d. Amanat
Amanat  yang  hendak  disampaikan  oleh  penyair  dapat  ditelaah  setelah memahami  tema,  rasa,  dan  nada  puisi  itu.  Tujuanamanat  merupakan  hal
yang  mendorong  penyair  untuk  menciptakan  puisinya.  Amanat  tersirat  di balik  kata-kata  yang  disusun,  dan  juga  berada  di  balik  tema  yang
diungkapkan.
2.2 Hakikat Majas
Majas atau gaya bahasa adalah salah satu pembangun nilai keindahan atau estetik suatu  karya  sastra.  Dengan  majas,  penyair  mengungkapkan  pemikiran,
perenungan,  pemahaman,  dan  pengalaman  batin  melalui  kata-kata  berkias,  kata- kata  yang  tidak  langsung  menunjuk  kepada  maksud  yang  dituju  melainkan
dikiaskan  atau  dipersamakan  dengan  sesuatu  yang  lain.  Penggunaan  majas  akan menghasilkan karya sastra yang kaya akan makna.
2.2.1 Pengertian Majas
Ada  beberapa  pengertian  tentang  majas.  Majas  bahasa  figuratif  ialah  bahasa yang digunakan penyair  untuk  mengatakan sesuatu dengan  cara membandingkan
dengan  benda  atau  kata  lain  Kosasih,  2012:  104.  Majas  mengiaskan  atau mempersamakan sesuatu dengan hal yang lain. Maksudnya, agar gambaran benda
yang  dibandingkan  itu  lebih  jelas. Majas  adalah  bahasa  berkias  yang  dapat
menghidupkanmeningkatkan  efek  dan  menimbulkan  konotasi  tertentu  Soedjito dalam Priyatni, 2012: 72.
Bahasa figuratif majas ialah bahasa  yang digunakan penyair untuk  mengatakan sesuatu  dengan  cara  yang  tidak  biasa,  yakni  secara  tidak  langsung
mengungkapkan  makna  Waluyo,  1987:  83.  Permajasan  adalah  teknik pengungkapan dengan menggunakan bahasa kias  maknanya tidak merujuk pada
makna  harfiah  Suyanto,  2012:  52.  Dalam  penelitian  ini,  penulis  merujuk  pada pendapat  Soedjito  yang  menyatakan  bahwa  majas  adalah  bahasa  berkias  yang
dapat menghidupkanmeningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
2.2.2 Jenis-Jenis Majas
Permajasan  dibagi  menjadi  tiga,  yaitu  1  perbandingan,  2  pertautan,  dan  3 pertentangan  Suyanto,  2012:  52.  Lingkup  penelitian  majas  dalam  pembahasan
ini  ditekankan  pada  ketiga  majas  tersebut,  yaitu  majas  perbandingan,  majas pertautan,  dan  majas  pertentangan.  Tarigan  1985:  9  membedakan  gaya  bahasa
atau  majas  perbandingan  menjadi  sepuluh  macam,  majas  pertautan  menjadi  tiga belas  macam,  dan  majas  pertentangan  menjadi  dua  puluh  macam.  Majas
perbandingan,  meliputi  1  majas  perumpamaan,  2  majas  metafora,  3  majas personifikasi, 4 majas depersonifikasi, 5 majas alegori, 6 majas antitesis, 7
majas pleonasme, 8 majas perifrasis, 9 majas antisipasi atau prolepsis, dan 10 majas koreksi atau epnotosis. Majas pertautan, meliputi 1 majas metonimia, 2
majas  sinekdoke,  3  majas  alusi,  4  majas  eufemisme,  5  majas  eponim,  6 majas epitet, 7 majas antonomasia, 8 majas eroteis, 9 majas paralelisme, 10
majas elipsis, 11 majas gradasi, 12 majas asindenton, 13 majas polisindeton. Dan majas pertentangan, meliputi  1 majas hiperbola, 2 majas litotes, 3 majas
ironi, 4 majas oksimoran, 5 majas paronomasia, 6 majas paralepsis, 7 majas
zeugma  dan  silepsis,  8  majas  satire,  9  majas  inuendo,  10  majas  antifrasis, 11  majas  paradoks,  12  majas  klimaks,  13  majas  antiklimaks,  14  majas
apotrof, 15 majas anastrof atau inversi, 16 majas apofasis atau preterisio, 17 majas histeron proteron, 18 majas hipalase, 19 majas sinisme, dan 20 majas
sarkasme.
2.2.2.1 Majas Perbandingan
Tarigan  1985:  9  membedakan  majas  atau  gaya  bahasa  menjadi  sepuluh,  yaitu perumpamaan,  metafora,  personifikasi,  depersonifikasi,  alegori,  antitesis,
pleonasme, perfrasis, antisipasi atau prolepsis, dan koreksio atau epanortesis. 1.
Majas Perumpamaan Perumpamaan  adalah  asal  kata  simile  dalam  bahasa  Inggris.  Kata  simile
berasal dari  bahasa  Latin  yang  bermakna  ‘seperti’.  Perumpamaan  adalah
perbandingan dua hal  yang pada hakikatnya berlainan dan  yang sengaja  kita anggap  sama.  Itulah  sebabnya  maka  sering  pula  kata  perumpamaan
disamakan  saja  dengan  ‘persamaan’.  Perbandingan  itu  secara  eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti  dan sejenisnya Tarigan, 1985: 9-10.
Majas perumpamaan secara eksplisit dijelaskan oleh kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, dan serupa Tarigan, 1985: 10.
Contoh: 1
bak cacing kepanasan 2
laksana bulan kesiangan 3
seperti air dengan minyak
4 matanya seperti bintang timur
2. Majas Metafora
Metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti ‘memindahkan’;
dari  meta ‘di  atas;  melebihi’  +  pherein  ‘membawa’.  Metafora  membuat
perbandingan  antara  dua  hal  atau  benda  untuk  menciptakan  suatu  kesan mental  yang  hidup  walaupun  tidak  dinyatakan  secara  eksplisit  dengan
penggunaan  kata-kata  seperti,  ibarat,  bak  sebagai,  umpama,  laksana, penaka, serupa seperti pada perumpamaan Dale [et al] dalam Tarigan, 1985:
15. Metafora  merupakan  perbandingan  yang  bersifat  tidak  langsungimplisit,
hubungan  antara  sesuatu  yang  dinyatakan  pertama  dengan  kedua  hanya bersifat  sugesti,  tidak  ada  kata-kata  penunjuk  perbandingan  eksplisit
Suyanto,  2012:  52.  Dengan  demikian,  metafora  merupakan  majas perbandingan  yang  bersifat  tidak  langsung  tanpa  menggunakan  kata  seperti
atau sebagai di antara dua hal yang berbeda. Contoh:
1 Kata adalah pedang tajam
2 Perpustakaan gudang ilmu
3 Pemuda pemudi adalah bunga bangsa
3. Majas Personifikasi
Personifikasi  berasal  dari  bahasa  Latin  persona  orang,  pelaku,  aktor,  atau topeng yang dipakai dalam drama + fic membuat. Oleh karena itu, apabila
kita  menggunakan  gaya  bahasa  personafikasi,  kita  memberikan  ciri-ciri