Modifikasi Blade Pencampur Pada Alat Pencampur Bahan Secara Mekanis

(1)

MODIFIKASI BLADE PENCAMPUR PADA ALAT

PENCAMPUR BAHAN SECARA MEKANIS

SKRIPSI

Oleh

BUDIMAN SYAHPUTRA NASUTION

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN


(2)

MODIFIKASI BLADE PENCAMPUR PADA ALAT

PENCAMPUR BAHAN SECARA MEKANIS

SKRIPSI

Oleh :

BUDIMAN S. NASUTION

040308004 / TEKNIK PERTANIAN

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknologi pertanian pada Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

(Taufik Rizaldi, STP, M.P) (Ainun Rohanah STP, M.Si)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2010


(3)

ABSTRAK

BUDIMAN SYAHPUTRA NASUTION. Modifikasi Blade Pencampur Pada Alat Pencampur Bahan Secara Mekanis, dibimbing oleh Taufik Rizaldi dan Ainun Rohanah.

Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama dan perkembangannya mengikuti perkembangan manusia. Pencampuran adalah penyebaran satu komponen ke komponen lain. Alat pencampur bahan secara mekanis dirancang untuk mempermudah proses pencampuran. Modifikasi blade pencampur meningkatkan kapasitas pencampuran alat dan mempermudah pengeluaran bahan.

Hasil penelitian menunjukkan kapasitas alat 31,6 kg/jam, persentase bahan tidak tercampur sempurna 16% dan alat ini layak untuk dibuat.


(4)

ABSTRACT

BUDIMAN SYAHPUTRA NASUTION. Blade Modification Of Mechanical Mixing Equipment, by Taufik Rizaldi and Ainun Rohanah.

The agriculture equipment and machine has been operated since long time ago and their development were keep in touch with the development of human culture. Mixing is the distribution of one component to another. The mechanical mixing equipment has been designed to help the proses of mixing . The blade modification increase the capacity of mixing equipment and make the flow of material easier.

The capacity of the equipment was 31,6 kg/hour, the percentage of imperfect mixing material was 16% and this equipment was feasible


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pabatu pada tanggal 28 November 1986, dari ayah Basri Alman Nasution dan ibu Usnah Pane. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tebing Tinggi dan pada tahun 2004 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan penulis mengikuti kegiatan organisasi IMATETA (Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV Pabatu pada tahun 2008.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul Modifikasi Blade Pencampur pada Alat Pencampur Bahan secara Mekanis yang merupakan persyaratan untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Taufik Rizaldi STP, M.P sebagai Ketua Pembimbing dan Ibu Ainun Rohanah STP, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada ayahanda Basri Alman Nst. Dan ibunda Usnah Pane serta keluarga dan juga teman-teman stambuk 2004,dan teman teman yang lain yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Januari 2010 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... i

RIWAYAT HIDUP... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

PENDAHULUAN Latar belakang ... 1

Tujuan penelitian ... 2

Kegunaan Penelitian ... 2

Batasan Masalah ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran ... 3

Perancangan elemen mesin ... 3

Elemen mesin... Motor listrik ... 4

Poros ... 5

Bantalan ... 6

Pisau pengaduk ... 7

Kompos ... 8

Reducer ... 9

Peralatan Pencampuran ... 9

Analisis Ekonomi... 9

METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan tempat Penelitian ... 12

Bahan dan alat penelitian ... 12

Metode Penelitian ... 12

Pelaksanaan Penelitian ... 13

Prosedur Penelitian ... 14

Parameter Penelitian... 16

Kapasitas alat ... Persentase bahan tidak tercampur sempurna... Analisis ekonomi... Break event point... Net present value... Internal rate of return... HASIL DAN PEMBAHASAN Kapasitas alat ... 21

Persentase bahan yang tidak tercampur ... 22

Analisis ekonomi... 22

Break event point... 25


(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 27

Saran... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28


(9)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Data hasil penelitian alat pencampur bahan secara mekanis. ... 19 2. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/F... 36 3. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/A ... 36


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.

Hal.

1. Blade pencampur bahan secara mekanis ... 37 2. Bahan yang dicampur... 38 3. Gambar teknik alat...39


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Analisis ekonomi .27

2. Break event point .30

3. Net present value .31

4. Internal rate of return ...34

5. Flowchart pembuatan alat ....35

6. Tabel suku bunga . 36

7. Gambar alat dan bahan .. 37

8. Gambar teknik alat tampak samping 39


(12)

ABSTRAK

BUDIMAN SYAHPUTRA NASUTION. Modifikasi Blade Pencampur Pada Alat Pencampur Bahan Secara Mekanis, dibimbing oleh Taufik Rizaldi dan Ainun Rohanah.

Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama dan perkembangannya mengikuti perkembangan manusia. Pencampuran adalah penyebaran satu komponen ke komponen lain. Alat pencampur bahan secara mekanis dirancang untuk mempermudah proses pencampuran. Modifikasi blade pencampur meningkatkan kapasitas pencampuran alat dan mempermudah pengeluaran bahan.

Hasil penelitian menunjukkan kapasitas alat 31,6 kg/jam, persentase bahan tidak tercampur sempurna 16% dan alat ini layak untuk dibuat.


(13)

ABSTRACT

BUDIMAN SYAHPUTRA NASUTION. Blade Modification Of Mechanical Mixing Equipment, by Taufik Rizaldi and Ainun Rohanah.

The agriculture equipment and machine has been operated since long time ago and their development were keep in touch with the development of human culture. Mixing is the distribution of one component to another. The mechanical mixing equipment has been designed to help the proses of mixing . The blade modification increase the capacity of mixing equipment and make the flow of material easier.

The capacity of the equipment was 31,6 kg/hour, the percentage of imperfect mixing material was 16% and this equipment was feasible


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang dari bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999). Sesuai dengan literatur Hardjosentono dkk(1996) kegiatan pengembangan mekanisasi pertanian haruslah dilakukan bertahap dan mengikuti suatu sistematika sebagai berikut :

1. Penelitian/studi yang meliputi bidang rekayasa (engineering), sosial dan ekonomi

2. Testing, modifikasi dan pengembangan 3. Pembinaan pengembangan dan evaluasi 4. Pembinaan institusi petani pemakai.

Pencampuran adalah penyebaran satu komponen ke komponen lain. Proses pencampuran ini, umum dijumpai sebagai salah satu unit pengolahan pada industri pangan. Sayangnya proses pencampuran merupakan salah satu proses yang paling sulit dimengerti dan sulit untuk diperhatikan daripada pengertian secara deskripsi. Akan tetapi ada beberapa aspek pencampuran yang dapat dihitung sehingga dapat membantu penyusunan perencanaan proses pencampuran (Earle, 1969).


(15)

Untuk mempermudah proses pencampuran secara mekanis perlu dimodifikasi dan dirancang suatu blade pencampur mekanis sesuai dengan saran pada penelitian sebelumnya, sehingga alat pencampur ini dapat bekerja dengan lebih optimal dan melalu modifikasi ini diharapkan dapat memberikan solusi pada permasalahan yang ada pada penelitian sebelumnya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi, merancang dan membuat blade pencampur mekanis pada alat pencampur bahan secara mekanis.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan mengembangkan alat

ini.

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Batasan Masalah

Alat yang dirancang atau dibuat digunakan untuk mencampur bahan secara mekanis. Adapun kriteria bahan yang dapat dicampur yaitu bahan yang bersifat tidak lengket, bahan yang tidak berwujud pasta atau gel, bahan yang berukuran kecil dan tidak keras.


(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Pencampuran

Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masing-masing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk komponen-komponen murni. Jadi apabila contoh diambil dari tiap-tiap wadah, setelah dianalisa, maka akan terlihat keseragaman jenis komponen-komponen tersebut. Ketika proses pencampuran dilakukan, contoh akan meningkatkan proporsi salah satu komponen daripada proporsi yang diperkirakan dari seluruh proporsi dalam wadah. Pencampuran yang sempurna kemudian dapat didefenisikan bahwa besar proporsi masing-masing komponen dalam campuran, sama. Kenyataannya, keadaan ini hanya dapat dicapai oleh beberapa pengelompokan yang teratur dan akan merupakan hasil yang paling memungkinkan dari setiap proses pencampuran (Earle, 1969)

Perancangan Elemen Mesin

Perancangan adalah suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan mengambil suatu tindakan jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang mempunyai kenyataan fisik. Perencanaan mesin mencakup semua perencanaan mesin, berarti perencanaan dari sistem dengan segala yang berkaitan dengan sifat mesin, elemen mesin, struktur dan instrumen serta ilmu-ilmu dasar dalam perencanaan elemen mesin (Stolk dan Kros, 1986).

Elemen mesin yang dirancang untuk memenuhi fungsinya. Rancangan elemen mesin ini dinyatakan dalam gambar teknik sebagai alat komunikasi antara perancang dengan orang yang membuat elemen tersebut dan merupakan standard


(17)

yang diperlukan oleh elemen mesin beserta penyimpangan-penyimpangan atau toleransi yang diijinkan yang dikenal sebagai spesifikasi geometrik produk. Gambar teknik pada saat yang sama dipakai untuk referensi dalam mengecek apakah kualitas elemen yang dihasilkan telah sesuai dengan spesifikasinya (Achmad, 1999)

Elemen Mesin Motor Listrik

Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan, mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Setiap mesin sesudah dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah pulley atau sebuah generator ke suatu mesin yang digerakkan (Daryanto, 2002).

Menurut Soenarta dan Furuhama (2002) motor listrik memiliki kekurangan sebagai berikut:

1. Motor listrik membutuhkan sumber daya,dengan demikian tempat penggunaanya sangat terbatas panjang kabel.

2. Kalau digunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan menjadi besar sehingga perbandingan tenaga yang didapat dari 1 liter BBM setara dengan 1500 N berat sama dengan baterai.

3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi daripada BBM.

4. Untuk menghasilkan daya yang sama oleh sebuah motor bakar, maka motor listrik akan lebih berat.


(18)

Poros

Poros merupakan salah satu alat yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros (Sularso dan Suga, 1997).

Poros dapat dibedakan kepada 2 macam, yaitu :

1. Poros dukung: poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen mesin yang berputar

2. Poros transmisi/poros perpindahan: poros yang terutama dipergunakan untuk memindahkan momen puntir.

Poros dukung dapat dibagi menjadi poros tetap atau poros terhenti dan poros berputar. Pada umumnya poros dukung itu pada kedua atau salah satu ujungnya ditimpa atau sering ditahan terhadap putaran. Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan (Stolk dan Kros, 1981).

Macam-macam poros diklasifikasikan berdasarkan pembebanannya sebagai berikut :

1. Poros Transmisi

Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditranmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk dan ukurannya harus telit


(19)

3. Gandar

Poros yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak, dimana akan mengalami beban puntir juga. (Sularso dan Suga,1997).

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros yang berbeban dan berputar. Dengan adanya bantalan, maka putaran dan gerakan bolak- balik suatu poros berlangsung secara halus, aman dan tahan lama.

Bantalan harus mempunyai ketahanan terhadap getaran maupun hentakan. Jika suatu sistem menggunakan konstruksi bantalan, sedangkan bantalannya tidak berfungsi dengan baik maka seluruh sistem akan menurun prestasinya dan tidak dapat bekerja secara semestinya.

Bantalan dapat diklasifikasikan berdasar pada: 1. Gerakan bantalan terhadap poros

 Bantalan Luncur.

Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaran lapisan pelumas.

 Bantalan Gelinding.

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol


(20)

2. Beban Terhadap Poros

 Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.

 Bantalan radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

 Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

(Sularso dan Suga, 1997).

Bantalan dalam peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan berbagai suku pemindahan daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk digunakan ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros dan beban yang harus didukung dan besarnya daya dorong akhir. (Smith dan Wilkes, 1990).

Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin)(Daryanto,1993).

Pisau Pengaduk

Pisau pengaduk berfungsi untuk mencampur atau mengaduk bahan agar menjadi homogen. Desain pisau pengaduk mempengaruhi kualitas dari kapasitas dari alat pencampur mekanis.

Kompos

Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik, hewan atau limbah organik. Banyak sekali bahan dasar yang bisa digunakan seperti jerami, sekam, rumput-rumputan, sampah kota. Menumpuknya limbah organik membutuhkan penanganan agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan seperti bau tak sedap atau menjad sarang lalat. Jalan pintas yang


(21)

sering dijumpai adalah dengan membakar. Pembakaran limbah organik tersebut selain tidak memberi manfaat juga menimbulkan polusi udara. Pembuatan kompos akan terasa manfaatnya untuk daerah pertanian yang jauh dari peternakan, karena selain bermanfaat juga mempunyai nilai ekonomi (Sutejo, 2002).

Prinsip pembuatan kompos skala industri umumnya sama dengan proses pembuatan kompos yang lainnya. Bahan baku dicacah, lalu ditambahkan dengan bioaktivator dan difermentasikan selama 5-7 hari. Selanjutnya kompos dkeringkan dengan temperatur kurang dari 600 C. Proses pengeringan ini bertujuan untuk mempermudah proses penggilingan (Sofian, 2006).

Jenis kompos yang akan dproduksi sebaiknya dibuat berdasarkan klasifikasi harga, tujuannya agar setiap kebutuhan setiap segmen pasar bisa dipenuhi. Contoh variasi jenis kompos tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kompos tanpa tambahan unsur hara pupuk lainnya

b. Kompos dengan tambahan hara dari pupuk kimia seperti NPK

c. Kompos dengan bahan tambahan mikro organisme dari pupuk biologi, sepertirizobium(biofertilizer)

d. Kompos dengan tambahan arang atausoil conditionerlain

e. Kompos yang diberi tambahan hara dengan kombinasi yang lengkap atau tidak lengkap

f. Kompos granular. (Sofian, 2006).

Kompos terutama digunakan untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan bahan organik tanah. Namun karena penggunaannya kurang praktis, kotor, dan jumlahnya harus banyak maka umumnya petani banyak memilih pupuk anorganik (kimia) yang lebih praktis. Tetapi dengan terbenturnya


(22)

harga yang sangat tinggi, sekarang ini petani lebih memilih kompos untuk memupuk tanamannya (Indriani, 2001).

Reducer

Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan reducer putarannya dapat cukup tinggi.

I =

2 1

nn (1)

dimana :

i : Perbandingan reduksi n1 :Inputputaran (rpm) n2 :Outputputaran (rpm) (Nienman, 1986)

Peralatan Pencampuran

Banyak bentuk alat pencampuar yang dihasilkan dari waktu ke waktu, akan tetapi selama beberapa tahun, beberapa derajat standarisasi alat pencampur telah sampai dalam cabang-cabang yang berbeda pada industri pangan. Secara mudah dalam perbedaan pencampuran adalah dengan membaginya menurut apakah mencampur bahan cair, tepung kering, atau pasta kental (Earle, 1969).

Analisis Ekonomi  Biaya pokok Biayapokok =


(23)

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai Juni 2010 di Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah motor listrik, mesin las, gergaji besi, mesin bor, martil, kunci inggris, kalkulator, mistar, pulpen/pensil, reducer.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan yang akan dicampur (kompos, tepung tulang, air), besi batangan, plat seng, besi plat, baut dan mur.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur (keperpustakaan), melakukan eksperimen, survei ke lapangan dan melakukan pengamatan tentang alat pencampur mekanis yang ada. Kemudian dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen blade pencampur mekanis. Setelah itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter.


(24)

Pelaksanaan Penelitian Komponen Alat

Alat pencampur mekanis ini mempunyai beberapa bagian penting yaitu : 1. Motor Listrik

Motor listrik adalah sumber penggerak untuk menggerakkan setiap komponen alat pencampur mekanis. Pada alat ini digunakan motor listrik jenis AC satu fasa dengan spesifikasi 1 HP .

2. Poros

Terletak di tengah yang terbuat dari besi As dengan diameter 1.25 . 3. Bearing/Bantalan P 207 GHB

Berfungsi sebagai penumpu poros terletak di kerangka alat. 4. Pisau Pengaduk

Terbuat dari plat besi yang berfungsi sebagai pengaduk bahan dan terletak pada batang poros.

5. Kerangka Alat

Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya yang terbuat dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 100 cm, tinggi 140 cm, dan lebar 50 cm.

6. Reducer dengan perbandingan putaran 1 : 40

Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan reducer putarannya dapat cukup tinggi.

7. Bak Pencampur

Berfungsi sebagai wadah penampung bahan yang akan dicampurkan. Volume bak pencampur = 942 cm3.


(25)

Prosedur Penelitian

A. Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran blade pencampur mekanis, mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penelitian serta menyediakan motor listrik yang akan digunakan pada alat pencampur bahan mekanis.

B. Pembuatan Alat

Adapun langkah-langkah pembuatan blade pencampur mekanis adalah : 1. Dirancang bentuk blade pencampur bahan mekanis

2. Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat blade pencampur bahan mekanis

3. Dilakukan pengukuran terhadap besi yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

4. Dipotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan kemudian dilakukan pengeboran terhadap bahan

5. Dilakukan pemasangan atau perakitan bahan-bahan sesuai dengan bentuk yang telah dirancang


(26)

C. Persiapan bahan

1. Ditimbang bahan baku kompos, tepung tulang, dan air sesuai perbandingan yang dikehendaki, yaitu (4 : 0,5 : 0,5).

2. Dimasukkan bahan yang telah dipisahkan tadi kedalam wadah yang telah dipersiapkan.

D. Pengujian blade

Adapun prosedur pengujian blade pencampur adalah :

1. Ditimbang campuran bahan sebanyak 5 Kg (kompos, tepung tulang, air). 2. Dihidupkan alat pencampur mekanis

3. Dimasukkan bahan yang akan dicampur kedalam wadah/tempat pengadukan

4. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mencampurkan bahan

5. Dihitung kapasitas pengadukan perjam, dilakukan analisis ekonomi 6. Perlakuan tersebut dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.


(27)

Parameter yang diamati

1. Kapasitas alat (Kg/jam)

Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang dicampur terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mencampur bahan. Kapasitas Alat =

dibutuhkan yang

Waktu BBC (kg/jam) .(1) 2. Persentase Bahan Yang Tidak Tercampur Sempurna

Persentase yang tidak tercampur =

BBC

BBTC x 100%. . . (2)

Dimana :

BBC = Berat bahan yang tercampur BBTC = Berat bahan yang tidak tercampur. 3. Analisis ekonomi

Pada penelitian ini, analisis ekonomi dilakukan dalam pengukuran biaya pencampuran bahan mekanis yaitu dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya Pokok = xBTTX

BT C ...(3)

dimana :

BT = Total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = Total biaya tidak tetap (Rp/tahun) X = Total jam kerja per tahun (jam/tahun)


(28)

1. Biaya tetap

Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari : 1. Biaya penyusutan (metode garis lurus)

D= nS

P )

(  ...(4)

dimana :

D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp) S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

n = Umur ekonomi (tahun)

2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya : I= n n P i

2 1) )(

(  (5)

dimana:

I= Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun) 3. Biaya pajak

Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.

4. Biaya gudang/gedung

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5% hingga 1% rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun. 2. Biaya tidak tetap


(29)

Menurut Darun (2002), biaya tidak tetap terdiri dari : 1. Biaya listrik (Rp/Kwh)

2. Biaya perbaikan untuk sumber tenaga penggerak, mesin sumber sumber tenaga adalah mesin penggerak peralatan lainnya yang umumnya dihubungkan dengan jenis-jenis transmisi tertentu. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan :

Biaya Reparasi=

jamS P 16002%( )

,1  .(5)

3. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini terganung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.


(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan alat pencampur mekanis dipengaruhi oleh faktor pemilihan bahan dan spesifikasi untuk mengetahui kinerja alat yang dirancang. Pemilihan bahan yang berkualitas namun dengan harga yang terjangkau juga turut mempengaruhi biaya produksi alat. Bahan-bahan yang digunakan diupayakan kokoh dan mampu mendukung kerja alat serta mudah diperoleh untuk menjaga kesinambungan bahan apabila ada usaha untuk memproduksi dengan jumlah yang besar.

Dalam pencampuran bahan untuk mengolah bahan yang akan digunakan dalam pembuatan kompos dibutuhkan suatu alat yang pada tahap perencanaan telah dipertimbangkan efektivitas dan efesiensi maka alat tersebut layak dan mempunyai nilai ekonomis.

Perancangan dan pembuatan alat pencampur mekanis ini bertujuan untuk membantu atau mempermudah proses pencampuran yang bertujuan mencampur beberapa jenis bahan agar menjadi homogen. Dengan alat ini diharapkan proses pencampuran semakin mudah dan semakin cepat prosesnya.

Komponen-komponen alat yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari bahan yang mudah dijumpai dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang relatif baik. Kerangka alat terbuat dari besi siku yang diharapkan mampu menyokong dan mendukung beban yang dikenakan pada saat pencampuran bahan. Ukuran kerangka disesuaikan dengan kebutuhan tempat alat-alat yang dirancang, karakteristik pengguna (operator).

Elektromotor yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kerja alat. Spesifikasi alat yang dipakai pada alat pencampur bahan ini diusahakan memiliki


(31)

daya yang cukup untuk mencampur bahan. Pada alat ini digunakan elektromotor dengan daya 0.5 HP satu fase (single phase) dengan jumlah putaran per menit nya 1500 (rpm). Dengan daya tersebut elektromotor telah mampu untuk menggerakkan batang as yang terdapat beberapa pisau pengaduk.

Untuk menghasilkan rpm yang diinginkan maka pada bagian alat juga ditambahkan komponen yang disebut reducer. Jenis reducer yang digunakan adalah reducer tipe W50 dengan spesifikasi input berada di bagian kiri reducer dan output berada di bagian bawah reducer. Di bagian kiri reducer terhubung dengan elektromotor dengan sambungan bantalan. Sedangkan di bagian bawah reducer terhubung dengan as pencampur bahan. Dengan menggunakan reducer yang memiliki perbandingan 1:40 maka akan dihasilkan putaran sebesar 50 rpm. Alat ini juga menggunakanbearing yang berfungsi untuk menumpu dan menahan batang as pencampur sehingga tetap pada posisinya serta mencegah terlepasnya batang as pencampur darireducernya.

Alat ini juga menggunakan pelat-pelat yang berfungsi untuk mencampur bahan yang ingin dicampurkan. Pelat-pelat tersebut dilengketkan pada sebuah batang as dengan ukuran diameter 1 inci dan panjang 40 cm.

Pengeluaran bahan pada alat pencampur bahan secara mekanis ini menggunakan kran. Apabila kran dibuka, maka bahan yang dicampur akan keluar. Proses pengeluaran bahan memerlukan gerakan dari pisau pencampur agar bahan dapat keluar. Ukuran dari kran pengeluaran bahan 3 inci.

Untuk menampung bahan yang akan dicampur, alat ini menggunakan tong besi berukuran tinggi 30 cm dan jari-jari 15 cm. Pada penelitian ini bahan yang


(32)

digunakan sebanyak 5kg karena kurangnya daya elektromotor untuk mencampur bahan lebih dari 5kg.

Kapasitas Alat

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1. Data hasil penelitian alat pencampur bahan secara mekanis

Ulangan Waktu (menit) Bahan Yang Tercampur Sempurna (Kg) Bahan Yang Tidak Tercampur Sempurna (Kg) Bahan Yang Tidak Keluar (Kg) Kapasitas Alat (Menit/Jam) Kapasitas Alat (Kg/Jam)

I 7,68 4,27 0,32 0,41 0,55 33,3

II 7,80 4,02 0,47 0,51 0,51 30,9

III 7,98 4,05 0,43 0,32 0,50 30,5

Total 23,46 12,34 1,22 1,24 1,56 94,7

Rata-rata

7,82 4,11 0,40 0,41 0,52 31,6

Tabel 1 menunjukkan bahwa kapasitas alat rata-rata alat pencampur bahan secara mekanis adalah 31.6 kg per jam. Waktu rata-rata yang dibutuhkan dalam 1 periode pencampuran selama 7.8 menit. Termasuk 2.4 menit waktu pencampuran 3.6 menit waktu pengeluaran bahan, 1.8 menit waktu memasukkan bahan ke dalam wadah pencampur. Jadi dalam 1 jam dapat dilakukan 7 x pencampuran. Kapasitas alat tertinggi terdapat pada ulangan I yaitu 33.3 kg/jam. Sedangkan kapasitas terendah terdapat pada ulangan III yaitu sebesar 30.5 kg/jam. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya,


(33)

Setelah dimodifikasi terjadi peningkatan kapasitas alat yaitu sebanyak 31,6 kg/jam sedangkan pada penelitian sebelumnya hanya 25,5 kg/jam. Serta waktu pengeluaran bahan lebih cepat,sehingga dapat dilakukan 7 x pencampuran dalam satu jam. Adapun kelemahan dari alat pencampur bahan secara mekanis ini terdapat pada desain saluran pengeluaran bahannya. Proses pengeluaran bahan tidak sempurna, dikarenakan adanya jarak 3-5 mm antara dasar wadah penampung dengan ujung blade pencampur bahan. Juga pada daya elektromotor yang hanya 0.5 HP, sehingga alat ini hanya efektif pada pencampuran bahan sebanyak 5 Kg. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap saluran pengeluaran bahan dan elektromotor.

Persentase Bahan Yang Tidak Tercampur

Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa banyaknya bahan yang tidak tercampur dan bahan yang tidak keluar yang paling tinggi terdapat pada ulangan II yakni sebesar 0.98 kg dan yang paling rendah tardapat pada ulangan I yakni sebesar 0.73 kg. Dari hasil rata-rata bahan yang tidak tercampur sempurna dan bahan yang tidak keluar adalah 0.81 kg atau sebesar 16%. Dari besarnya hasil pencampuran yang tidak sempurna relatif besar diakibatkan karena adanya sisa bahan yang tidak keluar dan adanya ruang pada saluran pengeluaran bahan sehingga menyebabkan bahan tidak ikut tercampur.

Analisis Ekonomi

Salah satu faktor yang sangat menentukan layak atau tidaknya suatu alat untuk digunakan adalah biaya produksi. Dari hasil analisis ini dapat diketahui


(34)

seberapa besar biaya produksinya sehingga keuntungan alat tersebut juga dapat dihitung. Biaya produksi dipengaruhi oleh kapasitas alat. Semakin tinggi kapasitas alat maka biaya produksi akan semakin rendah dan keuntungan akan semakin meningkat.

Dari analisis yang diperoleh dengan biaya investasi untuk pembuatan alat sebesar Rp. 2.291.000 maka biaya pencampuran bahan secara mekanis adalah sebesar Rp.232,3/kg. Hasil ini diperoleh dari perhitungan biaya produsi terhadap kapasitas alat pencampur bahan secara mekanis. Penghitungan biaya dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT).

A.Biaya pokok

1. Biaya Tetap (Rp/thn) a. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan adalah banyaknya biaya untuk mengganti alat jika umur ekonominya telah habis atau alat tersebut dijual sebelum umur ekonominya habis. Besarnya biaya penyusutan alat ini adalah sebesar Rp. 412.380 / tahun.

b. Biaya Bunga Modal dan Asuransi

Biaya bunga modal asuransi ini merupakan banyaknya uang yang akan disetorkan karena transaksi peminjaman modal. Dalam hal ini persentase bunga modal dan asuransinya sebesar 20%. Biaya bunga modal dan asuransi alat ini adalah sebesar Rp. 274.920 / tahun. c. Biaya Sewa Gedung


(35)

Biaya sewa gedung ini diasumsikan sebagai biaya selama proses pembuatan alat yang besarnya 1% per tahun dari nilai awal. Biaya gedung dari alat ini adalah Rp. 22.910 / tahun.

2. Biaya Tidak Tetap a. Biaya Listrik

Dalam pembuatan alat pencampur bahan secara mekanis ini menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga penggeraknya. Biaya listrik dari alat ini adalah Rp. 222,5 / jam

b. Biaya Reparasi

Biaya reparasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki alat apabila mengalami kerusakan. Biaya reparasi dari alat ini adalah Rp. 154,89 / jam

c. Biaya Perawatan

Biaya perawatan merupakan biaya yang diperlukan untuk membeli bahan agar alat dapat bekerja dengan baik. Bahan yang biasa digunakan adalah oli dan minyak gemuk. Biaya perawatan dari alat ini sebesar Rp. 143,81 / jam

d. Biaya Operator

Biaya operator merupakan biaya untuk menggaji operator dalam pengoperasian alat. Biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 40.000/jam.


(36)

Jadi total biaya tidak tetap (BTT) dari alat pencampur mekanis adalah sebesar Rp. 5.520/jam.

Biaya pokok merupakan biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT). Sehingga total biaya pokok dari alat pencampur bahan secara mekanis sebesar Rp.189,6/kg. Dengan biaya pencampuran sebesar Rp. 189,6/kg dan kapasitas 31,6 kg/jam, maka alat pencampur bahan secara mekanis ini layak digunakan oleh masyarakat terutama dalam proses pencampuran bahan pembuatan kompos.

Break Event Point

Menurut Waldiyono (2008) analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri titik impas maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan titik impas akan memperoleh keuntungan. Maka dari itulah penulis menghitung analisa titik impas dari alat ini untuk mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan alat ini agar mencapai titik impas.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan alat ini akan mencapai nilai break event point pada nilai 27.052,27 kg. hal ini berarti alat ini akan mencapai keadaan titik impas apabila telah mencampur bahan sebanyak 27.052,27 kg/tahun.


(37)

Net Present Value

Dalam menginvestasikan modal dalam penambahan alat pada suatu usaha maka net present value ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam analisa finansial. Dari percobaan dan data yang diperoleh pada penelitian maka dapat diketahui besarnya nilai NPV 16% dari alat ini adalah sebesar Rp. 110.612.717,70 dan NPV 20% dari alat ini adalah sebesar Rp. 100.845.906,59. Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar ataupun sama dengan nol.

Internal Rate Of Return

Dalam menginvestasikan sampai dimana kelayakan usaha itu dapat dilaksanakan. Maka hasil diperoleh dari perhitungan ini adalah sebesar 61,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suku bunga bank maksimal adalah sebesar 61,3% agar alat ini layak untuk digunakan.


(38)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Kapasitas rata-rata yang diperoleh dalam pengujian alat pencampur bahan secara mekanis ini sebesar 31.6 kg/jam.

2. Hasil rata-rata campuran yang tidak tercampur sempurna dan bahan yang tidak keluar adalah 0.81 kg atau sebesar 16 %.

3. Adanya campuran bahan yang tidak keluar dari wadah penampung diakibatkan adanya jarak dasar wadah penampung dengan saluran pengeluaran bahan dan bahan yang bersifat lengket.

4. Biaya pencampuran bahan secara mekanis adalah sebesar Rp. 189,6 / kg

5. Alat pencampur bahan secara mekanis ini dapat digunakan oleh operator dengan tingkat keterampilan yang biasa, tidak membutuhkan keahlian yang tinggi, tetapi hanya membutuhkan adaptasi (kebiasaan kerja) pada alat tersebut.

6. Biaya investasi pembuatan alat pencampur bahan secara mekanis adalah sebesar Rp. 2.291.000

Saran

1. Perlu dilakuan pengujian lebih lanjut pada saluran pengeluaran bahan untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi alat sehingga dapat meningkatkan kapasitas alat tersebut.

2. Agar bahan dapat tercampur lebih sempurna perlu dilakukan desain saluran pengeluaran bahan dan penggantian elektromotor berdaya lebih besar.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, 1999. Elemen Mesin 1. Penerbit Pt. Resika Aditama, Bandung. Darun, 2002. Ekonomi Teknik.Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian

USU, Medan.

Daryanto, 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta, Jakarta. Daryanto, 2002. Pengetahuan Listrik. Bumi Aksara, Jakarta.

Earle, R. L, 1969 Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Terjemahan Zein Nasution. Sastra Budaya, Bogor.

Hardjosentono, M. Wijarto, R. Elon. I, W, Badra. T, R, Dadang, 1996. Mesin Mesin Pertanian. Dunia Aksara, Jakarta.

Indriani, Y.H. 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta. Nienmann, G. 1986. Elemen Mesin 1 (Desain dan Kalkulasi dari Sambungan

Bantalan dan Poros) jilid 1. Terjemahan Ir. Anton Budiman dan Ir. Bambang priambodo. Erlangga, Jakarta.

Pratomo, M. dan K. Irwanto, 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Smith, H. P., dan L. H. Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Terjemahan T. Purwadi. UGM Press, Yogyakarta.

Sofian, 2006. Sukses Membuat Kompos Dari Sampah. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Sukirno, M.S. 1999. Mekanisasi Pertanian. Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian dan Pengelolaannya. Diktat Kuliah. GM, Yogyakarta.

Stolk, J. dan C. Kros, 1981. Elemen Mesin, Elemen Konstruksi Bangunan Mesin. Terjemahan H. Hendarsin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta

Sularso dan K. Suga, 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin PT. Pradnya Paramita, Jakarta.


(40)

Lampiran 1. Analisis ekonomi I. Unsur Biaya Produksi

1. Biaya Pembuatan Alat

(1) Elektromotor 1 HP Rp. 550.000

(2) Bearing P 207 GHB (2) Rp. 186.000

(3) Besi poros Rp. 40.000

(4) Tong Rp. 45.000

(5) Besi siku Rp. 150.000

(6) Pisau pengaduk Rp. 160.000

(7) Biaya pengelasan Rp. 350.000

(8) Reducer 1:30 Rp. 800.000

(9) Kabel Rp. 10.000

Total P Rp. 2.291.000

2. Biaya Listrik Rp. 222,5/jam

3. Umur Ekonomi (n) 5 tahun

4. Nilai Akhir Alat (S) 10% P

5. Jam Kerja 6 jam/hari

6. Produksi/Hari 153,6/hari

7. Upah Operator Rp. 40.000/hari

8. Biaya Perawatan 10% dari P per

thn/1600jam

9. Bunga Modal dan Asuransi 20% per tahun

10. Biaya Sewa Gedung 1% dari P


(41)

12. Jam Kerja Alat/tahun 1600 jam

II. Penghitungan Biaya Produksi 1. Biaya Tetap (BT)

(1) Biaya Penyusutan

D = (P-S)/n Rp. 412.380 / tahun

(2) Bunga Modal dan Asuransi

Bunga bank untuk bulan Juli adalah 18% Asuransi = 2%, jadi total i = ( 18+2)% = 20% Bunga modal

n n iP

2 1)

(  = Rp. 274.920 / tahun

(3) Biaya Sewa Gedung

Sewa gedung = 1% dari P Rp. 22.910 /

tahun

(4) Pajak

Pajak = 2% dari P Rp. 45.820 /

tahun

Total Biaya Tetap (BT) Rp. 756.030 / tahun

2. Biaya Tidak Tetap (BTT)

(1) Biaya Perbaikan Alat (reparasi)

Biaya reparasi = 12%(1600PS) Rp. 154,64 /jam (2) Biaya Perawatan

Biaya perawatan = 10% P / 1600 jam Rp. 143,18 / jam (3) Biaya Listrik


(42)

1 bulan = 25 hari kerja

Jam kerja per bulan = 150 jam

Beban terpakai per bulan = 0.0373 x 150 = 55,95 kWH Tarif listrik dengan daya 900 Watt.

Biaya beban ( 0,9 x Rp. 20.000) = Rp. 18.000

Biaya listrik per bulan Rp. 15.375 + Rp. 18.000 = Rp. 33.375 Biaya listrik per jam = Rp. 33.375 / 150 jam = Rp. 222,5 / jam (4). Biaya Operator

Biaya operator Rp. 5.000 /

jam

Total Biaya Tidak Tetap (BTT) Rp. 5.520 /

jam

Biaya Pokok Produksi = BTx BTTC

  

= .5.520 0.03164 1600756.030

.

  

Rp Rp


(43)

Lampiran 2.Break event point

RFV

N

 

Biaya tetap (F) = Rp. 756.030,00 /tahun = (14,95/kg) Biaya tidak tetap (V) = Rp. 5.520,00/Jam (1 jam = 31,6 kg)

= Rp. 174,683 /kg

Penerimaan dari tiap kg produksi = (16% x (BT+BTT)) + (BT+BTT) = Rp. 219,97/kg

Harga minimal campuran kompos yang akan dijual setelah diproduksi adalah sebesar Rp. 219,97/kg. Maka nilai R dapat kita hitung dengan mengalikan harga minimal campuran kompos dengan kapasitas alat pencampur bahan selama 1 jam operasi. Alat akan mencapai break event point jika alat telah mencampur kompos sebanyak :

RFV

N

 

Rp.219Rp,97.756.030/Kg/174tahun,683/kg

kg Rp tahun Rp / 287 , 45 . / 756.030 . 


(44)

Lampiran 3.Net present value

Berdasarkan persamaan 4 nilai NVP alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

CIF COF 0

Investasi : Rp. 2.291.000,00

Pendapatan : Rp. 43.283.632,00/tahun

Nilai akhir : Rp. 229.100,00

Pembiayaan : Rp. 8.832.000,00/tahun

Suku bunga bank (p) : Rp 16% Suku bunga bank (q) : Rp 20%

Umur alat : 5 tahun

Cash in Flow16%

1. Pendapatan : Pendapatan x (P/A, 16%,5) : 43.283.632,00 x 3,274 : Rp. 141.710.611,20 2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 16%,5)

: Rp. 229.100,00 x 0,4761 : Rp. 109.074,51

Jumlah CIF : Rp. 141.819.685,70 Cash out Flow16%

1. Investasi : Rp. 2.291.000,00


(45)

: Rp. 8.832.000,00 x 3,274 = Rp. 28.915.968,00 Jumlah COF : Rp. 31.206.968,00

NVP 16% = CIF COF

= Rp. 141.819.685,70 Rp. 31.206.968,00 = Rp. 110.612.717,70

Cash in Flow20%

1. Pendapatan : Pendapatan x (P/A, 20%,5) : Rp. 14.168.031,28 x 2,991 : Rp. 129.461.343,3

2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 16%,5) : Rp. 229.100,00 x 0,4019 : Rp. 92.075,29

Jumlah CIF : Rp. 129.553.418,59 Cash out Flow20%

1. Investasi : Rp. 2.291.000,00

2. pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 16%, 5) : Rp. 8.832.000,00 x 2,991 = Rp. 26.416.512,00 Jumlah COF : Rp. 28.707.512,00


(46)

= Rp. 129.553.418,59 Rp. 28.707.512,00 = Rp. 100.845.906,59

Jadi besarnya NPV 16% adalah Rp. 110.612.717,70 dan NVP 20% adalah Rp. 100.845.906,59. Jadi nilai NVP dari alat ini 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.


(47)

Lampiran 4.Internal rate of return Suku bunga bank (p) = 16% Suku bunga bank (q) = 20%

X = NPV awal pada p

Y = NPV awal pada q

%) % (

% X q p

Y XX P IRR     %) 16 % 20 ( 59 , 906 . 845 . 100 70 . 717 . 612 .

110 110.612.717.70 % 16     X IRR % 3 , 61  IRR


(48)

Lampiran 5.Flowchartpembuatan alat

Tidak

Ya Mulai

Penentuan komponen

Perancangan alat

Perakitan awal

Perakitan akhir Pengukuran dan pemotongan bahan Persiapan bahan dan alat

Pengujian Alat

Layak

Pengambilan Data

Data: 1. Waktu

pencampuran 2. Kapasitas alat 3. Analisis

ekonomi Analisis Data/Perhitungan


(49)

Lampiran 6. Tabel suku bunga

Tabel 6. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/F

Tahun Tingkat suku bunga

15 % 16 % 17 %

1 0.8696 0.8622 0.8475

2 0.7561 0.7435 0.7182

3 0.6575 0.6412 0.6086

4 0.5718 0.5531 0.5158

5 0.4972 0.4772 0.4371

6 0.4323 0.4117 0.3704

7 0.3759 0.3552 0.3139

... ... ... ...

Tabel 7. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/A

Tahun Tingkat suku bunga

15 % 16 % 17 %

1 0.870 0.862 0.847

2 1.626 1.606 1.566

3 2.283 2.247 2.174

4 2.855 2.800 2.690

5 3.352 3.277 3.127

6 3.748 3.689 3.498

7 4.160 4.044 3.812


(50)

Lampiran 7. Blade pencampur

Tampak samping


(51)

Lampiran. 8 Bahan yang tercampur

Bahan tidak tercampur sempurna


(1)

= Rp. 129.553.418,59 Rp. 28.707.512,00 = Rp. 100.845.906,59

Jadi besarnya NPV 16% adalah Rp. 110.612.717,70 dan NVP 20% adalah Rp. 100.845.906,59. Jadi nilai NVP dari alat ini 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.


(2)

Lampiran 4.Internal rate of return

Suku bunga bank (p) = 16% Suku bunga bank (q) = 20%

X = NPV awal pada p

Y = NPV awal pada q

%) % (

% X q p

Y XX P IRR     %) 16 % 20 ( 59 , 906 . 845 . 100 70 . 717 . 612 .

110 110.612.717.70 % 16     X IRR % 3 , 61  IRR


(3)

Lampiran 5.Flowchartpembuatan alat

Tidak

Ya Mulai

Penentuan komponen

Perancangan alat

Perakitan awal

Perakitan akhir Pengukuran dan pemotongan bahan Persiapan bahan dan alat

Pengujian Alat

Layak

Pengambilan Data

Data: 1. Waktu

pencampuran 2. Kapasitas alat 3. Analisis

ekonomi Analisis Data/Perhitungan


(4)

Lampiran 6. Tabel suku bunga

Tabel 6. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/F

Tahun Tingkat suku bunga

15 % 16 % 17 %

1 0.8696 0.8622 0.8475

2 0.7561 0.7435 0.7182

3 0.6575 0.6412 0.6086

4 0.5718 0.5531 0.5158

5 0.4972 0.4772 0.4371

6 0.4323 0.4117 0.3704

7 0.3759 0.3552 0.3139

... ... ... ...

Tabel 7. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/A

Tahun Tingkat suku bunga

15 % 16 % 17 %

1 0.870 0.862 0.847

2 1.626 1.606 1.566

3 2.283 2.247 2.174

4 2.855 2.800 2.690

5 3.352 3.277 3.127

6 3.748 3.689 3.498

7 4.160 4.044 3.812


(5)

Lampiran 7. Blade pencampur

Tampak samping

Tampak atas


(6)

Lampiran. 8 Bahan yang tercampur

Bahan tidak tercampur sempurna