Profil Kompetensi Siswa TINJAUAN PUSTAKA
yang dikuasai sebagai hasil pengalaman pendidikan. Penilaian berbasis kompetensi menurut Yamin 2009: 199 harus ditunjukan untuk menge-
tahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan sehingga dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar kompetensi oleh
peserta didik.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar menurut pendapat Bloom dalam Sardiman 2004: 23 meliputi knowledge pengetahuana, ingatan,
comprehension pemahaman, menjelaskan, meringkas, analysis me- nguraikan, menentukan hubungan bangunan, syntesis mengorgani-
sasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, evaluation me- nilai, dan aplication menerapkan.
Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pen- didikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat
ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain : pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatifpedagogis. Pendekatan
sosial, peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Pendekatan
psikologis, peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi,
seperti : bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosionalpersonal, dan kemampuan jasmaniah. Pendekatan edukatif pedagogis, pendekatan
pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menye-
luruh dan terpadu Hamalik, 2009: 7-8.
Peserta didik sebagai salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses pendidikan. Di pandang dalam segi kedudu-
kannya peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing.
Dalam perspektif padagogis, peserta didik diartikan sebagai makhluk homo educandum, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dengan
pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi-potensi sehingga memerlukan binaan dan bimbingan untuk
mengaktualisasikannya agar dapat menjadi manusia yang sempurna Sukring, 2013: 89.
Perkembangan anak adalah perkembangan keseluruhan aspek kepriba- diannya, akan tetapi tempo dan irama pekembangan masing-masing anak
pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping
karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi
aspek latar belakang siswa yang menurut Dunkin di sebut pupil formative experiences serta faktor sifat yang dimiliki siswa pupil properties.
Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran siswa, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga
yang bagaimana siswa berasal, sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan, dan sikap Sanjaya,
2006: 54.
Interaksi dalam proses belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik yaitu memberi dan menerima antara guru dan peserta didik dalam
situasi pendidikan. Keterlaksanaan proses belajar mengajar juga didasar- kan pada hakekat peserta didik yaitu : a Subyek didik bertanggung-
jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup. b Subyek pendidikan memiliki potensi, baik fisik
maupun psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-masing subyek didik merupakan insane yang unik. c Subyek didik memerlukan
pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi. d Subyek didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif menghadapi lingkungan
Sudjana, 1989: 63.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat di golongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu. Di dalam membiacarakan faktor ekstern ini, akan di bahas menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor
kelelahan. a Faktor jasmaniah itu sendiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. b Faktor psi-
kologis, sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah di kelom- pokkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat. a Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah Slameto. 2010: 54-
64.
Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelan- jutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran” Ihsan, F. 2003: 18. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidi- kan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar SD dan madrasah ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta
sekolah menengah pertama SMP dan madrasah tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat Depdiknas. 2003: 7.
Pendidikan dasar menurut Ihsan 2003: 22 adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar
yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan menengah meru-
pakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah menurut Depdiknas 2003: 8 terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas SMA, madrasah aliyah MA, sekolah menengah
kejuruan SMK, dan madrasah aliyah kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan me-
ngadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam
dunia kerja Pendidikan Ihsan. 2003: 23. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas Depdiknas. 2003: 8.