IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sumber alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan
umat manusia adalah tumbuh-tumbuhan. Sumber alam ini dapat digunakan
sebagai obat dan hal ini sudah dilakukan oleh masyarakat sejak jaman dahulu
sebagai bahan obat tradisional atau yang lebih dikenal dengan jamu. Menurut
peraturan pemerintah No.72 tahun 1998 tentang sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang dimaksud sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetik.
Obat tradisional atau jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan mineral, bahan tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik),
atau campuran daari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman (UU RI nomer 23 tahun 1992 tentang
kesehatan). Industri obat tradisional harus membuat obat tradisional sedemikian
rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhu persyaratan yang
tercantum dalam dokumentasi izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan resiko
yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah dan tidak
efektif (Badan POM 2011).
Jamu bisa dimanfaatkan untuk obat luar dan dalam yang harus diminum.
Obat luar bisa dioles, digosok, direndam, atau di tempel. Image jamu biasanya bau
yang tidak enak dan rasanya pahit. Khasiat jamu dipercaya sejak zaman dahulu.
Jamu menggunakan bermacam-macam tumbuhan yang diambil dari alam dan efek
sampingnya relative lebih kecil dibanding obat medis.
Akhir-akhir ini dalam memelihara dan menjaga kesehatan, masyarakat
cenderung kembali ke alam (back to nature) sehingga sekarang banyak sekali
yang kembali menggunakan jenis obat tradisional atau jamu yang beredar di
pasaran. Namun disayangkan, jamu yang merupakan ikon Indonesia yang
seharusnya hanya berisi simplisia tanaman, saat ini banyak ditemukan
mengandung bahan kimia obat.
1
2
Berdasarkan Permenkes Nomor: 246/ Menkes/ Per/ V/ 1990, obat
tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang
berkhasiat obat, serta bahan yang tergolong obat keras atau narkotika, hewan atau
tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Badan POM menemukan ratusan jenis jamu yang
seharusnya masuk dalam public warning Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(Badan POM), masih beredar bebas di pasaran sebanyak 165 jenis produk jamu
yang dicampur BKO dan 56 jenis diantaranya. BKO yang ditemukan tersebut
antara lain adalah fenilbutason, deksametason, CTM, parasetamol, ibuprofen,
furosemid, piroksikam, teofilin, prednisone, kafein, natrium diklofenak, dan asam
mefenamat. Penggunaan BKO yang tidak tepat dan dosis yang tidak sesuai dapat
menyebabkan berbagai efek samping seperti iritasi saluran cerna, kerusakan
hati/ginjal, gangguan penglihatan dan ritmik irama jantung (Anonim, 2010)
Jamu asma saat ini sangat mudah di dapatkan dipasaran sehingga hal ini
dijadikan peluang bagi beberapa pihak untuk mendapatkan keuntungan dengan
merugikan orang lain. Yakni dengan mengklaim produk jamu sesak nafas mereka
lebih berkhasiat, padahal mereka menambahkan bahan kimia obat (BKO) dalam
produk jamu tersebut. Sudah berkali-kali Badan POM menemukan dan
memerintahkan untuk ditarik dari peredaran, sampai saat ini masih saja beredar.
Di Indonesia obat tradisional masih banyak mengandung BKO karena obat
tradisional di Indonesia merupakan produk OTC (over the counter) sehingga
konsumen dapat menggunakan setiap saat.
Bila pada obat tradisional terdapat BKO, maka penggunaan yang terus
menerus akan menimbulkan resiko yang membahayakan kesehatan tubuh. BKO
yang di tambahkan ke dalam jamu asma yaitu teofilin dan prednison. Teofilin
adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru
obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru
obstruktif kronik. Teofilin merupakan salah satu obat utama untuk pengobatan
asma akut maupun kronik. Efek samping teofilin antara lain denyut jantung
meningkat, berdebar-debar, mual-muntah, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan
irama jantung, kejang, gangguan sistem syaraf pusat, takikardia, takiaritmia, dan
gangguan alat cerna. Teofilin harus diberikan secara hati-hati pada penderita
3
epilepsi, gangguan ritme jantung, dan penyakit hati. Penggunaan teofilin harus lah
berhati-hati karena batas keamanan dosis yang cukup sempit. Dosis terapi dapat
dicapai pada kadar 10-20 mg/lt, namun efek samping juga sudah muncul pada
kadar tersebut dan lebih berat lagi pada kadar diatas 20 mg/lt. Salah satu BKO
pada jamu asma adalah prednisone. Prednisone adalah obat golongan
kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, beberapa penyakit
peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang
rematik, radang usus, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit
gangguan
sistem
kekebalan
tubuh,
seperti
berbagai
jenis
alergi,
dan
lupus. Penggunaan obat yang hanya dapat diresepkan oleh dokter ini dapat
menyebabkan moon face, gangguan pencernaan, gangguan tulang dan otot,
osteoporosis, gangguan hormon, depresi, insomnia, glaukoma, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, golongan kortikosteroid digolongkan
sebagai obat keras atau obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Masyarakat diminta waspada terhadap perdagangan produk jamu yang
berbahan kimia obat karena peredarannya semakin marak dengan di temukannya
beberapa obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat. Selain
merusak citra perjamuan dan obt-obat tradisional Indonesia yang menggunakan
bahan-bahan alami, jamu yang di buat dari bahan kimia obat dengan dosis yang
tidak terkira juga bisa mengancam jiwa konsumen itu sendiri.
Selain kemungkinan adanya toksisitas intrinsik yang dimiliki oleh
beberapa tanaman obat dalam ramuan Obat Tradisional kemungkinan adanya
pencemaran zat-zat yang toksik seperti logam berat dan jamur (aflatoksin), dan
penambahan secara ilegal bahan kimia obat, merupakan faktor yang berperan
dalam keamanan Obat Tradisional (Marcus dan Grollman, 2002; De Smet2004).
Pada saat ini perkembangan-perkembangan peredaran obat tradisional
yang semakin tidak terkendali. Ada penyimpangan yang dilakukan pelaku usaha
yang tidak bertanggung jawab. Contohnya saja pemalsuan obat tradisional yang
tidak sesuai dengan komposisi aslinya sehingga menyebabkan produk tersebut
tidak layak di konsumsi dan tidak memenuhi standar kesehatan sehingga
membahayakan kesehatan konsumen tersebut. Oleh karena itu, pemerintah dan
4
pelaku usaha berperan penting dan bertanggung jawab terhadap peredaran obat
tradisional yang berbahan kimia obat.
Dalam hal untuk mengoptimalisasi pemisahan teofilin dan prednison di
butuhkan metode yang secara optimal agar dapat memisahkan teofilin dan
prednison dari komponen lain dalam sediaan. Untuk itu di pilih suatu komposisi
eluen untuk memisahkan bahan kimia obat dengan jamu. Dan untuk menjamin
keamanan khasiat dan manfaat dari jamu yang beredar di pasaran maka perlu
dilakuka pengawasan mutu, hal ini dapat dilakukan ddengan metode
spektrofotometri dan kromatografi. Metode kromatografi yang banyak di gunakan
dalam proses analisis adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas
(KG), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Kromatografi Gas dan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pelaksanaanya masih relative mahal dan
memiliki sensitivitas yang tinggi namun memerlukan waktu yang lama dan
membutuhkan biaya yang besar, sehingga peneliti memilih menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang di kombinasikan dengan densitometri.
Teknik ini digunakan untuk pemisahan dua komponen yang lebih, lebih mudah di
laksanakan, sederhana dan biaya relative lebih murah daripada Kromatografi Gas
dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sehingga diharapkan bisa
digunakan untuk memisahkan antara teofilin dengan komponen jamu dan
mengidentifikasi BKO pada jamu yang beredar di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka hal yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah sediaan jamu asma yang beredar di masyarakat mengandung
bahan kimia obat teofilin dan prednison?
2. Berapa banyak kadar bahan kimia obat teofilin dan prednisone dalam
sediaan jamu asma?
3. Eluen manakah yang optimal untuk memisahkan Bahan Kimia Obat
Teofilin dan Prednison pada sediaan jamu Asma?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Adanya tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sediaan obat tradisional asma yang mengandung Bahan
Kimia Obat (BKO) teofilin dan prednison.
2. Untuk mengetahui kadar bahan kimia obat teofilin dan prednison pada
sediaan jamu asma.
3. Menentukan eluen yang optimal untuk memisahkan Bahan Kimia Obat
Teofilin dan Prednison pada sediaan jamu Asma.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya kontrol kualitas secara ketat
pada sediaan obat tradisional yang beredar di pasaran oleh BPOM dan konsumen
lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat tradisional.
SKRIPSI
DWI NOER PRATIWI
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN
DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA
DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Penyusun Tugas Akhir dengan judul IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA
OBAT TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA
DENGAN METODE KLT – DENSITOMETRI ini, di ajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Keberhasilan penyusun skripsi
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari pihak tersebut,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt selaku pembimbing I yang
memberikan ide, bimbingan, bantuan dan nasehat dengan penuh
perhatian dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitiaan
sampai selesai penulisan laporan akhir penelitian.
2. Drs. H. Ahmad Inoni, Apt selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan ide, bimbingan, petunjuk maupun saran kepada penulis.
3. Ibu Arina Swastika M, S.Farm.,Apt selaku penguji I yang telah benyak
memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Siti Rofida S.Si.,M.Farm.,Apt selaku penguji II yang memberikan
saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dian Ermawati, S,Farm., Apt selaku dosen wali yang telah banyak
membantu dalam memberi saran, dorongan serta nasehat kepada saya
selama menempuh program S1 Farmasi di Universitas Muhammadiyah
Malang.
6. Seluruh
staf
pelaksana
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bantuan kepada penulis
7. Ayahanda Moch.Yusuf dan Ibunda Winarani untuk semua doa, dukungan
moral, materiil dan semangatnya.
8. Kakakku Rika Yustita dan kakak ipar Luhur Wahyu W.yang selalu
memberi semangat, doa dan dorongan untuk cepat-cepat menyelesaikan
iv
skripsi ini, dan keponakan ku Zhahir Muhammad Adhyastha yang selalu
menghibur di saat banyak revisian, meskipun selalu mengganggu saat
mngerjakan Tugas Akhir ini. Dan adik ku M.Rizal Efendy yang
memberikan semangat dan doa.
9. Teman seperjuangan mulai awal masuk kuliah sampai mengerjakan
skripsi ini Yunita Indah Palupy, sering pulang malam di Lab berdua,
kalau capek praktikum sering tidur di alas kardus yang ada di Lab. Dan
selalu saling mendukung dan medoakan untuk mengerjakan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Lisa Kristian (Icha), Ratu Citra Sakinah (Bebong),
Santi Putri Pertiwi (Entis), Nowval Surya Kusuma (Saleho), Hafis
Fathari Maraya (Gobes), Novan Tri Anggoro (Kamso) yang tidak bosanbosannya selalu mendengarkan keluh kesah ku di saat mengerjakan
skripsi ini.
11. Teman-teman Farmasi angkatan 2009 terima kasih atas saran, masukkan,
doa dan semangatnya.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masuh jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
yang di harapkan akan menyempurnakan penelitian ini. Namun demikian, semoga
hasil-hasil yang dituangkan lewat penelitian ini bermanfaat.
Malang, Juli 2014
Penulis
v
RINGKASAN
“ IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT (BKO) TEOFILIN DAN
PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT
– DENSITOMETRI”
Jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan mineral,
bahan tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Kecenderungan gaya hidup “Back to Nature” menyebabkan penggunaan
jamu maupun suplemen makanan cenderung meningkat, yang terjadi di negara
maju maupun negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Menyikapi
kondisi ini banyak industri obat tradisional harus membuat obat tradisional
sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Pada penelitian ini di pilih dua senyawa obat yaitu teofilin dan prednison
karena dua senyawa obat ini sering di campurkan ke dalam jamu asma yang
beredar di luar. Jamu asma ini merupakan salah satu jenis jamu yang banyak di
gunakan oleh masyarakat luas, sehingga dalam penelitian ini di batasi untuk
sediaan jamu asma. Telah di ketahui jika senyawa obat (teofilin dan prednison) ini
telah di salah gunakan penggunaannya, jika tidak sesuai dengan dosis atau
takarannya akan menyebabkan beberapa efek samping yang dapat membahayakan
kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Untuk efek samping teofilin yang
sering terjadi denyut jantung yang meningkat, dan untuk efek samping senyawa
obat prednison dengan dosis yang tidak sesuai akan menimbulkan full moon face.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
dengan instrumen Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Analisis kualitatif
dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan menentukan panjang gelombang.
Sedangkan pada analisis kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara
kadar baku dengan peak area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam
sampel.
Penentuan sampel menggunakan metode random sampling dengan cara
pengambilan sampel di lakukan di 10 toko jamu yang berada di Kecamatan
Sukun, Malang lalu dari 10 sampel tersebut di temukan bahwa hanya 3 sampel
jamu asma yang mengandung tambahan bahan kimia obat (BKO) teofilin dan
prednison. Dengan merk berbeda, no.batch berbeda, dan no.registrasi yang
berbeda.
Dari hasil analisis kuantitatif dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan
menentukan panjang gelombang dapat mendeteksi adanya bahan kimia obat
teofilin dan prednison dalam sediaan sampel jamu asma yang sama dengan baku
standart. Pola spektra antara baku teofilin dengan sampel mempunyai panjang
gelombang yang sama yaitu 274 nm, sedangkan pola spektra antara baku
vi
prednison dengan sampel tidak terdeteksi panjang gelombangnya. Dan hasil dari
Analisis Kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara kadar baku dengan
peak area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam sampel.
Kesimpulan dari hasil penelitian identifikasi bahan kimia obat teofilin
dan prednison pada sediaan jamu asma dengan metode KLT-Densitometri bahwa
sampel A, sampel B dan sampel C yang di peroleh di kecamatan sukun malang
hanya mengandung bahan kimia obat teofilin, sedangkan bahan kimia obat
prednison tidak terdeteksi.
vii
ABSTRAK
IDENTIFIKASI BAKAN KIMIA OBAT (BKO) TEOFILIN DAN
PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLTDENSITOMETRI
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya Bahan Kimia Obat
(BKO) teofilin dan prednison dalam sediaan jamu asma yang beredar di
kecamatan Sukun Malang.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
dengan instrumen Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Analisis kualitatif
dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan menentukan panjang gelombang. Dari
hasil penelitian ini di peroleh pada analisis kualitatif Rf teofilin dan prednison
masing-masing 0,44-0,46 dan 0,49-0,60. Pola spektra baku teofilin dan sampel
memiliki panjang gelombang maksimum 274 nm, sedangkan pola spektra baku
prednison dan sampel tidak terdeteksi panjang gelombangnya. Pada analisis
kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara kadar baku dengan peak
area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam sampel.
Sediaan jamu asma yang terdapat di Kecamatan Sukun Malang, yang
berupa sampel A, sampel B, dan sampel C mengandung Bahan Kimia Obat
(BKO) teofilin saja, sedangkan Bahan Kimia Obat (BKO) prednison tidak
terdeteksi.
Kata Kunci : Jamu, Teofilin, Prednison, KLT – Densitometri
viii
ABSTRACT
THE IDENTIFICATION OF THEOPHYLLINE AND PREDNISONE
MEDICAL CHEMICALS IN ASTHMATIC HERBAL PREPARATION BY
USING THIN LAYER CHROMATOGRAPHY (TLC)-DENSITOMETRIC
METHOD
This study aimed at investigating the presence of theophylline and
prednisone medical chemicals in asthmatic herbal preparations in Sukun of
Malang.
This study employed qualitative and quantitative analyses by using Thin
Layer Chromatography-Densitometric instrument. Qualitative analysis was
conducted by observing Rf-score, spectral pattern, and by determining the
wavelength. The findings of the qualitative analysis revealed that Rf-score in
theophylline and prednisone were 0,44-0,46 and 0,49-0,60 consecutively. The raw
spectral pattern of theophylline and samples was 274 nm of maximum
wavelength. Meanwhile, the wavelenght of raw spectral pattern of prednisone and
samples was undetected. In addition, quantitative analysis was conducted by
determining curve linearity between raw level and peak area, and by determining
the level of medicinal chemicals in the samples.
Moreover, asthmatic herbal preparations in Sukun District of Malang
represented by sample A, sample B, and sample C only contained theophylline
medicinal chemical. The presence of prednisone was undetected.
Keyword : Herb, Theophylline, Prednisone, Thin Layer Chromatography(TLC)Densitometric
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
ii
LEMBAR PENGUJIAN .............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
RINGKASAN .............................................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang obat tradisional ............................................
6
2.2 Tinjauan bahan kimia obat dalam jamu asma .........................
7
2.2.1Teofilin ............................................................................
7
2.2.2 Prednison........................................................................
8
2.3 Tinjauan kromatografi lapis tipis ............................................
9
2.3.1 Tinjauan umum ..............................................................
9
2.3.2 Kromatografi Lapis Tipis ...............................................
9
2.3.3 Fase diam .......................................................................
12
2.3.4 Fase gerak ......................................................................
12
2.3.5 Analisis kualitatif menggunakan kromatografi lapis
tipis ..................................................................................
13
2.3.6 Analisis kuantitatif menggunakan kromatografi lapis
tipis.................................................................................
x
14
2.4 Tinjauan tentang densitometer ................................................
14
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Konsep teoritis ........................................................................
16
3.2 Skema kerangka konseptual ....................................................
18
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Alat-alat...................................................................................
19
4.2 Bahan-bahan ...........................................................................
19
4.3 Teknik sampling......................................................................
19
4.4 Metode Penelitian ...................................................................
20
4.4.1 Pembuatan larutan standart induk teofilin ....................
20
4.4.1.1 Pembuatan fase gerak ........................................
20
4.4.1.2 Penentuan panjang gelombang maksimum........
21
4.4.2 Pembuatan larutan standart induk prenison ..................
21
4.4.2.1 Pembuatan fase gerak .......................................
21
4.4.2.2 Penentuan panjang gelombang maksimum.......
22
4.5 Ekstraksi jamu asma................................................................
22
4.6 Penentuan analisis kualitatif....................................................
22
4.7 Penentuan analisa kuantitatif...................................................
22
4.8 Analisa data .............................................................................
23
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Teknik Sampling.......................................................................
24
5.2 Analisis kualitatif campuran teofilin dan prednison dengan
menggunakan beberapa seri eluen ...........................................
24
5.3 Analisis kualitatif bahan kimia obat teofilin danprednison
dalam jamu asma ......................................................................
25
5.3.1 Preparasi sampel dan uji kromatografi lapis tipis .............
25
5.3.2 Penentuan pola spektra .....................................................
26
5.3.3 Penentuan panjang gelombang maksimum ......................
32
5.4 Analisis kuantitatif bahan kimia obat teofilin dan prednison
dalam sediaan jamu ..................................................................
33
5.4.1 Penentuan linieritas kurva baku ........................................
33
5.4.2 Penetapan kadar teofilin dan prednison dalam sampel .....
36
xi
BAB 6 PEMBAHASAN .............................................................................
38
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ................................................................................
42
7.2 Saran ..........................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
43
LAMPIRAN ................................................................................................
45
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Struktur Kimia Theofilin .......................................................................
7
2.2 Struktur Kimia Prednison......................................................................
8
2.3 Pengukuran Harga Rf ............................................................................
10
3.2 Skema Kerangka Konsep ......................................................................
18
5.1 Pola spektra teofilin dan sampel A........................................................
27
5.2 Pola spektra teofilin dan sampel A........................................................
28
5.3 Pola spektra prednison dan sampel A ...................................................
29
5.4 Pola spektra teofilin dengan sampel B dan sampel C ...........................
30
5.5 Pola spektra prednison dengan sampel B dan sampel C .......................
31
5.6 Kurva baku teofilin dan prednison ........................................................
34
5.7 Kurva baku teofilin dan prednison .......................................................
36
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
5.1 Hasil pengambilan sampel jamu asma ..................................................
24
5.2 Hasil pengamatan nilai Rf baku I (teofilin) dan sampel .......................
25
5.3 Hasil pengamatan nilai Rf baku II (prednison) dan sampel ..................
25
5.4 Hasil pengamatan panjang gelombang maks. Baku teofilin dengan
sampel ...................................................................................................
32
5.5 Hasil pengamatan panjang gelombang maks. Baku prednison dengan
sampel ...................................................................................................
32
5.6 Tabel kalibrasi baku kerja (lempeng 2) .................................................
33
5.7 Tabel kalibrasi baku kerja (lempeng 3) .................................................
35
5.8 Kadar teofilin dalam sampel .................................................................
36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Daftar riwayat hidup ................................................................................
45
2 Surat pernyataan .......................................................................................
46
3 Daftar kegiatan .........................................................................................
47
4 Anggaran penelitian .................................................................................
48
5 Foto hasil KLT dengan berbagai seri eluen .............................................
49
6 Foto uji kualitatif teofilin dan prednison ..................................................
51
7 Perhitungan kadar.....................................................................................
54
8 Nilai r tabel ...............................................................................................
62
9 Hasil gambat densitogram .......................................................................
63
10 Daftar jamu.............................................................................................
67
xv
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Public Warning/Peringatan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia tentang Obat Tradisional Mengandung
Bahan Kimia Obat No:HM.03.03.1.43.08.10.8013, Jakarta, 13 Agustus
2010, http://www.pom.go.id/public/peringatan public/default.asp. di akses
tanggal 28 Maret 2012
Anonim, 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia No: HK.00.05.1.23.3516 tahun 2009 tentang
Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat
Herbal dan Fitofarmaka tahun 2009, www.pom.go.id . diakses tanggal
28 maret 2012
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, hal 537 dan 649
Badan POM, 2004. Survei Aktif Keamanan Obat Tradisional Pelangsing di
Jabotabek. Laporan
Bambang, R.S., 1986. Analisis Jamu. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila., p.95-105
Cannel, R.J.P., 1998. How To Approach The Isolation of A Natural Product. In:
Cannel, R.J.P. (Eds) Natural Products Isolation, New Jersey: Humana
Press Inc, pp. 11, 40-41
Clarke’s, E.G.C, 2004. Analysis of drugs and poisons,.London : the
pharmaceutical press hal.403-405, 423-424.
Fried, B dan Sherma., 1994. Thin Layer Chromatography Techniques and
Application, Ed.3rd , New York:Marcel Dekker, Inc.,pp.3-22
Heckelman,P.E., O’Neil, M.J., and Smith, A.,2001. The Merck Index An
Encyclopedia of Chemical, Drug and Biologicals, 13th ed. Whitehouse
Station, NJ:Merck & CO, Inc, hal.1473
Hoan tjay, Tan dan Kirana Raharja.,2007, Obat-obat Penting, Ed.VI, cetakan
keenam, Jakarta, Gramedia hal 105-107 dan 324-325.
Marcus DM, Grollman AP., 2002. Sounding Board Botanical Medicines-The
need for new regulation. N Engl J. Med347 (25): 2073-2076
Mulya, M., dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental, Surabaya: Airlangga
Universiy Press.pp.147-235
Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat, Edisi V, cetakan ketiga, 203 ITB Press,
Bandung hal 340.
xvi
Rahman, A,. dan Ginanjar, IbnuG. 2007. Kimia Farmasi Analisis, Jogjakarta, pp.
353-364.
Skoog, D.A., 1998. Priciple of Instrumental Analysis, 5th ed. Harcourt Bruce
And Company, USA, hal.675-695
Swetman, S.C. 2009. Martindal The Complete Drug Reference. The Extra
Pharmacopoeia. Thirty-Sixty Edition, London: The Pharmaceitical Press.
Touchstone , J.C., and Dobbins, M.F., 1983. Practice of Thin Layer
Chromatography. New York: A Wiley Interscience Publication, hal 102136.
xvii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sumber alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan
umat manusia adalah tumbuh-tumbuhan. Sumber alam ini dapat digunakan
sebagai obat dan hal ini sudah dilakukan oleh masyarakat sejak jaman dahulu
sebagai bahan obat tradisional atau yang lebih dikenal dengan jamu. Menurut
peraturan pemerintah No.72 tahun 1998 tentang sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang dimaksud sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetik.
Obat tradisional atau jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan mineral, bahan tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik),
atau campuran daari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman (UU RI nomer 23 tahun 1992 tentang
kesehatan). Industri obat tradisional harus membuat obat tradisional sedemikian
rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhu persyaratan yang
tercantum dalam dokumentasi izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan resiko
yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah dan tidak
efektif (Badan POM 2011).
Jamu bisa dimanfaatkan untuk obat luar dan dalam yang harus diminum.
Obat luar bisa dioles, digosok, direndam, atau di tempel. Image jamu biasanya bau
yang tidak enak dan rasanya pahit. Khasiat jamu dipercaya sejak zaman dahulu.
Jamu menggunakan bermacam-macam tumbuhan yang diambil dari alam dan efek
sampingnya relative lebih kecil dibanding obat medis.
Akhir-akhir ini dalam memelihara dan menjaga kesehatan, masyarakat
cenderung kembali ke alam (back to nature) sehingga sekarang banyak sekali
yang kembali menggunakan jenis obat tradisional atau jamu yang beredar di
pasaran. Namun disayangkan, jamu yang merupakan ikon Indonesia yang
seharusnya hanya berisi simplisia tanaman, saat ini banyak ditemukan
mengandung bahan kimia obat.
1
2
Berdasarkan Permenkes Nomor: 246/ Menkes/ Per/ V/ 1990, obat
tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang
berkhasiat obat, serta bahan yang tergolong obat keras atau narkotika, hewan atau
tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Badan POM menemukan ratusan jenis jamu yang
seharusnya masuk dalam public warning Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(Badan POM), masih beredar bebas di pasaran sebanyak 165 jenis produk jamu
yang dicampur BKO dan 56 jenis diantaranya. BKO yang ditemukan tersebut
antara lain adalah fenilbutason, deksametason, CTM, parasetamol, ibuprofen,
furosemid, piroksikam, teofilin, prednisone, kafein, natrium diklofenak, dan asam
mefenamat. Penggunaan BKO yang tidak tepat dan dosis yang tidak sesuai dapat
menyebabkan berbagai efek samping seperti iritasi saluran cerna, kerusakan
hati/ginjal, gangguan penglihatan dan ritmik irama jantung (Anonim, 2010)
Jamu asma saat ini sangat mudah di dapatkan dipasaran sehingga hal ini
dijadikan peluang bagi beberapa pihak untuk mendapatkan keuntungan dengan
merugikan orang lain. Yakni dengan mengklaim produk jamu sesak nafas mereka
lebih berkhasiat, padahal mereka menambahkan bahan kimia obat (BKO) dalam
produk jamu tersebut. Sudah berkali-kali Badan POM menemukan dan
memerintahkan untuk ditarik dari peredaran, sampai saat ini masih saja beredar.
Di Indonesia obat tradisional masih banyak mengandung BKO karena obat
tradisional di Indonesia merupakan produk OTC (over the counter) sehingga
konsumen dapat menggunakan setiap saat.
Bila pada obat tradisional terdapat BKO, maka penggunaan yang terus
menerus akan menimbulkan resiko yang membahayakan kesehatan tubuh. BKO
yang di tambahkan ke dalam jamu asma yaitu teofilin dan prednison. Teofilin
adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru
obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru
obstruktif kronik. Teofilin merupakan salah satu obat utama untuk pengobatan
asma akut maupun kronik. Efek samping teofilin antara lain denyut jantung
meningkat, berdebar-debar, mual-muntah, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan
irama jantung, kejang, gangguan sistem syaraf pusat, takikardia, takiaritmia, dan
gangguan alat cerna. Teofilin harus diberikan secara hati-hati pada penderita
3
epilepsi, gangguan ritme jantung, dan penyakit hati. Penggunaan teofilin harus lah
berhati-hati karena batas keamanan dosis yang cukup sempit. Dosis terapi dapat
dicapai pada kadar 10-20 mg/lt, namun efek samping juga sudah muncul pada
kadar tersebut dan lebih berat lagi pada kadar diatas 20 mg/lt. Salah satu BKO
pada jamu asma adalah prednisone. Prednisone adalah obat golongan
kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, beberapa penyakit
peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang
rematik, radang usus, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit
gangguan
sistem
kekebalan
tubuh,
seperti
berbagai
jenis
alergi,
dan
lupus. Penggunaan obat yang hanya dapat diresepkan oleh dokter ini dapat
menyebabkan moon face, gangguan pencernaan, gangguan tulang dan otot,
osteoporosis, gangguan hormon, depresi, insomnia, glaukoma, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, golongan kortikosteroid digolongkan
sebagai obat keras atau obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Masyarakat diminta waspada terhadap perdagangan produk jamu yang
berbahan kimia obat karena peredarannya semakin marak dengan di temukannya
beberapa obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat. Selain
merusak citra perjamuan dan obt-obat tradisional Indonesia yang menggunakan
bahan-bahan alami, jamu yang di buat dari bahan kimia obat dengan dosis yang
tidak terkira juga bisa mengancam jiwa konsumen itu sendiri.
Selain kemungkinan adanya toksisitas intrinsik yang dimiliki oleh
beberapa tanaman obat dalam ramuan Obat Tradisional kemungkinan adanya
pencemaran zat-zat yang toksik seperti logam berat dan jamur (aflatoksin), dan
penambahan secara ilegal bahan kimia obat, merupakan faktor yang berperan
dalam keamanan Obat Tradisional (Marcus dan Grollman, 2002; De Smet2004).
Pada saat ini perkembangan-perkembangan peredaran obat tradisional
yang semakin tidak terkendali. Ada penyimpangan yang dilakukan pelaku usaha
yang tidak bertanggung jawab. Contohnya saja pemalsuan obat tradisional yang
tidak sesuai dengan komposisi aslinya sehingga menyebabkan produk tersebut
tidak layak di konsumsi dan tidak memenuhi standar kesehatan sehingga
membahayakan kesehatan konsumen tersebut. Oleh karena itu, pemerintah dan
4
pelaku usaha berperan penting dan bertanggung jawab terhadap peredaran obat
tradisional yang berbahan kimia obat.
Dalam hal untuk mengoptimalisasi pemisahan teofilin dan prednison di
butuhkan metode yang secara optimal agar dapat memisahkan teofilin dan
prednison dari komponen lain dalam sediaan. Untuk itu di pilih suatu komposisi
eluen untuk memisahkan bahan kimia obat dengan jamu. Dan untuk menjamin
keamanan khasiat dan manfaat dari jamu yang beredar di pasaran maka perlu
dilakuka pengawasan mutu, hal ini dapat dilakukan ddengan metode
spektrofotometri dan kromatografi. Metode kromatografi yang banyak di gunakan
dalam proses analisis adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas
(KG), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Kromatografi Gas dan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pelaksanaanya masih relative mahal dan
memiliki sensitivitas yang tinggi namun memerlukan waktu yang lama dan
membutuhkan biaya yang besar, sehingga peneliti memilih menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang di kombinasikan dengan densitometri.
Teknik ini digunakan untuk pemisahan dua komponen yang lebih, lebih mudah di
laksanakan, sederhana dan biaya relative lebih murah daripada Kromatografi Gas
dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sehingga diharapkan bisa
digunakan untuk memisahkan antara teofilin dengan komponen jamu dan
mengidentifikasi BKO pada jamu yang beredar di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka hal yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah sediaan jamu asma yang beredar di masyarakat mengandung
bahan kimia obat teofilin dan prednison?
2. Berapa banyak kadar bahan kimia obat teofilin dan prednisone dalam
sediaan jamu asma?
3. Eluen manakah yang optimal untuk memisahkan Bahan Kimia Obat
Teofilin dan Prednison pada sediaan jamu Asma?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Adanya tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sediaan obat tradisional asma yang mengandung Bahan
Kimia Obat (BKO) teofilin dan prednison.
2. Untuk mengetahui kadar bahan kimia obat teofilin dan prednison pada
sediaan jamu asma.
3. Menentukan eluen yang optimal untuk memisahkan Bahan Kimia Obat
Teofilin dan Prednison pada sediaan jamu Asma.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya kontrol kualitas secara ketat
pada sediaan obat tradisional yang beredar di pasaran oleh BPOM dan konsumen
lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat tradisional.
SKRIPSI
DWI NOER PRATIWI
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN
DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA
DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Penyusun Tugas Akhir dengan judul IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA
OBAT TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA
DENGAN METODE KLT – DENSITOMETRI ini, di ajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Keberhasilan penyusun skripsi
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari pihak tersebut,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt selaku pembimbing I yang
memberikan ide, bimbingan, bantuan dan nasehat dengan penuh
perhatian dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitiaan
sampai selesai penulisan laporan akhir penelitian.
2. Drs. H. Ahmad Inoni, Apt selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan ide, bimbingan, petunjuk maupun saran kepada penulis.
3. Ibu Arina Swastika M, S.Farm.,Apt selaku penguji I yang telah benyak
memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Siti Rofida S.Si.,M.Farm.,Apt selaku penguji II yang memberikan
saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dian Ermawati, S,Farm., Apt selaku dosen wali yang telah banyak
membantu dalam memberi saran, dorongan serta nasehat kepada saya
selama menempuh program S1 Farmasi di Universitas Muhammadiyah
Malang.
6. Seluruh
staf
pelaksana
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bantuan kepada penulis
7. Ayahanda Moch.Yusuf dan Ibunda Winarani untuk semua doa, dukungan
moral, materiil dan semangatnya.
8. Kakakku Rika Yustita dan kakak ipar Luhur Wahyu W.yang selalu
memberi semangat, doa dan dorongan untuk cepat-cepat menyelesaikan
iv
skripsi ini, dan keponakan ku Zhahir Muhammad Adhyastha yang selalu
menghibur di saat banyak revisian, meskipun selalu mengganggu saat
mngerjakan Tugas Akhir ini. Dan adik ku M.Rizal Efendy yang
memberikan semangat dan doa.
9. Teman seperjuangan mulai awal masuk kuliah sampai mengerjakan
skripsi ini Yunita Indah Palupy, sering pulang malam di Lab berdua,
kalau capek praktikum sering tidur di alas kardus yang ada di Lab. Dan
selalu saling mendukung dan medoakan untuk mengerjakan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Lisa Kristian (Icha), Ratu Citra Sakinah (Bebong),
Santi Putri Pertiwi (Entis), Nowval Surya Kusuma (Saleho), Hafis
Fathari Maraya (Gobes), Novan Tri Anggoro (Kamso) yang tidak bosanbosannya selalu mendengarkan keluh kesah ku di saat mengerjakan
skripsi ini.
11. Teman-teman Farmasi angkatan 2009 terima kasih atas saran, masukkan,
doa dan semangatnya.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masuh jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
yang di harapkan akan menyempurnakan penelitian ini. Namun demikian, semoga
hasil-hasil yang dituangkan lewat penelitian ini bermanfaat.
Malang, Juli 2014
Penulis
v
RINGKASAN
“ IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT (BKO) TEOFILIN DAN
PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT
– DENSITOMETRI”
Jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan mineral,
bahan tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Kecenderungan gaya hidup “Back to Nature” menyebabkan penggunaan
jamu maupun suplemen makanan cenderung meningkat, yang terjadi di negara
maju maupun negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Menyikapi
kondisi ini banyak industri obat tradisional harus membuat obat tradisional
sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Pada penelitian ini di pilih dua senyawa obat yaitu teofilin dan prednison
karena dua senyawa obat ini sering di campurkan ke dalam jamu asma yang
beredar di luar. Jamu asma ini merupakan salah satu jenis jamu yang banyak di
gunakan oleh masyarakat luas, sehingga dalam penelitian ini di batasi untuk
sediaan jamu asma. Telah di ketahui jika senyawa obat (teofilin dan prednison) ini
telah di salah gunakan penggunaannya, jika tidak sesuai dengan dosis atau
takarannya akan menyebabkan beberapa efek samping yang dapat membahayakan
kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Untuk efek samping teofilin yang
sering terjadi denyut jantung yang meningkat, dan untuk efek samping senyawa
obat prednison dengan dosis yang tidak sesuai akan menimbulkan full moon face.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
dengan instrumen Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Analisis kualitatif
dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan menentukan panjang gelombang.
Sedangkan pada analisis kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara
kadar baku dengan peak area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam
sampel.
Penentuan sampel menggunakan metode random sampling dengan cara
pengambilan sampel di lakukan di 10 toko jamu yang berada di Kecamatan
Sukun, Malang lalu dari 10 sampel tersebut di temukan bahwa hanya 3 sampel
jamu asma yang mengandung tambahan bahan kimia obat (BKO) teofilin dan
prednison. Dengan merk berbeda, no.batch berbeda, dan no.registrasi yang
berbeda.
Dari hasil analisis kuantitatif dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan
menentukan panjang gelombang dapat mendeteksi adanya bahan kimia obat
teofilin dan prednison dalam sediaan sampel jamu asma yang sama dengan baku
standart. Pola spektra antara baku teofilin dengan sampel mempunyai panjang
gelombang yang sama yaitu 274 nm, sedangkan pola spektra antara baku
vi
prednison dengan sampel tidak terdeteksi panjang gelombangnya. Dan hasil dari
Analisis Kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara kadar baku dengan
peak area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam sampel.
Kesimpulan dari hasil penelitian identifikasi bahan kimia obat teofilin
dan prednison pada sediaan jamu asma dengan metode KLT-Densitometri bahwa
sampel A, sampel B dan sampel C yang di peroleh di kecamatan sukun malang
hanya mengandung bahan kimia obat teofilin, sedangkan bahan kimia obat
prednison tidak terdeteksi.
vii
ABSTRAK
IDENTIFIKASI BAKAN KIMIA OBAT (BKO) TEOFILIN DAN
PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLTDENSITOMETRI
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya Bahan Kimia Obat
(BKO) teofilin dan prednison dalam sediaan jamu asma yang beredar di
kecamatan Sukun Malang.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
dengan instrumen Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Analisis kualitatif
dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan menentukan panjang gelombang. Dari
hasil penelitian ini di peroleh pada analisis kualitatif Rf teofilin dan prednison
masing-masing 0,44-0,46 dan 0,49-0,60. Pola spektra baku teofilin dan sampel
memiliki panjang gelombang maksimum 274 nm, sedangkan pola spektra baku
prednison dan sampel tidak terdeteksi panjang gelombangnya. Pada analisis
kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara kadar baku dengan peak
area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam sampel.
Sediaan jamu asma yang terdapat di Kecamatan Sukun Malang, yang
berupa sampel A, sampel B, dan sampel C mengandung Bahan Kimia Obat
(BKO) teofilin saja, sedangkan Bahan Kimia Obat (BKO) prednison tidak
terdeteksi.
Kata Kunci : Jamu, Teofilin, Prednison, KLT – Densitometri
viii
ABSTRACT
THE IDENTIFICATION OF THEOPHYLLINE AND PREDNISONE
MEDICAL CHEMICALS IN ASTHMATIC HERBAL PREPARATION BY
USING THIN LAYER CHROMATOGRAPHY (TLC)-DENSITOMETRIC
METHOD
This study aimed at investigating the presence of theophylline and
prednisone medical chemicals in asthmatic herbal preparations in Sukun of
Malang.
This study employed qualitative and quantitative analyses by using Thin
Layer Chromatography-Densitometric instrument. Qualitative analysis was
conducted by observing Rf-score, spectral pattern, and by determining the
wavelength. The findings of the qualitative analysis revealed that Rf-score in
theophylline and prednisone were 0,44-0,46 and 0,49-0,60 consecutively. The raw
spectral pattern of theophylline and samples was 274 nm of maximum
wavelength. Meanwhile, the wavelenght of raw spectral pattern of prednisone and
samples was undetected. In addition, quantitative analysis was conducted by
determining curve linearity between raw level and peak area, and by determining
the level of medicinal chemicals in the samples.
Moreover, asthmatic herbal preparations in Sukun District of Malang
represented by sample A, sample B, and sample C only contained theophylline
medicinal chemical. The presence of prednisone was undetected.
Keyword : Herb, Theophylline, Prednisone, Thin Layer Chromatography(TLC)Densitometric
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
ii
LEMBAR PENGUJIAN .............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
RINGKASAN .............................................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang obat tradisional ............................................
6
2.2 Tinjauan bahan kimia obat dalam jamu asma .........................
7
2.2.1Teofilin ............................................................................
7
2.2.2 Prednison........................................................................
8
2.3 Tinjauan kromatografi lapis tipis ............................................
9
2.3.1 Tinjauan umum ..............................................................
9
2.3.2 Kromatografi Lapis Tipis ...............................................
9
2.3.3 Fase diam .......................................................................
12
2.3.4 Fase gerak ......................................................................
12
2.3.5 Analisis kualitatif menggunakan kromatografi lapis
tipis ..................................................................................
13
2.3.6 Analisis kuantitatif menggunakan kromatografi lapis
tipis.................................................................................
x
14
2.4 Tinjauan tentang densitometer ................................................
14
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Konsep teoritis ........................................................................
16
3.2 Skema kerangka konseptual ....................................................
18
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Alat-alat...................................................................................
19
4.2 Bahan-bahan ...........................................................................
19
4.3 Teknik sampling......................................................................
19
4.4 Metode Penelitian ...................................................................
20
4.4.1 Pembuatan larutan standart induk teofilin ....................
20
4.4.1.1 Pembuatan fase gerak ........................................
20
4.4.1.2 Penentuan panjang gelombang maksimum........
21
4.4.2 Pembuatan larutan standart induk prenison ..................
21
4.4.2.1 Pembuatan fase gerak .......................................
21
4.4.2.2 Penentuan panjang gelombang maksimum.......
22
4.5 Ekstraksi jamu asma................................................................
22
4.6 Penentuan analisis kualitatif....................................................
22
4.7 Penentuan analisa kuantitatif...................................................
22
4.8 Analisa data .............................................................................
23
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Teknik Sampling.......................................................................
24
5.2 Analisis kualitatif campuran teofilin dan prednison dengan
menggunakan beberapa seri eluen ...........................................
24
5.3 Analisis kualitatif bahan kimia obat teofilin danprednison
dalam jamu asma ......................................................................
25
5.3.1 Preparasi sampel dan uji kromatografi lapis tipis .............
25
5.3.2 Penentuan pola spektra .....................................................
26
5.3.3 Penentuan panjang gelombang maksimum ......................
32
5.4 Analisis kuantitatif bahan kimia obat teofilin dan prednison
dalam sediaan jamu ..................................................................
33
5.4.1 Penentuan linieritas kurva baku ........................................
33
5.4.2 Penetapan kadar teofilin dan prednison dalam sampel .....
36
xi
BAB 6 PEMBAHASAN .............................................................................
38
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ................................................................................
42
7.2 Saran ..........................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
43
LAMPIRAN ................................................................................................
45
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Struktur Kimia Theofilin .......................................................................
7
2.2 Struktur Kimia Prednison......................................................................
8
2.3 Pengukuran Harga Rf ............................................................................
10
3.2 Skema Kerangka Konsep ......................................................................
18
5.1 Pola spektra teofilin dan sampel A........................................................
27
5.2 Pola spektra teofilin dan sampel A........................................................
28
5.3 Pola spektra prednison dan sampel A ...................................................
29
5.4 Pola spektra teofilin dengan sampel B dan sampel C ...........................
30
5.5 Pola spektra prednison dengan sampel B dan sampel C .......................
31
5.6 Kurva baku teofilin dan prednison ........................................................
34
5.7 Kurva baku teofilin dan prednison .......................................................
36
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
5.1 Hasil pengambilan sampel jamu asma ..................................................
24
5.2 Hasil pengamatan nilai Rf baku I (teofilin) dan sampel .......................
25
5.3 Hasil pengamatan nilai Rf baku II (prednison) dan sampel ..................
25
5.4 Hasil pengamatan panjang gelombang maks. Baku teofilin dengan
sampel ...................................................................................................
32
5.5 Hasil pengamatan panjang gelombang maks. Baku prednison dengan
sampel ...................................................................................................
32
5.6 Tabel kalibrasi baku kerja (lempeng 2) .................................................
33
5.7 Tabel kalibrasi baku kerja (lempeng 3) .................................................
35
5.8 Kadar teofilin dalam sampel .................................................................
36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Daftar riwayat hidup ................................................................................
45
2 Surat pernyataan .......................................................................................
46
3 Daftar kegiatan .........................................................................................
47
4 Anggaran penelitian .................................................................................
48
5 Foto hasil KLT dengan berbagai seri eluen .............................................
49
6 Foto uji kualitatif teofilin dan prednison ..................................................
51
7 Perhitungan kadar.....................................................................................
54
8 Nilai r tabel ...............................................................................................
62
9 Hasil gambat densitogram .......................................................................
63
10 Daftar jamu.............................................................................................
67
xv
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Public Warning/Peringatan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia tentang Obat Tradisional Mengandung
Bahan Kimia Obat No:HM.03.03.1.43.08.10.8013, Jakarta, 13 Agustus
2010, http://www.pom.go.id/public/peringatan public/default.asp. di akses
tanggal 28 Maret 2012
Anonim, 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia No: HK.00.05.1.23.3516 tahun 2009 tentang
Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat
Herbal dan Fitofarmaka tahun 2009, www.pom.go.id . diakses tanggal
28 maret 2012
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, hal 537 dan 649
Badan POM, 2004. Survei Aktif Keamanan Obat Tradisional Pelangsing di
Jabotabek. Laporan
Bambang, R.S., 1986. Analisis Jamu. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila., p.95-105
Cannel, R.J.P., 1998. How To Approach The Isolation of A Natural Product. In:
Cannel, R.J.P. (Eds) Natural Products Isolation, New Jersey: Humana
Press Inc, pp. 11, 40-41
Clarke’s, E.G.C, 2004. Analysis of drugs and poisons,.London : the
pharmaceutical press hal.403-405, 423-424.
Fried, B dan Sherma., 1994. Thin Layer Chromatography Techniques and
Application, Ed.3rd , New York:Marcel Dekker, Inc.,pp.3-22
Heckelman,P.E., O’Neil, M.J., and Smith, A.,2001. The Merck Index An
Encyclopedia of Chemical, Drug and Biologicals, 13th ed. Whitehouse
Station, NJ:Merck & CO, Inc, hal.1473
Hoan tjay, Tan dan Kirana Raharja.,2007, Obat-obat Penting, Ed.VI, cetakan
keenam, Jakarta, Gramedia hal 105-107 dan 324-325.
Marcus DM, Grollman AP., 2002. Sounding Board Botanical Medicines-The
need for new regulation. N Engl J. Med347 (25): 2073-2076
Mulya, M., dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental, Surabaya: Airlangga
Universiy Press.pp.147-235
Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat, Edisi V, cetakan ketiga, 203 ITB Press,
Bandung hal 340.
xvi
Rahman, A,. dan Ginanjar, IbnuG. 2007. Kimia Farmasi Analisis, Jogjakarta, pp.
353-364.
Skoog, D.A., 1998. Priciple of Instrumental Analysis, 5th ed. Harcourt Bruce
And Company, USA, hal.675-695
Swetman, S.C. 2009. Martindal The Complete Drug Reference. The Extra
Pharmacopoeia. Thirty-Sixty Edition, London: The Pharmaceitical Press.
Touchstone , J.C., and Dobbins, M.F., 1983. Practice of Thin Layer
Chromatography. New York: A Wiley Interscience Publication, hal 102136.
xvii