Ayat 1 : Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang di bawahnya, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi. Ayat 2 :
Badan peradilan yang berada di bawah peradilan Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum,
peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara. Peradilan umum bertugas melayani kepentingan anggota masyarakat
dalam kebutuhannya memperoleh keadilan dan kebenaran. Oleh sebab itu, siding- sidang penyelesaian perkara dilakukan terbuka untuk umum. Tingkat
menyelesaikan perkara ada tiga, yaitu: 1. Pengadilan Negeri
2. Pengadilan Tinggi 3. Mahkamah Agung
HUKUM ACARA PIDANA
A. Pengertian
Hukum acara pidana merupakan bagian dari hukum pidana dalam arti luas yang terdiri dari hukum pidana material dan hukum pidana formal.
- Hukum Pidana Material : mengatur tentang perbuatan yang dilarang dan diharuskan, siapa yang melanggar larangan atau
keharusan diancam dengan atau pemidanaan. - Hukum Pidana Formal : keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur tata cara aparatur negara yang berwenang kepolisian, kejaksaan, pengadilan melaksanakan dan
mempertahankan hukum pidana material yang dilanggar. Penyelenggaraannya berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana.
B. Fungsi Hukum Acara Pidana
Beberapa fungsi hukum acara pidana menurut van Bemmelen, yaitu: Pertama : mencari dan menemukan kebenaran karena adanya persangkaan atau
dugaan dilanggarnya undang-undang hukum pidana Kedua : diusahakan diusutnya pelaku tindak pidana dilakukan penyidikan
Ketiga : diupayakan tindakan agar pelaku tindak pidana ditangkap dan ditahan Keempat : mengumpulkan barang-barang bukti dan hasil penyidikan untuk
Mendukung kebenaran dan tuntutan terhadap terdakwa dalam pemeriksaan di pengadilan
Kelima : menyerahkan pelaku ke pengadilan untuk diperiksa dan dijatuhkan Putusan pidana
Keenam : menentukan upaya hukum terhadap putusan pengadilan Ketujuh : Melaksanakan keputusan pengadilan eksekusi
Jika disimpulkan, fungsi hukum acara pidana ada 3, yakni mencari dan menemukan kebenaran, mengadili dan menjatuhkan keputusan kepada terdakwa,
serta melaksanakan keputusan pengadilan terhadap terdakwa.
C. Sumber Hukum
1. Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP
3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
5. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
perubahan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang- Undang Nomor 35 Tahun1999, serta Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1970 tentang Kekuasaan Kehakiman 6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung
perubahan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
7. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum perubahan dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 dan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum 8. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
9. Yurisprudensi 10. Doktrin atau pendapat para ahli hukum
D. Asas-Asas Hukum