UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl DALAM JAMU PELANGSING MENGGUNAKAN KLT-DENSITOMETRI DI KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

SKRIPSI
DEVI RIFKY FAUZIAH

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT
SIBUTRAMIN HCl DALAM JAMU
PELANGSING MENGGUNAKAN KLTDENSITOMETRI DI KECAMATAN KLOJEN
KOTA MALANG

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

Lembar Pengesahan

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT
SIBUTRAMIN HCl DALAM JAMU PELANGSING
MENGGUNAKAN KLT-DENSITOMETRI DI
KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2012

Oleh :
DEVI RIFKY FAUZIAH
NIM : 08040057

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt
NIP UMM.

Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt

NIP UMM.

ii

Lembar Pengujian
UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl
DALAM JAMU PELANGSING MENGGUNAKAN KLTDENSITOMETRI DI KECAMATAN KLOJEN KOTA
MALANG

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
Pada tanggal 16 Juli 2012

Oleh :
DEVI RIFKY FAUZIAH
NIM : 08040057

Tim Penguji :

Penguji I


Penguji II

Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt
NIP UMM.

Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt
NIP UMM.

Penguji III

Penguji IV

Drs. H. Inoni, Apt
NIP UMM.

Dian Ermawati, S.Farm.,Apt
NIP UMM. 112.0907.0481

iii


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah
dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat
Sibutramin HCl Dalam Jamu Pelangsing Menggunakan KLT-Densitometri
Di Kecamatan Klojen Kabupaten Malang” ini perkenankanlah saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, kekuatan kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt, selaku pembimbing I dan Ibu Engrid Juni
Astuti, S.Farm., Apt, selaku pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan
penuh kesabaran, membimbing, memberi masukan serta dorongan moral
maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Drs. H. Inoni, Apt dan Ibu Dian Ermawati, S.Farm., Apt selaku tim
penguji yang memberikan saran, masukan, kritik yang membangun terhadap
skripsi yang saya kerjakan.
4. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Tri
Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti program sarjana.

5. Ketua Program Studi Farmasi Dra. Uswatun Chasanah, Apt yang dengan
senantiasa dan sabar memberikan bimbingan dan semangat untuk menjadi
lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SP.FRS., selaku Kepala Laboratorium
Teknologi Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan
kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan
skripsi saya.
7. Ibu Siti Rofida, S.Farm., Apt selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, dukungan dan semangat selama mengikuti pendidikan di
Program Studi Farmasi.
8. Bapak Drs. H. Harjana, Apt., M.Sc, Bapak Drs. H. Inoni, Apt dan Ibu Engrid
Juni Astuti, S.Farm., Apt yang senantiasa dengan sabar memberikan

iv

bimbingan, masukan, nasehat dan kritikan kepada saya hingga saya bisa
menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh staff pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya
dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi dengan baik.

10. Para Laboran Laboratorium Kimia Terpadu II : Mas Ferdi dan Mba susi
tercinta yang selalu memberikan masukan, nasehat kepada saya dan
membantu saya dalam penyelesaian skripsi.
11. Keluarga, motivasi hidupku, kedua orangtuaku tercinta Bapak Wahyudi dan
Ibu Sulmiani, yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberi
semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, selalu mengingatkan saya
untuk menggarap skripsi serta doa mereka yang selalu menyertai saya
sehingga saya dapat menjalani dan menyelesaikan studi dengan baik dan
menyelesaikan skripsi ini.
12. Eyang putri dan mbah uyut yang selalu memberikan nasehat dan doa selama
saya di Malang sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Saudara-saudara saya terkasih: Mba Eno yang selalu memberikan semangat,
dukungan, masukan dalam hidup dan menyelesaikan skripsi saya ini, adek
saya Adam, Ines, Dimas dan Rayi yang selalu memberikan senyuman yang
indah sehingga saya semangat mengerjakan skripsi.
14. Rizky Rosdianto “beebe”, yang sudah membantu saya memberikan semangat,
inspirasi dan dukungannya. Terimakasih telah membantu saya sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman berbagi tawa, canda, keluh kesah dan cerita : Ayu “tumpil”, Samiyah
“sam”, Alip, Datum, Bunda Uche, Ani, Anak-anak kontrakan ’08.

Terimakasih banyak telah memberikan banyak cerita selama 4 tahun ini.
Teman – teman farmasi ’08 B yang sangat saya cintai terimakasih
persahabatan yang telah kita bina selama 4 tahun ini semoga selalu bisa
berkumpul kembali walau nanti terpisah oleh jarak.
16. Kos bunga’s : Mba Puput, Mba Pipit, Mba Ncan, Mba nesya, Mba Isna,
Fitroh yang menjadi teman kos saya ketika pertama kali di Malang.
Terimakasih banyak atas semuanya dan persahabatan kalian.

v

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas
dukungan, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak, Ibu, serta Saudara
sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.

Malang, 16 Juni 2012
Penyusun


Devi Rifky Fauziah

vi

RINGKASAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alam terutama
biodiversitasnya. Sejak dulu masyarakat Indonesia menggunakan tumbuhan
sebagai makanan, bumbu dapur ataupun sebagai obat yang lebih dikenal sebagai
jamu. Berdasarkan peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tahun 2005, obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral,
sediaan sarian galenik atau campuran bahan – bahan tersebut yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data
empirik). Jadi sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai kandungan bahan
alami tanpa campuran bahan kimia obat.
Berdasarkan public warning No : HM.03.03.1.43.08.10.8013 yang diedarkan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tanggal 13 Agustus 2010, analisis
resiko terhadap temuan hasil pengawasan OT-BKO oleh Badan POM RI dalam
kurun waktu 5 tahun menunjukkan kecenderungan penurunan. Pada tahun 2007
(1,65%); tahun 2008 (1,27%); tahun 2009 (1,06%); tahun 2010 (0,84%); dan

tahun 2011, ditemukan 21 item dari 2883 sampel (0,72%). Kepala BPOM
menambahkan, Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi terkandung dalam
obat tradisional (OT) tersebut menunjukkan tren yang berbeda. Pada kurun waktu
2001-2007, tren temuan OT-BKO mengarah pada obat rematik dan penghilang
rasa sakit, antara lain obat tradisional yang mengandung bahan obat fenilbutason,
metampiron,parasetamol, dan asam mefenamat. Sedangkan pada periode
tahun berikutnya 2007, perubahan tren mengarah pada obat pelangsing dan obat
penambah stamina pria (aprodisiaka) yang mengandung bahan obat seperti
sibutramin, sildenafil, dan taladafil.
Salah satunya adalah jamu pelangsing yang seharusnya mengandung
bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan seperti, Guazumae ulmifolia
folium, Murrayae paniculata folium, Morinda citrifolia fructus, Punicae granati
cortex, Curcumae heynianae rhizoma, Parameriae barbata cortex, Zingiber
purpurei rhizoma dan gallae. Akan tetapi di masyarakat sekarang beredar jamu
pelangsing yang mengandung bahan kimia obat. Jamu pelangsing ini ditarik
karena mengandung bahan kimia obat yaitu Sibutramin Hidrolorida.
Khususnya dalam melakukan monitoring BKO terhadap Sibutramin
Hidroklorida dalam berbagai sediaan jamu pelangsing yang beredar di
masyarakat, diperlukan metode yang murah, mudah, relatif cepat dan valid untuk
mengidentifikasi adanya Sibutramin Hidroklorida dalam jamu tersebut. Salah satu

metode yang diharapkan memenuhi kriteria tersebut di atas adalah KLTDensitometri.
Tujuan penelitian ini, untuk memisahkan antara Sibutramin Hidroklorida
dengan komponen pada jamu dan mengidentifikasi adanya BKO Sibutramin
Hidroklorida dalam sediaan jamu yang beredar di masyarakat Kecamatan Klojen
Kota Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut pengekstraksi Sibutramin
Hidroklorida dari sediaan jamu yang baik adalah metanol. Fase gerak yang
digunakan untuk memisahkan Sibutramin Hidroklorida dari sediaan jamu adalah

vii

campuran metanol:toluena (95:5). Menghasilkan noda dengan Rf = 0,58 dan λ
max = 219 nm.
Aplikasi metode ini untuk identifikasi Sibutramin Hidroklorida dalam dua
puluh dua sampel jamu pelangsing yang beredar di Kecamatan Klojen Kota
Malang menunjukkan bahwa ada dua sampel jamu yang diduga mengandung
BKO Sibutramin Hidroklorida, karena pada saat KLT memberikan hasil noda Rf
yang hampir sama dengan hasil noda Rf Sibutramin Hidroklorida standar.
Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan alat Densitometri ternyata antara
noda sampel dan noda pembanding Sibutramin Hidroklorida standar memberikan

hasil pola spektra dan λ max yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua sampel tersebut mengandung BKO Sibutramin Hidroklorida.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa metode KLT-Densitometri
dapat diterapkan untuk identifikasi BKO Sibutramin Hidroklorida dalam sediaan
jamu pelangsing yang beredar di masyarakat.

viii

ABSTRACT

A simple thin-layer chromatografic (TLC) Densitometry methode has been
established for analysis of Sibutramine Hydrochloride as an illicit additive in
some herbal slimming (Jamu Pelangsing). The purpose of this study is to identify
the components of the BKO Sibutramin Hydrochloride in herbal preparations that
circulated in the District of Malang Regency Klojen. The results showed that the
solvent Sibutramin Hydrochloride from a good herbal preparations is methanol.
Chromatography contained Silica Gel GF 254 as stationary phase and methanol :
toluene (95:5) as mobile phase. Application of this method for the identification
Sibutramin Hydrochloride in the twenty-two samples of herbal slimming (Jamu
Pelangsing) circulating in the district of Malang Regency Klojen show that there
are two herbal samples suspected to contain BKO Sibutramin Hydrochloride,
because at TLC Rf stain results are almost identically with Rf stain Sibutramin
hydrochloride standard. Then performed using a densitometry was observed
between the sample spots and stains Sibutramin Hydrochloride comparative
standard spectral patterns (MF > 900) yield, Rf = 0.58 and λ max = 219 nm. So it
can be concluded that both samples contained Sibutramin BKO Hydrochloride.
Based on the results of the study, concluded that the TLC-densitometry method
can be applied to the identification of BKO Sibutramin Hydrochloride in the
preparation of herbal slimming circulating in the community.
Keywords : Sibutramine Hydrochloride, Herbal Slimming (Jamu Pelangsing),
Illicit Additive, TLC-Densitometry.

ix

ABSTRAK

Metode KLT-Densitometri diharapkan dapat memenuhi kriteria dalam
membuktikan adanya bahan tambahan kimia obat Sibutramin Hidroklorida dalam
sediaan jamu pelangsing. Tujuan penelitian ini, untuk memisahkan antara
Sibutramin Hidroklorida dengan komponen pada jamu dan mengidentifikasi
adanya BKO Sibutramin Hidroklorida dalam sediaan jamu yang beredar di
masyarakat Kecamatan Klojen Kota Malang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelarut pengekstraksi Sibutramin Hidroklorida dari sediaan jamu yang baik adalah
metanol. Fase gerak yang digunakan untuk memisahkan Sibutramin Hidroklorida
dari sediaan jamu adalah campuran metanol:toluena (95:5). Aplikasi metode ini
untuk identifikasi Sibutramin Hidroklorida dalam dua puluh dua sampel jamu
pelangsing yang beredar di Kecamatan Klojen Kota Malang menunjukkan bahwa
ada dua sampel jamu yang diduga mengandung BKO Sibutramin Hidroklorida,
karena pada saat KLT memberikan hasil noda Rf yang hampir sama dengan hasil
noda Rf Sibutramin Hidroklorida standar. Kemudian dilakukan pengamatan
menggunakan alat Densitometri ternyata antara noda sampel dan noda
pembanding Sibutramin Hidroklorida standar memberikan hasil pola spektra dan
λ max yang sama, dibuktikan dengan nilai MF > 900 dan menghasilkan noda
dengan Rf = 0,58 dan λ max = 219 nm.. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
sampel tersebut mengandung BKO Sibutramin Hidroklorida. Berdasarkan hasil
penelitian, disimpulkan bahwa metode KLT-Densitometri dapat diterapkan untuk
identifikasi BKO Sibutramin Hidroklorida dalam sediaan jamu pelangsing yang
beredar di masyarakat.

Kata Kunci : Sibutramin Hidroklorida, Jamu pelangsing, Bahan tambahan kimia
obat, KLT-Densitometri.

x

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
RINGKASAN ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 . Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 5
2.1 . Tinjauan tentang Jamu ........................................................................... 5
2.2. Tinjauan tentang Sibutramin Hidrolorida ............................................... 6
2.2.1. Sifat Fisiko Kimia ....................................................................... 6
2.2.2. Mekanisme Kerja ........................................................................ 6
2.2.3. Efek Samping .............................................................................. 6
2.3. Tinjauan tentang Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ................................ 7
2.3.1. Tinjauan Umum .......................................................................... 7
2.3.2. Penampak Noda .......................................................................... 10
2.3.3. Analisis Kualitatif Menggunakan KLT ....................................... 11

xi

2.3.4. Tinjauan tentang Densitometer ................................................... 11
2.3.5. Cara Ekstraksi Sibutramin Hidroklorida dari
Sediaan Sampel Jamu............................................................... 13
BAB III KONSEP PENELITIAN .............................................................................. 14
3.1. Konsep Teoritis ....................................................................................... 14
3.2. Skema Kerangka Konseptual .................................................................. 16
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 17
4.1. Alat dan Bahan ........................................................................................ 17
4.1.1. Alat ................................................................................................. 17
4.1.2. Bahan ............................................................................................. 17
4.1.3. Teknik Sampling ............................................................................ 17
4.2. Metode Penelitian.................................................................................... 17
4.2.1. Pembuatan Larutan Standart Induk Sibutramin Hidroklorida ...... 17
4.2.2. Ekstraksi Jamu Pelangsing ............................................................ 17
4.2.3. Pembuatan Fase Gerak .................................................................. 18
4.2.4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ................................. 18
4.2.5. Uji Kualitatif ................................................................................. 18
4.3. Analisis Data .......................................................................................... 18
BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 19
5.1. Teknik Sampling ..................................................................................... 19
5.2. Analisis Kualitatif Sibutramin Hidroklorida dalam Sediaan
Jamu Pelangsing ...................................................................................... 20
5.2.1. Preparasi sampel dan Analisa KLT ............................................ 20
5.2.2. Penentuan Nilai Rf ..................................................................... 21
5.2.3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum .............................. 23
5.2.4. Penentuan Pola Spektra .............................................................. 23
5.2.5. Penentuan Nilai MF (Match Factor).......................................... 24
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 27

xii

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 30
7.1. Kesimpulan ............................................................................................ 30
7.2. Saran ....................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 31
LAMPIRAN ............................................................................................................... 33

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 2.1 Nilai Polaritas Pelarut ................................................................................ 10
Tabel 5.1 Lokasi dan Penamaan Tempat Pembelian Sampel Jamu ........................... 19
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Nilai Rf SH dengan Sampel ......................................... 21
Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Panjang Gelombang SH dengan Sampel ..................... 23
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan MF Baku Kerja dengan Sampel 7 ................................ 25
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan MF Baku Kerja dengan Sampel 8 ................................ 26
Tabel 5.6 Hasil Penentuan Nilai Rf, λ Max, Nilai MF ............................................... 27

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Sibutramin Hidroklorida (C17H26CIN.HCl.H2O) ................................... 6
Gambar 2.2 Pemisahan Menggunakan KLT .............................................................. 9
Gambar 5.1 Hasil Pengamatan Nilai Rf Pada Pelat KLT Lempeng 1 ....................... 22
Gambar 5.2 Hasil Pengamatan Nilai Rf Pada Pelat KLT Lempeng 2 ....................... 22
Gambar 5.3 Pola Spektra SH Standar dan Sampel 7 & Sampel 8 ............................. 23
Gambar 5.4 Pola Spektra SH Standard dan Sampel 17 & Sampel 18 ....................... 24

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... 34
2. Surat Pernyataan .................................................................................................... 35
3. Kemurnian Bahan SH ............................................................................................ 36
4. Lokasi dan Komposisi Penamaan Sampel Jamu ................................................... 37
5. Gambar Plat KLT Sebelum dan Sesudah Di Eluasi .............................................. 39
6. Perhitungan Nilai Rf .............................................................................................. 40
7. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 44

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, hal 1002.
Anonim, 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata
Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal dan
Fitofarmaka tahun 2005, www.pom.go.id . Diakses tanggal 16 Oktober
2011.
Anonim, 2009. Material Safety Data Sheet of Sibutramine Hydrochloride,
www.google.com . Diakses tanggal 19 Desember 2011.
Anonim, 2010. Public Warning/Peringatan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia tentang Obat Tradisional
Mengandung Bahan Kimia Obat No: HM.03.03.1.43.08.10.8013,
Jakarta, 13 Agustus 2010, http://www.pom.go.id/public/peringatan
publik/default.asp . Diakses tanggal 16 Oktober 2011.
Baxter, H., Harborne, J.B., and Moss, G.P., 1999. Phytochemical Dictionary A
Handbook of Bioactive Compounds From Plants, 2nd ed. UK: Taylor
& Francis Ltd, hal 148, 284, 315, 343, 653.
Dobbins, M.F., and Touchtone, J.C., 1983. Practice of Thin Layer
Chromatography. New York : A Wiley Interscience Publication, hal
102-136.
Gandjar, L.G., and Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jogjakarta :
Pustaka Pelajar, hal 353 – 377.
Heckelman, P.E., O’Neil, M.J., and Smith, A., 2001. The Merck Index An
Encyclopedia of Chemical, Drug and Biologicals, 13th ed. Whitehouse
Station, NJ : Merck & CO, Inc, hal 1522.
Katno., and Pramono, S., 2010. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional. Jogjakarta, hal 1- 14.
Mulya, M dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University
Press;Surabaya, hal 147 – 235.
Munson, J.W., 1991. Analisis Farmasi Metode Modern, vol 11. Airlangga
University Press, hal 125 – 134.
Skoog, D.A., 1985. Principle of Instrumental Analysis, 3rd ed. New York.
Philadelphia : CBS College Publishing, hal 837 – 847.
Sweetman, S.C., 2005. Martindale The Complete Drug Reference, 36th ed.
London : Php Pharmaceutical Press, hal 2163.

xvii

Watson, and David, G., 2009. Analisis Farmasi, Buku Ajar Untuk Mahasiswa
Farmasi dan Paraktis Kimia Farmasi, 2nd ed. Jakarta : Egc, hal 367 –
378.
Witanty, A., 2009. Validasi Metode KLT-Densitometri Untuk Analisis
Sibutramin Hidroklorida sebagai BKO dalam Jamu Pelangsing yang
Beredar di Surabaya. Surabaya : Skripsi Program Sarjana.

xviii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia penggunaan pengobatan

komplementer dan alternatif dalam 20 tahun terakhir semakin meningkat tajam,
tidak hanya sekedar tren back to nature namun juga karena merupakan sumber
layanan kesehatan yang mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat luas.
Selain itu bukti – bukti empiris dan dukungan ilmiah semakin banyak
menyebabkan obat tradisional semakin populer di kalangan masyarakat dunia
(Katno dan Pramono, 2010).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alam terutama
biodiversitasnya. Sejak dulu masyarakat Indonesia menggunakan tumbuhan
sebagai makanan, bumbu dapur ataupun sebagai obat yang lebih dikenal sebagai
jamu. Berdasarkan peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tahun 2005, obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral,
sediaan sarian galenik atau campuran bahan – bahan tersebut yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data
empirik). Jadi sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai kandungan bahan
alami tanpa campuran bahan kimia obat (Anonim, 2005).
Akhir – akhir ini dalam memelihara dan menjaga kesehatan, masyarakat
cenderung kembali ke alam (back to nature) sehingga sekarang ini banyak sekali
penggunaan jenis obat tradisional atau jamu yang beredar di pasaran. Namun
disayangkan, jamu yang merupakan ikon Indonesia yang seharusnya hanya berisi
simplisia tanaman, saat ini banyak ditemukan mengandung bahan kimia obat.
Berdasarkan public warning No : HM.03.03.1.43.08.10.8013 yang
diedarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tanggal 13 Agustus
2010, analisis resiko terhadap temuan hasil pengawasan OT-BKO oleh Badan
POM RI dalam kurun waktu 5 tahun menunjukkan kecenderungan penurunan.
Pada tahun 2007 (1,65%); tahun 2008 (1,27%); tahun 2009 (1,06%); tahun 2010
(0,84%); dan tahun 2011, ditemukan 21 item dari 2883 sampel (0,72%). Kepala
1

2

BPOM menambahkan, Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi terkandung
dalam obat tradisional (OT) tersebut menunjukkan tren yang berbeda. Pada kurun
waktu 2001-2007, tren temuan OT-BKO mengarah pada obat rematik dan
penghilang rasa sakit, antara lain obat tradisional yang mengandung bahan obat
fenilbutason, metampiron, parasetamol, dan asam mefenamat. Sedangkan pada
periode tahun berikutnya 2007, perubahan tren mengarah pada obat pelangsing
dan obat penambah stamina pria (aprodisiaka) yang mengandung bahan obat
seperti sibutramin, sildenafil, dan taladafil (Anonim, 2010).
Salah satunya adalah jamu pelangsing yang seharusnya mengandung
bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan seperti, Guazumae ulmifolia
folium, Murrayae paniculata folium, Morinda citrifolia fructus, Punicae granati
cortex, Curcumae heynianae rhizoma, Parameriae barbata cortex, Zingiber
purpurei rhizoma dan gallae. Akan tetapi di masyarakat sekarang beredar jamu
pelangsing yang mengandung bahan kimia obat. Jamu pelangsing ini ditarik
karena mengandung bahan kimia obat yaitu sibutramin hidroklorida.
Sibutramin hidroklorida termasuk dalam golongan obat keras. Cara kerja
sibutramin adalah menghambat ambilan (reuptake) norephineprin, serotonin dan
dopamin. Melalui penghambatan tersebut akan menurunkan nafsu makan
sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kegemukan. Penggunaan sibutramin
harus dengan resep dokter. Dengan pengawasan dokter sibutramin hidroklorida
digunakan untuk pengobatan obesitas (Sweetman, 2005).
Meskipun indikasi sibutramin cocok dengan penggunaan jamu sebagai
pelangsing, namun pencampuran ini dilarang karena penggunaannya yang tidak
terkontrol (dalam hal jumlah/dosis pemakaian) dan pasien pengguna jamu sendiri
yang tidak ada batasan. Padahal khasiat suatu bahan kimia obat tidak selalu sesuai
untuk semua orang serta efek samping yang harus selalu diwaspadai. Larangan
adanya bahan kimia obat pada jamu tercantum dalam peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tentang
kriteria dan tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal dan fitofarmaka
tahun 2005.
Sibutramin hidroklorida tidak cocok digunakan untuk orang yang memiliki
riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit cerebrovascular dan cardiovascular

3

seperti gagal jantung kongestif, aritmia, penyempitan/gangguan pada arteri
koroner dan stroke. Selain itu sibutramin sebaiknya dihindari oleh pasien dengan
kerusakan hati berat dan kerusakan ginjal (Sweetman, 2005). Sibutramin
hidroklorida memiliki efek samping yang tidak ringan antara lain mulut kering,
insomnia, konstipasi, sakit punggung, rinitis, dispepsia, mual, perdarahan
abnormal, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung serta susah tidur.
Sibutramin juga menurunkan saliva sehingga meningkatkan resiko karies gigi, dan
penyakit kelainan mulut lainnya (Sweetman, 2005).
Mengingat bahwa jamu dilarang mengandung bahan kimia obat dan
sibutramin mempunyai efek samping yang berbahaya serta adanya kecenderungan
produsen jamu menambahkan bahan kimia obat (BKO) ke dalam jamu yang
diproduksi maka perlu dilakukan kontrol mutu terhadap jamu pelangsing yang
beredar di kalangan masyarakat.
Dalam hal kontrol mutu jamu diperlukan metode analisis yang valid dan
efisien. Metode analisis yang dapat digunakan antara lain Kromatografi Lapis
Tipis (KLT), atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode KCKT
memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain metode KCKT memiliki
sensitivitas yang tinggi namun memerlukan waktu yang lama dan biaya yang
besar, sedangkan metode KLT dapat dilakukan dengan waktu yang relatif lebih
cepat (Gandjar dan Rohman, 2007).
Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan metode
kromatografi lapis tipis dan densitometri karena metode KLT-Densitometri
mempunyai keuntungan antara lain dapat digunakan untuk pemisahan dua
komponen atau lebih, dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif,
dan biaya analisis relatif murah sehingga diharapkan dapat digunakan untuk
memisahkan antara sibutramin hidroklorida dengan komponen pada jamu dan
mengidentifikasi adanya BKO sibutramin hidroklorida dalam sediaan jamu yang
beredar di masyarakat.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka hal yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah sediaan jamu

4

pelangsing yang beredar di masyarakat mengandung bahan kimia obat sibutramin
hidroklorida?
1.3.

Tujuan Penelitian
Mengetahui sediaan jamu pelangsing mana yang mengandung bahan kimia

obat sibutramin hidroklorida.

1.4.

Manfaat Penelitian
Menjadi referensi atau memberikan informasi bagi pemerintah dan BPOM

untuk melakuka pengawasan yang lebih ketat terhadap produsen- produsen jamu
dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Manfaat bagi masyarakat agar
masyarakat lebih berhati-hati dan waspada dan tidak mengkonsumsi produk obat
tradisional jamu pelangsing yang mengandung bahan kimia obat yang dapat
menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan bahkan dapat berakibat fatal.

Dokumen yang terkait

Identifikasi Bahan Kimia Obat Glibenklamid Pada Jamu Diates Bentuk Serbuk Secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

74 329 44

Identifikasi Bahan Kimia Obat Sildenafil Sitrat Dalam Jamu Kuat Secara KLT-Spektrofotometri

15 90 54

ANALISIS KUALITATIFBAHAN KIMIA OBAT DALAM SEDIAAN JAMU KUAT PRIADENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI YANG BEREDAR DIKECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

2 47 23

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGEL LINU YANG BEREDAR DI KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG DENGAN METODE KLT DENSITOMETRI

6 52 19

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI

2 11 20

IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI

51 291 22

IDENTIFIKASI DAN KUANTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN DALAM JAMU PELANGSING YANG Identifikasi Dan Kuantifikasi Bahan Kimia Obat Sibutramin Dalam Jamu Pelangsing Yang Beredar Di Sekitar Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS.

0 3 12

PENDAHULUAN Identifikasi Dan Kuantifikasi Bahan Kimia Obat Sibutramin Dalam Jamu Pelangsing Yang Beredar Di Sekitar Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS.

0 2 6

IDENTIFIKASI DAN KUANTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN DALAM JAMU PELANGSING YANG Identifikasi Dan Kuantifikasi Bahan Kimia Obat Sibutramin Dalam Jamu Pelangsing Yang Beredar Di Sekitar Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS.

1 5 14

Identifikasi Bahan Kimia Obat Sildenafil Sitrat Dalam Jamu Kuat Secara KLT-Spektrofotometri

0 0 12