AKTIVITAS ANTIFUNGI FRAKSI n-HEKSANA DAUN Moringa oleifera TERHADAP JAMUR Candida albicans DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

(1)

SKRIPSI

FANI ROCHMAH KURNIAWATI

AKTIVITAS ANTIFUNGI FRAKSI

n

-HEKSANA

DAUN

Moringa oleifera

TERHADAP JAMUR

Candida albicans

DENGAN METODE

BIOAUTOGRAFI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

ii

Lembar Pengesahan

AKTIVITAS ANTIFUNGI FRAKSI

n

-HEKSANA

DAUN

Moringa Oleifera

TERHADAP JAMUR

Candida

albicans

DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2016

Oleh :

FANI ROCHMAH KURNIAWATI 201210410311047

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., MP.


(3)

iii

Lembar

Pengujian

AKTIVITAS ANTIFUNGI FRAKSI

n

-HEKSANA

DAUN

Moringa oleifera

TERHADAP JAMUR

Candida

albicans

DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 3 Juni 2016

Oleh :

FANI ROCHMAH KURNIAWATI NIM : 201210410311047

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. NIP UMM. 114. 0804. 0453 NIP UMM. 113. 0907. 0469

Penguji III Penguji IV

Sovia Aprina basuki, S.Farm., M.Si., Apt Enggrid Juni, M.Farm., Apt. NIP UMM. 114. 0804. 0452 NIP UMM.


(4)

-iv

KATA

PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Alhamdullillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Sehingga tugas akhir yang berjudul “AKTIVITAS ANTIFUNGI FRAKSI n-HEKSANA DAUN

Moringa Oleifera TERHADAP JAMUR Candida albicans DENGAN

METODE BIOAUTOGRAFI” dapat diselesaikan. Tugas akhir ini merupakan syarat terakhir yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1), pada Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :

1. Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. sebagai Pembimbing I dan Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P., sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt. dan Engrid Juni Astuti, M.Farm., Apt., sebagai Tim Penguji yang memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah penulis kerjakan.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., Nailis Syifa, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi, Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt., selaku kepala laboratorium farmasi dan dr. Hawin Nurdiana, M. Kes. selaku kepala laboratorium Biomedik PPD UMM, semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, Laboran-laboran, Mbak Bunga, Mba Fat dan Pak Joko atas segala bimbingannya.


(5)

v

4. Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt., sebagai dosen wali saya yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan dan nasehat kepada saya.

5. Untuk kedua orang tua tercinta Bapak Moh. Sukirman Fajar dan Ibu Indah Tri Haryuni, dan juga kepada adik tercinta Ananda Dwi Rakhmat Kurniawan atas doa yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan penulis, atas curahan kasih sayang yang tiada hentinya, serta segala bentuk motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan sampai di tingkat perguruan tinggi.

6. Untuk Luluk Ayu Safitri, Novita Karimah Athirah, Kuntum, Novita, Dewi, Septia, Fathimah, Siska, Erlinda, Laila, Rizqy, dan Mahfudoh, sahabat yang selalu mendengar keluh kesah penulis, memberikan dorongan agar lebih semangat dalam meyelesaikan penelitian skripsi ini.

7. Ririn, Rahmi, Ninuk, Ainun, Renny, Yuanita, Mbak Reska, dan Mbak Fatilah, teman seperjuangan dalam penelitian dari awal sampai akhir.

8. Teman-teman farmasi angkatan 2012, khususnya Farmasi B 2012. Semoga kita jadi orang yang sukses dan berguna dimasa depan. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuannya, baik moril maupun material.

Tentunya sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal’Alamain.

Wassalamualaikum, warohmatullahi wabarokaatuh

Malang, 21 Mei 2016 Penulis,


(6)

vi

RINGKASAN

Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat sebagai obat berdasar pada pengalaman dan keterampilan yang diwariskan secara turun temurun. Sejak berabad-abad yang lalu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan alam sebagai obat tradisional (Sari, 2006). Salah satu dari tumbuhan obat itu sendiri adalah daun kelor (Moringa oleifera L.). M. oleifera merupakan tumbuhan pekarangan dan secara turun temurun masih sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Hal ini dikarenakan oleh metabolit sekunder yang terdapat dalam M. oleifera yang dapat berkhasiat sebagai antifungi (Immy et al., 2015).

Saat ini beberapa antifungi yang sering digunakan adalah nistatin dan golongan azol. Pada umumnya antifungi tersebut digunakan untuk terapi kandidiasis. Kandidiasis biasanya disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Candida albicans merupakan jamur patogen oportunistik yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia (Zulkifli et al., 2013).

Resistensi C. albicans terhadap flukonazol dan nistatin sebesar 41,18% dan 2,95%. Oleh karena itu diperlukan ada nya penemuan obat baru untuk mengatasi masalah resistensi C. albicans terhadap antifungi (Astuti, 2013 dan Eni, 2005).

Maka dari itu, diadakannya penelitian yang meneliti tentang aktivitas M. oleifera sebagai antifungi. M. oleifera mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, karbohidrat, glikosida, protein, saponin, tanin, steroid, dan terpenoid. Dan kandungan senyawa yang memberikan efek sebagai antifungi adalah flavonoid, saponin, dan tannin (Akinyenye et al., 2014; Ojiako, 2014; Patel et al., 2014; Budi, 2012).

Ekstraksi daun Moringa oleifera dilakukan dengan metode maserasi bertingkat mulai dari pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol. Metode ini bertujuan untuk memisahkan senyawa yang terkandung di dalam daun Moringa oleifera berdasarkan dengan kepolarannya. Serbuk kering daun M. oleifera diekstraksi dengan 2500 ml n-heksana dengan proses washing time selama 2 jam dan pengadukan selama 4 jam dengan kecepatan 1006 rpm. Kemudian disaring dengan corong buchner dan kemudian dipekatkan dengan rottary evaporator setelah itu di oven dengan suhu 40ºC selama 24 jam hingga diperoleh ekstrak kental yang selanjutnya disebut dengan fraksi n-heksana daun M. oleifera. Pada penelitian ini proses ekstraksi dilakukan sebanyak 4 kali. Pada penelitian ini profil KLT menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat : asam format (6,5 : 3,5 : 3 tetes) yang kemudian diberi penampak noda untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat pada fraksi n-heksana daun M. oleifera. Pada tahap ini dilakukan proses hidrolisis yang menunjukkan spot noda yang lebih baik sehingga fraksi n-heksana hasil hidrolisis ini yang digunakan untuk uji bioautografi.

Pengujian antifungi dilakukan menggunakan metode bioautografi kontak. Metode ini bertujuan untuk mengetahui spot noda hasil KLT yang memiliki aktivitas sebagai antifungi. Konsentrasi fraksi n-heksana daun M. oleifera yang digunakan adalah 20.000 ppm atau 20 mg/ml yang ditotolkan pada plat KLT sebanyak 1 kapiler atau 50 µl. Sebelum penotolan, plat KLT di oven terlebih dahulu selama 15 menit pada suhu 110ºC. Fase gerak yang digunakan adalah n-heksana : etil asetat : asam format (6,5 : 3,5 : 3 tetes). Setelah dieluasi kemudian muncul spot noda lalu diamati dengan UV 365 nm dan 254 nm. Kemudian dilakukan uji aktivitas antifungi, plat KLT dipotong sesuai dengan spot noda yang


(7)

vii

terbentuk. Kemudian disterilisasikan pada LAF selama 15 menit, lalu ditempel pada media yang telah diinokulasikan jamur dan plat KLT ikut diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37ºC sesuai dengan masa tumbuh jamur itu sendiri. Kontrol positif yang digunakan adalah nistatin dengan konsentrasi 10 µl/disk (1000 UI/ml) dan kontrol negatif plat KLT yang dieluasi tanpa totolan. Dan juga dilakukan pengujian antifungi dari crude fraksi tanpa dilakukan eluasi.

Hasil optimasi eluen yang digunakan adalah n-heksana : etil asetat : asam format (6,5 : 3,5 : 3 tetes). Kandungan senyawa yang terdapat dalam fraksi n-heksana daun Moringa oleifera adalah polifenol, flavonoid, terpenoid, dan antrakinon. Hasil uji identifikasi menghasilkan 6 spot noda. Dengan Rf 1 = 0,35; Rf 6 = 0,94 merupakan senyawa flavonoid. Rf 2 = 0,58; Rf 3 = 0,66; Rf 4 = 0,73; Rf 5 = 0,81; Rf 6 = 0,94 merupakan senyawa terpenoid. Rf 3 = 0,66 merupakan senyawa antrakinon. Rf 4 = 0,73; Rf 5 = 0,81 merupakan senyawa polifenol. Pada pengujian antifungi dengan metode bioautografi tidak menunjukkan adanya aktivitas antifungi fraksi n-heksana maupun crude fraksi daun M. oleifera terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Hal ini dapat dikarenakan transfer senyawa aktif tidak sempurna bisa juga terjadi karena komponen senyawa tersebut terlalu sedikit sehingga masih tertinggal di dalam kromatogram.


(8)

x

DAFTAR

ISI

HALAMAN JUDUL..………..i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Deskripsi Tanaman ... 4

2.1.1 Klasifikasi Daun Kelor (Moringa oleifera) ... 4

2.1.1 Nama Daerah ... 5

2.1.2 Morfologi ... 5

2.1.3 Kandungan Senyawa ... 5

2.1.4 Kegunaan Tanaman ... 6

2.1.5 Bukti Aktivitas Antimikroba Daun Kelor ... 6

2.2 Tinjauan Tentang Candida albicans ... 7

2.2.1 Klasifikasi Candida albicans ... 7

2.2.2 Morfologi dan Identifikasi Candida albicans... 8

2.2.3 Epidemiologi dan Gambaran Klinik ... 8

2.2.4 Patogenesis dan Patologi ... 10


(9)

xi

2.3.1 Tinjauan Tentang Nistatin ... 10

2.3.2 Komponen Senyawa Metabolit Sekunder Tanaman sebagai Antifungi ... 11

2.4 Uji Kepekaan Antimikroba ... 15

2.5 Tinjauan Tentang Ekstrak dan Ekstraksi ... 17

2.5.1 Ekstrak ... 17

2.5.2 Metode Ekstraksi ... 18

2.5.3 Tinjauan Tentang Maserasi Bertingkat ... 19

2.6 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 19

BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL ... 21

BAB IVMETODE PENELITIAN ... 24

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

4.2 Alat Penelitian ... 24

4.2.1 Pembuatan Serbuk Simplisia ... 24

4.2.2 Proses Ekstraksi ... 24

4.2.3 Pengujian Bioautografi ... 24

4.2.4 Identifikasi Profil KLT ... 25

4.3 Bahan Penelitian ... 25

4.3.1 Bahan Uji ... 25

4.3.2 Ekstraksi ... 25

4.3.3 Pengujian Bioautografi ... 25

4.3.4 Identifikasi Senyawa dengan KLT ... 25

4.4 Sterilisasi Bahan dan Alat ... 26

4.4.1 Sterilisasi Kering ... 26

4.4.2 Sterilisasi Basah ... 26

4.5 Metode Penelitian ... 26

4.5.1 Rancangan Penelitian... 26

4.6 Variabel Penelitian... 27

4.6.1 Variabel Bebas ... 27

4.6.2 Variabel Terikat ... 27

4.7 Definisi Operasional ... 27

4.8 Prosedur Kerja ... 27

4.8.1 Pembuatan Simplisia ... 27

4.8.2 Proses Ekstraksi Bahan Uji dengan Pelarut n-Heksana ... 27


(10)

xii

4.8.4 Identifikasi Komponen Senyawa ... 29

4.8.5 Preparasi Media ... 30

4.8.6 Preparasi Jamur ... 30

4.8.7 Pengujian Bioautografi ... 31

4.8.8 Analisis Data ... 32

4.9 Bagan Alur Penelitian ... 32

4.9.1 Kerangka Operasional ... 32

4.9.2 Pembuatan Ekstrak Bahan Uji ... 33

4.9.3 Proses Identifikasi Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis ... 34

4.9.4 Preparasi Media ... 35

4.9.5 Preparasi Jamur ... 36

4.9.6 Pengujian Bioautografi ... 37

BAB V HASIL ... 38

5.1 Determinasi Daun Moringa oleifera L. ... 38

5.2 Persiapan Simplisia Daun Moringa oleifera L. ... 38

5.3 Persiapan Fraksi n-Heksana Daun Moringa oleifera L. ... 39

5.4 Optimasi Fase Gerak Fraksi n-Heksana Daun Moringa oleifera L. ... 40

5.5 Identifikasi Golongan Senyawa yang Terdapat pada Fraksi n-Heksana Daun Moringa oleifera L. ... 41

5.5.1 Identifikasi Senyawa Alkaloid dengan KLT ... 41

5.5.2 Identifikasi Senyawa Terpenoid dengan KLT ... 41

5.5.3 Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan KLT ... 42

5.5.4 Identifikasi Senyawa Antrakuinon dengan KLT ... 43

5.5.5 Identifikasi Senyawa Polifenol dan Tanin dengan KLT... 44

5.5.6 Hasil Pengukuran Nilai Rf dari Kromatografi Lapis Tipis ... 45

5.6 Hasil Uji Antifungi Ekstrak n-Heksana daun Moringa oleifera dengan Metode Bioautografi terhadap Candida albicans ... 46

BAB VIPEMBAHASAN ... 48

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(11)

xv

DAFTAR

LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 61

2. Surat Pernyataan ... 62

3. Determinasi Kelor (Moringa oleifera L.) ... 63

4. Sertifikat Bakteri ... 64

5. Perhitungan ... 65

6. Tabel Hasil Penelitian ... 66

7. Hasil Pewarnaan Jamur Candida albicans ... 73

8. Hasil Perhitungan Jumlah Koloni dengan Colony Counter ... 75


(12)

56

DAFTAR PUSTAKA

Abdallah, E.M., 2015. Antibacterial Properties of Leaf Extracts of Moringa oleifera Lamk. Growing in Sundan. Journal of Advantaces in Medical and Pharmaceutical Sciences, Vol. 5, No. 1, p 1-5

Akinyenye, A.J., Solanke, E.O., Adebiyi, I.O., 2014. Phytocemical and Antimikrobial Evaluation of Leaf an Seed of Moringa oleifera L. Extracts. International Journal of Research in Medical and Health Sience, Vol. 4, No. 6, p. 1-10.

Ananda, Y.P., 2012. Perbandingan Efektivitas Rebusan Daun Tembakau (Nicotiana tabacum) dan Sodium Hypoclorite Sebagai Pembersih Gigi Tiruan Resin Akrilik Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Skripsi Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Anonim, 2011. Mekanisme Resitensi Terhadap Agen Antifungal. Jumat, 18

Februari 2011. https://netsains.net/2011/02/mekanisme-resistensi-terhadap-antifungal/. Diakses tanggal 17 November 2015.

Anonim, 2014. Candida albicans. Sabtu, 19 April 2014. https://id.wikipedia.org/wiki/Candida_albicans. Diakses tanggal 18 Oktober 2015.

Anonim, 2014. Peluncuran Buku Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia. Senin, 28 April 2014. http://www.menlh.go.id/peluncuran-buku-status-kekinian-keanekaragaman-hayati-indonesia/. Diakses tanggal 31 Agustus 2015.

AOAC, 2002. AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical Methods for Dietary Supplements and Botanicals. AOAC International Gaithersburg, No. 12-19, p. 1-38

Azizah, B., Salamah N., 2013. Strandarisasi Parameter Non Spesifik dan Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak Terpurifikasi Rimpang Kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Bipin, D.L., Anita, S.P., Hariprasad, M.P., Ankit, S.K., Kushal, K.H., 2014. A Comprehensive Working, Principles and Aplications of Thin Layer Chromatography.Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Science. p. 486.

Budi R., Agitya R.E., Made A.S.D.S., 2012. Uji Aktivitas Antijamur dan Bioautografi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Terhadap Malassezia furfur. Semarang : Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.

Choma, I.M., Grzelak, E.M., 2010. Bioautography Detection in Thin-Layer Chromatography. Elsevier, p 1-8.

Devendra, B.N., Srinivas, N., Talluri, V.S.S.L.P., Latha, P.S., 2011. Antimicrobial Activity of Moringa oleifera Lam., Leaf Extract, Againts Selected Bacterial and Fungal Strains. International Journal of Pharma and Bio Sciences, Vol 2, Issue 3, p 13-18.

Dyah S., 2010. Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Biji Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.). Surakarta : Skripsi Fakultas Ilmu dan Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret.


(13)

57

Dzen, S.M., Roekistiningsih., Santoso S., Winarsih S., Sumarno., Islam S., Noorhamdani A.S., Murwani S., Santosaningsih D., 2003. Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing, hal. 131-139.

Eni K., 2005. Mekanisme Infeksi Candida albicans pada Permukaan Sel. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis, p 304-313.

Eni K., Astuti, E., Darmono., 2008. Sensitivitas Metode Bioautografi Kontak dan Agar Overlay dalam Penentuan Senyawa Antikapang. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 6, No. 2, p 75-79.

Eni K., Lusi S., Estie A., 2008. Penentuan Golongan Bercak Senyawa Aktif Ekstrak N-heksana Alpinia galanga terhadap Candida albicans dengan Bioautografi dan Kromatografi Lapis Tipis. JITV, Vol 13, No 4, p 323-328 Fajar L.A., Ibnu M.A., 2013. Ekstraksi Daun Kayu Putih (Melaleuca leucadendra

L.) Menggunakan Pelarut Etanol dengan Metode Maserasi Ekstraksi. Banten : Laporan Penelitian. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Fajrianti, I. Optimasi Metode Penentuan Tanin (Analisis Tanin secara Spektrofotometri dengan Pereaksi Orto-Fenantrolin). Yogyakarta : Laporan Penelitian Dosen. Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.

Gandhy Y.B., 2012. Uji Daya Antifungi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polianthum [Wight] Walp.) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro. Surakarta : Naskah Publikasi Mencapai derajad Sarjana Kedokteran.

Handa, S.S., Khanuja, S.P.S., Longo, G., Rakesh, D.D., 2008. Extraction Technologies for Medical and Aromatic Plant. International Center for Science and High Technology.

Hoetomo, M.M., Ervianti, E., Srihartati, E. Uji Kepekaan Antijamur Spesies Candida dengan Metode Mikrodilusi pada Kandidiasis Vulvovaginalis (Sensitivity Test to Candida sp. Using Microdelution Methods in Vulvovaginal Candidiasis). Surabaya : Artikel Penelitian Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.

Immy S.R., Evy A., Suripto., 2015. Kandungan Fitokimia Beberapa Jenis Tumbuhan Lokal yang Sering Dimanfaatkan sebagai Bahan Baku Obat Di Pulau Lombok. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, Vol. 1, No. 2, p. 388-381.

Jawetz, E., Melnick, J., Adelberg, E., 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke 20, Jakarta : EGC.

Jayanta K.P., Eun S.K., Kyounghee O., Hyeon-Jeong K., Yangseon K., Kwang-Hyun B., 2014. Antibacterial Effect of Crude Extract and Metabolites of Phytolacca americana on Phatogens Responsible for Periodontal Inflammatory Diseases and Dental Caries. Research Article BMC Complementary and Alternative Medicine.

Johnson, A.G., Ziegler, R., Fitzgerald, T.J., Lukasewycz, O., Hawley, L., 1994. Mikrobiologi dan Imunologi. Edisi Seri ringkasan, Jakarta : Bimarupa Aksara, hal 191-192.

Katzung, B.G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi pertama, Jakarta : Salemba Medika, hal 111, 122.


(14)

58

Komariah., Ridhawati S., 2012. Kolonisasi Candida dalam Rongga Mulut. Majalah Kedokteran FK UKI, Vol. 27, No. 1, p 39-47.

Krisnadi, A.D., 2015. Kelor Super Nutrisi. Maret, 2015. http://kelorina.com/ebook.pdf. Diakses tanggal 16 Oktober 2015.

Ma’mun, S.S., F. Manoi, B. S. Sembiring, Tritianingsih, M. Sukmasari, A. Gani, Tjitjah F., D. Kustiwa, 2006. Teknik Pembuatan Simplisia Dan Ekstrak Purwoceng. Laporan Pelaksanaan Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. p 314-324.

Muhanad, R.A., Kiki, M.Y., Esti, R.S., 2015. Identifikasi Senyawa yang Memiliki Aktivitas Antibakteri pada Getah Pelepah Pisang Manggala (Musa X Paradisiaca L.) dengan metode bioautgrafi kontrak. Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba.

Mukhriani. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan. Vol. VII/No. 2, hal 361-367.

Narwal, S.S., 2009. Isolation, Identification and Caracterization of Allochemicals/Natural Produk, p 103.

Naufalin, R., Jenie, B.S.R., Kusnandar, F., Sudarwamto, M., Rukmini, H., 2005. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga Kecombrang Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XVI, No. 2, hal 119-125.

Nur F.A., 2013. Perbandingan Resistense Candida albicans dan Candida non albicans Terhadap Flukonazol dan Nistatin (Kajian pada Bilasan Orofaring Penderita Human Immunodeficiency Virus di RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta). Yogyakarta : Tesis S2 Kedokteran Klinik UGM.

Ojiako. E.N., 2014. Phytocemical Analysis and Antimicrobial Screening of Moringa oleifera Leaves Extract. The International Journal of Engineering and Science, Vol. 3, Issue. 3, p 32-35.

Patel, P., Nivedita, P., Dhara, P., Sharav, D., Dhananjay, M., 2014. Phytochemical Analysis and Antifungal Activity of Moringa oleifera. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, Vol. 6, Issue. 5, p. 144-147.

Ramakrishnan, R., Krishnan, M.R.V., 1994. Tannin-Classification, Analysis and Aplications. Ancient Science of Life, Vol. XIII, No. 3 & 4, p. 232-238. Riky A., Bambang C., 2014. Efek Hidrolisis Ekstrak Daun Iler (Coleus

scutellarioides) Terhadap Aktivitas Inhibisi Enzim α-glukosidase. Jurnal Sains dan Matematika, Vol. 22 (1), p. 15-19.

Riza, Z.A., Gholib, D., 2013. Pengujian Ekstrak Etanol, Etil Asetat, dan Minyak Atsiri Daun Beluntas (Pluchea indica (L) Less.) Terhadap Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans Secara In Vitro. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Romario, A.R., Hosea, J.E., Adhitya, Y., 2012. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dalam Daun Lamun (Syringodium isoetifolium). Penelitian Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado.

Rosiska L., Widodo F.M., Eko N.D., 2012. Aktivitas Antijamur Senyawa Bioaktif Ekstrak Gelidium latifolium Terhadap Candida albicans. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, Vol. 1, No. 1, p. 1-8. Sapri, Ana F., Rizka N., 2014. PENGARUH UKURAN SERBUK SIMPLISIA


(15)

59

(Annona Muricata L.) DENGAN METODE MASERASI. Prosiding Seminar Nasional Kimia. ISBN: 978-602-19421-0-9

Sari, L.O.R.K., 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No. 1, hal 1-7.

Sovia L., 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloid. Medan : Karya Ilmiah Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sovia L., 2006. Terpenoid dan Steroid. Medan : Karya Ilmiah Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sulistyawati, D., Mulyati, S., 2009. Uji Aktivitas Antijamur Infusa Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale, L) Terhadap Candida albicans. Biomedika. Vol. 2, No. 1, hal 47-51.

Tim Mikrobiologi FK UB., 2003. Bakteriologi Medik. Edisi ke 1, Malang : Bayumedia Publishing.

Vibhute S.K., Kasture V.S., Kendre P.N., Wagh G.S., 2014. Synthesis of Silver Nanoparticles from Moringa oleifera: Formulation and Evaluation Against Candidia albicans. Indo American Journal of Pharmaceutical Research, ISSN No 2231 – 6876, hal. 1581 – 1587.

Zulkifli A., Anna U., Evy Y., Zubairi D., 2013. Profil Pasien TB-HIV dan Non TB-HIV Di RSCM. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 41, No. 4, p. 195-199.


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tumbuhan sebagai bahan obat untuk mengatasi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat sebagai obat berdasar pada pengalaman dan keterampilan yang diwariskan secara turun temurun. Sejak berabad-abad yang lalu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan alam sebagai obat tradisional (Sari, 2006). Indonesia merupakan salah satu dari 12 pusat keanekaragaman hayati di dunia, yang memiliki ±28.000 spesies tumbuh-tumbuhan. Selain itu juga, Indonesia memiliki 7500 jenis tumbuhan obat dan merupakan 10% dari jumlah tumbuhan obat yang ada di dunia. Tetapi, baru 940 spesies tumbuhan yang telah diidentifikasi (Menlh, 2014).

Berdasarkan jumlah tersebut salah satu dari tumbuhan obat itu sendiri adalah daun kelor (Moringa oleifera L.). M. oleifera merupakan tumbuhan pekarangan dan secara turun temurun masih sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Hal ini dikarenakan oleh metabolit sekunder yang terdapat dalam M. oleifera yang dapat berkhasiat sebagai antifungi (Immy et al., 2015).

Saat ini beberapa antifungi yang sering digunakan adalah nistatin dan golongan azol. Pada umumnya antifungi tersebut digunakan untuk terapi kandidiasis. Kandidiasis biasanya menyertai penyakit TB-HIV. Hal ini dapat terjadi di seluruh dunia dan dapat menyerang segala usia, baik lelaki maupun perempuan, tetapi data menunjukkan bahwa mayoritas penderita berasal dari kelompok usia 18-40 tahun (90,8%). Pada tahun 2013 di RSCM tercatat penderita TB-HIV dengan infeksi kandidiasis oral sebanyak (26,4%). Kandidiasis biasanya disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Candida albicans merupakan jamur patogen oportunistik yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia (Zulkifli et al., 2013).

C. albicans memiliki kemampuan untuk melekat pada sel inang yang merupakan faktor penting pada tahap permulaan kolonisasi dan infeksi. C.


(17)

2

albicans juga dapat membentuk biofilm yang dipercaya terlibat dalam penyerangan sel inang dan berhubungan dengan resistensi terhadap antifungi. Hal tersebut, dapat diperkuat dengan adanya penelitian tentang resistensi C. albicans terhadap nistatin dan golongan azol. Resistensi C. albicans terhadap flukonazol dan nistatin sebesar 41,18% dan 2,95%. Oleh karena itu diperlukan adanya penemuan obat baru untuk mengatasi masalah resistensi C. albicans terhadap antifungi (Astuti, 2013 dan Eni, 2005).

Maka dari itu, diadakannya penelitian yang meneliti tentang aktivitas M. oleifera sebagai antifungi. M. oleifera mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, karbohidrat, glikosida, protein, saponin, tanin, steroid, dan terpenoid. Dan kandungan senyawa yang memberikan efek sebagai antifungi adalah flavonoid, saponin, dan tannin (Akinyenye et al., 2014; Ojiako, 2014; Patel et al., 2014; Budi, 2012).

Penelitian yang dilakukan Akinyeye et al (2014) tentang M. oleifera terhadap aktivitasnya sebagai antifungi diantaranya adalah C. albicans. Penelitian ini memberikan hasil antara lain, ekstrak metanol daun M. oleifera dapat menunjukkan aktivitas antifungi terhadap C. albicans pada konsentrasi 520 mg/mL. Sedangkan ekstrak heksana daun M. oleifera dapat menunjukkan aktivitas antifungi pada konsentrasi tertinggi yaitu 540 mg/mL pada C. albicans. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Ojiako (2014) menunjukkan aktivitas sebagai antifungi yaitu dengan ekstrak etanol M. oleifera dapat menghambat pertumbuhan dari C. albicans 3 mm. Pada ekstrak n-heksana dapat menghambat pertumbuhan dengan zona hambat C. albicans 2 mm. Ekstrak etil asetat memiliki zona hambat paling tinggi 4 mm pada C. albicans.

Dari beberapa penelitian diatas, dapat menunjukkan bahwa ekstrak M. oleifera dari berbagai pelarut dapat memberikan aktivitas sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Pada penelitian daun kelor sebagai antifungi, maka dilakukan ekstraksi secara bertingkat. Cara ini bertujuan supaya dapat memisahkan komponen-komponen kimia non polar, semi polar, dan polar pada M. oleifera sesuai dengan pelarut masing-masing. Pada penelitian ini, serbuk daun kelor diekstraksi secara berturut-turut dengan n-heksana, etil asetat, dan etanol. Pada fraksi n-heksana dilakukan pengujian antifungi dengan menggunakan


(18)

3

metode bioautografi. Metode bioautografi adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk pengujian antifungi. Pada metode ini dilakukan penggabungan teknik kromatografi lapis tipis dengan respon dari mikroorganisme terhadap senyawa antifungi. Bioautografi dapat digunakan untuk menemukan senyawa antimikroba yang baru, kontrol kualitas antimikroba, dan untuk mendeteksi golongan senyawa dari suatu tanaman (Eni, 2008).

Pada penelitian ini dilakukan pemisahan dengan berbagai macam pelarut berdasarkan kepolaran untuk menemukan lead compound yang ada dalam ekstrak M. oleifera. Sehingga, dari penelitian ini dapat diketahui golongan apa saja yang terdapat dalam daun kelor yang berkhasiat sebagai antifungi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah nilai diagonal zona hambat dari senyawa yang terdapat dalam fraksi n-heksana M. oleifera?

2. Golongan senyawa apa saja yang terdapat dalam fraksi n-heksana M. oleifera?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh data zona hambat golongan senyawa dari fraksi n-heksana M. oleifera terhadap pertumbuhan C. albicans.

2. Untuk mendapatkan data golongan senyawa yang terdapat dalam fraksi n-heksana M. oleifera.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat diperoleh informasi golongan senyawa pada fraksi n-heksana daun kelor (M. oleifera) yang menjadi lead compound sebagai antifungi terhadap C. albicans.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun kelor (M. oleifera L.) sebagai antifungi serta mengembangkan obat herbal di masyarakat.


(1)

57

Dzen, S.M., Roekistiningsih., Santoso S., Winarsih S., Sumarno., Islam S., Noorhamdani A.S., Murwani S., Santosaningsih D., 2003. Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing, hal. 131-139.

Eni K., 2005. Mekanisme Infeksi Candida albicans pada Permukaan Sel. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis, p 304-313.

Eni K., Astuti, E., Darmono., 2008. Sensitivitas Metode Bioautografi Kontak dan Agar Overlay dalam Penentuan Senyawa Antikapang. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 6, No. 2, p 75-79.

Eni K., Lusi S., Estie A., 2008. Penentuan Golongan Bercak Senyawa Aktif Ekstrak N-heksana Alpinia galanga terhadap Candida albicans dengan Bioautografi dan Kromatografi Lapis Tipis. JITV, Vol 13, No 4, p 323-328 Fajar L.A., Ibnu M.A., 2013. Ekstraksi Daun Kayu Putih (Melaleuca leucadendra

L.) Menggunakan Pelarut Etanol dengan Metode Maserasi Ekstraksi. Banten : Laporan Penelitian. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Fajrianti, I. Optimasi Metode Penentuan Tanin (Analisis Tanin secara Spektrofotometri dengan Pereaksi Orto-Fenantrolin). Yogyakarta : Laporan Penelitian Dosen. Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.

Gandhy Y.B., 2012. Uji Daya Antifungi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polianthum [Wight] Walp.) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro. Surakarta : Naskah Publikasi Mencapai derajad Sarjana Kedokteran.

Handa, S.S., Khanuja, S.P.S., Longo, G., Rakesh, D.D., 2008. Extraction Technologies for Medical and Aromatic Plant. International Center for Science and High Technology.

Hoetomo, M.M., Ervianti, E., Srihartati, E. Uji Kepekaan Antijamur Spesies Candida dengan Metode Mikrodilusi pada Kandidiasis Vulvovaginalis (Sensitivity Test to Candida sp. Using Microdelution Methods in Vulvovaginal Candidiasis). Surabaya : Artikel Penelitian Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.

Immy S.R., Evy A., Suripto., 2015. Kandungan Fitokimia Beberapa Jenis Tumbuhan Lokal yang Sering Dimanfaatkan sebagai Bahan Baku Obat Di Pulau Lombok. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, Vol. 1, No. 2, p. 388-381.

Jawetz, E., Melnick, J., Adelberg, E., 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke 20, Jakarta : EGC.

Jayanta K.P., Eun S.K., Kyounghee O., Hyeon-Jeong K., Yangseon K., Kwang-Hyun B., 2014. Antibacterial Effect of Crude Extract and Metabolites of Phytolacca americana on Phatogens Responsible for Periodontal Inflammatory Diseases and Dental Caries. Research Article BMC Complementary and Alternative Medicine.

Johnson, A.G., Ziegler, R., Fitzgerald, T.J., Lukasewycz, O., Hawley, L., 1994. Mikrobiologi dan Imunologi. Edisi Seri ringkasan, Jakarta : Bimarupa Aksara, hal 191-192.

Katzung, B.G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi pertama, Jakarta : Salemba Medika, hal 111, 122.


(2)

Komariah., Ridhawati S., 2012. Kolonisasi Candida dalam Rongga Mulut. Majalah Kedokteran FK UKI, Vol. 27, No. 1, p 39-47.

Krisnadi, A.D., 2015. Kelor Super Nutrisi. Maret, 2015. http://kelorina.com/ebook.pdf. Diakses tanggal 16 Oktober 2015.

Ma’mun, S.S., F. Manoi, B. S. Sembiring, Tritianingsih, M. Sukmasari, A. Gani, Tjitjah F., D. Kustiwa, 2006. Teknik Pembuatan Simplisia Dan Ekstrak Purwoceng. Laporan Pelaksanaan Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. p 314-324.

Muhanad, R.A., Kiki, M.Y., Esti, R.S., 2015. Identifikasi Senyawa yang Memiliki Aktivitas Antibakteri pada Getah Pelepah Pisang Manggala (Musa X Paradisiaca L.) dengan metode bioautgrafi kontrak. Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba.

Mukhriani. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan. Vol. VII/No. 2, hal 361-367.

Narwal, S.S., 2009. Isolation, Identification and Caracterization of Allochemicals/Natural Produk, p 103.

Naufalin, R., Jenie, B.S.R., Kusnandar, F., Sudarwamto, M., Rukmini, H., 2005. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga Kecombrang Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XVI, No. 2, hal 119-125.

Nur F.A., 2013. Perbandingan Resistense Candida albicans dan Candida non albicans Terhadap Flukonazol dan Nistatin (Kajian pada Bilasan Orofaring Penderita Human Immunodeficiency Virus di RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta). Yogyakarta : Tesis S2 Kedokteran Klinik UGM.

Ojiako. E.N., 2014. Phytocemical Analysis and Antimicrobial Screening of Moringa oleifera Leaves Extract. The International Journal of Engineering and Science, Vol. 3, Issue. 3, p 32-35.

Patel, P., Nivedita, P., Dhara, P., Sharav, D., Dhananjay, M., 2014. Phytochemical Analysis and Antifungal Activity of Moringa oleifera. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, Vol. 6, Issue. 5, p. 144-147.

Ramakrishnan, R., Krishnan, M.R.V., 1994. Tannin-Classification, Analysis and Aplications. Ancient Science of Life, Vol. XIII, No. 3 & 4, p. 232-238. Riky A., Bambang C., 2014. Efek Hidrolisis Ekstrak Daun Iler (Coleus

scutellarioides) Terhadap Aktivitas Inhibisi Enzim α-glukosidase. Jurnal Sains dan Matematika, Vol. 22 (1), p. 15-19.

Riza, Z.A., Gholib, D., 2013. Pengujian Ekstrak Etanol, Etil Asetat, dan Minyak Atsiri Daun Beluntas (Pluchea indica (L) Less.) Terhadap Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans Secara In Vitro. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Romario, A.R., Hosea, J.E., Adhitya, Y., 2012. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dalam Daun Lamun (Syringodium isoetifolium). Penelitian Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado.

Rosiska L., Widodo F.M., Eko N.D., 2012. Aktivitas Antijamur Senyawa Bioaktif Ekstrak Gelidium latifolium Terhadap Candida albicans. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, Vol. 1, No. 1, p. 1-8. Sapri, Ana F., Rizka N., 2014. PENGARUH UKURAN SERBUK SIMPLISIA


(3)

59

(Annona Muricata L.) DENGAN METODE MASERASI. Prosiding Seminar Nasional Kimia. ISBN: 978-602-19421-0-9

Sari, L.O.R.K., 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No. 1, hal 1-7.

Sovia L., 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloid. Medan : Karya Ilmiah Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sovia L., 2006. Terpenoid dan Steroid. Medan : Karya Ilmiah Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sulistyawati, D., Mulyati, S., 2009. Uji Aktivitas Antijamur Infusa Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale, L) Terhadap Candida albicans. Biomedika. Vol. 2, No. 1, hal 47-51.

Tim Mikrobiologi FK UB., 2003. Bakteriologi Medik. Edisi ke 1, Malang : Bayumedia Publishing.

Vibhute S.K., Kasture V.S., Kendre P.N., Wagh G.S., 2014. Synthesis of Silver Nanoparticles from Moringa oleifera: Formulation and Evaluation Against Candidia albicans. Indo American Journal of Pharmaceutical Research, ISSN No 2231 – 6876, hal. 1581 – 1587.

Zulkifli A., Anna U., Evy Y., Zubairi D., 2013. Profil Pasien TB-HIV dan Non TB-HIV Di RSCM. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 41, No. 4, p. 195-199.


(4)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tumbuhan sebagai bahan obat untuk mengatasi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat sebagai obat berdasar pada pengalaman dan keterampilan yang diwariskan secara turun temurun. Sejak berabad-abad yang lalu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan alam sebagai obat tradisional (Sari, 2006). Indonesia merupakan salah satu dari 12 pusat keanekaragaman hayati di dunia, yang memiliki ±28.000 spesies tumbuh-tumbuhan. Selain itu juga, Indonesia memiliki 7500 jenis tumbuhan obat dan merupakan 10% dari jumlah tumbuhan obat yang ada di dunia. Tetapi, baru 940 spesies tumbuhan yang telah diidentifikasi (Menlh, 2014).

Berdasarkan jumlah tersebut salah satu dari tumbuhan obat itu sendiri adalah daun kelor (Moringa oleifera L.). M. oleifera merupakan tumbuhan pekarangan dan secara turun temurun masih sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Hal ini dikarenakan oleh metabolit sekunder yang terdapat dalam M. oleifera yang dapat berkhasiat sebagai antifungi (Immy et al., 2015).

Saat ini beberapa antifungi yang sering digunakan adalah nistatin dan golongan azol. Pada umumnya antifungi tersebut digunakan untuk terapi kandidiasis. Kandidiasis biasanya menyertai penyakit TB-HIV. Hal ini dapat terjadi di seluruh dunia dan dapat menyerang segala usia, baik lelaki maupun perempuan, tetapi data menunjukkan bahwa mayoritas penderita berasal dari kelompok usia 18-40 tahun (90,8%). Pada tahun 2013 di RSCM tercatat penderita TB-HIV dengan infeksi kandidiasis oral sebanyak (26,4%). Kandidiasis biasanya disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Candida albicans merupakan jamur patogen oportunistik yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia (Zulkifli et al., 2013).

C. albicans memiliki kemampuan untuk melekat pada sel inang yang merupakan faktor penting pada tahap permulaan kolonisasi dan infeksi. C.


(5)

2

albicans juga dapat membentuk biofilm yang dipercaya terlibat dalam penyerangan sel inang dan berhubungan dengan resistensi terhadap antifungi. Hal tersebut, dapat diperkuat dengan adanya penelitian tentang resistensi C. albicans terhadap nistatin dan golongan azol. Resistensi C. albicans terhadap flukonazol dan nistatin sebesar 41,18% dan 2,95%. Oleh karena itu diperlukan adanya penemuan obat baru untuk mengatasi masalah resistensi C. albicans terhadap antifungi (Astuti, 2013 dan Eni, 2005).

Maka dari itu, diadakannya penelitian yang meneliti tentang aktivitas M. oleifera sebagai antifungi. M. oleifera mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, karbohidrat, glikosida, protein, saponin, tanin, steroid, dan terpenoid. Dan kandungan senyawa yang memberikan efek sebagai antifungi adalah flavonoid, saponin, dan tannin (Akinyenye et al., 2014; Ojiako, 2014; Patel et al., 2014; Budi, 2012).

Penelitian yang dilakukan Akinyeye et al (2014) tentang M. oleifera terhadap aktivitasnya sebagai antifungi diantaranya adalah C. albicans. Penelitian ini memberikan hasil antara lain, ekstrak metanol daun M. oleifera dapat menunjukkan aktivitas antifungi terhadap C. albicans pada konsentrasi 520 mg/mL. Sedangkan ekstrak heksana daun M. oleifera dapat menunjukkan aktivitas antifungi pada konsentrasi tertinggi yaitu 540 mg/mL pada C. albicans. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Ojiako (2014) menunjukkan aktivitas sebagai antifungi yaitu dengan ekstrak etanol M. oleifera dapat menghambat pertumbuhan dari C. albicans 3 mm. Pada ekstrak n-heksana dapat menghambat pertumbuhan dengan zona hambat C. albicans 2 mm. Ekstrak etil asetat memiliki zona hambat paling tinggi 4 mm pada C. albicans.

Dari beberapa penelitian diatas, dapat menunjukkan bahwa ekstrak M. oleifera dari berbagai pelarut dapat memberikan aktivitas sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Pada penelitian daun kelor sebagai antifungi, maka dilakukan ekstraksi secara bertingkat. Cara ini bertujuan supaya dapat memisahkan komponen-komponen kimia non polar, semi polar, dan polar pada M. oleifera sesuai dengan pelarut masing-masing. Pada penelitian ini, serbuk daun kelor diekstraksi secara berturut-turut dengan n-heksana, etil asetat, dan etanol. Pada fraksi n-heksana dilakukan pengujian antifungi dengan menggunakan


(6)

metode bioautografi. Metode bioautografi adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk pengujian antifungi. Pada metode ini dilakukan penggabungan teknik kromatografi lapis tipis dengan respon dari mikroorganisme terhadap senyawa antifungi. Bioautografi dapat digunakan untuk menemukan senyawa antimikroba yang baru, kontrol kualitas antimikroba, dan untuk mendeteksi golongan senyawa dari suatu tanaman (Eni, 2008).

Pada penelitian ini dilakukan pemisahan dengan berbagai macam pelarut berdasarkan kepolaran untuk menemukan lead compound yang ada dalam ekstrak M. oleifera. Sehingga, dari penelitian ini dapat diketahui golongan apa saja yang terdapat dalam daun kelor yang berkhasiat sebagai antifungi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah nilai diagonal zona hambat dari senyawa yang terdapat dalam fraksi n-heksana M. oleifera?

2. Golongan senyawa apa saja yang terdapat dalam fraksi n-heksana M. oleifera?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh data zona hambat golongan senyawa dari fraksi n-heksana M. oleifera terhadap pertumbuhan C. albicans.

2. Untuk mendapatkan data golongan senyawa yang terdapat dalam fraksi n-heksana M. oleifera.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat diperoleh informasi golongan senyawa pada fraksi n-heksana daun kelor (M. oleifera) yang menjadi lead compound sebagai antifungi terhadap C. albicans.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun kelor (M. oleifera L.) sebagai antifungi serta mengembangkan obat herbal di masyarakat.