Strategi Peningkatan Partisipasi Pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap Untuk Peningkatan Hasil Dan Pendapatan Nelayan Di Komunitas Nelayan Kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.

STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI PADA PROGRAM
BANTUAN STIMULUS SARANA TANGKAP UNTUK PENINGKATAN
HASIL TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN

TRISMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Strategi Peningkatan
Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap unutk Peningkatan
Hasil Tangkap dan Pendapatan Nelayan di Komunitas Nelayan Sumbawa Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Trisman
NIM I354120245

RINGKASAN
TRISMAN. Strategi Peningkatan Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus
Sarana Tangkap untuk Peningkatan Hasil dan Pendapatan Nelayan di Komunitas
Nelayan Kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.
Dibimbing oleh TITIK SUMARTI dan IVANOVICH AGUSTA
Kabupaten Sumbawa Barat memiliki Lebo Taliwang (danau) yang
merupakan satu-satunya lahan basah daratan terluas di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Bagi masyarakat yang berdomisili di sekitarnya, danau ini mempunyai arti
yang sangat penting sebagai sumber kehidupan dan penghidupan. Selama
bertahun-tahun masyarakat nelayan Sampir telah menggantungkan hidupnya dari
hasil menangkap berbagai jenis ikan di Lebo Taliwang dan pernah menjadi
primadona yang luar biasa sebagai penghasil ikan kering dengan produksi, namun
di sisi lain kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan Lebo kini mengalami
penurunan produksi yang berpengaruh pada hasil tangkap dan pendapatan yang

disebabkan oleh kurangnya kepemilikan aset berupa jala dan perahu. Tujuan
utama dari penelitian ini adalah mengevaluasi efektifitas Program Bantuan
Stimulus Sarana Tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan
nelayan di Kelurahan Sampir Kabupaten Sumbawa Barat. Sedangkan tujuan
khususnya adalah 1) mengkaji partisipasi nelayan dalam program bantuan
stimulus sarana tangkap, 2) mengkaji tingkat kesesuaian program stimulus sarana
tangkap dengan tingkat kebutuhan komunitas nelayan, 3) menganalisis pengaruh
partisipasi terhadap hasil tangkap dan pendapatan nelayan pada program stimulus
dan 4) merumuskan strategi peningkatan partisipasi pada program bantuan
stimulus sarana tangkap yang sesuai dengan kebutuhan nelayan untuk peningkatan
hasil tangkap dan pendapatan nelayan. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitiatif dan kualitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner dan
pendalaman pada studi kasus nelayan penerima Program Bantuan Stimulus Sarana
Tangkap. Informan penelitian ini adalah: Kepala Bappeda Kab. Sumbawa Barat,
Lurah Sampir, Ketua Komunitas Nelayan Lebo dan Manajemen PT. Newmont
Nusa Tenggara dengan responden penelitian sebanyak 40 nelayan (sensus) dengan
pertimbangan berpartisipasi aktif pada Program Bantuan Stimulus Sarana
Tangkap. Hasil penelitian menunjukkan: (1) partisipasi nelayan dalam Program
Bantuan Stimulus Sarana Tangkap masih bersifat Instrumental, (2) Program
Bantuam Stimulus Sarana Tangkap sudah sesuai dengan tingkat kebutuhan

nelayan yang berbasis pada nelayan yang berpartisipasi secara Instrumental, (3)
tingkat partisipasi pelaksanaan terbatas pada sumbang pemikiran menentukan
peningkatan hasil tangkap dan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan,
(4) strategi partisipasi transformasional dengan tahap partisipasi menikmati hasil
melalui program yang berbasis kebutuhan nelayan dengan cara membuka akses
informasi, membangun jaringan bisnis dan melakukan pendampingan secara
berkelanjutan pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap.
Kata kunci: Partisipasi, Kebutuhan Nelayan, Hasil Tangkap, Pendapatan

SUMMARY
TRISMAN. Strategy to Increase Participation Of Aid Stimulus Program for
Increasing The Cacth and The Revenue Of Fisherman in Sampir Village West
Sumbawa Regency. Supervised by TITIK SUMARTI and IVANOVICH
AGUSTA
Sumbawa westren district have lake is the only one the largest inland
wetland in West Nusa Ttenggara Province. For the people around the lake serves
as a source of life and for many years depent on fishing. But on the other hand
socio-economic condition of productio decreased teh effect on the cacth and
reveneu cause by a lack of ownership of assets such as nets and boats. The main
purpose of this study was to evaluate stimulus program help capture means for

incerasing cacth and revenue of fisherman in the sampir village west sumbawa
regency. While the specific objectivess are: 1) assses the participation of
fishermen in aid stimulus programs, 2) asses the suitability of program assistance
stimulus means fishing with the needs of fisherman, 3) analyze the effect of
participation on the catch and revenue, 4) to formulate strategeis for improving
participation in the program help of stimulus means fishing for improvement the
cacth and revenue of fisherman. The research uses qualitative methods supported
by quantitative data used in the case study program means catching stimulus aid.
This is a reseacrh informant Headman of Plan and Developing office West
Sumbawa, headman Sampir village, head of the fishermen and the management of
PT. Newmont Nusa Tenggara with respondents as many as 40 head of families to
actively participate in the consideration of the stimulus aid program means cacth.
The result showed (1) the participation of fishermen still Instrumental, (2)
program support stimulus is in conformity with the needs of fishermen based on
the participation of Instrumental, (3) the participation of the fishermen determine
the increase in the cacth and revenue, (4) participation strategy Transformational
fishing is done through program based on teh needs of fishermen by opening
acces to infortmation, building bussines networks and provide guidance
sustainable.
Keywords: participation, need fisherman, product, income


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

STRATEGI PENINGKATAN PARTISIPASI PADA PROGRAM
BANTUAN STIMULUS SARANA TANGKAP UNTUK PENINGKATAN
HASIL TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN

TRISMAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada

Program Studi Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada saat Ujian Thesis: Dr. Ir. Rillus. A. Kinseng, MSc

Judul Tesis : Strategi Peningkatan Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus
Sarana Tangkap untuk Peningkatan Hasil Tangkap dan Pendapatan
Nelayan
Nama
: Trisman
NIM
: I354120245

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing


Dr Ir Titik Sumarti, MC MS
Ketua

Dr Ivanovich Agusta, SP, MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat

Dr Ir Lala M. Kolopaking, MS

Tanggal Ujian:

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 ini ialah Strategi
Peningkatan Partisipasi pada Program Bantuan Stimulus Sarana Tangkap untuk
Peningkatan Hasil dan Pendapatan Nelayan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Titik Sumarti MC, MS dan
Bapak Dr Ivanovich Agusta, SP MS selaku pembimbing, yang telah banyak
memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Nelayan
Lebo Taliwang, Bapak Dr Ir H. Amry Rahman, M. Si selaku Kepala Bappeda
KSB, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan KSB, Ketua Komunitas
Nelayan Konservasi Lebo (KNKL), serta staf PS MPM SPs IPB, yang telah
membantu selama proses perkuliahan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015
Trisman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Pengembangan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat
Kesesuaian Kebijakan dan Program untuk Pemenuhan Kebutuhan
Partisipasi
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Definisi Operasional
3 METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian

Pendekatan Kuantitatif
Metode Pemilihan Sampel
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Pendekatan Kualitatif
Pemilihan Informan
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Perancangan Strategi
Metode Perancangan
Partisipan Perancangan
Proses Perancangan
4 PROFIL KOMUNITAS
Lokasi Komunitas
Letak Geografis
Kependudukan
Jumlah dan Komposisi Penduduk
Kepadatan Geografis dan Agraris
Struktur Sosial
Stratifikasi Sosial

Kelembagaan Sosial

1
3
5
5
5
7
7
8
9
10
12
12
14
15
15
15
16
16
16
17
17
18
18
19
19
19
20
20
20
20
20
21
21
21

5

6

7

8

Jejaring Sosial
22
Kelembagaan Ekonomi
22
Kelompok Usaha Produktif
23
Aksesibilitas Sumberdaya dan Kebijakan
23
Jaringan Bisnis
23
Pola-Pola Kebudayaan
23
Sistem Norma
23
Orientasi Nilai dan Budaya
24
Pola Bersikap, Bertindak san Sarana
24
Pola-Pola Adaptasi Ekologi
24
Basis Ekologi dan Perubahannya
24
Matapencaharian Utama
25
Strategi Penghidupan
25
Masalah-Masalah Sosial
26
Deskripsi Masalah Sosial
26
Dampak Masalah Sosial
26
Faktor-Faktor Penyebab
26
Solusi yang Pernah Dilakukan
27
EVALUASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Evaluasi Kebijakan
29
Deskripsi Kebijakan
29
Bantuan Sarana Tangkap Program Stimulus
30
Kriteria Evaluasi Kebijakan Bantuan Stimulus
31
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Bantun Stimulus
31
Evaluasi Kebijakan Bantuan Stimulus Ekonomi
32
Evaluasi Program
33
Deskripsi Program Bantuan Dana Stimulus
33
Pelaksanaan Program Bantuan Stimulus
33
Evaluasi Program Bantuan Stimulus
34
Program Bantuan Stimulus Infrastruktur
35
Evaluasi Program Bantuan Stimulus Infrastruktur
37
ANALISIS DAN SINTESIS PRORAM BANTUAN STIMULUS SARANA
TANGKAP
Partisipasi Nelayan pada Program Bantuan Stimulus
39
Tingak Kesesuaian Program dan Tingkat Kebutuhan Nelayan
41
Pengaruh Partisipasi Terhadap Hasil Tangkap dan Pendapatan Nelayan 42
PERANCANGAN AKSI PENINGKATAN STRATEGI PARTISIPASI
Penunjukan dan Pemilihan Rancangan Aksi
51
Implementasi Rancangan Aksi
52
Perancangan Strategi
54
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
57
Saran
57

DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

60
62
63-88

DAFTAR TABEL
No

Penjelasan

Hal

8
1
2

Konsep pengembangan dan pemberdayan masyarakat
Konsep kesesuaian kebijakan dan program untuk pemenuhan
kebutuhan

3

Konsep partisipasi

4

Matriks evaluasi program stimulus

9
11
18
31

5

Matrik level of monitoring

6

Matrik evaluasi program stimulus sarana tangkap
Karakteristik sosial nelayan penerima program stimulus sarana
tangkap yang mempengaruhi tingkat partisipasi
Hubungan antara karakteristik nelayan dengan tingkat partisipasi
Hubungan antara tingkat partisipasi dengan hasil tangkap dan
pendapatan nelayan
Hubungan antara tingkat partisipasi dengan perubahan hasil tangkap
nelayan
Hubungan antara tingkat partisipasi dengan peningkatan pendapatan
nelayan
Penunjukan rancangan aksi
Implementasi rancangan aksi

36

7
8
9
10
11
12
13

43
45
47
47
48
54
54

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Penelitian
2 Pendekatan Evaluasi Program

12
37

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Manuskrip catatan harian
Panduan pertanyaan wawancara mendalam
Sketas peta Komunitas Desa dan Kabupaten
Hasil uji statistik variabel penelitian
Daftar anggota kelompok nelayan
Data responden penelitian
Matrik pengumpulan, pengolahan dan analisis data
Kuesioner penelitian
Tabulasi silang pengaruh tingkat partisipasi nelayan penerima bantuan
stimulus sarana tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan
pendapatan nelayan

63
72
75
76
78
81
82
83

88

1 PENDAHULUAN
Lebo Taliwang (sebutan dalam bahasa lokal untuk Danau Rawa Taliwang)
merupakan satu-satunya lahan basah daratan terluas di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dan merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat. Bagi
masyarakat yang berdomisili di sekitarnya, lahan basah ini mempunyai arti yang
sangat penting sebagai sumber kehidupan dan penghidupan.
Selama bertahun-tahun masyarakat nelayan di Desa Meraran, Ai Suning,
Rempe, Seloto dan Sampir telah menggantungkan hidupnya dari hasil menangkap
berbagai jenis ikan di Lebo Taliwang. Menurut para nelayan di Desa Meraran
Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat, pada Tahun 1970-an, Lebo
Taliwang pernah menjadi primadona yang luar biasa sebagai penghasil ikan
kering dengan produksi hingga mencapai 700 ton per tahun yang selaras dengan
laporan Resort Perikanan Kecamatan Taliwang yang melaporkan bahwa produksi
ikan segar Lebo Taliwang mencapai 316 ton, Tahun 1988 mencapai 275 ton,
Tahun 1989 mencapai 224 ton, Tahun 1990 mencapai 157 ton dan Tahun 1991
mencapai 97 ton (Potensi Lebo dan Permasalahannya, YSTP Taliwang, 2012)
Agar mencapai hasil-hasil pembangunan yang dapat berkelanjutan, banyak
kalangan sepakat bahwa suatu pendekatan partisipatoris perlu diambil. Pretty dan
Guijt menjelaskan implikasi praktis dari pendekatan ini :
Pendekatan pembangunan partisipatoris dimulai dengan orang-orang yang
paling mengetahui tentang sistem kehidupan mereka sendiri. Pendekatan ini harus
menilai dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dan
memberikan sarana yang perlu bagi mereka supaya dapat mengembangkan diri.
Ini memerlukan perombakan dalam seluruh praktik dan pemikiran, disamping
bantuan pembangunan. Ringkasnya, diperlukan suatu paradigma baru
(menurut J.Pretty dan Guijt, 1992:23 seperti yang dikutip, Mikkelsen, 1995)
Keterlibatan pihak swasta sebagai pelaksana program memberikan ruang
partisipasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan dan mendapatkan hasil dari
program dimaksud. Dalam pendahuluan ini akan dijelaskan tentang latar belakang,
perumusan masalah dan tujuan penelitian tentang Strategi Peningkatan Partisipasi
dalam Program Stimulus untuk Peningkatan Hasil Tangkap dan Pendapatan di
Kelurahan Sampir Kabupaten Sumbawa Barat.
Latar Belakang
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan setiap pemerintah daerah menyusun
rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap
terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2). Jenjang rencana pembangunan meliputi
perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun
jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Dari beragam jenis perencanaan yang
diakui dalam undang-undang ini, terdapat perencanaan partisipatif dari warga
(bottom up) dan perencanaan top down yang dilakukan pemerintah.
Sejalan dengan itu, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, bab VII pasal 150, mengharuskan pemerintah daerah untuk
memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),

2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Adapun perencanaan bottom up dilakukan dalam
musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), dari tingkat desa,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
Kedua undang-undang di atas berkaitan dengan perumusan kegiatan
pembangunan. Bersamaan dengan perumusan tersebut, dibutuhkan pula
penyusunan rencana anggaran pembangunan. Hal ini tercantum dalam UndangUndang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Ketiga undang-undang di atas saling berhubungan. Musrenbang Provinsi dan
Kabupaten/Kota sebagai bagian dari proses penyusunan Rencana Kerja
Pemerintahan Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Menurut Undang-Undang Nomor 32/2004 dan Undang-undang No.
25/2004, partisipasi masyarakat menjadi elemen penting untuk mencapai tujuan
kesejahteraan masyarakat, menciptakan rasa memiliki dari masyarakat dalam
pengelolaan pemerintahan daerah, menjamin terdapatnya transparansi,
akuntabilitas dan kepentingan umum, perumusan program dan pelayanan umum
yang memenuhi aspirasi masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian dan
Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang), musrenbang menjadi wahana untuk melakukan sinergi
perencanaan bottom-up dan top down, serta melakukan sinergi kepentingan dan
kebutuhan pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat dalam
perencanaan pembangunan daerah.
Hasil dari perencanaan pembangunan tersebut berupa serangkaian program
yang berisi rancangan kegiatan-kegiatan. Untuk setiap kegiatan, terdapat pula
rancangan pengelolaan anggarannya, berupa alternatif antara anggaran rutin,
anggaran investasi dan anggaran bantuan sosial. Anggaran rutin digunakan untuk
menggaji aparat pemerintah daerah. Anggaran investasi atau modal untuk
pembangunan yang diperhitungkan tingkat pengembalian dampaknya. Anggaran
bantuan sosial berupa hibah dari pemerintah kepada masyarakat.
Untuk mengimplementasikan program stimulus infrastruktur berdasarkan
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-883/MK.02/2009 tentang Perubahan
atas Surat Edaran Nomor 812/MK.02/2009 tentang Tambahan Belanja
Infrastruktur, Subsidi, dan Penjaminan Untuk Kredit Usaha Rakyat Dalam
Rangka Stimulus Fiskal 2009, kepada Kementerian/Lembaga yang terkait dengan
pelaksanaan program stimulus tersebut.
Penelitian yang sedang dilakukan ini diarahkan pada kegiatan yang dilakukan
melalui penganggaran bantuan sosial, berupa kegiatan stimulasi di komunitas
nelayan. Partisipasi warga dalam kegiatan bantuan tersebut dikaji untuk berbagai
faktor yang berkaitan dengan keberhasilan atau kegagalan kegiatan tersebut.
Pendekatan pembangunan partisipatoris dimulai dari warga yang paling
mengetahui sistem kehidupannya sendiri. Pendekatan partisipatoris harus dan
mengembangkan pengetahuan serta keterampilan warga, kemudian memberikan
sarana yang diperlukan untuk mengembangkan diri. Hal ini membutuhkan
perombakan paradigma sebagaimana tercermin dalam praktik, pemikiran, hingga
bantuan pembangunan (J.Pretty dan Guijt dalam Mikkelsen, 1995). Kondisi yang

3
dapat menguatkan partisipasi sebagai berikut. Pertama, warga berpartisipasi
ketika memandang penting isu atau aktivitas tertentu. Kedua, warga berpartisipasi
ketika tindakannya membawa perubahan. Ketiga, mengakui beragam perbedaan
bentuk partisipasi. Keempat, memungkinkan warga untuk berpartisipasi dan
mendukung partisipasi tersebut. Kelima, struktur dan proses partisipasi bersifat
mendekatkan (asosiatif). Warga yang berpartisipasi dalam pembangunan dapat
diorganisasikan menurut kepentingannya. Partisipasi membuat umpan balik
(feedback) yang merupakan bagian dari kegiatan pembangunan (Jamieson, 1989).
Sejak dekade 1990-an partisipasi menjadi tema pembangunan yang utama di
pedesaan. Peningkatan pesat penggunaan konsep partisipasi telah menghasilkan
kritik terhadap substansi dan penggunannya.
Berkaitan dengan kritik tersebut, terdapat dua tipe partisipasi. Pertama,
partisipasi instrumental, yang terjadi ketika partisipasi dilihat hanya sebagai cara
untuk mencapai sasaran tertentu. Partisipasi demikian tidak menghasilkan
pemberdayaan masyarakat. Kedua, partisipasi transformasional, yang terjadi
ketika partisipasi dipandang sebagai tujuan, sekaligus sebagai sarana untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi. Pada partisipasi inilah pemberdayaan
masyarakat dapat terwujud (Kruks, 1983).
Untuk tercapainya keberhasilan pembangunan masyarakat desa maka segala
program perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembangunan harus melibatkan
masyarakat, karena merekalah yang mengetahui permasalahan dan kebutuhan
dalam rangka membangun wilayahnya sebab merekalah nantinya yang akan
memanfaatkan dan menilai tentang berhasil atau tidaknya pembangunan di
wilayah mereka.
Program Pemberdayaan Masyarakat melalui bantuan stimulus merupakan
strategi pembangunan di Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam hal bantuan stimulus
untuk kelompok masyarakat perikanan (khususnya nelayan Lebo) terdiri dari pertama,
Program Bantuan Stimulus Dana yang didasarkan pada kesepakatan penyaluran
melalui Bank rekomendasi pemerintah, kedua, Program Bantuan Stimulus
Infrastruktur Jaring dan ketiga, Program Bantuan Stimulus Infrastruktur Perahu
Nelayan melalui mekanisme penyampaian proposal, verifikasi oleh Kelompok Kerja
pemerintah dan penyaluran bantuan stimulus serta tahapan monitoring dan evaluasi.
Kajian ini memusatkan perhatian pada kegiatan dengan skema bantuan sosial,
berupa program stimulus infrastruktur. Selama ini skema bantuan sosial dinilai
sebagai tindakan karitatif sehingga tidak menghasilkan pemberdayaan masyarakat.
Untuk mengubah cara pandang tersebut, diperlukan kajian terhadap peluang
partisipasi warga dalam kegiatan bantuan sosial. Dalam konteks lokasi kajian ini,
penting untuk memahami “bagaimana strategi peningkatan partisipasi dalam
bantuan stimulus sarana tangkap untuk meningkatkan hasil tangkap dan
pendapatan nelayan?”.
Perumusan Masalah
Strategi pembangunan sentralistik kurang tanggap terhadap kepentingan serta
kebutuhan masyarakat desa, juga kurang tanggap terhadap variasi pembangunan
oleh masyarakat lokal. Konsekuensinya partisipasi warga untuk mengembangkan
potensi lokal tidak berkembang. Sejalan dengan kebijakan desentralisasi, sebagian
besar program pembangunan direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah
daerah. Di antara program pembangunan ialah yang menggunakan skema

4
anggaran bantuan sosial, dalam bentuk program stimulus untuk komunitas
nelayan. Pemerintah dan pemerintah daerah juga kemudian mengembangkan
konsep partisipasi, namun masih bersifat instrumental. Hal ini masih tidak
meningkatkan partisipasi warga.
Partisipasi menjadi proses kegiatan yang penting dalam menghasilkan
keberhasilan program. Partisipasi instrumental hanya menghasilkan efisiensi
program. Sementara itu, partisipasi transformasional dapat memberdayakan
komunitas nelayan. Mendorong partisispasi erat kaitannya dengan kondisi-kondisi
antara lain: 1) isu atau aktivitas itu penting, 2) aksi partisipasi akan membuat
perubahan, 3) bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai, 4) bisa berpartisipasi
dan didukung dalam berpartisipasi, 5) tidak boleh dikucilkan. Oleh sebab itu
penelitian ini hendak mengidentifikasi partisipasi pada program stimulus sarana
tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan.
Sebagaimana disampaikan di atas, proses pembangunan di daerah didasarkan
pada UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan UU
32/2004 tentang Pemerintah Daerah. Landasan legal lainnya juga meliputi
berbagai peraturan perundangan di pusat dan daerah yaitu Peraturan Bupati No 5
Tahun 2010 tentang Program Stimulus Ekonomi Untuk Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Koperasi Kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
dengan Perbankan. Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Perbup Nomor 5 tahun
2010 ditetapkan Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 647 Tahun 2011
tentang Penetapan Nelayan/Kelompok Nelayan penerima Bantuan Sarana
Tangkap Program Stimulus Ekonomi melalui Kegiatan Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan
PT. Newmont Nusa Tenggara. Program yang dikembangkan di daerah seharusnya
sesuai dengan landasan kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka
mengekaji efektivitas program stimulus ini, dirumuskan pertanyaan pokok ialah:
sejauhmana tingkat kesesuaian antara kebijakan dan program stimulus sarana
tangkap dengan tingkat kebutuhan nelayan berupa kebutuhan jala dan kebutuhan
perahu.
Tahapan pelaksanaan pembangunan dapat disusun menurut penyusunan
desain kegiatan, dilanjutkan pemberian input (masukan), pengembangan
komunitas melalui proses partisipasi (process), sehingga menghasilkan output
pembangunan. Output tersebut kemudian dimanfaatkan oleh warga (outcome),
dan dalam jangka panjang manfaat-manfaat yang terus diperoleh menghasilkan
dampak perubahan struktur masyarakat (impact). Kajian ini diarahkan pada
evaluasi efektivitas program, sehingga perlu merumuskan: bagaimana strategi
peningkatan partisipasi untuk meningkatkan hasil tangkap dan pendapatan
nelayan.

Tujuan Penelitian
Tujuan uumum penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas program
bantuan stimulus sarana tangkap pada komunitas nelayan.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengkaji partisipasi nelayan dalam program bantuan stimulus sarana
tangkap;

5
2.
3.
4.

Mengkaji tingkat kesesuaian program stimulus sarana tangkap dengan tingkat
kebutuhan nelayan;
Menganalisis pengaruh tingkat partisipasi terhadap peningkatan hasil tangkap
dan tingkat pendapatan nelayan pada program stimulus sarana tangkap;dan
Merumuskan strategi peningkatan partisipasi pada program bantuan stimulus
sarana tangkap untuk peningkatan hasil tangkap dan pendapatan nelayan.
Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada Pemkab. Sumbawa
Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara sebagai perencana dan pelaksana
program serta komunitas nelayan khususnya dan umumnya komunitas pedesaan
sebagai pemanfaat program dan kebijakan sebagai upaya peningkatan partisipasi
dalam pelaksanaan dan evaluasi program pengembangan masyarakat.
Sedangkan untuk kalangan akademisi memperkaya keilmuan tentang
partisipasi masyarakat dalam program bantuan stimulus dari perspektif
pengembangan masyarakat
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian tentang Strategi Peningkatan Partisipasi Nelayan Pada Bantuan
Stimulus di Kelurahan Sampir dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi
partisipasi kebijakan bantuan stimulus sarana tangkap oleh Pemerintah Kabupaten
Sumbawa Barat dan PT. Newmont Nusa Tenggara serta berupaya untuk membuat
perancangan strategi untuk peningkatan partisipasi dalam program bantuan
stimulus untuk meningkatkan hasil tangkap dan pendapatan.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Masyarakat

Pengembangan
masyarakat
didefinisikan
sebagai
metode
yang
memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu
memperbesar pengaruhnya terhadap proeses-proses yang mempengaruhi
kehidupannya. Secara khusus pengembangan masyarakat berkenaan dengan upaya
pemenuhan kebutuhan orang-orang yang beruntung atau tertindas, baik yang
disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh diskriminasi sosial, suku, gender,
kelamin, usia dan kecacatan. Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap
menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat bekerjasama,
mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama
untuk memenuhi kebutuhan tersebut ( Suharto 2005).
Kartasasmita (1996) mengemukakan bahwa memberdayakan masyarakat
adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan
dan keterbelakangan. Dengan demikian memberdayakan masyarakat adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat. Keterberdayaan masyarakat adalah
unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat untuk bertahan dan
mengembangkan diri untuk mencapai tujuan.
Pengembangan masyarakat menggambarkan makna yang penting dari dua
konsep: community bermakna kualitas hubungan sosial dan development
bermakna perubahan kearah kemajuan yang terencana dan bersifat gradual
community development digunakan sebagai cara untuk memperbaiki pelayanan
dan fasilitas publik, menciptakan tanggungjawab pemerintah lokal, meningkatkan
partisipasi masyarakat, memperbaiki kepemimpinan, membangun kelembagaan
baru, melaksanakan pembangunan ekonomi dan fisik, serta mengembangkan
perencanaan fisik dan lingkungan. (Nasdian, 2006)
Menghargai pengetahuan lokal adalah sebuah komponen esensial dari setiap
kerja pengembangan masyarakat dan ini dapat dirangkum dengan frasa
„masyarakat yang paling tau‟ di atas segalanya. Anggota masyarakat memiliki
pengalaman dari masyarakat tersebut tentang kebutuhan dan masalah-masalahnya,
kekuatan dan kelebihannya dan ciri-ciri khasnya.
Jika kita ingin terlibat dalam sebuah proses pengembangan masyarakat, harus
dikerjakan di atas dasar pengetahuan lokal seperti ini dan dalam hal ini pekerja
masyarakat, kecuali telah lama menjadi anggota masyarakat tersebut, tidak dapat
mengklaim sebagi‟ahli‟. Masyarakat lokallah yang memiliki pengetahuan,
kearifan dan keahlian ini dan peran pekerja masyarakat adalah mendengar dan
belajar dari masyarakat bukan mengajari masyarakat tentang masalah dan
kebutuhan mereka (Holland & Blackburn dikutip dalam Jim Ife & Frank
Tesoriero, 2006).
Pemberdayaan Masyarakat
Gagasan pemberdayaan (empowerment) adalah sentral bagi suatu strategi
keadilan sosial dan HAM, walaupun pemberdayaan adalah kata yang telah
digunakan secara berlebihan dan sedang berada dalam bahaya kehilangan arti

8
substantifnya. Pemberdayaan merupakan pusat dari gagasan-gagasan kerja
masyarakat mempunyai definisi kerja yang sederhana, yaitu: Pemberdayaan
bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan dari mereka yang dirugikan. Ada
beberapa faktor dan perspektif yang mempengaruhi pemberdayaan, yaitu: 1)
kekuasaan, 2) perspektif pluralis, 3) perspektif elit, 4) perspektif struktur, dan 5)
perspektif post-struktural
Pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan dicapai dengan
mengembangkan atau mengubah struktur dan lembaga untuk mewujudkan akses
yang lebih adil kepada sumber daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Pemberdayaan melalui aksi sosial dan politik menekankan pentingnya
perjuangan dan perubahan politik dalam meningkatkan kekuasaan yang efektif.
Penerapannya tergantung pada pemahaman tentang kekuasaan dalam proses
politik (pluralis, elit, struktural atau post-struktural). Pemberdayaan melalui
pendidikan dan dan penyadar-tahuan menekankan pentingnya proses edukatif
dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan keberdayaan mereka.
Bentuk-bentuk pemberdayaan akan dielaborasi untuk pengembangan gagasan
pemberdayaan yang memperhatikan perspektif keadilan sosial yang penting dalam
pengembangan masyarakat yaitu kebutuhan dasar masyarakat (Jim Ife & Frank
Tesoriero, 2006).
Sejak kegagalan teori pembangunan dan model pembangunan yang terlalu
mengagungkan pertumbuhan, banyak kalangan mengalihkan orientasinya kepada
pembangunan yang memusatkan kepada rekyat, yang di dalamnya mensyaratkan
optimasi sumberdaya lokal, partisipasi, dan pemberdayaan masyarakat. Sejak saat
itulah, “pemberdayaan” yang dikenalkan di Indonesia sejak awal 1990-an melalui
program IDT (Inpres Desa Tertinggal), telah membius banyak kalangan dan
dijadikan tumupuan harapan banyak pihak. Tidak saja oleh sebagian besar
masyarakat lapisan bawah, tetapi juga para elit kekuasaan. Pemberdayaan, dewasa
ini telah menjelma sebagai program nasional melalui PNPM (Program Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat)
yang
tidak
memiliki
program/kegiatan
pemeberdayaan masyarakat. Dalam dunia usaha, baik BUMN/Swasta, juga ada
kewajiban melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program tanggung
jawab sosial dan lingkungan. (Totok Mardikanto, 2012)
Tabel 1. Konsep Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
No

Referensi

1

Jim Ife and Masyarakat memiliki pengetahuan,kearifan lokal maka
Tesoriero, 2006
masyarakat tahu tentang masalah dan kebutuhan
Nasdian, 2006
Pemberdayaan Masyarakat menggambarkan dua konsep

2

3

4

Holland
Blackburn
(2006)
Totok
Mardikanto,
2012

Penjelasan

yaitu community sebagai hubungan sosial dan
developement bermakna perubahan sosial sehingga bisa
memperbaiki pelayanan, partisipasi dan kepemimpinan
and Bentuk pemberdayaan akan memperlihatkan keadilan
sosial yaitu kebutuhan dasar masyarakat
Kewajiban dunia usaha dalam pemberdayaan masyarakat
dengan cara program tanggung jawab sosial dan
lingkungan

9
Kesesuaian Kebijakan dan Program untuk Pemenuhan Kebutuhan
Nelayan
Salah satu kerangka pendanaan untuk kegiatan pembangunan berupa bantuan
sosial, yang diimplementasikan dalam bentuk program stimulus. UU 17/2003
tentang Keuangan Negara UU 25/2004 tentang Sistem PENNAS, UU 32/2004
tentang Pemerintah Daerah, PP 72/2005 tentang Desa, Kepmendagri 050187/Kep/Bangda/2007 Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE883/MK.02/2009 tentang Perubahan atas Surat Edaran Nomor 812/MK.02/2009
tentang Tambahan Belanja Infrastruktur, Subsidi, dan Penjaminan Untuk Kredit
Usaha
Rakyat
Dalam
Rangka
Stimulus
Fiskal
2009,
kepada
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan pelaksanaan program stimulus
tersebut.
Regulasi lokal yang berorientasi otonomi daerah, disusun dan ditetapkan
Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 5 Tahun 2010 tentang Program Stimulus
Ekonomi untuk Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi kerjasama
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dengan Perbankan salah satu bentuk jenis
dan/atau bentuk usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh Pelaku UMKM
dan Koperasi pada usaha pada sektor perikanan tawar-kelautan.
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Perbup Nomor 5 tahun 2010
ditetapkan Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 647 Tahun 2011 tentang
Penetapan Nelayan/Kelompok Nelayan penerima Bantuan Sarana Tangkap
Program Stimulus Ekonomi melalui Kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat kerjasama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT. Newmont
Nusa Tenggara.
Salah satu program stimulus ialah di bidang infrastruktur yaitu program
stimulus sarana tangkap. Program tersebut berupa kebutuhan jala dan kebutuhan
perahu yang disusun menurut landasan kebijakan pembangunan di atas. Oleh
sebab itu untuk mengkaji kesesuaian program dan kebijakan dengan tingkat
kebutuhan nelayan dilakukan dengan cara relevansi program dengan kebijakan
stimulus sarana tangkap dengan tingkat kebutuhan nelayan yang memiliki
konsekuensi pada hasil dan manfaat program. Proses pelaksanaan yang bersifat
partisipatoris dapat meningkatkan rasa memiliki dan peningkatan manfaat dari
hasil program.
Tabel 2. Konsep Kesesuaian Kebijakan dan Program untuk Pemenuhan
Kebutuhan Nelayan
No

Refrensi

1

Peraturan Bupati
Program stimulus ekonomi
Sumbawa Barat Nomor 5
Tahun 2010
Surat Keputusan Bupati Nelayan penerima bantuan stimulus sarana
Sumbawa Barat Nomor tangkap program pemberdayaan masyarakat
647 Tahun 2011
PT. Newmont Nusa Tenggara

2

Penjelasan

10
Partisipasi
Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang
atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk
melakukan perubahan secara mandiri dan berkelanjutan.
Agar mencapai hasil-hasil pembangunan yang dapat berkelanjutan, banyak
kalangan sepakat bahwa suatu pendekatan partisipatoris perlu diambil. Pretty dan
Guijt, 1992, menjelaskan implikasi praktis dari pendekatan ini :
Pendekatan pembangunan partisipatoris dimulai dengan orang-orang yang
paling mengetahui tentang sistem kehidupan mereka sendiri. Pendekatan ini harus
menilai dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dan
memberikan sarana yang perlu bagi mereka supaya dapat mengembangkan diri.
Ini memerlukan perombakan dalam seluruh praktik dan pemikiran, disamping
bantuan pembangunan. Ringkasnya, diperlukan suatu paradigma baru (menurut
J.Pretty dan Guijt, 1992:23 seperti yang dikutip, Mikkelsen, 1995)
Terdapat dua tipologi partisipasi. Pertama, partisipasi instrumental, yang
terjadi ketika partisipasi dilihat hanya sebagai cara untuk mencapai sasaran
tertentu. Partisipasi demikian tidak menghasilkan pemberdayaan masyarakat.
Kedua, partisipasi transformasional, yang terjadi ketika partisipasi dipandang
sebagai tujuan, sekaligus sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Pada partisipasi inilah pemberdayaan masyarakat dapat terwujud (Kruks, 1983
dalam Mikklesen)
Keduanya mewakili partisipasi yang bersifat transformasional dan
instrumental dalam suatu kegiatan pembangunan tertentu. Sebagai sebuah tujuan,
partisipasi menghasilkan pemberdayaan, yakni setiap orang berhak menyatakan
pendapat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupannya. Dengan
demikian partisipasi adalah alat dalam memajukan ideologi dengan tujuan
pembangunan yang normatif. Dalam bentuk alternatif, partisipasi ditafsirkan
sebagai alat untuk mencapai efisiensi dalam manajemen kegiatan pembangunansebagabai alat dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan. Dalam kenyataan, kedua
pokok pikiran mengenai partisipasi itu sering hadir pada saat yang sama, namun
status dan strategi serta pendekatannya metodologi yang berbeda.
Cohen dan Uphoff (1979) membagi partisipasi ke beberapa tahapan, yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan
masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud
disini yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan suatu program.
2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan,
sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi
pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk
sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan
sebagai anggota proyek.
3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap
ini merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan
pelaksanaan proyek selanjutnya.
4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan
partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain
itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka

11
semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil
mengenai sasaran.
Keseluruhan tingkatan partisipasi di atas merupakan kesatuan integratif dari
kegiatan pengembangan perdesaan, meskipun sebuah siklus konsisten dari
kegiatan partisipatoris mungkin dinilai belum biasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi sehingga dapat memberikan
hasil yang efektif, yaitu: 1) tingkat pengetahuan, 2) keterbukaan, 3) akses
informasi yang relevan, 4) pendidikan dan pelatihan, 5) jejaring masyarakat dan
organisasi (Holland & Blackburn, 2006)
Tabel 3. Konsep Partisipasi
No

Refrensi

1

Britha
Mikklesen, 1999

2

Penjelasan

Kontribusi sukarela, membuat peka masyarakat,
keterlibatan, inisiatif, pemantapan dialog, dan keterlibatan
masyarakat
Kruks
(1983) Partisipasi instrumental sebagai cara untuk mencapai
dalam
sasaran tertentu dan partisipasi transformasional sebagai
Mikklesen
tujuan dan berkelanjutan.

3

Cohen
and Jenis partisipasi terdiri dari partisipasi pada pengambilan
keputusan, implementasi, hasil dan evaluasi
Uphoff (1977)

4

Jim Ife, 2006

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi sehingga dapat
memberikan hasil yang efektif, yaitu: 1) tingkat pengetahuan,
2) keterbukaan, 3) akses informasi yang relevan, 4) pendidikan
dan pelatihan, 5) jejaring masyarakat dan organisasi

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian ini mengacu pada tingkat partisipasi nelayan
pada program stimulus sarana tangkap, yakni program pemberdayaan masyarakat
melalui bantuan stimulus perahu dan jala kepada nelayan.
Program bantuan stimulus sarana tangkap bersumber dari program
pemberdayaan masyarakat PT. Newmont Nusa Tenggara terintegrasi dengan
kebijakan pemerintah daerah berupa jala dan perahu. Dalam hal peningkatan
partisipasi tersebut dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daerah dalam
pengelolaan bantuan stimulus dan faktor pendidikan, keterbukaan, akses informasi,
jejaring dan kelembagaan, serta kepemilikan aset. Program stimulus sarana
tangkap disusun menurut landasan kebijakan pembangunan, oleh sebab itu kajian
dapat dilakukan terhadap relevansi program dengan kebijakan stimulus.
Implementasi dari program stimulus sarana tangkap pada komunitas nelayan
berkonsekuensi pada hasil dan manfaat program. Proses pelaksanaan yang bersifat
partisipatoris dapat meningkatkan rasa memiliki dan peningkatan manfaat dari
hasil program. Manfaat utama yang diharapkan dari program stimulus
infrastruktur bagi komunitas nelayan ialah peningkatan hasil tangkapan ikan.
Peningkatan ini diharapkan menimbulkan manfaat peningkatan pendapatan
nelayan.

12
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
Program Stimulus Sarana Tangkap
Bantuan Jala
Bantuan Perahu

Tingkat Kesesuaian Program dan
Kebutuhan Nelayan
Karakteristik
Sosial Nelayan
a. pendidikan
b. keterbukaan
c. informasi
d. jejaring
e. partisipasi
kelembagaan
f. kepemilikan
aset

Tingkat
Kebutuhan
Nelayan:
a. Kebutuhan
jala
b. Kebutuhan
Perahu

Tingkat Partisipasi
a. Tingkat partisipasi dalam perencanaan
b. Tingkat partisipasi dalam pelaksanaan
c. Tingkat partisipasi evaluasi

Tingkat Hasil Tangkap Nelayan

Tingkat Pendapatan Nelayan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Peningkatan Partisipasi dalam
Bantuan Stimulus untuk Peningkatan Hasil Tangkap dan
Pendapatan Nelayan

Hipotesis
(1) Tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat partisipasi terhadap
program bantuan stimulus sarana tangkap
(2) Tingkat akses informasi berhubungan dengan tingkat partisipasi program
bantuan stimulus sarana tangkap
(3) Tingkat partisipasi kelembagaan berhubungan dengan tingkat partisipasi
program bantuan stimulus sarana tangkap
(4) Tingkat kepemilikan aset berhubungan dengan tingkat partisipasi program
bantuan stimulus sarana tangkap
(5) Tingkat kesesuaian program program stimulus sarana tangkap berupa
bantuan jala, bantuan perahu dan kebutuhan nelayan terhadap jala dan
perahu, serta karakteristik sosial nelayan berhubungan dengan partisipasi
masyarakat
(6) Tingkat partisipasi terhadap program berhubungan dengan tingkat hasil
tangkap nelayan
(7) Tingkat hasil tangkap berhubungan dengan tingkat pendapatan nelayan

13

Definisi Operasional
(1) Program Stimulus Sarana Tangkap merupakan program pemberdayaan
masyarakat yang terdiri dari bantuan jala dan bantuan perahu.
(2) Tingkat kesesuaian program bantuan stimulus sarana tangkap dan
kebutuhan dilihat dari kesamaan antara kebutuhan nelayan dan komponen
program, yaitu jala dan tingkat kebutuhan perahu nelayan
(3) Tingkat pendidikan nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap
diukur dari:
a. Tamatan Sekolah Dasar (SD)
b. Tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
c. Tamatan Sekolah Menengah Umum (SMU)
d. Tamatan Diploma
e. Tamatan Sarjana
(4) Tingkat keterbukaan nelayan terhadap program bantuan stimulus sarana
tangkap dapat dilihat dari:
a. keyakinan nelayan
b. sikap positif
c. dukungan terhadap program
d. evaluasi program
(5) Tingkat akses informasi nelayan dilihat dari:
a. pengetahuan nelayan terhadap program
b. berpartisipasi terhadap program
c. menyampaikan gagasan pada program bantuan stimulus sarana
tangkap
(6) Tingkat jejaring nelayan pada program bantuan stimulus sarana tangkap
dilihat dari:
a. partispasi nelayan
b. kebutuhan sarana tangkap untuk melakukan sub usaha
c. mitra, organisasi dan jaringan dalam berusaha
(7) Tingkat partisipasi kelembagaan dilihat dari:
a. nelayan mendapat program bantuan stimulus
b. ruang partisipasi
c. pemberdayaan masyarakat
(8) Tingkat kepemilikan aset dilihat dari:
a. program stimulus sarana tangkap berupa jala dan perahu
b. mempengaruhi hasil tangkap
(9) Tingkat partisipasi terdiri dari:
a. partisipasi pada proses perencanaan program bantuan stimulus sarana
tangkap yang dilihat dari kehadiran dalam musyawarah perencanaan
program untuk menyampaikan ide atau gagasan dan tidak dilibatkan
dalam merumuskan konsep program bantuan stimulus sarana tangkap
b. partisipasi pada proses pelaksanaan berawal dari sumbangsih pemikiran
di komunitas kelompok nelayan untuk mengembangkan hasil tangkap
c. partisipasi pada proses evaluasi dimulai dari rapat evaluasi yang
merupakan acuan evlauasi secara rutin

14
(10) Hasil tangkap dapat dilihat dari jumlah hasil tangkapan ikan per hari dari
nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap dan nelayan bukan
penerima bantuan stimulus sarana tangkap
(11) Pendapatan nelayan pada program bantuan stimulus sarana tangkap
merupakan selisih antara pendapatan nelayan penerima bantuan stimulus
sarana tangkap dan nelayan bukan penerima bantuan stimulus sarana tangkap

3

METODOLOGI

Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Untuk penelitian kuantitatif digunakan
metode survei. Kuesioner digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan
informasi dari responden. Metode survei ini digunakan untuk mendapatkan data
terkait dengan hubungan antara tingkat partisipasi nelayan dengan tingkat hasil
tangkap dan tingkat pendapatan nelayan sebagai pemanfaat program stimulus
sarana tangkap atau dalam hal ini dapat juga melihat hubungan antara tingkat
partisipasi nelayan dengan dampak ekonomi berupa peningkatan hasil tangkap
dan pendapatan.
Metode studi kasus pada penelitian kualitatif adalah bersifat explanatory
research, menurut Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi (Ed 1995) yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel penelitian dengan
pengujian hipotesa untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan program
stimulus sarana tangkap serta dengan melakukan survey, wawancara mendalam,
observasi dokumen yang terkait dengan program serta dikembangankan melalui
tahapan Focus Group Dicussion.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang,
Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemilihan lokasi
evaluasi dilakukan karena pekerjaan utama masyarakat kelurahan Sampir
sebagian besar petani dan nelayan di sekitar wilayah Lebo Taliwang. Lokasi ini
juga dipilih karena terdapat program stimulus infrastruktur di komunitas nelayan
Lebo, sehingga diharapkan kajian ini mampu menjawab pertanyaan dan tujuan
kajian.
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai
dengan Desember 2014. Dalam periode tersebut sebagian program stimulus telah
dilaksanakan, sehingga dapat digali pemanfaatan terhadap hasil program. Perlu
disampaikan pula bahwa sebagian waktu penelitian dilakukan pada saat paceklik
sehingga sebagian data pendapatan nelayan mungkin cenderung lebih rendah
daripada masa panen.
Pendekatan Kuantitatif
Metode kuantitatif dilakukan untuk menganalisis karakteristik sosial
nelayan yang mempengaruhi tingkat partisipasi nelayan dalam program bantuan
stimulus sarana tangkap dengan menggunakan kuesioner. Penyebaran kuesioner
difokuskan pada nelayan, kelompok nelayan, masyarakat, dan pemangku
pemerintah.
Metode Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga nelayan
Kelurahan Sampir yang menjadi anggota Kelompok Nelayan Konservasi Lebo

16
yang berjumlah 120 orang. Dari keseluruhan populasi, dibentuklah kerangka
sampling yang berjumlah 80 orang yang aktif ikut hadir dalam musyawarah, ikut
merencanakan dan menyampaikan usulan. Pengambilan sampel dari kerangka
sampling dilakukan secara purposif, mengingat penelitian ini diarahkan untuk
melihat dampak penyelenggaraan program sehingga responden yang dipilih
merupakan nelayan penerima bantuan stimulus sarana tangkap. Jumlah responden
yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 80 orang, yang terdiri dari 40
responden penerima bantuan stimulus sarana tangkap dan 40 responden
pembanding dari nelayan bukan penerima bantuan stimulus sarana tangkap. Dari
120 orang nelayan, terdapat 40 orang nelayan penerima bantuan stimulus sarana
tangkap yang diambil sebagai responden (sensus).
Pengumpulan Data
Data primer dan data sekunder merupakan dua jenis data yang diperlukan
dalam penelitian ini. Data primer merupakan data yang didapatkan dari hasil
wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan dan juga penyebaran
kuesioner kepada responden, di samping itu data primer juga diperoleh peneliti
selama di lapangan melalui observasi, sedangkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis baik yang berupa tulisan ilmiah
ataupun dokumen resmi tentang instansi terkait. Teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk penelitian kuantitatif adalah dengan penyebaran instrumen
pengumpulan data yaitu kuisioner.
Pengolahan dan Analisa Data
Analisis data kuantitatif untuk mengetahui pengaruh tingkat partisipasi
terhadap perubahan hasil tangkap dan tingkat pendapatan sebagai akibat adanya
program bantuan stimulus sarana tangkap berupa kebutuhan jala dan kebutuhan
perahu dilakukan melalui hasil penyebaran kuieioner kepada responden. Data
yang diperoleh diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, dan
analisis data dengan menggunakan program microsoft excel dan SPSS 15.0 for
Windows.
Pendekatan Kualitatif
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Pendekatan kualitatif pada
dasarnya sangat tekun dalam posisi filosofis, dimana kebanyakan interpretasi
memberi perhatian kepada bagaimana dunia social diinterpretasi, dimengerti,
dialami atau dihasilkan. (Sugiyono , 2007)
Penggunaan pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk mengkaji kesesuaian
program stimulus sarana tangkap dengan kebutuhan komunitas nelayan.
Pemilihan Informan
Terdapat subjek dalam penelitian ini, yaitu informan. Informan adalah pihak
yang memberikan keterangan tentang diri sendiri, keluarga, pihak lain dan
lingkungannya. Pemilihan informan dilakukan secara purposive dengan teknik

17
snowball (teknik bola salju). Informan kunci yang dipilih adalah pihak Perusahaan
PT. Newmont Nusa Tenggara (manajer External Relation, Social Respocibility)
yang menangani bantuan stimulus, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
(Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat)
yang mengelola kebijakan, dan Kolompok Nelayan Konservasi Lebo (ketua)
sebagai lembaga nelayan yang memberi informasi dan sekaligus sebagai
pemanfaat program. Selain itu, nelayan, tokoh masyarakat berserta masyarakat
Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat yang
me

Dokumen yang terkait

Strategi Pengelolaan Bagan Pancang Nelayan Secara Berkelanjutan Di Kelurahan Sibolga Ilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga

4 50 201

Pandangan Masyarakat Suku Sakai Terhadap Kesehatan Di Kelurahan Pematang Pudu Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau tahun 2003

1 61 115

Peranan Pelelangan Ikan Terhadap Peningkatan Pendapatan Nelayan Dan Kaitannya Dengan Pengembangan Wilayah (Studi Perbandingan Aktivitas TPI Percut Dan TPI Pekalongan)

22 266 107

Perilaku Masyarakat Dalam Mengonsumsi Food Supplement Di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

1 48 89

Difusi Inovasi Penangkapan Ikan dan Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Korelasional Pada Nelayan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

1 38 102

Strategi Peningkatan Partisipasi Petani dalam Program Pengembangan Sayuran Dataran Rendah (PPSDR) di Kecamatan Taliwang.

0 5 78

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Stimulus Ekonomi Untuk Koperasi Berbasis Rukun Tetangga (PSE-KBRT) Di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

0 7 115

PENGARUH KREDIT INFORMAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN PANTAI PENGARUH KREDIT INFORMAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN PANTAI (Studi Kasus Pada Nelayan Pantai di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah) 2010.

0 3 15

STRATEGI SURVIVAL RUMAH TANGGA NELAYAN DI KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA NUSA TENGGARA BARAT.

0 0 16

KONTRIBUSI WANITA (ISTRI NELAYAN) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KELURAHAN LERE KECAMATAN PALU BARAT

0 3 6