Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
− Pegelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, pengendalian, serta memberikan pelayanan administrasi di
lingkungan BPS.
3.4 Landasan Hukum dan Operasional BPS
BPS dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh Pemerintah dilandasi oleh ketentuan perundang-undangan baik yang mengatur kelembagaan maupun kegiatan
teknis operasional, utamanya yaitu: − Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang sensus.
− Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik. − Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat
Statistik. − Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1978 tentang Sekretariat Negara.
− Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPS.
− Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara.
− Keputusan Kepala BPS Nomor 28 dan 29 Tahun 1993 tentang Organisasi BPS. − Keputusan Kepala BPS Nomor 046 Tahun 1994 tentang Sigmaplan dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua PJP II BPS 1995-2018 2019. − Keputusan Kepala BPS Nomor 055 Tahun 1994 tentang Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam BPS Repelita VI BPS.
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
3.5 Sejarah Organisasi BPS
3.5.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920 Kantor Statistik untuk pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan Directeur van Landbouw Nijverheid en
Handel dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini disertai tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. Pada bulan Maret 1923 dibentuk suatu komisi yang
bernama Komisi untuk Statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang
mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Selain dari itu, Komisi ini mengurus terutama bagian statistik yang
dimuat di dalam Laporan Indonesia Indisch Verslag yang sebelumnya disebut Laporan Kolonial.
Pada bulan September 1924 nama lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal Kantoor voor de Statistiek CKS atau Kantor Pusat Statistik dan
dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisasi Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer-Uitvoer en accijnsen
IUA yang sekarang disebut Kantor Bea dan Cukai.
Saatblad tahun 1934 Nomor 508 menetapkan Ordinasi Statistik yang dapat mewajibkan setiap orang dan badan memberikan keterangan-keterangan mengenai
masalah-masalah yang ditentukan oleh Gubernur Jenderal yang menyangkut ekonomi bagian-bagian dari dunia usaha. Menurut ordonansi ini harus dibentuk suatu Komisi
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Advies Penasehat yang terdiri atas 3 orang yang menurut posisi mereka dianggap dapat memperhatikan kepentingan Negara dan dunia usaha. Komisi ini terdiri dari atas
Presiden Direktur Javasche Bank, Gubernur Jawa Barat, dan Ketua Asosiasi Usahawan.
Kantor Pusat Statistik selain mencakup afdeling bagian administrasi mencakup juga bagian yang menangani Urusan Umum, Statistik Kerajinan, Statistik
Konjungtur, dan Statistik Sosial. Kegiatan statistik pada era ini umumnya diarahkan untuk mendukung kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda. Meskipun demikian, pada era ini pula pernah dilakukan suatu kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu sensus Penduduk 1930, yang merupakan
sensus penduduk yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
3.5.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada Juni 1942 Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang militer. Pada masi ini
CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
3.5.3 Masa Kemerdekaan RI
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik tidak lagi ditangani oleh Chosasitsu Gunseikanbu tetapi oleh
lembaga instansi baru yang sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 kantor
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu Pemerintah Belanda NICA di Jakarta ternyata
mengaktifkan kembali CKS.
Perkembangan berikutnya, berdasarkan Surat Edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 nomor 219S.C., KAPPURI dan CKS dilebur
menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kemakmuran.
Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 nomor P44, lembaga KPS berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian.
Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 nomor 18.099M, KPS dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu Bagian Research yang
disebut Afdeling A dan Bagian Penyelenggaraan dan Tata Usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 131 Tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Kementerian
Perindustrian.
Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 172 Tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik, dan urusan statistik yang semula
menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian, selanjutnya menjadi wewenang dan berada di bawah Perdana menteri. Berdasarkan Keppres ini pula secara
formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan.
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan Keputusan RI Nomor 47 Tahun 1964 ditetapkan Susunan dan Organisasi Biro Pusat Statistik, sebagai berikut:
− Kepala − Wakil Kepala
− Brio I Research dan Analisa − Biro II Statistik Routine
− Biro III Sensus − Biro IV Tata Usaha
Setiap biro dibagi dalam bagian-bagian menurut bidang-bidang obyek yang menjadi sasaran kegiatannya dan tiap-tiap bagian dibagi lagi dalam seksi-seksi yang
dalam kegiatannya mengerjakan statistik tertentu yang termasuk bidang obyek dari bagian yang bersangkutan.
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPSKeputusan Presiden RI Nomor 47 Tahun 1964
Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI Nomor AaC9 Th.1965, maka di tiap-tiap Daerah Tingkat I dan II dibentuk Kantor Cabang Biro Pusat Statistik
dengan nama Kantor Sensus dan Statistik Daerah KSS yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah. Di setiap daerah administrasi
kecamatan ,dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KSS di Tingkat II dan ditempatkan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.
BIRO II STATISTIK
ROUTINE BIRO IV
TATA USAHA
BIRO III SENSUS
KANTOR SENSUS DAN STATISTIK
DT I
KANTOR SENSUS DAN STATISTIK
DT II BIRO I
RESEARCH DAN
ANALISA
KEPALA WAKIL KEPALA
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan Instruksi Presidium Kabinet Dwikora Republik Indonesia nomor 56CInstr1965 di setiap departemen agar dibentuk bagian statistik yang merupakan
bagian organik dalam organisasi departemen masing-masing. Bagian statistik tersebut harus mengatur kerja sama yang erat dengan Baperdep Badan Perencanaan dan
Penelitian Departemen dan dengan BPS.
Sebagai tindak lanjut Surat Ketua MPRS tanggal 26 Februari 1967 No. A.9124MPRS1967 perihal penelitian terhadap Lembaga-Lembaga Negara, status
dan organisasi BPS disempurnakan melalui Peraturan Pemrintah nomor 16 tahun 1968.
Status BPS ditempatkan kembali sesuai Undang-Undang No. 7 tahun 1960 yaitu BPS berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Susunan organisasi Biro Pusat Statistik berdasarkan PP Nomor 16 Tahun 1968 adalah:
− Kepala − Wakil Kepala
− Biro I Research dan Analisa − Biro II Statistik Routine
− Biro III Sensus − Sekretariat
− Kantor Sensus dan Statistik Daerah Tk. III
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
KSS Daerah Tk. I dan Tk. II secara taktis operasional masing-masing berada dibawah Gubernur Kepala Daerah dan Walikota Kepala Daerah dengan tetap
memperhatikan pembinaan dari Kepala BPS meliputi bimbingan teknis dan administratif.
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1986
3.5.4 Masa Orde Baru
KEPALA WAKIL KEPALA
SEKRETARIAT
BIRO I RESEARCH
DAN ANALISA BIRO II
STATISTIK ROUTINE
BIRO III SENSUS
KANTOR SENSUS DAN STATISTIK
DT I
KANTOR SENSUS DAN STATISTIK
DT II
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru, untuk memnuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, mutlak
dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS, sehubungan dengan hal tersebut,
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1980, yang merumuskan kembali struktur organisasi BPS yang baru yaitu terdiri dari:
− Kepala − Wakil Kepala
− Deputi Perencanaan dan Analisa Statistik − Deputi Pembinaan Statistik
− Pusat Pendidikan dan Latihan Statistik − Perwakilan BPS di Daerah
Deputi Perencanaan dan Analisa Statistik PAS mengkoordinasi 3 Biro yakni: − Biro Perencanaan dan Pengendalian
− Biro Pengolahan dan Penyajian − Biro Analisa dan Pengembangan
Deputi Pembinaan Statistik mengkoordinasi 4 Biro, yakni: − Biro Statistik Pertanian dan Industri
− Biro Statistik Distribusi − Biro Statistik Sosial dan Kependudukan
− Biro Statistik Neraca Nasional
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik, dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Sususnan Organisasi, dan Tata Kerja BPS adalah merupakan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi BPS.
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.3 Struktur Organisasi BPS Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1980
SEKRETARIAT PUSAT PENDIDIKAN
DAN LATIHAN STATISTIK
KEPALA WAKIL KEPALA
DEPUTI PERENCANAAN DAN
ANALISA STATISTIK DEPUTI PEMBINAAN
STATISTIK
BIRO PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
BIRO PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
DATA BIRO ANALISA DAN
PENGEMBANGAN BIRO STATISTIK
PERTANIAN DAN INDUSTRI
BIRO STATISTIK DISTRIBUSI
BIRO STATISTIK SOSIAL DAN
KEPENDUDUKAN BIRO STATISTIK
NERACA NASIONAL
PERWAKILAN BPS DI DAERAH
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Organisasi berdasarkan Keppres RI Nomor 6 Tahun 1992 terdiri atas:
− Kepala − Wakil Kepala
− Deputi Administrasi − Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik
− Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan − Deputi Statistik Distribusi dan Neraca Nasional
− Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik − Perwakilan BPS di Daerah Lain
− Unit Pelaksana Teknis
Berdasarkan Keppres ini Kepala berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta mempunyai tugas:
− Memimpin BPS sesuai dengan tugas dan fungsi BPS serta membina aparatur BPS agar berdayaguna dan berhasilguna.
− Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan dibidang statistik uang secara fungsional menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
− Membina dan melaksanakan koordinasi dengan departemen dan instnsi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistik yang diperlukan, serta
melaksanakan kerjasama dibidang statistik baik di dalam maupun di luar negeri.
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Wakil Kepala BPS berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPS serat mempunyai tugas:
− Membantu Kepala BPS dalam membina dan mengembangkan administrasi BPS agar berdayaguna dan berhsilguna.
− Membantu Kepala BPS dalam mengkoordinasikan tugas-tugas Deputi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik, Perwakilan BPS di Daerah.
− Mewakili Kepala BPS dalam hal Kepala BPS berhalangan.
Deputi Administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan pengelolaan keuangan, pengendalian, serta memberikan pelayanan administrasi di
lingukungan BPS.
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan
perencanaan program dan metodologi statistik, survei dan data sekunder, serta analisis dan pengembangan statistik.
Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas meyelenggarakan pembinaan kegiatan
statistik pertanian, industri, konstruksi, pertambangan dan energi, kesejahteraan rakyat, serta statistik demografi dan ketenagakerjaan.
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Deputi Statistik Distribusi dan Neraca Nasional adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan
kegiatan statistik harga dan keuangan, perdagangan dan jasa, serta neraca nasional .
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Rilpi Bisma Ginting Suka : Peramalan Pendapatan Kecamatan Berastagi Dari Sektor Pajak Hotel Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 4
ANALISA DATA DAN EVALUASI
4.1 Analisa Data