69
46.8 23.4
3.12 6.24
0.30 0.26
0.16 0.24
0.26 0.15
0.24 0.23
0.12
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 Kadar P
Dosis Si g Na2SiO3 pot
Dosis P g SP36 pot
20 23.4
46.8
0.27 0.25
0.27 0.23
0.15 0.11
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 Kadar P
Inokulan FMA g Mik pot
Dosis Si g Na2SiO3 pot
20 3.12
6.24
0.26 0.22
0.23 0.20
0.21 0.18
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 Kadar P
Inokulan FMA g Mik pot
Dosis P g SP36 pot
a b
c
Gambar 13. Kadar P Daun Bendera Akibat Kerlakuan a Kombinasi Si dan P b Kombinasi Si dan FMA dan c Kombinasi P dan FMA
Pada kombinasi Si dan FMA, peningkatan dosis Si ke Si
1
meningkatkan kadar N daun bendera pada M
maupun M
1
, peningkatan dosis ke Si
2
menurun. Inokulasi FMA menaikkan kadar N daun bendera pada semua dosis Si Tabel, 8.
Pada kombinasi Si dan P, peningkatan dosis Si meningkatkan kadar K daun bendera hanya pada P
2
sedangkan pada dosis P lainnya cenderung tetap. Peningkatan dosis P meningkatkan kadar K daun bendera pada semua dosis Si.
Pada kombinasi P dan FMA, peningkatan dosis P meningkatkan K daun bendera pada M
1
. Pada M sampai dosis P
1
tidak berubah dan P
2
meningkat. Inokulasi FMA meningkatkan K daun bendera pada semua dosis P. Pada kombinasi Si dan FMA,
inokulasi FMA meningkatkan kadar K daun bendera pada semua dosis Si. Peningkatan dosis Si meningkatkan kadar K daun bendera terutama pada M
1...
Hasil pengamatan infeksi akar pada pot yang tidak diinokulasi dan diinokulasi FMA
disajikan pada Gambar 14.
70
a c
b
Gambar 14. Morfologi Struktur Akar Padi Gogo Tanpa Inokulasi dan
Diinokulasi FMA. a akar tanpa inokulasi, b hifa internal, c spora dalam akar
Pada pot yang tidak diinokulasi FMA tidak dijumpai kolonisasi pada akar padi yang tumbuh, sedangkan pada tanaman yang diinokulasi dapat diidentifikasi hifa internal
dan spora
Pembahasan
Peran kunci P didalam tumbuhan adalah pada pembentukan adenosin trifosfat ATP dan adenosin difosfat ADP Tisdale
et al, 1985; Jones, Wolf dan Mills, 1991. Oleh sebab itu peningkatkan serapan P oleh tumbuhan akan
meningkatkan proses metabolisme tumbuhan sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasilnya.
Penambahan Si dan pupuk P kedalam tanah meningkatkan P tersedia, sehingga meningkatkan kadar P pada daun bendera. Inokulasi FMA meningkatkan
kemampuan padi untuk menyerap P dari tanah sehingga juga meningkatkan kadar P daun bendera. Pengaruh Si terhadap kadar P daun bendera pada percobaan ini
berbeda dengan hasil percobaan dengan kultur air yang menunjukkan penurunan serapan P akibat perlakuan Si Okuda dan Takahashi, 1965. Peningkatan kadar P
daun bendera karena perlakuan Si juga akibat peningkatan kemampuan tanaman berfotosintesis sehingga serapan hara meningkat Okuda dan Takahashi 1965, dan
Ma dan Takahashi 2002. Peningkatan kadar P daun bendera meningkatkan bobot gabah, jerami dan
jumlah malai Tabel 7. Salah satu peran P pada tanaman padi adalah meningkatkan pengisian bulir padi sehingga meningkatnya kadar P daun bendera
meningkatkan bobot gabah. Perlakuan Si meningkatkan bobot kering daun dan batang. Hal tersebut terjadi karena senyawa Si di tanaman padi diendapkan di
permukaan daun dan batang Okuda dan Takahashi 1965. Pada padi silikat
71
berperan dalam hal : meningkatkan efisiensi penggunaan P, meningkatkan jumlah bulir per malai dan persentase pematangan gabah.
Peningkatan kadar P daun bendera akibat inokulasi FMA berkaitan dengan kemampuannya FMA dalam menyerap P. Hifa eksternal FMA yang bersimbiosis
dengan akar tanaman akan memperluas permukaan serapan akar, sehingga dapat lebih banyak menyerap hara dan air dari tanah, dan dapat menjangkau daerah
perakaran yang lebih luas. Perluasan permukaan serapan akar tersebut juga menyebabkan peningkatan kadar N dan K daun bendera.
FMA umumnya berperan maksimal pada tanaman-tanaman yang mempunyai perakaran kasar dan terbatas
Reid, 1990. Peningkatan bobot gabah, jerami dan jumlah malai sejalan dengan
peningkatan kadar P, N dan K daun bendera. Peningkatan N dan K daun bendera juga terjadi akibat perbaikan pertumbuhan tanaman padi, diantaranya perbaikan
status P tanaman. Fosfor pada tanaman padi berperan dalam meningkatkan perkembangan perakaran, jumlah anakan dan pengisian bulir padi. Perbaikan
kemampuan tanaman berfotosintesis, tegaknya daun bendera karena perlakuan Si dan perbaikan perakaran padi akibat pupuk P menyebabkan kemampuan tanaman
untuk menyerap hara meningkat. Salah satu peran P dalam tumbuhan adalah mendorong perkembangan
perakaran. Hal ini menyebabkan sering muncul pengaruh antagonis apabila inokulasi FMA dikombinasikan dengan pemupukan P seperti terlihat pada
penurunan kolonisasi akar dari 87.04 ke 81.09 akibat meningkatnya dosis P dari P
ke P
1
Tabel 7. Namun demikian Tabel 7 dan 8 menunjukkan bahwa FMA tetap dapat meningkatkan kadar P, N dan K daun bendera dan bobot gabah yang
menunjukkan bahwa pada kondisi ketersediaan P tinggi 0.2 μg Pml larutan tanah
FMA tetap mampu memperbaiki serapan P padi, walaupun mungkin peranannya lebih kecil dibandingkan bila kondisi kekurangan P.
Serapan ion oleh akar tanaman dari tanah diatur oleh dua faktor, yaitu: transfer ion dari tanah dan kekuatan akar menyerap. Pada kondisi hara yang cukup
ion-ion NO
3 -
, SO
4 -2
, dan Ca
2+
yang bergerak ke akar melalui aliran massa, maka serapannya ditentukan oleh kapasitas serapan akar dan hifa fungi simbion.
Sedangkan ion yang sukar bergerak seperti H
2
PO
4 -
, atau HPO
4 =
yang bergerak ke akar terutama melalui proses difusi dan serapannya tergantung jangkauan
perakaran tumbuhan. Menurut Powell dan Bagyaraj, 1984; Reid, 1990 dan Smith
72
and Read 1997; dengan adanya hifa mikoriza arbuskula maka serapan ion lebih cepat dibandingkan dengan difusi. Menurut Ezawa
et al., 2002 tranlokasi dari hifa menuju tanaman berlangsung melalui arbuskul yang memegang peranan penting
dalam translokasi ion P ke tanaman melalui sitoplasma dan diteruskan ke vakuola. Dengan demikian inokulasi FMA meningkatkan kadar P, N dan K daun bendera,
yang terjadi karena perbaikan serapan oleh akar dan pemupukan. Sedangkan pengaruh Si terhadap kadar P, N dan K daun bendera diduga akibat peningkatan
kemampuan tanaman berfotosintesis sehingga serapan hara meningkat Okuda dan Takahashi 1965. Peningkatan kadar N, P dan K juga diduga akibat perbaikan
translokasi P. Secara keseluruhan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1. Perubahan bobot gabah sejalan dengan perubahan kadar P, N dan K daun bendera
2. Nilai peningkatan bobot gabah, bobot jerami, jumlah malai, kadar P, kadar N daun bendera akibat perlakuan Si dan P menurun setelah dosis Si
1
23.4 g Na
2
SiO
3
pot, dan P
1
3.12 g SP36pot 3. Perlakuan P sampai pada tingkat P
2
tetap meningkatkan bobot gabah, bobot jerami, jumlah malai dan kadar P, kadar N, kadar K daun bendera
4. Inokulasi FMA meningkatkan bobot gabah dan kadar P daun bendera pada semua dosis P dan Si
5. Interaksi antar perlakuan pada percobaan ini umumnya merupakan interaksi yang sinergis artinya penambahan satu faktor menyebabkan pengaruh faktor
pertama meningkat dan sebaliknya.
Kesimpulan
Peningkatan bobot gabah, bobot jerami dan jumlah malai terjadi akibat perbaikan kadar hara tanaman seperti ditunjukkan oleh peningkatan kadar P, N dan
K daun bendera. Perbaikan kadar hara tersebut terjadi akibat perbaikan ketersediaan P dan perbaikan serapan N dan K karena perbaikan pertumbuhan
tanaman padi, Penambahan Si dan P ke dalam tanah meningkatkan P tersedia. Inokulasi
FMA meningkatkan kolonisasi akar oleh minoriza sehingga meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap hara khusunya P.
73
Pengaruh kombinasi antar perlakuan Si dan P, Si dan inokulasi FMA dan P dan inokulasi FMA umumnya merupakan pengaruh sinergis.
Walaupun kolonisasi akar menurun dari 87.04 ke 81.09 pada pemberian 98
μgg P0.2 μgml P dalam larutan tanah, tetapi kadar P daun bendera tetap meningkat yang menunjukkan FMA tetap mampu meningkatkan serapan P.
Daftar Pustaka
Ezawa, T., Smith, S.E. and Smith, F. A. 2002. P metabolism and transport in AM fungi. Plant and Soil. 244: 221-230
Jones Jr, J. B., Wolf, B., and Mills, H. A. 1991. Plant Analysis Handbook. Micro- Macro Publishing, Inc. Athens, Georgia.
Killham, K. 1994. Soil Ecology. Cambridge University Press. Cambridge. Ma, J. F. And Takahashi, E. 2002. Soil, Fertilizer and Plant Silicon Research in
Japan. Elsevier Science B. V. Amsterdam. Okuda, A. and Takahashi, E. 1965. The role of silicon.
In. The Mineral Nutrition of the Rice Plant. The International Rice Research Institute. The John
Hopkins Press, Baltimore, Maryland. Paul, E. A. and Clark, F. E. 1989. Soil Microbiology and Biochemistry. Academic
Press, Inc. San Diego, California. Powel, C. L., and Bagyaraj, D. J. 1984. VA Mycorrhiza. CRC Press, Inc. Boca
Raton. Florida. Reid, C.P.P. 1990. Mycorrhizas.
In. Lynch, J.M. Ed. The Rhizosphere. John Wiley and Sons. Chichester.
Setiadi, Y., Mansur, I., Budi., S.W., dan Ahmad. 1992. Mikrobiologi Tanah Hutan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.
Smith, S. E. dan Read, D. J. 1997. Mycorrhizal Symbiosis. 2
nd
Ed. Academic Press, Harcourt Brace and Company, Publ. San Diego.
Tisdale, S. L., Nelson, W. L. and Beaton, J. D. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4
th
Ed. Macmillan Publishing, Co. Inc. New York. Yoshida, S. 1975. Factors that limit the growth and yields of upland rice.
In. Major Research in Upland Rice. The International Rice Research Institute. Los
Banos, Laguna.
PENGARUH Na
2
SiO
3
, TERAK BAJA, FOSFAT DAN INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP
PRODUKSI DAN SERAPAN HARA PADI VARIETAS CIRATA PADA ULTISOL JASINGA
Rasional
Percobaan laboratorium dan rumah kaca merupakan percobaan dalam kondisi lingkungan yang relatif terkendali sehingga pengaruh perlakuan tidak
terganggu oleh berbagai faktor lingkungan yang mungkin berpengaruh negatif terhadap perlakuan yang diberikan. Dalam percobaan lapang berbagai faktor yang
mempengaruhi ketersediaan hara, inokulasi FMA dan pertumbuhan tanaman tidak dapat dikendalikan. Permasalahan produksi padi gogo umumnya berasal dari
ketersediaan air dan kesuburan tanah yang rendah terutama kekurangan N, P, K, S dan Si De Datta dan Feuer, 1975; Ponnamperuma, 1975; dan Yoshida, 1975.
Hasil percobaan laboratorium dan rumah kaca menunjukkan pengaruh positif perlakuan Si Na
2
SiO
3
, P dan inokulasi FMA pada beberapa sifat tanah dan pertumbuhan padi. Selain hal tersebut berbagai kombinasi perlakuan Si x P, P x
FMA dan Si x FMA bersifat sinergis yang mendukung tanaman untuk tumbuh lebih baik.
Namun demikian Na
2
SiO
3
bukan merupakan bahan pupukamelioran yang mudah diperoleh dan murah. Terak baja merupakan alternatif bahan amelioran yang
kaya silikat, relatif murah dan lebih mudah diperoleh sehingga perlu dicoba untuk dibandingkan pengaruhnya dengan Na
2
SiO
3
. Demikian pula halnya dengan inokulan FMA, perlu dipelajari pengaruhnya dalam kondisi lingkungan tidak terkontrol.
Kemampuan untuk berpengaruh pada kondisi lapang menunjukkan keunggulan isolat FMA tersebut untuk bersaing memperebutkan lingkungan dengan organisme
indigenous
.
Percobaan lapang bertujuan untuk mempelajari pengaruh terak baja, Na
2
SiO
3
, fosfat dan inokulasi FMA dalam meningkatkan serapan hara dan produksi padi gogo.
Bahan dan Metode
1. Waktu dan Tempat