mendatangi Depo Arsip Harian Suara Merdeka dan berhasil menghimpun arsip softcopy Harian Suara Merdeka yang terbit sepanjang rentang tahun
1957 sampai 1960. Mengumpulkan arsip softcopy sebanyak itu berguna untuk menganalisis perkembangan politik yang terjadi di Indonesia pada
waktu itu, sehingga kita dapat mencari pengaruh keterkaitannya terhadap perubahan sikap politik Soekarno terhadap Partai Masyumi. Berkenaan
dengan pengumpulan sumber sekunder, penulis mendatangi empat lokasi perpustakaan yakni; perpustakaan pribadi Boeng Zei, perpustakaan jurusan
sejarah UNNES, perpustakaan pusat UNNES dan perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
2. Kritik Sumber, adalah kegiatan untuk menilai, menguji atau menyeleksi
jejak-jejak sejarah sebagai usaha untuk mendapatkan sumber yang benar, asli, dan relevan dengan kajian yang dibahas. Kritik sumber dimaksudkan
untuk menentukan kredibilitas dari jejak sejarah Widja, 1988 : 21. Pada tahap ini dilakukan kritik ekstern dan intern terhadap data yang telah
berhasil dihimpun. a.
Kritik ekstern, yaitu kritik yang menilai apakah sumber yang didapat benar-benar merupakan sumber dikehendaki. Dilihat dari bentuknya
sumber itu apakah asli atau turunan, selain itu berusaha menjawab pertanyaan tentang keotentikan keaslian sumber yang digunakan
Notosusanto, 1975 : 39. Pada umumnya sumber data yang terpenting dari penelitian ini adalah melalui kajian pustaka yang lebih difokuskan
pada masalah sumber dokumen, arsip dan lain sebagainya yang
menyangkut masalah penelitian. Kritik ini untuk mendapatkan otensitas sumber dengan penelitian fisik terhadap sumber tersebut.
Otensitas meliputi jenis fisik materi sezaman yang digunakan, antara lain jenis kertas, bahan, kualitas, tinta dan sebagainya.
Otensitas sumber primer dari surat kabar sezaman yakni Harian Suara Merdeka, setelah melalui proses kritik ekstern penulis menilai semua
jenis materialnya mewakili zamannya. Sementara untuk arsip Lembaran
Negara Republik
Indonesia penulis
menilai keotensitasannya material terbitannya dapat dipercaya karena
merupakan bagian dari satu rangkuman buku yang diterbitkan oleh negara secara berkala.
b. Kritik intern, yaitu kritik yang menilai sumber dilihat dari isinya
apakah relevan dengan permasalahan yang ada dan dapat dipercaya keberadaannya. Cara melakukan kritik intern yaitu:
1 Melakukan cross chek data antarsumber yang berhasil dikumpulkan.
2 Melihat asal sumber, siapa yang menulis atau pengarangnya, apakah
wartawan, ahli atau pengamat, praktisi, dosen, pelaku peristiwa atau institusi pemerintahan dan swasta. Maksud memperhatikan hal itu
untuk dapat mempertimbangkan apakah sumber tersebut dapat diyakini kredibilitasnya atau tidak.
3 Melihat kandungan data dari masing-masing sumber, apakah sumber
yang diperoleh datanya relevan atau tidak dengan permasalahan.
4 Menyeleksi sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan pokok
bahasan atau subpokok bahasan yang ditetapkan. 5
Memperhatikan apakah sumber tersebut merupakan hasil penelitian, pengamatan atau observasi, laporan perjalanan atau tulisan pelaku.
3.
I
nterpretasi , yaitu tahapan untuk menafsirkan fakta-fakta sejarah serta
membandingkan antara fakta satu dengan fakta yang lainnya, sehingga dapat ditetapkan makna dari fakta yang diperoleh untuk menjawab
permasalahan yang ada. Dalam merangkai fakta-fakta sejarah, berpedoman pada susunan kerangka yang logis menurut urutan kronologis dengan tema
atau topik yang jelas sehingga mudah dimengerti.
4. Historiografi, yaitu proses mensintesakan fakta atau proses menceritakan