Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan
SEMINAR HASIL PENELITIAN
IMPLEMENTASI MANAJEMEN AKTIF
KALA TIGA OLEH BIDAN
BERSERTIFIKASI ASUHAN
PERSALINAN NORMAL
DI KODYA MEDAN
OLEH :
Abdul Hadi
PEMBIMBING :
1. PROF.Dr. R.HARYONO ROESHADI, SpOG(K)
2. Dr RISMAN F KABAN,SpOG.
DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
(2)
HALAMAN PENGESAHAN
Penelitian ini telah disetujui oleh Tim-5
Pembimbing
Prof.Dr.R.Haryono Roeshadi,SpOG(K) ... Pembimbing I Tgl...
Dr.Risman F.Kaban,SpOG ... Pembimbing II Tgl...
Penyanggah :
Dr.Indra Z.Hasibuan,SpOG ... Sub.Bagian Fetomaternal Tgl...
Prof.DR.M.Thamrin Tanjung,SpOG(K) ...
Sub.Bagian Fertilitas dan Tgl……….
Endokrinologi Reproduksi
Dr.Deri Edianto,SpOG(K) ... Sub.Bagian Onkologi Ginekologi Tgl...
(3)
KATA PENGANTAR
ユΒェゲャや
リヨェゲャや
ぶや
ユジよ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Rahmat dan Kurnia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang:
”IMPLEMENTASI MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA OLEH BIDAN BERSERTIFIKASI ASUHAN PERSALINAN NORMAL DIKODYA MEDAN”
Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.
(4)
2. Prof. Dr. Delfi Lutan,Msc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FK - USU Medan; Dr. Einil Rizar, SpOG(K), Sekretaris Bagian Obstetri dan Ginekologi FK – USU Medan; Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG(K), Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK – USU Medan; Dr. Deri Edianto, SpOG(K), Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK –USU Medan; Prof. Dr. M.Yusuf Hanafiah, SpOG(K); Dr. Erdjan Albar, SpOG(K); Prof. Dr. Herbert Hutabarat, SpOG; Prof. Dr. Pandapotan Simanjuntak, MPH, SpOG (Alm), Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K); Prof. Dr. Djafar Siddik, SpOG(K); Prof. DR. Dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG(K), Prof.Dr.R.Haryono Roeshadi,SpOG(K) yang secara bersama – sama telah berkenan menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.
3. Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG(K) bersama Dr. Risman F.Kaban,SpOG yang telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing, memeriksa dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai. Dr. Indra Z.Hasibuan, SpOG, Prof.Dr. Thamrin Tanjung, SpOG(K), Dr. Deri Edianto, SpOG(K) selaku tim penyanggah dan nara sumber dalam penulisan tesis ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam perbaikan tesis ini.
(5)
4. Dr. Amirrudin Siregar, SpOG, selaku ketua P2KS, serta staf yang telah memberikan informasi yang sangat membantu dalam penyelesaian tesis ini.
5. Ketua Ikatan Bidan Indonesia Cabang Medan beserta staf, atas kerjasama yang baik selama saya melakukan penelitian ini.
6. Seluruh Bidan yang telah bersedia membantu dan bekerjasama dalam penyelesaian tesis ini.
7. Dr. T.M. Ichsan, SpOG, selaku bapak angkat saya selama menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing, dan memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.
8. Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG.K beserta keluarga yang telah memberikan saya kesempatan, motivasi sekaligus semangat bagi saya untuk dapat mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/RSHAM/RSPM
9. Seluruh staf pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK – USU Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik
(6)
saya sejak awal hingga akhir pendidikan. Semoga Yang Maha pengasih membalas budi baik guru – guru saya tersebut.
10. Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, atas izin yang diberikan kepada saya untuk mengikuti program Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK – USU Medan.
11. Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi.
12. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan sarana bekerja selama mengikuti pendidikan.
13. Direktur RS PTPN II Tembakau Deli Medan, Dr. Sofian Abdul Ilah, SpOG dan Dr. Nazaruddin Jafar, SpOG(K) beserta staf yang telah memberi kesempatan dan bimbingan selama saya bertugas di bagian tersebut.
14. Direktur RSU Pertamina Dumai beserta staf atas kesempatan kerja dan bantuan moril selama saya bertugas di rumah sakit tersebut.
(7)
15. Kepala Departemen Patologi Anatomi FK USU Medan beserta staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di departemen tersebut.
16. Terima kasih kepada senior-senior saya Dr.Sugianto,SpOG, Dr Erwinson Simanjuntak,SpOG, Dr Harry C Simanjuntak,SpOG, Dr Harianto Lumbanraja ,SpOG, Dr Angel Jelita,SpOG, Dr Roy Simanjuntak SpOG, Dr Johny Marpaung,SpOG, Dr Eka Purnama Dewi,SpOG dan seluruh senior saya yang tidak pernah letih untuk membina, mengajari saya selama menjalani pendidikan. Semoga ilmu yang diberikan menjadi amal yang mulia.
17. Terimakasih kepada teman-teman baik saya Dr Hayu Lestari Haryono,SpOG, Dr Juni H.Tarigan,SpOG, Dr Renardy, Dr T.R.Iqbal, Dr Nismah,SpOG, Dr David L.Ginting,SpOG, Dr Rachma Bachtiar,SpOG, yang telah memberikan bantuan, semangat serta saling pengertian selama menjalani masa pendidikan.
18. Teman – teman sejawat asisten ahli, khususnya Dr Tomy, Dr P.Gottlieb S, Dr T.M.Rizky, Dr Mulda F.S, Dr Sim Romi, Dr T.Jeffry, Dr Aidil Akbar, Dr T.Johansyah, dan rekan PPDS lainnya yang sebenarnya ingin saya sebut semuanya, terima kasih atas kebersamaannya, dorongan semangat dan doa yang telah diberikan selama ini.
(8)
19. Bidan dan paramedis yang telah ikut membantu dan bekerja sama dalam menjalani pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi di FK USU / RSUP H. Adam Malik – RSUD Dr. Pirngadi Medan. Terima kasih atas dorongan dan semangat yang telah diberikan kepada saya.
20. Seluruh karyawan dan karyawati serta para pasien di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU / RSUP H. Adam Malik – RSUD Dr. Pirngadi Medan, atas kerjasama dan saling pengertian yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada Ayahanda dr.H. Abdul Gani,SpM dan Ibundaku tercinta alm Darmiana Lubis, SH,SpN, yang telah membesarkan, membimbing, dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini mengantarkan saya meraih cita-cita, tanpa kenal lelah memberikan semangat, motivasi, perhatian dan doa selama saya menjalani pendidikan ini
Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada Bapak Mertua Drs Irawan Anwar dan Ibu Mertua Rosmerita, yang telah banyak membantu, mendoakan dan memberikan dorongan dan perhatian kepada saya selama mengikuti pendidikan ini.
(9)
Buat Istriku, Sherli Firmayanti,SE, tiada kata lain yang dapat saya sampaikan selain terima kasih atas kesabaran, dorongan, semangat, pengorbanan dan doa yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan ini.
Buat Abdul Rahmadi Marsadhia, Muhammad Dirly Falah, buah cinta, harapan dan anugerah yang terindah dalam hidup kami, yang menjadi sumber inspirasi saya dalam menyelesaikan pendidikan ini.
Kepada seluruh keluarga besar, kakak, adik dan ipar-ipar serta semua keponakan yang saya sayangi, terima kasih atas do’a dan dorongan yang telah diberikan.
Akhirnya kepada seluruh keluarga dan handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan baik moril dan materil, saya ucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Medan, November 2008
(10)
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Masalah Penelitian ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
II.1. Implementasi Manajemen aktif kala III ... 5
II.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi ... 7
manajemen aktif kala III A. Kebijakan Pemerintah ... 7
B. Faktor Penolong ... 9
C. Faktor Logistik ... 10
II.3. Manajemen Aktif Kala III ... 12
BAB III. METODE PENELITIAN ... 21
III.1. Bentuk Penelitian ... 21
III.2. Lokasi dan Waktu ... 21
(11)
III.4. Kriteria Penerimaan ... 22
III.5. Kriteria Penolakan ... 22
III.6. Variabel Penelitian ... 22
III.7. Cara Kerja ... 22
III.8. Batasan Operasional ... 24
III.9. Pengolahan Data ... 25
BAB IV. HASIL ... 26
IV.1. Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga... ... .. 26
A. Penggunaan Uterotonika ... 28
B. Pelepasan Plasenta ... 29
C. Massase dan palpasi Uterus ... 29
IV.2. Efek Manajemen aktif kala tiga ... 31
IV.3. Faktor-Faktor penghambat implementasi manajemen aktif kala tiga.... 33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 37
(12)
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1.1. Kondisi penyimpanan uterotonika ... 11
Tabel 1.2. Faktor-faktor resiko perdarahan pasca persalinan ... 13
Tabel 4.1. Karakteristik Implementasi Manajemen aktif Kala III ... 26
Tabel 4.2. Karakteristik Bidan dalam penggunaan Manajemen Kala III ... 27
Tabel 4.3. Karakteristik penggunaan uterotonika ... 28
Tabel 4.4. karakteristik pelepasan plasenta ... 29
Tabel 4.5. Karakteristik massase dan palpasi uterus ... 30
Tabel 4.6. Karakteristik penambahan uterotonika ... 31
Tabel 4.7. Rata-rata lamanya kala III ... 32
Tabel 4.8. Rata-rata jumlah perdarahan ... 32
Tabel 4.9. Karakteristik alasan dari faktor penolong yang tidak melaksanakan manajemen aktif kala III... 34
(13)
DAFTAR SINGKATAN
APN : Asuhan Persalinan Normal AKI : Angka Kematian Ibu
ASEAN :Association of South East Asian Nations
BKKBN :Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional
FIGO : International Federation of Gynecology and Obstetrics ICM : International Confederation of Midwives
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
JNPK-KR : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi POGI : Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
POPPHI :Prevention of Post Partum Hemorrhage Initiative PTT : Penegangan Tali Pusat terkendali
Unicef : United Nation Children Fund
USAID :United States Agency International Development WHO : The World Health Organization
(14)
ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengevaluasi penatalaksanaan kala tiga persalinan oleh bidan yang pernah mengikuti program pelatihan Asuhan Persalinan Normal di klinik atau praktek bidan di Kodya Medan.
Rancangan Penelitian : merupakan penelitian observasional yang dilakukan secara cross sectional.
Hasil Penelitian : pada 80 bidan yang diobservasi didapatkan 11 bidan (14%) yang melaksanakan manajemen aktif kala tiga sesuai dengan kriteria, dan 69 bidan (86%) melaksanakan manajemen aktif kala tiga tidak sesuai dengan kriteria. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria yang sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal (APN). Adapun penggunaan komponen-komponen manajemen aktif kala tiga adalah penggunaan oksitosin sebagai uterotonika (100%), pemberiannya sesudah bayi lahir (100%), rute pemberian secara intramuskular (100%), waktu pemberian dalam waktu 2 menit (77%). Pelepasan plasenta dengan metode penegangan tali pusat terkendali (53%), massase segera (58%), palpasi tiap 15 menit (38%). Rata-rata lamanya kala tiga pada yang melaksanakan sesuai APN adalah 282 detik, yaitu lebih cepat dibanding yang tidak sesuai APN yaitu 365 detik (p<0,001). Sementara itu jumlah darah yang hilang pada yang sesuai APN 269 ml dan yang tidak sesuai APN adalah 333 ml (p<0,001). Berbagai alasan dikemukakan pada bidan yang tidak melaksanakan sesuai kriteria APN, faktor kebijakan pemerintah (100%), dan dari faktor penolong, 66% merasa tidak yakin akan efektifitas manajemen aktif kala tiga sesuai APN dan 34% merasa kondisi lingkungan tidak mendukung dalam hal pelaksanaan metode tersebut.
(15)
Kesimpulan : dari hasil observasi ini ditemukan banyaknya variasi dari manajemen aktif kala III. Meskipun begitu, manajemen aktif kala tiga yang sesuai dengan kriteria APN secara statistik memberikan keuntungan lebih baik dalam hal lamanya kala tiga dan jumlah darah yang hilang.
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kematian ibu akibat melahirkan menurut WHO 1990, UNICEF 1996 akibat melahirkan dilaporkan antara 500.000 sampai dengan 600.000 per tahunnya, penyebab terbanyak dari komplikasi yang terjadi adalah pada persalinan kala tiga.1,2
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1100 di Thailand. Meskipun hasil survei menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup antara 1998-2002, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati mengingat keterbatasan metode yang dipergunakan.3,4
Adapun penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu. Sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses
(17)
kelahiran dan pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu.3,5
Penyebab umum perdarahan post partum termasuk kegagalan uterus berkontraksi secara adekuat setelah melahirkan sampai terjadinya atonia uteri, robeknya jalan lahir oleh karena trauma dan perdarahan oleh karena retensi jaringan plasenta. Atonia uteri adalah penyebab paling sering perdarahan post partum sehingga menyebabkan kematian ibu.4
Intervensi yang efektif untuk mengurangi atau mencegah atonia uteri adalah manajemen aktif kala tiga persalinan. Intervensi ini digambarkan dalam Cochrane review : pemberian uterotonik profilaktik setelah bayi lahir, pengkleman dan pengguntingan tali pusat segera dan pelepasan tali pusat terkendali. Menurut ICM (international Confederation of Midwives) dan FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics), komponen yang biasanya dipakai dalam manajemen aktif adalah pemberian agen uterotonik, penegangan tali pusat terkendali dan masase uterus setelah plasenta lahir, sebagaimana dalam petunjuk WHO, langkah-langkah manajemen aktif kala tiga persalinan melibatkan pemberian oksitosin segera, melahirkan plasenta dengan penegangan tali pusat terkendali dan masase uterus. Lima penelitian telah dimetaanalisa oleh Cochrane library, dengan hasil :4,6
(18)
- Manajemen aktif dapat mengurangi 60% angka kejadian PPH. Kebutuhan akan uterotonik juga berkurang sampai 80%.
- Pada penelitian diatas tidak melibatkan adanya retensio plasenta. Lamanya kala tiga dapat dikurangi secara bermakna pada grup yang mendapatkan manajemen aktif.
Berdasar survey demografi dan kesehatan Indonesia 2002 – 2003 memperlihatkan 9,2% persalinan terjadi dirumah sakit umum, sementara itu 30,5% terjadi di rumah sakit swasta dan 59% di rumah. Pemerintah Indonesia telah melakukan usaha-usaha untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, antara lain dengan program Safe Motherhood, Gerakan Sayang Ibu, Making Pregnancy Safer, Sistem Rujukan dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi, Audit maternal Perinatal, Asuhan Pasca Keguguran, Alarm. Program pelatihan yang dilakukan oleh Depatemen Kesehatan melalui JNPK-KR yaitu Asuhan Persalinan Normal, mencakup penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala Tiga.7
B. MASALAH PENELITIAN
Banyaknya persalinan yang ditolong oleh bidan, menjadikan bidan sebagai ujung tombak dalam menurunkan angka kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan di Indonesia, maka perlu untuk mengevaluasi penatalaksanaan kala tiga persalinan oleh para bidan bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal (APN), khususnya penerapan dari Asuhan Persalinan Normal.
(19)
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penatalaksanaan kala tiga oleh para bidan yang pernah mengikuti program pelatihan Asuhan Persalinan Normal pada pasien yang menjalani persalinan normal di klinik atau praktek bidan di Medan sekitarnya.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui implementasi manajemen aktif kala tiga persalinan normal oleh bidan yang bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menunjukkan faktor-faktor penghambat dalam implementasi manajemen aktif kala tiga.
3. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh masukan untuk program pemerintah.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. IMPLEMENTASI MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN
Motivasi kerja adalah suatu proses yang kompleks. Banyak hal yang menentukan motivasi kerja didalam sektor kesehatan, yaitu : individunya sendiri, organisasi kerja yang menaunginya, sektor kesehatan yang lebih besar, sosio-kultural dan pengaruh lingkungan.8
Individu pekerja memerlukan konsep diri, harapan untuk luaran dan konsekuensi, yang merupakan faktor penting yang menentukan dalam tingkatan individual untuk motivasi kerja. Faktor-faktor ini berpasangan dengan kemampuan teknik individu pekerja, kapasitas intelektual dan sumber daya yang tersedia, untuk menjadikan suatu performans dari pekerja.8,9 Motivasi juga dipengaruhi oleh pengalaman dari pekerja terhadap hasil dan konsekuensinya, pengawasan performans pekerja, umpan balik dari pengawasan atau komunitas atau penghargaan atau hukuman untuk hasil kerja.9
Motivasi kerja sebagai suatu proses persetujuan, motivasi pekerja bergantung pada organisasi dimana pekerja tersebut berada. Organisasi hendaknya memberikan dukungan-dukungan (seperti ketersediaan obat-obatan dan perlengkapan), sistem yang efisien dan jelas. Struktur organisasi dan proses akan mempengaruhi pengalaman pekerja terhadap hasil dan umpan balik yang
(21)
diterima pekerja baik itu dari teman sejawat maupun dari pengawas dalam sistem kesehatan. Sistem pengembangan sumber daya akan mempengaruhi kemampuan dari pekerja dan cara pandang mereka terhadap kemampuan mereka melalui mekanisme seperti pelatihan, pengawasan dan dorongan lain yang lebih konkrit seperti gaji dan promosi. Pada akhirnya kondisi kerja dari organisasi memberikan pengaruh terhadap komitmen dan motivasi pekerja.8
Selain kondisi organisasi, sosio-kultur juga memberi pengaruh terhadap proses motivasi individu. Di pusat layanan kesehatan, peran ini terlihat pada hubungan antara individu pekerja kesehatan dan kliennya. Anggota masyarakat memiliki harapan tentang bagaimana pelayanan yang didapatkannya dan juga mereka akan memberikan umpan balik terhadap performans pekerja kesehatan tersebut baik secara formal maupun informal.
Secara keseluruhan faktor-faktor pengaruh diatas akan mempengaruhi kondisi pelaksanaan atau implementasi dari suatu pelayanan dalam sektor kesehatan. Bila perubahan akan dilakukan oleh sektor kesehatan maka perubahan besar dari sistem struktur kesehatan dan proses hendaknya dilakukan, perubahan-perubahan ini akan memberi efek langsung pada motivasi individual. Pola dan implementasi dari perubahan sektor kesehatan hendaknya memperhitungkan motivasi daripada pekerja kesehatan. Kegagalan dalam pelaksanaan merupakan komponen penting yang hilang dalam usaha perubahan. Pada kondisi tersebut,
(22)
kurangnya motivasi dan kebingungan telah memperlambat atau menghambat suatu perubahan.
II.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA.
Intervensi yang praktis dan mudah untuk mengurangi kejadian dari perdarahan pasca persalinan telah lama diketahui dan telah dikenal secara luas, yaitu manajemen aktif kala tiga. Penggunaan rutin dari manajemen ini telah memperlihatkan menurunnya angka kejadian perdarahan sampai 60%, juga menurunkan penggunaan obat-obatan serta penggunaan transfusi darah. Terdapat 3 faktor utama yang menentukan pelaksanaan manajemen aktif kala tiga secara rutin yaitu :10
A. Kebijakan Pemerintah
Pada tahun 1998 pemerintah Indonesia merasa belum ada tindakan yang strategis untuk menurunkan AKI maka pemerintah bersama departemen-departemen yang mempunyai peran utama dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayinya, beserta Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan BAPPENAS diajak kerjasama untuk mendirikan Safe Motherhood. Sejak ditampilkannya angka kejadian yang banyak dari perdarahan pasca persalinan yang merupakan salah satu penyebab tingginya kematian ibu, FIGO dan ICM yang merupakan partner dari Global Safe Motherhood setuju bahwa Manajemen Aktif Kala Tiga dapat
(23)
menurunkan angka kejadian perdarahan pasca persalinan. Pada tahun 2003 FIGO dan ICM menyatakan Manajemen Aktif Kala Tiga hendaknya dilakukan pada setiap wanita yang menjalani persalinan, yang kemudian direkomendasikan digunakan pada setiap penolong yang terlatih pada setiap persalinan.11,12
WHO juga telah merekomendasikan penggunaan Manajemen Aktif Kala Tiga pada setiap wanita yang dalam persalinan, meskipun dalam pelaksanaannya masih menimbulkan beberapa kontroversi.2
Program Maternal and Neonatal Health (MNH) dari JHPIEGO pada tahun 2001 telah membantu berbagai negara dalam membuat panduan baru berdasarkan Managing Complication in Pregnancy and Childbirth. Melalui kerjasama dengan program MNH, Indonesia meluncurkan Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal (Rujukan nasional untuk Kesehatan ibu dan neonatal). Buku ini telah disebarluaskan ke setiap bidan, spesialis dan dokter umum, termasuk fakultas kedokteran dan akademi kebidanan serta program-program pelatihan kesehatan reproduksi di Indonesia.13
Pada Tahun 2003, Departemen Kesehatan Indonesia kerja sama dengan POGI, IDAI dan IBI mengeluarkan sebuah pegangan untuk persalinan normal yaitu Asuhan Persalinan Normal (APN). Pada pegangan tersebut penanganan kala tiga adalah seperti juga pernyataan dari ICM dan FIGO yaitu melakukan Manajemen Aktif Kala Tiga sebagai langkah preventif dari perdarahan pasca persalinan dan uterotonika yang digunakan adalah oksitosin. Kemudian
(24)
dilakukan pelatihan-pelatihan untuk pegangan ini melalui suatu badan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik - Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).14
B. Faktor Penolong
Kinerja seseorang didefinisikan sebagai hasil yang dicapai seseorang atas perilaku kerjanya menurut yang berlaku dalam pekerjaannya. Kinerja dalam suatu bidang pekerjaan merupakan kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan. Kemampuan kerja dalam kerja atau jabatan tertentu didasari oleh kemampuan profesional yang diperoleh dari hasil belajar pada satu lembaga pendidikan. Dalam teori perspektif harapan, kinerja merupakan fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi.8
Pengetahuan dan keahlian untuk melakukan Manajemen Aktif Kala Tiga adalah sangat mempengaruhi dalam penggunaan rutin Manajemen aktif kala tiga dalam praktek sehari-hari. Meskipun begitu motivasi penolong juga merupakan kunci dalam pelaksanaannya.10
Pemerintah Indonesia telah lama berperan dalam peningkatan pengetahuan dan keahlian dari para penolong persalinan. Di dalam kurikulum pendidikan untuk dokter, bidan dan perawat telah dimasukkan penjelasan terhadap Manajemen Aktif kala Tiga. Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan modul yang telah digunakan didalam kurikulum tersebut. Pelatihan-pelatihan APN juga telah dilakukan terhadap dokter, bidan.14 Dalam penelitian JHPIEGO dan POPPHI
(25)
(2006) yang mensurvey 27 rumah sakit di Indonesia, 78 % dilaporkan para bidannya telah mengikuti pelatihan yang telah mencakup Manajemen Aktif Kala Tiga, dan 52 % dokter juga telah mengikuti pelatihan yang sama. Meskipun begitu, mereka menemukan tidak adanya evaluasi penilaian kualitas dari yang mengikuti pelatihan. Meskipun APN telah dijadikan standard nasional, penggunaannya masih dibawah standard.9
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa walaupun Dokter umum, Bidan dan Bidan di Desa telah memperoleh pelatihan, namun kompetensi dan keterampilan mereka dalam pelayanan maternal dan neonatal dasar, terutama manajemen aktif persalinan Kala III dan pelayanan kedaruratan obstetri masih kurang memadai. 14
Motivasi dan kepuasan kerja yang rendah terutama disebabkan karena tidak adanya tingkat dan jenis penggajian yang sesuai dengan harapan petugas, penggunaan tenaga yang tidak efektif, uraian pekerjaan yang tidak relevan, kurangnya supervisi fasilitatif, kurangnya dukungan teman sejawat, kurangnya kesempatan pengembangan staf dan karir, serta risiko kesehatan dan keamanan di wilayah kerja. Kondisi penghidupan yang kurang menarik di daerah pedesaan, seperti fasilitas pendidikan untuk tenaga kesehatan dan keluarganya, tantangan terhadap keterbatasan komunikasi, perasaan terasing di daerah terpencil dan sebagainya. 15
(26)
C. Faktor Logistik
Semua obat yang beredar di Indonesia mesti teregistrasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Terdapat beberapa persyaratan tertulis untuk pengawasan dan registrasi obat-obatan termasuk didalamnya mengenai hal keamanannya, effikasinya dan kualitas produknya melalui data klinis dan farmakokimia atau juga kualitas kontrol laboratorium. Sertifikat pengesahan dari WHO dibutuhkan pada obat-obat yang diimpor ke Indonesia.15
Ketersediaan obat-obatan uterotonika, jarum suntik pada tingkat nasional maupun lokal merupakan hal yang dasar dalam pelaksanaan Manajemen Aktif Kala Tiga secara rutin. Efektifitas penggunaan dari Manajemen Aktif Kala Tiga juga tergantung dari transportasi dan penyimpanan agar meyakinkan bahan aktif obat tersebut, sterilitas jarum suntik.16
Oksitosin dan ergometrin telah teregistrasi sebagai obat-obatan uterotonika yang digunakan di Indonesia. Misoprostol juga telah teregistrasi, tetapi sebagai obat-obatan ulkus gaster. 15
Pada penelitian USAID 2004, obat-obatan uterotonika yaitu ergometrine dan oksitosin (oral ataupun injeksi) terdapat dalam jumlah yang adekuat di farmasi pusat dan penyimpanannya juga sesuai dengan rekomendasi manufaktur yaitu di dalam temperature berkisar 20 - 80 C.8,11
(27)
Tabel 1.1. Kondisi Penyimpanan Uterotonika (WHO 1993)2 Simulation
condition
Ergometrine/ Methylergometrine
Oxytocin
Refrigeration for 12 months
Lost 4-5% active ingredient No loss
30oC, dark Lost 25% Lost 14% 21–25oC, light Lost 21–27% in one month
>90% in 12 months
Lost 5%
40oC dark Lost > 50% Lost 80%
II.3. MANAJEMEN AKTIF KALA III
Kebanyakan kasus dari perdarahan pasca persalinan terjadi mulai dari kala III persalinan. Kala III persalinan adalah waktu yang dimulai dari lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta. Proses alami yang terjadi pada kala akhir ini termasuk diantaranya berhentinya pulsasi dari tali pusat, terpisahnya plasenta dari dinding uterus dan lahirnya plasenta melalui jalan lahir. Banyaknya darah yang keluar tergantung dari berapa lamanya yang dibutuhkan untuk terpisahnya plasenta dari dinding uterus dan seberapa efektifnya kontraksi otot uterus segera setelah periode pasca persalinan.17,18,19
Perdarahan pasca persalinan sering terjadi pada wanita yang tidak memiliki faktor resiko. Atonia uteri adalah penyebab paling sering perdarahan pasca persalinan. Pemberian uterotonik (contoh : oksitosin, ergot alkaloid dan
(28)
prostaglandin) telah dipergunakan secara luas di negara-negara berkembang dan telah menjadi standard pengobatan dalam penatalaksanaan perdarahan pasca persalinan.1
Menurunnya prevalensi dari perdarahan pasca persalinan pada kebanyakan negara berkembang kemungkinan adalah dengan semakin membaiknya penatalaksanaan pada kala III persalinan. Pada negara-negara berkembang perdarahan pasca persalinan diperkirakan bertanggung jawab terhadap 28% kematian maternal. Kejadian pada negara-negara tersebut dimana banyaknya multiparitas, persalinan lama, fibroid dan anemia berat (kemungkinan disebabkan rapatnya kehamilan, gizi buruk atau infeksi parasit) sering ditemukan. Resiko kematian dari perdarahan pasca persalinan tergantung dari jumlah darah yang hilang dan juga status kesehatan ibu. Pada saat wanita tersebut sebelumnya telah mengalami anemia berat dan penyakit penyerta, kehilangan darah sebanyak 250 ml dapat berakibat fatal.7,10
Pada manajemen aktif kala III penolong memfasilitasi pelepasan dan kelahiran plasenta dan menjadikan kontraksi uterus lebih efektif untuk memperpendek durasi dari kala III persalinan dan mengurangi resiko perdarahan pasca persalinan.7,10
Manajemen aktif kala III persalinan adalah intervensi yang mudah dan tidak mahal yang dapat menolong ribuan wanita. Manajemen aktif kala III ini terdiri dari
(29)
tiga prosedur dasar : penggunaan agen uterotonika (dianjurkan oksitosin) dalam satu menit sesudah lahirnya bayi, melahirkan plasenta dengan penegangan tali pusat terkendali dan pemijatan uterus sesudah lahirnya plasenta. Berdasarkan percobaan klinis, International Confederation of Midwives (ICM) dan International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) menyatakan pada tahun 2003, bahwa setiap wanita hendaknya dilakukan penanganan aktif kala III yang berarti menurunkan kejadian perdarahan pasca persalinan. The World Health Organization (WHO), merekomendasikan setiap penolong melakukan penanganan aktif kala III persalinan pada setiap persalinan untuk mencegah perdarahan post partum.7,8,20
Adapun komponen dari manajemen aktif kala III persalinan adalah :6,9,10,12
1. Pemberian obat-obatan uterotonika dalam satu menit setelah kelahiran bayi.
2. Pengkleman dan pemotongan tali pusat sesegera mungkin setelah lahir bayi.
3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali pada tali pusat sambil melakukan tekanan balik pada uterus melalui abdomen.
4. Sesegera mungkin melakukan pijatan pada fundus uterus melalui perut ibu sampai uterus berkontraksi.
Hal ini telah dibuktikan dapat menurunkan angka kejadian perdarahan pasca persalinan secara bermakna bila dibandingkan penatalaksanaan secara
(30)
fisiologis. Manajemen aktif persalinan kala III ini biasa dilakukan di Inggris, Australia dan beberapa negara lain.21
Di Indonesia, aturan dan kurikulum manajemen aktif kala tiga telah tercakup dalam Asuhan Persalinan Normal (APN). Definisi yang digunakan pada APN sedikit berbeda dari definisi FIGO dan ICM. Pada APN pemberian obat-obatan uterotonika diberikan dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, yang selanjutnya sama dengan komponen dari FIGO dan ICM.14,15,16
Angka kejadian tentang bentuk pelaksanaan dari manajemen aktif kala III ini masih terbatas. Pada penelitian Global Network for Perinatal and Reproductive Health (2003), 15 pusat pendidikan obstetri dan ginekologi di negara maju dan berkembang memperlihatkan banyak variasi, hanya satu (di Dublin,irlandia) yang secara konsisten menggunakan ketiga komponen keseluruhan dari manajemen aktif kala tiga. Variasi dalam penggunaan oksitosin profilaksis berkisar dari 0% sampai 100 %; pelaksanaan penegangan tali pusat terkendali bervariasi dari 13 – 100%. Hasil ini menunjukkan meskipun penggunaan manajemen aktif kala tiga relatif rendah sesuai definisi tetapi prakteknya definisinya bervariasi.21,22,23
1. Uterotonika
Penyuntikan obat uterotonika segera setelah melahirkan bayi adalah suatu intervensi yang paling penting yang digunakan untuk mencegah perdarahan pasca persalinan. Obat uterotonika yang paling umum digunakan adalah oksitosin yang telah terbukti efektif dalam mengurangi kasus Perdarahan
(31)
Pasca Persalinan dan persalinan kala III yang lama.24 Sintometrin (campuran ergometrin dan oksitosin) ternyata malah lebih efektif daripada oksitosin saja. Namun, tetapi sintometrin dikaitkan dengan lebih banyak efek samping, seperti sakit kepala, rasa mual, muntah, dan tekanan darah tinggi.1 Perempuan dengan tekanan darah tinggi (atau pre-eklampsia atau eklampsia, yang diderita kira-kira 10% dari seluruh ibu hamil) tidak dapat menggunakan ergometrin. Dibandingkan dengan oksitosin, ergometrin kurang stabil pada suhu ruangan dan cenderung lebih cepat kehilangan potensinya, khususnya di daerah iklim tropis.25
Pada manajemen aktif kala tiga, satu menit setelah lahirnya bayi, lakukan palpasi abdomen untuk menyingkirkan kemungkinan adanya bayi lain dan kemudian berikan oksitosin 10 IU secara intramuskular. Oksitosin lebih dianjurkan dibanding uterotonika lain karena efektif setelah 2 – 3 menit setelah injeksi, memberikan efek samping yang sedikit dan dapat digunakan pada semua wanita. Jika oksitosin tidak tersedia, uterotonika lain dapat digunakan seperti ergometrin 0,2 mg IM, Syntometrine (1 ampul) IM atau 400 – 600 ug secara oral.14,15,16
Prostaglandin juga efektif untuk mengendalikan perdarahan, mudah diberikan (melalui mulut, vagina ataupun anus), murah dan stabil.26 Efektifitasnya, dibandingkan dengan obat-obatan uterotonika yang lain dalam mengurangi perdarahan pasca persalinan telah menjadi objek penelitian akhir-akhir ini.
(32)
Prostaglandin E2, F2g dan analog F2g telah digunakan dengan sukses secara injeksi langsung terhadap otot uterus melalui dinding abdomen atau pada waktu laparatomi. Pemberian melalui dinding abdomen meningkatkan resiko injeksi terhadap vena yang berakibat pasien kolaps akibat efek vasodilator. Prostaglandin PG E2 dapat diberikan secara intravagina atau perrektal atau dimasukkan secara langsung ke kavum uteri dengan kompresi bimanual. Dosis alternatif prostaglandin :23
1. PGF2g 0,25-1 mg disuntikkan langsung ke miometrium
2. Secara intramuskuler atau disuntikkan secara langsung ke
miometrium secara langsung setiap 15-90 menit 15 metil PGF2g 0,25 mg.
3. PGE2 dengan pemberian perrektal setiap 4-6 jam.
Efek samping yang dilaporkan pada pemberian prostaglandin adalah gangguan gastrointestinal pada pireksia sedang, hipotensi berat juga pernah dilaporkan.27 Hogdall menyimpulkan bahwa penggunaan prostaglandin untuk mengontrol perdarahan pasca persalinan yang berat yang disebabkan atonia uteri dapat menghindari intervensi secara bedah sampai 60% kasus.28
2. Penjepitan tali pusat
Pada manajemen aktif persalinan kala III, tali pusat segera dijepit dan dipotong setelah persalinan, untuk memungkinkan intervensi manajemen aktif
(33)
yang lain. Pada manajemen menunggu, penjepitan tali pusat biasanya dilakukan setelah tali pusat berhenti berdenyut. Walaupun tampaknya kedua praktek tersebut tidak mempunyai perbedaan dalam pengaruhnya terhadap ibu, penjepitan segera dapat mengurangi jumlah darah plasenta yang dialirkan pada bayi yang baru lahir. Diperkirakan bahwa penjepitan tali pusat secara dini mencegah 20% sampai 50% darah janin mengalir dari plasenta ke bayi.30,31 Berkurangnya aliran darah mengakibatkan tingkat hematokrit dan hemoglobin yang lebih rendah pada bayi baru lahir, dan dapat mempunyai pengaruh anemia zat besi pada pertumbuhan bayi.27,32 Satu studi menemukan bahwa menunggu untuk menjepit tali pusat sampai ia berhenti berdenyut mengurangi separuh dari tingkat anemia bayi pada usia 2 bulan.33
3. Peregangan tali pusat terkendali
Pada keadaan normal menurut Caldeyro-Barcia plasenta akan lahir spontan dalam waktu + 6 menit setelah anak lahir lengkap. Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat implantasinya, dipakai beberapa perasat antara lain : 1
a. Perasat Kustner b. Perasat Strassmann c. Perasat Klein
d. Perasat Crede
Pada manajemen aktif kala III, dilakukan pelepasan plasenta secara Peregangan Tali Pusat Terkendali. Penegangan Tali pusat Terkendali (PTT)
(34)
dilakukan dengan cara : satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis, selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorsokranial kearah belakang dan kearah kepala ibu; Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5 – 6 cm didepan vulva; Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2 – 3 menit); Selama kontraksi, lakukan tegangan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.14,33,34 Praktek ini membantu dalam pemisahan plasenta dari uterus dan pelepasannya. Dengan melakukannya hanya selama kontraksi uterus, maka mendorong tali pusat secara hati-hati ini membantu plasenta untuk keluar. Tegangan pada tali pusat harus dihentikan setelah 30 atau 40 detik bila plasenta tidak turun, tetapi tegangan dapat diusahakan lagi pada kontraksi uterus yang berikut.14,35
Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 unit oksitosin Intramuskular dosis kedua, penegangan tali pusat dapat dilanjutkan dan bila sampai 30 menit tidak juga lahir maka plasenta dikeluarkan secara manual.14,15,36
Bagi ibu hamil yang melahirkan, resiko potensial yang berkaitan dengan peregangan tali pusat terkendali adalah resiko uterus untuk inversio dan tali pusat putus dari plasenta. Pada 5 uji klinik terkontrol mengenai manajemen aktif dibandingkan dengan manajemen menunggu, tidak tercatat kasus tentang adanya uterus terbalik atau tali pusat putus.37,38
(35)
4. Massase Fundus Uteri
Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.39,40,41
Setiap 15 menit, uterus dipalpasi untuk memeriksa kontraksinya, bila diperlukan masase uterus dapat diulangi. Hal ini dilakukan selama 1 jam pertama.14,40
Sebagian besar kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan, dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat dicegah melalui manajemen aktif kala tiga.13
Suatu meta-analisa dari studi-studi tersebut, yang tersedia melalui database Cochrane dan WHO Reproductive Health Library menegaskan bahwa manajemen aktif berkaitan dengan berkurangnya kehilangan darah ibu (termasuk Perdarahan Pasca Persalinan), berkurangnya anemia pasca persalinan, dan berkurangnya kebutuhan terhadap transfusi darah.2,33,36 Manajemen aktif juga berkaitan dengan berkurangnya resiko persalinan kala III yang lama, dan berkurangnya penggunaan obat-obat uterotonika tambahan.14,33,36
(36)
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. BENTUK PENELITIAN
Penelitian ini adalah suatu penelitian observasional yang dilakukan secara cross sectional.
III.2. LOKASI DAN WAKTU
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin dan praktek bidan di Medan selama periode Agustus sampai jumlah sampel terpenuhi.
III.3 POPULASI DAN SAMPEL a. Populasi
Populasi penelitian adalah bidan yang bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal (APN) di Medan yang berpraktek berjumlah 196 orang.43
b. Sampel
Sampel penelitian adalah bidan yang bersertifikasi APN yang akan menolong persalinan normal sesuai dengan kriteria inklusi. Adapun perhitungan sampelnya adalah sebagai berikut :
n = { Z2.g2. [ N / (N – 1)] } {ME2 + [ z2. g2 / (N – 1)]}
n = besar sampel N = besar populasi
(37)
g = nilai baku normal yang besarnya tergantung pada nilai g yang ditentukan berdasar pada confidence level (95 %),
dimana g = 1 – 0,95 = 0,05, Untuk g = 0,05 maka : Zg = Z (0,5 – g/2) = Z0,4750= 1,96
ME = margin of error = 5% = 0,005 Maka jumlah sampel yang diambil :
n = 80 sampel
III.4. KRITERIA PENERIMAAN
Kriteria penerimaan sampel : Bidan bersertifikasi APN yang akan menolong persalinan pervaginam dan setuju untuk ikut dalam penelitian.
III.5. KRITERIA PENOLAKAN
Bidan yang tidak bersedia untuk di interview.
III.6. VARIABEL PENELITIAN
Variabel yang diteliti adalah variabel observasi manajemen aktif kala III yang dilakukan oleh para bidan yaitu: pemberian uterotonika (waktu pemberian/jenis/dosis/rute/tambahan uterotonika); metode pelepasan plasenta (waktu pengkleman tali pusat, metode penegangan tali pusat terkendali, lama lepasnya plasenta/lama kala III); metode masase/pijatan pada uterus 1 jam post partum; dan penyimpanan/tersedianya uterotonika.
(38)
III.7. CARA KERJA
Pengumpulan data diperoleh dengan mengunjungi tempat praktek bidan, dengan 2 proses, yaitu:
Proses I : Observasi terhadap suatu persalinan pada kala tiga yang dilakukan oleh bidan tersebut sesuai dengan Core Observational of Delivery dari POPPHI yaitu
1. Saat pengkleman tali pusat yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengklem tali pusat.
2. Pemberian uterotonika : saat pemberian, jenis, rute, dosis, waktu pemberian.
3. Tambahan pemberian uterotonika kala tiga : jenis, rute, dosis, waktu pemberian.
4. Metode pelepasan plasenta.
5. Waktu yang dibutuhkan pada kala tiga 6. Massase uterus : saat dan frekuensinya. 7. Perkiraan jumlah perdarahan, dengan cara :
a. Mengganti ember penampungan pada saat hendak melahirkan plasenta,setelah dilakukan pengosongan kandung kemih.
b. Darah yang keluar di tampung di ember bersih, kasa yang digunakan diperas. Penampungan dilakukan sampai 1 jam setelah plasenta keluar.
(39)
c. Darah yang terkumpul dIukur dengan menggunakan gelas takar 500 cc.
Observasi penyediaan logistik manajemen aktif kala tiga juga dilakukan. Setelah menganalisa hasil tahap I yaitu dengan memisahkan sampel yang melakukan manajemen aktif kala tiga APN, maka dilakukan proses II : Interview untuk penilaian faktor penghambat implementasi manajemen aktif kala tiga pada sampel yang tidak melaksanakan manajemen aktif kala tiga sesuai APN (Non-APN). Kemudian hasil interview digolongkan kepada tiga faktor hambatan-hambatan seperti :
- Faktor Kebijakan pemerintah - Faktor Penolong
- Faktor Logistik
III.8. BATASAN OPERASIONAL
1. Kala III persalinan adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengeluaran plasenta yang dimulai setelah bayi lahir hingga lahirnya plasenta.
2. Manajemen aktif kala tiga APN adalah suatu metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum, yang terdiri dari pemberian oksitosin dalam waktu 1 menit (FIGO/ICM) atau 2 menit (APN) sesudah bayi lahir (pada penelitian ini digunakan rentang waktu 2 menit tersebut adalah mulai dari 0 detik hingga 179 detik) , kemudian melahirkan plasenta dengan penegangan tali pusat terkendali, setelah
(40)
3. Manajemen aktif kala tiga non-APN adalah manajemen kala tiga yang dilakukan tidak sesuai dengan definisi FIGO/ICM atau APN ataupun yang dilakukan dengan kriteria APN tetapi dengan tambahan metode lain.
4. Penegangan tali pusat terkendali adalah suatu tindakan yang digunakan untuk melahirkan plasenta, dengan cara : satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis, selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorsokranial kearah belakang dan kearah kepala ibu; Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5 – 6 cm didepan vulva; Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2 – 3 menit); Selama kontraksi, lakukan tegangan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
5. Massase uterus segera adalah suatu tindakan pemijatan pada fundus uteri dengan cara menggerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi yang dilakukan segera setelah plasenta lahir (tidak diselingi oleh kegiatan lain oleh penolong).
6. Kala IV persalinan adalah masa satu jam setelah lahirnya plasenta. 7. Uterotonika : obat-obatan yang dapat merangsang kontraksi uterus.
8. Manual plasenta adalah suatu tindakan dengan memasukkan salah satu tangan penolong secara sistematis ke rongga rahim dengan tujuan untuk mengeluarkan plasenta.
(41)
9. Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan lebih dari 500 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.
III.9. PENGOLAHAN DATA
Data diolah dari formulir penelitian yang telah diisi oleh peneliti. Data dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan penelitian dan diolah secara statistik.
(42)
BAB IV HASIL
IV.1. Hasil Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga
Manajemen aktif kala tiga persalinan memiliki beberapa kriteria yang secara keseluruhannya menjadi satu dalam pelaksanaannya. Adapun komponennya adalah :
1. Pemberian uterotonika dalam waktu 1 menit (FIGO/ICM) atau 2 menit (APN) setelah lahir bayi secara intramuscular.
2. Pelepasan plasenta secara penegangan tali pusat terkendali.
3. Masase uterus segera setelah lahir plasenta dan dipalpasi untuk kontrol kontraksi uterus tiap 15 menit setelah lahir plasenta hingga 1 jam.
Pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa jumlah bidan yang melaksanakan manajemen aktif kala tiga yang sesuai dengan kriteria manajeman aktif kala III adalah sebanyak 11 bidan (14%) dan yang melaksanakan tidak sesuai dengan kriteria manajemen aktif kala III adalah sebanyak 69 bidan (86%).
Tabel 4.1. Karakteristik Implementasi Manajemen aktif Kala III
Manajemen kala III n %
- APN - Non – APN
11 69
14 86
Festin R.M, et.al (2003), terdapat variasi yang cukup besar dalam pelaksanaan tiap-tiap komponen dari manajemen aktif kala tiga persalinan. Kisaran variasi ini
(43)
antara lain dalam penggunaan oksitosin (0 – 100%), pelaksanaan pelepasan plasenta (13,3 – 100%), masase uterus (0 – 60%).
Pemerintah telah menetapkan tentang pelaksanaan manajemen aktif kala tiga hendaknya dilakukan pada setiap persalinan dan pada penolong yang terlatih. Usaha pemerintah seperti membuat buku panduan, pelatihan (APN) telah dilaksanakan.
Tabel 4.2. Karakteristik Bidan dalam penggunaan Manajemen Kala III
APN Non APN
n % n % Umur
- 31 - 35 tahun - 36 - 40 tahun - 41 - 45 tahun - 46 – 50 tahun - > 50 tahun
0 1 2 4 4 0 9,1 18,2 36,4 36,4 2 24 18 19 6 2,5 31,3 25,0 28,8 12,5 Jumlah persalinan/bulan
- 1 – 5 - 6 – 10 - > 10
2 9 0 18,2 81,8 0 42 25 2 55,0 42,5 2,5 Lama berpraktek
- < 1 tahun - 1 – 5 tahun - 6 – 10 tahun - 11 – 15 tahun - > 15 tahun
0 1 6 3 1 0 9,1 54,5 27,3 9,1 0 37 23 8 1 0 53,6 33,3 11,6 1,4 Riwayat pelatihan APN
- < 1 tahun - 1 – 3 tahun
0 2 0 18,2 4 29 5,8 42,0
(44)
Pada tabel 4.2 diperoleh umur bidan yang paling banyak melakukan manajemen aktif kala III sesuai APN adalah pada umur 46 – 50 tahun dan >50 tahun yang masing-masing adalah 4 bidan (36,4%), sementara dari jumlah banyaknya persalinan tiap bulan didapatkan yang memiliki persalinan 6 – 10 tiap bulannya adalah yang paling banyak melakukan manajemen aktif kala III sesuai APN (81,8%). Sementara dari riwayat pelatihan APN yang paling banyak melakukan manjemen aktif kala III adalah dari yang pernah mendapatkan pelatihan 4 – 5 tahun yang lalu (81,8%), tetapi sama halnya dengan yang tidak melakukan manajemen aktif kala III sesuai APN (52,2%).
Berikut ini akan dibahas setiap komponen dari manajemen aktif kala tiga tersebut :
A. Penggunaan Uterotonika
Tabel 4.3. Karakteristik penggunaan uterotonika
Komponen APN n %
Penggunaan uterotonika - oksitosin
- methergin
- oksitosin dan methergin Waktu pemberian uterotonika
- 0 – 60 dtk - 61 – 180 detik - > 180 detik Saat pemberian
- Sesudah lahir bayi
- Selama melahirkan plasenta
80 0 0 1 62 17 80 0 100 2 77 21 100
(45)
- Sesudah lahir plasenta Rute pemberian
- IM - IV - IV drip
0
80 0 0
100
Pada tabel 4.3, Uterotonika yang digunakan pada seluruh persalinan yang diobservasi seluruhnya (100 %) menggunakan jenis oksitosin yang diberikan secara intramuscular (100%) dengan dosis 10 IU (100%), pemberiannya adalah saat sesudah bayi lahir (100%). Sementara itu waktu pemberian dengan kriteria FIGO/ICM (1 menit ) hanya ditemukan 1 bidan (2%), dengan kriteria APN (2 menit) atau dalam penelitian ini diambil durasi waktu mulai dari 60 detik sampai 180 detik adalah 62 bidan (77%) dan yang memberikan lebih dari 180 detik adalah 17 bidan (21%).
USAID dan POPPHI (2006), pada penelitiannya didapatkan penggunaan oksitosin sebagai uterotonika di manajemen aktif kala tiga adalah 99,2 %, saat pemberiannya adalah setelah bayi lahir (99%) dengan dosis 10 IU (99%) dan pemberian secara intramuscular (100%), waktu pemberian yang benar adalah sebesar 77,9 %.8
B. Pelepasan Plasenta
Pelepasan plasenta menurut kriteria APN adalah dengan cara penegangan tali pusat terkendali (PTT).
(46)
Tabel 4.4. karakteristik pelepasan plasenta
Metode pelepasan plasenta n %
- Metode PTT - Bukan metode PTT
42 38
53 47
Dari tabel 4.4, dapat dilihat bahwa kriteria dari pelepasan plasenta yang sesuai dengan APN yaitu metode PTT adalah sebesar 42%, sementara itu yang tidak melaksanakannya dengan benar adalah 38%. Meskipun begitu tidak ada dari kedua kelompok yang dilakukan manual plasenta.
USAID dan POPPHI (2006), melaporkan pelaksanaan dari pada penegangan tali pusat terkendali adalah sebesar 76,9%.
Cherine M,et.al (2004), melaporkan yang tidak melaksanakan penegangan tali pusat terkendali yang merupakan bagian dari manajemen aktif kala III di rumah sakit pendidikan Mesir adalah sebesar 49%.
C. Massase dan palpasi uterus
Tabel 4.5. Karakteristik massase dan palpasi uterus
Metode n %
Massase - Segera - Tidak segera Palpasi
- Tiap 15 menit - Tidak tiap 15 menit
47 34
31 49
58 42
38 62
(47)
Dari tabel 4.5, dapat dilihat masase yang dilakukan sesuai dengan kriteria APN adalah sebesar 58% dan metode palpasi tiap 15 menit adalah sebesar 31%. Sementara itu USAID dan POPPHI (2006), melaporkan pelaksanaan daripada masase segera uterus adalah sebesar 75% begitu juga dengan palpasi uterus tiap 15 menit sebesar 75%.
Gambar 4.1. Grafik pelaksanaan manajemen aktif kala tiga pada masing-masing komponennya.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Ok sitos in Dosis Rute Saat pe mbe rian waktu pembe rian metod
e PTT ma ssa se s egera pa lpa si tiap
15 m enit
IV.2. EFEK MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA
Manajemen aktif kala tiga persalinan memiliki beberapa tujuan yaitu dengan menggunakan uterotonika profilaksis ( pemberian dalam waktu 1 menit atau 2 menit setelah lahirnya bayi) diharapkan penggunaan dari uterotonika yang berlebihan tidak terjadi dan juga durasi waktu untuk kala tiga dapat diperpendek
(48)
Tabel 4.6. Karakteristik penambahan uterotonika
Metode n %
- APN dengan penambahan uterotonika - Non APN dengan penambahan uterotonika
2 23
3 28
Pada penelitian ini terdapat 25 bidan (31%) yang memberikan tambahan uterotonika baik itu dikala III maupun dikala IV. Dari tabel 4.6, bidan yang memenuhi kriteria daripada APN yang membutuhkan tambahan uterotonika adalah 3%, sementara itu yang tidak memenuhi kriteria APN yang membutuhkan tambahan uterotonika adalah 28 %.
Tabel 4.7. Rata-rata lamanya kala III Metode Rata-rata lamanya
kala III (detik)
95% cofidence interval
n P value
APN Non APN
283 365
244,40 – 321,05 341,90 – 388,76
11 69
< 0,001
Uji T-test
Pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa dengan metode APN waktu rata-rata kala III adalah 283 detik atau 4 menit 43 detik, sementara itu pada yang Non-APN adalah 365 detik atau 6 menit 5 detik, secara statistik nilai ini bermakna dengan p < 0,001
USAID dan POPPHI (2006), pada pelaksanaan APN dengan benar akan didapatkan waktu rata-rata adalah 6,14 menit pada kala III.
(49)
Fenton J,et.al (2005), mendapatkan pada penelitiannya rata-rata lamanya kala III adalah 12,7 menit.
Tabel 4.8. Rata-rata jumlah perdarahan Metode Rata-rata jumlah
darah yang hilang (ml)
95% confidence
interval
n P value
APN Non APN
269 333
233,10 – 304,89 311,90 – 354,81
11 69
<0,001
Uji T-test
Pada tabel 4.8, terlihat jumlah rata-rata darah yang hilang pada yang melaksanakan APN adalah 269 ml dan pada yang tidak melaksanakan APN adalah 333 ml, secara statistik nilai ini bermakna yaitu nilai p < 0,001. Terdapat 4 kasus, dimana darah yang hilang melebihi 500 ml pada pasca persalinan dan ke 4 kasus tersebut berada di kelompok manajemen aktif kala III non-APN.
Fenton J,et.al (2005), pada penelitiannya mendapatkan rata-rata perkiraan darah yang hilang pada penggunaan manajemen aktif adalah 355 ml.
IV.3. Faktor – Faktor Penghambat Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi pelaksanaan rutin manajemen aktif kala tiga yaitu :
1. Faktor kebijakan pemerintah. 2. Faktor penolong
(50)
Dari hasil interview, didapatkan seluruhnya (100%), yaitu 69 bidan yang melaksanakan tidak sesuai dengan manajemen aktif kala tiga, menyatakan faktor penghambatnya adalah dari faktor kebijakan pemerintah dan faktor penolong. Dan secara keseluruhannya menyatakan bahwa dalam pelaksanaan daripada manajemen aktif kala tiga tidak ada pengawasan dari pemerintah.
Dari faktor penolong, penelitian ini juga mendapatkan bahwa dalam perihal pengetahuan tentang manajemen aktif kala tiga semua responden mengetahui tentang manajemen aktif kala tiga, definisi yang sesuai.
Tabel 4.9. Karakteristik faktor penghambat dalam pelaksanaan manajemen aktif kala III.
Alasan n %
Faktor Kebijakan Pemerintah
- KetiadaanPeraturan Pemerintah yang tegas.
- Ketiadaan evaluasi pemerintah Faktor Penolong
- Tidak yakin akan efektifitas - Lingkungan tak mendukung Faktor Logistik
- Hambatan ketersediaan obat
69
69
46 23
0
100
100
66 34
0
(51)
Dari tabel 4.9, dapat dilihat bahwa 66% dari bidan yang tidak melaksanakan manajemen aktif kala tiga persalinan masih belum yakin akan efektifitasnya, dan 34% bidan yang menyatakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung seperti tidak ada yang membantu dalam menolong persalinan termasuk diantaranya tidak ada yang mengurus bayi, tidak ada yang mengingatkan masalah waktu dan juga tidak ada yang bertugas untuk kebersihan ruangan kerja.
(52)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pelaksanaan manajemen aktif kala tiga oleh bidan – bidan yang bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal (APN) dikodya Medan pada penelitian ini berjumlah 11 bidan ( 14%).
2. Adapun langkah – langkah APN dalam pelaksanaan Manajemen Aktif kala tiga yang tidak dilaksanakan dengan benar, yaitu waktu pemberian oksitosin yang salah ( 21% ), pelepasan plasenta tidak dengan PTT ( 47% ), masase uterus tidak segera ( 42 %), palpasi tidak tiap 15 menit ( 62%).
3. Seluruh (100%) dari sampel bidan menggunakan oksitosin sebagai uterotonika dan dosis pemberian 10 IU, dan rute pemberian adalah intramuskular. Pemberiannya seluruh sampel (100%) pada saat setelah bayi lahir.
4. Rata-rata lamanya kala III pada pelaksanaan manajemen aktif kala III adalah 283 detik atau 4 menit 43 detik sementara pada yang tidak melaksanakan manajemen aktif yang tidak sesuai APN adalah 365 detik atau 6 menit 5 detik.
(53)
5. Rata-rata jumlah darah yang hilang pada yang melaksanakan manajemen aktif kala III sesuai APN adalah 269 ml, sementara yang tidak melaksanakan manajemen aktif kala III sesuai APN adalah 333 ml.
6. Adapun faktor penghambat tidak terlaksananya manajemen aktif kala III secara rutin adalah dari faktor kebijakan pemerintah dan faktor penolongnya dengan alasan ketidakyakinan akan efektifitas daripada manajemen aktif kala III ( 66% ).
B. SARAN
1. Penelitian ini memiliki harapan sebagai masukan kepada program pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu. Oleh karena itu diharapkan pemerintah dapat menetapkan peraturan yang tegas serta pengawasan terhadap pelaksanaan manajemen aktif kala tiga.
2. Dibutuhkan publikasi lebih lanjut kepada bidan – bidan tentang efektifitas daripada manajemen aktif kala III, atau mungkin masih dibutuhkannya penelitian yang bersifat lokal untuk mengetahui efektifitas daripada manajemen aktif kala III.
(54)
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham F.G,et al. Management of the third stage. Williams Obstetric ed 21:2001:p 320 -325.
2. WHO Technical consultation on prevention of post partum haemorrhage. WHO Recommendation for the Prevention of Post partum Haemorrhage. October 2006
3. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan MilenIUm Indonesia. Tujuan 5 : Meningkatkan kesehatan ibu. Hal 58-62.
4. Active Management of the Third Stage of Labor : a simple practice to prevent post partum hemorrhage. Medscape
5. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,1994 : hal 198 -200.
6. Mariano R. Management of the third stage of labor to prevent post partum hemorrhage. Int Joint Policy Statement no 136, November 2003.
7. Statistik Indonesia (Badan Pusat Statistik), Survey demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003.
8. Notoatmojo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
9. POPPHI/USAID. Active management of the third stage of labor in Guatemala.1997.
10. POPPHI/USAID, Active Management of the Third Stage of Labor in Cirebon district Agustus – September 2006.
(55)
11. POPPHI. Identifying barriers to the use of active management of the third stage of labor (AMTSL) by providers: a set of tools. USAID-POPPHI May 8,2007.
12. Joint statement WHO,ICM and FIGO. Making Pregnancy Safer: the critical role of the skilled attendant. WHO, Geneva,2004.
13. Maternal and Neonatal Health. Preventing Postpartum Hemorrhage: Community-Based Approach Proves Effective in Rural Indonesia. Program Brief. www.mnh.jhpiego.org.
14. Hermiyanti S, Wiknjosatro G. Indonesia & its innovation: AMTSL for 70.000 Midwives.
15. Saifuddin A.B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta,2002 : hal N19-20.
16. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta,2004 : hal 5.1 – 5.7.
17. Prendville W.J, Elbourne D, Mc Donald S. Active versus expectant in the third stage of labor. Cochrane Collaboration 2007, issue 4.
18. Cherine M, et.al. Management of the third stage of labor in an Egyptian teaching hospital. Int J Gyn Obst 2004; 87(1); 54 – 58.
19. Cook C. Active Management of the Third Stage of Labor for preventing of Post partum hemorrhage : a fact sheet for Policy Makers and Program managers. POPPHI, USAID 1997.
(56)
20. Cotter A, Ness A. Prophylactic oxytocin for the third stage of labor. Cochrane database of systematic reviews 2001.
21. Winter C,et al. Variations in policies for management of the third stage of labor and the immediate management of post partum haemorrhage in Europe. www.blackwellpublishing.com/bjog. March 2007.
22. Edmonds D.K. Third stage of labour and abnormalities. Dewhurst’s Textbook of Obstetrics and gynaecology for postgraduates;6th ed;1999 : p 330 – 340. 23. Fenton J.J. Active Management of the third stage of labor among American
Indian woman. Family medicine, June 2005;37(6):410-4.
24. Fischer J. Management of the third stage of labor. The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and gynaecologist. November 2007 25. Shane B. Preventing post partum haemorrhage. Outlook vol 19.2002
26. Getachew A,et al. Reduce Postpartum hemorrhage in Ethiopia and focus on the active management of the 3rd stage of labor. ESOG; March 2003.
27. NZCOM.The third stage of labor. NZCOM Practise guidelines. May 2006. 28. Giacalone P.L. A randomized evaluation of two techniques of management of
the third stage of labor in woman at low risk of post partum haemorrhage. BJOG, march 2000, vol 107,pp 396-400.
29. Mc Donald S.J. Randomised controlled trial of oxytocin alone versus oxytocin and ergometrine in active management of labor. BMJ Volume 307,6 Nov 1993.
30. Saving Mothers. Policy and Management Guidelines for common causes of maternal deaths.WHO,2002.
(57)
31. Prendville W.J. The Bristol third stage trial : active versus physiological management of third stage of labor. BMJ volume 297, 1988.
32. Smith R.J, et al. Management of the third stage of labor. eMedicine, June 2006.
33. Carpenter J.P. Misoprostol for prevention post partum haemorrhage. Evidence based Tevine US Pharmacopecia,2001.
34. Leung.S.W, Ng P.S, Wong W.Y. A randomized trial of carbetocin versus syntometrine in the management of the third stage of labor.
www.blackwellpublishing.con/bjog. September 2006.
35. Mario R.F. International survey on variations in practice of the management of the third stage of labor. WHO bulletin.2003;81:286-294.
36. Nordstram L. Routine oxytocin in the third stage of labor : a placebo controlled randomized trial. BJOG, July 1997, vol 104, pp 781 – 786.
37. Su L.L, Chong Y.S, Samuel M. Oxytocin agonist for preventing post partum hemorrhage. Cochrane Collaboration 2007,issue 4.
38. Martin J.E.. The third stage of labor. Maternal care Manual/Perinatal Education programme. Unit 11 :1/2006.
39. Thornton S, Davison J.M, Bayliss P.H. Plasma oxytocin during third stage of labor : comparison of virtual and active management. BMJ vol 297.1988. 40. Maughan K.L. Preventing post partum hemorrhage : Managing the third stage
(58)
41. Marti G.P, Carrasco C. Fundal pressure versus controlled cord traction as part of the active management of the third stage of labor. Cochrane Collaboration 2007, Issue 4
42. International Confederation of Midwives, International Federation of Gynaecology and Obstetrics. Joint statement management of the third stage of labour to prevent post-partum haemorrhage. The Hague: ICM; London: FIGO; 2003.
43. IKATAN BIDAN INDONESIA. Data Bidan berpraktek di Kodya Medan tahun 2007. IBI Medan.
(59)
Lampiran 1
LEMBARAN OBSERVASI
IMPLEMENTASI MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA
Identitas Penolong
Nama :
Umur :
Alamat Praktek : No Sertifikat APN : Riwayat praktek :
Jumlah Persalinan : / bulan Pelatihan yang pernah diikuti :
(60)
NO PERTANYAAN RESPONS KETERANGAN 1 Saat pemberian uterotonika Menjelang lahirnya bayi
Sesudah lahir bayi Selama lahir plasenta Sesudah lahir plasenta 2 Waktu untuk pemberian
uterotonika
Menit
3 Waktu yang dibutuhkan untuk klem tali pusat
Menit
4 Dosis pemberian 5 Rute pemberian 6 Jenis uterotonika 7 Tambahan Uterotonika
- Jenis - Dosis - Rute
- Waktu pemberian
IV – IM – Drips
Menit 8 Pada saat melahirkan
plasenta :
- Adakah dilakukan tekanan pada fundus ? - Adakah massase
uterus dilakukan?
- Adakah dilakukan tekanan keatas pada uterus?
- Adakah penarikan plasenta?
YA - TIDAK
YA - TIDAK
YA - TIDAK
YA - TIDAK 9 Adakah manual plasenta ?
(61)
10 Waktu yang dibutuhkan untuk lahirnya plasenta ?
Menit
11 Lamanya Kala III Menit
11 Adakah massase uterus segera dilakukan setelah lahirnya plasenta ?
YA - TIDAK
12 Adakah kontraksi baik YA - TIDAK 13 Pemberian Uterotonika kala
IV
- Jenis - Dosis - Rute
- Waktu menit
14 Adakah uterus dipalpasi tiap 15 menit ?
15 Adakah kontraksi bertahan baik
YA - TIDAK
16 Berapakah jumlah perdarahan yang terjadi ?
(62)
II. Persediaan Uterotonika
No Jenis Uterotonika Trolley Lemari Tipe Penyimpanan
1 Oksitosin - Tersimpan dalam
pendingin (Ya / Tidak) - Tersimpan dalam gelap
(Ya/Tidak)
- Terkena langsung matahari (Ya / Tidak)
2 Ergometrin - Tersimpan dalam pendingin (Ya / Tidak)
- Tersimpan dalam gelap (Ya/Tidak)
- Terkena langsung matahari (Ya / Tidak)
3 Misoprostol - Tersimpan dalam pendingin (Ya / Tidak)
- Tersimpan dalam gelap (Ya/Tidak)
- Terkena langsung matahari (Ya / Tidak)
(63)
Lampiran 2
LEMBARAN IN-DEPTH INTERVIEW 11
Selamat pagi, nama saya dr Abdul Hadi, terima kasih atas waktu yang telah anda berikan untuk dapat berbicara dengan saya.
Saat ini kita akan membicarakan hal-hal yang saudara rasakan tentang beberapa tahapan selama menolong persalinan. Saya berharap dapat menggunakan informasi ini untuk mengembangkan sebuah program untuk menurunkan kejadian perdarahan pasca persalinan. Saya hanya menggunakan informasi yang anda berikan untuk tujuan tersebut. Jawaban yang anda berikan adalah rahasia dan kamu dapat tidak memberikan nama anda bila anda tidak berkenan, jadi saya berharap anda bebas untuk berbicara. Interview ini akan membutuhkan waktu sekitar 45 menit.
Data responden
Nama :
Perkiraan jumlah persalinan perbulan : Lamanya telah berpraktek :
Pertama-tama saya akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang pelatihan yang telah anda dapatkan dalam Manajemen kala III persalinan.
1. Pelatihan apa yang telah anda dapatkan dalam penatalaksanaan kala tiga persalinan ? kapan ?
2. Apakah dalam praktek sehari-hari berbeda dengan dalam pelatihan ? kenapa ?
3. Terdapat beberapa cara dalam manajemen kala tiga persalinan, bisakah anda sebutkan cara tersebut? Pernahkah anda mendengar tentang Manajemen Aktif Kala Tiga Persalinan?
Bila jawaban pernah, minta untuk responden mendefinisikan Manajemen Aktif Kala III, kemudian jelaskan tentang definisi Manajemen Aktif kala III dalam penelitian ini.
(64)
Bila jawaban tidak pernah, tetap jelaskan tentang definisi manajemen aktif kala III.
4. Bagaimana pendapat anda tentang manajemen kala tiga ini ? apakah menurut anda manajemen aktif kala III ini dapat menurunkan kejadian perdarahan pasca persalinan? Kenapa?
5. Apakah ini merupakan bagian penting dari suatu persalinan ? kenapa? 6. Seringkah anda menolong persalinan yang berkomplikasi perdarahan
pasca persalinan ?
7. Dapatkah anda jelaskan persalinan mana yang membutuhkan manajemen aktif kala tiga? Kenapa?
Sekarang saya hendak membicarakan kondisi dalam ruang persalinan ketika anda menolong persalinan.
8. Apakah ada penolong lain yang membantu anda dalam menolong persalinan? Keahliannya ?
9. Apakah anda akan mempraktekkan manajemen aktif kala tiga? Kenapa? 10. Apakah yang menjadi penghambat untuk anda dapat melaksanakan
manajemen aktif kala III dalam sehari-hari secara rutin?
11. Apakah yang dapat mempermudah anda melaksanakan manajemen aktif kala tiga secara rutin?
12. Kebutuhan obat-obatan dan peralatan apa saja yang anda butuhkan dalam manajemen aktif kala tiga? Apakah terus-menerus tersedia? Kenapa? Apa hambatannya?
13. Apakah ada pengawasan rutin dalam praktek anda ? oleh siapa? Seberapa sering? Apakah pengawasannya juga termasuk tentang manajemen aktif kala III?
14. Apakah menurut anda cara yang efektif untuk mengingat penggunaan manajemen aktif kala III pada setiap persalinan?
(65)
KAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan Lama berpraktek (tahun) Lama pelatihan Manajemen aktif Waktu untuk klem tali pusat
Jenis Saat Modus Waktu (detik) Dosis (IU) tekanan fundus Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N
1 lasma 52 8 11 3 58 Oksi 2 im 80 10 tdk Tdk
2 Elizatuti 51 6 9 3 69 0ksi 2 Im 87 10 Tdk Tdk
3 Mirah 49 10 9 2 63 Oksi 2 Im 80 10 Tdk Tdk
4 Josepin 41 3 5 2 163 Oksi 2 Im 187 10 Tdk Ya
5 Gumriah 53 9 15 2 62 Oksi 2 Im 74 10 Tdk Tdk
6 Romauli 49 10 7 2 122 Oksi 2 Im 134 10 Tdk Ya
7 Derti S 43 3 5 2 131 Oksi 2 Im 144 10 Tdk Tdk
8 Mandah 48 3 3 2 185 Oksi 2 Im 198 10 Tdk Tdk
9 Herawat 35 5 3 3 110 Oksi 2 Im 307 10 Tdk Ya
10 Nurliana 40 10 7 4 68 Oksi 2 Im 174 10 Tdk Tdk
11 Anita 49 6 8 2 67 Oksi 2 Im 83 10 Tdk Ya
12 Sri H 47 9 11 4 62 Oksi 2 Im 77 10 Tdk Ya
13 Nurijah 51 6 12 4 57 Oksi 2 Im 72 10 Tdk Tdk
14 Reni M 42 12 6 3 88 Oksi 2 Im 182 10 Tdk Tdk
15 Woro A 48 10 15 2 140 Oksi 2 Im 171 10 Tdk Tdk
16 Mariani 53 7 12 3 108 Oksi 2 Im 120 10 Tdk Tdk
17 Farida 37 5 3 3 114 Oksi 2 Im 312 10 Tdk Ya
18 Eva P 38 4 5 4 111 Oksi 2 Im 143 10 Tdk Tdk
19 Rosma 47 6 11 3 92 Oksi 2 Im 248 10 Ya Ya
20 Sri H 39 4 5 4 80 Oksi 2 Im 110 10 Tdk Tdk
21 Supini 42 4 3 3 92 Oksi 2 Im 117 10 Tidak Tdk
22 Turwati 49 8 12 3 92 Oksi 2 Im 188 10 Tdk Ya
23 Hotnida 38 3 4 4 60 Oksi 2 Im 111 10 Ya Ya
24 P.Siagia 43 4 6 3 60 Oksi 2 Im 68 10 Tdk Ya
25 S.para 43 5 7 3 78 Oksi 2 Im 152 10 Tdk Ya
26 Novianti 35 5 3 3 80 Oksi 2 Im 98 10 Tdk Tdk
KAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan Lama berpraktek (tahun) Lama pelatihan Manajemen aktif Waktu untuk klem tali pusat (detik)
Jenis Saat Modus Waktu (detik)
Dosis tekanan fundus
Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N
27 Fatma 48 4 5 2 61 Oksi 2 Im 90 10 Tdk Tdk
28 Lisnur 47 6 9 2 122 Oksi 2 Im 150 10 Tdk Ya
29 Marianis 42 7 7 3 58 Oksi 2 Im 92 10 Tdk Tdk
(66)
32 Herna i 41 5 9 3 70 Oksi 2 Im 128 10 Tdk Ya
33 Dewi 42 4 3 1 76 Oksi 2 Im 104 10 Ya Ya
34 Heni s 39 4 3 1 75 Oksi 2 Im 110 10 Tdk Tdk
35 Yustiah 40 8 7 4 63 Oksi 2 Im 84 10 Tdk Ya
36 Sri H 40 4 3 3 65 Oksi 2 Im 210 10 Ya Ya
37 Mona S 39 4 4 3 150 Oksi 2 Im 174 10 Tdk Ya
38 Erfina 38 4 2 2 140 Oksi 2 Im 212 10 Ya Tdk
39 Reni A 37 6 3 3 125 Oksi 2 Im 150 10 Ya Tdk
40 Maylisni 43 5 6 3 146 Oksi 2 Im 153 10 Tdk Tdk
41 Lindawa 37 4 3 3 72 Oksi 2 Im 154 10 Tdk Ya
42 Leyli 41 6 5 2 95 Oksi 2 Im 150 10 Tdk Tdk
43 Nanin 37 2 4 3 184 Oksi 2 Im 198 10 Tdk Ya
44 Evaulina 38 3 4 3 170 Oksi 2 Im 195 10 Tdk Tdk
45 Nurbadri 44 7 8 3 80 Oksi 2 Im 94 10 Tdk Tdk
46 Rina W 50 9 13 4 98 Oksi 2 Im 111 10 Tdk Ya
47 Nila S 45 7 6 3 70 Oksi 2 Im 95 10 Tdk Ya
48 Nuramin 47 9 10 3 63 Oksi 2 Im 94 10 Tdk Tdk
49 Nirmala 42 8 5 3 125 Oksi 2 Im 134 10 Tdk Ya
50 Efrina 50 7 9 2 128 Oksi 2 Im 139 10 Tdk Ya
51 Nurlela 49 5 11 3 151 Oksi 2 Im 162 10 Ya Ya
52 Sofanita 53 7 10 2 52 Oksi 2 Im 70 10 Tdk Tdk
KAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan Lama berpraktek (tahun) Lama pelatihan Manajemen aktif Waktu untuk klem tali pusat (detik)
Jenis Saat Modus Waktu (detik)
Dosis tekanan fundus
Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N
53 Herivah 37 3 2 2 144 Oksi 2 Im 190 10 Tdk Ya
54 Muliati 46 5 10 3 150 Oksi 2 Im 161 10 Tdk Tdk
55 Dewi A 40 5 4 2 65 Oksi 2 Im 175 10 Tdk Ya
56 Dormaul 39 6 4 2 105 Oksi 2 Im 273 10 Ya Tdk
57 Sri U 52 10 15 3 64 Oksi 2 Im 87 10 Tdk Tdk
58 Nur.S 53 8 17 3 60 Oksi 2 Im 72 10 Tdk Tdk
59 Donna 37 2 4 1 146 Oksi 2 Im 172 10 Tdk Ya
60 Sri R 39 4 3 2 91 Oksi 2 Im 185 10 Tdk Ya
61 Misbah 42 5 4 2 105 Oksi 2 Im 185 10 Tdk Ya
62 Zaitun 56 4 16 2 58 Oksi 2 Im 72 10 Tdk Tdk
63 Halimat 44 5 7 2 80 Oksi 2 Im 153 10 Tdk Tdk
64 Ganda 41 6 5 2 121 Oksi 2 Im 135 10 Tdk Ya
65 Megawa 45 7 8 2 82 Oksi 2 Im 101 10 Tdk Tdk
66 Rida S 43 4 5 3 122 Oksi 2 Im 137 10 Tdk Tdk
67 Aisyah 40 4 3 1 94 Oksi 2 Im 109 10 Tdk Tdk
68 Eka S 50 8 15 2 74 Oksi 2 Im 87 10 Tdk Tdk
(67)
70 Harianti 49 6 8 3 78 Oksi 2 Im 110 10 Tdk Tdk
71 Eili 39 3 2 2 168 Oksi 2 Im 172 10 Tdk Ya
72 Tince 42 4 4 3 132 Oksi 2 Im 147 10 Tdk Tdk
73 Ester 40 5 4 3 75 Oksi 2 Im 192 10 Tdk Tdk
74 Roslina 39 3 5 2 54 Oksi 2 Im 104 10 Tdk Tdk
75 Lilis S 44 5 6 3 143 Oksi 2 Im 155 10 Tdk Ya
76 Santi M 49 7 10 3 30 Oksi 2 Im 53 10 Tdk Tdk
77 Tiarma 46 4 9 2 100 Oksi 2 Im 116 10 Tdk Tdk
78 Minar 42 3 6 2 136 Oksi 2 Im 145 10 Tdk Tdk
KAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan
Lama berpraktek (tahun)
Lama pelatihan Manajemen aktif
Waktu untuk klem tali pusat (detik)
Jenis Saat Modus Waktu (detik)
Dosis tekanan fundus
Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N
79 Yuliarnis 40 5 4 2 99 Oksi 2 Im 114 10 Tdk Ya
(1)
II. Persediaan Uterotonika
No
Jenis Uterotonika
Trolley Lemari
Tipe Penyimpanan
1 Oksitosin
-
Tersimpan
dalam
pendingin (Ya / Tidak)
- Tersimpan dalam gelap
(Ya/Tidak)
- Terkena
langsung
matahari (Ya / Tidak)
2 Ergometrin
-
Tersimpan
dalam
pendingin (Ya / Tidak)
- Tersimpan dalam gelap
(Ya/Tidak)
- Terkena
langsung
matahari (Ya / Tidak)
3 Misoprostol
-
Tersimpan
dalam
pendingin (Ya / Tidak)
- Tersimpan dalam gelap
(Ya/Tidak)
- Terkena
langsung
matahari (Ya / Tidak)
(2)
Lampiran 2
LEMBARAN IN-DEPTH INTERVIEW
11Selamat pagi, nama saya dr Abdul Hadi, terima kasih atas waktu yang telah
anda berikan untuk dapat berbicara dengan saya.
Saat ini kita akan membicarakan hal-hal yang saudara rasakan tentang
beberapa tahapan selama menolong persalinan. Saya berharap dapat
menggunakan informasi ini untuk mengembangkan sebuah program untuk
menurunkan kejadian perdarahan pasca persalinan. Saya hanya menggunakan
informasi yang anda berikan untuk tujuan tersebut. Jawaban yang anda berikan
adalah rahasia dan kamu dapat tidak memberikan nama anda bila anda tidak
berkenan, jadi saya berharap anda bebas untuk berbicara. Interview ini akan
membutuhkan waktu sekitar 45 menit.
Data responden
Nama
:
Perkiraan jumlah persalinan perbulan :
Lamanya telah berpraktek
:
Pertama-tama saya akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang pelatihan
yang telah anda dapatkan dalam Manajemen kala III persalinan.
1. Pelatihan apa yang telah anda dapatkan dalam penatalaksanaan kala tiga
persalinan ? kapan ?
2. Apakah dalam praktek sehari-hari berbeda dengan dalam pelatihan ?
kenapa ?
3. Terdapat beberapa cara dalam manajemen kala tiga persalinan, bisakah
anda sebutkan cara tersebut? Pernahkah anda mendengar tentang
Manajemen Aktif Kala Tiga Persalinan?
Bila jawaban pernah, minta untuk responden mendefinisikan Manajemen Aktif
Kala III, kemudian jelaskan tentang definisi Manajemen Aktif kala III dalam
penelitian ini.
(3)
Bila jawaban tidak pernah, tetap jelaskan tentang definisi manajemen aktif kala
III.
4. Bagaimana pendapat anda tentang manajemen kala tiga ini ? apakah
menurut anda manajemen aktif kala III ini dapat menurunkan kejadian
perdarahan pasca persalinan? Kenapa?
5. Apakah ini merupakan bagian penting dari suatu persalinan ? kenapa?
6. Seringkah anda menolong persalinan yang berkomplikasi perdarahan
pasca persalinan ?
7. Dapatkah anda jelaskan persalinan mana yang membutuhkan manajemen
aktif kala tiga? Kenapa?
Sekarang saya hendak membicarakan kondisi dalam ruang persalinan ketika
anda menolong persalinan.
8. Apakah ada penolong lain yang membantu anda dalam menolong
persalinan? Keahliannya ?
9. Apakah anda akan mempraktekkan manajemen aktif kala tiga? Kenapa?
10.
Apakah yang menjadi penghambat untuk anda dapat melaksanakan
manajemen aktif kala III dalam sehari-hari secara rutin?
11. Apakah yang dapat mempermudah anda melaksanakan manajemen aktif
kala tiga secara rutin?
12.
Kebutuhan obat-obatan dan peralatan apa saja yang anda butuhkan
dalam manajemen aktif kala tiga? Apakah terus-menerus tersedia?
Kenapa? Apa hambatannya?
13.
Apakah ada pengawasan rutin dalam praktek anda ? oleh siapa?
Seberapa sering? Apakah pengawasannya juga termasuk tentang
manajemen aktif kala III?
14. Apakah menurut anda cara yang efektif untuk mengingat penggunaan
manajemen aktif kala III pada setiap persalinan?
(4)
KAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan Lama berpraktek (tahun) Lama pelatihan Manajemen aktif Waktu untuk klem tali pusat
Jenis Saat Modus Waktu (detik) Dosis (IU) tekanan fundus Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N
1
lasma 52 8 11 3 58 Oksi 2 im 80 10 tdk Tdk2
Elizatuti 51 6 9 3 69 0ksi 2 Im 87 10 Tdk Tdk3
Mirah 49 10 9 2 63 Oksi 2 Im 80 10 Tdk Tdk4
Josepin 41 3 5 2 163 Oksi 2 Im 187 10 Tdk Ya5
Gumriah 53 9 15 2 62 Oksi 2 Im 74 10 Tdk Tdk6
Romauli 49 10 7 2 122 Oksi 2 Im 134 10 Tdk Ya7
Derti S 43 3 5 2 131 Oksi 2 Im 144 10 Tdk Tdk8
Mandah 48 3 3 2 185 Oksi 2 Im 198 10 Tdk Tdk9
Herawat 35 5 3 3 110 Oksi 2 Im 307 10 Tdk Ya10
Nurliana 40 10 7 4 68 Oksi 2 Im 174 10 Tdk Tdk11
Anita 49 6 8 2 67 Oksi 2 Im 83 10 Tdk Ya12
Sri H 47 9 11 4 62 Oksi 2 Im 77 10 Tdk Ya13
Nurijah 51 6 12 4 57 Oksi 2 Im 72 10 Tdk Tdk14
Reni M 42 12 6 3 88 Oksi 2 Im 182 10 Tdk Tdk15
Woro A 48 10 15 2 140 Oksi 2 Im 171 10 Tdk Tdk16
Mariani 53 7 12 3 108 Oksi 2 Im 120 10 Tdk Tdk17
Farida 37 5 3 3 114 Oksi 2 Im 312 10 Tdk Ya18
Eva P 38 4 5 4 111 Oksi 2 Im 143 10 Tdk Tdk19
Rosma 47 6 11 3 92 Oksi 2 Im 248 10 Ya Ya20
Sri H 39 4 5 4 80 Oksi 2 Im 110 10 Tdk Tdk21
Supini 42 4 3 3 92 Oksi 2 Im 117 10 Tidak Tdk22
Turwati 49 8 12 3 92 Oksi 2 Im 188 10 Tdk Ya23
Hotnida 38 3 4 4 60 Oksi 2 Im 111 10 Ya Ya24
P.Siagia 43 4 6 3 60 Oksi 2 Im 68 10 Tdk Ya25
S.para 43 5 7 3 78 Oksi 2 Im 152 10 Tdk Ya26
Novianti 35 5 3 3 80 Oksi 2 Im 98 10 Tdk TdkKAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan Lama berpraktek (tahun) Lama pelatihan Manajemen aktif Waktu untuk klem tali pusat (detik)
Jenis Saat Modus Waktu (detik)
Dosis tekanan fundus
Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N
27
Fatma 48 4 5 2 61 Oksi 2 Im 90 10 Tdk Tdk28
Lisnur 47 6 9 2 122 Oksi 2 Im 150 10 Tdk Ya29
Marianis 42 7 7 3 58 Oksi 2 Im 92 10 Tdk Tdk30
Kanni N 40 5 4 4 83 Oksi 2 Im 242 10 Tdk Ya(5)
32
Herna i 41 5 9 3 70 Oksi 2 Im 128 10 Tdk Ya33
Dewi 42 4 3 1 76 Oksi 2 Im 104 10 Ya Ya34
Heni s 39 4 3 1 75 Oksi 2 Im 110 10 Tdk Tdk35
Yustiah 40 8 7 4 63 Oksi 2 Im 84 10 Tdk Ya36
Sri H 40 4 3 3 65 Oksi 2 Im 210 10 Ya Ya37
Mona S 39 4 4 3 150 Oksi 2 Im 174 10 Tdk Ya38
Erfina 38 4 2 2 140 Oksi 2 Im 212 10 Ya Tdk39
Reni A 37 6 3 3 125 Oksi 2 Im 150 10 Ya Tdk40
Maylisni 43 5 6 3 146 Oksi 2 Im 153 10 Tdk Tdk41
Lindawa 37 4 3 3 72 Oksi 2 Im 154 10 Tdk Ya42
Leyli 41 6 5 2 95 Oksi 2 Im 150 10 Tdk Tdk43
Nanin 37 2 4 3 184 Oksi 2 Im 198 10 Tdk Ya44
Evaulina 38 3 4 3 170 Oksi 2 Im 195 10 Tdk Tdk45
Nurbadri 44 7 8 3 80 Oksi 2 Im 94 10 Tdk Tdk46
Rina W 50 9 13 4 98 Oksi 2 Im 111 10 Tdk Ya47
Nila S 45 7 6 3 70 Oksi 2 Im 95 10 Tdk Ya48
Nuramin 47 9 10 3 63 Oksi 2 Im 94 10 Tdk Tdk49
Nirmala 42 8 5 3 125 Oksi 2 Im 134 10 Tdk Ya50
Efrina 50 7 9 2 128 Oksi 2 Im 139 10 Tdk Ya51
Nurlela 49 5 11 3 151 Oksi 2 Im 162 10 Ya Ya52
Sofanita 53 7 10 2 52 Oksi 2 Im 70 10 Tdk TdkKAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan
Lama berpraktek (tahun)
Lama pelatihan Manajemen aktif
Waktu untuk klem tali pusat (detik)
Jenis Saat Modus Waktu (detik)
Dosis tekanan fundus
Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N
53
Herivah 37 3 2 2 144 Oksi 2 Im 190 10 Tdk Ya54
Muliati 46 5 10 3 150 Oksi 2 Im 161 10 Tdk Tdk55
Dewi A 40 5 4 2 65 Oksi 2 Im 175 10 Tdk Ya56
Dormaul 39 6 4 2 105 Oksi 2 Im 273 10 Ya Tdk57
Sri U 52 10 15 3 64 Oksi 2 Im 87 10 Tdk Tdk58
Nur.S 53 8 17 3 60 Oksi 2 Im 72 10 Tdk Tdk59
Donna 37 2 4 1 146 Oksi 2 Im 172 10 Tdk Ya60
Sri R 39 4 3 2 91 Oksi 2 Im 185 10 Tdk Ya61
Misbah 42 5 4 2 105 Oksi 2 Im 185 10 Tdk Ya62
Zaitun 56 4 16 2 58 Oksi 2 Im 72 10 Tdk Tdk63
Halimat 44 5 7 2 80 Oksi 2 Im 153 10 Tdk Tdk64
Ganda 41 6 5 2 121 Oksi 2 Im 135 10 Tdk Ya65
Megawa 45 7 8 2 82 Oksi 2 Im 101 10 Tdk Tdk66
Rida S 43 4 5 3 122 Oksi 2 Im 137 10 Tdk Tdk67
Aisyah 40 4 3 1 94 Oksi 2 Im 109 10 Tdk Tdk68
Eka S 50 8 15 2 74 Oksi 2 Im 87 10 Tdk Tdk(6)
70
Harianti 49 6 8 3 78 Oksi 2 Im 110 10 Tdk Tdk71
Eili 39 3 2 2 168 Oksi 2 Im 172 10 Tdk Ya72
Tince 42 4 4 3 132 Oksi 2 Im 147 10 Tdk Tdk73
Ester 40 5 4 3 75 Oksi 2 Im 192 10 Tdk Tdk74
Roslina 39 3 5 2 54 Oksi 2 Im 104 10 Tdk Tdk75
Lilis S 44 5 6 3 143 Oksi 2 Im 155 10 Tdk Ya76
Santi M 49 7 10 3 30 Oksi 2 Im 53 10 Tdk Tdk77
Tiarma 46 4 9 2 100 Oksi 2 Im 116 10 Tdk Tdk78
Minar 42 3 6 2 136 Oksi 2 Im 145 10 Tdk TdkKAL
UTEROTONIKA PLASENTA No Nama Umur Jumlah
persalinan / bulan
Lama berpraktek (tahun)
Lama pelatihan Manajemen aktif
Waktu untuk klem tali pusat (detik)
Jenis Saat Modus Waktu (detik)
Dosis tekanan fundus
Massas uterus
A B C D E G F H I J K L M N