Sistem Pendukung Keputusan LANDASAN TEORI

5. Hitung fungsi obyektif pada iterasi ke-t, P t. Fungsi obyektif dugunakan sebagai syarat perulangan untuk mendapatkan pusat cluster yang tepat. Sehingga diperoleh kecendrungan data untuk masuk ke cluster mana pada step akhir. 6. Hitung perubahan matriks partisi: dengan: i=1,2,…n;dan k=1,2,..c. 7. cek kondisi berhenti: o jika: |P t - P t-1 | atau tmaxIter maka berhenti; o jika tidak: t=t+1, ulangi langkah ke-4.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa definisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Universitas Sumatera Utara SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah: 1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data informasi bagi pemakainya. 2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. 4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan. Jadi dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan. Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah Turban, Efraim dan Jay Aronson. 2005: 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya. 2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya pengetahuan dasar serta model dasar. 3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan. 4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Universitas Sumatera Utara Komponen Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu: 1. Subsistem pengelolaan data database. 2. Subsistem pengelolaan model modelbase. 3. Subsistem pengelolaan dialog userinterface Gambar 2.1. Diagram Konteks Sistem Pendukung Keputusan Tujuan Wisata Menggunakan Metode Fuzzy Clustering Perbedaan antara SPK dan website yaitu website dapat diakses dimana saja dengan proses online. Namun SPK dalam tugas akhir ini diakses dengan basis metode stand alone . Sedangkan perbedaaan antara SPK dengan sistem informasi yaitu SPK memiliki basis model dan basis pengetahuan sebelum proses pengambilan keputusan. Seperti basis pengetahuan berupa fuzzy clustering mengolah fakta yang ada dalam database dengan aturan logika fuzzy sebelum ditampilkan ke user. Sedangkan sistem informasi tidak memiliki basis model dan pengetahuan, hanya sifatnya memberikan info kepada user tanpa melibatkan proses basis pengetahuan sebelum ditampilkan ke pada user. Basis Pengetahuan Fuzzy Clustering Fakta: Aturan: Data Hotel Aturan logika fuzzy Data Restoran Data Wisata Basis Model Basis Dialog Antarmuka Manusia - mesin Pengambil Keputusan Database wisata Basis Model Universitas Sumatera Utara SPK juga merupakan bagian dari SIM Sistem Informasi Manajemen sama hal nya seperti seperti sistem pakar dan sistem pengambil pendukung keputusan eksekutifESS. SIM adalah sistem berbasis komputer yang mengolah informasi bagi beberapa pemakai dengan keputusan serupa. Dimana dalam sistem informasi mengandung 3 aktivitas yaitu masukan input, pemprosesan processing, dan keluaran output. Tiga aktivitas dasar tersebut menghasilkan informasi yang pada umumnya dalam bentuk laporan untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisa permasalahan dan menciptakan produk atau jasa baru. Perbedaan SIM dan SPK adalah SIM berfokus pada pengorganisasian informasi dari perusahaan, memiliki alur informasi terstruktur dan memiliki aktifitas berupa tanya tawab penyusunan laporan. Sedangkan SPK mengkhususkan pada pengambilan keputusan dari para manajer tingkat atas, menekankan pada fleksibilitas, adaptibilitas mampu memberi respon dengan cepat, user memiliki kontrol penuh dalam berinteraksi serta dapat di kembangkan oleh para profesional yang tidak melibatkan prosesan data. Berikut ini gambar dari proses dari SIM. Gambar 2.2. Diagram proses SIM secara umum Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah raw data, baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakannya. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik feedback, yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan ditahap input berikutnya. Universitas Sumatera Utara Logika fuzzy merupakan teknik untuk mengolah istilah linguistik. Teknik ini memperluas ide logika lebih dari sekedar benar atau salah untuk memungkinkan kebenaran parsial bahkan kontinu. Pengetahuan yang tidak pasti dan pertimbangan yang tidak persisi adalah aspek penting keahlian dalam menerapkan akal sehat dalam situasi pengambilan keputusan. Dalam logika fuzzy nilai benar atau salah digantikan dengan derajat himpunan keanggotaan, dalam kasus ini, logika fuzzy yang digunakan adalah Fuzzy clustering.

2.3 Visual Basic 6.0 Basic