PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

Anggi Lianasari

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Studi Kuasi Eksperimen pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

ANGGI LIANASARI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi keanekaragaman hayati pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar dengan menggunakan model Group Investigation. Penelitian ini menggunakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian adalah pretes-postes tak equivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X.4 dan X.9 yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dari rata-rata tes awal dan rata-rata tes akhir, kemudian dihitung selisihnya dan

diperoleh N-gain, serta lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% dengan program SPSS 17.

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 62,54 lebih tinggi daripada rata-rata N-gain pada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi yaitu 53,11.


(2)

Anggi Lianasari

iii

Indikator kemampuan berpikir kritis dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI yakni indikator penjelasan, interpretasi, dan inferensi. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI juga mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II, dengan rata-rata peningkatan 11,59% lebih tinggi daripada yang menggunakan metode diskusi yaitu 7,29%, aspek kemampuan berdiskusi/

bekerjasama merupakan aktivitas dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe GI berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman hayati.

Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe GI, kemampuan berpikir kritis, aktivitas belajar, keanekaragaman hayati


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar T.P 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

ANGGI LIANASARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

iv

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar T.P 2011/2012)

Oleh

ANGGI LIANASARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

v

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI

PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Anggi Lianasari Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024007

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si


(6)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ____________

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Agustus1989 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Abdullah Asrul Sani dan Ibu Sariyana.

Penulis memasuki pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK) Seraphine Bakhti Utama Jakarta pada tahun 1993, terselesaikan dan dilanjutkan masuk jenjang Sekolah Dasar (SD) Seraphine Bakhti Utama Jakarta pada tahun 1995, Tahun 2001 penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP N 45 Jakarta Barat, namun karena pekerjaan dari orang tua, penulis harus pindah sekolah dan melanjutkannya ke SMP Al-Kautsar Bandar Lampung yang akhirnya terselesaikan pada tahun 2004. Kemudian penulis pun melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Natar yang terselesaikan di tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa, penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu sebagai anggota Brigda BEM (Brigadir Muda Badan Eksekutif Mahasiswa). Dan pada tahun 2011, penulis melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Natar.


(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala

kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan selama ini.

Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hatiku,

kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang paling ku sayangi

yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Ayahanda Abdullah.A.Sani dan ibunda Sariyana

Sosok mulia yang telah membesarkanku, mendidik serta mendoakanku dengan

penuh cinta dan kasih sayang yang tercurah tanpa batas, Orang tua yang selalu

berjuang untuk membesarkanku, dan mencukupkan segala kebutuhanku dalam

menyelesaikan pendidikanku. Takkan mungkin ananda dapat membalasnya

walau sampai akhir hayat, hanya Allah yang bisa membalas semua pengorbanan

papa dan mama. Mudah-mudahan kelak ananda dapat membahagiakan dan

membuat kalian bangga telah memiliki putri sepertiku.

I Love U

Iyang (Qyay Ronal), Dini, dan Indah

Terimakasih atas bantuan, doa, semangat dan motivasi untuk tetap terus maju

dan bertahan sampai akhirnya terselesaikan persembahan sederhana ini

Keluarga besarku, atas doa dan kasih sayangnya

Para pendidik dan dosen yang terhormat

Sahabat-sahabatku yang selalu ada baik dalam keadaan suka maupun duka.

Almamaterku tercinta…UNILA


(9)

MOTTO

“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah

penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa,

sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”

(QS. An-Nissa : 86)

“Sukses adalah keberhasilan yang kamu capai di dalam menggunakan

talenta-talenta yang telah Allah berikan kepada kamu”

(Rick Devos)

“ Jangan pernah berkata tidak bisa maupun tidak sanggup, sebelum kaki ini

mencobanya sendiri, berusahalah karena dibalik usahamu terdapat rahasia

yang indah dari-Nya

(Penulis)

“ I can if I believe I can

Saya bisa jika saya yakin saya bisa”


(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pembelajaran Keanekaragaman Hayati (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar T.P 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu

Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran-saran berharga.

5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd, M. Pd., selaku Pembimbing II atas kesabaran, arahan, masukan, dan bimbingannya.

7. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas yang telah memberikan saran-saran berharga.


(11)

9. Drs. Suwarlan, M. MPd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Natar , yang telah memberi izin atas kepentingan penelitian.

10. Dra. Siti Subekti selaku guru mitra yang telah memberi masukan dan arahan selama penelitian.

11. Siswa-siswi kelas X. 4 dan X.9 SMA N 1 Natar atas kerjasama, keceriaan, kesungguhan dan perhatiannya selama penelitian, serta terima kasih pada semua pihak yang ada di SMA Negeri 1 Natar.

12. Kembali ucapan terimakasih teristimewa untuk keluargaku, papa,mama, kakak dan adik-adikku.

13. Kakak tingkatku angkatan 2005, 2006 dan adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011 untuk motivasinya.

14. Teman-teman senasib dan seperjuangan, Dwi Anita, Martha Eka Putri, Deki Priasih, Rini Khoriyah, dan Yulita Sari, terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.

15. Sahabat-sahabatku Eka Marma Azizah, Theodora Agatha A.A, Fitria Sandi, Nesia Premurdia, Weni Arisma, dan Tri Wahyuni, terimakasih atas

persahabatan yang indah ini, semoga persahabatan kita tetap terjalin hingga akhir hayat, jangan saling melupakan 

16. Teman-teman seperjuanganku Biologi 2007, khususnya bio 2007 NR terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini. Persaudaraan kita sungguh indah.

17. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di tuliskan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis


(12)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

F. Kerangka Pikir ... 9

G. Hipotesis Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

B. Model Pembelajaran Group Investigation ... 16

C. Pembelajaran konvensional ... 20

D. Kemampuan Berpikir Kritis………. 22

E.

Aktivitas siswa ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Jenis Data dan Pengambilan Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42


(13)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 63

2. Data Hasil Penelitian ... 103

3. Analisis data………. 125

4. Foto Penelitian ... 145


(14)

vii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anggi Lianasari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024007

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Mei 2012 Yang menyatakan

Anggi Lianasari NPM. 0743024007


(15)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 11 2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 28 3. Grafik rata-rata tes awal, tes akhir dan N-gain kemampuan berpikir kritis

siswa ... ... 48

4. Perbandingan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 52 5. Foto-foto penelitian ... 145


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ... 15 2. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23 3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data .. 36 4. Persentase kemampuan berpikir kritis (KBK) ... 37 5. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 38 6. Lembar observasi aktivitas siswa... ... 38 7. Rata-rata KBK dan simpangan baku test awal, test akhir, dan

N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol... 42 8. Hasil uji normalitas dan homogenitas N-gain KBK siswapada

kelas eksperimen dan kelas kontrol... 43 9. Hasil uji t N-gain KBK siswa pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen ... 43 10. Hasil pencapaian per indikator KBK siswa pada kelas eksperimen

maupun kelas kontrol... 44 11. Hasil persentase setiap aspek aktivitas siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol berdasarkan hasil observasi... 45 12. Data nilai test awal, test akkhir, dan N-gain kelas eksperimen... 102 13. Data nilai test awal, test akkhir, dan N-gain kelas kontrol... ... 103 14. Daftar nilai test awal KBK siswa per indikator kelas eksperimen .... 105 15. Daftar nilai test akhir KBK siswa per indikator kelas eksperimen .... 107


(17)

xvi

16. Daftar nilai test awal KBK siswa per indikator kelas kontrol ... 109 17. Daftar nilai test akhir KBK siswa per indikator kelas kontrol ... 111 18. Daftar nilai test awal, test akhir, dan N-gain per indikator KBK

kelas eksperimen ... 113 19. Daftar nilai test awal, test akhir, dan N-gain per indikator KBK

kelas kontrol... 115 20. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen pada

pertemuan 1 ... 117 21. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen pada

pertemuan 2 ... 119 22. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 1

... 121 23. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 2

... 123 24. Analisis statistik data hasil penelitian ... 125


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup perkembangan

intelektual saja, akan tetapi lebih untuk mencapai tujuan akhir yaitu sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Purwanto, 2008:16).

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 (dalam Sanjaya, 2008:79) memaparkan tentang sistem pendidikan nasional, berimplikasi pada kebijakan penyelenggaraan perubahan sistem pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistis ke desentralistik. Bila sebelumnya pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya UU tersebut kewenangan pengelolaan pendidikan berada pada pemerintah daerah kota/kabupaten.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan upaya untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi. Kompetensi dasar yang ditetapkan merupakan standar yang ditetapkan secara nasional, yang berisi tentang kerangka apa yang harus diketahui, dilakukan dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. Standar ini ditandai pula dengan


(19)

berkepribadian dan beretos kerja, berpartsipasi aktif, demokratis, dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di setiap daerah memiliki kemampuan dan karakteristik yang sangat beragam, atas dasar tersebut maka kurikulum memberikan keleluasaan pada guru untuk berimprovisasi sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi serta kebutuhan daerah setempat(Sanjaya, 2008:80-81).

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan. Schafersman (dalam Sadia, 2008:222) memaparkan berpikir kritis merupakan topik yang penting dan vital dalam era pendidikan yang modern. Pendidikan saat ini hendaknya tidak semata-mata hanya diarahkan pada penguasaan dan pemahaman konsep ilmiah tetapi juga pada peningkatan kemampian berpikir, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan berpikir kritis, agar dapat meningkatkan daya saing bangsa untuk berkompetisi dalam persaingan global.

Tujuan khusus pembelajaran berpikir kritis dalam pendidikan sainsmaupun disiplin ilmu

lain adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka sekaligus menyiapkan agar mereka sukses menjalani kehidupannya, karena dengan dimilkinya kemampuan berpikir kritis yang tinggi oleh siswa SMP dan SMA maka mereka akan dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan kurikulum, serta mereka akan mampu mengarungi kehidupannya

di masa mendatang yang penuh tantangan, persaingan, dan ketidakpastian (Sadia, 2008:222).

Biologi merupakan mata pelajaran sains yang menuntut siswa harus dapat menggunakan

metode-metode ilmiah yaitu menggali pengetahuan melalui penyelidikan,

mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain,menggunakan keterampilan berfikir dan menggunakan sikap ilmiah. Dengan demikian, siswa dapat merasakan


(20)

manfaat pembelajaran biologi tersebut bagi dirinya serta masyarakat (Depdiknas,

2004:7). Kemampuan berpikir kritis akan dapat menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan memberikan alternatif penyelesaian terhadap masalah biologi yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam dunia pendidikan, berbanding terbalik dari kenyataan yang ada. Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi SMA N 1 Natar,diketahui bahwa proses pembelajaran biologi di kelas X SMA N 1 Natarmasih didominasi oleh guru. Guru biasanya lebih banyak memberikanpenjelasan materi, kemudian memberikan soal latihan, mengulas soal dan ditutup dengan pemberian tugas atau pekerjaan rumah (PR). Pada soal latihan yang diberikan guru kurang menggali kemampuan berpikir kritis siswa, soal yang diberikan hanya mencakup indikator

interpretasi, penjelasan dan pengetahuan/ingatan, sehingga siswa kurang dilatih dalam indikator berikut: mengidentifikasi maksud dan inferensi hubungan data (analisis),

memutuskan kredibilitas informasi (evaluasi), dan mengambil kesimpulan dari bukti yang wajar (inferensi).

Dalam proses pembelajaran, pada sub materi keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam, siswa dituntut untuk dapat

mengkomunikasikan hasil belajarnya seperti yang tercantum pada tuntutan Kompetensi Dasar. Namun pada kenyataan pembelajaran dikelas, gurulah sebagai satu-satunya sumber belajar sehingga keterlibatan siswa kurang optimal, yang menyebabkan kurang

berkembangnya kemampuan yang dimilki siswa, termasuk kemampuan berpikir kritis. Kurangnya pemberdayaan kemampuan berpikir kritis siswa berdampak pula pada penguasaan materi pelajaran.


(21)

Hal tersebut diduga berdampakpada nilai rata-rata tes formatif pada materi pokok keanekaragaman hayati yang terdapat sub materi upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alamdidalamnya, menjadi masih rendah yaitu 55, 60% nilai siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Natar yaitu 70 dengan ketuntasan 100%. Berdasarkan hal tersebut diperlukan alternatif model pembelajaran yang membuat siswa aktif, siswa

menemukansendiri pengetahuannya,siswa terlibat langsung sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan menjadikan pengalaman yang berkesan bagi siswa. Peneliti menetapkan sebuah teknik pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan

psikologi siswa remaja yaitu pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Salah satu penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran GI adalah penelitian Oktaviyani (2008:39) pada materi pokok sistem pencernaan makanan. Dari hasil

penelitian tersebut diketahui bahwa model pembelajaran GI dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

dan penelitian Sari (2010:57) menyatakan bahwa penerapan model GI terhadap aktivitas dan hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) mengalami peningkatan pada materi Suhu dan Kalor.

Rusman (2010:202-204) memaparkan pandangan Piaget dan Vigotsky adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar dan penggunaan kelompok-kelompok belajar

(Cooperative Learning) dengan kemampuan anggotanya yang beragam, dapat memicu

terjadinya perubahan konseptual. Melalui model GI,siswa terlibat dalam perencanaan, topik yang dipelajari hingga jalannya penyelidikandan menemukan sendiri

informasiuntuk memecahan masalah kelompok.Model pembelajaran ini banyak


(22)

yaitu berpikir kritis.Melibatkan kemampuan berpikir kritis sebagai bagian yang menyatu dengan pembelajarandikelas merupakan hal yang sangat penting sehingga siswa dapat memaknai fakta dan memproses informasi, serta mengaitkan aplikasi konsep dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasar uraian tersebut, peneliti mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeGITerhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Sub Materi Keanekaragaman Hayati Indonesia, Upaya Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, makarumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

GI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X

SMA N 1 Natar pada sub materipokok keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam?

2. Apakah rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas yang menggunakan model

GI lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi?

3. Bagaimanakah penerapanmodel GIdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada

sub materi pokok keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam?


(23)

Tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe GI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA N 1 Natar pada sub materipokok keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam.

2. Mengetahui rata-ratakemampuan berpikir kritis siswayang menggunakan model

GIlebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi.

3. Mengetahui peningkatan aktivitasbelajar siswapada sub materi pokok

keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam dengan menggunakan model kooperatif tipe GI.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Bagi guru

a. Dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran

yang tepat untuk menggali kemampuan berpikir kritis siswa

b. Memberi wawasan yang lebih banyak untuk mengenal lebih jauh penerapan

model GI dalam pembelajaran biologi.

2. Bagi siswa

Mendapat pengalaman berbeda dalam proses belajar dan melatih kemampuan berpikir kritis mereka.

3. Bagi Peneliti.

a. menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan


(24)

b. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

4. Bagi sekolah

Dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses belajar dalam mata pelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas X.4 dan X.9 SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Model GI adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana guru dan siswa

bekerja sama membangun pembelajaran, dengan langkah-langkah pembelajarannya yaitu: 1) Memilihtopik,2) Perencanaan kooperatif,3)Implementasi, 4) Analisis dan sintesis,5) Persentasi hasil,dan 6)Evaluasi.

3. Kemampuan berpikir kritis adalahcara berpikir reflektif yang masuk akal atau

berdasarkan nalar untuk menentukan apa yang akan dikerjakan dan diyakini dengan indikator sebagai berikut:1) interpretasi, 2) analisis, 3) inferensi, 4) evaluasi, dan 5) penjelasan.


(25)

4. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam.

5. Aktivitas

Aktivitas siswa yang diamati meliputi: kemampuan mengemukakan pendapat/ ide/jawaban, kemampuan berdiskusi/kerjasama, kemampuan bertanya, dan membuat kesimpulan.

F. Kerangka Pikir

Pelajaran biologi merupakan bagian dari ilmu sains yaitu ilmu yang bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dan rasa keingintahuan tersebut membuat manusia selalu mengamati gejala-gejala alam yang ada dan mencoba memahami hasil.Pelajaran IPA biologi termasuk salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh siswa SMA. Di SMA N 1 Natar rata-rata nilai IPA biologi pada materi pokok keanekaragaman hayati masih rendah.Selama ini pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap cukup sulit oleh siswa SMA N 1 Natar karena merekamenganggap bahwa pelajaran biologi banyak materi dengan nama ilmiah dan istilah-istilah asing yang sulit dihafal.

Proses pembelajaran biologi di SMA N 1 Natar masih didominasi oleh guru melalui pembelajaran konvensional. Siswa lebih banyak memperoleh informasi dari guru sehingga siswa masih sulit untuk menemukan konsep sendiri pada materi


(26)

tersebut dapat menyebabkan siswa kurang menggali kemampuan yang dimiliki, termasuk kemampuan berpikir kritis.Dalam upaya menggali kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran biologi, dilakukan dengan penerapan model GI yang dirancang untuk mengajak siswa menerima pelajaran dengan cara yang menyenangkan.

Model GIini menekankan pada interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran biologi guna mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam pembelajaran ini, terjadi pertukaran informasi berupa gagasan, fakta, dan opini diantara siswa, sehingga materi yang dipelajari dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.

Dengan demikian, diharapkan melalui penggunaan model GI ini siswa dapat berperan aktif dalam penyelidikan dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya.

Kemampuan berpikir kritis pada pembelajaranmenekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan memberikan alternatif penyelesaian terhadap masalah biologi yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini meliputi aspek:1) interpretasi, 2) analisis, 3) inferensi, 4) evaluasi, dan 5) penjelasan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y.

Variabel Xadalah variabel bebas yaitu penggunaan model GI, variabel Y adalah variabel terikat berupa kemampuan berpikir kritis.


(27)

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe GIterhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada sub materi keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam.

2. H1 = Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas yang menggunakan model

GIlebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi.

X Y

Keterangan : X : pembelajaran dengan modelGI Y : kemampuan berpikir kritis siswa.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.

Menurut Ibrahim,dkk (dalam Trianto, 2009:59) tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilansosial.

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan

ketidakmampuan.

Menurut Karlina (2008:2), ada empat karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu: (1) siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis, (2) anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi, (3) jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin, dan (4) sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.


(29)

Menurut Lie (2002:38-39), ada lima unsur yang membedakan antara kerja kelompok gotong royong dengan kerja kelompok biasa. Dan untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya.

b. Tanggung jawab perseorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi.

d. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok.

Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk evaluasi agar kerjasama selanjutnya lebih efektif.

Menurut Slavin(dalam Trianto, 2009:61), model pembelajaran kooperatif juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif, antara lain:

1. Penghargaan kelompok, diberikan jika kelompok mencapai kriteriayang ditentukan.

2. Tanggu jawab individual, terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan

memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.


(30)

3. Kesempatan yang sama untuk sukses, hal ini memastikan bahwa siswa

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sma tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. Berdasarkan hasil penelititan yang dilakukan oleh Slavin (dalam Rusman, 2010:205) menyatakan bahwa: (1) penggunaan kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah laku guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa belajar. Fase 2

Menyajikan informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau Guru menyajikan informasi kepada lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien. Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka. Fase 5

Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari Guru mengevaluasi hasil belajar atau masing-masing kelompok


(31)

mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6

Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil Guru mencari cara-cara untuk belajar individu dan kelompok. Sumber: Ibrahim,dkk. (dalam Trianto, 2009:66)

Trianto (2009:67) memaparkan walaupun prinsip dasarpembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Setidak terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif, antara lain: STAD, jigsaw, GI,TGT (Teams

Games Tournaments), dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS)

dan Numbered Head Together (NHT).

B. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Dalam Trianto (2009:79), implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota kelompok

5- 6 siswa yang heterogen, dengan kriteria akademik siswa: 1 orang berkemampuan akademik tinggi, 3 orang berkemampuan akademik sedang, dan 1 orang berkemampuan akademik rendah. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Serta menyiapkan dan

mempersentasikan laporannya ke depan kelas.

Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010:221), strategi belajar GI sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran IPA-Biologi, dengan topik materi IPA yang begitu luas dan desain tugas atau sub-sub topik yang mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman


(32)

sehari-hari. Dalam tahapan pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Kemudian siswa

melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi yang yang telah didapat dalam upaya membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.

Menurut Joyce, Weil dan Calhoun (dalam Pramudya, 2010:10) dalam model GI ini guru hanya berperan sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat. Di dalam modelini seyogyanya guru membimbing dan mencerminkan kerja kelompok melalui tiga tahap: (1) tahap pemecahan masalah, (2) tahap pengelolaan kelas, (3) tahap pemaknaan secara perorangan.

Menurut Flenor (dalam Krismanto, 2003:7), model investigasi membagi kegiatan guru menjadi lima tahap: (1) Apersepsi, (2) Investigasi, (3) diskusi, (4) penerapan, dan (5) pengayaan. Height (1989) menyatakan pula bahwa investigasi berkaitan dengan kegiatan observasi secara sistematis. Proses penyelidikan dilakukan untuk dikomunikasikan dan dibandingkan dengan hasil orang lain, karena dalam investigasi akan diperoleh lebih dari satu hasil, yang akibatnya jawaban siswa tidak selalu tepat bahkan salah. Namun dari kesalahan mereka akan belajar mencari tahu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, membuat siswa lebih aktif berpikir, mencetuskan gagasan/ide sehingga

mengembangkan daya pikir mereka.

Sharan, dkk. (dalam Trianto, 2009:80) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi enam (6) fase berikut:

a. Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam


(33)

anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnik.

b. Perencanaan kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

c. Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan.Dalam tahap kedua, kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis sumber belajar yang berbeda baik dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila di perlukan.

d. Analisis dan sintesis

Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperlukan pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana infomasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kapada seluruh kelas.

e. Presentasi hasil

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasi penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka.

f. Evaluasi

Kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu


(34)

keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

Strategi belajar kooperatif GI dalam pembelajaran, secara umum dibagi menjadi enam langkah seperti yang tercantum dalam Rusman (2010:220) yaitu: (1) mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, para siswa menelaah sumber-sumber infomasi, memilih topik, dan para siswa bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama. Komposisi kelompok heterogen, guru membantu atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi, (2) merencanakan tugas-tugas belajarnya, meliputi apa yang kita selidiki, bagaimana kita melakukan siapa sebagai apa-pembagian kerja, untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi, (3) melaksanakan investigasi yakni siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi dan mensintesis ide-ide, (4) menyiapkan laporan akhir, anggota kelompok menentukan pesan apa yang akan dilaporkan bagaimana

membuat presentasinya, (5) mempresentasikan laporan pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas, dan (6) evaluasi, yakni guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.

Setyawan (2008:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, jika dilihat secara pribadi yaitu dalam proses belajarnya siswa dapat bekerja secara bebas, memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif, rasa percaya diri dapat lebih meningkat, dapat belajar untuk memecahkan suatu masalah, dapat menangani suatu masalah, mengembangkan antusiasme saat proses pembelajaran.


(35)

C.

Pembelajaran Konvensional

Wallace (dalam Sunarto, 2009:1) memandang pendekatan konvensional merupakan proses

pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Ujang Sukandi juga mendeskripsikan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan.

Hal serupa diungkapkan Brooks dan Brooks (dalam Warpala, 2009:1), penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih menekankan pada tujuan pembelajaran berupa

penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar.

Menurut Mursell (dalam Handayani, 2008:2), cara mengajar konvensional adalah cara mengajar masih tradisional yang suatu ketika menjadi universal dalam garis besarnya dilakukan menurut pola baku tugas resitasi, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik hanya untuk melakuka D4 yaitu, datang-duduk-diam-dengar.

Menurut Sanjaya (2011:1), model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas, guru di sekolah


(36)

umumnya memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan kepada para siswa

tanpa memperhatikan prakonsepsi (prior knowledge) siswa atau gagasan-gagasan yang

telah ada dalam diri siswa. Kegiatan mengajar dalam pembelajaran konvensional cenderung diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa, dengan penggunaan metode ceramah yang dominan. Widiana (dalam Sanjaya, 2011:1) memaparkan implikasi langsung dari proses pembelajaran konvensional di kelas yaitu situasi kelas akan menjadi pasif karena interaksi hanya berlangsung satu arah serta guru kurang memperhatikan dan memanfaatkan dan potensi-potensi siswa serta gagasan mereka sebagai daya nalar.

Burrowes (dalam Warpala, 2009:1) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata.Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri,

yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning, (3) interaksi di

antara siswa kurang, (4) penilaian bersifat sporadis.

D. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan hubungan antara pengetahuan kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (ratio) dan hasil berpikir itu diwujudkan dengan bahasa. Berikut proses yang dilewati saat berpikir: proses pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, pembentukan keputusan, dan


(37)

pembentukan kesimpulan. Dalam pengambilan kesimpulan, ada 3 macam kesimpulan yaitu kesimpulan induksi (kesimpulan yang ditarik dari keputusan khusus untuk mendapat yang umum), deduksi (kesimpulan yang ditarik dari keputusan umum untuk mendapat yang khusus), dan analogi ialah kesimpulan yang ditarik dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang lain , namun biasanya kesimpulan ini kurang benar (Ahmadi dan Widodo, 1991:30).

Reason (dalam Sanjaya, 2006:228) mengemukakan bahwa berpikir (thinking) adalah

proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan

memahami (comprehending). “Mengingat” pada dasarnya hanya melibatkan usaha

penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antaraspek dalam memori. Kemampuan berpikir

seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi.

Hal serupa dinyatakan oleh Diestler (dalam Muhfahroyin, 2009:1)bahwa dengan berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali kesalahan, mampu menggunakan bahasa dalam berargumen, menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif terhadap pandangan yang berbeda, sehingga ditemukan solusi dari suatu persoalan.

Collete dan Chiappetta (dalam Pujianto dan Maryanto, 2009:7) menyatakan bahwa sains

pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau


(38)

investigating).Jalan berpikir terdiri dari berpikir kreatif dan kritis, cara atau jalan berpikir kritis meliputi: 1) membandingkan dan membedakan, 2) Mengumpulkan dan

mengelompokkan, 3) mencirikan,

4) membuat urutan, 5) menganalisis, 6) menilai, dan 7) membuat kesimpulan. Menurut Facione dalam Delhi Report (1990:7), ada lima indikator kemampuan berpikir kritis, seperti pada tabel berikut:

Tabel.2 Indikator kemampuan berpikir kritis

No. Indikator Sub Indikator

1. Interpretasi:

Mengenali, mengklasifikasi, dan menjelaskan data

1 Menyajikan pertanyaanyang

relevan/menyelidiki ide

2 Memvalidasi data

3 Mengenal persoalan dan

masalah

2. Analisis:

Identifikasi maksud dan inferensi hubungan data

1 Menafsirkan bukti

2 Mempertimbangkan

anggapan/asumsi

3 Mengidentifikasi

informasi

3. Evaluasi:

Memutuskan kredibilitas informasi 1. Mendeteksi bias 2. Mempertimbangkan hukum/standar etik 3. Menggunakan refleksi

kecurigaan

4. Menguji alternatif

5. Memutuskan sesuai bukti

4. Inferensi:

Mengambil keputusan yang wajar dari bukti

1. Memprediksi

konsekuensi

2. Melakukan penalaran

deduktif/induktif

3. Mendukung kesimpulan

dengan bukti

4. Menetapkan prioritas

5. Rencana pendekatan

6. Memodifikasi individual

7. Melakukan penelitian

dalam praktek

5. Penjelasan:

Menyamakan hasil kegiatan penalaran berdasar argument yang meyakinkan.

1. Memutuskan hasil

2. Merevisi rencana

3. Mengidentifikasi


(39)

Schafersman (dalam Redhana dan Liliasari, 2008:103) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir bagi seseorang dalam membuat

keputusan yang dapat dipercaya dan dapat bertanggung jawab yang mempengaruhi hidup seseorang. Keterampilan ini juga merupakan inkuiri kritis sehingga seseorang yang berpikir kritis akan menyelesaikan masalah, mengajukan pertanyaan, menemukan informasi baru dan menentang dogma dan dokrin. Hal ini didukung oleh Lipman yang mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir kritis sangat penting dimiliki agar terhindar dari penipuan, indokrinasi, dan pencucian otak.

E.Aktivitas Belajar

Menurut Sanjaya (2008:179-180), keaktifan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainya. Akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan atau

menyimak. Oleh sebab itu, sebetulnya aktif–tidak aktifnya siswa dalam belajar hanya siswa tersebut yang mengetahuinya secara pasti. Kita tidak dapat memastikan bahwa siswa yang diam mendengarkan penjelasan berarti tidak beraktivitas aktif, sebaliknya belum tentu siswa yang secara fisik aktif memiliki kadar aktivitas mental yang tinggi pula. Kriteria yang menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran ialah baik dalam perencanaan pembelajaran,proses, maupun mengevaluasi hasil

pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka kadar aktivitas siswa makin tinggi.


(40)

Pada Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,inspiratif,

menyenangkan, serta memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif sesuia dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, hal ini menunjukkan pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.

Sardiman (2007:99) memaparkan aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Melalui aktivitas, siswa dapat

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah sesuatudan tidak ada pembelajaran jika tidak ada aktivitas.

Menurut Ahmadi dan Widodo (1991:125), aktivitas belajar juga tergolong dalam beberapa situasi, yaitu: (1) mendengarkan, (2) memandang, (3) meraba, membau, dan mencecap, (4) menulis atau mencatat, (5) membaca, (6) membuat ikhtisar/ringkasan dan menggaris bawahi, (7) mengamati tabel, diagram, ataupun bagan, (8) menyusun paper atau kertas kerja, (9) mengingat, (10) berpikir, dan (11) latihan atau praktek.

Hanafiah dan Suhana (2009:24), mengemukakan bahwa aktivitas dalam belajar dapat

memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik berupa hal-hal berikut: (1)

peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati, (2) peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral, (3) peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya, (4)

menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik,


(41)

(5) pembelajaran dilaksanakan secara kongkret sehingga dapat menumbuhkembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme, dan (6) menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi lebih hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya.


(42)

1

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMANegeri 1 Natarpada semester genap bulan Januari 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester

genapSMAN 1 Natartahun pelajaran 2011/2012. Sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X.4dengan jumlah siswa 40 orang sebagai kelas

eksperimen dan kelas X.9 dengan jumlah siswa 41 orang sebagai kelas kontrol, dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah cluster random sampling.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan mengunakan desain pretes-postes tak ekuivalen.Kelas eksperimen (X.4) diberi perlakuan dengan model kooperatif GI sedangkan kelas kontrol (X.9) menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek, kemudian dibandingkan.

Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok tes awal perlakuan tes akhir

I O1 X O2


(43)

2

Keterangan: I = kelompok eksperimen II = kelompok kontrol O1 = pretest O2 = postest

X = model GI C = metode diskusi (modifikasi dari Hadjar, 1999:335).

Gambar 2. desainpretes-postes tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.Langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakanya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelaskontrol.

d. Menyusun rencana pembelajarandengan modelGIdengan

mengelompokkan siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan akademiknya, masing-masing kelompok berjumlah 5 orang yang terdiri-dari 1 orang yang tinggi prestasi belajarnya, 3 orang yang sedang prestasi belajarnya, dan 1 orang yang rendah prestasi belajarnya. Masing-masing kelompok memiliki satu ketua kelompok.


(44)

3 e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.

f. Membuat instrument penelitian yaitu lembar observasi aktivitas siswadan perangkat evaluasi, yaitu soal tes awal/tes akhir disertai jawaban untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model GI untuk kelas eksperimen dan menggunakan pembelajaran konvensional yang biasanya digunakan oleh guru biologi di SMA Negeri 1 Natar untuk kelas kontrol.Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali, pertemuan I akan membahas keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatan SDA, pertemuan II akan membahas pengaruh kegiatan manusia terhadap KH dan upaya pelestariannya, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

A. Kelas Eksperimen

a. Pendahuluan

1. Guru memberikan tes awal sebagai penilaian kemampuan awal siswa

2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.

3. Guru menjelaskan tentang model GI yang akan dikombinasikan dengan kemampuan berpikir kritis. 4. Guru menggali pengetahuan awal siswa:


(45)

4 Pertemuan I: Bedakan keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem? Berikan contohnya! Kemudian coba kalian bayangkan apa yang akan terjadi bila dibumi ini hanya ada jenis manusia saja?Bisakah manusia bertahan hidup hidup lebih lama hingga berkembangbiak?

Pertemuan II: keanekargaman hayati yang terdapat di

Indonesia memiliki wilayah persebaran masing-masing, yang memiliki manfaat dan nilai tersendiri bagi tiap wilayahnya, apa saja contoh manfaat keanekaragaman hayati yang dapat kalian rasakan?

Menurutmu, dengan bertambahnya populasi manusia, apa yang akan terjadi dengan keadaan alam kita?

5. Guru memberikan motivasi :

Pertemuan I :dengan mempelajari tentang keanekaragaman hayati ini kita dapat mengetahui banyaknya manfaat dan nilai yang terkandung dalam SDA bagi kelangsungan hidup manusia.Pertemuan II : dengan mempelajari mengenai keanekaragaman hayati kita dapat mengetahui adanya

pengaruh dari kegiatan yang kita lakukan sehari-hari terhadap kelestarian alam. Menurunnya SDA di lingkungan kita, akan diikuti dengan berkurangnya kesejahteraan manusia maka hendaknya kita mulai mengurangi kegiatan yang berdampak buruk bagi lingkungan dan mulai melestarikannya.


(46)

5 6. Guru membagi siswa secara heterogen berdasarkan

kemampuan akademiknya, masing-masing kelompok berjumlah 5 orang yang terdiri-dari 1 orang yang tinggi prestasi belajarnya, 3 orang yang sedang prestasi belajarnya, dan 1 orang yang rendah prestasi belajarnya. Masing-masing kelompok memiliki satu ketua kelompok.

b. Kegiatan inti

1. Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing. Guru menyediakan sub topik yang akan di investigasi, meliputi: keanekaragaman hayati Indonesia, manfaat dan nilai keanekaragaman hayati, peranan keanekaragaman hayati terhadap kestabilan lingkungan, pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati, dan usaha perlindungan alam.Dan guru mengarahkan siswa untuk memilih topik yang menarik bagi mereka untuk selanjutnya diinvestigasi.

2. Guru membagikan LKKuntuk kegiatan investigasi dalam kelompok, dansetiap kelompokmulai merencanakan investigasi yang akan dilakukan.

3. Siswa melakukan investigasi dalam kelompoknya masing-masing, dan guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila di perlukan.

4. Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh dari kerja kelompok, tiap-tiap kelompok menyiapkan laporan akhir yang disajikan secara menarik.


(47)

6 5. Setiap kelompok di dalam kelas mempresentasikan laporan

hasil akhirnya.

6. Kelompok lain dapat aktif mengevaluasi laporan tiap

kelompok dengan berbagai tanya jawab, kritik maupun saran.

c. Penutup

1. Guru bersama-sama siswa, menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru meminta siswa mempelajari topik selanjutnya dan membawa artikel maupun gambar-gambar yang berhubungan dengan topik tersebut sebagai literatur tambahan untuk mengerjakan LKK di pertemuan berikutnya.

3. Guru mengadakan tes akhir (postes) pada pertemuan kedua.

B.Kelas Kontrol

a. Pendahuluan

1. Guru memberikan tes awal sebagai penilaian kemampuan awal siswa.

2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.

3. Guru menggali pengetahuan awal siswa:

Pertemuan I: Bedakan apa yang dimaksud keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem? Berikan contohnya! Kemudian


(48)

7 coba kalian bayangkan apa yang akan terjadi bila dibumi ini hanya ada jenis manusia saja?Bisakah manusia bertahan hidup hidup lebih lama hingga berkembangbiak?

Pertemuan II: Berikan contoh manfaat yang terkandung dalam keanekaragaman hayati bagi manusia! Menurutmu, dengan bertambahnya populasi manusia, apa yang akan terjadi dengan keadaan alam kita?

4. Guru memberikan motivasi :

Pertemuan I : keanekaragaman hayati penting untuk

diketahui, karena banyak nilai manfaat yang terkandung bagi kelangsungan hidup manusia.

Pertemuan II : dengan mempelajari mengenai

keanekaragaman hayati kita dapat mengetahui adanya pengaruh dari kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, maka hendaknya kita mulai mengurangi kegiatan yang berdampak buruk bagi lingkungan dan mulai melestarikannya.

5. Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara acak tanpa memperhatikan kemampuan akademiknya, 1 kelompok terdiri dari 5-6 orang.

b. Kegiatan Inti

1. Guru memberikan penjelasan awal tentang materi yang harus dipelajari pada tiap pertemuannya


(49)

8 2. Guru menyajikan informasi tahap demi tahap mengenai

materi yang ada dibuku panduan belajar, meliputi: keanekaragaman hayati Indonesia,manfaat dan nilai keanekaragaman hayati, pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati, dan usaha perlindungan alam.

3. Guru memberikan siswa pelatihan bimbingan dengan mengerjakan LKK yang dikerjakan secara kelompok. 4. Guru mengontrol siswa selama mengerjakanLKK.

5. Guru meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok untuk mempersentasikan LKK yang telah dikerjakan.

c. Penutup

1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru meminta siswa mempelajari topik selanjutnya.

3. Guru mengadakan tes akhir (postes) pada pertemuan kedua.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini ialah:


(50)

9 Data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Data kuantitatif adalah kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemampuan berpikir kritis ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi

(N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

kemudian nilai gain dirata-rata.

b. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa dengan mengunakan lembar observasi aktivitas belajar.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Tes awal dan tes akhir

Data kemampuan berpikir kritisberupa nilai tes awal diambil pada Pertemuan pertama. Nilai tes awal diambil sebelum pembelajaran pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai tes akhir diambil setelah pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal essay dengan jumlah 8 butir soal, dengan point bertingkat sesuai dengan poin kriteria penilaian yang telah ditentukan. Soal disusun sedemikian rupa sehingga tiap poin soalnya dapat melatih dan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik penskoran nilai tes awal dan tes akhir yaitu:

S= R x 100

N

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut(51)


(51)

10 (dikutip dari Purwanto, 2007 : 112)

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.Rubrik variabel, sub variabel, indikator, jenis data dan alat ukur data secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data

F. Teknik Analisis Data

a) Data kuantitatif

Data penelitian ini yang berupa nilai pretes, postes, dan N-gain baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di analisis dengan uji t

menggunakan software SPSS versi 17.

1. N-gain

Untuk mendapatkan N-gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut:

No Variabel Instrumen Jenis data dan

Alat ukur Analisis Data 1 Kemampuan

berpikir kritis siswa

Tes Kemampuan berpikir

kritissiswa

Nominal dan

tes tertulis Uji t 2 Aktivitas siswa

selama proses pembelajaran

Lembar observasi

aktivitas siswa Interval dan lembar observasi


(52)

11 100 X Y Z Y X Gain N    

Keterangan : X = nilai rata-rata postes, Y = nilai rata-rata pretes, Z = skor maksimum

2 Kemampuan berpikir kritis

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritissiswa dalam pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa

2) Menentukan persentase tiap indikator Kemampuan berpikir kritis dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:

P= N

f 100%

Keterangan : P = angka Persentase, f = frekuensi keterampilan proses/Jumlah point kemampuan berpikir kritissiswa yang diperoleh, N = Jumlah total point kemampuan berpikir kritistiap indikator (Sudijono, 2004: 40)

3)Menghitung skor rata-rata tiap item

4)Setelah data diolah dan diperoleh, maka kecakapan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

Setelah data diolah dan diperoleh persentase, maka kemampuan berpikir kritissiswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :

Tabel 4. Persentase Kemampuan berpikir kritis


(53)

12 81 – 100%

61 – 80 % 41 – 60 % 21 – 40 % 0 – 20 %

tinggi sekali tinggi sedang rendah rendah sekali (Arikunto, 2007:214)

b) Data kualitatif

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

% 100 x n xi

 

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalamCarolina, 2010: 31)

Aspek yang diamati

Keterangan  = Rata-rata skor aktivitas siswa, ∑xi = Jumlah skor yang


(54)

13

K

Keterangan :

A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide/jawaban

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan

B.Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

C.Melakukan kegiatan diskusi/kerjasama

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi/tidak bekerjasama dalam kelompok 2. Melakukan diskusi/kerjasama hanya dengan satu atau dua orang teman saja 3. Melakukan diskusi/bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok

D.Membuat Kesimpulan:

1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil investigasi.

3. Membuat kesimpulan lengkap dan sesuai dengan hasil investigasi

c) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan software SPSS versi 17.

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 6 jumlah Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas


(55)

14 a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05 tolak Ho, untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466).

d) Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data yang dihitung melalui uji Bartlett dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama. H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda.

b. Kriteria Uji

- Jika χ2

hit< χ 2 tab sehingga Ho diterima - Jika χ2

hit> χ 2 tab sehingga Ho ditolak (Pratisto, 2004: 71).

e) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan ujiperbedaan 2 rata-rata yang dihitung dengan menggunakan Software SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

Ho : rata-rata nilai kedua sampel sama. H1 : rata-rata nilai kedua sampel berbeda.


(56)

15 2) Kriteria Uji

Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2009:18). b. Uji Perbedaan Dua rata-rata

1) Hipotesis

H0: rata-rata nilaipada kelompok eksperimen sama

dengan kelompok kontrol.

H1: rata-rata nilai pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol. 2) Kriteria Uji :

Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak.


(57)

56

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GIterhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X di SMA N 1 Natar pada materi pokok keanekaragaman hayati.

2. Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas yang menggunakan model GIlebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi. 3. Aktivitas siswa dengan model GI lebih tinggi daripada aktivitas siswa

dengan metode diskusi. B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Guru maupun peneliti lain yang akan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe GI, hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan model GI sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang

digunakan.

2. Dalam penerapan model GI,sebaiknya guru maupun peneliti lebih


(58)

57 tugas kelompoknya masing-masing, agar hasil investigasi yang didapat tidak meluas dari sub topik materi yang telah ditentukan, sehingga waktu yang tersedia akan lebih efektif.

3. Dalam pembelajaran menggunakan model GI, guru maupun peneliti sebaiknya turut mempersiapkan bahan investigasi untuk kelompok siswa agar dapat mengantisipasi kelompok siswa yang tidak membawa bahan investigasi dari sumber lain, sehingga siswa memiliki berbagai literatur untuk dapat menginvestigasi tugas kelompoknya.

4. Adanya pemberian hadiah bagi kelompok terbaik, kemungkinan akan membuat siswa lebih bersemangat dalam menginvestigasi tugas kelompoknya.


(1)

81 – 100% 61 – 80 % 41 – 60 % 21 – 40 % 0 – 20 %

tinggi sekali tinggi sedang rendah rendah sekali (Arikunto, 2007:214)

b) Data kualitatif

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

% 100 x n xi

 

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalamCarolina, 2010: 31)

Aspek yang diamati

Keterangan  = Rata-rata skor aktivitas siswa, ∑xi = Jumlah skor yang


(2)

K

Keterangan :

A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide/jawaban 1. Tidak mengemukakan pendapat /ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan

B.Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

C.Melakukan kegiatan diskusi/kerjasama

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi/tidak bekerjasama dalam kelompok 2. Melakukan diskusi/kerjasama hanya dengan satu atau dua orang teman saja 3. Melakukan diskusi/bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok D.Membuat Kesimpulan:

1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil investigasi.

3. Membuat kesimpulan lengkap dan sesuai dengan hasil investigasi

c) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan software SPSS versi 17.

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

6

jumlah Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas


(3)

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05 tolak Ho, untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466).

d) Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data yang dihitung melalui uji Bartlett dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama. H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda. b. Kriteria Uji

- Jika χ2

hit< χ 2 tab sehingga Ho diterima

- Jika χ2

hit> χ 2 tab sehingga Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 71). e) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan ujiperbedaan 2 rata-rata yang dihitung dengan menggunakan Software SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

Ho : rata-rata nilai kedua sampel sama. H1 : rata-rata nilai kedua sampel berbeda.


(4)

2) Kriteria Uji

Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2009:18).

b. Uji Perbedaan Dua rata-rata 1) Hipotesis

H0: rata-rata nilaipada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1: rata-rata nilai pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2) Kriteria Uji :

Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak. (Pratisto, 2009:18).


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GIterhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X di SMA N 1 Natar pada materi pokok keanekaragaman hayati.

2. Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas yang menggunakan model GIlebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi. 3. Aktivitas siswa dengan model GI lebih tinggi daripada aktivitas siswa

dengan metode diskusi.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Guru maupun peneliti lain yang akan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe GI, hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan model GI sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang

digunakan.

2. Dalam penerapan model GI,sebaiknya guru maupun peneliti lebih


(6)

tugas kelompoknya masing-masing, agar hasil investigasi yang didapat tidak meluas dari sub topik materi yang telah ditentukan, sehingga waktu yang tersedia akan lebih efektif.

3. Dalam pembelajaran menggunakan model GI, guru maupun peneliti sebaiknya turut mempersiapkan bahan investigasi untuk kelompok siswa agar dapat mengantisipasi kelompok siswa yang tidak membawa bahan investigasi dari sumber lain, sehingga siswa memiliki berbagai literatur untuk dapat menginvestigasi tugas kelompoknya.

4. Adanya pemberian hadiah bagi kelompok terbaik, kemungkinan akan membuat siswa lebih bersemangat dalam menginvestigasi tugas kelompoknya.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 30 63

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

3 47 45

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 18 51

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap

0 7 57

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

0 17 61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

2 14 52

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)

0 7 60

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Al-Huda Jati Agung TP 2013/2014)

0 6 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Paramarta 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 8 59