UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI

SKRIPSI

ALIF WAHYU JATMIKO

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT
DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG
BEREDAR DI KECAMATAN KLOJEN, KOTA
MALANG DENGAN METODE KLTDENSITOMETRI

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

Lembar Pengesahan

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM
SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI
KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN
METODE KLT-DENSITOMETRI
SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2015

Oleh:

ALIF WAHYU JATMIKO
NIM: 08040080

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. H. Harjana, M. Sc., Apt

Drs. H. Achmad Inoni., Apt


NIP

NIP

ii

Lembar Pengujian

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM
SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI
KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN
METODE KLT-DENSITOMETRI
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2015

Oleh:
ALIF WAHYU JATMIKO

NIM: 08040080
Disetujui Oleh:

Penguji I

Penguji II

Drs. H. Harjana, M. Sc., Apt

Drs. H. Achmad Inoni., Apt

NIP

NIP

Penguji III

Penguji IV

Engrid Juni Astuti, S. Farm., Apt.


Dian Ermawati, S. Farm., Apt.

NIP

NIP

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahirrobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas akhir yang
berjudul “ Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Asam
Urat Yang Beredar Di Kecamatan Klojen, Kota Malang Dengan Metode
KLT-Densitometri “ dapat terselesaikan.
Tersusunnya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik
secara moral maupun material. Oleh karena itu pada kesempatan ini tak lupa

peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya
kepada :
1. Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu
Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., atas kesempatan yang diberikan
untuk mengikuti program sarjana.
3. Ketua Program Studi Farmasi Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt yang
dengan senantiasa dan sabar memberikan bimbingan dan semangat untuk
menjadi lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
4. Dekan Fakultas Farmasi Unair
5. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran
selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
6. Bapak Drs. H. Harjana, M. Sc, Apt. selaku pembimbing utama dan Bapak
H.Achmad Inoni.,Apt selaku pembimbing serta atas segala waktu,
kesabaran, ketelitian , bimbingan serta memberikan masukan selama
peneliti menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Ibu

Engrid


Juni

Astuti.,

S.

Farm.,

Apt

dan

Ibu

Dian

Ermawati.,S.Farm.,Apt selaku penguji yang telah memberikan saran dan
masukan hingga terselesaikan tugas akhir ini.

iv


8. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu
Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., atas kesempatan yang diberikan
untuk mengikuti program sarjana.
9. Ketua Program Studi Farmasi Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt yang
dengan senantiasa dan sabar memberikan bimbingan dan semangat untuk
menjadi lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
10. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SP.FRS., selaku Kepala Laboratorium
Teknologi Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah
memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Ibu Sovia Aprina Basuki, S. Farm., Apt selaku dosen wali yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat selama masa pendidikan.
12. Seluruh

staff

pengajar

Program


Studi

Farmasi

Universitas

Muhammadiyah Malang atas segala bimbingan dan bekal ilmu yang
diberikan selama masa pendidikan.
13. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
yang penulis banggakan dan Ibundaku tercinta yang terlalu sabar dalam
mendidik dan membingku dan adikku yang telah banyak memberikan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
14. Special thanks untuk Samiyah, Ani, Warid, Evri datum, Bunda Uche,
Devi dan Ayu karena selalu memberikan semangat dan dukungan. Dan
tak lupa juga buat anak-anak sigura-gura Pondok alam A2 28.
15. Teman-teman

mahasiswa


Program

Studi

Farmasi

Universitas

Muhammadiyah Malang 2008, tempat bertukar pikiran dan candaan
kalian selama dikelas, semoga kita semua menjadi orang-orang sukses.
16. Semua pihak yang telah memberi bantuan kepada peneliti baik langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis

menyadari

bahwa

skripsi


ini

masih

jauh

dari

kesempurnaan, maka saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan selanjutnya.

v

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan
dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT
meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, aamiin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 11 Juni 2012

Penyusun

Alif Wahyu Jatmiko

vi

Ringkasan
Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Asam Urat Yang
Beredar Di Kecamatan Klojen, Kota Malang Dengan Metode KLTDensitometri
Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan
tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman (data empirik). sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai
kandungan bahan alami tanpa campuran bahan kimia obat. Sayangnya saat ini
ditemukan banyak jamu yang mengandung bahan kimia obat. Konsumen
menggemari jamu seperti ini karena khasiatnya langsung terasa, sekali minum
langsung terasa pengaruhnya. Jamu yang mengandung bahan kimia obat biasanya
mempunyai nomor registrasi palsu/fiktif, walaupun ada juga beberapa produsen
nakal yang teregistrasi di badan POM tetapi mencampurkan bahan kimia obat
pada produknya seperti yang dapat dilihat pada public warning Badan POM No.
KH.00.01.43.2773 tanggal 2 Juni 2008 tentang Obat Tradisional Mengandung
Bahan Kimia Obat. Dari 54 produk jamu yang mengandung bahan kimia obat 7 di
antaranya terdaftar di Badan POM dan mempunyai izin edar.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya bahan kimia
obat antara lain paracetamol dan fenilbutazon dalam sediaan jamu asam urat
dengan menggunakan metode KLT-Densitometri. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan fase diam silika Gel GF254 dan fase gerak etil asetat : metanol :
ammonia pekat (85 : 10 : 5 ). Pengujian baku standart fenilbutason dan
paracetamol masing-masing mempunyai harga Rf untuk fenilbutazon noda 1 0,8
dan noda 2. Sedangkan paracetamol dengan Rf 0,73.
Kemudian dilakukan pengujian sampel jamu asam urat, yang kemudian
diekstraksi dengan etanol. Dan di dapatkan hasil, pada jamu asam urat sampel no
6, memiliki nilai Rf 0,73 sama dengan nilai baku paracetamol nilai Rf, kemudian
dilihat dari pola spektra sampel no 6 juga memiliki pola spektra yang sama
dengan baku paracetamol, dan memiliki panjang gelombang 246 nm yang sama

vii

dengan paracetamol. Begitupun dengan sampel no 13, 14, 15, 16, dan no 18 di
dapat nilai Rf yang sama dengan nilai Rf baku paracetamol, kemudian diamati
lebih lanjut dengan pengamatan pola spektra dan panjang gelombang maksimum.
Dari hasil pola spektra pada jamu asam urat diatas didapatkan pola spektra dan
panjang gelombang maksimum yang sama dengan baku paracetamol yaitu 246
nm.
Jadi sampel 6, 13, 14, 15, 16 dan 18 positif mengandung paracetamol
karena memiliki nilai Rf, panjang gelombang yang sama dengan paracetamol dan
juga pola spektra yang ditunjukkan dengan nilai Match Faktor yang lebih dari 900
yang berarti noda-noda tersebut juga identik dengan baku paracetamol.

viii

Abstract
Identification of Drug Chemical Abuse in Uric Acid Herbal Medicine, that was
circulated in Klojen District, at Malang with TLC Densitometric MethodHerbal medicine is the ingredients or materials in the form of herbs ingredients,
animal, mineral substances, preparations or mixtures of galenic materials, which has
traditionally been used for treatment based on experience (empirical data). To ensure
the safety of these pharmaceutical preparations that was distributed on the market then
it needed to control of pharmaceutical preparations. This could be done by using the
chromatography densitometry method.
There are 6 positive medicinal chemicals that contain paracetamol. This is
indicated by the value of the Rf, the wavelength and the same pattern of spectra. In
sample 6, 13, 14, 15, 16, and 18 containing paracetamol because it has positive value
Rf, wavelength and spectra pattern is equal same to Paracetamol. So it can be inferred
that herbal medicine containing positive drug chemicals.
Keywords : Chemicals, drug herbalist, uric acid TLC-Densitometric.

ix

ABSTRAK
Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Asam Urat Yang Beredar
Di Kecamatan Klojen, Kota Malang Dengan Metode KLT-Densitometri

Untuk memastikan keamanan dari sediaan jamu di pasaran telah dilakukan
uji Bahan Kimia Obat (BKO) terhadap sediaan tersebut, dengan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT)-Densitometri.
Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat 6 sampel yang positif mengandung
Bahan Kimia Obat (BKO). Ini dapat diketahui berdasarkan nilai Rf, panjang
gelombang, dan pola spectra yang sama. Dalam hal ini sampel 6, 13, 14, 15, 16
dan 18 positif mengandung paracetamol karena memiliki nilai Rf, panjang
gelombang, dan pola spectra yang sama dengan paracetamol. Jadi bisa
disimpulkan bahwa jamu tersebut positif mengandung Bahan Kimia Obat (BKO).

Kata Kunci : KLT-Densitometri, obat tradisional, jamu asam urat

x

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 5
2.1 Tinjauan Tentang Jamu .................................................................. 5
2.2 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis ................................................ 6
2.2.1 Fase Diam ............................................................................. 8
2.2.2 Fase Gerak ............................................................................ 9
2.3 Tinjauan Tentang Analisis Kualitatif dan Kuantitatif .................... 9
2.4 Densitometri ................................................................................... 10
2.5 Tinjauan Tentang Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Asam Urat ..... 11
2.5.1 Paracetamol .......................................................................... 11
2.5.2 Fenilbutazon ......................................................................... 12
2.6 Tinjauan Kota Malang .................................................................... 14
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 15
3.1 Konsep Teoritis ............................................................................. 15
3.2 Skema Kerangka Konsep ............................................................... 17
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 18
4.1 Alat – Alat ..................................................................................... 18

xi

4.2 Bahan-Bahan .................................................................................. 18
4.3 Lokasi Sampling Dan Metode Sampling ....................................... 18
4.4 Ekstraksi Jamu Asam Urat. ............................................................ 18
4.5 Pembuatan Larutan Standart .......................................................... 19
4.5.1 Fenilbutazon ......................................................................... 19
4.5.1.1 Pembuatan Fase Gerak dan Panjang Gelombang ...... 19
4.5.2 Paracetamol………………………………………………... 19
4.5.2.1 Pembuatan Fase Gerak dan Panjang Gelombang ...... 19
4.6 Analisis Data……………………………………………………. 19
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 20
5.1 Teknik Sampling ............................................................................ 20
5.2 Analisis kualitatif bahn kimia obat dalam jamu asam urat ............ 21
5.2.1 Preaparasi sampel dan kromatografi lapis tipis .................... 21
5.2.2 Penentuan nilai Rf ................................................................ 22
5.2.3 Penetuan panjang gelombang ............................................... 23
5.2.4 Penetuan Spektra .................................................................. 24
5.3 Penentuan Match Factor (MF) ....................................................... 26
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 28
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 30
7.1. Kesimpulan.................................................................................... 30
7.2. Saran .............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

5.1. Teknik Sample ........................................................................................ 16
5.2.2 Penentuan Nilai Rf .................................................................................. 22
5.2.3 Penetuan Panjang Gelombang Paracetamol ........................................... 34
5.3 Perhitungan Match Factor ........................................................................ 26

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Pengukuran Harga Rf ................................................................................ 10
2.2 Struktur Paracetamol ................................................................................. 11
2.3 Struktur Fenilbutazon................................................................................ 13

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Riwayat Hidup ............................................................................................. 34
2. Penotolan Pada Lempeng KLT ................................................................... 35
3. Lempeng KLT Setelah di Eluasi ................................................................. 38
4. Pengukuran Nilai Rf Pada Lempeng ............................................................ 39
5. Contoh Perhitungan Rf Pada Lempeng ....................................................... 40
6. Perhitungan Koofisien Korelasi Antara BK dengan Sampel ....................... 46

xv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) serta
harga-harga obat yang semakin mahal mengakibatkan turunnya daya beli
masyarakat, membuat semakin meningkatnya penggunaan bahan alam, baik
sebagai obat maupun tujuan lain. Obat tradisional dan tanaman obat banyak
digunakan masyarakat menengah ke bawah. Sementara ini banyak orang
beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif aman
bila dibandingkan dengan obat sintetis. (Oktora, 2006).
Obat tradisional telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di
dunia. Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penduduknya masih
terus menggunakan obat tradisional terutama untuk kebutuhan pemenuhan
kesehatan. Menurut resolusi Promoting the Role of Traditional Medicine in
Health System: Strategy for the African Region, sekitar 80% masyarakat di
negara-negara WHO di Afrika menggunakan obat tradisional untuk keperluan
kesehatan. Beberapa negara region Afrika melakukan pelatihan obat tradisional
kepada farmasis, dokter, dan para medik (Sampurno, 2007)
Ada beberapa faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat
tradisional di negara maju. Yaitu usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat
prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan pada penggunaan obat
modern untuk penyakit tertentu diantaranya kanker, serta semakin luas akses
informasi mengenai obat tradisional di seluruh dunia. (Oktora, 2006)
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus
dilestarikan dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan
sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Produksi dan penggunaan
obat tradisional di Indonesia memperlihatkan kecenderungan terus meningkat.
Perkembangan ini telah mendorong pertumbuhan usaha di bidang obat tradisional,
mulai dari usaha budidaya tanaman obat dan usaha industri obat tradisional.
Bersamaan itu upaya pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan
formal juga terus digalakkan melalui berbagai kegiatan uji klinik kearah

1

2

pengembangan fitofarmaka (Ditjen POM, 1999). Meningkatkan produksi,
peredaran dan penggunaan obat tradisional, di sisi lain dicemari oleh beredarnya
obat tradisional yang tidak terdaftar, obat tradisional yang mengandung bahan
kimia obat atau mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya serta obat tradisional
yang tidak memenuhi persyaratan mutu. Peredaran dan penggunaan obat
tradisional seperti ini selain sangat membahayakan kesehatan atau jiwa konsumen
juga merusak citra obat tradisional secara keseluruhan.
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan ini
populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami,
berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan
kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan,
seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga
perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi
peminumnya. Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang
berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan.
Menurut data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sampai
tahun 2007 terdapat 1.012 industri obat tradisional yang memiliki ijin usaha
industri yang terdiri dari 105 industri berskala besar dan 907 industri berskala
kecil. Karena banyaknya variasi sediaan bahan alam, maka untuk memudahkan
pengawasan dan perizinan, badan POM (2004) mengelompokkan dalam sediaan
jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga
sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan
pengalaman, sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandarisasi dan
sudah diuji farmokologinya secara eksperimental, sedangkan sediaan fitofarmaka
sama dengan obat modern bahan bakunya harus distandarisasi dan harus melalui
uji klinik
Untuk melindungi masyarakat dari bahaya akibat penggunaan obat
tradisional yang disemari bahan kimia obat tersebut, Badan POM (2003) telah
memberikan peringatan keras kepada produsen yang bersangkutan dan
memerintahkan untuk menarik produk serta memusnahkannya, membatalkan
nomor pendaftaran produk bahkan mengajukannya ke pengadilan. Sebelumnya

3

juga pemerintah telah menetapkan Permenkes RI no. 246/Menkes/Per/V/1990
tentang izin industri obat tradisional dan pendaftaran obat tradisional, dimana
pada pasal 33 menjelaskan tentang syarat-syarat penandaan yang tercantum pada
pembungkus, wadah, etiket, atau brosur jamu tradisional yang harus dipatuhi oleh
industri jamu tradisional.
Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan
besar seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di
berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Masyarakat mengenal jamu sebagai
obat tradisional yang efektif, murah dan sudah digunakan sejak turun menurun.
Namun saat ini ditemukan adanya unsur kimia tambahan di dalam suatu jamu
untuk memperkuat efek jamu tersebut, antara lain adalah fenilbutason dan
paracetamol pada jamu asam urat. Fenilbutason merupakan obat anti inflamasi
yang kuat, tetapi efek samping yang dihasilkan pada penggunaan berlebih sangat
berbahaya. Sementara itu khasiat dari paracetamol adalah analgetis dan antipiretis,
tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti
nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi. Peneliti mangambil sampel obat
fenilbutason dan paracetamol karena BPOM menyebutkan jamu asam urat sering
ditambahkan fenilbutason dan paracetamol. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui adanya unsur kimia tambahan pada jamu asam urat yang beredar di
pasaran dengan metode eksperimental menggunakan KLT-Densitometri.
Berdasarkan hasil pengawasan obat tradisional melalui sampling dan
pengujian laboratorium Tahun 2007, Badan POM telah memerintahkan untuk
menarik dari peredaran pada Tahun 2007 sebanyak 54 (lima puluh empat) item
produk obat tradisional yang dicampur dengan Bahan Kimia Obat Keras yaitu
Sibutramin Hidroklorida, Sildenafil Sitrat, Siproheptadin, Fenilbutason, Asam
Mefenamat, Prednison, Metampiron, Teofilin, dan obat Parasetamol.
Penelitian bahan kimia obat dalam sediaan jamu asam urat belum pernah
dilakukan di kota Malang, sehingga penulis tertarik untuk penelitian di kota
Malang tersebut. Klojen salah satu kecamatan yang ada di kota Malang banyak
dijumpai toko jamu dan masyarakat di kecamatan Klojen cenderung
menggunakan pengobatan secara tradisional, di antaranya mengkonsumsi jamu.

4

Dikarenakan adanya penggunaan obat tradisional yang diduga mengandung
bahan kimia obat, peneliti tertarik untuk melakukan uji identifikasi bahan kimia
obat dalam jamu asam urat dengan KLT Densitometri.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah jamu asam urat yang beredar di Kecamatan Klojen, Kota Malang
mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Bahan Kimia
Obat (BKO) dalam jamu. Antara lain Paracetamol dan Fenilbutazon dalam
sediaan jamu asam urat yang beredar di kecamatan Klojen, Kota Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui adanya kandungan bahan kimia obat dalam jamu asam
urat, sehingga konsumen agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat
tradisional.

5