PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI EKSPONEN KELAS X SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN T.A 2016/2017.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI EKPONEN DI KELAS X
SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN T.A 2016/2017

Oleh :
Ridha Lestari
NIM.4123311044
Pendidikan Matematika

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii


RIWAYAT HIDUP
RIDHA LESTARI Dilahirkan di Medan, pada tanggal 22 Januati 1995.
Ibu bernama DARSIAH dan Ayah bernama SUARNO, dan merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk TK Al-Fajar Medan
dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan sekolah SD
Budi Mulia Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah SMP Negeri 24 Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada
tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah SMA Negeri 19 Medan dan lulus pada
tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI EKSPONEN
KELAS X SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN
T.A 2016/2017
Ridha Lestari

(NIM 41233110144)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
bagaimana gambaran kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
“Eksponen” di kelas X SMK Tritech Informatika Medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan kendala dan kesulitan
yang dialami siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam eksponen. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-TKJ SMK Tritech Informatika Medan
yang berjumlah 25 orang. Yang menjadi objek penelitian ini adalah model
pembelajaran Group Investigation (GI) untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas X-TKJ SMK Tritech Informatika Medan. Instrumen penelitian
dalam mengumpulkan data adalah tes awal, tes berpikir kreatif, dan observasi.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Dari tes awal yang diperoleh nilai ratarata 2,04 dengan tingkat ketuntasan 20%. Dari tes berpikir kreatif I yang diperoleh
nilai rata-rata 2,45 dengan tingkat ketuntasan adalah 44%. Dari tes berpikir kreatif
II yang diperoleh nilai rata-rata 3,22 degan tingkat ketuntasan belajar 84%.
Berdasarkan hasil observasi guru yang dilakukan observer diperoleh
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk

dalam kategori baik dengan nilai 80,33. Siklus II dalam kategori baik dengan nilai
92,85.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan penerapan model pembelajaran
Group Investigation (GI) dapat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi
eksponen tahun ajaran 2016/2017.
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation, Berpikir Kreatif.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada
Materi

Eksponen


Kelas

X

Smk

Tritech

Informatika

Medan

T.A 2016/2017”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada
Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak, Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Dr. Edy Surya,
M.Si dan Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd yang telah memberikan masukan dan

saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terma kasih disampaikan kepada Ibu Dra.Katrina Samosir, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing Akdemik dan kepada Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu selama
penelitian ini. Pengulangan juga disampaikan kepada Bapak dan Ibu guru sekolah
SMK Tritech Informatika yang telah membantu selama penelitian. Dan tak lupa
pula saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah banyak
berkorban demi saya, yang tak pernah putus doanya untuk saya. Teruktuk sahabat
saya Yohanna Lubis dan Iko Mustafa Boangmanalu terima kasih sudah banyak
membantu saya selama perkuliahan, nyontek bareng punya Rizki Kurniawan,
makan bareng, nonton bahkan ngerjain iko jadi bahan percobaan untuk cuci muka
pake air rebusan jengkol (benar terjadi karna si paok ini percaya klo jengkol bisa
buat muka kinclong) baik suka maupun duka kita lewati bertiga kangen masa
kuliah dulu. Buat Azizul Adhar Lubis terima kasih sudah menemani dan

v

membantu baik dalam perkuliahan maupun diluar perkuliahan, terima kasih juga
udah sabar menghadapi saya, memahami kesibukan saya yg sok sibuk. Buat
Helmi si LANDONG teman PPL adiknya Dijah Yellow (karna suka warna

KUNING) terima kasih telah membantu dalam proses percetakan Skripsi dengan
harga OKE. Dan buat teman-teman sekelas saya selain dari 2 sahabat saya yaitu
Sri Wahyuni (si odats yang selalu buat onar dikelas) yang selalu siaga
mengangkat telponnya untuk dengari curhat saya tentang skripsi ataupun
kegalauan saya yang sama sekali gak ada pentingnya, Khairun Nissya dan Nur
Syamsiah Nst yang telah meminjamkan semua buku-bukunya saat saya seminar
dan sidang (karena saya tak punya buku hahaaa), Fauziah Rafika Husna yang
udah minjami kartu perpusnya selama 2 bulan setelah sidang hehee. Wulandari
yang selalu ngirim file-filenya (padahal sinyalnya susah amat d kampungnya
hahaa). Dan teman sekelas EKS.B 2012 Matematika saya yang tidak bisa saya
sebutkan satu-satu kalian semua tidak akan melupakan kalian.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahas, untuk ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis


Ridha Lestari
NIM. 4123311044

2017

vi

DAFTAR ISI
Halaman
LembarPengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii


Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

DaftarGambar

ix

Daftar Tabel

x

DaftarLampiran

xii


BAB I PENDAHULUAN

1

1.1. LatarBelakangMasalah

1

1.2. IdentifikasiMasalah

8

1.3. BatasanMasalah

8

1.4. RumusanMasalah

8


1.5. TujuanPenelitian

9

1.6. ManfaatPenelitian

9

1.7. DefenisiOperasional

10

BAB II TINJAUAN TEORITIS

12

2.1Kerangka Teoritis

12


2.1.1 Belajardan Pembelajaran Matematika

12

2.1.2 Model pembelajaran

14

2.1.3 PembelajaranKooperatif

16

2.1.4 ModelPembelajaranKooperatif Tipe Group Investigation (GI)

20

2.1.5 Kemampuan Berpikir Kreatif

25

2.2Media Ms. Power Point

32

2.3Materi Eksponen

37

vii

2.4Penelitian Yang Relevan

45

2.5 KerangkaKonseptual

46

BAB III METODE PENELITIAN

48

3.1.JenisPenelitian

48

3.2.Lokasi Dan WaktuPenelitian

48

3.3.Subjek Dan ObjekPenelitian

48

3.4.ProsedurPenelitian

49

3.5.InstrumenPenilian

52

3.5.1TesKemampuanBerpikirKreatif

52

3.5.2Lembar ObservasiAktivitasSiswa

53

3.5.3LembarObservasiKemampuan Guru Mengelola
PembelajaranMelaluiPenerapanGroup Investigation (GI)
3.6.TeknikAnalisis Data

54
54

3.6.1 Analisis Data TesKemampuanBerpikirKreatif

54

3.6.2 Analisis Data ObservasiAktivitasSiswa

57

3.6.3 Analisis Data ObservasiKemampuan Guru Mengelola
PembelajaranMelaluiPenerapanGroup Investigation(GI)
3.6.4KriteriaKeberhasilanLembarAktivitasSiswa

58
59

3.7.IndikatorKeberhasilan

59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

61

4.1Hasil Penelitian Pada Siklus I

61

4.1.1 Permasalahan I

61

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemcahan)

64

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I

65

4.1.4 Tahap Observasi I

66

4.1.5 Analisis Data Siklus I

67

4.1.6 Refleksi I

73

viii

4.2Hasil Penelitian Pada Siklus II

76

4.2.1 Permasalahan II

76

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemcahan)

77

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II

78

4.2.4 Tahap Observasi II

80

4.2.5 Analisis Data Siklus II

80

4.2.6 Refleksi II

87

4.3 Temuan Penelitian

91

4.4 Pembahasan dan Hasil Penelitian

93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

97

5.1 Kesimpulan

97

5.2 Saran

99

DAFTAR PUSTAKA

100

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Gambar Jawaban Siswa Tes Kemampuan Awal no 1a

6

Gambar 1.2 Gambar Jawaban Siswa Tes Kemampuan Awal no 1b

6

Gambar 1.3 Gambar Jawaban Siswa Tes Kemampuan Awal no 2

6

Gambar 2.1 Tingkat Bepikir

28

Gambar 2.2 Untuk Membuat Presentasi Baru yang Kosong

34

Gambar 2.3 Untuk Membuat Presentasi Baru Dari Template

35

Gambar 2.4 Untuk Membuat Presentasi Baru Dari Presentasi Yang Ada

35

Gambar 2.5 Untuk Membuat Presentasi Baru Dari Outline Word

36

Gambar 2.6 Untuk Menyimpan Dokumen (Save)

36

Gambar 3.1 Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas

49

Gambar 4.1 Grafik Kemampuan Berpikir Kreatif I dalam Berpikir
Lancar (Kategori I)

68

Gambar 4.2 Grafik Kemampuan Berpikir Kreatif I dalam Berpikir
Luwes (Kategori II)

70

Gambar 4.3 Grafik Kemampuan Berpikir Kreatif I dalam Berpikir
Original (Kategori III)

71

Gambar 4.4 Grafik Kemampuan Berpikir Kreatif II dalam Berpikir
Lancar (Kategori I)

82

Gambar 4.5 Grafik Kemampuan Berpikir Kreatif II dalam Berpikir
Luwes (Kategori II)

84

Gambar 4.6 Grafik Kemampuan Berpikir Kreatif II dalam Berpikir
Original (Kategori III)

85

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Deskripsi Hasil Obesevasi

6

Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif

17

Tabel 2.2 Pendekatan Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan Struktural

21

Table 2.3 Aspek-aspek Berpikir Kreatif

31

Table 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

52

Tabel 3.2 Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

55

Tabel 3.3 Konvensi kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap

56

Tabel 3.4 Kriteria Keaktifan Siswa

58

Tabel 3.5 Konversi Nilai Rata-Rata Indikator Pengelolaan Kelas

59

Tabel 3.6 Kriteria Dan Target Keberhasilan

59

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Tes Awal

61

Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal Berdasarkan
Indikator kemapuan Berpikir kreatif
Tabel 4.3 Kesalahan Siswa Dalam Menjawab Soal

62
63

Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Dalam Berpikir
Lancar (Kategori I)

68

Tabel 4.5 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Dalam Berpikir
Luwes (Kategori II)

69

Tabel 4.6 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Dalam Berpikir
Original (Kategori III)

70

Tabel 4.7 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Dalam Semua
Kategori
Tabel 4.8 Refleksi I

72
74

Tabel 4.9 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Dalam Berpikir
Lancar (Kategori I)

81

Tabel 4.10 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Dalam Berpikir
Luwes (Kategori II)
Tabel 4.11 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Dalam Berpikir

83

xi

Original (Kategori III)

85

Tabel 4.12 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Dalam Semua
Kategori
Tabel 4.13 Refleksi II

86
87

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tes kemampuan Awal dan Alternatif Penyelesaian

102

Lampiran 2. Hasil Tes Awal kemampuan Berpikir Kreatif

104

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Pertemuan I

105

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Pertemuan II

113

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I dan Alternatif Penyelesaian

116

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II dan Alternatif Penyelesaian

119

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II Pertemuan III

121

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II Pertemuan IV

127

Lampiran 9. . Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III dan Alternatif Penyelesaian 130
Lampiran 10. . Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV dan Alternatif Penyelesaian 132
Lampiran 11. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I dan Alternatif Penyelesaian 134
Lampiran 12. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II dan Alternatif
Penyelesaian

140

Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I

146

Lampiran 14. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II

152

Lampiran 15. Pedoman Penskoran Indikator Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif

158

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa I

159

Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa II

160

Lampiran 18. Lembar Observasi Aktivitas Siswa III

161

Lampiran 19. Lembar Observasi Aktivitas Siswa IV

162

Lampiran 20. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Guru I

163

Lampiran 21. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Guru II

164

Lampiran 22. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Guru III

165

Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Untuk Guru IV

166

Lampiran 24. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Dalam
Bepikir Lancar (Kategori I)

167

Lampiran 25. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Dalam
Bepikir Luwes (Kategori II)

168

xiii

Lampiran 26. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Dalam
Bepikir Original (Kategori III)

169

Lampiran 27. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Dalam
Bepikir Lancar (Kategori I)

170

Lampiran 28. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Dalam
Bepikir Luwes (Kategori II)

171

Lampiran 29. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Dalam
Bepikir Original (Kategori III)

172

Lampiran 30. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa I Untuk
Setiap Kategori I,II,III

173

Lampiran 31. Tabel Tingkat kemampuan Berpikir Kreatif Siswa II Untuk
Setiap Kategori I,II,III

174

Lampiran 32. Power Point Tugas Siswa

167

Lampiran 33. Dokumentasi

169

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan berbentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka

mencerdaskan

kehidupan

bangsa.

Pendidikan

bertujuan

untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
berwatak kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau
memanusiakan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik
dapat secara aktif mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan perwujudan diri
individu, terutama bagi pembangunan Bangsa dan Negara. Seperti yang
dikemukakan Trianto (2011:1) yang menyatakan bahwa:
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dialaminya.
Hamalik (2010:170) menyatakan bahwa siswa adalah suatu organisme
hidup yang sedang berkembang.Didalam dirinya beraneka ragam kemungkinan
dan potensi yang hidup dan berkembang.didalam dirinya terdapat prinsip aktif,
keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang
mengendalikan tingkah laku siswa .
Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang studi yang
memiliki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam pelajaran
matematika di sekolah lebih banyak dibanding dengan jam mata pelajaran

1

2

lainnya. Selain itu juga matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan di
semua janjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
sebagian besar di perguruan tinggi (PT).Ada banyak alasan tentang perlunya
siswa belajar matematika. Menurut Cockroft (dalam Abdurrahman,2012:253)
mengemukakan bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir
logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Selanjutnya, Paling (dalam Abdurrahman, 2012 : 252) mengemukakan
bahwa :
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia, suatu cara untuk menggunakan informasi
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran disekolah, matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh
siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2012:252) bahwa: “Dari
berbagai bidang studi yang dipelajari disekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar’’.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan data
hasil Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti
oleh siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan
International Association for the Evaluation and Educational Achievement
(IAE)study center boston college tersebut diikuti 600.000 siswa dari 63 negara.
Untuk bidang matematika Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari
42 negara yang siswanya dites.Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian
tahun 2007.Sementara itu studi tiga (3) tahunan PISA, yang diselenggarakan oleh

3

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) sebuah badan
PBB yang berkedudukan di Paris, yang bertujuan untuk mengetahui literasi
matematika siswa, dimana fokus studi PISA adalah kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi dan memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang
diperlukan dalamkehidupan sehari-hari pada tahun 2012 menempatkan Indonesia
pada posisi 64 dari 65 negara yang disurvei.
Rendahnya mutu pendidikan tersebut bukan hanya disebabkan pelajaran
matematika yang sulit, malainkan juga disebabkan oleh berbagai faktor seperti
siswa itu sendiri, guru, strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang
saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman
konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya
anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa
pengetahuan matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
pikiran siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih fokus menghapal semua konsep
matematika yang diberikan oleh guru.Akan tetapi, dalam perkembangan seperti
sekarang ini guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi
informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruk
sendiri pengetahuan matematikanya.
Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar
matematika, menurut krulik dan Rudnick (Azizah 2014:3) bahwa penalaran
meliputi berpikir dasar, berpikir kritis dan berpikir kreatif.Menurut Pehkonen
(Mahmudi, 2010:3) kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu
seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang
kehidupan termasuk matematika. Pada matematika ini kreativitas merupakan
produk dari berpikir kreatif dan lebih ditekankan pada prosesnya.Dalam belajar
matematika, siswa akan menemukan masalah yang menuntut penyelesaian siswa.
Munandar (2012:35) menyatakan seorang anak yang kreatif selalu ingin tahu,
memiliki minat yang luas, dan mempunyai kegemaran dan aktivitas yang
kreatif.Bishop (Mahmudi, 2010:3) menyatakan bahwa dalam belajar matematika,
siswa memerlukan dua keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif

4

yang sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitis yang
diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis.Berdasarkan paparan tersebut,
jelaslah bahwa dalam belajar matematika, siswa memerlukan kemampuan berpikir
kreatif.
Pentingnya kemampuan berpikir kreatif ini tidak relevan dengan
kenyataan yang ada.Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
matematika masih tergolong rendah. Guilford (Munandar, 2012:7) dalam
pidatonya yang mengatakan bahwa:
Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan perguruan
tinggi kita adalah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas
yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun
mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang
memerlukan cara-cara yang baru.
Menyadari pentingnya peningkatan kreativitas generasi bangsa, maka
diperlukan usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh
sebab itu, peneliti melakukan sebuah observasi untuk melihat kemampuan
berpikir siswa.
Berdasarkan data hasil observasi yang dilaksanakan peneliti ke sekolah
SMK Tritech Informatika Medan pada tanggal 7 Maret 2016, saat pembelajaran
berlangsung pada kegiatan awal guru memberikan salam dan motivasi. Pada
kegiatan inti guru langsung memberikan materi pembelajaran yaitu topik matriks.
Guru langsung menjelaskan penjumlahan dan pengurangan dua buah matriks
berordo 2x2 dan memberikan contoh. Setelah selesai menjelaskan guru
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum paham, namun tak
ada satu pun siswa yang mengajukan pertanyaan. Dikarenakan siswa tidak ada
yang bertanya, guru langsung memberikan latihan kepada siswa. Ketika guru
memberikan latihan 5 soal, dan pada soal no 4 yaitu pembuktian pengurangan dua
buah matriks berordo 3x3 apakah berlaku A-B = B-A. Pada saat penyelesaian soal
no 4 siswa merasa kesulitan hal ini dikarenakan soal berbeda dari contoh yang
diberikan guru. Namun tak ada satupun siswa yang bertanya kepada guru
bagaimana pengerjaan soal. Waktu berjalan sampai bell jam pelajaran telah habis,

5

pada kegiatan akhir guru hanya mengatakan “kerjakan tugasnya besok kita
periksa”.
Pada saat melakukan observasi, peneliti menemukan bahwa

dalam

pembelajarannya guru hanya menggunakan metode ceramah dan bersifat
konvensional. Dimana guru hanya berperan sebagai sumber informasi dan siswa
hanya berperan menerima. Sehingga ketika siswa diberikan soal yang berbeda
dengan contoh siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika,
hal ini disebabkan karenasiswa tidak memahami pembelajaran seutuhnya dan tak
mampu mengembangkannya.
Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru matematika
di kelas X-TKJ SMK Tritech Informatika Medan yakni Bapak Darwis
menyatakan bahwa:
Siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal matematika jika soal
tersebut mirip atau serupa dengan contoh yang beri. Jika soal yang
diberikan sedikit variasi , siswa langsung kebingungan menyelesaikannya.
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa observasi
selanjutnya,peneliti memberikan tes kemampuan awal yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif siswa dimana soal tersebut mewakili aspek
kemampuan berpikir kreatif (kelancaran, keluwesan, kebaruan). Berikut adalah
hasil pengerjaan beberapa kesalahan penyelesaian siswa.

6

Tabel 1.1 Deskripsi Hasil Observasi
No
1

Hasil Pekerjaan Siswa
252 + 162 + 4 × 25 × 8 =

Analisis Kesalahan
a. Siswa tidak dapat menjabarkan
penyelesaian soal.

a.

b.
b. Siswa secara dapat meberikan
penyelesaian dan jawaban tidak
terputus-putus
namun

siswa

(Kelancaran),
belum

dapat

memandang masalah dari sudut
pandang

yang berbeda

untuk

menghasilkan penyelesaian yang
beragam.
2

32016 −32013 +130
32013 +5

=

Siswa memberikan jawaban tidak
sesuai dengan aturan perpangkatan.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti kepada 25 siswa
diperoleh bahwa 20% siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif sedang, 48%
siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah, dan sisanya 32% siswa

7

memiliki kemampuan berpikir kreatif sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif siswa masih dalam kategori rendah padahal
kemampuan ini sangat penting dimiliki oleh setiap individu. Oleh sebab itu,
peneliti hendak melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa.
Model pembelajaran satu arah, tanpa memperhatikan interaksi dengan
siswa, akan menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar dan tidak
mampu membangkitkan kemampuan berpikir kreatifnya. Oleh karena itu, perlu
diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah pembelajaran yang memberikan
ruang kepada siswa untuk bisa menemukan dan membangun konsep sendiri
sehingga dapat mengembangkan berpikir kreatif siswa.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalahInvestigasi kelompok
(Trianto,2009:78-79)atau Group Investigation (GI)dapat menumbuhkan sikap
ilmiah siswa. Sikap ilmiah juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Model ini mengarahkan siswa untuk mengkontruksikan sendiri pengetahuannya
berdasarkan aktivitas dan pengalaman belajar sains. Siswa memilih topic
melakukan penyelidikan, menarik kesimpulan, dan mengkritisi hasil penyelidikan
sehingga siswa terlatih untuk tekun, teliti, jujur, terbuka dan bersikap ingin tahu
untuk memperoleh data yang akurat.
Manfaat dari model pembelajaranGroup Investigation (GI)dapat melatih
siswa menerima pendapat orang lain, bekerja sama dengan teman yang berbeda
latar belakangnya. Membantu memudahkan menerima materi pelajaran,
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dan
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan uraian diatas , maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengenai : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

8

Siswa Pada Materi Eksponen di Kelas X SMK Tritech Informatika Medan
T.A 2016/2017.
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas , maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X-TKJ SMK Tritech Informatika
Medan masih rendah dalam mengerjakan soal.
2. Pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru sehingga siswa X-TKJ
SMK Tritech Informatika Medan hanya menerima tanpa berperan aktif .
3. Proses pembelajaran yang belum mendukung siswa X-TKJ SMK Tritech
Informatika Medan untuk aktif dalam menyelesaikan ide/gagasannya sendiri.
4. Model soal matematika yang diberikan guru tidak membuat siswa X-TKJ
SMK Tritech Informatika Medan untuk berpikir kreatif.
5. Metode

mengajar

yang

digunakan

guru

belum

mampu

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif belajar matematika siswa.
6. Model dan metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi.

1.3

Batasan Masalah
Disebabkan berbagai keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dari segi

waktu, wawasan dan kemampuan maka peneliti perlu membatasi masalah yang
telah dikemukakan dalam identifikasi masalah agar penelitian ini mendapat
sasaran yang tepat dan sesuai dengan harapan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini yaitu :Kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas X SMK Tritech
Inormatika Medan dengan model pembelajaranCooperative Tipe Group
Investigation.

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe Group
Investigation di kelas X SMK Tritech Informatika Medan?.

9

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas Xdi SMK Tritech Informatika Medan
ketika

diterapkan

model

pembelajaran

Cooperative

Tipe

Group

Investigation?.
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X di SMK
Tritech

Informatika

Medan

dalam

penerapan

model

pembelajaran

Cooperative Tipe Group Investigation?.

1.5

Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi model pembelajaran Cooperative Tipe Group
Investigation di kelas X SMK Tritech Informatika Medan.
2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X di SMK Tritech
Informatika Medan dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe
Group Investigation.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
diterapkannya model pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation.

1.6

Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti, yaitu:
1. Bagi guru, diharapkan dapat menambah variasi model pembelajaran dan
menambah pengetahuan guru mengenai model Group Investigation sebagai
pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa.
2. Bagi siswa, diharapkan melalui model pembelajaran Group Investigation
dapat meningkatkan kemampuan berpikir keratif siswa terutama dalam
menyelesaikan permasalahan matematika dan siswa dapat menjadi lebih aktif
selama proses belajar mengajar berlangsung.

10

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberi manfaat yang positif dalam usaha
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
4. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
model pembelajaran matematika melalui pembelajaran Group Investigation
dan untuk bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam
melaksanakan praktik mengajar yang sesungguhnya.

1.7

Definisi Operasional
Definisi operasional variabel berikut perlu disampaikan supaya tidak

terjadi salah penafsiran dalam penelitian. Hal-hal yang perlu didefinisikan antara
lain:
1. Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan menggunakan pikiran
untuk mencari makna dan permasalahan terhadap sesuatu, pembentukan ide,
membuat pertimbangan dan keputusan atau menyelesaikan masalah dengan
menemukan sebanyak-banyaknya jawaban atau penyelesaian dari suatu
permasalahan.Indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (fleksibel), dan
original(originally).
2. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Model pembelajaran kooperatif yang menitik beratkan proses pembelajaran
kepada siswa (student-centred) dan memberikan kesempatan kepada siswa
menemukan konsep-konsep materi pelajaran melalui investigasi serta
memerlukan keterampilan komunikasi dan struktur sosial kelompok yang baik
yang memuat langkah-langkah: (1) mengidentifikasi topik dan mengatur ke
dalam kelompok-kelompok penelitian; (2) merencanakan investigasi di dalam
kelompok; (3) melaksanakan investigasi; (4) menyiapkan laporan akhir; (5)
mempresentasikan laporan akhir; (6) evaluasi.

11

3. Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kreatif
Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kreatif adalah suatu rangkaian
tahapan penyelesaian yang dibuat siswa secara lebih rinci dan benar serta
memberikan banyak penyelesaian yang memuat indikator berpikir kreatif
matematika yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian
(orisinalitas).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif di kelas X SMK Tritech
Informatika Medan T.A 2016/2017 adalah:
a) Menyajikan informasi mengenai hal yang akan dipelajari pada siswa dengan
cara demonstrasi atau melalui bacaan.
b) Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
c) Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka melakukan
investigasi dan membimbing mereka saat mengerjakan tugas yang diberikan
guru sesuai LAS.
d) Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telash diajarkan atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
2. Aktivitas belajar mengajar siswa kelas X di SMK Tritech Informatika Medan
T.A 2016/2017 ketika diterapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Group
Investigation untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah:
a) Perhatian siswa ketika guru memberi penjelasan mengalami perubahan
kearah yang lebih baik. Tidak ada lagi siswa yang berbicara dibelakang
karena guru tidak lagi fokus pada papan tulis.
b) Keaktifan siswa dalam bertanya mengalami perubahan kearah yang lebih
baik. Sudah banyak siswa yang berani bertanya karena guru menghargai

97

98

upaya atau hasil kerjanya seperti memberikan nilai tambah untuk upaya
maupun hasil belajar siswa.
c) Keaktifan siswa dalam mengerjakan LAS mengalami perubahan ke arah
yang lebih baik. Banyak siswa yang mengerjakan LAS lebih baik karena
mereka telah aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
d) Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
Siswa berdiskusi aktif dengan kelompok karena setiap individu yang
nilainya baik membantu temannya dalam mengerjakan soal.
e) Perhatian siswa ketika kelompok penyaji mempresentasikan hasil diskusinya
mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Siswa memperhatikan dengan
baik karena kelompok penyaji atau guru akan menunjuk kelompok
selajutnya yang akan maju.
3. Penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif di kelas X SMK Tritech Informatika
Medan T.A 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siswa yang terus
meningkat pada setiap tindakan. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum diberi
tindakan nilai rata-rata tes awal kelas adalah

adalah 2,04 dengan tingkat

ketuntasan klasikal 20%. Setelah diberikan tindakan I menggunakan model
pembelajaran group investigation (GI) rata-rata nilai tes berpikir kreatif I
meningkat menjadi 2,45 dengan tingkat ketuntasan klasikal 44%. Ini berarti
terjadi peningkatan 24% dari tes awal yang dilaksanakan. Kemudian setelah
pemberian tindakan II, dimana pembelajaran masih tetap menggunakan
pendekatan matematika realistik diperoleh nilai nilai rata-rata tes berpikir kreatif
II siswa adalah 3,22 dengan ketuntasan klasikal 84% yang berarti mengalami
peningkatan sebesar 40% dari tes berpikir kreatif I

99

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dapat disarankan beberapa hal
untuk diperhatikan kepada Siswa, Guru, Kepala sekolah dan Peneliti sebagai berikut :
1. Siswa
Kepada siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Siswa diharapkan mampu bekerjasama dalam
kelompok kooperatif sehingga mampu mengkronstuksi sendiri pengetahuannya dan
mengorganisasikan pengetahuan baru dengan pembelajaran yang telah dimiliki
selama ini.
2. Guru
Kepada guru matematika agar terbuka untuk menerima mengembangkan
pendekatan

pembelajaran

yang inovatif selama pembelajaran agar selalu ada

peningkatan kualitas pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa dan
pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi (GI) salah satu diantaranya. Guru
selalu mensuport/membantu dan memotivasi siswa

untuk terbiasa membuat

pertanyaan dan menjawab pertanyaan agar siswa mempunyai percaya diri dalam
berinteraksi dengan sesama siswa.
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah perlu mengawasi, memfasilitasi, dan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada para guru untuk selalu meng-up tade tentang model
pembelajaran, yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Diharapkan model
pemebelajaran Group Investigasi (GI) menjadi bahan pertimbangan model
pembelajaran sekolah.
4. Peneliti
Disarankan dapat meminta bantuan guru atau teman supaya dapat lebih
mudah mengawasi siswa sehingga lebih mudah untuk membimbing kelompok kerja
siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M,. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Akhyar Rosidi .2013.Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa VIII SMP Negeri 6 Mataram Tahun
Ajaran 2013/2014. Jurnal Internasional Pendidikan Matematika
PARADIKMA, Volume 6 No. 2. (Diakses 20 Maret 2016, 21:17 Wib).
Arikunto, S,. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Azizah, Nur T. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa
Melalui Pendekatan Open-Ended di SD I AL Syukro Ciputat. Jakarta:
Universitas Islam Negeri. (diakses tanggal 25 Februari 2016, 16:52 Wib)
Bornok, dkk.2014. Matematika SMA kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidiakan
dan Kebudayaan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2010. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan: FMIPA UNIMED.
Hadianto, U. 2009. Efektivitas Pembelajaran Dengan Group Investigation
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa.
Surakarta: Universitas sebelas Maret. (diakses tanggal 20 Maret 2016,
16:52 Wib).
Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang : UM Press
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munjiyatun, S. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) dan Tipe Group Investigation (GI)
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kreativitas Siswa. Surakarta:
Universitas sebelas Maret. (diakses tanggal 20 Maret 2016, 16:52 Wib).
Munandar, U,. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nohda, N. 2000. Theacing by open-approch Mehod in Japanese Mathematics
Classroom. In. T. Nakahara & M. Koyama (Eds). Proceeding of the 24th
conference of international Group of Mathematics Education, Vol 4(pp.
145-152). Hiroshima: Hiroshima University.
100

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, W. (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Siswono, dkk,. 2005. Menilai Kreativitas Siswa Dalam Matematika. Prosiding
Seminar National Matematika dan Pendidikan Matematika “Penerapan
Matematika dan Terapannya Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya
Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA UNESA. 28 Februari
2005. [on-line](diakses Tanggal 23 Januari 2015, 11:57Wib).
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slavin, R. 2015. Cooperativ Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa
Media.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Wahyu Wijayanti.2013. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 1
Mejayan Kabupaten Madiun. Jurnal Internasional Pendidikan Matematika
PARADIKMA, Volume 6 No. 2. (Diakses 20 Maret 2016, 21:17 Wib).
Wijaya, A,. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wilis Dahar, R. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

101

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR

0 11 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

2 14 52

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NEGARA BATIN TAHUN PE

1 15 101

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

0 0 9

View of EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 RAMBAH

0 2 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN

0 1 7