Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Web (Studi Kasus: Ikan Karang) Di Pulau Biawak

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN
BERBASIS WEB (STUDI KASUS: IKAN KARANG)
DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

SIGIT SATRIA TRIBUANA

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Sistem
Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Web (Studi Kasus: Ikan Karang) di
Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu adalah benar merupakan hasil karya sendiri
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada Perguruan Tinggi mana pun.
Semua sumber data dan informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan dan
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2016

Sigit Satria Tribuana
NIM C24110067

ABSTRAK
SIGIT SATRIA TRIBUANA, Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis
Web (Studi Kasus: Ikan Karang) di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu
Dibimbing oleh ACHMAD FAHRUDIN dan RAHMAT KURNIA
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem penyimpanan data berupa
taksonomi, distribusi serta kelimpahan dari ikan karang dan membuat suatu sistem
informasi sumberdaya perikanan ikan karang berbasis web di Pulau Biawak.
Metode yang digunakan adalah metode sensus visual dan metode waterfall.
Metode sensus visual digunakan untuk mengamati jumlah individu dan
mengidentifikasi ikan karang dan metode waterfall digunakan untuk
pengembangan sistem informasi. Penelitian ini dilaksanakan dari 22-29 Maret
2015. Sistem informasi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Coral Fish
Information System (CORFISS) berbasis website. Aplikasi ini juga menyediakan
penyimpanan database untuk administrator yang dapat melakukan proses
memperbaiki, menghapus, mengelola data, dan memperbaharui data. CORFISS

merupakan sarana untuk menyajikan informasi tentang kelimpahan, taksonomi
dan distribusi ikan karang di Pulau Biawak.
Kata kunci: CORFISS, Ikan Karang, Pulau Biawak, Sistem Informasi

ABSTRACT
SIGIT SATRIA TRIBUANA, Information Systems Web-Based Fisheries
Resources (Case Study : Fish Reef ) on the island of Biawak, Indramayu District
Guided by ACHMAD FAHRUDIN and RAHMAT KURNIA
This research aims to make data storage systems in the form of
taxonomy, distribution and abundance of reef fish and create an information
system of reef fish fishery resources in the web -based Biawak Island. The
methods used is the method of visual census and waterfall. Visual census method
was used to observe the number of individuals and identify reef fish and a
waterfall method used for the development of information systems. The research
was conducted from 22 to 29 March 2015. The information system resulting from
this research is called Coral Fish Information System (CORFISS) based websites.
This application administrator to perform the repair, remove,manage data, and
update the data. CORFISS is a means to present information about abundance,
taxonomy and distribution of reef fish on the island of Biawak.
Keywords: Biawak Island, Coral fish, CORFISS, Information System


SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN
BERBASIS WEB (STUDI KASUS: IKAN KARANG)
DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

SIGIT SATRIA TRIBUANA

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016


PRAKATA
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Web (Studi
Kasus : Ikan Karang) di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Skripsi ini
disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan.
2. Dr. Ir. Rahmat Kurnia, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah memberi
saran selama perkuliahan.
3. Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si dan Dr Ir Rahmat Kurnia, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaikan
penulisan skripsi ini.
4. Taryono, S.Pi M.Si selaku penguji luar komisi yang telah memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan studi dan saran dalam penyempurnaan tulisan
ini.
5. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Pak kasyim,

Pak Acong, Dinas Pariwisata Indramayu, dan DISKANLA Indramayu.
6. Ayahanda Cece Irawan S.IP, Ibunda Rida Widiati S.Pd, Kak Sendy, Kak
Sandra dan Adik Sagita yang telah memberikan doa, kasih sayang dan
dukungannya selama ini
7. Seluruh tim penelitian Pulau Biawak (Prasepta, Violina, Ridho, Cicilia),
teman-teman seperjuangan Cita, Bayu, Ceppy, Annisa Nuraini, Nenden,
Pedryn, Uta, Yunus, IKAMASI 48, d’almas dan keluarga MSP 48 atas doa,
semangat, dukungan, dan bantuannya.
8. Terima kasih kepada Riana Juhrianah yang telah memberikan doa, semangat
dan dukungan selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2016

Sigit Satria Tribuana

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat
Alat dan Bahan
Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Pembuatan Sistem Informasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
Ikan karang Pulau Biawak
Kelebihan dan kekurangan aplikasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


viii
viii
viii
1
1
2
3
3
3
3
4
4
4
5
5
16
18
19
19
19

21
29

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Kelimpahan ikan karang berdasarkan tutupan karang
Analisa kebutuhan Sistem Informasi Ikan Karang
Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan
Sistem Informasi Ikan Karang
Struktur tabel pada database

7
7
8
11


DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi penelitian dan daerah pengamatan ikan karang
alur langkah pengembangan sistem
Komposisi jumlah individu ikan karang berdasarkan famili
Diagram kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak

Diagram blok sistem informasi ikan karang
Diagram alir proses dalam penghitungan kelimpahan ikan karang
Struktur program untuk kebutuhan administrator
Struktur program sistem informasi ikan karang
Tampilan awal aplikasi CORFISS
Tampilan hasil kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak
Tampilan sub menu penghitungan kelimpahan ikan karang
Tampilan halaman login admin

2
3
5
5
6
9
10
11
12
14
15

15
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Tabel database Sistem Informasi ikan karang
Pengkodean aplikasi CORFISS
Pengujian dengan Metode Black Box Testing

21
23
28

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pulau Biawak merupakan salah satu tempat aktivitas perikanan di
Kabupaten Indramayu Jawa Barat dan terletak pada koordinat 06°56’022’’ LS dan
108°22’015’’ BT (Purba dan Harahap 2013). Aktivitas perikanan di Pulau
Biawak tergolong cukup tinggi terutama dalam sektor ekowisata yang berasal dari
daratan pulau hingga bawah air pulau. Ekosistem terumbu karang dan ikan hias di
perairan Pulau Biawak mempunyai keberagaman dan keanekaragaman yang
cukup tinggi sehingga Pulau Biawak termasuk dalam Kawasan Konservasi Laut
Daerah (KKLD) yang telah di sahkan melalui peraturan daerah Kabupaten
Indramayu nomor 14 tahun 2006 tentang pengelolaan kawasan konservasi laut
daerah dan penataan fungsi Pulau Biawak, Gosong dan Pulau Cendikia yang
dikenal juga dengan sebutan Pulau Rakit. Fauna yang dijumpai dan menjadi ciri
khas Pulau Biawak adalah biawak (veranus salvator).
Kajian teknologi masih kurang berdampak pada sistem informasi perikanan
yang mencakup sistem basis data ataupun informasi taksonomi dan distribusi ikan
karang dengan melampirkan data kelimpahan ikan. Proses pendataan masih
belum dilakukan secara baik. Pendataan menggunakan sistem informasi yang
baik akan mempermudah proses pengidentifikasian, perencanaan dan pengelolaan
perikanan khususnya pengelolaan ikan karang.
Ikan karang yang berada di ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetik
dan nilai ekonomi yang tinggi oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan agar stok
di alam masih dapat terjaga dengan lestari. Kegiatan yang dapat kita lakukan
adalah melakukan monitoring atau pengawasan ikan karang untuk melihat
perubahannya secara berkala. Pemanfaatan ikan yang tidak dapat dikontrol
dengan baik akan mengancam kelestarian atau kepunahan bagi sumberdaya ikan
karang di ekosistem terumbu karang.
Pengelolaan data dengan sistem informasi adalah pendataan yang baik untuk
mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut yang sesuai dengan PERMEN
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 14/Permen-KP/2014 tentang
Pengelolaan Aplikasi dan Penamaan Domain Sistem Informasi Lingkup
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kajian informasi tentang analisis
kelimpahan ikan karang sangat dibutuhkan sehingga dapat mengetahui kondisi
yang aktual dan juga masyarakat lebih mengetahui taksonomi ikan karang tersebut
yang berada di ekosistem terumbu karang Pulau Biawak. Dinas Kelautan dan
Perikanan Indramayu masih belum maksimal dalam pendataan secara sistem
informasi jenis ikan karang terlihat dengan tidak terbaharukan informasi di
website (DISKANLA) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu.

2
Kerangka Pemikiran
Pengetahuan mengenai melimpahnya sumberdaya perikanan khususnya
ikan karang meningkatkan tangkapan multi jenis tetapi pencatatan jenis tangkapan
belum tertata baik sehingga informasi jenis ikan karang belum tepat serta belum
mengetahuinya dari segi taksonomi dan distribusi ikan karang tersebut. Untuk itu
diperlukan penyajian informasi taksonomi, distribusi dan kelimpahan ikan karang
yang tepat.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi belum berdampak nyata pada
sistem perikanan Pulau Biawak yang dinaungi Dinas Kelautan dan Perikanan
Indramayu dalam mengakses informasi kelimpahan, taksonomi dan distribusi ikan
yang khusus diperdagangkan dan dijadikan kegiatan pariwisata di Pulau Biawak
masih belum diperbaharui sehingga dibutuhkan sistem informasi berbasis
teknologi web. Berikut merupakan Gambar 1 disajikan kerangka pemikiran dari
penelitian ini.

Keragaman
Sumberdaya
Perikanan
terumbu karang.

Informasi
Sumberdaya
tidak tepat.

Pencatatan jenis
sumberdaya
perikanan tidak
tertata baik.

Sistem Informasi
penyajian
sumberdaya
perikanan
terumbu karang
berbasis web.

Perkembangan
teknologi
informasi.

Kemudahan
informasi
sumberdaya
perikanan.

Penyajian informasi
sumberdaya
perikanan terumbu
karang.

Informasi
berbasis
teknologi.

Berbasis web
untuk perikanan
terumbu karang.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sistem penyimpanan data
berupa taksonomi, distribusi serta kelimpahan dari ikan karang dan membuat
suatu sistem informasi sumberdaya perikanan ikan karang berbasis web di Pulau
Biawak.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian dan dikembangkannya aplikasi sistem
informasi adalah memudahkan pengguna dalam mengakses informasi taksonomi,
distribusi, dan kelimpahan ikan karang serta informasi yang tersimpan dalam
aplikasi ini dapat digunakan sebagai acuan instansi terkait dalam pengelolaan
sumber daya perikanan yang berkelanjutan.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22-29 Maret 2015 di Kawasan
Konservasi Laut Daerah Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Analisis data dan perancangan sistem informasi dilakukan di Laboratorium Model
dan Simulasi Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi penelitian dan daerah
pengamatan ikan karang disajikan dalam Gambar 2.

Gambar 2 Lokasi penelitian dan daerah pengamatan ikan karang

4
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama penelitian meliputi pita berskala (roll meter),
kamera bawah air (underwater camera), alat snorkling, dan alat tulis bawah air
digunakan sebagai alat bantu pengambilan ikan karang. GPS (Global Positioning
System) digunakan untuk pengambilan data titik lokasi pengamatan dan buku
identifikasi ikan karang (Allen et al. 2003) digunakan untuk membantu dalam
mengidentifikasi jenis spesies ikan karang.

Teknik Pengumpulan Data
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi jenis dan
jumlah ikan karang. Pengambilan contoh dilakukan satu kali di setiap stasiun.
Sementara itu, data sekunder diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Indramayu dan Departemen Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Indramayu. Data tersebut meliputi kondisi perairan dan hasil-hasil penelitian
terkait.
Kelimpahan ikan karang
Jenis dan jumlah ikan karang yang ada di perairan Pulau Biawak dikaji
menggunakan metode sensus visual (Fish Visual Census Method) (English et al
1997) yang secara teknis dilakukan dengan metode transek dengan transek garis
yang berupa roll meter dibentangkan sepanjang 50 m. Setiap jenis ikan karang
yang berada hingga batas 2,5 m ke kiri dan kanan dari transek garis dicatat.
Kelimpahan ikan karang dapat dihitung dengan rumus (Odum 1971) sebagai
berikut:
i

Ni
A

Keterangan :
Xi
: Kelimpahan ikan karang (ind/250 m2)
Ni
: Total individu ikan karang pada stasiun pengamatan ke-i (ind)
A
: Luas bidang pengamatan (250 m2)

Prosedur Pembuatan Sistem Informasi
Sistem informasi perikanan merupakan aplikasi perangkat lunak dengan
basis sistem operasi website dengan menggunakan bahasa pemrograman
Hypertext Preprocessor (PHP), database server MySQL dengan tools
PHPMyAdmin. Tahap dalam pengembangan sistem informasi sumberdaya
perikanan mengacu pada The Waterfall Model menurut Mulyanto (2008) adalah
dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan, tahap perancangan, tahap
implementasi serta uji coba, dan tahap perawatan yang dapat dilihat pada Gambar
3 menunjukkan alur langkah pengembangan sistem.

5
Analisis

Perancangan

Implementasi

Pengujian

Pemeliharaan

-Perencanaan
-Penetapan
persyaratan
Arsitektur rinci
Coding,
debugging dan
uji code

Verifikasi
Verifikasi

-Uji integrasi
-Uji
penerimaan
Verifikasi
-Peningkatan
-Adaptasi
-Perbaikan

Verifikasi

Gambar 3 Alur langkah pengembangan sistem (Mulyanto 2008)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Komposisi dan kelompok ikan karang berdasarkan famili
Komposisi famili yang ditemukan pada semua titik pengamatan di Pulau
Biawak adalah Pomacentridae 34%, Caesionidae 24%, Lutjanidae 12%,
Chaetodontidae serta Holocentridae sebesar 8%, Scaridae 6%, Siganidae 4%,
Labridae 2%, dan Ephipidae dengan famili yang lain sebesar 1%. Berikut
Gambar 4 menunjukkan komposisi jumlah individu berdasarkan famili pada
semua titik pengamatan.
4%

2%
1%

1%

6%
8%

34%

8%
12%
24%

Pomacentridae
Caesionidae
Lutjanidae
Chaetodontidae
Holocentridae
Scaridae
Siganidae
Labridae
Ephipidae
dll

Gambar 4 Komposisi jumlah individu ikan karang berdasarkan famili

6
Hasil dari pengamatan dan penghitungan kelimpahan dibuat sederhana
dalam data kuantitatif, ikan karang dibedakan atas tiga kelompok besar meliputi
ikan indikator (indicator species), ikan target (target species), dan ikan lain
(major group species). Pada Tabel 1 merupakan kelompok ikan karang
berdasarkan famili.
Tabel 1 Kelompok ikan karang berdasarkan famili
Nama Famili
Chaetodontidae
Pomacenthidae
Caesionidae
Lutjanidae
Siganidae
Serranidae
Pomacantridae
Serranidae
Ephipidae
Labridae
Scaridae
Holocentridae

Kelimpahan (ind/250 m2)
42
189
132
67
25
1
156
1
7
11
33
42

Kelompok Ikan
Ikan indikator
Ikan indikator
Ikan target
Ikan target
Ikan target
Ikan target
Ikan mayor
Ikan mayor
Ikan mayor
Ikan mayor
Ikan mayor
Ikan mayor

Kelimpahan
ind/250 m2

Kelimpahan ikan karang
Hasil pengamatan dan penghitungan kelimpahan ikan karang di Pulau
Biawak tertinggi pada Stasiun 3 dengan kedalaman 5 m sebesar 592 ind/250 m2
dan jumlah kelimpahan terendah pada titik pengamatan Stasiun 1 kedalaman 2 m
sebesar 240 ind/250 m2. Pada Gambar 5 di bawah ini merupakan diagram
kelimpahan ikan karang pada semua titik pengamatan.
700
600
500
400
300
200
100
0

552

592
492
332

240

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5
(2 m)
(3 m)
(5 m)
(7 m)
(7 m)
Kedalaman

Gambar 5 Diagram kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak
Kelimpahan ikan karang berdasarkan tutupan karang
Ekosistem terumbu karang yang baik dapat dilihat dari presentase tutupan
karang tinggi sehingga dapat menjadikan karang sebagai tempat hidup yang sesuai
bagi tumbuh hidupnya ikan karang di Pulau Biawak. Dari data tutupan karang
dilbawah diketahui Stasiun 1 sebesar 55,92 %, Stasiun 2 sebesar 53,16 %, Stasiun
3 49,82 %, Stasiun 4 sebesar 64,80 %, dan Stasiun 5 sebesar 66,40 %. Di bawah
ini merupakan Tabel 2 kelimpahan ikan karang berdasarkan tutupan karang.

7
Tabel 2 Kelimpahan ikan karang berdasarkan tutupan karang
Titik
Pengamatan
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5

Kedalaman
(m)
2
3
5
7
7

Jumlah
Individu
60
138
148
123
83

Kelimpahan
(Ind/Ha)
240
552
592
493
332

Kecerahan
(%)
98
100
98
95
100

Tutupan Komunitas
Karang (%)
55,92
53,16
49,82
64,8
66,4

Pengembangan sistem
A. Tahap permulaan atau investigasi
Tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi masalah atau
adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan
perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan
dikembangkan merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008).
Informasi umum terkait ikan karang masih dilakukan dengan
mencari sumber dari buku atau internet yang memungkinkan sumber
informasi tersebut masih terbatas, sehingga menyebabkan informasi yang
diperoleh kurang informatif. Oleh karena itu, dibuat sebuah sistem
informasi ikan karang berbasis website.
B. Tahap analisa kebutuhan
Sistem perangkat lunak ini bertujuan untuk menampilkan informasi
data dan informasi aspek pendukung. Informasi utama meliputi cara
penghitungan dan hasil penghitungan kelimpahan serta menampilkan
taksonomi dan distribusi ikan karang. Informasi aspek pendukung
menampilkan kondisi perairan pengambilan contoh, metode survei ikan
karang, dan album foto. Data yang dibutuhkan berasal dari instansi
DISKANLA Indramayu, data nama taksonomi ikan diperoleh dari laman
internet fishbase.org dan buku identifikasi ikan karang (Setiawan 2010).
Analisa kebutuhan dari aplikasi sistem informasi ikan karang disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3 Analisa kebutuhan Sistem Informasi Ikan Karang
Jenis Informasi

Informasi Data

Informasi Aspek
Pendukung

Jenis Kebutuhan Pengguna (user)
Langkah-langkah penghitungan kelimpahan
Hasil kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak
Taksonomi ikan karang di Pulau Biawak
Distribusi ikan karang
Bantuan
Jenis Kebutuhan Pengguna (user)
Informasi kondisi perairan
Informasi metode survei ikan karang
Informasi album foto
Informasi deskripsi aplikasi

Prosedur analisis menghitung jumlah per stasiun pengamatan ikan
karang diperlukan untuk mendapatkan hasil jumlah kelimpahan ikan
karang. Analisis jumlah kelimpahan diperlukan untuk mengetahui
perubahan jumlah kelimpahan di setiap daerah pengamatan. Setelah

8
pengguna mengetahui jumlah kelimpahan ikan karang dilanjut dengan
pengguna dapat mencari informasi selanjutnya yang telah disediakan di
dalam aplikasi Sistem Informasi Ikan Karang pada menu informasi data.
Kebutuhan informasi kelimpahan, taksonomi, distribusi, metode
survei ikan karang, profil aplikasi, kondisi perairan, dan album foto dari
informasi umum dan informasi data telah disediakan pada aplikasi ini.
Komponen dalam sistem informasi ikan karang sesuai dengan kebutuhan
dari masing-masing pelaku sistem terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4 Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan
Sistem Informasi Ikan Karang
Pelaku Sistem
Kebutuhan Pelaku Sistem
DISKANLA Indramayu

Mempermudahkan
penyimpanan
dan menampilkan data
Pengambilan keputusan
data dan Kemudahan memperoleh data dan
(akademisi, informasi sesuai dengan kebutuhan
atau Pengambilan keputusan

Pengguna
informasi
peneliti
pemerintah)
Administrator Staf ahli DISKANLA
User

Form informasi perikanan

C. Tahap Perancangan
a) Diagram blok
Cara kerja Sistem Informasi Ikan Karang dapat dijelaskan
dengan menggunakan diagram blok dan diagram alir yang terdapat
pada Gambar 6 dan 7. Komponen-komponen yang terlibat di
dalam sistem terdiri dari lima macam adalah:
1. Administrator, berperan untuk mengatur dan mengolah segala
proses pengelolaan data yang sudah terpusat. Administrator
dapat melakukan penambahan, penghapusan, perubahan dan
penyimpanan data. Kemudian sistem akan menyimpan data
tersebut ke dalam database yang dapat dipergunakan oleh user
menjadi sebuah informasi.
2. User/browser, merupakan pengguna yang dapat mengakses
aplikasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang
berasal dari database yang sudah dibangun.
3. Database, merupakan gudang data tempat terakhir data
disimpan.
Dalam database dilakukan pembagian data
berdasarkan kelompok-kelompok data yang sejenis sehingga
data tidak bercampur dan tersusun dengan baik.
4. Informasi, merupakan data yang terdapat dalam aplikasi sesuai
dengan kebutuhan user.
5. Aplikasi, dirancang agar dapat menerima data masukan dari
administrator dan kemudian menyimpannya ke dalam database.
Aplikasi juga dirancang agar dapat menerima permintaan
tertentu yang dilakukan oleh user untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkannya yang berasal dari database.

9
Administrator

Database

CORFISS
Input Data

Kelola Data dari Informasi

Informasi
Cari Informasi

Ambil Informasi

User

User

Gambar 6 Diagram blok sistem informasi ikan karang
Mulai

Data jumlah individu,
nama ikan, dan peta

Analisis
data

Kelimpahan, Taksonomi dan
Distribusi

Tampilan dokumen
informasi berupa web

Selesai

Gambar 7 Diagram alir (flowchart) sistem informasi ikan karang
b) Diagram alir data
Mendapatkan hasil jumlah kelimpahan ikan karang dengan
sesuai rumus dan cepat merupakan pemecahan masalah yang
diharapkan dalam proses penghitungan kelimpahan ikan karang
serta mengetahui informasi taksonomi dan distribusi ikan karang.

10
Pada tahap ini pemecahan masalah tersebut dapat menggunakan
algoritma.
Algoritma adalah urutan langkah-langkah untuk
memecahkan masalah. Algoritma dibutuhkan untuk memerintah
komputer
mengambil
langkah-langkah
tertentu
dalam
menyelesaikan masalah. Gambar 8 merupakan diagram alir
(flowchart) proses dalam penghitungan kelimpahan ikan karang.
Mulai

Tidak
Data
ada ?

Edit data

Ya
Ya
Input data

Data ada

Pengolah data

Tampilan informasi

Simpan data
Selesai

Gambar 8 Diagram alir proses dalam penghitungan kelimpahan ikan karang
c) Pengolahan basis data (database)
Pada tahap desain database dapat digambarkan dengan melalui
Entiti Relation Diagram. Pembuatan desain database sesuai
dengan analisis kebutuhan sistem yang telah ditentukan.
Penyusunan tabel yang dibutuhkan untuk sistem infromasi ikan
meliputi kelimpahan, taksonomi, dan distribusi ikan karang
merupakan bentuk awal dari pembentukan desain database.
Kemudian menentukan masing-masing field dan setiap tabel, field
dari masing-masing dapat sama atau berulang.
Hubungan relasi antar tabel pada sistem informasi ikan karang
adalah hubungan relasi one to one yang sesuai ilustrasi (relasi ini
mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung banyak
data pada tabel B) dan one to many (relasi ini mempunyai cirri
bahwa pada tabel A memiliki satu record yang cocok dengan
record pada tabel B). Data dalam Sistem Informasi Ikan Karang
(CORFISS) ini disimpan dengan menggunakan database server
MySQL editing query menggunakan PhpMyAdmin. Data tersebut

11
tersimpan dalam 9 jenis tabel (Lampiran 1). Seluruh tabel memiliki
struktur seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Struktur tabel pada database
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Tabel
id_taksonomi
id_kelas
id_ordo
id_famili
id_subfamili
id_genus
id_spesies
id_kelimpahan
id_album

Deskripsi
Nama-nama taksonomi
Nama-nama kelas
Nama-nama ordo
Nama-nama famili
Nama-nama subfamili
Nama-nama genus
Nama-nama spesies
Data hasil kelimpahan ikan karang
Foto-foto ikan karang dan terumbu karang

d) Desain tampilan
Desain tampilan merupakan tahap yang dapat dilakukan setelah
tahap analisis kebutuhan dan perancangan sistem telah dilakukan.
Tahap desain tampilan dapat diartikan sebagai tahap setelah
analisis sistem, pendefinisian kebutuhan fungsional, persiapan
untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran
bagaimana suatu sistem dibentuk (Jogiyanto 1999). Tahap desain
tampilan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
sistem sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas pada tahap
implementasi sistem.
Desain struktur tampilan program terdapat dua macam, yaitu
desain tampilan untuk pengguna dan desain tampilan untuk
administrator. Desain tampilan untuk menu administrator terdapat
empat menu utama yaitu menu konfigurasi, menu kelola akun,
kelola konten, dan keluar. Perancangan desain tampilan pada
aplikasi CORFISS menggunakan bahasa pemrograman HTML,
CSS, dan Javascript. Gambar 9 menunjukkan struktur program
sistem informasi ikan karang untuk kebutuhan administrator.
Login Password

Jendela
Induk

Konfigurasi

Profil
Aplikasi

Kondisi
Perairan

Kelola
Akun

Kelimpahan

Kelola
Konten

Taksonomi

Keluar

Distribusi /
Gambar

Keluar

Gambar 9 Struktur program untuk kebutuhan administrator

Metode
Survei

12
Terdapat empat menu utama untuk sistem informasi ikan karang
yaitu menu informasi umum, menu informasi data, menu bantuan, dan
menu album foto. Rancangan dari aplikasi terdapat pada Gambar 10.
Jendela induk
Informasi Umum

Profil
Aplikasi

Informasi Data

Bantuan

Album Foto

Kondisi
Perairan
Pulau
Biawak
Kelimpahan

Taksonomi

Penghitungan

Karang/
Ikan

Distribusi

Metode Survei
Ikan Karang

Kelimpahan
Fish Visual
Census

Keluar

Gambar 10 Struktur program sistem informasi ikan karang
D. Tahap implementasi
a Implementasi
Tahapan ini adalah tahap implementasi dari sistem aplikasi
yang dibuat. Sistem mencakup coding (pengkodean program),
instalasi (pemasangan program), dan kebutuhan perangkat keras.
Berikut ini adalah kebutuhan sistem aplikasi:
1. Perangkat Keras
●Processor Intel Core 2 Duo 2.0 GHz
● RAM 1 GB
● Harddisk 320 GB
2. Perangkat Lunak
● Operating System
: Microsoft Windows 7
● IDE
: Notepad++
● DBMS
: MySQL
● Browser
: Google Chrome 5.0.375.70

13
Sistem aplikasi menggunakan bahasa pemrograman Hypertext
Preprocessor (PHP) dan database server MySQL. Data dan
informasi dimasukkan ke dalam field yang telah disediakan pada
aplikasi Sistem Informasi ikan karang. Pemasukan data ini
dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap
komputer tidak terhubung ke internet) dan tahap kedua adalah
tahap on-line (tahap komputer terhubung ke internet) (Dinamika
2003). Contoh pengkodean aplikasi disajikan pada Lampiran 2.
b

Uji coba
Tahap desain dan perancangan sistem selesai dilakukan maka
akan dilakukan tahap uji coba sistem untuk mengetahui sistem ini
sudah berjalan dengan baik atau sesuai dengan output yang
diinginkan. Pengujian aplikasi dilakukan dengan metode black box
testing, cara pengujiannya dengan membuat skenario bagi setiap
masukan form dari sebuah sistem dan pengujian sesuai kebutuhan
fungsional.
Proses uji coba dilakukan dengan menggunakan rumus
penghitungan kelimpahan ikan karang dan nama taksonomi ikan
karang. Data rumus penghitungan kelimpahan ikan karang
diperoleh dari buku Odum (1971), buku Ekosistem Terumbu
Karang Kordi (2010), dan buku panduan lapangan Identifikasi Ikan
Karang dan Invertebrata Laut oleh Setiawan (2010) serta data
informasi umum diperoleh dari data hasil penelitian sistem
informasi oleh Utariningsih (2012). Hasil uji coba sistem akan
dapat menyajikan ketidakcocokan ataupun kesalahan maka akan
dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki sistem. Selengkapnya
hasil pengujian black box testing aplikasi dapat dilihat pada
Lampiran 3

E. Tahap perawatan
Tahap perawatan ini dilakukan pada saat sistem informasi sudah
dioperasikan. Pada tahap perawatan ini dapat dilakukan monitoring proses,
evaluasi, dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).
Waktu minimal untuk tahap perawatan dengan melakukan monitoring
dapat dilakukan sebulan sekali agar tidak adanya kerusakan aplikasi.
Sistem informasi sumberdaya perikanan
Aplikasi berbasis website yang dihasilkan dari penelitian ini diberi judul
Sistem Informasi Ikan Karang yang dapat disebut CORFISS (Coral Fish
Information System). Aplikasi CORFISS lebih dimaksudkan kepada penyediaan
informasi dalam bidang perikanan terutama dalam penghitungan kelimpahan ikan
karang, pencarian taksonomi ikan karang dan informasi umum ikan karang serta
Pulau Biawak dengan data contoh ikan karang di Pulau Biawak.
Aplikasi Sistem Informasi Ikan Karang CORFISS memiliki dua macam
menu tampilan sesuai dengan pelaku sistem yaitu tampilan untuk user dan
tampilan administrator. User adalah seseorang yang menggunakan aplikasi untuk
kebutuhan mencari informasi sedangkan administrator yaitu pengguna yang

14
bertugas untuk memelihara (memperbaharui, memperbaiki, dan menghapus) isi
dari aplikasi CORFISS. Hasil eksekusi program terbagi menjadi dua bagian untuk
user dan administrator.
A. Hasil eksekusi program untuk user
Terdapat tiga menu meliputi menu konfigurasi, menu kelola profil
dan menu kelola konten. Menu utama adalah menu yang didesain sebagai
jalur bagi pengguna untuk dapat mengakses seluruh bagian dalam program
(Kusnandar 2004).
Pada aplikasi Sistem Informasi Ikan Karang
(CORFISS) terdapat empat menu utama untuk pengguna yaitu menu
informasi umum, menu informasi data, menu bantuan dan menu album
foto. Gambar 11 menunjukan tampilan awal aplikasi CORFISS.

Gambar 11 Tampilan awal aplikasi CORFISS
Desain antarmuka (interface) dalam suatu program perlu dibuat menarik dan
informatif namun tidak menyimpang dari fungsi utama yang diharapkan. Pada
tampilan Sistem informasi ikan karang disajikan menu utama dan beberapa sub
menu.
a. Menu informasi umum
Menu informasi umum menampilkan beberapa sub menu yaitu
kondisi perairan dan profil aplikasi yang berisikan tampilan gambar dan
tulisan. User dapat membaca hasil kesimpulan dari kondisi perairan
Pulau Biawak dan tulisan deskrispi dari profil aplikasi CORFISS.
b. Menu informasi data
Menu informasi data ini terdapat sub menu kelimpahan, taksonomi
dan distribusi. Pada halaman awal sub menu kelimpahan pengguna
akan ditampilkan peta pengamatan di Pulau Biawak serta tabel hasil
penghitungan kelimpahan ikan karang, setelah itu pengguna dapat
mengetahui nama ikan karang berdasarkan taksonomi yang telah
diamati di Pulau Biawak. Pada tampilan sub menu distribusi pengguna
dapat mengetahui informasi peta distribusi ikan karang yang ada di
Pulau Biawak. Gambar 12 menunjukan tampilan hasil kelimpahan ikan
karang di Pulau Biawak.

15

Gambar 12 Tampilan hasil kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak
c. Menu Bantuan
Menu bantuan mempunyai dua sub menu yaitu sub menu
penghitungan kelimpahan ikan karang dan sub menu metode survei.
Pada menu penghitungan kelimpahan akan muncul form yang berisi
pertanyaan-pertanyaan untuk menghitung kelimpahan. Pertanyaan
yang berada di form harus diisi oleh user agar mendapatkan data yang
diperbaharui (updating). Gambar 13 menunjukkan tampilan sub menu
penghitungan kelimpahan ikan karang.

Gambar 13 Tampilan sub menu penghitungan kelimpahan ikan karang
d. Menu Album Foto
Menu album terdapat sub menu Pulau Biawak dan karang/ikan.
Pada kedua sub menu tersebut akan menampilkan suatu tampilan gambar
atau foto dari hasil dokumentasi di Pulau Biawak serta ikan karang.

16
B. Hasil eksekusi program untuk administrator
Aplikasi Sistem Informasi Ikan Karang (CORFISS) untuk administrator
pada saat dijalankan akan menampilkan form login dengan berisi kotak
pengisian username dan password sebagai syarat untuk masuk ke halaman
selanjutnya. Jika username dan password yang dimasukkan benar, maka akan
masuk ke menu utama. Gambar 14 menunjukkan tampilan halaman login
admin.

Gambar 14 Tampilan halaman login admin
Form login berfungsi untuk administrator yang akan menggunakan
program ini dengan memasukkan password dan username.
Setelah
administrator memasukkan password dan username maka akan ditampilkan
menu berikutnya. Pada halaman kelola konten terdapat pilihan sub menu
profil aplikasi, kondisi perairan, kelimpahan, taksonomi, distribusi, metode
survey, galeri dan gambar. User dapat memilih sesuai kebutuhan untuk diolah
dan diperbaiki. Ketika pengguna memilih salah satu sub menu akan
ditampilan form. Pada form telah ditampilkan maka administrator dapat
mengolah, merubah, menghapus, dan memperbaharui data untuk seluruh sub
menu.
Pembahasan

Sistem informasi ikan karang
Aplikasi sistem informasi karang (CORFISS) merupakan sarana untuk
menyajikan tampilan informasi ikan karang di Pulau Biawak dengan cara
mengetahui informasi data kelimpahan, taksonomi, dan distribusi ikan karang
serta menyajikan informasi pendukung yaitu kondisi perairan, penghitungan
kelimpahan, metode survei, dan album foto.
Kelimpahan menunjukkan banyaknya individu ikan persatuan luas daerah
pengamatan. Nilai kelimpahan dapat menggambarkan keadaan serta jenis ikan
karang yang mendominasi di suatu tempat dan dapat mengetahui taksonomi ikan
karang. Peran buku untuk penghitungan kelimpahan dan buku identifikasi
taksonomi ikan karang mutlak sangat diperlukan dalam melakukan identifikasi.

17
Selain dengan menggunakan buku kini untuk mengetahui kelimpahan dan
taksonomi ikan karang di Pulau Biawak dapat dilakukan dengan cara on-line
melalui internet khususnya berbasis website, sehingga peneliti merancang aplikasi
yang berisi data kelimpahan dan taksonomi ikan karang di Pulau Biawak pada sub
menu kelimpahan dan sub menu taksonomi yang masuk pada menu informasi data.
Menu bantuan terdapat form penghitungan kelimpahan yang dapat diisi oleh
pengguna yang selanjutnya penghitungan dan hasil penghitungan kelimpahan
akan diolah serta diproses oleh aplikasi CORFISS.
Pengguna dapat mencari informasi taksonomi ikan karang pada sub menu
taksonomi yang masuk pada menu informasi data. Penyusunan klasifikasi yang
ditampilkan aplikasi CORFISS pada sub menu taksonomi dimulai dari nama
umum, nama internasional, nama kelas, nama ordo, nama famili, nama sub famili,
nama genus, dan nama spesies. Data yang telah disimpan yaitu 20 spesies, genus,
12 famili, dan 1 ordo (Perciformes). Tampilan sub menu distribusi berisikan
gambar peta distribusi ikan karang yang ada di Perairan Indonesia dan Perairan
Internasional. Distribusi atau daerah penyebaran ikan karang di Pulau Biawak
cukup merata yang dapat dilihat dari ditemukannya jenis spesies ikan karang yang
hidup diseluruh stasiun pengamatan.
Perancangan aplikasi CORFISS dirancang karena masih sedikit dan tidak
adanya pembaharuan sarana informasi yang memadai bagi sumberdaya perikanan
khususnya ikan karang di Pulau Biawak. Ketersediaan data dan informasi
perikanan penting dalam usaha perikanan, pengolahan dan pembangunan
perikanan nasional serta ekowisata pulau-pulau kecil di Indonesia. Selain itu
kebutuhan informasi juga diperlukan bagi masyarakat luas dan peneliti. Tidak
adanya informasi suatu bidang akan mengalami kemunduran yang sesuai dengan
UU 45 tahun 2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data dan informasi
merupakan dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi dapat
menjabarkan status perikanan sebelum dan saat ini serta menunjukkan
kecenderungan (trend) pengembangan sektor yang dapat digunakan untuk
perencanaan, pengambilan kebijakan dan pengelolaan (www.dkp.sulteng.go.id).
Sistem yang dibuat dalam penelitian ini dirancang agar sistem dapat
digunakan oleh setiap pihak atau seluruh pelaku sistem dalam memenuhi
kebutuhannya. Menurut Tangke (2011), salah satu permasalahan pembangunan
perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan
rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Diharapkan dengan
adanya aplikasi sistem informasi ikan karang (CORFISS) dapat memenuhi
kebutuhan informasi sebagai acuan dalam pengelolaan, pengembangan, dan
pemanfaatan perikanan selanjutnya.
Aplikasi CORFISS dirancang berbasis website agar pengguna dapat mudah
mengakses aplikasi ini lewat komputer, laptop, dan handphone. Sistem informasi
ini menggunakan database server MySQL dengan editingkuerinya menggunakan
PhpMyAdmin yang dapat langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext
Preprocessor).
Proses pembuatan kode-kode (coding) aplikasi CORFISS
dilakukan pada perangkat lunak Notepad++ dengan nama file yang
berekstension .php dan situs web dapat diakses dengan menggunakan berbagai
browser internet (Mozilla Firefox atau Google Chrome).
Tahapan untuk menghasilkan tampilan akhir adalah data awal (input) berupa
data primer dan sekunder ikan karang akan menjadi data awal yang belum

18
dijadikan kesatuan pada sistem database, sehingga dilanjutkan dengan membuat
kesatuan data atau database server yang bertugas untuk memproses dan mengolah
pembuatan tampilan akhir sistem informasi (process) dan hasil keluaran (output)
tampilan akhir sistem informasi berisi informasi data dan pendukung ikan karang
berbasis web.
Tampilan akhir informasi data dan pendukung pada Sistem Informasi Ikan
Karang (CORFISS) di Pulau Biawak dibuat untuk mengetahui jenis ikan karang
serta untuk memudahkan penyimpanan seluruh informasi data ikan karang.
Informasi data kelimpahan, taksonomi, dan distribusi ikan karang sangat
diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan untuk dikembangkan ke
beberapa sektor, seperti pengelolaan, perencanaan zonasi konservasi, dan
pembangunan sektor pariwisata. Kesalahan dalam identifikasi atau penghitungan
ikan karang akan menyebabkan terjadinya pengelolaan perikanan ikan karang
yang kurang tepat karena ekosistem terumbu karang dan ikan karang masingmasing memiliki karakteristik yang berbeda.
Ikan karang Pulau Biawak
Ikan karang dan berbagai biota lainnya bersama-sama menciptakan suatu
keseimbangan dalam ekosistem terumbu karang guna menjamin kelestarian laut
khususnya ekosistem terumbu karang terutama semakin meningkatnya ancaman
terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang (Purwanti 2004). Ancaman
tersebut dapat merusak pilar utama Pulau Biawak dalam sektor pariwisata
ekosistem terumbu karang. Pulau Biawak merupakan kawasan yang berpotensi
untuk kegiatan wisata selam dengan 10% hingga 30% pesisir Pulau Biawak dapat
dijadikan area penyelaman (Taufiqurohman 2013).
Sehingga, CORFISS
memberikan informasi secara data dan foto ikan karang serta terumbu karang
kepada masyarakat untuk mengetahui dan menjaga kelestariannya.
Tampilan pada aspek informasi data yang terdiri dari kelimpahan,
taksonomi dan distribusi. Berdasarkan pada hasil penghitungan kelimpahan ikan
karang di Pulau Biawak pada stasiun 1 kedalaman 2 m terdapat 60 ind/250 m2,
stasiun 2 kedalaman 3 m terdapat 138 ind/250 m2, stasiun 3 kedalaman 5 m
terdapat 148 ind/250 m2, stasiun 4 kedalaman 7 m terdapat 123 ind/250 m2, dan
stasiun 5 kedalaman 7 m terdapat 83 ind/250 m2. Kelimpahan ikan karang yang
tertinggi didapat pada stasiun 3 dengan kedalaman 5 m dan kelimpahan ikan
karang terendah di stasiun 1 pada kedalaman 2 m. Tinggi rendahnya kelimpahan
ikan dipengaruhi karena faktor internal seperti perilaku wisatawan yang tidak
terkendali serta jumlah wisatawan dan faktor eksternal yaitu alam seperti badai,
cuaca, suhu air laut dan gelombang. Menurut Rasdiana (2010) secara umum
kegiatan penangkapan ikan secara destruktif, penggunaan alat tangkap yang tidak
ramah lingkungan (trawl dan bubu), dan aktivitas labuh jangkar kapal nelayan
memberikan tekanan terhadap ekosistem terumbu karang di Pulau Biawak.
Jumlah famili ikan karang di stasiun pengamatan sebanyak 12 famili
dengan total spesies 20 jenis spesies yang ditemukan di sekitar perairan Pulau
Biawak. Famili Caesionidae dan Pomacentridae yang memiliki kelimpahan
terbesar dan ditemukan di setiap stasiun pengamatan. Tampilan pada taksonomi
ikan karang terdiri atas informasi nama ilmiah ikan karang di Pulau Biawak
beserta gambar foto. Secara taksonomi ikan merupakan anggota dari kerajaan
Hewan (Animal Kingdom : Eumetazoa) dengan filum Chordata. Selanjutnya ikan

19
dikelompokkan menjadi dua kelas berdasarkan struktur tubuh dan kondisi
tulangnya, yaitu bertulang rawan (Kelas Chondrichtyes) dan ikan yang bertulang
keras (Kelas Osteichthyes). Pada umumnya, ikan yang hidup terumbu karang
Pulau Biawak merupakan ikan yang bertulang keras.
Kelebihan dan kekurangan aplikasi
Aplikasi Sistem informasi ikan karang (CORFISS) memiliki kelebihan
dalam desain sistem karena dibangun dengan teknik pemrograman berorientasi
objek sehingga setiap database dari setiap data yang dimiliki lebih mudah untuk
dipelihara dan dapat digunakan kembali dalam suatu sistem yang baru jika
memiliki data yang sama dengan CORFISS.
Aplikasi ini sangat terbatas karena hanya menyajikan informasi secara
umum ikan karang yang ada di Pulau Biawak. Aplikasi ini juga belum terdapat
informasi yang berisikan biologi perikanan dan kajian stok sumberdaya ikan serta
belum dapat memasukkan ilmu fisiologi, ekologi, dan geografi. Sistem informasi
CORFISS dapat menjadi acuan dalam langkah selanjutnya dalam mengetahui,
mengolah, dan memonitor ikan karang di Pulau Biawak agar tetap lestari.

KESIMPULAN
Kesimpulan

Aplikasi Coral Fish Information System (CORFISS) tersedia aplikasi
penyimpanan data dan penghitungan kelimpahan ikan karang. Sistem informasi
CORFISS merupakan aplikasi berbasis website yang menyediakan sarana
informasi tentang sumberdaya perikanan meliputi pencarian informasi ikan karang
serta penghitungan kelimpahan ikan karang. Sistem ini dibangun dengan
menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dan Database
Management System, yaitu MySQL.

DAFTAR PUSTAKA
Adi A B, Mustafa A, Ketjulan R. 2013. Kajian potensi kawasan dan kesesuaian
ekosistem terumbu karang di Pulau Lara untuk pengembangan ekowisata
bahari. J. Mina Laut Indonesia. 1(1):49-60
Adrim M, Harahap S A, Wibowo K. 2012. Struktur komunitas ikan karang di
Perairan Kerndari. Ilmu Kelautan. 17(3):154-163
Connolly TM, EB Begg, Anne DS. 2002. Database System a Practical Approach
to Design Implementation, N. Management. English: Addison-Weshley
Publishing Company.

20
Dinamika OA. 2003. Perancangan sistem informasi perikanan berbasis web di
kepulauan seribu DKI Jakarta [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Fakhrizal S. 2010. Panduan lapangan identifikasi ikan karang dan Invertebrata
laut. Manado : WCS Indonesia. 314 hal.
GoF.1998. Element of reusable Object-Oriented Software. Holland : Addison
Wesley, Inc.
Jangra A et al. 2011. Exploring Testing Strategies. International Journal of
Information Technology and Knowledge Management. 4 (1) : 297-299
Jogiyanto HM. 1999. Analisis dan desain sistem informasi pendekatan terstruktur
teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Khan ME. 2010. Different forms of software testing techniques for finding errors.
International journal of computer science issues. 7 (1) : 11-16.
Kusnandar E. 2004. Rancang bangun sistem informasi penunjang keputusan
pengelolaan ekosistem danau [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Larman, C. 2004. Applying UML and Patterns : An Introduction to ObjectOriented Analysis and Design and Iterative Development. Edisi ke-3 :
United State ofAmerica. Wesford : Addison Wesley,Inc.
McLeod Jr. P dan Schell GP. 2007.Sistem Informasi Manajemen. Edisi
Kesembilan. Yulianto dan Heri, penerjemah : Jakarta Indeks, Terjemahan
dari : Management Information System, ninth edition. Pearson Prentice
Hall, Inc.
Mulyanto AR. 2008. Rekayasa perangkat lunak jilid 1 untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 130
p.
Nimas U. 2012. Sistem informasi sumberdaya perikanan berbasis mobile web
(kasus: ikan swanggi Priacanthus tayenus yang didaratkan di PPP Labuan,
Banten) [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta : Penerbit Djambatan.
O’Brien, J.A. 2002. Management Information System: Managing Information
Technology in the Internetworked Enterprise. Edisi kesebelas. USA:
Mcgraw-hill Inc.
Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology ( Eds). Philadelphia: Saundres Co.
Rational. 1998. Rational Unified Process Best Practices for Software Enginering :
A Practitioner’s Approach.
Ruslan D. 2005. Model Analisis Ekonomi Dan Optimasi Pengusahaan
Sumberdaya Perikanan.Jurnal Sistem Teknik Industri. 6(3).
Salim, H. A. A. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
226 hal.
Sparre P & Venema SC. 1999. Introduksi pengkajian stok ikan tropis buku-I
manual (Edisi Terjemahan). Kerjasama Organisasi Pangan, Perserikatan
Bangsa-Bangsa dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 438 hlm.
Susilo SB. 2009. Kondisi stok ikan perairan pantai selatan Jawa Barat. Jurnal Ilmu
Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 16(1): 39-46.

21
Tangke U. 2010. Perencanaan desain pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
sistem informasi manajemen Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Peikanan
(Agrikan UMMU-Ternate). 3(2):15-22.
Tinungki GM, Boer M, Monintja DR, Widodo J dan Fauzi A. 2004. Model
Surshing: Model Hybrid antara Produksi Surplus dan Model Cushing
dalam Pendugaan Stok Ikan (Studi Kasus: Perikanan Lemuru di Selat
Bali). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 11(2):135-138
Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of South East Asian Water. Naga
Report. Vol 2. Scripps Institution of Oceanography. The University of
California. California : La Jolla.
Yulianda F.
2007.
Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Standar Sains Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Zulbairnarni, N. 2012. Teori Dan Praktik Pemodelan Bioekonomi Dalam
Pengelolaan Perikanan Tangkap. Bogor: IPB Press.
PHP Group . 2010. PHP, [terhubung berkala], (http://www.php.net/,[20 Januari
2015].
www.dkp.sulteng.go.id. Dinas Kelautan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah. Forum Koordinasi dan Validasi Nasional Data Statistik Perikanan
Tangkap. [terhubung berkala]. http://dkp.sulteng.go.id/.[20 Januari 2015].

LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel database Sistem Informasi ikan karang
Tabel admins
Nama Field
username
password
nama__lengkap
email
no_telp
level
blokir

Tipe Data
varchar(50)
varchar(50)
varchar(100)
varchar(100)
varchar(20)
varchar(20)
enum(‘Y’,’N’)

Tabel profil aplikasi
Nama
Tipe Data
Nilai
Field
id_config int(5)
6
nama
varchar(10 profil_aplikasi
0)
isi
text

 

Keterangan
Primary Key

22

Profil
Aplikasi
CORFISS :


satu

dua

tiga

empat


Tujuan :

 

Manfaat : 

gambar
aktif

varchar(10
0)
enum
(‘Y’,’N’)

Tabel kondisi perairan
Nama Field
id_config
nama
isi
gambar
aktif

int(5)
varchar(100)
text
varchar(100)
enum

Tabel kelimpahan
Nama Field
id_config
nama
isi
gambar
aktif

Tipe Data
int(5)
varchar(100)
text
varchar(100)
enum

Tipe Data

Keterangan

Keterangan

23
Tabel taksonomi
Nama Field
id_config
nama
isi
gambar
aktif

Tipe Data
int(5)
varchar(100)
text
varchar(100)
enum

Keterangan

Tabel album
Nama Field
id_config
nama
isi
gambar
aktif

Tipe Data
int(5)
varchar(100)
text
varchar(100)
enum

Keterangan

Lampiran 2 Pengkodean aplikasi CORFISS
Template_top



CORFISS | Coral Fish Information System



function theRotator() {
//Set the opacity of all images to 0
$('div#rotator ul li').css({opacity: 0.0});
//Get the first image and display it (gets set to full
opacity)
$('div#rotator ul li:first').css({opacity: 1.0});
//Call the rotator function to run the slideshow,
6000 = change to next image after 6 seconds
setInterval('rotate()',3000);
………………………………
echo "";
}
?>

24







Kelimpahan_model