2.7 Ketepatan Peramalan
Ketepatan peramalan adalah suatu hal yang sangat mendasar dalam peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu penolakan untuk
memilih suatu metode peramalan. Dalam pemodelan deret berkala time series dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan
datang, untuk menguji kebenaran ramalan ini digunakan ketepatan ramalan. Beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji ketepatan ramalan antara lain :
1. ME Mean Eror Nilai Tengah Kesalahan
N e
ME
N t
t
∑
=
=
1
2. MSE Mean Square Eror Nilai Tengah Kesalahan
N e
MSE
N t
t
∑
=
=
1 2
3. MAE Mean Absolut Eror Nilai Tengah Kesalahan Eror
N e
MAE
N t
t
∑
=
=
1
4. MAPE Mean Absolute Persentage Eror Nilai Tengah Kesalahan Persentase
Absolut
Universitas Sumatera Utara
N PE
MAPE
N t
t
∑
=
=
1
,
100
−
=
t t
t t
X F
X PE
5. MPE Mean Persentage Eror Nilai Tengah Kesalahan Persentase
N PE
MPE
N t
t
∑
=
=
1
Dimana ; E
t
= X
t
– F
t
kesalahan periode ke- t X
t
= data aktual pada periode ke- t F
t
100
−
=
t t
t t
X F
X PE
= nilai peramalan pada periode ke- t
kesalahan persentase pada periode ke- t
N = banyaknya periode waktu
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
SEJARAH DAN STRUKTUR BPS INDONESIA
3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik
Kantor Badan Pusat Statistik BPS provinsi Indonesia merupakan lembaga pemerintahan non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada presiden.
Badan Pusat Statistik ini sudah berdiri sejak Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda. Banyak perubahan yang terjadi dalam BPS sejak berdiri, baik pada masa
Hindia Belanda, Jepang, masa kemerdekaan, masa orde baru, hingga sekarang ini.
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan februari tahun 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur
Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan Direktur Van Land bow Nijeverheid En
Universitas Sumatera Utara
Handel dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini bertugas untuk mengolah dan
mempublikasikan data statistik.
Pada tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap – tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk
merencanakan tindakan – tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik Indonesia.
Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor De Statistic CKS atau kantor statistik dan dipindahkan ke
Jakarta. Kebudian beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen IUA yang sekarang
disebut sebagai kantor bea cukai.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni tahun 1994 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.
Pada masa ini CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitu Gunseikanbu.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana
kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia. Tahun 1946, KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari
Perjanjian Linggarjati. Sementara pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. Berdasrkan surat edaran kementrian kemakmuran
tanggal 12 Juli 1950 nomor 219S. C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS yang bertanggungjawab pada kemakmuran.
Dengan surat Menteri Perekonomian tanggai 1 Maret 1952 nomor P 44, lembaga KPS bertanggung jawab pada perekonomian. Kemudian keputusan Menteri
Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 nomor 18.009 M, KPS dibagi menjadi 2 bagian penyelenggara tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan presiden nomor 131 tahun 1957, kementerian ekonomi dipecah menjadi kementerian perindustrian. Kemudian keputusan presiden nomor 172
tahun 1957 terhitung mulai 1 Juni 1957, KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan seluruh hal yang berhubungan dengan statistik menjadi tanggung jawab dan
wewenang perdana menteri.
Universitas Sumatera Utara
3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang
Pada pemerintahan orde baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap,
tepat, akurat dan terpercaya mulai dilakukan pembenaran organisasi Biro Pusat statistik. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat kali
perubahan struktur organisasi, yaitu : 1 Peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat
Statistik 2 Peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik
3 Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan, dan tata kerja Biro Pusat Statistik
4 Undang – undang nomor 16 tahun 1997 tentang statistik 5 Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat
Statistik 6 Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik nomor 100 tahun 1998 tentang organisasi
dan tenaga kerja Badan Pusat Statistik 7 Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.
Pada tahun 1968 ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1968 yaitu mengatur organisasi dan tata kerja di pusat di daerah. Tahun 1980 peraturan
Pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah nomor 16 tahun 1968, di setiap provinsi terdapat cabang perwakilan Badan Pusat Statistik. Pada tanggal 19 Mei 1997 ditetapkan statistik sebatgai
pengganti Undang – undang nomor 6 dan nomor 7 tentang sensus dan statistik dan pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden, Statistik ditetapkan untuk
mengatur tata kerja dan struktur organisasi Badan Pusat Statistik yang baru.
3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik