Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang didaratkan di PPP Labuan, Banten).

(1)

YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, BANTEN)

NIMAS UTARININGSIH

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan BerbasisMobile Web(Kasus: Ikan SwanggiPriacanthus tayenusyang Didaratkan di PPP Labuan, Banten).

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2012

Nimas Utariningsih C24080077


(3)

Nimas Utariningsih. C24080077. Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten). Dibawah bimbingan Mennofatria Boer dan Yonvitner.

Labuan merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan di kabupaten Pandeglang, Banten. Jumlah tangkapan ikan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan Labuan Banten berfluktuasi dan bervariasi yang terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Banyak jenis ikan yang belum tercatat atau belum teridentifikasi jumlah jenisnya secara baik. Proses pendataan, pengumpulan data, dan penyimpanan data belum dilakukan secara baik. Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pengelolaan data dengan sistem data yang tertata baik. Atas pertimbangan diatas penulis membuat sistem informasi yang akan mampu menampilkan informasi sumberdaya ikan. Tujuan penelitian ini adalah membuat tampilan kunci identifikasi ikan, tampilan informasi umum sumberdaya ikan yang berbasismobile webdan membuat sarana penyimpanan informasi sumberdaya ikan.

Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2011 hingga Juni 2012. Metode dalam pembuatan aplikasi ini mengacu pada siklus pengembangan sistem dengan modelWaterfall, yaitu terdiri dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan, tahap perancangan, tahap implementasi & uji coba serta tahap perawatan (Mulyanto 2008).

Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang berbasis

mobile web agar pengguna dapat mudah mengakases aplikasi ini lewat komputer, laptop dan handphone. Aplikasi FISH menggunakan database server MySQL versi 5.5.8 dengan editing query menggunakan PhpMyAdmin versi 3.3.9 yang dapat langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext Preprocessor) versi 5.3.5. Situs web dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam browser internet

(Mozilla FirefoxatauInternet Explorer).

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diberi judul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pada aplikasi FISH terdapat lima menu utama, yaitu menu Identifikasi, menu Informasi Umum, menu Kamus, menu Bantuan dan menu Tentang. Aplikasi ini juga menyediakan form untuk administrator agar dapat melakukan proses memperbaiki, menghapus dan memperbaharui data. FISH merupakan sarana untuk menyajikan langkah-langkah dalam identifikasi famili dan spesies serta menyediakan informasi tentang kondisi perairan penelitian, kondisi perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi ikan, stok ikan, kebiasaan makanan ikan, dan bioekonomi ikan. Informasi dan data yang tersedia hanya sebagai basis data untuk menunjang rencana pengelolaan perikanan. Oleh karena itu, diharapkan aplikasi FISH dapat memenuhi kebutuhan akan informasi sebagai acuan dalam pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan.

Aplikasi FISH dapat diakses di situs web


(4)

YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, BANTEN)

NIMAS UTARININGSIH C24080077

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelalutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


(5)

Judul Penelitian : Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan BerbasisMobile Web(Kasus: Ikan SwanggiPriacanthus tayenus yang didaratkan di PPP Labuan, Banten).

Nama Mahasiswa : Nimas Utariningsih Nomor Pokok : C24080077

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui:

Tanggal lulus : 18 Juli 2012

Pembimbing II,

Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si NIP. 19750825 200501 1 003 Pembimbing I,

Prof. Dr. Ir Mennofatria Boer, DEA NIP. 19570928 1981003 1 006

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M. Sc NIP. 19660728 199103 1 002


(6)

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini yang berjudul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi

Priacanthus Tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten) . Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir Mennofatria Boer, DEA selaku pembimbing pertama dan Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si selaku pembimbing kedua dan berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan, masukan dan arahan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, penulis mengharapkan bahwa penelitian ini memberikan manfaat untuk berbagai pihak.

Bogor, Agustus 2012


(7)

yang telah membantu, diantaranya:

1.

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA dan Dr. Ir. Yonvitner, M.Si masing-masing selaku ketua dan anggota komisi pembimbing skripsi yang telah banyak memberi arahan dan masukan hingga menyelesaikan skripsi ini.

2.

Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal M.Sc. dan Ir. Agustinus M. Samosir, M. Phil selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan program S1 atas saran, nasehat dan perbaikan yang diberikan.

3.

Prof. Dr. Ir. Kadarwan Soewardi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberi semangat dan nasehat.

4.

Seluruh dosen MSP yang telah memberikan ilmu dan pengalaman serta saran selama perkuliahan.

5.

Seluruh staf Tata Usaha MSP, staf Laboratorium Biologi Perikanan, staf Laboratorium Model dan Simulasi serta seluruh civitas MSP yang telah membantu dalam memperlancar proses penelitian serta penulisan skripsi ini.

6.

Keluarga tercinta, Ayah Sugijarto, Ibu Dwi Murtiningsih, Mas Kukuh dan

keluarga, Mas Koko dan keluarga serta Mas Dimas yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan motivasinya.

7.

Oki Maulana dan Abdul Qifli Sangadji yang telah membantu dan mengarahkan pemograman pada skripsi ini.

8.

Bapak Masudin Sangadji atas saran dan dukungannya.

9.

Rekan seperjuangan tim Labuan (Ayu SW, Rizal R, Tillana A, Fadilatul H, Rina S, Nissa I, Elfrida M, Donny F, Rikza F, Ennie S, Hilda S, Yuli H, Apriyanti S, dan Fauzia R) atas dukungan, dan kerjasama selama penulis menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

10.Teman-teman MSP 45: Anggi PP, Pionius DD, Lodyan RD, Eni M, Rani N dan

teman-teman lain yang tidak mungkin disebut satu-persatu serta teman-teman dari departemen lain yang tidak mungkin disebut satu-persatu.

11.Teman sepermainan d bungsu Precia AA, Indah MP, Wening M, dan Dea U.

12.Teman kosan Pinkhouse Ristya A, Merina J, Rani Y dan Fitria NIS.


(8)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1990 dari pasangan Bapak Sugijarto dan Ibu Dwi Murtiningsih sebagai anak terakhir dari empat bersaudara. Pendidikan formal penulis dimulai di SDS Pelita Atsiri Permai Citayam tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Depok dan pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Depok.

Pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN). Selanjutnya penulis mengikuti program Timgkat Persiapan Bersama (TPB) pada tahun 2008 dan diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama perkuliahan penulis aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan kepengurusan 2010-2011. Penulis juga pernah menjadi asisten Ikhtiologi dari tahun 2010-2011 dan Metode Penarikan Contoh tahun 2011. Penulis berkesempatan magang di Laboratorium Produktivitas Lingkungan Perairan pada tahun 2010.

Penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dengan judul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis

Mobile Web(Kasus: Ikan SwanggiPriacanthus tayenusyang Didaratkan di PPP Labuan, Banten) dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA dan Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si.


(9)

✁✂ ✄✁☎ ✆✝ ✆

Halaman

✞✟✠✡ ✟☛✡ ✟☞ ✌✍... xi

✞✟✠✡ ✟☛✎ ✟✏ ☞✟☛... xii

✞✟✠✡ ✟☛✍ ✟✏ ✑✒ ☛✟✓... xiii

✞✟✠✡ ✟☛✒✔✡✒✍✟✕... xiv

✖ ✗ ✑✌ ✓✞ ✟✕✘✍✘✟✓... 1

1.1 Latar belakang... 1

1.2 Perumusan masalah... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 3

✙✗ ✡✒✓✚ ✟✘✟✓✑✘✔✡✟✛ ✟... 3

2.1 Sumberdaya perikanan... 4

2.2 Sistem informasi ... 4

2.3 Sistem basis data ... 5

2.4 Relasi data ... 6

2.5 ✜✢ ✣✤y ... 7

2.6 PHP ... 7

2.7 ✥nt✦✧ ★✦t ... 8

2.8 Pengembangan sistem ... 8

2.9 Peran informasi dalam pengelolaan perikanan ... 10

3. METODOLOGI... 12

3.1 Rancangan penelitian ... 12

3.2 Tempat dan waktu... 12

3.3 Alat dan bahan ... 12

3.4 Jenis dan sumber data ... 13

3.5 Prosedur pembuatan sistem informasi identifikasi ikan ... 13

4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 16

4.1 Hasil ... 16

4.1.1 Kondisi perairan Banten ... 16

4.1.2 Kondisi umum PPP Labuan... 16

4.1.3 Sumberdaya ikan swanggi✩ri✪✫ ✪★✬hus t✪✭✦nus ... 17

4.1.4 Pengembangan sistem... 22

4.1.5 Sistem informasi sumberdaya perikanan ... 32

4.2 Pembahasan... 45

4.2.1 Sistem informasi sumberdaya perikanan ... 45

4.2.2 Kebutuhan FISH untuk pengelolaan... 47


(10)

5. KESIMPULAN DAN SARAN... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA... 52


(11)

✮✯✰ ✱✯✲ ✱✯✳ ✴✵

Halaman 1. Analisa kebutuhan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan ... 23 2. Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan Sistem

Informasi Sumberdaya Perikanan... 23 3. Tabel pada✶ ✷✸ ✷✹ ✷✺ ✻... 28


(12)

✼✽✾ ✿✽❀❁✽❂ ❃✽❀

Halaman

1. Kerangka pemikiran... 2

2. The Waterfall Model... 9

3. Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus) ... 18

4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan ... 21

5. Diagram blok Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)... 24

6. Flowchartproses identifikasi famili dan spesies ikan ... 25

7. Relasidatabaseaplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) 27 8. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) ... 29

9. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan untuk kebutuhan administrator ... 30

10. Tampilan halaman utama pada aplikasi FISH ... 33

11. Tampilan Menu Identifikasi pada aplikasi FISH ... 35

12. Tampilan halaman hasil identifikasi famili Priacanthidae pada aplikasi FISH ... 36

13. Tampilan hasil identifikasi spesies Priacanthus tayenus pada aplikasi FISH ... 37

14. Menu informasi umum... 38

15. Sub menu informasi umum ... 39

16. Tampilan menu kamus pada aplikasi FISH ... 40

17. Tampilan menu bantuan pada aplikasi FISH ... 41

18. Tampilan menu tentang... 42

19. Tampilan halaman awalform login(administrator) ... 43

20. Tampilan menu informasi umum (administrator)... 43

21. TampilanFormKebiasaan Makanan ... 44


(13)

❄ ❅❆❇ ❅❈❉ ❅❊❋ ● ❈❅❍

Halaman

1. Alat dan bahan yang digunakan selama melakukan penelitian ... 56

2. Diagram alir identifikasi famili Priacanthidae ... 58

3. Diagram alir identifikasi spesies■❏ ❑▲▼ ▲◆❖hus t▲P◗nus ... 61

4. Tabel❘ ▲❖▲❙ ▲❚ ◗Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan... 62

5. Kode dalam pembuatan program. ... 67


(14)

❯❱❲ ❳❱❨❩ ❬ ❳❩ ❭❱ ❪

Adminstrator/ Administrator

: Orang yang berperan untuk mengatur segala proses pengelolaan data yang sudah terpusat.

Algorithmic/Algoritma : Urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara atribut (fi❫❴l )

tersebut.

Atributes/ Tabel : Karakteristik dari entiti atau ❵❫❛ ❜l ionship , yang

menyediakan penjelasan detail tentang❫ntity atau ❵❫l❛ ❜ionship tersebut.

Browser : Perangkat lunak untuk berselancar keintrnt .

Bug/Kesalahan Kesalahan dalam program yang mengakibatkan jalannya program menjadi kurang baik.

Coding/ Pengkodean : Menerjemahkan persyaratan logika dari diagram alur ke dalam suatu bahasa pemrograman baik huruf, angka, dan simbol yang membentuk program.

Database/Basisdata : Sebuah koleksi informasi yang terkomputerisasi sehubungan dengan topik tertentu.

Database system/Sistem basis data

: Kumpulan elemen-elemen seperti basis data, perangkat lunak, perangkat keras, dan manusia yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yaitu pengorganisasian data.

Data type/Tipe data : Jenis data yang dapat diolah oleh komputer untuk memenuhi kebutuhan dalam pemrograman komputer.

Entit/Entiti : Suatu obyek atau konsep yang dibuat modelnya dalam pembangunan basis data.

Field/Kolom : Struktur data yang merupakan bagian dari kolom.

File/Arsip : Kumpulan informasi yang berhubungan dan tersimpan dalam media yang digunakan untuk menyimpan data yang diolah oleh komputer.

Flowchart/Diagram alir : Skema/bagan (❝❞❛❵ ❜) yang menunjukkan aliran


(15)

Form ❡ Lembar untuk menyajikan dan memasukan data

dengan format yang bisa kita atur sendiri.

Hardware/Perangkat keras : Adalah sebuah alat/benda yang kita bisa lihat, sentuh, pegang dan memiliki fungsi tertentu.

Homepage/ Halaman muka : Halaman muka dari sebuah situsw❢❣ .

HTML : Tata bahasa yang digunakan dalam dokumen

w

❢❣ .

Identity/Identitas : Merupakan serangkaian huruf yang merupakan tanda pengenal untuk masuk dan mengakses tabel dalam basis data.

Input/Masukan : Elemen-elemen yang masuk ke dalam sistem.

Internet : Sebuah jaringan komputer dalam skala global.

Ke/Kunci : Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu entiti secara unik.

Looping/Pengulangan : Proses pengulangan suatu perintah.

Menu/Menu : Pilihan yang terdapat didalam suatu layanan yang dapat kita pilih sesuai dengan pilihan yang kita inginkan.

Null : Hasil kueri yang tidak mengeluarkan data.

Online/Terkoneksi : Terhubung, terkoneksi. Aktif dan siap untuk operasi; dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh komputer.

Operation system/Sistem operasi

: Program yang mengaktifkan sistem komputer.

Output/Keluaran : Perpindahan elemen-elemen yang dihasilkan dari proses perubahan ke tujuan yang diinginkan.

Primary Key/Kunci Utama : ❤ ✐❢l❥ kunci/tama dari suatu tabel yang

menunjukkan bahwa fil❥ yang menjadi kunci

tersebut tidak bisa diisi dengan data yang sama.

Process/Proses : Perubahan atau transformasi input menjadi output.

Query/Kueri : Bahasa untuk melakukan manipulasi terhadap basis data yang telah distandarkan.


(16)

Record/Baris : Data yang terangkai berdasarkan susunan beberapafi❦❧l , yang merupakan bagian dari baris.

Relationship/Hubungan : Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entiti.

Script/Kode : Kode pemograman.

Server : Sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

System/Sistem : Sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Software/Perangkat lunak : Sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.

Table/Tabel : Sebuah wadah untuk baris-baris informasi (disebut data). data disimpan dalam kelompok data yang sejenis.

Tag/Tanda : Suatu tanda untuk menandakan ada sesuatu element di html yang kita ingin gunakan.

User/Pengguna : Pengguna sistem informasi yang dapat mengakses sistem infomasi.

Variabel/ Variabel : Tempat dimana kita dapat mengisi atau mengosongkan nilainya dan memanggil kembali apabila dibutuhkan pada suatu program.

Web browser : Perangkat lunak yang berfungsi menerjemahkan kode-kode HTML menjadi tampilan yang kita kehendaki.

Web server : Perangkat lunak yang bertindak melayani permintaan-permintaan ♠lint terhadap

halaman-halamanw❦♥ tertentu.

Web : Suatu sistemint❦♦ ♣❦t yang memungkinkan siapun

agar bisa menyediakan informasi.

Website/Situs web : Sebuah lokasi diint❦♦ ♣❦t yang memiliki akses ke

semua pengguna internet dan dapat saling


(17)

qrs t ✉✈✇①②③② ✇✉

④ ⑤④ ⑥ ⑦ ⑧⑦ ⑨⑩❶lakang

Labuan merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan di Kabupaten Pandeglang, Banten. Aktivitas perikanan di Labuan tergolong cukup tinggi. Jumlah tangkapan ikan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan Labuan Banten berfluktuasi dan bervariasi yang terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Jumlah tangkapan yang cukup tinggi diikuti dengan beragamnya jenis ikan di perairan Labuan, Banten.

Nelson (1994)in Peristiwady (2006) menjelaskan bahwa sampai saat ini kita masih dapat menemukan kurang lebih 24000 jenis ikan yang terdiri dari 482 famili dan 57 ordo. Bahkan beberapa jenis di antaranya diperkirakan sudah atau hampir punah. Di sisi lain masih banyak ditemukan jenis-jenis baru yang belum pernah dilaporkan. Para ahli memperkirakan sekitar 400-600 jenis ikan lainnya dari wilayah Indonesia masih ada tetapi belum ditemukan dan dideskripsikan (❷ ❸❹www ologi❷❺❷ ❻❼❷❹ ❽ipi ).

Kemajuan teknologi informasi kurang berdampak pada sistem informasi perikanan yang mencakup sistem basis data dalam penyimpanan data ataupun sistem informasi identifikasi ikan. Identifikasi ikan masih dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan menggunakan buku identifikasi. Proses pendataan, pengumpulan data, dan penyimpanan data belum dilakukan secara baik. Termasuk menggunakan data untuk kegiatan perencanaan dan pengelolaan perikanan. Data yang tertata baik akan memudahkan proses perencanaan dan pengelolaan perikanan.

Pengelolaan data dengan sistem data yang tertata baik perlu dilakukan untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut. Perkembangan teknologi informasi sangat cepat dan berperan hampir di setiap bidang perkerjaan termasuk bidang perikanan. Kemajuan teknologi informasi belum menyertai pada perencanaan pengelolaan perikanan secara merata. Khususnya dalam informasi kebutuhan sistem informasi sangat diperlukan setiap saat. Beberapa jenis pendataan informasi bioekonomi, biologi, dinamika populasi untuk tiap spesies ikan belum tertata degan baik. Atas pertimbangan diatas perlu dibangun sistem informasi yang akan mampu menampilkan informasi sumberdaya ikan. Sistem informasi yang dibangun tersebut


(18)

meliputi informasi taksonomi, biologi, dinamika populasi dengan berbasis m❾❿ ➀l

w

➁❿ .

➂ ➃➄ ➅➆➇uu➉ ➊➋➈ ➊➉ ➊➌➊➍

Melimpahnya sumberdaya perikanan meningkatkan tangkapan multi jenis tetapi pencatatan jenis tangkapan belum tertata baik sehingga informasi jenis ikan belum tepat. Untuk itu diperlukan penyajian informasi jenis ikan yang tepat. Pesatnya perkembangan teknologi informasi belum berdampak nyata pada sistem perikanan karena kemudahan dalam mengakses informasi jenis ikan masih sulit dicari sehingga dibutuhkan sistem informasi berbasis teknologi m❾❿➀l w➁❿ .

Berdasarkan hal-hal tersebut maka diperlukannya sistem informasi perikanan yang dapat menyajikan jenis ikan dan informasi sumberdaya ikan berbasis ❿➀mol w➁❿ .

Gambar 1 merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini.


(19)

➎ ➏➐ ➑ujuan

Penelitian ini bertujuan:

1. Membangun sebuah aplikasi sistem informasi sumberdaya ikan dari famili Priacanthidae dan spesies➒ ➓➔→ ➣→ ↔ ↕hus t→ ➙➛nus di perairan Banten

yang berbasism➜ ➝➔l w➛ ➝ ➞

2. Membangun tampilan untuk identifikasi ikan dari famili Priacanthidae dan spesies➒➓➔→➣→↔↕hus t→➙➛nu s.

3. Membangun sistem penyimpanan data dan tampilan identifikasi ikan untuk studi kasus ikan swanggi.

1.4 Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diharapkan diantanranya adalah: 1. Metode identifikasi ikan dapat dilakukan lebih mudah dan cepat.

2. Identifikasi ikan dengan menggunakan➜ ➝➔m l w➛ ➝ ini berguna bagi ilmu

pegetahuan dan dapat digunakan oleh akademisi (peneliti) dan masyarakat.

3. Informasi yang tersimpan dalam aplikasi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan perikanan selanjutnya.

4. Memudahkan pengguna dalam mengakses informasi taksonomi, biologi, dan dinamika populasi, kebiasaan makan, dan bioekonomi ikan.


(20)

➟➠➡➢ ➤➥➦➧➦ ➤➨➧➩➡ ➦➫ ➦

➭ ➯➲ ➳➵ ➸➺➻➼➽ ➾➽u perikanan

Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: (1) sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara), (2) sumberdaya alam mengalir contohnya adalah energi matahari dan gelombang laut, dan (3) sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan contohnya adalah hutan dan ikan (Randal 1987 in Ruslan 2005). Ikan termasuk kelompok ketiga sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Sifat kelompok ini apabila telah dipanen masih akan tumbuh kembali dalam waktu dan dengan kecepatan tertentu. Apabila tidak dieksploitasi, jumlahnya tidak akan bertambah di atas batas maksimum. Sifatnya dapat diperbaharui tetapi juga punya batas. Apabila eksploitasi melebihi batas maksimum, perkembangan dan pertumbuhan akan terganggu dan akan mengakibatkan kepunahan. Jadi dalam usaha eksploitasi diperlukan manajemen yang bijaksana (Ruslan 2005).

Sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai bagian dari sumberdaya alam, dieksploitsi oleh berbagai aktifitas manusia mulai di kawasan darat, pantai dan kawasan pesisir (coastal)serta lautan (oceanic). Kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan mendominasi sebagian besar masyarakat pesisir sebagai sumber kehidupannya (Muzakir 2008).

2.2 Sistem informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber informasi adalah data. Data yang diolah melalui satu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Kualitas informasi tergantung tiga hal yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness), dan relevan (relevance) (Jogiyanto 1995).


(21)

Sumber informasi adalah data yang merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model khusus untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi yaitu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat (Andayati 2010).

➚ ➪➶ ➹➘➴ ➷➬➮➱✃ ➴➘➴❐✃ ➷✃

Menurut Fathansyah (2004), komponen-komponen utama sistem basis data adalah sebagai berikut:

a. Perangkat keras (❒❮ ❰Ï Ð❮❰Ñ)

Perangkat keras (ÒÓ ÔÕÖÓr× ) dapat berupa komputer, memori sekunder yang

o

n -line (harddisk), memori sekunder yang off-line (removable disk) untuk menduplikasi data dan media atau perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan).

b. Sistem operasi

Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer. Sistem operasi-operasi yang banyak digunakan misalnya MS-DOS dan MS-Windows 95.

c. Basis data

Menurut Fathansyah (2004), basis (base) dapat diartikan sebagai markas atau gudang. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Prinsip utamanya adalah pengaturan data atau arsip. Tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data atau arsip. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif)


(22)

seperti kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruang penyimpan, keakuratan, ketersediaan, kelengkapan dan keamanan.

d. Sistem pengelola basis data (Database Management System/DBMS)

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (software) yang khusus. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan mementukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah dan diambil kembali. Perangkat lunak (software) yang termasukDBMSmisalnyaMS. AccessdanMs. SQL.

e. Pemakai (user)

Ada beberapa tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem yaitu programmer aplikasi,

usermahir,userumum,userkhusus. f. Aplikasi perangkat lunak

Aplikasi lain ini bersifat opsional tergantung kebutuhan. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS nya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus (development tools).

Ø ÙÚ ÛÜlasi data

Menurut Fathayansah (2004), relasi menunjukan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Entitas (entity) adalah individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Pada model relasional, basis data akan disebar (dipilah-pilah) kedalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data (row atau record) dan lajur vertikal yang biasa disebut kolom (columm atau field). Bagian-bagian dalam database (Kuswardani 2007) diantaranya adalah:

1.Tabel

Tabel merupakan sekumpulan data yang tertentu misalnya tabel yang berisi data tangkapan ikan. Di dalam tabel terdapat record dan field yang merupakan bagian dari tabel.


(23)

2. Field

Field adalah kolom dalam tabel, dan merupakan bagian dari record. Pada satu record terdapat bermacam-macam field, dan satu field mewakili satu bagian dari data pada tabel.

3. Record

Baris atau record sebuah tabel berisi data-data setiap kolom tabel tersebut. Secara umum, record merupakan bagian dari data. Satu buahrecord mewakili satu buah data yang utuh.

Menurut Kuswardani (2007), relasi tabel merupakan hubungan antara tabel-tabel yang berada padadatabase. Relasi dibangun jika memiliki kesamaanfieldpada tabel. Sehingga diperlukan primary key untuk mencegah pengisian data yang berulang dan foreign key sebagai field yang menghubungkan ke field yang sama pada tabel lain. Relasi pada tabel mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah relasi

one to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung banyak data pada tabel B), relasi many to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa tabel A mempunyai banyak record yang cocok dengan tabel B, begitu juga sebaliknya), dan relasi one to one (relasi ini mempunyai ciri bahwa pada tabel A memiliki saturecordyang cocok dengan saturecordpada tabel B).

Ý Þß MySQL

MySQL merupakan sistem software manajemen basis data yang sangat popular di kalangan pemograman web terutama dilingkungan Linux dengan menggunakan kode pemograman PHP dan Perl. MySQL dan Hypertext Preprocessorr (PHP) dianggap sebagai pasangan software pengembangan aplikasi berbasiswebyang ideal (Sidik 2003).

Ý Þà áâá

PHP (Hypertext Preprocessorr) adalah bahasa pemrograman scripting sisi

server, bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan dokumenHTML(Sidik 2003). Kode program PHP menyatu dengan tag-tag HTML


(24)

dalam satu file. Beberapa keuntungan menggunakan PHP adalah waktu eksekusi lebih cepat, aksesãä åä æä ç èyang lebih fleksibel dan tingkat keamanan lebih tinggi.

Menurut Aziz (2001), PHP mengenal lima tipe data, yaitu intèéèr, floating

point, string, arrays, dan objects. Variabel dinyatakan dengan tanda $ di belakang nama variabel. Nama variabel dapat terdiri atas angka, huruf dan underscore. Penamaan variabel bersifatcase sensitive artinya penggunaan huruf kecil dan huruf besar dibedakan. Statement berfungsi sebagai rangka dari badan program. Aliran program diatur dengan statement-statement struktur kontrol. PHP mengenal dua jenis statement kontrol, yaitu statement kondisional dan loop. Fungsi adalah sekumpulan perintah operasi program yang dapat menerima argumen input dan dapat memberikan hasiloutput yang dapat berupa sebuah nilai ataupun sebuah hasil operasi. Secara umum aksesdatabasedalam PHP melalui tiga tahapan yaitu koneksi ke database (persiapan), permintaan data atau kueri (operasi) dan pemutusan koneksi.

ê ëì Internet

Internet merupakan kependekan dari interconnection networking, biasa diartikan sebagai sebuah jaringan komputer dalam skala global (Febrian 2003). Penyebaran informasi di internet biasanya dalam bentuk halaman website, dan dibuat dengan formatHTML(HyperText Markup Language). HTMLmerupakan tata penulisan yang digunakan dalam dokumen web. Dokumen ini mempunyai kemampuan menampilkan gambar, suara, teks, maupun penyediaan link terhadap halaman web. Software yang bekerja mengolah informasi yang didapatkan dan kemudian menampilkannya di komputer disebutbrowser.

ê ëí îïðñï òóôð ñôðõ öõ ÷ï ò

Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto 1995). Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem


(25)

m

øù úl ) adalah model utama dan dasar dari banyak model (Mulyanto 2008). Salah

satu model yang cukup dikenal dalam dunia rekayasa perangkat lunak adalah The Waterfall Model. Ada lima tahapan utama dalam The Waterfall Model seperti terdapat pada Gambar 2. Disebut waterfall (air terjun) karena diagram tahapan prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat.

Tahap analisis sistem adalah identifikasi masalah, tahap ini yang sangat kritis karena kesalahan tahap ini merupakan proses yang menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya. Tahap rancangan sistem dapat diartikan sebagai tahap setelah analisis sistem, pendefinisian dari kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk. Tahap implementasi program termasuk dalam kegiatan menulis kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman (Jogiyanto, 1999). Pemasukan data pada tahap implementasi dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap komputer tidak tersambung keinternet) dan tahap kedua adalah tahapon-line(tahap komputer langsung terhubung keinternet) (Dinamika 2003).

Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak melakukan pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem baru. Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).

Gambar 2.The Waterfall Model


(26)

û üý þÿ ✁ ✂✄✂☎✆ ✝✁ ✞ ✄✟✁ ✠✁ ✝ pengelolaan perikanan

Pengelolaan perikanan menurut FAO (1997) in Widodo (2008), merupakan proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturan-aturan main di bidang perikanan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Berdasarkan pengertian ini menurut Widodo (2008), bahwa pengelolaan perikanan membutuhkan (1) bukti-bukti ilmiah terbaik, (2) proses diskusi melalui konsultasi dengan pemangku kepentingan (st✡ ☛☞hol✌ ☞r ) dan (3) penetapan berbagai tujuan dan strategi

pengelolaan melalui pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi aturan mainnya. Secara sederhana kebutuhan informasi untuk pengelolaan perikanan menurut Widodo (2008) adalah informasi teknis, informasi biologi, informasi ekonomi, informasi habitat, informasi kelembagaan, informasi sosial. Pengelolaan perikanan ke depan perlu diupayakan ke arah pendekatan yang bersifat multidisiplin dengan mengoptimalkan pemanfaatan ilmu pengetahauan yang ada seperti oseanografi, biologi perikanan, sosial ekonomi, hukum dan teknologi informasi.

Menurut Tangke (2010), tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di Indonesia adalah lemahnya sistem basisdata dan sistem informasi perikanan yang berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat mengakibatkan salah perencanaan yang berakibat pada kegagalan usaha. Tantangan lain adalah kualitas sumberdaya manusia, karena untuk membangun suatu sistem informasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu menguasai teknologi sistem informasi serta mengoperasikannya.

Salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Hingga saat ini, belum ada lembaga yang menangani penyediaan data dan informasi secara menyeluruh, melainkan masih dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya sering terjadi perbedaan data dan informasi perikanan. Pengembangan data dan informasi sebagai bahan perencanaan pembangunan perikanan haruslah mengintegrasikan data-data lainnya seperti aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Sehubungan dengan


(27)

sifat yang dinamis dan kompleksitas dari sumberdaya perikanan, maka ketersediaan data yang akurat dan terprecaya menjadi penting (Tangke 2010).

Menurut Sari (2000), semakin mudah informasi tersebut dapat diakses, data yang disajikan akurat dan tepat waktu serta ✍ ✎lv✏✑ terhadap kebutuhan para

pengguna maka akan semakin tinggi nilai informasi tersebut. Sistem informasi yang dihasilkan dapat mendukung pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data serta keputusan yang akan dikeluarkan. Selain itu sistem informasi tersebut dapat menggambarkan keadaan mengenai perikanan pada suatu daerah. Dengan demikian dapat memberikan kemudahan bagi pengguna sistem tanpa harus melakukan pengamatan secara langsung.

Undang-undang 45 tahun 2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data dan informasi merupakan dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi menjabarkan status perikanan sebelum dan saat ini serta menunjukkan kecenderungan (t✍ ✎✑ ✒) pengembangan sektor yang dapat digunakan untuk


(28)

3. METODOLOGI

3.1 Rancangan penelitian

Penelitian ini didominasi oleh penyusunan pemrograman sistem informasi untuk sumberdaya ikan berbasis ✛ ✜✢ml w✣ ✜ . Penelitian ini meliputi pengambilan

data dari pihak-pihak yang terkait, perancangan, pembuatan basis data dan pemrograman sistem informasi.

3.2 Tempat dan waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Model dan Simulasi, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan September 2011 hingga Juni 2012.

3.3 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak (Lampiran 1). Perangkat keras yang digunakan berupa laptop RAM 1 GB, Harddisk 160 GB. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah:

a. Windows 7 Professional sebagai sistem operasi. b. Aplikasi:

 ✤✥✦✧y 5.5.8, sebagai perangkat lunak★✣rvr ✜✩ ★✢★✪✩ ✫✩.  ✬✭✩✮✯✣,sebagaiweb server.

Xammp2.5,penyedia paket instaler.

Mozilla Fire fox1.5, sebagai perangkat lunak penjelajahinternet.

Notepad++,sebagai media dalam pengkodean.

PhpMyAdmin3.3.9,sebagaiediting query.

c. Bahasa pemrograman:

PHP5.3.5 danHTMLsebagai bahasa pemrograman.


(29)

3.4 Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dan dikumpulkan dari beberapa sumber yaitu buku FAO (1999 dan 2001), Peristiwady (2006) serta penelitian ikan swanggi oleh Ballerena (2012), Adilaviana (2012), Rifai (2012), dan Wulandari (2012). Data yang dikumpulkan, meliputi:

1. Kunci identifikasi sumberdaya ikan. Data ciri-ciri khusus tiap spesies ikan swanggi.

2. Informasi mengenai stok ikan, biologi reproduksi ikan, kebiasaan makan ikan, dan status sosial ekonomi dari ikan swanggi.

3. Gambar ikan raja gantang.

3.5 Prosedur pembuatan sistem informasi identifikasi ikan

Tahapan penelitian ini dilakukan menurut prosedur yang dikenal sebagai siklus pengembangan sistem dengan The Waterfall Model (Mulyanto 2008). Siklus pengembangan sistem merupakan tahapan-tahapan umum dalam pembuatan suatu perancangan perangkat lunak. Siklus pengembangan sistem dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tahap investigasi

Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008).

b. Tahap analisa kebutuhan

Perangkat lunak ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi penggunanya, oleh karena itu sebelum dirancang perlu diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan para pengguna tersebut. Pada analisis kebutuhan ini yang dibutuhkan adalah pembuatan basis data, data dalam sistem informasi ini menggunakan formatMySQL

sebagai basis data. File ini berfungsi untuk menyimpan tabel-tabel yang berisi data. Basis data berisi data ciri-ciri morfologi ikan swanggi, serta nama-nama genus dan spesiesnya, data biologi, stok, biologi reproduksi, kebiasaan makan, dan biologi ekonomi perikanan.


(30)

c. Tahap perancangan

Setelah semua kebutuhan diketahui maka pada tahap ini dilakukan perancangan program yang akan diperlukan. Berbagai proses dirancang sedemikian rupa agar✰ ✱✲rdapat menggunakan aplikasi FISH. Pada perancangan program FISH

dilakukan perancangan ✳ ✴✵✴ ✶✴✱✲ dan perancangan perangkat lunak (pengkodean

program). Perancangan ✳✴ ✵✴✶✴✱✲ diperlukan untuk penyimpanan data pada aplikasi

ini. Perancangan ✳✴ ✵✴ ✶✴✱✲ menggunakan ✳✴ ✵✴✶✴✱✲ ✱✲✲rvry✸✹✺ dengan ✲✳✻ting

✼✰ ✲ry ✽✾✽✷✿✳ ❀y in . Pada perancangan perangkat lunak yaitu menentukan

komponen-komponen perangkat lunak (masukan, proses, dan keluaran), proses perancangan terdiri atas:

 Masukan

Masukan bertujuan untuk menyediakan fasilitas untuk memasukkan data. Disain data pada perangkat lunak ini terdiri atas:

1. Input data identifikasi yang berupa ciri-ciri morfologi tiap-tiap spesies ikan.

2. Input data stok ikan, biologi reproduksi, kebiasaan makan dan biologi ekonomi perikanan ikan swanggi.

3. Input data gambar spesies-spesies ikan.

 Proses

Proses yang terjadi pada sistem ini adalah proses dalam mendapatkan jenis spesies ikan dan tampilan informasi sumberdaya ikan. Proses ini dapat diselesaikan dengan algoritma dan digambarkan dengan flow❁❂✴❃✵ . Sebagian besar proses yang terjadi

adalah kueri yaitu permintaan atau pencarian data tertentu pada suatu basis data.

 Keluaran

Keluaran bertujuan untuk menampilkan informasi sesuai kebutuhan pemakai. Desain informasi terdiri atas:

1. Hasil proses identifikasi berupa nama spesies yang teridentifikasi.

2. Informasi stok ikan, biologi reproduksi, kebiasaan makan, dan bieokonomi perikanan spesies yang teridentifikas.


(31)

d. Tahap implementasi dan uji coba

Rancangan program yang telah dibuat diimplementasikan ke dalam program komputer dengan menggunakan bahasa pemograman. Bahasa pemograman yang digunakan adalah❄❅❄dan❅TML. Setelah perangkat lunak selesai dibuat dilakukan

pengujian kemampuannya untuk menghasilkan informasi yang akurat. Tahap uji coba dengan menggunakan uji kotak hitam (black box testing) (Khan 2010). Melakukan pengujian terhadap program yang telah dibuat dengan menggunakan data yang diperoleh dari lapangan berupa contoh spesies ikan di Banten yang ingin diidentifikasi. Informasi yang dimasukkan tersebut sesuai atau tidak dengan informasi yang ada sebenarnya.

e. Tahap perawatan

Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).


(32)

4

❆ ❇❈❉❊ ❋ ●❈ ❍■ ❏❑ ▲❈ ❇❈❉ ❈ ❍

4▼◆ ❖P ◗ ❘l

4.1.1 Kondisi perairan Banten

Melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, status Karesidenan Banten Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Posisi Geografis Provinsi Banten berada antara 5o7'50" 7o1'11" LS dan 105o1'11" 106o'7 12" BT, dengan luas wilayah 9.160,70 Km2. Wilayah terluas adalah Kabupaten Pandeglang dengan luas 3.746,90 Km2dan wilayah terkecil adalah Kota Tangerang dengan luas 164,21 Km2. Di bagian Utara, wilayah Provinsi Banten berbatasan dengan Laut Jawa. Batas sebelah Barat adalah Selat Sunda, sebelah Timur adalah Samudera Hindia dan batas sebelah Timur adalah Provinsi Jawa Barat. Oleh karena dikelilingi oleh laut, maka Provinsi Banten memiliki sumber daya laut yang potensial. Salah satunya yaitu berada di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten (Fadlian 2010).

Secara administrasi, Labuan merupakan salah satu kota kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serang, ditimur dengan Kecamatan Jiput, di sebelah selatan dengan Kecamatan Pagelaran dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan selat Sunda. Selain wisata pantai, Labuan juga dikenal dengan kegiatan perikanannya, bahkan sebagai sentra bagi kegiatan perikanan laut di pesisir barat Provinsi Banten. Dengan ditetapkannya Labuan sebagai sentra perikanan laut perlu dibangun sarana penunjang untuk kegiatan perikanan seperti zona pelabuhan yang terdiri dermaga, TPI, depot es dan SPBM. Zona bisnis dan usaha terdiri atas pusat bisnis, restoran, perbankan dan perkantoran. Zona permukiman terdiri fasilitas umum, sosial dan utilias umum (Fadlian 2010).

4.1.2 Kondisi umum PPP Labuan

PPP Labuan secara administratif terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. PPP Labuan memilik batas administratif, di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Labuan dan


(33)

berbatasan dengan Desa Banyumekar (Kartika 2007in Wulandari 2012). Posisi PPP Labuan berada pada wilayah perairan Selat Sunda yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKI-1). Lokasi PPP Labuan berada pada titik koordinat 06°24 30 LS dan 105°49 15 BT (Irhamni 2009in Wulandari 2012).

PPP Labuan terdiri dari PPP 1 dan PPI 3 yang berada di muara sungai Cipunteun, serta PPP 2 berada di tepi pantai terbuka. Jenis kapal motor yang dioperasikan di PPP 1 dan PPP 3 berukuran 0-5 GT dan 5-10 GT yang merupakan pelabuhan bagi armada kapal obor, rampus, dan cantrang, sementara kapal motor yang dioperasikan di PPP 2 berukuran lebih dari 10 GT karena merupakan pelabuhan bagi armada kapal❙ ❚❯ ❱ ❲❱ ❲i❳ ❲ (Wulandari 2012).

Nelayan Labuan biasa melakukan operasi penangkapan sepanjang tahun baik musim barat maupun musim peralihan. Kondisi daerah penangkapan yang terhalang oleh pulau-pulau kecil (contohnya Pulau Rakata) membantu nelayan melakukan operasi penangkapan karena terlindung dari pengaruh gelombang (Kartika 2007 in

Wulandari 2012). Pada tahun 2008, jumlah nelayan terbanyak di PPP Labuan adalah 2284 atau sekitar 42.68% dari total keseluruhan jumlah nelayan di Kabupaten Pandeglang (Irhamni 2009in Wulandari 2012).

4❨❩ ❨❬ ❭❪ ❫❴❵❛❜ ❝❜u ❞❡❜❢❣❜❢❤ ❤❞w Priacanthus tayenus

a. Klasifikasi ikan swanggi

Menurut Richardson (1846) taksonomi ikan swanggi (Gambar 3) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Perciformes

Famili : Priacanthidae Genus :✐❯❥❦ ❧❦❳♠hus

Spesies :✐❯❥❦ ❧❦❳♠hus t❦♥ ❲nus

Nama FAO :✐❚❯❙ ♦ ❲-spotted bigeye

Nama Lokal : Ikan Swanggi, Ikan Raja Gantang, Ikan Mata Goyang, Ikan Mata Besar


(34)

Gambar 3. Ikan Swanggi (♣q rst s✉✈hus ts✇①nus )

b. Karakter biologi

Ikan Swanggi memiliki badan agak tinggi, agak memanjang, dan tipis secara lateral. Profil anterior sedikit asimetrik, ujung rahang bawah biasanya sedikit di atas tingkat garis tengah yang menonjol tubuh. Gigi kecil terdapat pada dentaries, vomer, palatines, dan premaxillaries. Spesies yang lebih kecil kemungkinan memiliki panjang total maksimum 29 cm (FAO 1999).

Tulang belakang pada sudut preoperkulum berkembang dengan baik. Jumlah tulang saring insang pada lengkung insang pertama 21 sampai 24. Duri sirip punggung dengan X dan 11 sampai 13 jari lemah. Duri sirip dengan III dan 12-14 jari lemah. Sirip ekor tr②✉t s✈ ① biasanya terdapat pada spesimen yang lebih kecil,

tetapi menjadi②✉s✈ ①l pada beberapa (mungkin jantan) tapi tidak semua terdapat pada

spesimen lebih besar. Jari sirip dada 17-19. Sisik-sisik menutupi terutama bagian badan, kepala, dan dasar sirip kaudal (FAO 1999).

Sisik-sisik termodifikasi, sisik-sisik pada bagian tengah lateral dengan bagian posterior atas hilang dan sedikit duri kecil pada spesimen yang lebih besar. Sisik-sisik pada seri lateral 56 sampai 73, sisik-sisik linear lateralis berpori 51 sampai 67. Sisik pada baris vertikal (dari awal sirip dorsal sampai anus) 40 sampai 50. ③ ④im⑤ ⑥s⑦⑦①r dengan penampang anterior dan posterior, bentuk terkait dengan


(35)

lubang yang termodifikasi dalam tengkorak. Warna tubuh, kepala, dan iris mata adalah merah muda kemerah-merahan atau putih keperak-perakan dengan merah muda kebiruan, sirip berwarna kemerah mudaan, sirip perut mempunyai karakteristik bintik kecil ungu kehitam-hitaman dalam membran dengan 1 atau 2 titik lebih besar di dekat perut (FAO 1999).

c. Distribusi

Ikan swanggi tinggal di perairan pantai di antara bebatuan karang dan terkadang di area yang lebih terbuka pada kedalaman kurang lebih 20 sampai 200 m. Kumpulan ikan dewasa sering tertangkap oleh perikanan trawl pada waktu yang sama dan relatif secara berkala di Laut Cina Selatan dan Andaman. Distribusi ikan ini meliputi wilayah pesisir utara Samudera Hindia dari Teluk Persia bagian Timur dan wilayah Pasifik Barat dari Australia bagian Utara dan Pulau Solomon bagian utara sampai Provinsi Taiwan di China (FAO 1999).

d. Alat tangkap

Salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan swanggi adalah cantrang. Cantrang dapat diklasifikasikan menurut cara pengoperasiannya, bentuk konstruksi serta fungsinya, mempunyai banyak kemiripan dengan pukat harimau. Pengoperasiannya dilakukan dengan melingkarkan tali slambar dan jaring pada dasaran yang dituju. Cantrang terdiri dari (1) kantong (⑧⑨ ⑩❶❷ ⑩); bagian tempat

berkumpulnya hasil tangkapan yang pada ujungnya diikat dengan tali hasil tangkapan tidak lolos. (2) Badan; bagian terbesar dari jaring yang terletak diantara kantong dan kaki jaring, terdiri dari bagian kecil kecil dengan ukuran mata jaring yang berbeda beda. (3) Kaki (sayap); terbentang dari badan hingga slambar yang berguna sebagai penghalang ikan masuk ke dalam kantong. (4) Mulut; pada bagian atas jaring relatif sama panjang dengan bagian bawah. Alat tangkap cantrang dioperasikan dengan kapal berukuran 8,5 11 m x 1,5 2,5 m x 1 1,5 m dengan kekuatan mesin 18 27 PK (Budiman 2006in Wulandari 2012).

e. Reproduksi

Pola pertumbuhan ikan swanggi yang berada di perairan Selat Sunda bersifat allometrik negatif, yang artinya pertumbuhan panjang lebih dominan daripada pertumbuhan bobot. Faktor kondisi ikan swanggi setiap bulannya berfluktuasi setiap


(36)

bulannya. Ikan swanggi betina memiliki kisaran faktor kondisi 0.8684-1.1442 dan ikan swanggi jantan berkisar pada 0.7150-1.2395. Berdasarkan rasio kelamin didapat hasil yang tidak ideal dengan perbandingan 1:1.052 yang artinya ikan betina lebih dominan tertangkap dibandingkan ikan swanggi jantan. Musim pemijahan ikan swanggi terjadi hampir setiap bulan yaitu Maret, Mei, Juni, Agustus, September, dan Oktober. Ukuran ikan swanggi betina dan jantan matang gonad pertama kali adalah sama yaitu terdapat pada selang ukuran panjang 124-142 mm. Sedangkan berdasarkan analisis teoritis ukuran matang gonad ikan swanggi betina berukuran 211 mm dan ikan swanggi jantan 268 mm. Fekunditas berkisar pada 10678-835805 butir. Pemijahan ikan swanggi secara sebagian atau bertahap (Ballerena 2012).

Ikan swanggi (❸❹ t❺❻ ❼nus ) di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP

Labuan memiliki 3 kelompok umur dan panjang ikan tersebar antara 100 292 mm. Ikan ini memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b sebesar 3,3525. Nilai parameter pertumbuhan model von Bertalanffy (K, L , t0) berturut-turut adalah

346,40; 0,17 dan 0,52. Berdasarkan analisis mortalitas dan model poduksi surplus didapat nilai mortalitas total (Z) 0,39; mortalitas alami (M) 0,23; mortalitas penangkapan (F) 0,16; eksploitasi (E) 0,42. Upaya penangkapan optimum (Fmsy) sebesar 587 trip penangkapan per tahun dengan jumlah tangkapan maksimum lestari (MSY) sebesar 17.200,86 kg ikan/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (TAC) sebesar 13.760,69 kg ikan /tahun. (Adilaviana 2012).

f. Kebiasaan makanan

Berdasarkan hasil analisis isi perut ikan swanggi menunjukkan bahwa udang-udangan merupakan makanan utama, ikan merupakan makanan sekunder atau pelengkap, dan rajungan, crustacea lain, gastropoda, chepalopod serta bivalvia merupakan makanan insidental atau tambahan dari ikan swanggi. Ikan swanggi jantan memiliki luas relung makanan yang lebih besar daripada ikan swanggi betina dan ikan berukuran besar memiliki luas relung makanan yang lebih besar daripada ikan berukuran kecil. Nilai tumpang tindih relung makanan menunjukkan bahwa semakin jauh perbedaan ukuran panjang tubuh ikan swanggi maka tumpang tindih makanannya akan semakin kecil (Rifai 2012).


(37)

g. Bioekonomi

Musim penangkapan ikan swanggi pada periode 2001-2007 terdapat pada awal musim peralihan I, awal dan akhir musim timur, awal musim peraihan II, dan akhir musim barat. Sedangkan pada periode 2010-2011 terdapat pada pertengahan hingga akhir musim peralihan I, awal musim timur, akhir musim peralihan II, dan awal musim barat. Daerah penangkapan ikan swanggi di Selat Sunda pada musim timur yaitu Carita, perjalanan menuju Sumur, dan 15-35 km ke arah P. Rakata. Pada musim peralihan II dan musim barat nelayan lebih banyak melakukan penangkapan di Teluk Labuan, Tg. Lesung, Sumur, dan P. Panaitan. Nilai parameter stok ikan swanggi (K, q, dan r) masing-masing sebesar 177311 kg/tahun, 0.02 kg/trip, dan 2.15 kg/tahun. Status pemanfaatan ikan swanggi di Selat Sunda sudah mengalami

❽ ❾ologi❿➀➁ ovginrfish dan onomi ovrfishing (Wulandari 2012).

h. Kondisi perikanan ikan swanggi di PPP Labuan

PPP Labuan sebagai pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten Pandeglang, disediakan pemerintah kepada masyarakat nelayan di sekitar Pandeglang untuk melakukan transaksi kegiatan perikanan. Ikan swanggi merupakan hasil tangkapan dominan kelima di Labuan (8.25%) setelah ikan kue (24.70%), kurisi (23.43%), kuniran (23.04%), dan kapasan (13.70%) (Gambar 4).

Gambar 4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan Sumber: Wulandari 2012 (olah data harian PPP Labuan tahun 2011)

Jenis ikan swanggi yang tertangkap adalah hus t Daerah penangkapan ikan swanggi meliputi pulau-pulau kecil (P. Liwungan, P. Sebesi, P. Panaitan, P. Papole), Carita, Sumur, Tanjung Alang-alang, Tanjung Lesung, dan

15-g. Bioekonomi

Musim penangkapan ikan swanggi pada periode 2001-2007 terdapat pada awal musim peralihan I, awal dan akhir musim timur, awal musim peraihan II, dan akhir musim barat. Sedangkan pada periode 2010-2011 terdapat pada pertengahan hingga akhir musim peralihan I, awal musim timur, akhir musim peralihan II, dan awal musim barat. Daerah penangkapan ikan swanggi di Selat Sunda pada musim timur yaitu Carita, perjalanan menuju Sumur, dan 15-35 km ke arah P. Rakata. Pada musim peralihan II dan musim barat nelayan lebih banyak melakukan penangkapan di Teluk Labuan, Tg. Lesung, Sumur, dan P. Panaitan. Nilai parameter stok ikan swanggi (K, q, dan r) masing-masing sebesar 177311 kg/tahun, 0.02 kg/trip, dan 2.15 kg/tahun. Status pemanfaatan ikan swanggi di Selat Sunda sudah mengalami

o lo g

i ovrfishing dan➂ ❿❿➀➁imono ovrfishing (Wulandari 2012).

h. Kondisi perikanan ikan swanggi di PPP Labuan

PPP Labuan sebagai pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten Pandeglang, disediakan pemerintah kepada masyarakat nelayan di sekitar Pandeglang untuk melakukan transaksi kegiatan perikanan. Ikan swanggi merupakan hasil tangkapan dominan kelima di Labuan (8.25%) setelah ikan kue (24.70%), kurisi (23.43%), kuniran (23.04%), dan kapasan (13.70%) (Gambar 4).

Gambar 4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan Sumber: Wulandari 2012 (olah data harian PPP Labuan tahun 2011)

Jenis ikan swanggi yang tertangkap adalah ➃➄❾➀ ❿➀➅➆hus t➀➇ Daerah

penangkapan ikan swanggi meliputi pulau-pulau kecil (P. Liwungan, P. Sebesi, P. Panaitan, P. Papole), Carita, Sumur, Tanjung Alang-alang, Tanjung Lesung, dan

15-24.70%

23.43% 23.04%

13.70%

8.25% 6.89% Kue

Kurisi Kuniran Kapasan Swanggi Jolod g. Bioekonomi

Musim penangkapan ikan swanggi pada periode 2001-2007 terdapat pada awal musim peralihan I, awal dan akhir musim timur, awal musim peraihan II, dan akhir musim barat. Sedangkan pada periode 2010-2011 terdapat pada pertengahan hingga akhir musim peralihan I, awal musim timur, akhir musim peralihan II, dan awal musim barat. Daerah penangkapan ikan swanggi di Selat Sunda pada musim timur yaitu Carita, perjalanan menuju Sumur, dan 15-35 km ke arah P. Rakata. Pada musim peralihan II dan musim barat nelayan lebih banyak melakukan penangkapan di Teluk Labuan, Tg. Lesung, Sumur, dan P. Panaitan. Nilai parameter stok ikan swanggi (K, q, dan r) masing-masing sebesar 177311 kg/tahun, 0.02 kg/trip, dan 2.15 kg/tahun. Status pemanfaatan ikan swanggi di Selat Sunda sudah mengalami

o lo g

i ovrfishing dan onomi ovrfishing (Wulandari 2012).

h. Kondisi perikanan ikan swanggi di PPP Labuan

PPP Labuan sebagai pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten Pandeglang, disediakan pemerintah kepada masyarakat nelayan di sekitar Pandeglang untuk melakukan transaksi kegiatan perikanan. Ikan swanggi merupakan hasil tangkapan dominan kelima di Labuan (8.25%) setelah ikan kue (24.70%), kurisi (23.43%), kuniran (23.04%), dan kapasan (13.70%) (Gambar 4).

Gambar 4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan Sumber: Wulandari 2012 (olah data harian PPP Labuan tahun 2011)

Jenis ikan swanggi yang tertangkap adalah hus t ➂➅➈ ➉➊ Daerah

penangkapan ikan swanggi meliputi pulau-pulau kecil (P. Liwungan, P. Sebesi, P. Panaitan, P. Papole), Carita, Sumur, Tanjung Alang-alang, Tanjung Lesung, dan


(38)

15-35 km arah Barat Laut dari Labuan dengan waktu tempuh 2-3 jam. Penangkapan ikan swanggi menggunakan alat tangkap jaring cantrang yang dioperasikan dengan menggunakan kapal motor berukuran 6-24 GT dan alat tangkap jaring rampus yang dioperasikan dengan menggunakan kapal motor berukuran 2-6 GT. Jenis tangkapan yang dihasilkan alat tangkap tersebut diantaranya ikan swanggi, pepetek, kurisi, kuniran, kapasan (Wulandari 2012).

4➋➌ ➋➍ ➎➏➐➑➏ ➒➓➔➐ ➑➔➐→ ➣→↔➏ ➒

Sistem informasi perikanan yang telah dibangun merupakan aplikasi perangkat lunak dengan basis sistem operasi m↕ ➙➛l➜ ➜ ➙➝ ➛wt dengan menggunakan

bahasa pemograman ➞y➟➜rtxt ➠➡➜pro➢➜ssor (PHP), ➤➥ ➦➥➙➥ ➝➜ ➝➜➜rvry➨➩➫

dengan tools ➠ ➞➠➧y➭➤➯in . Tahap dalam pengembangan sistem informasi

sumberdaya perikanan mengacu pada The Waterfall Model menurut Mulyanto (2008) yaitu terdiri dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan, tahap perancangan, tahap implementasi dan uji coba, serta tahap perawatan.

➌➋ ➲➔➳➔➵➣➐➸➏ →↔ ➣➑➔ → ➣

Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008). Tahap ini juga mengidentifikasi sistem yang telah ada dan sistem baru yang akan dikembangkan. Sistem yang telah ada adalah sistem identifikasi ikan yang masih menggunakan buku identifikasi dan buku informasi sumberdaya ikan, dan sistem yang akan dikembangkan adalah terkomputerisasi serta berbasismobile web.

➺➋ ➲➔➳➔➵➔➐➔lisa kebutuhan

Sistem ini bertujuan untuk menampilkan langkah-langkah identifikasi ikan serta menampilkan informasi deskripsi ikan, kondisi perairan pengambilan contoh, aspek pengkajian stok ikan, aspek reproduksi, aspek kebiasaan makanan, dan aspek bioekonomi. Data yang dibutuhkan berasal dari data hasil penelitian ikan di Banten, data identifikasi ikan diperoleh dari buku FAO (Food and Agriculture Organization)


(39)

ikan laut ekonomis penting di Indonesia oleh Peristiwady (2006). Analisa kebutuhan dari aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisa kebutuhan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)

➻➼➽➾ ➚➪utu ➶➼➪ ➹➹➪ ➚u (user)

Identifikasi Ikan

 Langkah-langkah identifikasi suku  Langkah-langkah identifikasi spesies  Spesies ikan

 Istilah umum  Istilah teknis

 ➻➼➽➾ ➚➪utu ➶➼➪ ➹➹➪ ➚u (user)

Informasi Ikan

 Informasi deskripsi ikan

 Infomasi aspek pengkajian stok ikan  Informasi aspek reproduksi

 Informasi aspek kebiasaan makanan  Informasi aspek bioekonomi  Informasi studi pustaka

Analisis langkah-langkah identifikasi famili diperlukan untuk mendapatkan jenis famili ikan yang akan diidentifikasi. Analisis langkah-langkah identifikasi spesies diperlukan untuk mendapatkan spesies ikan. Setelah pengguna mengetahui jenis ikan yang telah diidentifikasi maka pengguna dapat mencari informasi selanjutnya yang telah disediakan dalam aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan pada menu informasi umum. Kebutuhan informasi akan morfologi, meristik, habitat, distribusi, alat tangkap, aspek pengkajian stok ikan, aspek reproduksi, aspek kebiasaan makanan dan aspek bioekonomi, kondisi perairan, dan kondisi perikanan dari ikan telah disediakan pada aplikasi ini. Komponen-komponen dalam sistem informasi identifikasi ikan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pelaku sistem terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan.

➶➼laku Sistem Kebutuhan Pelaku Sistem

User

Dinas Perikanan

Mempermudahkan penyimpanan dan menampilkan data

 Pengambilan keputusan Pengguna data dan informasi

(akademisi, peneliti atau

pemerintah)

Kemudahan memperoleh data dan informasi sesuai dengan kebutuhan  Pengambilan keputusan


(40)

3. Tahap perancangan sistem a. Diagram blok

Cara kerja Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram blok yang terdapat pada Gambar 5. Komponen-komponen yang terlibat di dalam sistem terdiri dari lima macam, yaitu:

1. Administrator, berperan untuk mengatur segala proses pengelolaan data yang sudah terpusat. Administrator dapat melakukan penambahan, penghapusan, perubahan dan penyimpanan data. Kemudian sistem akan menyimpan data tersebut ke dalam ➘➴ ➷➴ ➬➴ ➮ ➱ yang dapat dipergunakan oleh ✃➮➱r menjadi sebuah

informasi.

2.User, merupakan pengguna dapat mengakses FISH untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang berasal daridatabaseyang sudah dibangun.

3. Database, merupakan gudang data tempat terakhir data disimpan. Dalam

database dilakukan pembagian data berdasarkan kelompok-kelompok data yang sejenis sehingga data tidak bercampur dan tersusun dengan baik.

4. Informasi, merupakan data yang terdapat dalam FISH sesuai dengan kebutuhan

user.

5. FISH, dirancang agar dapat menerima data masukan dari administrator dan kemudian menyimpannya ke dalam database. FISH juga dirancang agar dapat menerima permintaan tertentu yang dilakukan oleh user untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkannya yang berasal daridatabase.


(41)

b. Diagram alir data

Mendapatkan famili ikan dan spesies ikan yang sesuai dan cepat merupakan pemecahan masalah yang diharapkan dalam proses identifikasi famili dan spesies. Pada tahap ini pemecahan masalah tersebut dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah. Algoritma dibutuhkan untuk memerintah komputer mengambil langkah-langkah tertentu dalam menyelesaikan masalah. Gambar 6 merupakan diagram alir (flow❐❒❮ ❰ Ï ) proses dalam

identifikasi famili dan spesies ikan.

Gambar 6.ÐÑow❐❒❮❰ Ï proses identifikasi famili dan spesies ikan


(42)

Pada saat pertama kali program dijalankan pengguna akan ditampilkan dua pertanyaan. Pengguna harus memilih salah satu dari pertanyaan, setelah itu pengguna memilih semua pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sampai spesies yang dimaksud ditemukan. Jika hasil yang didapatkan tidak sesuai maka pengguna dapat kembali ke pertanyaan awal inilah yang disebut pernyataan (Ò ÓÔst mÔnt ) pengulangan

pertanyaan (looping quÔstion ). Kotak yang berwarna abu-abu pada Gambar 6

merupakan daerah pengulangan pertanyaan.

Algoritma aplikasi FISH dapat digambarkan dengan diagram alir (ÕÖÒ×Óflow ). Diagram alir untuk mendapatkan famili Priacanthidae terdapat pada

Lampiran 2. Diagram alir untuk mendapatkan mendapatkan spesies Ø×ÒÕi ÒÙÓhus

t

Ò ÚÔnus terdapat pada Lampiran 3.

c. Pengolahan basis data

Pada tahap desain ÛÒÓÒ ÜÒ Ý Ô dapat digambarkan melalui ÞÙÓity Relation

Diagram(Gambar 7). Pembuatan disain database sesuai dengan analisis kebutuhan sistem yang telah ditentukan. Penyusunan tabel yang dibutuhkan untuk sistem informasi identifikasi ikan merupakan bentuk awal dari pembentukan desain

database. Kemudian menentukan masing-masing field dari setiap tabel, field dari masing-masing dapat sama atau berulang.

Hubungan relasi antar tabel pada Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan adalah hubungan relasione to one (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung banyak data pada tabel B) dan one to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa pada tabel A memiliki satu record yang cocok dengan satu

recordpada tabel B). Antar tabel dihubungkan oleh suatu kunci atauprimary key. Data dalam Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) ini disimpan dengan menggunakan database server MySQL, editing query menggunakan

PhpMyAdmin. Data tersebut tersimpan dalam 26 jenis tabel (Lampiran 4). Seluruh tabel memiliki struktur seperti pada Tabel 3.


(43)

(44)

Tabel 3. Tabel padaå æçæ èæ é ê ëì ë íî í tíïðl Deskripsi

1 t_kingdom Nama-nama kingdom

2 t_filum Nama-nama filum

3 t_kelas

DeskripsiNama-nama kingd Nama-nama kelas

4 t_ordo Nama-nama kelas

5 t_suku Nama-nama suku

6 t_genus Nama-nama genus

7 t_spesies Nama-nama spesies

8 t_ikan Gambar ikan, deskripsi ikan, nama lokal ikan, nama FAO ikan.

9 t_identifikasi Berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan spesies ikan 10 t_identifikasi_spesies Gabungan kode dari kode spesies dan langkah identifikasi spesies 11 t_identifikasi_famili Berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan suku ikan 12 t_identifikasi_famili2 Gabungan kode dari kode suku dan langkah identifikasi suku 13 t_deskripsi Deskripsi umum morfologi dan morfometri ikan, habitat dan

distribusi, alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tersebut, gambar ikan, gambar distribusi, dan gambar alat tangkap 14 t_informasi Deskripsi kondisi perairan Banten, Selat Sunda, Labuan, kondisi

perikanan ikan tertentu dan gambar peta lokasi penelitian

15 t_stok Deskripsi sebaran frekuensi panjang, pertumbuhan, hubungan

panjang dan bobot, mortalitas dan laju eksploitasi, model surplus produksi, dan pengelolaan sumberdaya perikanan dan gambar. 16 t_reproduksi Deskripsi rasio kelamin, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad,

indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur dan gambar. 17 t_kebiasaan_makan Deskripsi indeks isi lambung, komposisi makanan, luas relung

makanan, tumpang tindih relung makanan dan gambar.

18 t_bioekonomi Deskripsi hasil tangkapan dan harga ikan, upaya penangkapan, tangkapan per satuan upaya, pola musim penangkapan, bioekonomi, rezim pengelolaan perikanan opñnòó óñsss , rezim pengelolaan perikanan MSY, rezim pengelolaan perikanan MEY, dan gambar.

19 t_kamus Istilah-istilah umum identifikasi ikan

20 t_istilah Istilah-istilah (kepala, badan, ekor, sirip, dan sisik) identifikasi ikan 21 t_pengukuran Deskripsi cara pengukuran dalam identifikasi ikan

22 t_login ô òoõsswr danñusrnòöñ administrator

23 t_db_bioekonomi Data dari parameter-parameter pada aspek bioekonomi 24 t_db_kebiasaanmakan Data dari parameter-parameter pada aspek kebiasaan makanan 25 t_db_reproduksi Data dari parameter-parameter pada aspek reproduksi

26 t_db_stok Data dari parameter-parameter pada aspek stok

d. Desain tampilan

Desain tampilan dapat dilakukan setelah tahap analisis kebutuhan dan perancangan sistem telah dilakukan. Tahap desain tampilan dapat diartikan sebagai tahap setelah analisis sistem, pendefinisian kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk (Jogiyanto, 1999). Tahap desain tampilan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas pada tahap implementasi sistem.


(45)

Desain struktur tampilan program terdapat dua macam, yaitu desain tampilan untuk pengguna (÷ø ùr) dan desain tampilan untuk administrator. Terdapat lima menu

utama untuk sistem informasi ikan yaitu menu identifikasi, menu informasi umum, menu kamus, menu bantuan dan menu tentang. Rancangan dari aplikasi FISH terdapat pada Gambar 8.


(46)

Desain tampilan untuk menu administrator hanya terdapat satu menu utama yaitu menu informasi (Gambar 9). Perancangan desain tampilan pada aplikasi FISH menggunakan bahasa pemograman HTML, CSS dan Javascript.

Gambar 9. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan untuk kebutuhan administrator

5. Tahap implementasi dan uji coba a. Implementasi

Tahapan implementasi sistem mencakup úûü ýng (pengkodean program) dan

instalasi (pemasangan program). Program aplikasi dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman þÿy rtxt ✁✂ ÿ ✂ûú rsso (PHP) dan ü✄☎ ✄✆ ✄✝ ✝ rvry✟✠ ✡ .

Contoh pengkodean aplikasi FISH disajikan pada Lampiran 5.

Data dan informasi dimasukkan ke dalam fi lü yang telah disediakan pada

aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pemasukan data ini dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off -line (tahap komputer tidak


(47)

langsung terhubung ke int☛☞ ✌☛t ) (Dinamika 2003). Pada tahap pertama data

dimasukkan ke dalam ruang-ruang penyimpanan yang disebut tabel (✍✎ri✏✑✎ ) dan

selanjutnya informasi tersebut dapat dicari atau diambil kembali dengan menerapkan prosesquerydengan menggunakanediting query PHPMyAdmin, setelah semua data dimasukkan dilanjutkan dengan pemindahan file ke dokumen dengan format php

dengan menggunakan bahasa pemrogramanHypertext Preprocessor(PHP). Website

yang telah selesai dirancang akan dikirim ke server internet, proses ini dinamakan

upload.

b. Uji coba

Setelah desain dan perancangan sistem selesai dilakukan, untuk mengetahui sistem ini sudah berjalan dengan baik atau sesuai dengan output yang diinginkan, dilakukan tahap uji coba terhadap sistem. Pengujian pada aplikasi FISH dilakukan dengan pengujian kotak hitam (black box). Pengujian kotak hitam didasarkan pada analisis spesifikasi program tanpa mengacu pada internal program. Tujuannya adalah untuk menguji seberapa baik komponen sesuai dengan persyaratan diterbitkan untuk komponen. Uji coba kotak hitam memastikan input yang benar diterima dan output benar diproduksi memperhatikan sedikit atau tidak dengan struktur logis internal sistem (Khan 2010).

Proses uji coba dilakukan dengan menggunakan data identifikasi ikan dan informasi umum dari spesies Priachantus tayenus. Data identifikasi ikan diperoleh dari FAO (1999 dan 2001) dan buku ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia oleh Peristiwady (2006) serta data informasi umum diperoleh dari data hasil penelitian ikan swanggi oleh Adilavian (2012), Ballerena (2012), Rifai (2012) dan Wulandari (2012). Hasil uji coba sistem dapat akan menyajikan ketidakcocokan ataupun kesalahan. Kesalahan dalam proses uji coba aplikasi dapat berasal dari sistem penyimpanan data (database), pengkodean (coding)ataupun prosedural. 6. Tahap perawatan

Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008). Tahap perawatan dapat dilakukan sebulan sekali dengan melakukan monitoring terhadap aplikasi agar tidak terjadi


(1)

Lampiran 6. Tabel spesies

P◗ ❘❙_spesies spesies id_genus

1 sp1 Dussumieria acuta gns5

2 sp3 Dussumieria elopsoides gns5

3 sp2 Spratelloides delicatulus gns14

4 sp4 Spratelloides robustus gns14

5 sp5 Spratelloides gracilis gns14

6 sp6 Spratelloides lewisi gns14

7 sp7 Sardinops neopilchardus gns13

8 sp8 Escualosa thoracata gns6

9 sp9 Escualosa elongata gns6

10 sp10 Herklotsichthys koningsbergeri gns7

11 sp11 Herklotsichthys lippa gns7

12 sp12 Herklotsichthys quadrimaculatus gns7

13 sp13 Herklotsichthys collettei gns7

14 sp14 Herklotsichthys dispilinotus gns7

15 sp15 Herklotsichthys gotoi gns7

16 sp16 Herklotsichthys castelnaui gns7

17 sp17 Herklotsichthys blackburni gns7

18 sp18 Amblygaster sirm gns1

19 sp19 Amblygaster clupeoides gns1

20 sp20 Amblygaster leiogaster gns1

21 sp21 Sardinella lemuru gns12

22 sp22 Sardinella gibbosa gns12

23 sp23 Sardinella atricauda gns12

24 sp24 Sardinella fimbriata gns12

25 sp25 Sardinella albella gns12

26 sp26 Sardinella melanura gns12

27 sp27 Sardinella marquesensis gns12

28 sp28 Sardinella fijiense gns12

29 sp29 Sardinella brachysoma gns12

30 sp30 Sardinella richardsoni gns12

31 sp31 Corica gns4

32 sp33 Clupeichthys gns8

33 sp34 Hyperlophus translucidus gns43

34 sp35 Hyperlophus vittatus gns43

35 sp36 Clupanodon thrissa gns3

36 sp37 Nematalosa galatheae gns11

37 sp38 Nematalosa nasus gns11

38 sp39 Nematalosa erebi gns11

39 sp40 Nematalosa come gns11


(2)

Lampiran 6. (Lanjutan)

❚❯ ❱❲_spesies spesies id_genus

41 sp42 Nematalosa flyensis gns11

42 sp43 Nematalosa japonica gns11

43 sp44 Nematalosa vlaminghi gns11

44 sp45 Anodontostoma thailandiae gns2

45 sp46 Anodontostoma chacunda gns2

46 sp47 Anodontostoma selangkat gns2

47 sp48 Hilsa kelee gns9

48 sp49 Tenualosa reevesii gns15

49 sp50 Tenualosa macrura gns15

50 sp51 Tenualosa toli gns15

51 sp52 Pristigenys meyeri gns20

52 sp53 Pristigenys niphonia gns20

53 sp54 Cookeolus japonicus gns16

54 sp55 Heteropriacanthus cruentatus gns18

55 sp56 Priacanthus tayenus gns19

56 sp57 Priacanthus hamrur gns19

57 sp58 Priacanthus prolixus gns19

58 sp59 Priacanthus zaiserae gns19

59 sp60 Priacanthus sagittarius gns19

60 sp61 Priacanthus blochii gns19

61 sp62 Priacanthus alalaua gns19

62 sp63 Priacanthus macracanthus gns19

63 sp64 Priacanthus fitchi gns19

64 sp65 Scolopsis ciliatus gns25

65 sp66 Scolopsis xenochrous gns25

66 sp67 Scolopsis bilineatus gns25

67 sp68 Scolopsis vosmeri gns25

68 sp69 Scolopsis temporalis gns25

69 sp70 Upeneus asymmetricus gns29

70 sp71 Scolopsis trilineatus gns25

71 sp72 Scolopsis margaritifer gns25

72 sp73 Scolopsis lineatus gns25

73 sp74 Scolopsis taeniopterus gns25

74 sp75 Scolopsis affinis gns25

75 sp76 Scolopsis auratus gns25

76 sp77 Scolopsis monogramma gns25

77 sp78 Scaevius milii gns24

78 sp79 Nemipterus virgatus gns21

79 sp80 Nemipterus nematophorus gns21

80 sp81 Nemipterus peronii gns21


(3)

Lampiran 6. (Lanjutan)

❳❨ ❩❬_spesies spesies id_genus

82 sp83 Nemipterus thosaporni gns21

83 sp84 Nemipterus japonicus gns21

84 sp85 Nemipterus marginatus gns21

85 sp86 Nemipterus aurifilum gns21

86 sp87 Nemipterus zysron gns21

87 sp88 Nemipterus bathybius gns21

88 sp89 Nemipterus balinensis gns21

89 sp90 Nemipterus nemurus gns21

90 sp91 Nemipterus vitiensis gns21

91 sp92 Nemipterus balinensoides gns21

92 sp93 Nemipterus theodorei gns21

93 sp94 Nemipterus aurora gns21

94 sp95 Nemipterus celebicus gns21

95 sp96 Nemipterus furcosus gns21

96 sp97 Nemipterus gracilis gns21

97 sp98 Nemipterus isacanthus gns21

98 sp99 Nemipterus hexodon gns21

99 sp100 Nemipterus nematopus gns21

100 sp101 Nemipterus mesoprion gns21

101 sp102 Nemipterus tambuloides gns21

102 sp103 Parascolopsis eriomma gns22

103 sp104 Parascolopsis tosensis gns22

104 sp105 Parascolopsis rufomaculatus gns22

105 sp106 Parascolopsis melanophrys gns22

106 sp107 Parascolopsis tanyactis gns22

107 sp108 Parascolopsis inermis gns22

108 sp109 Pentapodus emeryii gns23

109 sp110 Pentapodus paradiseus gns23

110 sp111 Pentapodus setosus gns23

111 sp112 Pentapodus bifasciatus gns23

112 sp113 Pentapodus caninus gns23

113 sp114 Pentapodus porosus gns23

114 sp115 Pentapodus nagasakiensis gns23

115 sp116 Pentapodus trivittatus gns23

116 sp117 Pentapodus sp. gns23

117 sp118 Mulloidichthys pflugeri gns26

118 sp119 Mulloidichthys mimicus gns26

119 sp120 Mulloidichthys flavolineatus gns26

120 sp121 Mulloidichthys vanicolensis gns26

121 sp122 Parupeneus barberinus gns27


(4)

Lampiran 6. (Lanjutan)

❭❪ ❫❴_spesies spesies id_genus

123 sp124 ❵❛❜ ❝ ❞❡❢❡us jansenii gns27

124 sp125 Parupeneus heptacanthus gns27

125 sp126 Parupeneus bifasciatus gns27

126 sp127 Parupeneus multifasciatus gns27

127 sp128 Parupeneus moffitti gns27

128 sp129 Parupeneus indicus gns27

129 sp130 Parupeneus cyclostomus gns27

130 sp131 Parupeneus pleurostigma gns27

131 sp132 Parupeneus barberinoides gns27

132 sp133 Parupeneus ciliatus gns27

133 sp134 Parupeneus spilurus gns27

134 sp135 Parupeneus biaculeatus gns27

135 sp136 Upeneus asymmetricus gns29

136 sp137 Upeneus filifer gns29

137 sp138 Upeneus sundaicus gns29

138 sp139 Upeneus sulphureus gns29

139 sp140 Upeneus moluccensis gns29

140 sp141 Upeneus quadrilineatus gns29

141 sp142 Upeneus vittatus gns29

142 sp143 Upeneus subvittatus gns29

143 sp144 Upeneus arge gns29

144 sp145 Upeneus tragula gns29

145 sp146 Scomber japonicus gns40

146 sp147 Scomber australasicus gns40

147 sp148 Rastrelliger faughni gns38

148 sp149 Rastrelliger brachysoma gns38

149 sp150 Rastrelliger kanagurta gns38

150 sp151 Grammatorcynus bicarinatus gns35

151 sp152 Grammatorcynus bilineatus gns35

152 sp153 Acanthocybium solandri gns30

153 sp154 Scomberomorus sinensis gns41

154 sp155 Scomberomorus commerson gns41

155 sp156 Scomberomorus multiradiatus gns41

156 sp157 Scomberomorus munroi gns41

157 sp158 Scomberomorus guttatus gns41

158 sp159 Scomberomorus koreanus gns41

159 sp160 Scomberomorus lineolatus gns41

160 sp161 Scomberomorus queenslandicus gns41

161 sp162 Scomberomorus semifasciatus gns41

162 sp163 Allothunnus fallai gns31


(5)

Lampiran 6. (Lanjutan)

❣❤ ✐❥_spesies spesies id_genus

164 sp165 Cybiosarda elegans gns33

165 sp166 Gymnosarda unicolor gns36

166 sp167 Auxis thazard thazard gns32

167 sp168 Auxis rochei rochei gns32

168 sp169 Katsuwonus pelamis gns37

169 sp170 Euthynnus affinis gns34

170 sp171 Thunnus maccoyii gns42

171 sp172 Thunnus alalunga gns42

172 sp173 Thunnus obesus gns42

173 sp174 Thunnus albacares gns42

174 sp175 Thunnus tonggol gns42


(6)

Nimas Utariningsih. C24080077. Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten). Dibawah bimbingan Mennofatria Boer dan Yonvitner.

Labuan merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan di kabupaten Pandeglang, Banten. Jumlah tangkapan ikan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan Labuan Banten berfluktuasi dan bervariasi yang terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Banyak jenis ikan yang belum tercatat atau belum teridentifikasi jumlah jenisnya secara baik. Proses pendataan, pengumpulan data, dan penyimpanan data belum dilakukan secara baik. Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pengelolaan data dengan sistem data yang tertata baik. Atas pertimbangan diatas penulis membuat sistem informasi yang akan mampu menampilkan informasi sumberdaya ikan. Tujuan penelitian ini adalah membuat tampilan kunci identifikasi ikan, tampilan informasi umum sumberdaya ikan yang berbasismobile webdan membuat sarana penyimpanan informasi sumberdaya ikan.

Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2011 hingga Juni 2012. Metode dalam pembuatan aplikasi ini mengacu pada siklus pengembangan sistem dengan modelWaterfall, yaitu terdiri dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan, tahap perancangan, tahap implementasi & uji coba serta tahap perawatan (Mulyanto 2008).

Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang berbasis

mobile web agar pengguna dapat mudah mengakases aplikasi ini lewat komputer, laptop dan handphone. Aplikasi FISH menggunakan database server MySQL versi 5.5.8 dengan editing query menggunakan PhpMyAdmin versi 3.3.9 yang dapat langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext Preprocessor) versi 5.3.5. Situs web dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam browser internet

(Mozilla FirefoxatauInternet Explorer).

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diberi judul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pada aplikasi FISH terdapat lima menu utama, yaitu menu Identifikasi, menu Informasi Umum, menu Kamus, menu Bantuan dan menu Tentang. Aplikasi ini juga menyediakan form untuk administrator agar dapat melakukan proses memperbaiki, menghapus dan memperbaharui data. FISH merupakan sarana untuk menyajikan langkah-langkah dalam identifikasi famili dan spesies serta menyediakan informasi tentang kondisi perairan penelitian, kondisi perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi ikan, stok ikan, kebiasaan makanan ikan, dan bioekonomi ikan. Informasi dan data yang tersedia hanya sebagai basis data untuk menunjang rencana pengelolaan perikanan. Oleh karena itu, diharapkan aplikasi FISH dapat memenuhi kebutuhan akan informasi sebagai acuan dalam pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan. Aplikasi FISH dapat diakses di situs web


Dokumen yang terkait

Kajian Stok Ikan Swanggi Priacanthus tayenus (Richardson 1846) Di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan di PPP Labuan, Pandeglang Banten

1 13 157

Pola Musiman Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1846) di Labuan, Kabupaten Pandeglang, BantenPola Musiman Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1846) di Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten

0 12 157

Kebiasaan Makanan Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1846) yang didaratkan di PPP Labuan, Banten

4 30 125

Pola Reproduksi Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus, Richardson 1846) Yang Didaratkan di PPP Labuan Banten

1 13 166

. Kajian Biologi Reproduksi Ikan Swanggi (Priacanthus Tayenus Richardson, 1846) Di Perairan Selat Sunda Yang Didaratkan Di Ppp Labuan, Banten

1 5 36

Kajian Stok Ikan Swanggi (Priacanthus Tayenus Richadson, 1846) Di Perairan Selat Sunda Yang Didaratkan Di Ppp Labuan, Banten

0 6 36

Pengelolaan Perikanan Kembung (Genus: Rastrelliger) di Perairan Selat Sunda yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten

1 6 89

Penerapan Augmented Reality dalam Sistem Informasi Sumber Daya Perikanan Berbasis Android (Kasus: Ikan Pari Totol Biru Neotrygon kuhlii yang didaratkan di PPP Labuan, Banten)

1 8 39

Dinamika Populasi Sumberdaya Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus, Richardson 1846) di Perairan Selat Sunda.

4 24 41

DINAMIKA POPULASI IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) DI PERAIRAN TANGERANG – BANTEN POPULATION DYNAMIC OF PURPLE SPOTTED BIGEYE (Priacanthus tayenus) IN TANGERANG WATERS – BANTEN

0 0 9