemah yang disponsori oleh
Penerbit ataupun Lembaga tertentu.
Kata penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan, sedangkan kata
terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan (M. Rudolf Nababan, 2003:18).
Suhendra Yusuf (1994:8) menyatakan terjemah diartikan sebagai semua kegiatan
manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan dari informasi asal ke informasi
sasaran.
Muhammad Ali Al Khuli (1982:291) mengatakan bahwa
/At-tarjamatu : taḥwīlu naṣṣin au jumlatin au kalimatin fī lugatin ila mā yunāẓiruha fī lugati
ukhra/ Penerjemahan adalah proses perubahan (pengalihan) teks, kalimat, kata dari satu bahasa
(bahasa sumber) ke dalam padanannya pada bahasa lain (bahasa penerima).
Widyamartama (1989:11) mengatakan bahwa penerjemahan adalah memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan cara, pertama-tama
mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.
Mauritas D.S (1999:2) berpandangan bahwa penerjemahan adalah mengalihkan makna
yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan bentuk yang sewajar
mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa penerjemahan adalah usaha
memindahkan pesan atau amanat dari teks bahasa sumber (dalam konteks ini bahasa Arab), ke
dalam bahasa penerima (dalam konteks ini bahasa Indonesia), dengan padanan yang paling dekat
dan wajar dari segi arti dan gaya bahasa.
Setiap proses penerjemahan
memiliki tujuan, adapun tujuan penerjemahan
sebagai
berikut ;
1. Untuk menyampaikan berita, informasi dan pesan dalam bentuk bahasa penerima.
akan tetapi, dalam menyampaikan berita melalui bahasa penerima, diperlukan
beberapa penyesuaian tata bahasa dan perbendaharaan kata.
2. Untuk menghasilkan suatu karya terjemahan dari bahasa sumber dengan membawa
makna yang sama pada bahasa penerima.
3. Untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. ( E.Sadtono,1985 : 9).
Penerjemahan merupakan proses pengungkapan makna bahasa sumber ke dalam bahasa
penerima. proses ini dilakukan dengan tiga tahap utama: memahami makna nas sumber,
mengungkapkan pemahaman tersebut di dalam nas penerima, dan menyusun kembali hasil
pengungkapan tersebut agar sesuai dengan karakteristik nas penerima. Pengungkapan
pemahaman dalam proses penerjemahan merupakan tahap paling penting. Pada tahap ini
penerjemah menggunakan Metode, Prosedur dan Teknik penerjemahan. Metode merupakan cara
penerjemahan yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terkandung dalam suatu nas
sebagai wacana yang lengkap. Sementara itu, prosedur dipandang sebagai cara penerjemahan
yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terdapat dalam suatu kalimat dan unit-unit
terjemahan yang lebih kecil (frase, kata) yang merupakan bagian dari wacana itu. Adapun teknik
merupakan cara penerjemahan yang digunakan untuk mengalihkan makna yang terdapat di
dalam unsur-unsur sintaktis yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah kalimat
(Syihabuddin, 2002:201).
Karena objek prosedur adalah kalimat, frase, kata dan semuanya itu sangat banyak
jenisnya dan variatif, maka tidaklah heran jika prosedur penerjemahan pun sangat banyak dan
variatif (Syihabuddin, 2002:67). Dalam teori terjemahan terdapat banyak prosedur. Namun
Universitas Sumatera Utara
prosedur penerjemahan yang paling pokok dan inti ialah Prosedur Transposisi, Prosedur
Ekuivalensi, dan Prosedur Transfer (Syihabuddin, 2002:203). Dan yang akan penulis bahas
dalam penulisan ini adalah Prosedur Transfer.
Newmark (1988:85) dalam Syihabuddin (2002:79) mengemukakan bahwa Transposisi
merupakan prosedur penerjemahan yang berkenaan dengan perubahan aspek gramatikal dari
bahasa sumber ( BS ) ke bahasa penerima ( BP).
Catford (1965:94) dalam Syihabuddin (2002:108) memandang Ekuivalensi sebagai ciri
situsional yang relevan antara bahasa sumber dan bahasa penerima. Ciri situsional ini dipandang
oleh Mouaket (1988:162) sebagai nilai-nilai komunikatif antara bahasa sumber dan bahasa
penerima.
Prosedur Transfer dipahami sebagai prosedur pengalihan suatu unit linguistik dari bahasa
sumber (BS) ke dalam bahasa penerima (BP) dengan menyalin huruf demi huruf atau melakukan
transliterasi (Syihabuddin,2002 : 70). Newmark (1988:81) Mendefenisikan istilah Prosedur
Transfer sebagai proses pengalihan sebuah kata dari bahasa sumber ke bahasa penerima.
Contoh prosedur Transfer :
…..
/Qul āmannā bi l-lāhi wa mā unzila 'alainā wa mā unzila 'ala ibrāhīma wa isma’īla wa ishāqa
wa ya'qūba…/ Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya'qub
Pada kata
/Ibrāhīma /ditransfer ke bahasa penerima (BP) menjadi Ibrahim. Cara ini
memperlihatkan beberapa gejala penyesuaian, yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/r/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan vokal panjang [i:] pada huruf /h/ menjadi vokal
pendek [i] di dalam BP, penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke dalam BP dengan huruf
kapital, serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/m/ di akhir kata. Ibrahim merupakan nama
Universitas Sumatera Utara
salah seorang nabi Allah swt yang bernama lengkap Ibrahim bin azar alias Tarih bin Nahur bin
Syarukh bin Raghu bin Falikh bin `Amir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh ( AsSuyuti II : 142).
Pada kata
/Ismā’īla/ ditransfer menjadi Isma’l di dalam BP. Transfer ini
memperlihatkan beberapa gejala pennyesuaian berupa penghilangan vokal panjang [a:] pada
huruf
/m/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan vokal panjang [i:] pada huruf
menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, penulisan huruf
/ain/
/ain/ di dalam bahasa penerima menjadi
sesuai dengan pedoman transliterasi, dan penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke
BP dengan huruf kapital, serta penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/l/ di akhir kata. Isma’il
merupakan nama salah seorang nabi Allah swt. Dia adalah putra tertua Ibrahim, yang bersaudara
dengan Ishak (al-Ashfahani II:138).
Sedangkan pada kata
/Ishāqa/ ditansfer ke bahasa penerima menjadi Ishaq. Dalam
proses ini juga terdapat penyesuaian yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/h/
menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke
dalam BP dengan huruf kapital, karena ia merupakan nama orang dan pemadanan fonem huruf
/q/ ke dalam bahasa Indonesia menjadi /q/ yang sesuai dengan pedoman transliterasi serta
penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/q/ di akhir kata. Ishaq as adalah salah satu nabi Allah swt
yang juga putra Ibrahim as. Dia dilahirkan 14 tahun setelah Ismail as dan hidup selama 180
tahun. Kata Ishaq berasal dari bahasa Ibrani (as-Suyuthi II:138).
Pada kata
/ya’qūba/ terdapat juga prosedur transfer menjadi Ya’qub. Dalam hal ini
terjadi pemadanan huruf
/q/ ke dalam bahasa penerima menjadi /q/ yang sesuaian dengan
pedoman transliterasi, serta gejala penghilangan vokal panjang [u:] pada huruf
/q/ menjadi
vokal pendek [u] di dalam BP, dan penghilangan bunyi /a/ pada huruf
/b/ di akhir kata. Ya’qub
….."
as juga merupakan seorang dari ke-25 nabi-nabi Allah swt yang wajib kita ketahui.
......
/Inna awwala baytin wuḍi'a linnāsi lallaẓī bi bakkata/ Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah......
Universitas Sumatera Utara
Kata
/Bakkatu/ merupakan nama klasik untuk Mekah. Mekah dinamai Bakkah, karena
Mekah merupakan tempat manusia berdesak-desakan saat tawaf dan Mekah menundukkan
kepala orang-orang yang angkuh (Al-Ashfahani:55). Jadi Bakkah merupakan nama geografis
yang ditransfer ke bahasa penerima karena tidak ada padanannya.
Al-Qur’an merupakan media interaksi antara Tuhan dengan hamba-Nya (Qardhawi,
1997). Alat yang digunakan dalam berinteraksi adalah tulisan dalam bahasa Arab (dalam hal ini
bahasa Arab). Sebagaimana dalam firman-Nya yang terjemahannya “Sesungguhnya telah Kami
turunkan Al-Quran dengan bahasa Arab, supaya kamu memahaminya” (QS, Yusuf:2).
Syamil Al-Qur’an adalah Al-Qur`an terjemahan per-kata yang menampilkan arti setiap
kata dalam Al-Qur`an dalam bentuk bahasa Indonesia dan arti kata tersebut diletakkan tepat di
bawah kata yang berbahasa Arab. Sebagai fungsinya yaitu Al-Qur`an tarbiyah (pendidikan),
maka bagi umat Islam yang belum mengenal ataupun mengetahui bahasa Al-Qur`an, Syamil AlQur`an akan membimbing dan mempermudah dalam menguasai, memahami kandungan AlQur`an. Syamil Al-Qur`an adalah hasil dari buah kerjasama antara Lajnah Pentashih Mushaf AlQur`an Departemen Agama RI dan CV Haekal Media Center dalam penerbitannya.
Adapun Surah Al-Baqarah adalah surah ke-2 dari 114 surah yang ada di dalam Kitab suci
Al-Qur`an, terdiri dari 286 ayat dan surah ini termasuk jenis surah Madaniyyah, yaitu surah
yang diturunkan setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah.
Penulis sangat tertarik untuk mengkaji permasalahan ini, didorong oleh kurangnya
referensi bidang penerjemahan, khususnya penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Indonesia,
padahal dewasa ini bidang ini berkembang pesat sebagaimana terlihat dari banyaknya buku hasil
terjemahan. Di samping itu bidang ilmu terjemahan merupakan mata kuliah yang diajarkan di
program studi Sastra Arab Fakultas Sastra USU, Dengan demikian penulisan ini disuguhkan
untuk para mahasiswa dan masyarakat luas yang memiliki minat dalam bidang penerjemahan
untuk dijadikan sebagai batu loncatan dalam meneliti lebih intensif hal yang berkaitan dengan
terjemahan. Dan judul ini juga belum pernah dibahas atau diteliti sebelumnya oleh mahasiswa
program studi Sastra Arab.
Universitas Sumatera Utara
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian penulis sebelumnya, rumusan masalah pada penulisan ini, yaitu;
1. Bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan Surah Al-Baqarah pada Syamil
Al-Qur'an.
2. Apakah konsisten prosedur transfer yang diterapkan pada terjemahan surah Al-Baqarah
pada Syamil Al-Qur`an.
C.
Tujuan Penulisan
Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan prosedur transfer dalam penerjemahan Surah Al-Baqarah pada Syamil
Al-Qur`an.
2. Untuk mengetahui sejauh mana konsistennya hasil terjemahan surah Al-Baqarah pada
Syamil Al-Qur`an menurut prosedur transfer.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pembaca dan peminat bahasa Arab.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan Ilmu Terjemahan, khususnya
dalam Ilmu Terjemahan Arab-Indonesia.
3. Diharapkan mampu menjadi motivasi di kalangan mahasiswa Bahasa Arab untuk lebih
jauh meneliti hal yang berkaitan dengan terjemahan.
4. Sebagai salah satu tambahan perbendaharaan kepustakaan di bidang Ilmu Terjemahan.
E.
Metode Penulisan
Metode atau yang disebut juga dengan sistematika kerja dalam penulisan karya ilmiah
merupakan satu hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja, hal ini bertujuan untuk menciptakan
suatu karya ilmiah yang sesuai dengan standarisasi penulisan karya ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
Purwadarminta (1984:649) menjelaskan bahwa metode adalah cara yang telah teratur dan
terfikir baik-baik untuk mencapai suatu jalan atau cara. Metode menyangkut masalah kerja untuk
memahami objek yang menjadi sasaran penulisan.
Metode yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah metode Deskriptif yang objek
penulisannya diambil melalui perpustakaan (Library Research). Tahap-tahap pengumpulan data
dilakukan sebagai berikut :
1. Melihat terjemahan surah Al-Baqarah pada syamil Al-qur`an.
2. Mencari data-data yang berkaitan dengan terjemahan secara prosedur transfer.
3. Mengumpulkan data-data prosedur transfer.
4. Membaca dan Menganalisa tiap data, pertama dengan melihat dan menganalisa
prosedurnya, kedua melihat hasil terjemahan prosedur transfer apakah sudah konsisten.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bidang linguistik, penerjemahan biasanya dikelompokkan ke dalam bidang
linguistik terapan karena berbagai teori yang telah dirumuskan dalam linguistik teoritis
diterapkan pada bidang penerjemahan. Linguistik teoritis berfungsi sebagai pengembang dan
pemerkaya teori penerjemahan. Namun, penerjemahan pun dapat pula dikelompokkan ke dalam
linguistik interdisipliner, karena di dalam penerjemahan itu dibicarakan berbagai disiplin ilmu
yang merupakan amanat dari sebuah nas. Amanat itu sendiri merupakan salah satu unsur pokok
yang terlibat dalam proses penerjemahan.
Proses ialah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja. dan ketika seorang
penerjemah mengalihkan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima hal ini disebut
dengan proses penerjemahan. Proses penerjemahan dapat pula diartikan sebagai suatu sistem
kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan
menjermahkan diperlukan kehati-hatian karena kesalahan dalam satu tahap akan menimbulkan
kesalahan dalam tahap lainnya. Apabila hal yang seperti itu terjadi, terjemahan yang dihasilkan
akan mengandung kesalahan-kesalahan (M. Rudolf Nababan, 2003:25).
Kadang-kadang seorang penerjemah tidak dapat mengungkapkan makna kata bahasa
sumber (BS) di dalam bahasa penerima (BP) karena kata itu tidak memiliki padanan yang tepat
di dalam bahasa penerima atau penerjemah beranggapan bahwa kata itu memiliki pengertian
yang sangat khas, sehingga jika diungkapkan hilanglah kekhasannya. Tatkala penerjemah
menghadapi masalah seperti ini, biasanya penerjemah mengalihkan kata BS ke dalam BP. Cara
penerjemahan dengan pengalihan ini dikenal dengan prosedur transfer (Syihabuddin, 2002:129).
Prosedur Transfer merupakan salah satu prosedur penerjemahan yang berkenaan dengan
kosa kata. Newmark (1988:81) dalam Syihabuddin (2002:129) mendefenisikan istilah transfer
sebagai proses pangalihan sebuah kata dari bahasa sumber ke bahasa penerima. Selanjutnya dia
menegaskan bahwa ada beberapa kosa kata yang lazim ditransfer ke dalam bahasa penerima.
Kategori itu adalah nama orang, nama geografi, tofografi, judul penerbitan, nama institusi swasta
Universitas Sumatera Utara
dan pemerintah, nama jalan dan alamat, objek kebudayaan. Hal yang hampir senada
diungkapkan juga oleh Syihabuddin (2002:206) bahwa prosedur transfer dikenakan pada kosa
kata yang dikategorikan sebagai nama orang, nama geografi, nama kitab suci, nama-nama Alla
swt, dan istilah keagamaan yang sulit dipadankan.
Sementara itu, prosedur transfer tidak dijabarkan ke dalam teknik seperti halnya prosedur
lainnya, karena prosedur ini merupakan proses pengalihan kata atau frase dengan mengganti
huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain dalam hal ini abjad bahasa Arab ke
abjad bahasa Indonesia. Prosedur ini diikuti dengan penyesuaian ejaan pada tataran fonologi
melalui proses penghilangan, penambahan, pemadanan dan penggantian fonem. Di samping itu
penyesuaian juga meliputi tanda baca dan bentuk huruf (Syihabuddin, 2002:206).
Ada juga kosa kata yang dialihhurufkan secara utuh. Cara ini berlaku untuk kosa kata
bahasa Arab (BA) yang belum menjadi bahasa Indonesia (BI) seperti kata Muhkamāt dan
Bakkah . sedangkan kosa kata BA yang telah masuk ke BI, bahkan telah didokumentasikan di
dalam KBBI, kata itu semestinya mengikuti kaidah BI (Syihabuddin, 2002:206).
Prosedur Transfer digunakan untuk kata-kata yang sama sekali tidak dapat dipadankan
dengan bahasa penerima, juga untuk menarik perhatian pembaca, dan karena sebuah kata
memiliki nuansa khusus di dalam bahasa sumber. Alasan tersebut sejalan dengan pandangan
Newmark (1988:81) yang menegaskan bahwa prosedur transfer dipakai untuk memberi warna
lokal, menarik perhatian pembaca, menciptakan keintiman antara teks dan pembaca dan karena
suatu kata memiliki makna, nuansa dan konteks khusus.
Contoh prosedur transfer sebagai berikut ;
/Alif lām mīm/ Alif lām mīm.
Pada surah Al-Baqarah ayat pertama, kata
/aliflāmmīm/ ditransfer menjadi alif laam
miim secara utuh, tanpa penyesuaian dengan BP. Penerjemahan hanya menyebutkan nama-nama
huruf yang terputus-putus ini.
Universitas Sumatera Utara
Kata di atas merupakan rangkaian huruf yang ditempatkan pada permulaan beberapa
surah Al-Qur`an. Penempatan rangkaian yang tidak dikenal dalam konvensi masyarakat Arab ini
bertujuan untuk menarik perhatian orang-orang yang tidak memperhatikan AlQur`an dan untuk
menunjukkan kemukjizatan Al-Qur`an (ash-Shabuni:31). Kata ini ditransfer ke BP karena tidak
diketahui maknanya dan grafemnya itu sendiri menunjukkan mukjizat. Jika diterjemahkan, maka
hilanglah unsur kemukjizatannya.
/żālika l-kitābu lā rayba fīhi hudān lilmuttaqīna/ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Pada kata
/al-kitābu/ ditransfer ke bahasa penerima menjadi Kitab. Cara ini
memperlihatkan beberapa gejala penyesuaian, yaitu penghilangan huruf
vokal panjang [a:] pada huruf
/al/, penghilangan
/t/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP dan penulisan huruf
pertama kata yang ditransfer ke dalam BP dengan huruf kapital serta penghilangan bunyi /u/
/b/ di akhir kata. Tuhan menamakan Al-Qur`an dengan Al-Kitabu yang di sini
pada huruf
berarti yang ditulis dan termasuk salah satu nama Al-Qur`an sehingga nama ini ditransfer ke BP
karena memiliki makna khusus sehingga tidak ada padanannya dalam BP dan termasuk nama
kitab suci.
…….
U
U
/Allażīna yu'minūna bi l-gaybi…… / (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib…….
Kata
/al-gaybu/ ditransfer dalam terjemahannya menjadi Gaib, dengan
menunjukkan gejala penghilangan huruf
/al/, serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/b/ di
akhir kata. Istilah gaib merupakan istilah khusus keagamaan dan sangat sulit mencari
padanannya dalam bahasa penerima karena istilah-istilah khusus keagamaan sebaiknya
ditransfer. Agorsiloku (2006) menyatakan Gaib secara sederhana didefenisikan dengan hal yang
tidak tampak baik dengan mata, panca indera, atau alat apapun juga. Al-Qur`an mendefenisikan
gaib sebagai berikut ; QS 27:65
Universitas Sumatera Utara
/ Qul lā ya’lamu man fi s-samāwāti wa l-arḍi l-gayba illā l-lahu wa mā yasy’urūna ayyāna
yub’aṡūna/“ Katakanlah : Tidak ada satu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
gaib, kecuali Allah”.
/Wa iż qāla rabbuka lilmalā'ikati innī ja’ilun fi l-arḍi khalīfatan qālū ataj’alu fīhā man yufsidu
fīhā wa yasfikud-dimā'a wa naḥnu nusabbiḥu bi ḥamdika wa nuqaddisu laka qāla innī a’lamu
mālā ta’lamūna/ Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “ Aku hendak
menjadikan khalifah di Bumi." mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?”Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”
Pada kata
/al-malāikatu/ ditransfer ke bahasa penerima menjadi malaikat, dengan
proses penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/l/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP,
serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf /t/ di akhir kata. Malaikat adalah satu dari ciptaan Allah
swt yang maha kuasa yang ada di bumi Allah ini dan merupakan hamba Allah swt yang paling
penurut kepada Allah swt. Malaikat artinya kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk pada perintah
Allah swt. Berasal dari bahasa Arab `Malak` yang artinya kekuatan (www.organisasi.org).
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya pada kata
/khalīfatun/, mengalami proses tansfer dalam terjemahan
sehingga menjadi khalifah. Pada hasil terjemahan ini ditunjukkan adanya gejala penghilangan
vokal [i:] pada huruf
/l/ menjadi vokal pendek [i] di dalam BP, dan pemadanan huruf /t/ ke
dalam bahasa penerima menjadi /ah/ hal ini merujuk kepada pedoman transliterasi yang berlaku,
serta penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/t/ di akhir kata. Khalifah dalam bahasa Indonesia
artinya “pengganti nabi Muhammad” dan istilah ini diperuntukkan Allah swt kepada manusia
sebagai penghuni Bumi ini.
U
U
……
/Qāla yā ādamu anbi'hum bi asmā'ihim……../ Dia (Allah) berfirman,”Wahai Adam!
Beritahukanlah pada mereka nama-nama itu……!”
Pada kata
/ādamu/ ditransfer dalam bahasa penerima menjadi Adam. Proses ini
menunjukkan beberapa gejala penyesuain pada bahasa penerima, seperti penghilangan vokal
panjang [a:] pada huruf /?/ menjadi vokal pendek [a] di dalam BP, serta penulisan huruf kapital
pada huruf pertama kata yang ditransfert ke dalam bahasa penerima serta penghilangan bunyi /u/
pada huruf
/m/ di akhir kata. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah swt
untuk menjadi khalifah di bumi-Nya dan dari Adam ini terlahir manusia melalui perkawinannya
dengan Hawa.
Selanjutnya peneneliti akan mencoba menganalisa, memaparkan, dan mendeskripsikan
bagaimana prosedur transfer dalam terjemahan surah Al-Baqarah pada Syamil Al-qur`an dan
apakah hasil terjemahannya konsisten. Dan sementara ini penulis sudah menemukan data berupa
kata atau kelompok kata yang diterjemahkan dengan prosedur transfer berjumlah 52 kata yang
tersebar pada surah Al-Baqarah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sekilas tentang surah Al-Baqarah
Surah Al-Baqarah (Arab:
, /Al-Baqaratu/ "Sapi Betina") adalah surah ke-2 dalam
Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah
Madaniyyah, yaitu surah yang diturunkan setelah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah. Sebagian
besar ayat dalam surah ini diturunkan pada permulaan hijrah, kecuali ayat 281 yang diturunkan
di Mina saat peristiwa Haji Wada`. Surah ini merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur’an.
Surah ini dinamai Al-Baqarah yang artinya sapi betina karena di dalam surah ini tedapat kisah
penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah swt kepada Bani Israil (terdapat dalam ayat
67-74). Surah ini juga dinamai Fustatul Qur’an (Puncak Al-Qur’an) karena memuat beberapa
hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dinamai juga surat Alif Lam Mim karena
surah ini dimulai dengan huruf arab Alif Lam Mim. (www.wikipedia.com.file:///D:/Surah_AlBaqarah.htm).
3.2 Hakikat Penerjemahan
Manusia yang “hidup” di dunia ini tidak dapat lepas daripada “Dunia Penterjemahan”.
Sepanjang hidup 24 jam, manusia selalu saja berada dalam masalah penterjemahan; sama halnya
penterjemahan formal maupun penterjemahan informal.
Apabila saja “seseorang” terjaga daripada tidurnya di pagi hari, ia akan mendengarkan
suara kokok ayam yang bersahutan dengan lantunan azan secara bersamaan; lalu ia akan
terjemahkan bahwa waktu subuh sudah masuk dan kewajiban sholat sudah menanti. Seorang
dokter apabila ia mendengar tentang keluhan dari pasiennya, ia lau akan terjemahkan
bahwasanya pasiennya sedang mengidam penyakit, mugkin si pasien sakit kepala, sakit perut,
sakit jantung, maka perlu diobati. Begitu juga seorang seniman, apabila ia melihat atau membaca
Universitas Sumatera Utara
situasi suatu kelompok masyarakat lalu ia akan terjemahkan hal tersebut ke dalam bentuk karya,
baik karya dalam bentuk tertulis maupun lisan. Begitulah kita manusia ini, kita tidak dapat
terlepas daripada masalah-masalah penterjemahan terutama penterjemahan yang bersifat
informal mulai daripada terjaga dari tidur di pagi hari sampai tidur lagi di malam hari.
Melalui kegiatan penterjemahan, seseorang dapat mengembangkan satu kegiatan
keilmuan, sama halnya ilmu terkini maupun ilmu yang sudah lama. Penterjemahan merupakan
suatu kesenian yang merangkumi satu usaha menggantikan makna atau pernyataan ide tertulis
dari satu bahasa ke bahasa lain (M.Husnan Lubis,2008:2).
Dewasa ini usaha penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
semakin diperlukan. Perlunya usaha penerjemahan dilakukan di dalam kedua bidang itu
disebabkan oleh beberapa hal. Pertama; sebagai Negara yang sedang berkembang Indonesia
ingin meningkatkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan jalan
menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditulis dalam bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia secara besar-besaran. Kedua; sebagian besar Ilmu pengetahuan dan
teknologi ditulis dalam bahasa asing, baik dalam bahasa Inggris begitu juga dalam bahasa Arab,
sedangkan konsumen ilmu pengetahuan dan teknologi itu sebagian besar sulit memperolehnya
dari bahasa sumber dengan baik. Ketiga: kemampuan para sarjana/ilmuwan kita untuk menulis
karya asli dalam kedua bidang itu terbatas. Hal ini dapat kita lihat betapa sedikitnya buku-buku
ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditulis dalam bahasa Indonesia. (M,Rudolf Nababan,
1999:1).
Meskipun praktik penerjemahan dengan pengertian tertentu telah dilakukan orang sejak
lama, bidang ilmu ini masih dianggap baru. Karena itu, dipandang perlu untuk menjelaskan
cakupan ilmu terjemah dan hal-hal yang terkait dengannya.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan penterjemahan telah ada lebih
kurang 2000 tahun yang lalu. Walaupun begitu, belum ada disepakati tentang satu defenisi
penterjemahan secara utuh dan menyeluruh. Setiap pakar penterjemah mengemukakan
defenisinya masing-masing. (M,Husnan Lubis,2008:2).
Universitas Sumatera Utara
Wills, (1982:27) mengatakan bahwa penterjemahan bukan saja penterjemahan sematamata, akan tetapi ia juga satu pemindahan, transformasi, peniruan, penerangan secara bebas,
pengalihan semula dan penciptaan kembali.
Vives, (1531) menyatakan bahwa penerjemahan ialah merupakan pemindahan daripada
bahasa sumber ke dalam bahasa penerima dengan cara memelihara maksud asal. Andre Lefereve,
(1992) telah menterjemahkan pendapat Vives tentang defenisi penterjemahan sebagai berikut;
yaitu, satu versi pemindahan kata-kata dari satu bahasa sumber ke dalam bahasa penerima
dengan satu cara tertentu yang dapat memelihara makna.
Brislin, (1976) memberi defenisi penterjemahan sebagai suatu strategi pemindahan buah
fikiran dan ide dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima,baik tertulis maupun lisan.
Suhendra Yusuf (1994:8) menyatakan terjemah diartikan sebagai semua kegiatan
manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan dari informasi asal ke informasi
sasaran.
Muhammad Ali Al Khuli (1982:291) mengatakan bahwa
/At-tarjamatu : taḥwīlu naṣṣin au jumlatin au kalimatin fī lugatin ila mā yunāẓiruha fī lugati
ukhra/ Penerjemahan adalah proses perubahan (pengalihan) teks, kalimat, kata dari satu bahasa
(bahasa sumber) ke dalam padanannya pada bahasa lain (bahasa penerima).
Widyamartama (1989:11) mengatakan bahwa penerjemahan adalah memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan cara, pertama-tama
mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.
Mauritas D.S (1999:2) berpandangan bahwa penerjemahan adalah mengalihkan makna
yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan bentuk yang sewajar
mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Prosedur transfer dalam surah Al-Baqarah
Setelah penulis mencari dan menganalisa data yang berkaitan tentang Prosedur Transfer
dalam surah Al-Baqarah pada Syamil Al-Qur’an, maka ditemukan sebagai berikut;
Pada surah Al-Baqarah ayat pertama, kata
miim secara utuh, tanpa penyesuaian dengan
/aliflāmmīm/ ditransfer menjadi alif laam
bahasa penerima (BP). Penerjemahan hanya
menyebutkan nama-nama huruf yang terputus-putus ini.
Kata di atas merupakan rangkaian huruf yang ditempatkan pada permulaan beberapa
surah Al-Qur`an, dan dikenal dengan sebutan kata Al-muqattat yakni huruf-huruf perangkai. Ada
29 huruf di dalam alphabet bahasa Arab (jika hamzah dan alif dipertimbangkan sebagai 2 huruf)
dan ada 29 surah di dalam Al-qur`an yang diawali kata Al-muqattat (hanya huruf-huruf saja).
Huruf-huruf tersebut kadang tunggak, dan terkadan juga merupakan kombinasi antara dua huruf
dan terkadang juga merupakan kombinasi anatara 3,4 dan 5 huruf. Penempatan rangkaian yang
tidak dikenal dalam konvensi masyarakat Arab ini bertujuan untuk menarik perhatian orangorang yang tidak memperhatikan AlQur`an dan untuk menunjukkan kemukjizatan Al-Qur`an
(ash-Shabuni:31). Kata ini ditransfer ke BP karena tidak diketahui maknanya dan grafemnya itu
sendiri menunjukkan mukjizat. Jika diterjemahkan, maka hilanglah unsur kemukjizatannya.
U
U
/żālika l-kitābu lā rayba fīhi hudān lilmuttaqīna/ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (ayat ke-2).
Pada kata
/al-kitābu/ ditransfer ke BP menjadi Kitab. Cara ini memperlihatkan
beberapa gejala penyesuaian, yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/t/ menjadi
vokal pendek [a] di dalam BP dan penulisan huruf pertama kata yang ditransfer ke BP dengan
Universitas Sumatera Utara
huruf kapital, serta penghilangan huruf
/al/, dan juga penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/b/
di akhir kata. perkataan Kitab di dalam bahasa Arab dengan baris tanwin di akhirnya ( kitabun)
memberikan makna atau pengertian yang umum yaitu sebuah buku yang tidak tertentu. Apabila
ditambah dengan alif dan lam di depannya (Al-kitabu) maka maknya akan menunjukkan makna
khusus atau makna tertentu. Dalam hubungan ini Allah swt menamakan Al Qur`an dengan Al
Kitabu yang di sini berarti “yang ditulis” atau “tulisan yang lengkap” termasuk salah satu nama
Al-Qur`an sehingga kata ini ditransfer ke BP karena memiliki makna khusus sehingga tidak ada
padanannya dalam BP dan termasuk nama kitab suci. Dan nama-nama Al-qur`an ini diambil dari
ayat-ayat tertentu di dalam Al-qur`an itu sendiri yang memakai istilah khusus dan tertentu yang
merujuk kepada Al-qur`an.
U
U
/ Allaẓīna yu'minūna bi l-gaybi wa yuqīmūna ṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūna /
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian
rezki yang Kami berikankan kepada mereka. (ayat ke-3).
Kata
/al-gaybu/ ditransfer dalam penerjemahannya ke dalam BP menjadi Gaib.
Dengan menunjukkan beberapa gejala penyesuaian seperti; penghilangan huruf
pemadanan huruf
/al/,
/y/ menjadi /i/ di dalam BP hal ini disebabkan karena kata ‘Gaib’ merupakan
kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan telah dikukuhkan di dalam KBBI,
penghilangan bunyi /u/ pada huruf
/b/ di akhir kata. Istilah gaib merupakan istilah khusus
keagamaan dan sangat sulit mencari padanannya di dalam BP, dan
istilah-istilah khusus
keagamaan sebaiknya ditransfer. Gaib ialah sesuatu yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera.
Dalam ayat ini percaya kepada yang gaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud
yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, dan hal ini didukung karena adanya dalil yang
menunjukkan kepada kewujudannya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan
sebagainya. Agorsiloku (2006) menyatakan Gaib secara sederhana didefenisikan dengan hal
yang tidak tampak baik dengan mata, panca indera, atau alat apapun juga.
Universitas Sumatera Utara
Kata
/Aṣ-ṣalātu/ mengalami proses transfer dalam terjemahannya menjadi Salat,
dalam prosesnya terdapat gejala penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
/l/ menjadi vokal
pendek [a] di dalam BP, serta pemadanan huruf /t/ menjadi /at/ yang sesuai dengan transliterasi
yang berlaku. Salat menurut bahasa Arab: Doa. menurut istilah syara' ialah ibadah yang dimulai
dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan
kerendahan diri kepada Allah. mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan
melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin,
seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
....
U
U
/....wa mā unzila min qablika wa bi l-ākhirati hum yūqinūna/ ......dan Kitab-Kitab yang telah
diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. (ayat ke-4).
Dalam ayat di atas penulis juga menemukan terjemahan menurut prosedur transfer yaitu
pada kata
/al-akhiratu/, yaitu penghilangan vokal panjang [a:] pada huruf
vokal pendek [a] di dalam BP, dan juga pemadanan huruf
/?/ menjadi
/t/ menjadi /at/ di dalam BP, dan
penghilangan bunyi /u/ pada huruf /t/ di akhir kata. Akhirat dipakai untuk mengistilahkan alam
baka yaitu alam kehidupan yang kekal setelah berakhirnya kehidupan di dunia yang bersifat
sementara dan akhirat adalah nama lain