Perilaku Masyarakat Dalam Mengonsumsi Food Supplement Di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

(1)

SKRIPSI

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGONSUMSI

FOOD SUPPLEMENT DI KELURAHAN GALANG KOTA

KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

NURIFTITAH

031000136

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGONSUMSI

FOOD SUPPLEMENT DI KELURAHAN GALANG KOTA

KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

NURIFTITAH NIM. 03100036

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGONSUMSI

FOOD SUPPLEMENT DI KELURAHAN GALANG KOTA

KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

NURIFTITAH NIM. 03100036

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 13 Januari 2010 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Dra. SYARIFAH, MS Dr. Ir. ALBINER SIAGIAN, M.Si

NIP. 19611219 198703 2 002 NIP. 19670613 199303 1 004

Penguji II Penguji III

Drs, EDI SYAHRIAL, MS Drs. ALAM BAKTI KELOKO, M.Kes NIP. 19590713 198703 1 001 NIP. 19620604 199203 1 001

Medan, Januari 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

dr. RIA MASNIARI LUBIS, M.Si NIP. 19531018 198203 2 001


(4)

ABSTRAK

Pola makan yang sehat dan seimbang dapat menunjang kesehatan seseorang secara optimal. Konsumsi suplemen makanan tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Konsumsi ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dari kalangan atas, tetapi juga dari kalangan bawah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota kecamatan Galang tahun 2009. Informan dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat di kelurahan Galang Kota tahun 2009. Jumlah informan adalah 8 orang. Data diolah dengan metode EZ-Text.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan tidak mengetahui pengertian suplemen makanan. Meskipun mereka tidak mengerti food supplement karena alasan kesehatan, sebagian informan tetap mengonsumsi suplemen makanan tersebut dan sebagian informan lainnya mengonsumsi suplemen makanan di luar faktor kesehatan. Selain dorongan dari dalam diri informan, tawaran dari berbagai pihak juga sangat mempengaruhi perilaku informan dalam mengonsumsi suplemen makanan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan adanya peningkatan upaya penyuluhan mengenai suplemen makanan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang kepada masyarakat dengan maksud agar masyarakat memahami suplemen makanan dan dampaknya bagi kesehatan.


(5)

ABSTRACT

A healthy and balanced food consumption pattern are able to support everyone’s healthy optimally that we can be prevented from all many diseases. Consuming food supplement is not only happened in developed countries but also in developing countries. The consumption is not only be done by high social class community but also by low social class community.

This research used a qualitative method. This research aimed to explain behavior of a community in consuming food supplement in Kelurahan Galang Kota, Galang subdistrict in 2009. The informers are members of community in Galang Kota district in 2009. the informers are 8 persons. Data were analyzed by EZ Text method.

The result shows that the informers don’t understand definition of food supplement. Although they don’t understand about food supplement, because of health reason, most of informers consume food supplement regularly and the others consume it because of outside healthy factors. Besides informer’s willingness, offers from all the elements also have a big influence for informers’ behavior in consuming the food suplement.

Based on result of the research, it is expected that there is an increase of socialization about food supplement by Health Official of Deli Serdang District for all communities in order to have understanding about food supplement and it’s impact on health.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nuriftitah

Tempat/Tanggal Lahir : Lubuk Pakam/ 20 Pebruari 1984

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Alamat Rumah : Jalan Perintis Kemerdekaan Lingkungan II No.4 Kelurahan Galang Kota-Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1990-1996 : SDN No. 101927 Lubuk Pakam 2. Tahun 1996-1999 : MTs.Negeri 1 Lubuk Pakam 3. Tahun 1999-2002 : MAN 1 Lubuk Pakam


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Riwayat Hidup Penulis ... iv

Kata Pengantar ……….. v

Daftar Isi ……….. vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penulisan ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Mengenai Perilaku ... 9

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 10

2.1.2 Perilaku Kesehatan ... 14

2.2 Suplemen Makanan ... 16

2.2.1 Pengertian ... 16

2.2.2 Kandungan Suplemen Makanan ... 17

2.2.3 Penggolongan Suplemen Makanan ... 17

2.2.4 Persyaratan Suplemen Makanan ... 19

2.2.5 Sejarah Suplemen Makanan ... 21

2.2.6 Penelitian Suplemen Makanan ... 23

2.3 Kerangka Pikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitan dan Rancangan Penelitian ... 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Pemilihan Informan ... 28

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 31


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33

4.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Galang ... 33

4.1.2 Kecamatan Galang ... 34

4.1.3 Kelurahan Galang Kota ... 34

4.2 Kondisi Kependudukan ... 36

4.3 Gambaran Informan ... 38

4.3.1 Karakteristik Informan ... 38

4.3.2 Matriks Pengetahuan Informan ... 39

4.3.3 Matriks Sikap Informan ... 45

4.3.4 Matriks Tindakan Informan ... 47

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pengetahuan Informan Dalam Mengonsumsi Suplemen Makanan ... 58

5.2 Sikap Informan Dalam Mengonsumsi Suplemen Makanan ... 62

5.3 Tindakan Informan Dalam Mengonsumsi Suplemen Makanan ... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 77

6.2 Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN:

Lampiran 1: Pedoman Wawancara

Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM USU

Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Selesai Melaksanakan Penelitian dari Kelurahan Galang Kota


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Galang

2009 ... 36 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan

Galang Tahun 2009 ... 37 Tabel 4.3 Karakteristik Informan ... 38 Tabel 4.4 Matriks Informan tentang Pengertian Suplemen Makanan ... 39 Tabel 4.5 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Cara Mendapatkan

Informasi Mengenai Suplemen Makanan ... 44 Tabel 4.6 Matriks Sikap Informan Terhadap Jenis Suplemen Makanan

yang Beredar Saat Ini ... 45 Tabel 4.7 Matriks Sikap Informan Terhadap Manfaat Suplemen yang

Dikonsumsi ... 46 Tabel 4.8 Matriks Sikap Informan Terhadap Pihak yang Menawarkan

Suplemen Makanan ... 47 Tabel 4.9 Matriks Tindakan Informan Tentang Jenis Suplemen yang

Dikonsumsi ... 48 Tabel 4.10 Matriks Tindakan Informan Tentang Pertama Kali

Mengonsumsi Suplemen Makanan ... 49 Tabel 4.11 Matriks Tindakan Informan Tentang Lama Mengonsumsi

Suplemen Makanan ... 50 Tabel 4.12 Matriks Tindakan Informan Tentang Frekwensi Konsumsi

Suplemen Makanan ... 50 Tebel 4.13 Matriks Tindakan Informan Tentang Alasan Mengonsumsi


(10)

Tabel 4.14 Matriks Tindakan Informan Tentang Hal yang Melatarbelakangi Informan Tertarik Mengonsumsi Suplemen Makanan ... 52

Tabel 4.15 Matriks Tindakan Informan Dalam Mengonsumsi

Suplemen Makanan ... 53 Tabel 4.16 Matriks Tindakan Informan Tentang Dampak yang Diperoleh

Setelah Mengonsumsi Suplemen Makanan ... 54 Tabel 4.17 Matriks Tindakan Informan Tentang Pihak yang Pertama Kali

Menawarkan Suplemen Makanan ... 55 Tabel 4. 18 Matriks Tindakan Informan Tentang Anggota Keluarga


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

ABSTRAK

Pola makan yang sehat dan seimbang dapat menunjang kesehatan seseorang secara optimal. Konsumsi suplemen makanan tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Konsumsi ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dari kalangan atas, tetapi juga dari kalangan bawah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota kecamatan Galang tahun 2009. Informan dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat di kelurahan Galang Kota tahun 2009. Jumlah informan adalah 8 orang. Data diolah dengan metode EZ-Text.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan tidak mengetahui pengertian suplemen makanan. Meskipun mereka tidak mengerti food supplement karena alasan kesehatan, sebagian informan tetap mengonsumsi suplemen makanan tersebut dan sebagian informan lainnya mengonsumsi suplemen makanan di luar faktor kesehatan. Selain dorongan dari dalam diri informan, tawaran dari berbagai pihak juga sangat mempengaruhi perilaku informan dalam mengonsumsi suplemen makanan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan adanya peningkatan upaya penyuluhan mengenai suplemen makanan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang kepada masyarakat dengan maksud agar masyarakat memahami suplemen makanan dan dampaknya bagi kesehatan.


(13)

ABSTRACT

A healthy and balanced food consumption pattern are able to support everyone’s healthy optimally that we can be prevented from all many diseases. Consuming food supplement is not only happened in developed countries but also in developing countries. The consumption is not only be done by high social class community but also by low social class community.

This research used a qualitative method. This research aimed to explain behavior of a community in consuming food supplement in Kelurahan Galang Kota, Galang subdistrict in 2009. The informers are members of community in Galang Kota district in 2009. the informers are 8 persons. Data were analyzed by EZ Text method.

The result shows that the informers don’t understand definition of food supplement. Although they don’t understand about food supplement, because of health reason, most of informers consume food supplement regularly and the others consume it because of outside healthy factors. Besides informer’s willingness, offers from all the elements also have a big influence for informers’ behavior in consuming the food suplement.

Based on result of the research, it is expected that there is an increase of socialization about food supplement by Health Official of Deli Serdang District for all communities in order to have understanding about food supplement and it’s impact on health.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah RI (Depkes RI, 1999).

Pola makan yang sehat dan seimbang dapat menunjang kesehatan seseorang secara optimal dan dari zat gizi makanan, sehingga kita dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. Perkembangan makanan kesehatan atau suplemen makanan didorong oleh kebutuhan masyarakat negara maju yang cenderung mengonsumsi zat gizi tidak seimbang sehingga beresiko terkena penyakit degeneratif, seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, stroke, kanker dan diabetes.

Selain itu, masyarakat perkotaan yang sibuk dan banyak mengalami stres ditambah lingkungan penuh polusi menimbulkan kebutuhan akan formula yang mampu menyediakan zat gizi seimbang serta sebagai penawar racun yang terbentuk dalam tubuh. Kebutuhan itu lantas direspon industri dengan memproduksi suplemen multivitamin, mineral


(15)

dan asam amino, ditambah ekstrak tumbuhan yang dipercaya berkhasiat meningkatkan kesehatan.

Gaya hidup mengonsumsi suplemen makanan tidak hanya terbatas di negara maju. Dalam suatu penelitian di Jepang yang dikemukakan di dalam jurnal Inggris mengenai suplemen makanan dikatakan bahwa penggunaan suplemen berhubungan dengan usaha pencegahan suatu penyakit, mempertahankan kondisi kesehatan prima, menangani keadaan stres serta dikatakan bahwa penggunaan suplemen makanan merupakan gaya hidup. Globalisasi membuat kalangan tertentu di negara berkembang mulai mengadopsi kecenderungan itu. Produk suplemen makanan mulai masuk ke Indonesia awal tahun 1990-an (Takano, 2005).

Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang pangan dan gizi dan keinginan untuk mendapatkan pangan (sumber vitamin, mineral dan fitokimia) yang lebih praktis, zat gizi tersebut sudah tersedia saat ini dalam bentuk kemasan. Jenis pangan inilah yang dikenal sebagai suplemen makanan (food supplement). Sebagai makanan tambahan atau pelengkap tentunya suplemen makanan harus benar-benar dikonsumsi dalam kondisi yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh seseorang. Bila makanan yang dikonsumsi seseorang sudah seimbang dan memenuhi prinsip "4 sehat 5 sempurna", cukup berolahraga, cukup beristirahat atau tidur, hidup teratur, tidak stres bahkan bebas dari cemaran zat polutan (udara, makanan, dan air), maka suplemen makanan tentunya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena kebutuhan gizi sudah dipenuhi dari makanan sehari-hari (Cooper’s, 2001).


(16)

Beberapa kondisi yang perlu diingat sebagai latar belakang penggunaan suplemen makanan antara lain bahwa dalam masyarakat modern dengan pola makan yang tidak seimbang karena kesibukan dan kurangnya persiapan makanan dengan menu seimbang atau kebiasaan mengonsumsi makanan olahan seperti junk food yang terkadang memakai zat pengawet atau zat tambahan agar makanan tetap awet. Faktor itu akan mempengaruhi asupan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, kekurangan waktu untuk berolahraga karena kesibukan kerja, tidak cukup tidur dan istirahat, bahkan faktor stres yang banyak melanda masyarakat terutama di perkotaan (Cooper’s, 2001).

Dalam keadaan stres, tubuh akan menguras cadangan gula darah (glukosa) dalam tubuh. Cadangan glukosa ini akan diambil dari persediaan protein dan juga karbohidrat tambahan untuk memenuhi energi yang banyak terbuang pada waktu stres. Rendahnya jumlah serotonin dalam otak dapat memacu terjadinya stres, dan untuk meningkatkan serotonin diperlukan konsumsi protein yang memadai termasuk asam amino yang juga mendorong produksi seretonin (Cooper’s, 2001).

Di samping itu, stres juga memacu ginjal untuk meningkatkan pengeluaran beberapa mineral penting dari tubuh seperti magnesium, seng, dan kalsium. Stres yang berkepanjangan dan tidak segera diatasi dapat menghilangkan selera makan seseorang sehingga kebutuhan zat gizi tidak dapat dipenuhi dari pola makannya yang terganggu. Dalam hal seperti itu, suplemen makanan diperlukan karena dapat membantu melengkapi kekurangan zat gizi (Cooper’s. 2001).


(17)

Penggunaan suplemen makanan juga dapat bermanfaat untuk seseorang yang mengalami gangguan kekurangan gizi seperti anemia pada ibu hamil atau menyusui, avitaminosis, dan gondok. Bagi para perokok berat, peminum alkohol, dan pengguna obat-obatan dalam jangka waktu lama seperti anti-tuberkulosis yang memerlukan vitamin B6, pengguna obat antikejang, kontrasepsi steroid, dan antibiotik tertentu

yang dapat menyebabkan defisiensi jenis vitamin atau mineral tertentu. Selain itu, suplemen makanan digunakan untuk membantu penyembuhan penyakit kronik atau akut tertentu (selain obat-obatan dari dokter), dan juga untuk penderita yang dirawat di rumah sakit dengan keadaan gizi kurang diperlukan suplemen makanan sebagai penunjang pemulihan dan penyembuhan. Akan tetapi, penggunaan suplemen makanan harus selalu dikonsultasikan dengan dokter karena penggunaan yang tidak tepat dikhawatirkan menyebabkan gangguan penyerapan obat-obatan tertentu atau interaksi antara obat dan suplemen makanan yang dapat menyebabkan efek merugikan (Murbawani, 2005).

CNI merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang Multi Level Marketing dengan salah satu konsentrasi marketing adalah food supplement melalui para mitra usaha CNI. Para mitra usaha CNI (orang yang bergabung untuk menjalankan usaha CNI dan mempunyai kartu anggota) terbagi menjadi tiga

kelompok mitra usaha besar, yaitu (1) kelompok mitra usaha Garuda, (2) kelompok mitra usaha Samudera, dan (3) kelompok mitra usaha Lumba-lumba.

Pada tahun 2008, berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti yang pada saat itu aktif menjadi konsumen food supplement CNI dari kelompok mitra usaha


(18)

Garuda dapat diinformasikan bahwa di Kabupaten Deli Serdang khususnya di Kecamatan Galang merupakan kelompok besar penggunaan food supplement CNI khususnya Ester C Plus, Sun Chlorella, dan Marine Organic Calcium. Hal tersebut diketahui dari keaktifan peneliti mengikuti seminar kesehatan dan sharing di Sentra Bisnis dan Distribusi (SBD) di Jalan Pondok Kelapa Helvetia Medan. Hal tersebut dipertegas juga oleh pernyataan seorang Double Diamond CNI Kelompok Garuda Bapak S.M.T Lumban Batu dalam wawancara khusus dengan peneliti di Point Operator Simpang Limun menyatakan bahwa penggunaan food supplement CNI menjadi prioritas yang utama dalam pemasaran kepada konsumen.

Suplemen makanan jangan dianggap sebagai obat dewa yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Peranannya dalam membantu proses pencegahan dan penyembuhan serta rehabilitasi penyakit tertentu memang bisa digunakan. Bukti-bukti ilmiah untuk zat gizi tertentu seperti zat antioksidan, asam lemak esensial (omega-3), memang sudah menunjukkan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Bahkan dalam suatu seminar di FKUI pernah dibahas beberapa khasiat bahan alami seperti temulawak, bawang putih, bawang merah, dan tempe sebagai antioksidan penangkal senyawa radikal bebas. Kembali pada slogan "Aku Cinta Makanan Indonesia" (ACMI), perlu diingat bahwa sebenarnya makanan tradisional Indonesia dalam pola makan sehari-hari mengandung bahan alami yang banyak mengandung antioksidan. Namun, mengapa masyarakat cenderung mengonsumsi food supplement, perlu dilakukan penelitian secara berulang (Murbawani, 2005).


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Konsumsi suplemen makanan sebenarnya berawal dari konsep kembali ke alam bahan-bahan alami dikemas begitu rupa dalam bentuk kapsul, pil, dsb. Namun perlu diingat, makanan segar yang beraneka ragam tetap lebih alami dan bermanfaat, akan tetapi masyarakat tetap saja mengonsumsi food supplement. Berdasarkan hal tersebut diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perilaku masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. 1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik masyarakat yang mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

2. Mengetahui pengetahuan masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

3. Mengetahui sikap masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.


(20)

4. Mengetahui tindakan masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. 5. Mengetahui dampak yang dirasakan masyarakat dalam mengonsumsi

food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Memberi informasi mengenai perilaku masyarakat tentang konsumsi food supplement.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Kecamatan Galang dalam menyusun kegiatan khususnya di bidang promosi kesehatan.

3. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang khususnya bagian promosi kesehatan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis Mengenai Perilaku

Perilaku adalah keadaan jiwa (berpendapat, berpikir, bersikap, dan sebagainya) untuk memberikan reaksi terhadap situasi yang ada di luar subjek. Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa reaksi tersebut dapat bermacam- macam dan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu: pertama, dalam bentuk pasif, individu bereaksi tanpa tindakan nyata, dan; kedua, dalam bentuk aktif, individu bereaksi dengan tindakan nyata dan dapat dilihat oleh orang lain (Gerungan, 1986).

Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Oleh karena itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activities) sendiri, seperti: berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun yang dapat diamati secara tidak langsung (Soekidjo, 2007).

Bloom membedakan perilaku dalam tiga komponen, yakni: kognitif, afektif dan psikomotor. Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang

dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu (fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang objek). Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan


(22)

atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian. Komponen psikomotor terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek (Gerungan, 1986).

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan, yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap tahu sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian di dalam kenyataannya, stimulus yang diterima oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap (Soekidjo, 2007).

2.1.1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Menurutnya bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes). Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga


(23)

faktor, yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors), dan faktor pendorong (reinforcing factors). Ketiga faktor ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengonsumsi food suplement.

A. Faktor- Faktor Predisposisi (Predisposing Factor )

Terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Gerungan, 1986).

Pengetahuaan seseorang mengenai suplemen makanan akan lebih mempertahankan sikap konsumsi masyarakat terhadap suplemen secara langgeng sesuai dengan kebutuhan tubuh dan tingkat kesehatan mereka.

2. Sikap

Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Gerungan, 1986). Sikap


(24)

mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apa yang disukai, diharapkan dan dinginkan, mengesampingkan apa yang tidak dinginkan dan apa yang harus dihindari (Mar’at, 1981).

Dalam psikologi sosial, sikap adalah kecendrungan individu yang dapat ditemukan, cara-cara berbuat, yakni dari konsistensi dan berbagai keadaan yang berubah dalam berhadapan dengan faktor-faktor sosial (Moediasih, 1990).

Sikap konsumsi masyarakat terhadap suplemen makanan sangat berhubungan erat dengan adanya pengetahuan tentang suplemen sehingga masyarakat dapat mengambil suatu sikap mengenai suplemen, apakah sesuai dengan keadaan tubuhnya sehingga ia akan mengambil keputusan untuk mengonsumsi suplemen tersebut atau tidak.

3. Umur

Semakin tua umur seseorang maka akan semakin banyak merasakan berbagai gejala sakit dikarenakan menurunnya fungsi berbagai organ tubuh, oleh sebab itu akan semakin merasakan bahwa pentingnya perawatan terhadap kesehatan salah satunya dengan cara mengonsumsi suplemen makanan untuk menjaga agar tubuh tetap prima.

4. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang dalam bidang kesehatan maka akan semakain besar pula kesadarannya dalam


(25)

meningkatkan derajat kesehatan dirinya sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit dan gejala sakit.

5. Pekerjaan

Aktivitas manusia yang tinggi dalam mengerjakan berbagai tugas baik didalam maupun diluar rumahnya sangat bergantung salah satunya terhadap status kesehatan sehingga ia dapat mengerjakan tugasnya tanpa mengalami suatu hambatan apapun. Oleh karena itu, konsumsi suplemen sangat dibutuhkan oleh orang yang tingkat kesibukannya tinggi sehingga memiliki sedikit waktu dalam mengurus berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan. Salah satu cara untuk mengatasi kondisi seperti itu adalah dengan mengonsumsi suplemen makanan.

6. Ekonomi

Tingkat ekonomi juga mempengaruhi cara kita dalam menjaga kesehatan. Individu yang tingkat ekonominya tinggi tentulah sangat perhatian terhadap masalah kesehatan. Oleh karena itu berbagai cara mereka lakukan demi memperoleh derajat kesehatan yang optimal termasuk mengonsumsi makanan (Sandra, 2006).

B. Pendukung (Enabling Factors)

Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.


(26)

C. Faktor-faktor Pendorong (Reinforcing factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat terkadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, terlebih para petugas kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.

2.1.2. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yaitu mencakup :

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon baik secara pasif (mengetahui bersikap dan mempersepsi) tentang penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun


(27)

aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.

b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan, baik sistem pelayanan kesehatan, modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatnya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.

c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamanya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan dengan kebutuhan tubuh kita.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior), adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.

2.2. Suplemen Makanan 2.2.1. Pengertian

Berdasarkan surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor HK.00.063.02360. suplemen makanan didefinisikan sebagai produk


(28)

yang digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau kombinasi bahan, yaitu vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan angka kecukupan gizi (AKG), konsentrat, metabolit, konstituen, dan ekstrak. Suplemen makanan bisa berbentuk tablet, tablet isap, tablet effervescence, serbuk, kapsul serta produk cair berupa sirup atau larutan.

Secara garis besar, suplemen makanan adalah suatu produk makanan yang mempunyai peranan dalam membantu metabolisme tubuh sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan manusia. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang pangan juga dinyatakan bahwa suplemen makanan merupakan pangan dalam terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Suplemen makanan merupakan produk yang terletak antara obat dan makanan. Ada dua ciri suplemen makanan. Pertama, suplemen makanan bukanlah obat, sekalipun dia dikemas dalam bentuk sediaan obat seperti tablet, kapsul, dan sebagainya. Kedua, suplemen makanan mempunyai manfaat kesehatan, karena itu suplemen makanan dapat mencantumkan klaim kesehatan pada labelnya.

Hal kedua yang perlu digarisbawahi dari definisi di atas adalah suplemen harus mempunyai nilai gizi atau efek fisiologis. Nilai gizi bagi suplemen makanan dengan klaim suplementasi ditentukan minimal 25 persen dari nilai Angka Kecukupan Gizi (AKG). Efek fisiologis dari suatu bahan harus didukung oleh data


(29)

hasil penelitian di laboratorium. Dengan adanya bahan yang mempunyai nilai gizi atau efek fisiologis dalam komposisi suplemen makanan, maka suplemen makanan boleh mencantumkan klaim kesehatan pada labelnya, dengan pembatasan tidak boleh mengklaim dapat mencegah atau mengobati suatu penyakit (Murbawani, 2005). 2.2.2. Kandungan Suplemen Makanan

Suplemen makanan didefinisikan sebagai produk yang digunakan untuk melengkapi makanan khususnya kebutuhan gizi, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis. Dari definisi tersebut, hal pertama yang perlu digarisbawahi adalah suatu produk digolongkan sebagai suplemen ditentukan oleh zat yang terdapat dalam komposisinya, yang meliputi vitamin seperti vitamin A, B, C, D, E, dan sebagainya; Mineral seperti kalsium, zat besi, seng, magnesium, dan sebagainya; Asam amino seperti arginin, carnitin, glutamin; Bahan lain seperti ekstrak Echinacea, serat, chondroitin, glocosamin, chitosan, kaffein, dan sebagainya.

Suplemen makanan merupakan makanan yang mengandung zat-zat gizi dan non-gizi; bisa dalam bentuk kapsul-kapsul lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap prima. Sebagai pelengkap, suplemen makanan bukan diartikan sebagai pengganti (substitusi) makanan kita sehari-hari.

Suplemen makanan umumnya berasal dari bahan-bahan alami tanpa tambahan zat-zat kimia walaupun pada vitamin tertentu ada yang sintetis. Suplemen vitamin


(30)

seperti asam folat dalam bentuk sintetis memang lebih mudah terserap dalam tubuh, walaupun vitamin E dari bahan alami jauh lebih baik penyerapannya daripada yang sintetis (Nurheti, 2008).

2.2.3. Penggolongan Suplemen Makanan

Suplemen makanan digolongkan sebagai nutraceutical (bersifat mengandung nutrisi makanan berupa zat-zat gizi), sedangkan obat-obatan masuk golongan pharmaceutical (bersifat mengobati penyakit). Berbeda dengan obat-obatan yang harus diuji efektivitasnya secara klinis mengikuti serangkaian prosedur, suplemen makanan ini khasiatnya tidak perlu dibuktikan melalui uji klinis. Sampai saat ini pun jenis nutraceutical boleh dijual secara bebas tapi tidak boleh diklaim memiliki khasiat untuk mengobati penyakit seperti halnya obat-obatan. Di Indonesia suplemen makanan dimasukkan dalam golongan makanan, bukan obat. Peraturan Menteri Kesehatan No.329/Menkes/Per/XII/76 menyatakan, makanan sebagai barang yang untuk dimakan dan diminum tetapi bukan sebagai obat (Gusmali, 2000).

2.2.4. Persyaratan Suplemen Makanan

Suplemen makanan sebagai penyeimbang kebutuhan gizi tidak dapat dikonsumsi secara bebas. Selain itu, ada kemungkinan mutu produk yang beredar tak sesuai standar atau tak memiliki efektivitas sebagaimana klaimnya. Oleh karena itu, pada tahun 1996 terbit Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan tentang Suplemen Makanan Nomor HK.00.063.02360. di dalamnya diatur batasan suplemen makanan, batasan kadar vitamin, mineral dan asam amino,


(31)

bahan tambahan makanan yang diperbolehkan untuk digunakan dalam suplemen makanan, persyaratan higiene dan keamanan, persyaratan kemasan, pelabelan serta periklanan dan promosi.

Suplemen tidak boleh mengandung bahan asing selain yang tercantum dalam label, tidak mengandung mikro-organisme patogen (bisa menimbulkan penyakit), tidak mengandung mikro-organisme atau zat yang berasal dari mikro-organisme dalam jumlah yang membahayakan kesehatan, dan tidak mengandung zat racun atau zat berbahaya dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan.

Dalam label suplemen makanan harus dicantumkan antara lain petunjuk penyimpanan, masa kedaluwarsa, efek toksik akibat kelebihan masukan zat gizi, dan takaran saji serta maksimum penggunaan per hari. Label tidak boleh mencantumkan klaim efek produk terhadap kesehatan, pencegahan atau penyembuhan penyakit, informasi yang tidak benar atau menyesatkan, perbandingan dengan produk lain, promosi produk suplemen makanan lain, dan informasi tambahan dalam bentuk stiker yang isinya belum disetujui.

Pada prinsipnya klaim kesehatan pada suplemen makanan harus memenuhi beberapa ketentuan. Pertama, benar, valid, dan tidak menyesatkan. Kedua, didukung oleh pembuktian ilmiah yang cukup. Ketiga, tidak menyebabkan penyalahgunaan atau penggunaan yang salah dari produk bersangkutan. Pembuktian ilmiah akan menentukan tingkat klaim yang diizinkan. Misalnya, klaim dengan tingkat umum, seperti ''membantu memelihara kesehatan'' atau ''suplementasi vitamin dan mineral'', cukup didukung dengan teks referensi atau studi deskriptif. Sedangkan


(32)

klaim denan tingkat medium seperti ''mengurangi risiko penyakit jantung'' atau ''mengurangi gejala demam'' harus didukung dengan studi analisis termasuk studi kohort epidemiologi.

Suplemen makanan bukan ditujukan untuk pengobatan atau pencegahan suatu penyakit, melainkan untuk tujuan pemeliharaan kesehatan, sebagai nutrisi pada sistem organ tubuh atau pada keadaan tertentu di mana terjadi peningkatan kebutuhan asupan gizi, misalnya masa kehamilan, menyusui, dan masa penyembuhan. Oleh karena itu, suplemen makanan hanya boleh mengklaim fungsi nutrisi, misalnya kalsium membantu perkembangan tulang dan gigi yang kuat, protein membantu pembentukan dan memperbaiki jaringan tubuh, besi adalah faktor dalam pembentukan sel darah merah, dan asam folat berperan pada pertumbuhan janin yang normal.

Hasil pengawasan yang dilakukan Badan POM telah ditemukan adanya produk maupun iklan suplemen makanan yang dapat dikategorikan over claimed, seperti klaim ''dapat mengobati suatu penyakit''. Hal ini termasuk pelanggaran sehingga produknya harus ditarik dari pasar, sedangkan iklannya harus dihentikan. Dalam kaitan dengan periklanannya, suplemen makanan hanya boleh diiklankan setelah produknya terdaftar di Badan POM dan konsep iklannya harus di-review terlebih dahulu oleh Panitia Penilai Iklan. Dalam hal bentuk kemasan, suplemen makanan dikemas dalam bentuk pil, tablet atau kapsul. Suplemen makanan diawali kode BML, BMD dan BTR, atau di pasaran masih ditemukan dengan kode ML, dan MD (Astawan, 2007).


(33)

2.2.5. Sejarah Suplemen Makanan

Sejak awal sejarah kehidupannya, manusia telah berupaya mendapatkan sesuatu yang dapat menyembuhkannya dari penyakit. Berdasarkan atas apa yang dialaminya dan apa yang dia makan, manusia menemukan obat, yang pada saat itu sebagian besar berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan berkembangnya teknik isolasi dan identifikasi, manusia berhasil menemukan komponen aktif dalam tumbuh-tumbuhan yang memiliki daya menyembuhkan. Zat aktif tersebut kemudian distandarisasi, diformulasikan, dan disajikan dalam bentuk pil, tablet, kapsul, dan sediaan lain yang kita kenal saat ini sebagai obat.

Beberapa penemuan penting menandai kegigihan manusia dalam menemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit. Di antaranya, penemuan reserpin dari tumbuhan Raulwolfia serpentina yang berkhasiat menurunkan tekanan darah pada tahun 1950 dan antibiotik penicillin oleh Alexander Fleming tahun 1940.

Obat dan makanan mempunyai kesamaan, keduanya dikonsumsi masuk ke dalam tubuh, sehingga memerlukan pengendalian mutu untuk menjamin kemurnian dan keamanannya. Tetapi, kedua hal ini juga memiliki perbedaan yang jelas. Makanan dikonsumsi setiap hari dan memasok tubuh dengan zat esensial yang diperlukan oleh tubuh baik untuk metabolisme dasar maupun melaksanakan kegiatan sehari-hari sedangkan obat dikonsumsi bila perlu dan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit.


(34)

Perbedaan yang sederhana itu mulai menjadi kabur ketika masyarakat mulai memperbincangkan makanan kesehatan atau lebih dikenal dengan suplemen makanan. Hal ini ditandai dengan terjadinya pergeseran paradigma sehat dari penyembuhan kepada pencegahan. Penelitian di bidang kesehatan yang menitik- beratkan pada pencegahan penyakit, telah membuktikan pentingnya peranan diet dalam pencegahan penyakit jantung dan penyakit kanker.

Makanan yang sehat kini tak lagi sekadar makanan yang berwarna hijau, melainkan makanan yang ditujukan untuk maksud tertentu yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Keinginan masyarakat untuk mengelola dan meningkatkan kesehatannya sendiri melalui makanan, dari hari ke hari kian meningkat (David, 2006).

Pada Mei 2003 lalu, harian The New York Times melaporkan bahwa 70 persen masyarakat Amerika mengonsumsi suplemen makanan. Sementara itu, majalah Nutraceutical edisi Mei-Juni 2002 menyampaikan data bahwa total konsumsi suplemen makanan di seluruh dunia tahun 2001 diperkirakan 50,6 miliar dolar AS. Hal ini mendorong pertumbuhan industri yang cepat di sektor ini, sehingga dapat dipahami kalau beberapa industri farmasi justru mengandalkan produk suplemen makanan sebagai tulang punggung usahanya.

Pada masa sekarang ini di sebagian masyarakat muncul persepsi bahwa mengonsumsi suplemen makanan merupakan keharusan karena menimbulkan rasa lebih sehat pada individu. Ini karena tingginya minat masyarakat, pesatnya


(35)

perkembangan industri suplemen makanan ditambah dengan gencarnya iklan suplemen makanan (Astawan, 2007).

2.2.6 Penelitian Suplemen Makanan

Penelitian terhadap suplemen makanan berdasarkan penandaan pada etiket, brosur, leaflet, dan informasi penggunaan suplemen makanan dengan metode wawancara pada konsumen yang berkunjung ke apotek dan di toko obat Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dari hasil penelitian diperoleh komponen yang terdapat di suplemen makanan adalah vitamin/mineral selain bahan hasil tumbuhan. Karakter konsumen suplemen makanan terbanyak perempuan (78,1%), usia 36-55 tahun (43,8%), pekerjaan swasta (39,1%), pendidikan tingkat sarjana (60,9%). Pengalaman pemakaian kebanyakan konsumen mengonsumsi satu produk yaitu 71,9%, dengan tujuan untuk menjaga kesehatan/meningkatkan stamina 69,4%, lama pemakaian 1-3 tahun 40,6%. Efek samping hanya dialami oleh beberapa orang 10,9% (Gusmali,2000).

Konsumsi suplemen makanan oleh penduduk Jepang pada tahun 2002 berdasarkan penggunaan suplemen makanan yaitu 26,9% menggunakan berbagai jenis suplemen dengan tujuan mengurangi tekanan kejiwaan dan stress terhadap penghasilan yang diperoleh, 18,7% menggunakan suplemen untuk kesehatan pribadi seperti menghindari rokok, minum alkohol, latihan fisik masalah konsumsi sayur dan buah dan kebiasaan makan yang teratur, 35,7% mengonsumsi suplemen berdasarkan penyebab lain (Takano, 2005).


(36)

Penelitian lain juga mempublikasikan bahwa selama dua dekade beberapa suplemen efektif untuk mencegah penyakit-penyakit khusus misalnya penyakit yang berhubungan dengan saraf, mencegah penyakit jantung dan stroke selain itu juga kasium-vitamin D digunakan untuk mencegah osteoforosis dan disebutkan juga bahwa penggunaan berbagai macam suplemen dapat meningkatkan status kesehatan dan daya tahan tubuh informan (Takano, 2005).

Sebuah penelitian di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Bandung pada Mei 2006-Januari 2007 menyatakan bahwa konsumsi suplemen zat besi pada wanita prahamil dapat menurunkan ADB (Anemia Defisiensi Besi) lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian suplemen bagi yang dimulai saat kehamilan. Populasi adalah pasangan yang merencanakan kehamilan dimana yang menjadi sampel adalah ibu dengan ADB ringan. Sejumlah 99 pasangan yang belum hamil terdiri atas 47 sebagai kelompok perlakuan dan 52 sebagai kelompok kontrol. Pada kedua kelompok dilakukan 3 kali pemeriksaan serum feritin dan kadar hemoglobin (Hb) yaitu prahamil, awal hamil dan 3 bulan hamil. Pada kelompok perlakuan diberikan suplemen zat besi 66 mg ferrous sulfate per-oral sejak prahamil sampai 3 bulan kehamilan. Sementara pada kelompok kontrol diberikan suplemen yang sama mulai saat hamil sampai dengan 3 bulan hamil (Ani Luh Seri, 2007).

Hasil dari penelitian pemberian suplemen besi sejak masa prahamil adalah dapat meningkatkan kadar feritin serum dan hemoglobin dan mencegah ADB pada wanita hamil. Cadangan besi dapat meningkat menjadi 33 μg/dL, sedangkan cadangan besi pada kelompok kontrol hanya 19,65 μg/dL.


(37)

Pemberian tablet besi sejak masa prahamil pada wanita hamil memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan pemberian tablet besi yang dimulai pada awal kehamilan. Hal ini didukung dengan penemuan kadar rerata feritin serum dan kadar hemoglobin, rerata keduanya lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Program ini juga lebih efektif dalam pencegahan ADB pada wanita hamil serta sangat mungkin diimplementasikan pada masyarakat.

2.3 Kerangka Pikir

Gbr 1. Kerangka Pikir Perilaku Masyarakat Dalam Mengonsumsi

Food Supplement Di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang. Karakteristik

 Pengetahuan

 Sikap

 Umur

 Jenis Kelamin

 Pekerjaan

 Pendidikan

 Ekonomi

 Aktivitas

 Penghasilan

Penggunaan

Suplemen Makanan Manfaat yang dirasakan

Sumber Informasi

 Keluarga

 Lingkungan


(38)

Dari kerangka pikir diatas dapat dilihat bahwa karakteristik informan seperti pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, ekonomi, penghasilan, aktivitas dan sumber informasi seperti keluarga, lingkungan, media informasi dapat mempengaruhi informan terhadap penggunaan suplemen makanan sehingga mendapatkan berbagai manfaat yang dirasakan oleh informan.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana akan digambarkan dengan jelas tentang perilaku masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang tahun 2009.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang pada bulan November 2009. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan peneliti yaitu :

1. Berdasarkan adanya laporan dari Double Diamond CNI grup Garuda, Bapak Saut Maruli Tua Lumban Batu, bahwa Kecamatan Galang adalah Kecamatan yang tingkat konsumsi food supplement (makanan kesehatan) lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Deli Serdang. 2. Ketertarikan peneliti sejak tahun 2005 terhadap kegigihan dan kerutinan

pengonsumsi food supplement (makanan kesehatan) CNI di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

3.3. Pemilihan Informan

Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Galang Kota dari berbagai umur (kelompok umur dewasa) yang mengonsumsi makanan kesehatan/food


(40)

supplement dari MLM CNI. Informan diperoleh dengan sistem snow ball sampling berdasarkan kesesuaian dan kecukupan.

Informan yang diambil adalah anggota masyarakat kelurahan Galang Kota yang mengonsumsi food supplement (dalam hal ini konsumsi CNI Ester C plus, CNI Sun Chlorella dan CNI Marine Organic Calcium) dengan pertimbangan bahwa si subjek adalah pengguna makanan kesehatan CNI, khususnya Ester C plus, Sun Chlorella, Marine Organic Calcium. Informan terbagi atas dua karakteristik yaitu informan yang mengonsumsi suplemen makanan CNI berdasar atas adanya penyakit tertentu pada informan tersebut dan karakteristik informan yang mengonsumsi suplemen makanan CNI tidak berdasarkan atas adanya suatu penyakit tertentu pada informan.

Ketika hendak melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menemui bapak Lurah Galang Kota, yaitu pak Harahap. Ia bertanya kepada peneliti mengapa ingin melakukan penelitian di Kelurahan Galang Kota dan ia juga bertanya kepada peneliti dimana peneliti tinggal. Peneliti menjawab pertanyaan bapak Lurah dengan tawa kecil dalam hati karena peneliti adalah masyarakat Kelurahan Galang Kota dan sungguh sangat disayangkan jika keberadaan peneliti di Kelurahan Galang Kota tidak diketahui oleh Lurahnya sendiri.

Setelah menemui Lurah Galang Kota, peneliti mulai membuat jadwal kunjungan ke Point Operator CNI (tempat transaksi penjualan produk CNI) yang berada di Lubuk Pakam, membuat jadwal kunjungan ke DC (Distribution Centre) bapak SMT Lumban Batu dan membuat jadwal kunjungan ke masing – masing


(41)

rumah informan. Jadwal kunjungan diperoleh setelah peneliti langsung datang ke masing – masing tempat tujuan untuk membuat jadwal wawancara. Pada hari pertama kunjungan peneliti ke PO CNI yang berada di Lubuk Pakam adalah sangat disambut baik oleh Ibu Jelifer Sianipar. Ia bertanya kepada peneliti mengapa sudah lama tidak kelihatan. Peneliti tidak menjawab, hanya senyum saja. Kemudian dalam wawancara Ibu tersebut menjelaskan bahwa jumlah anggota CNI saat ini mengalami penurunan yang signifikan, dengan berbagai macam alasan kesibukan pekerjaan anggota CNI, anggota CNI tidak memiliki waktu luang bahkan ada pula anggota CNI yang melepas status anggotanya karena produk – produk CNI setiap tahun mengalami kenaikan harga. Namun ada pula yang tidak menjadi anggota CNI, akan tetapi ia tetap datang ke PO untuk membeli produk – produk CNI. Ibu Jeliper menjelaskan bahwa konsumen yang statusnya seperti itu diberikan keringanan berupa potongan khusus ketika membeli dan juga terdapat bonus serta tetap terus diberi informasi mengenai program – program terbaru dari CNI.

Kemudian peneliti menemui bapak SMT Lumban Batu, pemilik DC CNI Simpang Limun. Ia juga memaparkan hal yang sama seperti apa yang dikatakan Ibu Jeliper kepada peneliti mengenai perkembangan CNI. Namun, program pelayanan yang diberikan kepada anggota maupun konsumen biasa adalah dengan sistem yang berbeda karena bapak SMT Lumban Batu dan Ibu Jeliper berasal dari grup CNI yang berbeda pula.

Selanjutnya peneliti mengunjungi masing – masing rumah informan. Semua informan menyambut baik kedatangan peneliti karena sebelumnya peneliti pernah


(42)

bergabung menjadi konsumen tetap CNI. Kunjungan dilakukan peneliti pada siang dan malam hari. Kunjungan malam hari dilakukan peneliti dirumah pak Ari, pak Tris, pak Tio, Ibu Imah, Ibu Zurainah serta pak Rahman dikarenakan pada siang hari mereka sibuk bekerja. Kunjungan pagi hari dilakukan peneliti dirumah Ibu Zahara dan Pak Erlin. Ibu Zahara memiliki jadwal mengajar mulai siang sampai sore hari sedangkan wawancara dengan pak Erlin dapat dilakukan pagi hari karena bapak tersebut memiliki toko jahitan baju pribadi.

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti terhadap seluruh informan adalah mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari para informan dikarenakan peneliti dan informan telah cukup lama tidak berjumpa dan jika dilihat hubungan antara peneliti dan informan adalah terdapat ikatan hubungan keluarga walaupun pertalian itu sangat jauh.

3.4. Metode Pengumpulan Data

1. Data Pustaka (Library Research): Dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data - data literature serta sumber bacaaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaaan dilakukan melalui buku- buku, majalah kesehatan dan internet.

2. Data Lapangan (Field Research): Pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, mengumpulkan data dari informan melalui wawancara mendalam (indepth interview), yaitu dengan melakukan kunjungan ke masing-masing rumah informan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama antara informan dengan peneliti.


(43)

3.5. Defenisi Operasional Variabel

Variabel penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan : Hasil tahu terhadap objek tertentu setelah melakukan penginderaan melalui panca indera.

2. Sikap : Respon seseorang terhadap suatu objek tertentu.

3. Masyarakat : Kumpulan berbagai individu dengan beragam usia yang menempati Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

4. Perilaku Konsumsi food supplement : Tindakan untuk menggunakan, memakai suplemen makanan secara rutinitas dalam kurun waktu tertentu. 5. Food Supplement : Produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang

mengandung satu atau kombinasi bahan, yaitu vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, konsentrat, metabolit, konstituen, dan ekstrak yang berbentuk tablet, tablet isap, tablet effervescence, serbuk, kapsul, serta produk cair berupa sirup atau larutan.

6. Pendidikan : Jenjang atau tingkat yang diperoleh seseorang dalam memperoleh pengetahuan tertentu, misalnya SD, SMP, SMA atau Sarjana. 7. Pekerjaan : Kegiatan yang ditekuni seseorang dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

8. Pendapatan Keluarga : Hasil kegiatan ataupun pekerjaan yang dilakukan informan ataupun anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, yaitu berupa gaji dalam bentuk uang.


(44)

9. Umur : Lama hidup seseorang dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

10. Aktivitas : Tindakan melakukan berbagai macam kegiatan dalam sehari.

3.6. Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan EZ-Text, kemudian akan dianalisa secara kualitatif untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam mengonsumsi food supplement di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan. Daerah penelitian berada di kecamatan Galang yaitu kelurahan Galang Kota.

4.1.1. Sejarah Singkat Kecamatan Galang

Sebelum proklamasi 17 Agustus 1945 Kecamatan Galang terdiri dari : Desa/Kejuruan Serba Jadi, Kwala Bali, Karang Tengah, Pulau Gambar, Pulau Tagor, Titi Besi, dan Paku yang pada waktu itu dipimpin oleh Datuk Bendahara yang bertempat tinggal di Lubuk Pakam. Setelah Indonesia merdeka, bapak R.Djojosemito membentuk Kecamatan Galang yang terdiri dari 42 kepenghuluan secara sah dengan ibukota Galang yang ketika itu dipimpin oleh Sultan Serdang di Perbaungan.

Pada tahun 1956 Kecamatan Galang yag terdiri dari 42 kepenghuluan berkurang menjadi 38 kepenghuluan karena 4 kepenghuluan sudah pindah ke kecamatan Lubuk Pakam. Kemudian pada tahun 2004 terjadi pemekaran kabupaten Deli Serdang menjadi 2 kabupaten yaitu kabupaten Serdang Bedagai dan kabupaten Deli Serdang. Akibat pemekaran tersebut kecamatan Galang kembali mengalami pengurangan desa/kepenghuluan menjadi 28 desa dan 1 kelurahan. 9 desa menjadi wilayah Serdang Bedagai yaitu: Kelapa Bajohom,


(46)

Manggis, Serba Jadi, Tambak Cekur, Pulau Tagor, Pulau Gambar, Kwala Bali, Kampung Tengah dan daerah sekitar Sungai Ular (BPS,2006).

4.1.2. Kecamatan Galang

Kecamatan Galang memiliki luas ± 135,13 km2 dengan letak geografis berada pada 98,89 derajat Lintang Selatan dan 3,43 derajat Bujur Timur.

Batas – batas kecamatan Galang adalah sebagai berikut :

o Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Serba Jadi kabupaten Serdang Bedagai

o Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Kotarih kabupaten Serdang Bedagai

o Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Tanjung Morawa dan Bangun Purba

o Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Pagar Merbau

Di kecamatan galang ini terdapat 28 desa dan 1 kelurahan yang terdiri dari 115 dusun dan 8 lingkungan (BPS, 2006).

4.1.3. Kelurahan Galang Kota

Kelurahan Galang Kota kecamatan Galang kabupaten Deli Serdang berdiri sejak tahun 198. Kelurahan Galang Kota dahulunya adalah Desa Galang Kota dan merupakan satu-satunya kelurahan di kecamatan Galang serta merupakan ibukota kecamatan. Luas wilayah kelurahan Galang Kota adalah 166,62 Ha. Kelurahan Galang Kota terdiri atas 8 lingkungan dengan jumlah penduduk 8.960 jiwa (2.209 kepala keluarga). Kelurahan Galang Kota terdiri


(47)

atas pemeluk agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha. Mata pencaharian penduduk di kelurahan Galang Kota terdiri atas PNS, TNI/POLRI, Pegawai swasta, Dagang, dan wiraswasta serta pensiunan. Tingkat pendidikan penduduk di kelurahan Galang Kota terdiri atas SD, SLTP, SMA, SMK, Akademi dan Sarjana (Laporan kelurahan Galang Kota tahun 2008).

4.2. Kondisi Kependudukan

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Galang Tahun 2009

No Nama Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km2)

Jumlah KK Jumlah Jiwa

1 Paku 3,00 441 1.923

2 Bandar Kuala 10,87 306 1.297

3 Titi Besi Baru 0,70 187 726

4 Pulau Tagor Baru 3,67 67 246

5 Galang Barat 17,79 389 1.498

6 Kotangan 0,60 165 737

7 SungaiPutih 14,07 1.001 4.539

8 Paya Kuda 3,08 161 754

9 Kelapa Satu 2,00 248 1.307

10 Pisang Pala 2,15 536 2.911

11 Petumbukan 1,10 750 3.642

12 Tanjung Gusti 1,20 346 1.792

13 Sungai Karang 0,96 590 3.072

14 Galang Suka 2,00 607 2.910

15 Galang Kota 1,20 2.351 9.195

16 Timbang Deli 11,45 479 2.709

17 Jaharun A 3,01 595 3.286

18 Tanah Merah 2,04 615 1.497

19 Petangguhan 3,20 721 3.316

20 Tanjung Siporkis 1,80 182 1.148

21 Batu Lokong 23,00 453 2.274

22 Nagarejo 4,00 717 3.295

23 Paya Itik 2,00 312 1.383

24 Paya Sampir 4,84 68 417


(48)

26 Kotasan 4,75 675 3.309

27 Jaharun B 5,50 1.153 5.457

28 Tanah Abang 2,50 121 624

29 Keramat Gajah 1,50 672 2.203

Jumlah 135,13 14.991 67.909

(Sumber: Koordinator Statistik Kecamatan Galang 2006)

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Galang Tahun 2009

No Nama Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Paku 966 957 1.923

2 Bandar Kuala 655 642 1.297

3 Titi Besi Baru 365 361 726

4 Pulau Tagor Baru 126 120 246

5 Galang Barat 758 740 1.498

6 Kotangan 372 365 737

7 SungaiPutih 2.141 2.398 4.539

8 Paya Kuda 385 369 754

9 Kelapa Satu 662 645 1.307

10 Pisang Pala 1.425 1.486 2.911

11 Petumbukan 1.800 1.842 3.642

12 Tanjung Gusti 915 877 1.792

13 Sungai Karang 1.547 1.525 3.072

14 Galang Suka 1.492 1.418 2.910

15 Galang Kota 4.556 4.639 9.195

16 Timbang Deli 1.371 1.338 2.709

17 Jaharun A 1.745 1.947 3.286

18 Tanah Merah 756 741 1.497

19 Petangguhan 1.631 1.685 3.316

20 Tanjung Siporkis 602 546 1.148

21 Batu Lokong 1.173 1.101 2.274

22 Nagarejo 1.714 1.581 3.295

23 Paya Itik 680 703 1.383

24 Paya Sampir 215 202 417

25 Johar Baru 247 195 442

26 Kotasan 1.668 1.641 3.309

27 Jaharun B 2.707 2.750 5.457

28 Tanah Abang 316 308 624

29 Keramat Gajah 1.167 1.036 2.203


(49)

(Sumber: Koordinator Statistik Kecamatan Galang 2006) 4.2 Gambaran Informan

4.2.1 Karakteristik Informan

Dalam penelitian ini diperoleh 8 orang informan di Kelurahan Galang Kota Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan karakteristik yang meliputi: nama, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan perbulan.

Seluruh wawancara dilakukan di rumah informan dengan memperhatikan waktu yang sesuai agar tidak mengganggu aktivitas informan. Dari pengamatan yang dilakukan, pada umumnya informan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti dengan penuh keterbukaan mengenai perilaku mereka dalam mengonsumsi food supplement.

Tabel 4.3. Karakteristik Informan

No Informan

Jenis Kelamin

Umur

(Thn) Pendidikan Suku Pekerjaan Pendapatan

Keluarga /Bulan (Rp)

1 1 Perempuan 48 Sarjana Banten PNS 4.000.000

2 2 Laki-laki 45 SMP Mandailing Penjahit 2.000.000

3 3 Perempuan 50 SMU Melayu Pedagang 3.500.000

4 4 Laki-laki 25 STM Melayu Mekanik 1.500.000

5 5 Laki-laki 39 Sarjana Jawa PNS 3.500.000

6 6 Laki-laki 45 SMK Jawa Pegawai PTPN 3.500.000

7 7 Perempuan 42 Sarjana Karo Asisten PTPN 6.000.000

8 8 Laki-laki 25 Sarjana Mandailing PNS 3.000.000

Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa usia informan mulai dari 25 tahun sampai dengan 50 tahun dengan perincian 5 orang informan laki – laki dan


(50)

3 orang informan perempuan. Pendidikan informan bervariasi mulai dari SMP sampai perguruan tinggi, dengan perincian 4 orang informan adalah sarjana, 3 orang informan berpendidikan SMU dan setingkat SMU dan 1 orang informan berpendidikan SMP. Informan berasal dari suku Banten, Mandailing, Melayu, Jawa dan Karo. Pekerjaan informan sangat beragam seperti PNS, Penjahit, Pedagang, Mekanik, Pegawai PTPN dan Asisten PTPN. Pendapatan keluarga informan juga bervariasi mulai dari Rp 1.500.000 per bulan hingga Rp 4.000.000 per bulan.

4.2.2 Matriks Pengetahuan Informan

1. Matriks Pengetahuan Informan Tentang Pengertian Suplemen Makanan Tabel 4.4 Pengetahuan Informan Tentang Pengertian Suplemen Makanan Informan 1 Apa ya…suplemen itu setahu Ibuk supaya badan lebih sehat

aja. Itupun kalau badan kita lagi butuh, kalau nggak, ya nggak usah makan.

Jenis suplemen pun banyak, promosi di TV kan banyak itu, ada Vitacimin, ada CDR, yang untuk tulang itu lo. Dari MLM pun banyak, contohnya ya CNI ini.

Kalau yang ada iklannya di TV, gampang carinya, di toko kecil dan di apotik kan ada. Tapi kalau CNI ini kita kan mesti lewat distributornya. Kalau Ibuk Pak Sutris itu yang antar. Harganya pun pas lah dengan kualitasnya.

Informan 2 Waduh…kalau saya ditanya Buk, gak tau tau saya itu, yang penting sama saya, saya sehat, ya kan?

Yang saya tahu ya CNI ini lah, ada Ester C nya, mie Sehati nya pun ada, pokoknya lengkap la.

Kalau ditanya harga, memang mahal-mahal semuanya, tapi yang namanya untuk sehat, saya tetap beli, kan gitu?

Saya beli melalui pak Tio.

Informan 3 Suplemen itu setahu Ibuk penambah vitamin la…ya supaya kita makin sehat aja.

Suplemen yang Ibuk tau… banyak la…Tah, di TV lagi beribu…ya kan? Contohnya itu, apa itu…Vitalong C? trus dari macam CNI gitu pun banyak, ada Tianshi, K Link, Cuma


(51)

namanya apa ya, nggak tau.

Kalau harga yang dari CNI itu memang lumayan mahal, tapi enak badan dibuatnya.

Kalau Ibuk beli Ester C nya dari Pak Ari.

Informan 4 Suplemen Buk? Suplemen itu setahu saya ya sama dengan obat, bisa sembuh sakit kalo minum itu, tapi kalo yang ada di tv itu kan untuk capek-capek aja.

Kalo yang dari CNI itu, Ester C misalnya yang saya makan itu, terasa agak kurang sakit saya.

Memang harganyapun selangit, tapi dari pada saya tidak bisa kerja nanti . . .

Kalo gak salah harganya udah 100 ribu sekarang per kotak, saya pesan dari Pak Ari.

Informan 5 Suplemen itu adalah pelengkap makanan kita sehari-hari Buk . . .memang kebanyakan masyarakat mengatakan bahwa empat sehat lima sempurna sudah cukup, tapi menurut saya pangan sekarang itu kan sudah banyak zat kimianya, belum lagi pengawet, penyedap rasa dan apa namanya itu. . . e . . . pewarna. Jadi saya konsumsi Health Pack itu Buk. (Ester C, Sun Chlorella dan Marine Organic Calcium).

Jenis suplemen itu banyak Buk Titah….kalau yang lain itu ragu saya pakainya karena kita tidak paham betul dalamnya bagaimana, tapi kalau di CNI, ada tempat bertanya dan konsultasi.

Harga produk CNI ini bervariasi Buk, seperti Health Pack itu hanya 250 ribu, tapi kita lebih untung kalau beli seperti itu daripada kita beli satu satu Buk.

Saya beli Health Pack itu di PO pak Jelifer di Pakam.

Pak Jelifer itu memberi saya PIN khusus kalau mau berbelanja.

Informan 6 Suplemen itu setahu saya pelengkap makanan kita sehari-harilah Buk. Kalau saya Buk, karena pulang pergi Riau-Medan, Riau-Riau-Medan, ya udah badan kan capek, makanya sering konsumsi Ester C itu Buk, biar nggak loyo. . . he...he...he

Jenis suplemen itu banyak ya Buk....kalau di TV itu ada Hemaviton, Kratingdaeng, Vitalong C, tapi saya gak berani coba lagi sejak dikasi tau sama pak Alfred.

Saya pesan Ester C itu melalui pak Alfred.

Harga ester C itu kira – kira 100 ribu perkotak Buk.


(52)

sehat, bisa buat langsing, buat lebih cantik dan jadi awet muda, he... he... he... Gitu ya Tah?

Yang lain-lain itu la. gak tau Ibuk itu la...e...Holisticare Ester C, UC 1000, trus Nature E, gak tau lagi Tah..

kalau di CNI...ada Nutrimoist, Royal Jelly, MOC, Chlorella, Ester C, Sun Isabgol, itu aja...

Harganya macam-macam la Tah...ada yang murah ada yang sampek ratus ribuan...jutaan pun ada....gitu....

Pak Sutris selalu hubungi Ibuk kapan aja Ester C nya harus diantar,memang...kita beli di Pakam pun bisa, tapi kan makan waktu lagi....

Ibuk bisa beli langsung ke Pakam pakai PIN khusus pak Sutris.

Informan 8 Supelemen makanan itu berarti makanan kesehatan. Fungsinya adalah untuk mempertahankan stamina tubuh. Saya pernah konsumsi suplemen Vitamin C dari apotek, Cuma saya lupa apa namanya...tapi perut saya selalu sakit kalau konsumsi itu, terus Hemaviton...tapi ada efek ketagihan, maka saya berhenti pakai.

Harga suplemen itu variasi, tetapi ada paket ekonomis sehingga terjangkau. Kalau Ester C perkotak kira-kira hampir 100 ribu, kalau ambil paket Heath Pack sekitar 250 ribu.

Saya beli dari pak Tris atau saya langsung ke Pakam atau ke Medan kalau lagi di Medan...

Kita punya PIN khusus kalau mau langsung beli tanpa perantara.

Dari matriks diatas terlihat bahwa 4 informan menyatakan pengetahuan mereka tentang manfaat suplemen makanan adalah sesuatu yang membuat agar tubuh lebih sehat, 3 informan menyatakan pengetahuan mereka tentang suplemen makanan adalah pelengkap atau penambah makanan sehari – hari agar menjadi lebih sehat, dan 1 informan menyatakan bahwa suplemen makanan adalah sesuatu yang memiliki khasiat mampu menyembuhkan penyakit.


(53)

Dari matriks diatas dapat terlihat bahwa 6 informan menyatakan pengetahuan mereka tentang jenis suplemen makanan adalah Vitacimin, CDR, Vitalong C, Kratingdaeng, Hemaviton, Nature E, Holisticare Ester C, UC 1000 dan yang berasal dari MLM seperti CNI dan ada juga yang menyebutkan MLM lain seperti K- Link dan Tianshi, 1 orang informan menyatakan bahwa jenis suplemen makanan adalah hanya yang berasal dari CNI saja sedangkan 1 informan lagi tidak menyebutkan merk ataupun jenis suplemen makanan kecuali yang bersumber dari CNI.

Dari matriks diatas dapat terlihat bahwa 4 informan menyatakan pengetahuan mereka tentang harga suplemen makanan yaitu ratus ribuan, bahkan 1 dari 4 informan menyatakan bahwa harga suplemen adalah ratus ribuan hingga jutaan, 3 informan menyatakan pengetahuan mereka tentang harga suplemen makanan yaitu mahal, bahkan 1 dari 3 informan tersebut mneyatakan bahwa harga suplemen makanan adalah selangit dan 1 informan menyatakan bahwa harga suplemen adalah sesuai.

2. Matriks Pengetahuan Informan Tentang Cara Mendapatkan Informasi Mengenai Suplemen Makanan

Tabel 4.5 Pengetahuan Informan Tentang Cara Mendapatkan Informasi Mengenai Suplemen Makanan

Informan 1 Ibuk sering tanya-tanya sama pak Sutris, trus Ibuk tanya pendapat anak Ibuk, adik Ibuk yang di Simpang Limun pun Ibuk tanya juga.

Informan 2 Semua saya tau dari pak Tio itu Buk, dia pun sering ajak saya ke seminar kesehatan di Pondok Kelapa itu Buk.

Informan 3 Semua-semua tanya ke pak Ari, lagian Ibuk kan....Ibuk suka ikut seminar kesehatan di SBD.


(54)

jelasin semuanya. Dia jugak sering mengajak saya ikut seminar kesehatan, tapi saya selalu aja gak sempat Buk. Kalo saya ada yang nggak ngerti, saya tanya-tanya aja pak Ari.

Informan 5 Saya beli majalah, ikut seminar kesehatan, dan beli buku-buku tentang kesehatan.

Informan 6 Saya banyak dapat informasi suplemen itu dari pak Alfred Buk....dia juga sering ke Medan...mentraining anggota-anggotanya dan sering juga mengajak saya ikut seminar kesehatan.

Informan 7 Ibuk lihat dari majalah CNI yang setiap bulan selalu dikirim pak Sutris, trus melalui ya...seminar kesehatan la Tah...dan melalui pak Sutris juga.

Informan 8 Dari teman ngajar saya Buk pak Tris.

Dari matriks diatas terlihat bahwa 7 informan menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai suplemen makanan CNI dari para distributor CNI seperti pak Sutris, pak Tio, pak Ari, pak Alfred dan disamping itu mereka juga sering diikutsertakan dalam seminar kesehatan CNI dan 1 informan menyatakan bahwa ia mendapatkan informasi mengenai suplemen makanan CNI

melalui majalah CNI, buku kesehatan dan sering mengikuti seminar kesehatan CNI.

4.2.3 Matriks Sikap Informan

3. Matriks Sikap Informan Terhadap Jenis Suplemen Makanan Yang Beredar Saat ini

Tabel 4.6 Sikap Informan Terhadap Jenis Suplemen Makanan Yang Beredar Saat ini

Informan 1 Wah...banyak kali itu ya...pokoknya kalau Ibuk si....harus cermat la...kalau mau konsumsi suplemen itu jangan sembarangan...

Informan 2 Yang lain-lain itu saya nggak tau Buk, Cuma CNI ini yang saya tau...

Informan 3 Pande-pande aja lah pilih yang cocok untuk kita punya badan, untuk sehat mana boleh asal, kan gitu?


(55)

kita...ya...yang bagus-bagus la yang dimakan.

Informan 5 Saya berpendapat begini Buk, melihat situasi dan kondisi sekarang ini Buk...memang perlu suplemen. Nah, munculnya berbagai jenis suplemen itu berarti kan menunjukkan bahwa sekarang ini suplemen itu memang betul-betul dibutuhkan masyarakat. Mengenai merk ataupun jenis...itu tergantung kepada konsumen, yang terpenting adalah membuat kita bisa hidup lebih sehat. Informan 6 No comment la saya Buk...,nanti takut ada salah ngomong,

nanti jelek pulak nama usaha orang, kan susah kita jadinya...

Informan 7 Kan memang dibutuhkan....maka banyak la suplemen yang beredar...tergantung kita la milihnya macam mana ?

Kalau Ibuk si....mana yang cocok ke badan dan cocok ke semua-mua nya, ya itu la yang dibeli...he...he...he...

Informan 8 Bagi saya membingungkan Buk....karena terkesan menawarkan khasiat yang sama.

Dari matriks diatas dapat terlihat bahwa 3 informan menyatakan sikap mereka terhadap jenis suplemen makanan yang beredar saat ini adalah harus bijaksana dan cermat dalam memilih suplemen makanan yang akan dikonsumsi, 2 informan menyatakan sikap mereka terhadap jenis suplemen makanan yang beredar saat ini adalah indiktor bahwa suplemen makanan itu benar – benar dibutukan masyarakat, 1 informan menyatakan tidak tahu terhadap jenis suplemen yang beredar saat ini, 1 informan menyatakan tidak memberi komentar terhadap jenis suplemen yang beredar saat ini dan 1 informan lagi menyatakan sikap terhadap jenis suplemen yang beredar saat ini adalah membingungkan karena terkesan menawarkan khasiat yang sama.


(56)

4. Matriks Sikap Informan Terhadap Manfaat Suplemen Yang Dikonsumsi Tabel 4.7 Sikap Informan Terhadap Manfaat Suplemen Yang Dikonsusmi Informan 1 Semenjak konsumsi Sun Chlorella itu, Ibuk bebas bebas aja

makan yang pedas-pedas, sebelumya kalau makan cabe sikiiiit aja, wah...dah kambuh la mag Ibuk. Dah enak kali la Ibuk rasa sekarang ini.

Informan 2 Itula...pertama kali saya makan Ester C itu Buk, selera makan saya makin tambah, apalagi mie nya itu, kenyang terus perut dibuatnya ya kan? Lama lama berat badan saya pun makin naik.

Informan 3 Wah...Ibuk...kalau tak makan ester C itu, ntahlah capeknya bukan main badan, tidurpun pulas, kalau nggak....hm....tak bisa tidur ...

Informan 4 Itu la Buk...sejak pakek ester C itu, makan saya nambah, kalo kerja pun gak gampang capek gitu...

Informan 5 Saya jadi tidak cepat lelah buk...meskipun harus kerjakan tugas sampai malam...

Informan 6 Saya merasa lebih fresh aja Buk...apalagi kalau saya setir sendiri pun jadi tak mudah ngantuk Buk...

Informan 7 Liat ....makin cantik Ibuk kan? He...he...he...

Waktu BAB pun mudah pup nya... (sambil berbisik) Informan 8 Ada la Buk...khasiatnya terasa di badan...

Dari matriks diatas dapat terlihat bahwa 6 informan menyatakan sikap mereka terhadap manfaat suplemen makanan yang dikonsumsi adalah menjadikan tubuh mereka lebih fresh ketika menjalankan aktivitas, 1 informan menyatakan bahwa manfaat suplemen makanan yang dikonsumsinya adalah membuat dirinya semakin cantik serta mudah BAB dan 1 informan lagi hanya menyatakan sikap bahwa penggunaan suplemen makanan terasa di badan.

5. Matriks Sikap Informan Terhadap Pihak Yang Menawarkan Suplemen Makanan

Tabel 4.8 Sikap Informan Terhadap Pihak Ynag Menawarkan Suplemen Makanan

Informan 1 O...pak Sutris itu teman ngajar anak Ibuk, sering main kerumah, lagian orangnya gak suka maksa kita harus beli.... Dia jelaskan dengan rinci semua tentang Ester C, Sun Chlorella dan MOC.


(57)

Informan 2 Pak Tio dan kawan-kawannya dulu tiap malam datang kerumah, mereka kasi saya penjelasan lengkap. Saya belum mau beli pun, mereka tetaaaap aja sabar. Karena bosan, ya kan? Akhirnya produk mereka saya beli.

Informan 3 Pak Ari itu orangnya jelas. Setiap ada informasi apapun tentang kesehatan, dia sukak cerita ke Ibuk, kalau kita tanyak pun berkali-kali, tetap aja sabar jawabnya, apalagi kalau Ibuk pesan Ester C, sesegera mungkin langsung diantar kerumah, walaupun belum dibayar...

Informan 4 Yang nawarkan itu kan pak Ari Buk...Bapak itu dulu, teman saya sekolah Buk...lagian dari dulu memang orangnya bagus...ya... saya percaya aja sama dia.

Informan 5 Pada awalnya yang nawarkan itu Abang saya, hanya saja karena penyampainnya mengenai usaha CNI nya, saya jadi tidak tertarik.

Informan 6 Ya...saya sambut baik la Buk...karena kan tuk badan saya juga, tak ada ruginya saya pikir kalau kita coba dan sekarang terbukti....gitu Buk...

Informan 7 Pihak yang menawarkan pun berpengaruh jugak ya Tah...menurut Ibuk, pak Sutris itu ngerti tata krama...waktu nawarkan produk CNI ke Ibuk...terus kalau Ibuk mau beli, tinggal telpon aja, nanti diantarnya, nanti ada seminar di kantor besarnya dia kasi tau Ibuk...

Informan 8 Setelah ada penjelasan secara terperinci, ya...saya terima dengan senang hati Buk...

Dari matriks diatas dapat terlihat bahwa 6 informan menyatakan sikap mereka terhadap pihak yang menawarkan suplemen makanan adalah menyenangkan karena pihak yang menawarkan tersebut sabar dalam memberi penjelasan, tidak memaksa informan membeli produk mereka dan bertata krama, 1 informan menyatakan sikap menyambut baik terhadap pihak yang menawarkan suplemen makanan dan 1 informan lagi menyatakan sikap bahwa pihak yang menawarkan suplemen makanan adalah tidak menarik karena memberikan penjelasan tentang usaha menjalankan CNI bukan manfaat produk.


(58)

4.2.4. Matriks Tindakan Informan

6. Matriks Tindakan Informan Tentang Jenis Suplemen Yang Di Konsumsi Tabel 4.9 Tindakan Informan Tentang Jenis Suplemen Ynag Dikonsumsi Informan 1 Ibuk cuma pakai Health Pack itu aja, Ester C, Sun Chlorella,

trus MOC.

Informan 2 Saya makan Sun Chlorella, Ester C, kalau anak Vitasigi F nya Buk, tapi sesekali la...

Informan 3 Ester C plus itu selalu, Sun Chlorella sesekali trus Vitasigi F itu kalau ada cucu, makan sama-sama cucu Ibuk...

Informan 4 Ester C CNI aja Buk...

Informan 5 Yang rutin itu Health Pack la Buk, ya Ester C Sun Chlorella dan MOC.

Informan 6 Saya Ester C Buk....kalau istri Ester C dan MOC....kalau si gendut ini Vitasigi F Buk....

Informan 7 Ester C, Chlorella, MOC dan Sun Isabgol dan Vitasigi F sesekali la Ibuk makan.

Informan 8 Hanya ester C Buk...

Dari matriks diatas dapat terlihat bahwa jenis suplemen makanan Ester C dikonsumsi oleh seluruh informan, suplemen makanan Sun Chlorella dikonsumsi oleh 5 informan, suplemen makanan MOC dikonsumsi oleh 4 informan.

7. Matriks Tindakan Informan Tentang Pertama Kali Mulai Mengonsumsi Suplemen Makanan

Tabel 4.10 Tindakan Informan Tentang Pertama Kali Mulai Mengonsumsi Suplemen Makanan

Informan 1 Sejak 2005 ya...,tapi Ibuk lupa tepatnya kapan....

Informan 2 Saya mulai taun...taun...2006 itu Buk, iya, ya (sambil melihat keatas untuk mengingat kembali), waktu itu kan anak saya masih SMP.

Informan 3 Pertama kali itu....waktu di Bogor.taun...taun....berapa ya? Kira-kira 2003 la...Ibuk dikasi anak Ibuk Sun Chlorella itu, karena dikasi ya Ibuk makan...adala...satu minggu Ibuk konsumsi, abis itu pulang ke Galang ya berhenti. Baru kira-kira taun 2006 itu, Ibuk beli ester C dari pak ari abis ikut seminar kesehatan di SBD itu.

Informan 4 Waduh...kapan ya Buk? Kalo tidak silap saya, kira-kira dua taun ini la Buk...


(59)

Informan 5 Saya konsumsi produk CNI khususnya Health pack (Ester C, Sun Chlorella, MOC) dah lama itu buk Titah, lebih kurang ada empat tahunan la...

Informan 6 Awal Mei 2005 itu Buk, karena itu pulak lah...awal pembukaan kebun sawit saya di Riau Buk...

Informan 7 Pertama kali itu Ibuk konsumsi kira-kira taun 2005, trus berhenti. Kemudian konsumsi lagi awal-awal 2007 la sampai sekarang...

Informan 8 Tahun 2006 Buk...

Dari matriks diatas terlihat bahwa seluruh informan pertama kali mulai mengonsumsi suplemen makanan adalah antara tahun 2003 – 2007.

8. Matriks Tindakan Informan Tentang Lama Mengonsumsi Suplemen Makanan

Tabel 4.11 Tindakan Informan Tentang Lama Mengonsumsi Suplemen Makanan

Informan 1 Dari 2005 sampai sekarang, udah 4 tahun la... Informan 2 Kan 2006 kan? Jadi...ya udah tiga taun la Buk...

Informan 3 kalau gitu ya...2006 ke 2009 la, tiga tahun Tah, yang di Bogor itu cuma makan satu minggu aja, he....he...he...

Informan 4 Udah lama la Buk ya...jadinya kurang lebih dua tahunan la Buk....

Informan 5 Ya Buk...empat tahun saya sudah konsumsi Health Pack itu Buk.

Informan 6 Ya...empat tahun lebih la Buk...

Informan 7 jadi macam mana ngitungnya itu Tah? Kalau dari 2007 ya udah dua tahun la.

Informan 8 3 tahun Buk.

Dari matriks diatas terlihat bahwa seluruh informan mengonsumsi suplemen makanan rata – rata antara 2 – 4 tahun.

9. Matriks Tindakan Informan Tentang Frekuensi Konsumsi Suplemen Makanan

Tabel 4.12 Tindakan Informan Tentang Frekuensi Konsumsi Suplemen Makanan

Informan 1 Kalau Chlorella sekarang ini...satu hari satu butir aja. Kalau dulu...banyak...satu hari itu 5-10 butir Ibuk makan.

Informan 2 Pertama kali itu setiap hari kalo Chlorellanya, per hari itu sepuluh butir. Sekarang ini Ester C itu dua hari satu kali, ya kan? Kalo Chlorellanya itu Cuma satu butir per hari.


(1)

melengkapi zat dalam makanan dan menjaga kondisi badan agar tetap fit (Intisari, 2002).

Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa 5 orang informan menyatakan bahwa seluruh anggota keluarga mereka mengonsumsi suplemen makanan, seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini:

”Setahun terakhir ini, kan udah ada istri dan baby saya... he...he...he...maka kami bertiga la yang konsumsi.”

Hal senada juga diungkapkan oleh informan berikut:

”Saya, istri dan anak semata wayang saya yang gendut ini Buk...” Dua orang informan menyatakan bahwa hanya mereka saja yang mengonsusmi suplemen makanan di dalam keluarga sedangkan 1 informan lainnya menyatakan bahwa ia dan anaknya yang mengonsumsi suplemen makanan dalam keluarga, namun anaknya hanya sesekali mengonsumsi suplemen makanan itu.

Dari wawancara yang dilakukan terhadap informan diperoleh bahwa seluruh informan mengonsumsi suplemen makanan Ester C, selanjutnya suplemen makanan terbanyak kedua yang mereka konsumsi adalah Sun Chlorella kemudian diikuti oleh Marine Organic Calcium.

Beberapa informan mengonsumsi suplemen makanan selain Health Pack (Ester C, Sun Chlorella, Marine Organic Calcium) yaitu Vitasigi F dan Sun Isabgol.


(2)

”Yang rutin itu Health Pack la Buk Titah, ya Ester C Sun Chlorella dan MOC.”

”Saya Ester C Buk....kalau istri Ester C dan MOC....kalau si gendut ini Vitasigi F Buk....”

Hal senada juga diungkapkan oleh informan berikut:

”Ester C, Chlorella, MOC dan Sun Isabgol dan Vitasigi F sesekali la Ibuk makan.”

Berdasarkan atas pengamatan Peneliti bahwa tindakan yang dilakukan seluruh informan dalam mengonsumi suplemen makanan adalah dikarenakan manfaaat yang mereka peroleh bahwa mereka benar merasakan manfaat positif dalam mengonsumsi suplemen makanan tersebut sehingga berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas informan dalam bekerja. Hal inilah menurut peneliti yang mendorong seluruh informan tetap terus mengonsumsi suplemen makanan tersebut. Selain itu, dalam mengonsumsi suplemen makanan, para informan selau dipantau oleh pihak yang menawari suplemen makanan tersebut dengan cara menelepon atau kunjungan ke rumah informan sehingga dalam pandangan informan bahwa pihak yang menawarkan suplemen makanan tersebut tidak lepas tanggung jawab jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan dalam mengonsumsi suplemen makanan itu. Rasa nyaman dan aman, adanya hubungan yang erat, komunikasi yang secara terus menerus berlanjut, menurut Peneliti juga sangat mempengaruhi para informan untuk tetap mengonsumsi suplemen makanan sampai saat ini.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

1. Karakteristik masyarakat yang mengonsumsi suplemen makanan adalah bervariasi mulai dari umur, suku, tingkat pendidikan maupun tingkat pendapatan. Umur bervariasi mulai dari 25 – 50 tahun, suku terdiri atas suku Jawa, Mandailing, Melayu, Banten dan suku Batak Karo, tingkat pendidikan juga bervariasi mulai dari tingkat SMP sampai Sarjana dan pendapatan keluarga beragam mulai dari Rp 1.500.000,00 – Rp 6.000.000,00 per bulan. 2. Pengetahuan masyarakat mengenai suplemen makanan adalah masyarakat

tidak mengetahui pengertian suplemen makanan secara definisi. Masyarakat mendapatkan informasi mengenai suplemen makanan dari orang yang telah mereka kenal sebelumnya (teman, tetangga dan keluarga), buku kesehatan, majalah CNI dan seminar kesehatan CNI.

3. Sikap masyarakat hampir seluruhnya bersikap positif terhadap suplemen makanan. Masyarakat merasa aman dan nyaman untuk mengonsumsi suplemen makanan tersebut dikarenakan adanya pelayanan yang baik dari pihak yang menawarkan suplemen makanan tersebut.

4. Dalam hal tindakan dapat dilihat bahwa masyarakat mengonsumsi suplemen makanan tidak hanya atas kemauan sendiri saja, tetapi juga ada orang – orang dibelakang mereka yang mereka jadikan sebagai acuan. Walaupun pada awalnya tidak mengetahui apa yang dilaksanakan, tetapi seiring dengan


(4)

berjalannya waktu, masyarakat merasa yakin dengan apa yang telah ditawarkan kepada mereka.

5. Masyarakat memperoleh berbagai dampak positif dalam mengonsumsi suplemen makanan, seperti keadaan tubuh lebih sehat dan lebih bugar.

6.2. Saran

1. Melihat masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai makanan sehat khususnya mengenai suplemen makanan maka Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami penggunaan suplemen makanan.

2. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai suplemen makanan sehingga dapat lebih memahami penggunaan suplemen secara tepat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Etisa Murbawani, 2005. Kapan Meminum Suplemen Kesehatan.http://www.suaramerdeka.com/harian/0702/05/ragam01htm

Ani Luh Seri, 2007. Perbandingan Efek Suplemen Besi Pra Hamil Dan Selama Kehamilan Dalam Upaya Menurunkan Anemia Defisiensi Besi Pada Wanita Hamil Dengan Anemia Ringan Di Bali.

http://www.eurekaindonesia.org/apakah-kita-membutuhkan-suplemen-makanan-kesehatan/.

Astawan, Made. Orang Sibuk Perlu Suplemen Antioksidan, Gaya Hidup Sehat. http://www.kompas.com/ver1/kesehatan/0712/28/111820.htm

Badan Pusat Statistik, 2006. Kecamatan Galang Dalam Rangka 2006. Katalog BPS, Deli Serdang

Cooper’s, Kenneth.H. 2001. Revolusi Antioksidan. Dallas, AS

Depkes RI, 1999.Indonesia Sehat 2010 (Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan).

Elwess dan Sinmett, 1994. Promosi Kesehatan Edisi Kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Foster/Anderson, 2006, Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press Gerungan, W.A., 1986.Psikologi Sosial. Eresco, Bandung.

Goode, W. 1999. Sosiologi Keluarga. Bumi Aksara, Jakarta.

Goodman, Sandra, 2006. Ester-C Vitamin C Generasi III. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gregorius, F.Winarno, 1997.Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com-content&view=article7id=470:suplemen bagi tubuh sehat.


(6)

M.Desy Gusmali, 2000. Kajian Keamanan Beberapa Food Supplement Yang Beredar Di Tiga Kota Besar Berdasarkan Informasi Penandaan dan Pengalaman. http://digilib.si.itb.ac.id/go.php/id=jkpkbppk-gdl-res-2001-desy-210-suplemen&node=2033&start=116.

Mar’at, 1981. Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia, Bandung.

McKenzie, James F and Smeltzer, Jan L. 1997. Planning, Implementing, And Evaluating Health Promotion Programs. -2nd edition. Printed in the United States Of America.

Media Indonesia, 2005. Kesehatan. Jakarta.

Moediasih, R. Wijoto, 1990. Sikap, Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 15. PT. Cipta Abadi Pusaka, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.

---. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. ---. 2005. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Adi

Offset, Yogyakarta.

Sarwono, S., 2004. Sosiologi Kesehatan. UGM Press, Yogyakarta.

Steenblock, David, 2006. Chlorella Makanan Serat Alami. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suara Pembaruan edisi April 2004. Suplemen Tidak Boleh Mengandung Bahan Obat dalam www.suarapembaruan.com- 29-09-2004

Takehito, Takano, British Journal of Nutrition (2005), 94, 407-411, Department of Health Promotion/International Health, Division of Public Health (Received 17 June 2004-Revised 8 March 2005-Accepted 31 Maret 2005) hlth @ tmd.ac.ip.

Yuliarti, Nurheti. 2008. Food Supplement. Banyu Media, Yogyakarta. www.sportindo.com/.../Lebih Dalam Soal Suplemen Makanan.html