Pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di kecamatan sidikalang kabupaten dairi Tahun 2015

PELAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III OLEH BIDAN DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI
SARINTAN NAINGGOLAN 145102213
KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015
Abstrak
Sarintan Nainggolan
Latar belakang : Manajemen aktif kala III adalah segera memberikan oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir dan melakukan traksis terkendali pada tali pusat agar separasi plasenta segera di inisiasi. Kala III persalinan adalah periode yang dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta lengkap. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015. Metodologi penelitian : Desain penelitian ini merupakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional.populasi penelitian ini adalah bidan yang memilikipraktek bidan mandiri sebanyak 34 bidan dan sampel penelitian menggunakan total sampling berjumlah 34 bidan. Instrument penelitian berupa kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan univariat. Hasil penelitian : Menunjukkan bahwa dari 34 bidan di kecamatan sidikalang sidikalang kabupaten dairi yang melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 21 bidan (61,8%) dan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 13 bidan (38,2%) Kesimpulan dan saran : Dari 34 bidan di kecamatan sidikalang sidikalang kabupaten dairi yang melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 21 bidan (61,8%). pelaksanaan belum terlaksana secara optimal. Saran yang diharapkan kepada seluruh bidan agar lebih menambah wawasan dan keilmuan mengenai kebidanan terutama dalam ruang linkup persalinan yaitu pelaksanaan manajemen aktif kala III. Kata-kata kunci : Bidan, Manajemen aktif kala III
i

Implementation Of Active Management Kala III By Midwives In District Sidikalang Dairi 2015
Abstract
Sarintan nainggolan
Background : Active management of the third stage is to immediately give 10 IU oxytocin immediately after birth and do traksis controlled on the cord so that the separation of the placenta immediately at initiation. Third stage of labor is the period that began immediately after the baby is born until the birth of the placenta is complete. Objective : To determine the Active Management Implementation Kala III By Midwives in district sidikalang 2015. Research Methodology : The study design was a cross sectional descriptive study was midwife memilikipraktek independent midwife of 34 midwives and sample using a total sampling amounted to 34 midwives. Research instrument in the form of a questionnaire. This study data analysis using univariate. Result : Shows that of 34 midwives in the district Sidikalang Sidikalang Dairi who perform active management of the third stage were 21 midwives (61.8%) and who do not perform active management of the third stage were 13 midwives (38,2%). Conclusions and suggestions : Implementation of active management of the third stage in the district of Dairi should be done optimally because of the higher science and the demands of the latest science that should be owned by every midwife. Suggestions are expected to all midwives to be better in science and technology to current knowledge about obstetrics, especially in the implementation of active management of the third stage. Key words : Midwives, Active management of the third stage
ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di kecamatan sidikalang kabupaten dairi Tahun 2015”. Dalam laporan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun bahasanya, namun demikian peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kiranya tulisan ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, peneliti banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bentuk moril maupun materi, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Christoffel L Tobing, MKed, SpOG (K) selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Drs. Hutur Siregar, M.Si selaku camat di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, dan seluruh staf pegawai camat di sidikalang yang telah
iii

memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh bidan di Kecamatan Sidikalang yang telah bersedia ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden, sehingga penulis dapat penyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan cinta dan kasih sayang serta dukungan moril, materil, dan spritual sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. 8. Kepada adikku tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat serta doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. 9. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 10. Seluruh pihak yang turut ambil andil dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua (Amin).
Medan, Juli 2015 Peneliti,
SARINTAN NAINGGOLAN NIM145102213
iv

v

vi

LEMBAR SKEMA Skema 1. Kerangka Konsep pelaksanaan manajemen aktif kala III
vii

viii


DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Riwayat Hidup Lampiran 2 : Lembar Skema Lampiran 3 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5 : Lembar Data Demografi Lampiran 6 : Lembar Kuesioner Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
ix

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015
Abstrak
Sarintan Nainggolan
Latar belakang : Manajemen aktif kala III adalah segera memberikan oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir dan melakukan traksis terkendali pada tali pusat agar separasi plasenta segera di inisiasi. Kala III persalinan adalah periode yang dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta lengkap. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015. Metodologi penelitian : Desain penelitian ini merupakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional.populasi penelitian ini adalah bidan yang memilikipraktek bidan mandiri sebanyak 34 bidan dan sampel penelitian menggunakan total sampling berjumlah 34 bidan. Instrument penelitian berupa kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan univariat. Hasil penelitian : Menunjukkan bahwa dari 34 bidan di kecamatan sidikalang sidikalang kabupaten dairi yang melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 21 bidan (61,8%) dan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 13 bidan (38,2%) Kesimpulan dan saran : Dari 34 bidan di kecamatan sidikalang sidikalang kabupaten dairi yang melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 21 bidan (61,8%). pelaksanaan belum terlaksana secara optimal. Saran yang diharapkan kepada seluruh bidan agar lebih menambah wawasan dan keilmuan mengenai kebidanan terutama dalam ruang linkup persalinan yaitu pelaksanaan manajemen aktif kala III. Kata-kata kunci : Bidan, Manajemen aktif kala III
i

Implementation Of Active Management Kala III By Midwives In District Sidikalang Dairi 2015
Abstract
Sarintan nainggolan
Background : Active management of the third stage is to immediately give 10 IU oxytocin immediately after birth and do traksis controlled on the cord so that the separation of the placenta immediately at initiation. Third stage of labor is the period that began immediately after the baby is born until the birth of the placenta is complete. Objective : To determine the Active Management Implementation Kala III By Midwives in district sidikalang 2015. Research Methodology : The study design was a cross sectional descriptive study was midwife memilikipraktek independent midwife of 34 midwives and sample using a total sampling amounted to 34 midwives. Research instrument in the form of a questionnaire. This study data analysis using univariate. Result : Shows that of 34 midwives in the district Sidikalang Sidikalang Dairi who perform active management of the third stage were 21 midwives (61.8%) and who do not perform active management of the third stage were 13 midwives (38,2%). Conclusions and suggestions : Implementation of active management of the third stage in the district of Dairi should be done optimally because of the higher science and the demands of the latest science that should be owned by every midwife. Suggestions are expected to all midwives to be better in science and technology to current knowledge about obstetrics, especially in the implementation of active management of the third stage. Key words : Midwives, Active management of the third stage
ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan
pelayanan kesehatan di suatu Negara. Di Negara asean, Indonesia mempuanyai angka kematian dengan rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup menurut SDKI tahun 2012. angka kematian perinatal dengan cepat dapat dirasakan penurunannya, tetapi aki belum banyak penurunan. Bila persalinan di Indonesia diperkirakan 5.000.000 pertahun. Kematian ibu dan perinatal terjadi justru pada pertolongan pertama yang sangat diperlukan, sehingga sebenarnya masih banyak mempunyai peluang untuk dapat menghindari atau menurunkannya. (Manuaba. 2008,hal.253).
Sebagian besar kematian maternal terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan dan merupakan akibat dari masalah yang timbul selama persalinan kala III. Perdarahan kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah persalinan kala III namun, dalam praktiknya sulit untuk mengukur kehilangan darah dengan tepat dan jumlahnya sering diperkirakan hamper terlalu rendah.
Komplikasi kala III dapat diturunkan dengan penanganan yang optimal dari tenaga kesehatan. Akan tetapi, menurunkan angka kejadian komplikasi pada kala III tidak hanya mengurangi resiko kematian ibu, tetapi juga menghindarinnya dari resiko kesakitan yang berhubungan dengan komplikasi kala III seperti tindakan operatif dan infeksi. Jadi yang menjadi titik utama adalah keterampilan dari petugas dalam menangani komplikasi yang terjadi pada kala III.

1

2
Oleh karena alasan tersebut, maka manajemen aktif kala III merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan perdarahan. Hal ini membuat WHO merekomendasikan agar semua tenaga kesehatan yang menolong persalinan baik dokter maupun bidan dapat melaksanakanpenegangan tali pusat terkendali pada manajemen aktif kala III. (Rohani,dkk 2011, hal 204).
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Rata-rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun multipara. Tempat implantasi plasenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding lateral. Pada pelepasan plasenta setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus. Hal ini mengakibatkan volume rongga uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi plasenta juga terjadi penurunan luas area ukuran plasenta tidak berubah, sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas dari dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. (Sumarah, dkk. 2009, hal 145).
Penelitian prevention of postpartum hemorrhage intervention 2006 tentang praktek manajemen aktif kala III (active management of third stage labour/AMTSL) di 20 rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa hanya 30% rumah sakit melaksanakan hal tersebut. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan praktek manajemen aktif diringkat pelayanan kesehatan primer (BPS atau rumah bersalin) di daerah intervensi APN dimana sekitar 70% melaksanakan manajemen aktif kala III bagi ibu-ibu bersalin yang ditangani. Jika ingin menyelamatkan banyak ibu bersalin maka sudah sewajarnya jika manajemen aktif kala III tidak hanya dilatihkan tetapi juga

3
dipraktikkan dan menjadi standardasuhan persalinan. (Wiknjosastro. 2008, hal 100).
Berdasarkan penelitian diruang kebidanan RSUD Pringsewu dari tanggal 24 s.d 30 April 2004 ternyata ditemukan dari 15 bidan yang melaksanakan pertolongan persalinan hanya 4 bidan (26,7%) yang melakukan manajemen akti fkala III yaitu pemberian oksitosin dibarengi dengan peregangan tali pusat terkendali, dengan tindakan memasase uterus yang tidak tepat karena memasase uterus justru dilakukan pada saat placenta belum lepas.
Dari latar belakang diatas, penulis berminat meneliti Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini “Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen aktif kala III berdasarkan
pendidikan, lama bekerja dan pelatihan APN yang diikuti. b) Untuk mengetahui dilaksanakan atau tidak dilaksanakannya manajemen
aktif kala III di kecamatan sidikalang kabupaten dairi.

4
D. Manfaat Penelitian 1. 1 Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku perkuliahan. 2. Bagi Profesi Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan materi kepada mahasiswa yang mempelajari manajemen aktif kala III dalam persalinan khususnya pelajaran Askeb II. 3. Bagi Institusi Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan menjadi sumber bacaan perpustakaan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Aktif Kala III 1.Manajemen Aktif Kala III
Manajemen aktif kala III adalah segera memberikan oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir dan melakukan traksis terkendali pada tali pusat agar separasi plasenta segera di inisiasi.
Kala III persalinan adalah periode yang dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta lengkap. Disebut juga kala uri, yang terdiri dari 2 fase yaitu 1) melepasnya plasenta dari implasntasinya pada dinding uterus, 2) pengeluaran plasenta dari dalam kavum uteri. 2. Bidan
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program prndidikan bidan yang diakui di negarannya, telah lulus dari pendidikan serta mengikuti kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. 3. Tujuan Manajemen Aktif Kala III
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III persalinan dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologisnya. (JNPK-KR, 2004)
5

6
4. Keuntungan dan Kerugian Manajemen Aktif Kala III Keuntungan manajemen aktif kala III antara lain a) kala III persalinan
yang lebih singkat, 2) mengurangi jumlah kehilangan darah, 3) mengurangi kejadian retensio plasenta
Kerugian manajemen aktif kala III adalah a) metode ini memerlukan persediaan oksitosin, alat-alat untuk injeksi dan sterilisasi yang mungkin tidak tersedia di beberapa fasilitas, b) metode ini mengganggu proses fisiologi. 5. Dampak yang Mungkin terjadi jika manajemen aktif kala III tidak dilakukan
Dampak yang mungkin terjadi jika manajemen aktif kala III tidak dilakukan adalah a) kala III persalinan lebih panjang, b) jumlah kehilangan darah lebih banyak, c) kejadian retensio plasenta mungkin lebih cenderung terjadi, d) komplikasi persalinan yang berkatian dengan kala ini mungkin lebih cenderung terjadi. (JNPK-KR, 2004) B. Fisiologi Kala III
kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta/uri berkisar 1530 menit, baik pada primipara maupun multipara. Tempat implantasi plasenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri dan dinding lateral. Sangat jarang terdapat pada fundus uteri. Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena perlengketan menjadi kecil. Sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal, dan kemudian lepas dari

7
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina (Marisah. 2011,hal.204) C.Mekanisme Pelepasan Plasenta
Plasenta adalah masa yang bulat dan datar. Permukaan maternal plasenta berwarna antara kebiruan dan kemerahan. Serta tersusun dari lobus-lobus. Pada plasenta bagian maternal inilah terjadi pertukaran darah dan maternal. Pertukaran ini berlangsung tanpa terjadi percampuran antara darah maternal dan darah janin. Permukaan plasenta pada fetal memiliki karakteristik halus, berwarna putih, mengkilap, dan pada permukaanya dapat dilihat cabang vena dan arteri umbilikalis. Dua selaput ketuban yang melapisi permukaan fetal adalah korion dan amnion, yang memanjang sampai ujung bagian luar kantong yang berisi janin dan cairan amnion.
Tali pusat membentang dari umbilicus janin sampai ke permukaan fetal plasenta. Umumnya memiliki panjang sekitar 56 cm tali pusat ini mengandung tiga pembuluh darah: dua arteri yang berisi darah kotor janin menuju plasenta dan satu vena yang mengandung oksigen menuju janin. Pemisahan plasenta ditimbulkan dari kontraksi dan retraksi miometrium sehingga mempertebal dinding uterus dan mengurangi ukuran area plasenta. Area plasenta menjadi lebih kecil sehingga plasenta mulai memisahkan diri dari dinding uterus karena plasenta tidak elastic seperti uterus dan tidak dapat berkontraksi atau beretraksi. Pada area pemisahan bekuan darah retroplasenta terbentuk berat bekuan darah ini menambah tekanan pada plasenta dan selanjutnya membantu pemisahan.

8

Ada dua metode untuk pelepasan plasenta sbb : 1. Metode Schultze
Metode yang lebih umum terjadi plasenta terlepas dari satu titik dan merosot kevagina melalui lubang dalam kantong amnion, permukaan fetal plasenta muncul pada vulva dengan selapu ketuban yang mengikuti di belakang seperti paying terbalik saat terkelupas dari dari dinding uterus. Permukaan maternal plasenta terlihat dan bekuan darah berada dalam kantong yang terbalik, kontraksi dan retraksi otot uterus yang menimbulkan pemisahan plasenta juga menekan pembuluh darah dengan kuat dan mengontrol perdarahan. Hal tersebut mungkin terjadi karna ada serat otot oblik dibagian atas segmen uterus. 2. Metode Mathews Duncan
Plasenta turun melalui bagian samping dan masuk ke vulva dengan pembatas lateral terlebih dahulu seperti kancing yang memasuki lubang baju, bagian plasenta tidak berada dalam kantong. Pada metode ini, kemungkinan terjadinya bagian selaput ketuban tersebut tidak terkelupas semua selengkap metode schultze. Metode ini adalah metode yang berkaitan dengan plasenta letak rendah di dalam uterus. Proses pelepasan plasenta berlangsung lebih lama dan darah yang hilang sangat banyak (karena hanya ada sedikit serat oblik dibagian bawah segmen) Fase pengeluaran plasenta adalah : a) Kustner : dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/diatas simfisis,
tali pusat di tegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti plasenta belum lepas, tetapi bila diam atau maju berarti plasenta sudah lepas.

9
b) Klein : sewaktu ada his, rahim di dorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti plasenta belum lepas, tetapi bila diam atau turun berarti plasenta sudah lepas.
c) Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tetapi bila tidak bergetar berarti plasenta sudah lepas . Normalnya, kelepasan plasenta ini berkisar 1/4-1/2 jam sesudah bayi lahir,
namun bila terjadi banyak perdarahan atau bila pada persalinan sebelumnya ada riwayat perdarahan postpartum, maka tidak boleh menunggu, sebaiknya plasenta dikeluarkan dengan tangan. Selain itu, bila perdarahan sudah lebih dari 500cc atau 1 nierbeken, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan. Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah : 1. bentu uterus berubah menjadi globular dan terjadi perubahan tinggi fundus 2. tali pusat memanjang 3.semburan darah tiba-tiba D.Manajemen Aktif Kala III Syarat : janin tunggal/memastikan tidak ada lagi janin di uterus Tujuan; membuat kontraksi uterus efektif Keuntungan; 1. Lama kala III lebih singkat 2. Jumlah perdarahan dapat mencegah perdarahan postpartum 3. Menurunkan kejadian retensio plasenta Manajemen aktif kala III terdiri dari : 1. Pemberian oksitosin

10
2.Penegangan talipusat terkendali 3. Massase fundus uteri Prosedur pelaksanaan sesuai dengan SOP a. Pemberian Oksitosin
1) Sebelum memberikan ositosin, bidan harus melakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomenuntuk meyakinkan hanya ada bayi tunggal tidak ada bayi kedua
2) Dilakukan pada bagian 1/3 paha bagian luar 3) Bila 15 menit plasenta belum lahir, maka berikan oksitosin ke 2 evaluasi
kandung kemih apakah penuh. Bila penuh, lakukan kateterisasi. 4) Bila 30 menit belum lahir, maka berikan okcytosin ke 3 sebanyak 10 mg
rujuk pasien b. Penegangan tali pusat terkendali
1) Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva 2) Tangan kiri diletakkan di atas perut memeriksa kontraksi uterus, ketika
mengangkat tali pusat, tahan uterus 3) Saat ada kontraksi uterus, tangan diatas perut melakukan gerakan dorso
cranial dengan sedikit tekanan. Cegah agar tidak terjadi inverio uteri. 4) Ulangi lagi bila plasenta belum lepas 5) Pada saat plasenta sudah lepas, ibu dianjurkan sedikit meneran dan
penolong sambil terus mengangkat tali pusat, tahan uterus. 6) Bila plasenta sudah tampak lahir di vulva, lahirkan dengan kedua tangan

perlu diperhatikan bahwa selaput plasenta mudah tertinggal sehingga

11
untuk mencegah hal itu makaplasenta ditelungkupkan dan diputar dengan hati-hati searah dengan jarum jam c. Massase fundus uteri 1) Tangan diletakkan diatas fundus uteri 2) Gerakan tangan dengan pelan, sedikit ditekan, memutar searah jarum jam, ibu diminta bernapas dlam untuk mengurangi ketegangan atau rasa sakit 3) Kaji kontraksi uterus 1-2 menit, bimbing pasien dan keluarga untuk melakukan massase uterus 4) Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke-2 Kesalahan dalam melakukan tindakan manajemen aktif kala III : 1. Terjadi inversion uteri pada saat melakukan penegangan tali pusat terkendali terlalu kuat sehingga uterus tertarik keluar dan terbalik 2. Tali pusat terputus terlalu kuat dalam penarikan tali pusat sedangkan plasenta belum lepas 3. Syok 4. Melakukan massase fundus uteri pada saat plasenta belum lahir 5. Mengeluarkan plasenta padahal belum semuanya lepas 6. Kurang kompeten dalam melakukan penegangan tali pusat terkendali 7. Tidak sabar menunggu pelepasan plasenta

12
E. Pemeriksaan Plasenta 1. Selaput ketuban utuh atau tidak 2. Plasenta: ukuran plasenta a. bagian maternal: jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon b. bagian fetal: utuh atau tidak c. tali pusat : jumlah arteri dan vena, adakah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi plasenta suksenturia unsersi tali pusat, apakah sentral, marginal serta panjang tali pusat
F. Pemantauan Kala III 1. Perdarahan jumlah darah diukur, disertai dengan bekuan darah atau tidak 2. Kontraksi uterus: bentuk uterus dan intensitas 3. Robekan jalan lahir /laserasi, rupture perineum 4. Tanda vital : 1. Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan 2. Nadi bertambah cepat 3. Temperature bertambah tinggi 4. Respirasi: berangsur normal 5. Gastrointestinal: normal, pada awal persalinan mungkin muntah 6. Personal hygiene (Sumarah, 2009. Hal 150) Pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dari perineum, serta tanda-tanda vital termasuk hygiene periksalah kembali uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus berkontraksi, jika uterus masih belum berkontraksi dengan baik, ulangi lagi massase fundus uteri. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus sehingga mampu untuk segera

13
mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik. Periksa uterus setiap 15 menit pada satu jam pertama paska persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua paska persalinan. G. Kebutuhan Ibu Pada Kala III\ 1. Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping 2. Penghargaan terhadap persalinan kelahiran janin yang telah dilalui 3. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan 4. Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu
mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk pelepasan dan kelahiran plasenta 5. Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketuban 6. Hidrasi. (Sulistiawaty, 2010. Hal 165) H. Pendokumentasian Kala III hal-hal yang perlu dicatat selama kala III adalah: 1. Lama kala III 2. Pemberian oksitosin 3. Bagaimana pelaksanaan penegangan tali pusat terkendali 4. Perdarahan 5. Kontraksi uterus, vital sign 6. Adakah laserasi jalan lahir.

14
I. Perdarahan Persalinan Kala III Perdarahan kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500ml setelah
kelahiran plasenta. Perdarahan yang banyak dalam waktu yang pendek dapat segera diketahui, tetapi bila perdarahan sedikit dalam waktu yang lama tanpa kita sadari penderita telah kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala lainnya (Rohani 2011, hal 214)
Alasan paling umum terjadi karena kesalahan penatalaksanaankala III. Seorang ibu dapat meninggal karena perdarahan pascasalin dalam waktu kurang dari 1 jam.penatalaksanaan kala III sesuai standard dan penerapan manajemen aktif kala III terutama penegangan tali pusat terkendali merupakan cara terbaik dan sangat penting untuk mengurangi kematian ibu.
Kesalahan penatalaksanaan kala III adalah penyebab tunggal utama perdarahan kala III. Kesalahan penatalaksanaan kala III dapat juga menjadi penyebab inverio uteri serta syok yang mengancam jiwa.
Feather dan woodward menyatakan ketidakpastian diantara bidan terkait manajemen aktif kala III fisiologis dan berpendapat bahwa pendidikan dan pengalaman lanjutan dalam manajemen aktif kala III dapat menurunkan perdarahan. 1. Penyebab perdarahan pada paska persalinan dapat disebabkan oleh berikut: Retensio plasenta
Terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi, dapat terjadi plasenta inkarserata dan polip plasenta. ( Rukyah, dkk. 2010. Hal 296)


15
Jenis retensio plasenta: a) Plasenta adhesive: implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme perpisahan fisiologis b) Plasenta akreta: implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium c) Plasenta inkreta: implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai miometrium d) Plasenta perkreta: implantasi jonjot korion yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus e) Plasenta inkarserata: tertahannya plasenta dalam kavum uteri disebabkan oleh kontriksi ostium uteri
2. Penatalaksanaan disesuaikan dengan jenis retensio plasenta plasenta manual adalah tindakan untuk melepaskan plasenta secara
manual (menggunakan tangan) dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri. a. Prosedur plasenta manual
1. pasang set dan cairan infuse 2. jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan 3. lakukan anestesi verbal dan analgesic per rectal 4. siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi b. Tindakan penetrasi ke dalam uterus 1. pastikan kandung kemih kosong 2. jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan
dengan satu tangan dan sejajar dengan lantai

16
3. secara obstetric, masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap ke bawah) ke dalam vagina menyusuri bawah tali pusat.
4. setelah mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk memegang klem kemudian pindahkan tangan luar untuk menahan fundus uteri
5. sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan sampai kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
6. bentangkan tangan obstetric menjadi datar seperti memberi salam c. Melepaskan plasenta dari dinding uterus
1. tentang implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah 2. bila plasenta berimplantasi di korpus bagian belakang, tali pusat di
sebelah atas, dan sisip kan ujung-ujung jari tangan diantara plasenta dengan dinding uterus dimana punggung tangan menghadap ke bawah 3. bila di korpus depan, maka pindahkan tangan kesebelah atas tali pusat dan sisipkan ujung jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus. Perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan ke kiri sambil di geser ke atas hingga semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus. CATATAN 1. bila tepi plasenta tidak teraba atau plasenta berada pada dataran yang sama tinggi dengan dinding uterus, maka hentikan upaya plasenta manual karena ini menunjukkan plasenta inkreta 2. bila hanya sebagian dari implantasi plasenta yang dapat di lepas dan bagian lainnya melekat erat, maka hentikan plasenta manual karena menunjukkan plasenta akreta.

17
d. Mengeluarkan plasenta 1. sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta tertinggal 2. pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis kemudian instruksikan asisten untuk menarik tali pusat sambil tangan membawa plasenta keluar 3. lakukan penekanan uterus kea rah dorsocranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta di dalam wajan yang telah disediakan 4. lakukan pencegahan infeksi.

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa kepatuhan bidan
dalam melakukan penegangan tali pusat terkendali pada manajemen aktif kala III di pengaruhi oleh faktor yang terdiri dari pengetahuan, pendidikan dan pengalaman. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak diteliti. Sedangkan pada tingkatan kepatuhan yang diteliti untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan.

Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh bidan

Dilaksanakan Tidak Dilaksanakan

Skema 1. Kerangka Konsep

18

19

B.Defenisi Operasional

Variabel Defenisi

Alat ukur Hasil ukur

Skala


Pendidikan

Pendidikan formal akhir yang pernah di selesaikan

Wawancara

a. D-I Kebidanan
b. D-III

Ordinal

Kebidanan

c. D-IV Bidan

Pendidik

Lama bekerja


Pengalaman kerja yang sudah dikerjakan

Wawancara

a. 10 Tahun

Interval

Pelatihan APN

Pelatihan

Wawancara

APN yang

pernah diikuti

a. Pernah


Nominal

b. Tidak pernah

Pelaksanaan manajemen aktif kala III

Pelaksanaan manajemen aktif kala III adalah pertolongan persalinan yang diberikan setelah bayi lahir hinngga plasenta lahir.

Kuesioner

1. Dilasanakan Nominal
2. Tidak dilaksanakan

BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah diskriptif, dengan desain deskriptif ini
untuk melihat pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan. B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti yang merupakan
sumber dari segenap data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian di kecamatan sidikalang kabupaten dairi tahun 2015 adalah 34 bidan 2. Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian populasi (total sampling). Dimana jumlah populasi sama dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 34 bidan C. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015
D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai Februari sampai bulan Mei 2015
E. Etika Penelitian Menurut Notoatmojo (2010), kode etik penelitian adalah suatu pedoman
etik yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian ini juga mencakup perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh
20

21
peneliti bagi masyarakat.Seorang peneliti adalah seorang yang karena pendidikan dan kewenangannya memiliki kemampuan untuk melakukan investigasi ilmiah dalam suatu bidang keilmuan tertentu, dan atau keilmuan yang bersifat lintas disiplin.Sedangkan subjek yang diteliti adalah orang yang menjadi sumber informasi, baik masyarakat awan atau professional berbagai bidang. F. Alat Pengumpulan Data
Instrument pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan Pengumpulan data dilakukan yakni dengan data sekunder. penilaian yang digunakan yaitu dengan nilai standard kompetensi yang berlaku di Indonesia. Dimana, bila pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan sesuai dengan standar operasional prosedur maka nilainya 85-100%. Dan sebaliknya bila pelaksanaan manajemen aktif kala III nilainya kurang dari 85% maka pelaksanaan manajemen aktif kala III dilakukan kurang optimal.
Untuk melihat pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan dengan jumlah soal 16 pernyataan pilihan dengan memberikan tanda () checklist dengan jumlah pernyataan sesuai yang dilakukan bidan dalam melaksanakan manajemen aktif kala III. Pernyataan ini dicantumkan dalam lembar kuesioner sesuai dengan standard operasional prosedur yang berlaku G. Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah pertama dengan melakukan survey pendahuluan untuk mengidentifikasi banyaknya proporsi populasi dan sampel yang akan diambil.

22
Kemudian, mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi pendidikan program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Setelah mendapat surat izin penelitian dari institusi pendidikan kemudian peneliti mengajukan surat kepada bapak Camat Sidikalang.
Setelah mendapat izin dari camat sidikalang, kemudian peneliti melakukan penelitian kepada setiap Bidan di Klinik Bersalin Swasta yang ada di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Setelah mendapat persetujuan dari responden, peneliti meminta kerjasama kepada responden/bidan, dengan mewawancarai bidan mengenai pelaksanaan manajemen aktif kala III mulai bulan Februari sampai bulan Mei tahun 2015 H. Analisis Data Data yang dikumpul diolah dengan langkah-langkah sebangai berikut: 1. Pengeditan (editing) dilakukan pengecekan kelengkapan data pada lembar
kuesioner. Dalam pengumpulan data data lengkap maka tidak dilakukan pendata ulang. 2. Pengkodean (coding) data yang telah terkumpul diedit/dirubah ke dalam bentuk kode untuk mempermudah pengelompokan data yang ada. 3. Tabulasi (tabulating) data yang sudah diedit dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. 4. Data entry (processing) masukkan data jawaban responden yang sudah dalam bentuk kode kedalam program komputerisasi yaitu program SPSS.

23
Data-data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan uji statistik (Hidayat, 2011)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Pelaksanaan
Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015. Jumlah responden adalah 34 bidan, yaitu yang melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 21 bidan dan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III sebanyak 13 bidan, selanjutnya berdasarkan beberapa karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang melakukan manajemen aktif kala III adalah D-III Kebidanan yaitu 21 orang (61,8%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%).
Berdasarkan pelatihan APN yang melakukan manajemen aktif kala III adalah yang pernah mengikuti pelatihan APN yaitu sebanyak 21 orang (61,8%) dan tidak melakukan manajemen aktif kala III meskipun sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 2 bidan (5,9%) , sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah yang tidak pernah mengikuti pelatihan APN sebanyak sebanyak 11 bidan (32,3%).
Berdasarkan lama bekerja responden yang melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 21 orang (61,8%) dimana mayoritas terdapat pada lama bekerja 5-10 tahun yaitu 16 0rang (47%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%) dan mayoritas lama bekerja responden < 5 tahun yaitu sebanyak 8 orang (23,5%).
24

25

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015

Pendidikan

Melakukan

Tidak melakukan Total

D-I kebidanan 0 13 13

D-III kebidanan 21

0

21

Total

21

13

34

Presentasi (%) 61,8

38,2

100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas distribusi karakteristik

responden berdasarkan pendidikan yang melakukan manajemen aktif kala III

adalah D-III Kebidanan yaitu 21 orang (61,8%), sedangkan yang tidak

melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan APN di Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015

Pelatihan APN Melakukan

Tidak melakukan Total

Pernah

21

2

23

Tidak pernah

0

11

11

Total

21

13

34

Presentasi (%) 61,8

38,2

100

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas distribusi karakteristik responden berdasarkan pelatihan APN yang melakukan manajemen aktif kala III adalah yang pernah mengikuti pelatihan APN yaitu sebanyak 21 orang (61,8%) dan tidak melakukan manajemen aktif kala III meskipun sudah

26

mengikuti pelatihan APN sebanyak 2 bidan (5,9%) , sedangkan yang tidak

melakukan manajemen aktif kala III adalah yang tidak pernah mengikuti

pelatihan APN sebanyak sebanyak 11 bidan (32,3%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja di Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015

Pendidikan

Melakukan

Tidak melakukan Total

< 5 tahun

2

8

13

5-10 tahun

16

0

21

> 10 tahun

3

5

Total

21

13

34

Presentasi (%) 61,8

38,2

100

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas distribusi karakteristik responden berdasarkan lama bekerja responden yang melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 21 bidan (61,8%) dimana mayoritas terdapat pada lama bekerja 5-10 tahun yaitu 16 bidan (47%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%) dan mayoritas lama bekerja responden < 5 tahun yaitu sebanyak 8 bidan (23,5%).

27

Tabel 5.2 Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan Di Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015 (N = 34)

Pelaksanaan MAK III Frekuensi

Persen %

Dilaksanakan

21

61,8

Tidak dilaksanakan Total

13 34

38,2 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas bidan yang melaksanakan manajemen aktif kala III di kecamatan sidikalang tahun 2015 sebanyak 21 bidan (61,8%), sedangkan bidan yang tidak melaksanakan manajemen aktif kala III sebanyak 13 bidan (38,2%). B. Pembahasan
Manajemen aktif kala III adalah segera memberikan oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir dan melakukan traksis terkendali pada tali pusat agar separasi plasenta segera di inisiasi dan kemudian melakukan massase fundus uteri.
Kala III persalinan adalah periode yang dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta lengkap. Disebut juga kala uri, yang terdiri dari 2 fase yaitu 1) melepasnya plasenta dari implasntasinya pada dinding uterus, 2) pengeluaran plasenta dari dalam kavum uteri. (Prawirohardjo, 2001)
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaksaan manajemen aktif kala III oleh bidan di kecamatan sidikalang kabupaten dairi dapat dilihat bahwa manajemen aktif kala III ini sudah berjalan dengan cukup baik yaitu (61,8%).

28
Namun demikian Berdasarkan penelitian diruangkebidanan RSUD Pringsewu dari tanggal 24 s.d 30 April 2004 ternyata ditemukan dari 15 bidan yang melaksanakan pertolongan persalinan hanya 4 bidan (26,7%) yang melakukan manajemen aktif kala III yaitu pemberian oksitosin dibarengi dengan peregangan tali pusat terkendali, dengan tindakan memasase uterus yang tidak tepat karena memasase uterus justru dilakukan pada saat placenta belum lepas.
Kemudian dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa Pelaksanaan Prosedur persiapan alat pada Manajemen Aktif Kala III di Enam BPS di Kecamatan Pekalongan dengan hasil bahwa keseluruhan BPS (100%) melakukan prosedur penyiapan alat sesuai dengan protap dan untuk prosedur pelaksanaan secara umum telah dilakukan, dimana dari keseluruhan pelaksanaan yang harus dilakukan pada kala III mencapai tingkat pelaksanaan 45 point dari total 54 point pelaksanaan.
Berdasarkan hasil distribusi karakteristik responden dapat dilihat dari pendidikan responden yang melakukan manajemen aktif kala III adalah D-III Kebidanan yaitu 21 orang (61,8%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%).
Berdasarkan pelatihan APN yang melakukan manajemen aktif kala III adalah yang pernah mengikuti pelatihan APN yaitu sebanyak 21 orang (61,8%) dan tidak melakukan manajemen aktif kala III meskipun sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 2 bidan (5,9%) , sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah yang tidak pernah mengikuti pelatihan APN sebanyak sebanyak 11 bidan (32,3%).

29
Berdasarkan lama bekerja responden yang melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 21 orang (61,8%) dimana mayoritas terdapat pada lama bekerja 5-10 tahun yaitu 16 0rang (47%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%) dan mayoritas lama bekerja responden < 5 tahun yaitu sebanyak 8 orang (23,5%). Selanjutnya bila dilihat secara terperinci pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di kecamatan sidikalang kabupaten dairi belum optimal terlaksana (61,8%). Hal ini sesuai dengan dengan standar operasional prosedur yang nilainya 85-100%, akan tetapi pelaksanaanya belum terlaksana secara optimal dimana manajemen aktif kala III yang belum terlaksana sebanyak (38,2%). Hal ini dimungkinkan karena karakteristik bidan yang belum terpenuhi dan dipengaruhi oleh keikutsertaan bidan dalam mengikuti pelatihan APN.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan beberapa karakteristik dapat dilihat dari pendidikan yang
melakukan manajemen aktif kala III adalah D-III Kebidanan yaitu 21 orang (61,8%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%). 2. Berdasarkan pelatihan APN yang melakukan manajemen aktif kala III adalah yang pernah mengikuti pelatihan APN yaitu sebanyak 21 orang (61,8%) dan tidak melakukan manajemen aktif kala III meskipun sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 2 bidan (5,9%) , sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah yang tidak pernah mengikuti pelatihan APN sebanyak sebanyak 11 bidan (32,3%). 3. Berdasarkan lama bekerja responden yang melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 21 orang (61,8%) dimana mayoritas terdapat pada lama bekerja 5-10 tahun yaitu 16 0rang (47%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III adalah sebanyak 13 bidan (38,2%) dan mayoritas lama bekerja responden < 5 tahun yaitu sebanyak 8 orang (23,5%). 4. Dilihat secara terperinci pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di kecamatan sidikalang kabupaten dairi belum terlaksana secara optimal (61,8%). Hal ini sesuai dengan dengan standar operasional prosedur yang nilainya 85-100%, akan tetapi pelaksanaanya belum terlaksana secara optimal dimana manajemen aktif kala III yang belum terlaksana sebanyak (38,2%).
30

31
Hal ini dimungkinkan karena karakteristik bidan yang belum terpenuhi dan dipengaruhi oleh keikutsertaan bidan dalam mengikuti pelatihan APN. B. Saran 1. Bagi Praktek Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan keilmuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan dalam ruang lingkup asuhan persalinan khususnnya dalam pelaksanaan manajemen aktif kala III.
2. Bagi Peneliti Berikutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian selanjutnya
dalam ruang lingkup pengembangan penelitian tentang pelaksanaan manajemen aktif kala III
3. Bagi Pendidikan Kebidanan hasil ini merupakan efidence dan dapat menjadi masukan dalam
mendukung materi pendidikan tentang pelaksanaan manajemen aktif kala III.

DAFTAR PUSTAKA
Bandiah, S. (2009). Kehamilan, Persalinan Dan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta; Nuha Medica
Eztiwidani. (2008). Konsep Kebidanan. Jakarta; Fitramaya
Fraster. D. M, Cooper. M. A. (2009). Buku Ajar Bidan. Jakarta; EGC
Hidayat. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta; Salemba Medica
Hidayat. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta; Salemba Medica
Liu David. (2008). Manual Persalinan. Jakarta; EGC
Muslihatun. (2009). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta; Fitramaya
Notoadmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta
Rohani. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta; Salemba Medika
Rukyah. (2010). Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta; TIM
Sumarah. (2008). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta; Fitramaya
Notoadmojdo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta
Sulistyawati. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta; Salemba Medika
Susanti. (2010). Buku Saku Praktek Asuhan Keperawatan Ibu Intranatal: Jakarta
varney. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta; EGC
Varney. (2006). Asuhan Kebidanan. Jakarta; EGC
Wiknjosastro. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta; JNPK-KR
Woodward. (2012). Kedaruratan Persalinan Manajemen Di Komunitas. Jakarta; EGC

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Salam Sejahtera,
Dengan Hormat,
Nama saya Sarintan Nainggolan, adalah mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun Tahun 2015. Saya akan melakukan observasi kepada pencatatan responden tentang serangkaian tindakan pelaksanaan manajemen aktif kala III.
Partisipasi responden bersifat suka rela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan untuk kepentingan penelitian. Responden tidak akan dikenakan biayaapapun. Bila responden membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Sarintan Nainggolan
Alamat : Sidikalang, Jl Perluasan no 202
No.HP : 082304410513
Terimakasih kepada responden yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Anda ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini

diharapkan responden bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, February 2015 Peneliti
(Sarintan Nainggolan)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Alamat : Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian “Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun Tahun 2015”.Maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, Februari 2015
()

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

KODE

:

TANGGAL :

TEMPAT :

Berikan tanda checklist pada kolom yang sesuai dengan keadaan/situasi yang di alami saat sekarang ini

Data Demografi

1. Umur :

Tahun

2. Latar belakang pendidikan kebidanan

Diploma-I Kebidanan

Diploma-III Kebidanan

Diploma-IV Kebidanan

S-1 Kebidanan 3. Pengalaman mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan kebidanan
Pernah

Tidak Pernah 4. Lama Bekerja : Tahun

PELAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III OLEH BIDAN DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015.

I. DATA DEMOGRAFI

No. responden

:

Pendidikan terakhir :

Lama bekerja

:

II. LEMBAR KUESIONER TINDAKAN Beri tanda checklist () pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

penilaian terhadap pertanyaan yang telah disediakan

NO PERNYATAAN

YA TIDAK

Pemberian oksitosin

1 Letakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah

disiapkan diperut bawah ibu dan minta ibu atau

pendampingnya untuk membantu memegang bayi

2 Pastikan tidak ada bayi lain (undiagnosed twin)di dalam

uterus

3 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik

4