Kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menangani PKL

akan selalu bertarung memperebutkan berbagai macam sumber daya. Karena itu, konflik sosial merupakan ciri permanen dari semua masyarakat yang semakin kompleks, tetapi bentuk tingkat kekerasan yang diambil secara substansial sangat bervariasi. Weber mengatakan, konflik dalam memperebutkan sumber daya ekonomi merupakan ciri dasar kehidupan sosial, tetapi dia berpendapat banyak tipe- tipe konflik lain yang terjadi. Weber menekankan dua tipe. Dia menganggap konflik dalam arena politik sebagai sesuatu yang sangat fundamental. Kehidupan sosial dalam kadar tertentu merupakan pertentangan untuk memperoleh kekuasaan dan dominasi oleh sebagian individu dan kelompok tertentu terhadap yang lain, dan dia tidak menganggap pertentangan untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Proposisi-proposisi yang menyangkut tentang konflik menurut Weber antara lain : 1. Semakin besar derajat kemerosotan legitimasi politik penguasa, maka semakin besar kecenderungan timbulnya konflik antara kelas atas dan bawah. 2. Semakin karismatik pemimpin kelompok bawah, semakin besar kemampuan kelompok ini memobilisasi kekuatan dalam suatu sistem, maka semakin besar tekanan kepada penguasa lewat penciptaan suatu sistem undang-undang dan sistem administrasi pemerintahan.

G. Kerangka Pemikiran

Pembangunan Daerah bidang ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan peraturan daerah yang menjadi tugas Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung khususnya dalam upaya penertiban Pedagang Kaki Lima PKL di Kota Bandar Lampung. Penyelenggara tugas Kantor Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung sejak di berlakukan Otonomi Daerah, mempunyai tugas pokok berdasarkan PP No.32 Th 2004 sebagai berikut: a. Memelihara ketentraman dan ketertiban daerah b. Melakukan penegakkan perda dan Keputusan Kepala Daerah dalam rangka pemeliharaan ketentraman dan ketertiban c. Melakukan upaya bimbingan agar anggota masyarakat tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu ketentrman dan ketertiban masyarakat\ d. Melakukan penertiban terhadap anggota masyarakat yang melanggar aturan ketentuan perda dan Keputusan Kepala Daerah Dalam upaya memelihara ketentraman dan ketertiban, sebagai tugas Polisi Pamong Praja maka upaya menanggulangi perbuatan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandar Lampung adalahh satu tugasnya. Guna melihat reaksi perlawanan Pedagang Kaki Lima terhadap penertiban Satpol PP di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung, maka sebagai berikut : Perlawanan PKL adalah: 1. Perlawanan Positif, artinya PKL menerima atau menyetujui penertiban Satpol PP dalam menertibkan PKL. 2. Perlawanan Negatif, artinya PKL tidak menerima atau menolak penertiban Satpol PP dalam menertibkan PKL. Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir Peneliti akan diberikan dalam bagan Pemikiran sebagai berikut: Satpol PP Tugas Wewenang Pedagang Kaki Lima PKL Reaksi Positif Negatif Solusi yang diinginkan oleh para PKL Gambar 1. Kerangka Pikir Bentuk perlawanan PKL ppppppedagang Penyebab perlawanan PKL