Pembelajaran Kooperatif Landasan Teori

12 aspek, yaitu : 1 Pengetahuan, yaitu jenjang kemampuan mencakup pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan dan atau ingatan rumus, batasan, definisi, istilah-istilah, 2 Pemahaman, misalnya menghubungkan grafik dengan kejadian, menghubungkan dua konsep yang berbeda, 3 Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan menggunakan abstraksi yang berupa ide, rumus, teori ataupun prinsip-prinsip ke dalam situasi baru dan konkret, 4 Analisis adalah usaha menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya, 5 Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur- unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk yang menyeluruh, 6 Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan nilai tentang sesuatu berdasarkan pendapat dan pertimbangan yang dimiliki dan kriteria yang dipakai.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda atau heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu siswa dalam kelompok belum menguasai materi. 13 http:akhmadsudrajat.wordpress.com20080731cooperative-learning- teknik-jigsaw Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut . ƒ Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. ƒ Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. ƒ Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok. ƒ Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. ƒ Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. ƒ Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama 14 lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan- keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan dan diajarkan untuk mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu : 1 Hasil belajar akademik 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu 3 Pengembangan ketrampilan sosial Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya 15 Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok. Pada dasarnya pembelajaran kooperatif mempunyai 6 enam langkah utama sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah laku Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase 2 Menyajikan informasi Menyajikan informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan bacaan. Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membentu setiap kelompok Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu. 16 Dengan demikian, “mahasiswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi tim ahli saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian mahasiswa itu kembali pada timkelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif, disusun langkah-langkah pokok sebagai berikut; 1 pembagian tugas, 2 pemberian lembar ahli, 3 mengadakan diskusi, 4 mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif ini diatur secara instruksional sebagai berikut: a Membaca: mahasiswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan informasi. b Diskusi kelompok ahli: mahasiswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut. c Diskusi kelompok: ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya. 17 d Kuis: mahasiswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik. e Penghargaan kelompok: penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. Di bawah ini akan disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksud yaitu hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif , antara lain: 1 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aceng haetami dan supriadi, bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA1 SMAN5. http:anoa.unhalu.ac.idacengPENERAPAN20MO DEL20PEMBELAJARAN20KOOPERATIF20TIP E20JIGSAW.pdf 2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bahriyatul Azizah 2006 dengan menerapkan pembelajaran kooperatif bahasan jurnal khusus di tingkat SMA dapat digunakan metode pembelajaran kooperatif karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan metode ini saat akan melaksanakan pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus. 18 http:digilib.unnes.ac.idgsdlcollectskripsiarchives HASH011000a3183e.dirdoc.pdf Di bawah ini akan disajikan beberapa jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksud yaitu hasil jurnal pendidikan teknik mesin pada penerapan model pembelajaran pengapian konvensional,kelistrikan otomotif, antara lain: ™ Diambil dari buku jurnal volume 7 no.1 Juni 2007 tentang praktik kelistrikan otomotif peneliti: Hadromi, S.Pd,MT berdasarkan penelitian dapat disimpulkan : ● Tingkat penguasaan materi praktek kelistrikan otomotif dilihat dari tingkat penguasaan rata-rata sample antara 70-85 sebanyak 67,65. Disamping itu dampak dari penerapan pembelajaran antara lain : ketersediaan bahan pembelajaran job sheet. Operation sheet, evaluation sheet, dan ditemukannya model pembelajaran inovatif pada kelistrikan otomotif ● Penerapan pengajaran dapat diterapkan pada mata kuliah praktik yang memiliki karakteristik yang sama. 19

3. Sistem Pengapian

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MEDIA PERAGA SISTEM AC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

1 7 148

Peningkatan Hasil Belajar Kelistrikan Otomotif Dengan Menggunakan Alat Peraga Sistem Pengapian Konvensional Pada Mahasiswa D3 Otomotif Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang

0 6 106

PENERAPAN MEDIA PERAGA SISTEM PENGAPIAN BERBASIS KONTAK POINT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA 3 (D3) OTOMOTIF TEKNIK MESIN UNNES

0 20 114

PENGGUNAAN PANEL PERAGA DAN WIRING DIAGRAM SISTEM PENERANGAN MOBIL TERHADAP HASIL BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA TEKNIK OTOMOTIF

2 31 99

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PANEL PERAGA DALAM PEMBELAJARAN KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK.

0 0 1

(ABSTRAK) PENERAPAN PANEL PERAGA SISTEM PENGAPIAN DALAM PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA D3 TEKNIK MESIN UNNES.

0 0 2

(ABSTRAK) PENERAPAN MEDIA PERAGA SISTEM PENGAPIAN BERBASIS KONTAK POINT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF PADA MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA 3 (D3) OTOMOTIF TEKNIK MESIN UNNES.

0 0 2

PENGGUNAAN PANEL PERAGA DAN WIRING DIAGRAM SISTEM PENERANGAN MOBIL TERHADAP HASIL BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA TEKNIK OTOMOTIF.

0 5 1

“Peran Media Peraga dalam Peningkatan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Motor Starter pada Perakitan Otomotif I Mahasiswa Progam S1 Pendidikan Teknik Mesin FT Unnes Tahun 2010”.

0 0 1

Peningkatan Hasil Belajar Sistem Pengapian Full Transistor Menggunakan Media Peraga Distributor Board Panel pada Perkuliahan Kelistrikan Otomotif Mahasiswa Program Diploma (D3) Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

0 0 1