yang mengambang akan dibuang karena benih itu kosong atau rusak. Benih yang sudah diseleksi kemudian ditaburkan pada media percobaan yaitu wadah yang
dilapisi top soil dan disiram air bertujuan untuk mempermudah pencabutan benih agar akar tidak rusak .
Penanaman dan Pemeliharaan
Setelah 1 bulan inkubasi dilakukan penanaman padi. Tanaman dipelihara dengan melakukan penyiangan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dan tetap
memperhatikan kondisi air dalam ember.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman mengeluarkan bulir tanaman
berumur lebih kurang 2 bulan. Parameter Yang Diukur
A. Tanah Setelah Inkubasi
1. pH H
2
O dengan metode elektrometri 1 : 2,5 2.
C- Organik dengan metode Walkley Black 3.
N- total dengan metode Kjeldhal 4.
P- tersedia dengan metode Bray II 5.
K- tukar dengan metode ekstraksi NH
4
OAc N pH 7
B. Tanaman Pada Akhir Vegetatif
1. Tinggi Tanaman masa vegetatif cm
2. Jumlah anakan perumpun
3. Berat kering akar g
4. Berat kering daun g
5. Berat kering gabah g
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
pH Tanah
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 5 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan pH tanah sawah setelah masa inkubasi. Pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam setelah inkubasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap pH tanah setelah inkubasi No Sandi Perlakuan
pH Tanah 1 A0 Blanko
5.32 2 A1 Kontrol
5.25 3 J1 Jerami 5 tonha
5.63 4 J2 Jerami 10 tonha
5.58 5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha
5.50 6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha
5.76 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
5.29 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
5.92 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 5.07
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 5.09
C. Organik Tanah
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 7 diketahui bahwa pemberian perlakuan jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruh
nyata terhadap peningkatan C. Organik tanah setelah masa inkubasi. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam setelah inkubasi dapat
dilihat pada Tabel 2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap C. Organik tanah setelah inkubasi No Sandi Perlakuan
C. Organik ......
1 A0 Blanko 1.81
2 A1 Kontrol 1.76
3 J1 Jerami 5 tonha 1.85
4 J2 Jerami 10 tonha 1.92
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 1.92
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 1.85
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
1.85 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
1.80 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 1.71
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 1.81
N- Total Tanah
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 9 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan N- total tanah setelah masa inkubasi. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam setelah inkubasi dilihat pada Tabel 3.
P- Tersedia Tanah ppm
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 11 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang– kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan P-tersedia tanah setelah masa inkubasi. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam setelah inkubasi dilihat pada Tabel 4.
K- Tukar Tanah me100g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 13 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan K- tukar tanah pada masa inkubasi. Pengaruh pemberian jerami padi,
Universitas Sumatera Utara
kacang – kacangan dan fosfat alam terhadap K-tukar tanah setelah masa inkubasi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 3. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap N- total tanah setelah inkubasi No Sandi Perlakuan
N- Total ......
1 A0 Blanko 0.13 b
2 A1 Kontrol 0.14 b
3 J1 Jerami 5 tonha 0.14 b
4 J2 Jerami 10 tonha 0.15 ab
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 0.16 b
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 0.16 b
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
0.14 b 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
0.14 b 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 0.14 b
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 0.14 b
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5
Tabel 4. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap P- tersedia tanah setelah inkubasi No Sandi Perlakuan
P- Tersedia ...ppm...
1 A0 Blanko 13.75 b
2 A1 Kontrol 24.70 b
3 J1 Jerami 5 tonha 19.07 b
4 J2 Jerami 10 tonha 15.50 b
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 30.56 b
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 29.85 b
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
35.7 a 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
31.5 a 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 25.09 b
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 23.90 b
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap K-Tukar tanah setelah inkubasi No Sandi Perlakuan
K- Tukar Tanah ... me100g...
1 A0 Blanko 1.22
2 A1 Kontrol 1.90
3 J1 Jerami 5 tonha 2.29
4 J2 Jerami 10 tonha 0.45
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 0.21
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 0.33
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
0.25 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
0.35 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 0.32
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 0.19
Tinggi Tanaman cm
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 15 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan tinggi tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang- kacangan dan fosfat alam terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam
terhadap Tinggi Tanaman No Sandi Perlakuan
Tinggi Tanaman ...cm...
1 A0 Blanko 88.00
2 A1 Kontrol 88.00
3 J1 Jerami 5 tonha 91.33
4 J2 Jerami 10 tonha 89.00
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 94.00
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 93.00
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
94.33 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
94.33 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 92.00
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 91.00
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Anakan Perumpun
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 17 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan jumlah anakan perumpun. Pengaruh setiap pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap jumlah anakan perumpun dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap jumlah anakan tanaman
No Sandi Perlakuan Jumlah Anakan
Perumpun 1 A0 Blanko
9.00 2 A1 Kontrol
13.67 3 J1 Jerami 5 tonha
13.00 4 J2 Jerami 10 tonha
13.67 5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha
14.33 6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha
18.67 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
19.33 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
16.00 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 18.67
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 10.33
Berat Kering Akar g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 19 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan berat kering akar pada tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap berat kering akar tanaman dapat
dilihat pada Tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Rataan Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap berat kering akar tanaman
No Sandi Perlakuan Berat Kering
Akar gember
1 A0 Blanko 9.70
2 A1 Kontrol 17.80
3 J1 Jerami 5 tonha 17.50
4 J2 Jerami 10 tonha 18.47
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 20.10
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 29.57
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
20.83 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
27.67 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 28.73
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 10.87
Berat Kering Daun g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 21 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan berat kering daun pada tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap berat kering daun dapat dilihat pada
Tabel 9.
Berat Kering Gabah g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 23 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan berat kering gabah pada tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap berat kering gabah dapat dilihat pada
Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap berat kering daun
No Sandi Perlakuan Berat Kering
Daun gember
1 A0 Blanko 33.23 c
2 A1 Kontrol 38.63 bc
3 J1 Jerami 5 tonha 39.03 bc
4 J2 Jerami 10 tonha 52.50 a
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 53.67 a
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 56.87 a
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
47.53 ab 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
56.77 a 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 47.37 ab
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 40.83 bc
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5
Tabel 10. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap berat kering gabah
No Sandi Perlakuan Berat Kering
Gabah gember
1 A0 Blanko 16.63
2 A1 Kontrol 16.37
3 J1 Jerami 5 tonha 19.13
4 J2 Jerami 10 tonha 28.13
5 K1 Kacang-kacangan 5 tonha 22.90
6 K2 Kacang-kacangan 10 tonha 18.50
7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
24.63 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
22.30 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 19.50
10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O 17.10
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan
pH Tanah
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 5 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan nilai pH tanah selama 30 hari inkubasi. Dapat dilihat pada Tabel 1 nilai pH tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat Alam 200 ppm P
2
O
5
yaitu sebesar 5.92, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada perlakuan Urea 200 ppm
N + SP- 36 200 ppm P
2
O
5
+ KCl 200 ppm K
2
O yaitu sebesar 5.07. Hal ini karena, penggunaan pupuk kimia dapat mengasamkan tanah sehingga pH yang di hasilkan
lebih rendah dibandingkan dengan pemberian fosfat alam. Penggunaan pupuk N seperti urea dan amonium sulfat memberikan sisa berupa pengaruh pemberian
pupuk terhadap kemasaman tanah. Kemasaman tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hara dalam
tanah, aktifitas kehidupan jasad renik tanah dan reaksi pupuk yang diberikan kedalam tanah. Penambahan pupuk kedalam tanah secara langsung akan
mempengaruhi sifat kemasamannya, karena dapat menimbulkan reaksi asam, netral, maupun basa yang secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi
ketersediaan hara makro dan mikro Hasibuan, 2008.
C- Organik
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 7 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan nilai C. Organik tanah. Tetapi dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa nilai C. Organik tertinggi terdapat pada Perlakuan Jerami 10 tonha dan pada perlakuan
Kacang - kacangan 5 tonha yaitu sebesar 1.92, sedangkan nilai C. Organik
Universitas Sumatera Utara
terendah pada perlakuan Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P
2
O
5
+ KCl 100 ppm K
2
O yaitu sebesar 1.71. Hal ini dikarenakan bahwa bahan yang diberikan mengandung bahan organik sehingga terjadi penambahan kandungan C- Organik
pada perlakuan yang diberi bahan organik yaitu jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam.
Dari hasil sidik ragam pada lampiran 7 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan C. Organik tanah. Hal ini karena sifat bahan organik yang lambat terdekomposisi. Hal ini sesuai dengan penelitian Suhartatik 1997 dimana
penggunaan jerami segar kurang efektif karena sebagian besar hara belum tersedia bagi tanaman sehingga disarankan menggunakan jerami yang sudah matang.
Kandungan N bahan organik meningkat sejalan dengan waktu inkubasi yang sesuai dengan kondisi pelapukan.
N- Total Tanah
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 9 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan nilai N- Total tanah. Pada Tabel 3 dapat dilihat nilai N- Total tanah tertinggi terdapat pada Perlakuan Kacang-kacangan 5 tonha dan perlakuan
Kacang-kacangan 10 tonha sebesar 0.16, sedangkan nilai terendah pada perlakuan Blanko yaitu sebesar 0.13. Hal ini dikarenakan bahwa pada perlakuan
kacang - kacangan yang diberikan mengandung N tinggi sehingga N menjadi lebih tersedia dan kacang – kacangan yang diberikan lebih mudah melapuk
sehingga berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan N- Total tanah.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik tanaman pupuk hijau yang disarankan oleh IRRI 1984 adalah kegunaannya banyak, umur pendek, cepat tumbuh, mempunyai
kemampuan yang tinggi menimbun hara, tahan terhadap naungan, kekeringan dan penggenangan, adaptif pada ekologi yang luas, efisien dalam penggunaan air,
kecepatan menimbun hara N tinggi, mudah dibenamkan, serta tahan terhadap hama dan penyakit.
Pemberian pupuk nitrogen pada lahan basah, seperti sawah disarankan untuk dibenamkan pada lapisan reduksi terutama untuk pupuk N amonium. Hal
ini di lakukan karena pada lapisan reduksi N dalam bentuk amonium berada dalam keadaan stabil. Bila pupuk N disebarkan pada tanah sawah, sebagian besar
N yang diberikan akan mengalami oksidasi dan akan hilang tercuci dalam bentuk nitrat ataupun gas Hasibuan, 2008.
P- Tersedia ppm
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 11 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata
terhadap peningkatan P- Tersedia tanah. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai P- Tersedia tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
yaitu sebesar 178.54, sedangkan nilai P- Tersedia terendah pada perlakuan blanko yaitu
sebesar 13.75. Hal ini karena, fosfat alam mengandung P, sehingga P lebih tersedia bagi tanaman. Kemampuan pupuk P- alam untuk melepaskan P
dipengaruhi oleh kombinasi sifat pupuk seperti komposisi kimia, jenis mineral, dan ukuran partikel. Semakin halus ukuran partikel, semakin banyak
kemungkinan kontak antara perlakuan pupuk P- alam dan tanah sehingga kelarutannya semakin tinggi Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Bahan organik tanah juga dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat melalui hasil dekomposisinya yang dapat menghasilkan asam – asam organik dan CO
2
. Asam – asam organik yang dihasilkan seperti asam malonat, asam oxalate, asam
tatrat akan menghasilkan anoin organik. Anion organik mempunyai sifat dapat mengikat ion Al, Fe, dan Ca dari dalam larutan tanah, kemudian membentuk
senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi ion – ion Al, Fe, dan Ca yang bebas dalam larutan akan berkurang dan diharapkan fosfor akan
tersedia lebih banyak Hakim, dkk, 1986. Kecepatan pelepasan fosfat dari bentuk yang tidak tersedia kebentuk
tersedia adalah berbeda, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sifat tanah, luas permukaan dari senyawa fosfat, dan waktu. Terdapat hal lain yang ikut
mempercepat pelepasan P ini yaitu adanya pelepasan gas H
2
, CO
2
, H
2
S, dan CH
4
. Gas – gas tersebut berasal dari proses reduksi dan dekomposisi bahan organik
tanah Hakim, dkk, 1986.
K- Tukar Tanah me100g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 13 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan nilai K- Tukar tanah. Nilai K- Tukar tidak berpengaruh nyata karena pada saat jerami dibenamkan harus membutuhkan waktu yang lebih lama lagi
agar dapat tersedia bagi tanah. Dapat dilihat pada Tabel 5 nilai K- Tukar tertinggi terdapat pada Perlakuan Jerami 5 tonha yaitu sebesar 2.29, sedangkan nilai
terendah pada perlakuan Urea 200 ppm N + SP36 200 ppm P
2
O
5
+ KCl 200 ppm K
2
O yaitu sebesar 0.19. Ini dikarenakan jerami padi yang dibenamkan kedalam tanah meningkatkan kandungan K sehingga K menjadi lebih tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Membenamkan jerami padi kedalam tanah akan meningkatkan kandungan K tanah dan K yang berasal dari jerami bersifat larut dalam air dan siap tersedia bagi
tanaman padi Sutanto, 2002. Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 13 dapat dilihat bahwa pengaruh
pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan K- Tukar tanah. Hal ini karena jerami padi yang
diberikan masih belum melapuk, berarti masa inkubasi pada jerami masih kurang lama. Pada penelitian terbukti bahwa pada saat panen jerami masih tampak
didalam tanah jerami padi masih belum melapuk.
Tinggi Tanaman cm
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 15 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan tinggi tanaman. Dapat dilihat pada Tabel 6 nilai tinggi tanaman tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat alam 100 ppm P
2
O
5
dan Fosfat alam 200 ppm P
2
O
5
yaitu sebesar 94.33, sedangkan yang terrendah terdapat pada perlakuan A0 Blanko yaitu sebesar 88.00. Hal ini dikarenakan adanya pemberian pupuk
anorganik dan organik, seperti fosfat alam yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman.
Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tanaman menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan merangsang
pertumbuhannya Rosmarkam dan Yuwono, 2002.
Jumlah Anakan Perumpun
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 17 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
Universitas Sumatera Utara
peningkatan jumlah anakan perumpun. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai jumlah anakan tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat Alam 100 ppm P
2
O
5
yaitu sebesar 19.33, sedangkan nilai jumlah anakan terendah pada perlakuan Blanko
yaitu sebesar 9.00. Hal ini dikarenakan pada perlakuan pemberian fosfat dapat meningkatkan jumlah anakan perumpun. Pengaruh fosfor terhadap tanaman dapat
merangsang perkembangan akar. Pemberian fosfor pada padi juga dapat memperbanyak jumlah anakan tanaman Damanik, dkk, 2010.
Berat Kering Akar g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 19 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan berat kering akar. Dapat dilihat pada Tabel 8 nilai berat kering akar tertinggi terdapat pada Perlakuan Kacang-kacangan 10 tonha yaitu sebesar 29.57,
sedangkan nilai berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan Blanko yaitu sebesar 9.70. Hal ini karena pada pemberian bahan organik, unsur hara yang
terkandung dalam tanah dan jumlah hara yang diberikan ke dalam tanah cukup sehingga akar banyak menyerap unsur hara, sedangkan pada blanko unsur hara
kurang tersedia. Akar tanaman adalah organ tanaman yang langsung berhubungan dengan
serapan hara atau pupuk yang diberikan kedalam tanah. Sifat akar atau bentuk perakaran tanaman menetukan cara penempatan pupuk maupun jumlah pupuk
yang diberikan. Bila dari biji akan tumbuh akar tunggang lebih dahulu, maka pupuk sebaiknya ditempatkan di bawah biji, tetapi bila akar lateral yang tumbuh
lebih awal maka pupuk diletakkan disekitar biji yang ditanam Hasibuan, 2008. Tanah yang didalamnya terdapat akar tanaman sering menyebabkan
turunnya nilai pH walaupun hanya dalam skala kecil. Penurunan pH ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh akar tanaman yang melakukan proses pernafasan mengeluarkan gas CO
2
. Gas CO
2
ini bila larut dalam air dalam tanah akan bereaksi sebagai berikut:
CO
2
+ H
2
O → H
2
CO
3
H
2
CO
3
→ H
+
+ HCO
3 -
Disosiasi H
2
CO
3
menyebabkan terionisasi H
+
yang kemudian diikuti penurunan pH tanah. Makin banyak akar baik volume maupun panjang akar,
maka makin tinggi kecendrungan penurunan pH. Daerah perakaran umumnya mempunyai pH lebih rendah dibanding dengan pH di luar perakaran
Rosmarkam dan Yuwono, 2002.
Berat Kering Daun g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 21 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata
terhadap peningkatan berat kering daun. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai berat kering daun tertinggi terdapat pada Perlakuan Kacang-kacangan 10 tonha
yaitu sebesar 56.87, sedangkan nilai pengaruh berat kering daun terrendah pada perlakuan Blanko yaitu sebesar 33.23. Hal ini karena pada perlakuan adanya
pemberian kacang – kacangan, dimana kacang – kacangan mengandung N yang cukup tinggi sehingga lebih banyak unsur hara yang diserap tanaman, dan
pertumbuhan daun menjadi lebih berat dibandingkan dengan perlakuan A0 yaitu blanko.
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 21 diketahui bahwa berat kering daun berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan berat kering daun. Hal ini
karena berat kering daun dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah daun dan
Universitas Sumatera Utara
anakannya, semakin banyak jumlah daun maka jumlah anakan akan menjadi bertambah.
Tanaman yang termasuk famili Leguminosa telah umum digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung N sehingga keberadaan dan
melapuknya di dalam tanah akan mendorong jasad – jasad renik aktif menguraikannya jasad renik memerlukan N untuk perkembangannya.
Kandungan N tinggi melebihi tersedianya N yang di perlukan jasad renik, kelebihannya ini dimanfaatkan tanaman bagi peningkatan pertumbuhan dan
perkembangannya http:www.pustaka-deptan.go.idpublikasiwr254036.pdf.
Berat Kering Gabah g
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 23 diketahui bahwa pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
berat kering gabah. Dapat dilihat pada Tabel 10 nilai berat kering gabah tertinggi terdapat pada Perlakuan Jerami 10 tonha yaitu sebesar 28.13, sedangkan nilai
terrendah pada perlakuan Kontrol yaitu sebesar 16.37. Perbedaan berat kering gabah ini diakibatkan karena adanya gangguan lingkungan yang mengakibatkan
sebagian produksi padi terganggu seperti angin, hujan dan hama. Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 23 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruhnyata terhadap peningkatan berat kering gabah. Hal ini karena sisa – sisa tanaman seperti jerami
padi merupakan sumber bahan organik yang paling mudah didapat untuk meningkatkan penambatan N pada tanah sawah. Tetapi karena jerami lambat
melapuk maka pemberiannya menjadi tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan berat kering gabah.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berpengaruh
sangat nyata dalam meningkatkan N- Total, P- tersedia, dan berat kering daun
2. Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak
berpengaruh nyata dalam meningkatkan K- tukar, pH tanah, C- Organik, tinggi tanaman, jumlah anakan, berat kering akar dan berat kering gabah.
3. Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berbeda sangat
nyata dengan perlakuan blanko dalam meningkatkan N- Total dan P- Tersedia
Saran
Pemberian Jerami Padi, Kacang - Kacangan dan Fosfat alam dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengurangi pemakaian Pupuk Urea, SP-36 dan
KCl. Sehingga di sarankan penelitian lanjutan dengan meningkatkan dosis pemberian bahan organiknya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Yogyakarta. Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin., dan H. Hanum., 2010.
Kesuburan Tanah Dan Pemupuka n. USU Press, Medan. Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Soenartono Adisoemarto.
Erlangga, Jakarta. Hakim, N., M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis., S.G. Nugroho., M.A. Diha., G.B. Hong.,
dan H.H. Bailey., 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung. Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Hardjowigeno, S dan M.L Rayes. 2005. Tanah Sawah. Jawa Timur, Malang.
Hasibuan, B.E., 2008. Pupuk Dan Pemupukan. Fakultas Pertanian. USU, Medan.
http:www.pustaka-deptan.go.idpublikasiwr254036.pdf. Diakses pada Tanggal 3 April 2010.
http:www.probolinggokab.go.idsiteindex.php?option=com_contenttask=view id=1855Itemid=92. Diakses pada tanggal 5 Mei 2010.
httpwww.kolamazzola.blogspot.com20091.php. Diakses pada Tanggal 09 Desember 2010.
Munif, A. 2009. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk
Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia dan Subsidi Pupuk
.
Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
http:isroi.wordpress.com20090514pemanfaatan-jerami-padi-sebagai- pupuk-organik-in-situ-untuk-mengurangi-penggunaan-pupuk-kimia-dan-
subsidi-pupuk [7 Mei 2009].
Musa, L., Mukhlis., dan A. Rauf., 2006. Dasar Ilmu Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. USU, Medan.
Novizan., 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis., M.A. Pulung., A.G. Amral., A. Munawar., G.B. Hong., dan N. Hakim., 1985. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Universitas Sumatera Utara
Rosmarkam, A dan N.W, Yuwono., 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Suparyono., dan A. Setyono., 1997. Mengatasi Masalah Budidaya Padi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta. Tim Pusat Penelitian Tanah Dan Agroklimat., 2000. Sumberdaya Lahan Indonesia
Dan Pengelolaannya. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kriteria Sifat Tanah
Sifat Tanah Satuan
S. Rendah Rendah