PANDANGAN YUSUF AL QARDHAWI TERHADAP INTERVENSI ARAB SAUDI KE YAMAN STUDI KASUS TAHUN 2011-2015

(1)

PANDANGAN YUSUF AL QARDHAWI TERHADAP INTERVENSI ARAB SAUDI KE YAMAN

STUDI KASUS TAHUN 2011-2015

(The Perpective of Yusuf Al-Qardhawi On Intervention of Saudi Arabia in Yemen Case Study on 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

RHOVICA ESTI RAHMADANI 20120510349

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

HALAMAN JUDUL

PANDANGAN YUSUF AL QARDHAWI TERHADAP INTERVENSI ARAB SAUDI KE YAMAN

STUDI KASUS TAHUN 2011-2015

(The Perpective of Yusuf Al-Qardhawi On Intervention of Saudi Arabia in Yemen Case Study on 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

RHOVICA ESTI RAHMADANI 20120510349

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PANDANGAN YUSUF AL QARDHAWI TERHADAP INTERVENSI ARAB SAUDI KE YAMAN

STUDI KASUS TAHUN 2011-2015

(The Perpective of Yusuf Al-Qardhawi On Intervention of Saudi Arabia in Yemen Case Study on 2011-2015)

Disusun Oleh:

RHOVICA ESTI RAHMADANI 20120510349

Telah dipertahankan dalam ujian pendadaran, dinyatakan lulus dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada:

Hari/Tanggal : Selasa/30 Agustus 2016 Pukul : 08.00

Tempat : Ruang Simulasi Sidang HI Tim Penguji

Siti Muslikhati,S.IP, M.Si 163 031

Pembimbing

Dr. Sidik Jatmika,M.SI Sugito, S.IP, M.Si

163 021 163 074


(4)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rhovica Esti Rahmadani

NIM : 20120510349

Judul Skripsi :“PANDANGAN YUSUF AL QARDHAWI TERHADAP INTERVENSI ARAB SAUDI KE YAMAN”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Skripsi ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk analisis ataupun penjelasan yang tercantum sebagai bagian dari Skripsi ini. Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 6 September 2016 Yang Membuat Pernyataan

RHOVICA ESTI RAHMADANI NIM 20120510349


(5)

MOTTO

Jalanilah Segala Sesuatunya Dengan Setulus Hati, Maka

Kemudahan A

kan Menghampiri”


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Pertama-tama, saya mengucapkan Terima Kasih kepada Allah SWT yang

telah memberikan keluarga yang luar biasa . Mereka tidak pernah lelah memotivasi

dan mendukung saya untuk menyelesaikan pendidikan ini.

Kedua, Teruntuk Bapak yang tetap menerima dan menyayangi saya meskipun

saya selalu mengecewakannya berkali-kali, yang telah membanting tulang

pagi-siang-dan-malam demi kelayakan hidup putrinya dan yang selalu mengingatkan untuk

segera menyelesaikan pendidikan ini. Teruntuk Ibu yang tetap menerima dan

menyayangi saya meskipun saya selalu mengecewakannya berkali-kali, yang selalu

memanjatkan doa pagi-siang-malam demi keselamatan dan keberhasilan putrinya di

rantauan, dan yang selalu mengingatkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi

dan lagi. Teruntuk Mas Giga yang selalu bisa memancing emosi dan menyayangiku

selalu. Teruntuk Dek Ilham yang lucu, jangan berubah ya. Teruntuk Zindut, yang

menemani di masa-masa akhir kuliah, kesedihan, kebahagiaan, air mata, dan

senyuman yang melebur menjadi sebuah keajaiban. Tetep pinteng, ganteng, dan

kutayang-tayang ya. Jadilah yang terbaik.

Ketiga, untuk Momma aka Tika yang selalu berada di sisiku baik atau pun

burukku, senang ataupun sedihku meskipun sering kutelantarkan dan ku ewh-kan dia

selalu ada. Orang yang ketika dia menangis aku tertawa, dia sedih aku bahagia,

teman yang seperti saudara, orang yang selalu ingin kuhajar, kepercayaanku, guru

spiritualku, dan teman tidurku. Tetap sabar sama aku ya sampai nanti.

Keempat, untuk Sani aka Mbah e. Terimakasih telah menjadi teman tidurku,

pelawak yang lucu, peramai yang memalukan, dan yang selalu bertanya “kapan kowe

pendadaran jon?” atau “skripsinem tekan ndi? Ndang dibarno cuk”

Dan terakhir kepada keluarga, teman dan kalian disekitarku. Terima Kasih

atas kehadirannya dalam hidupku, doanya secara langsung maupun tidak dan

dukungannya. Semoga kalian menjadi orang-orang yang kalian cita-citakan. Amin.


(7)

ABSTRAKSI

Yaman adalah negara yang sarat konflik sejak tahun 1994. Namun konflik kembali memanas ketika gelombang protes mencapai Yaman pada tahun 2011. Konflik segitiga antara Pemerintah, Houthi dan pendukung presiden sebelumnya yaitu Saleh. Presiden Hadi yang tidak mampu menyelesaikan konflik kemudian meminta bantuan Arab Saudi. Arab Saudi pun memberikan bantuan intervensi militer yang mana sebenarnya dibenci oleh Allah SWT. Hal ini yang melatarbelakangi penulis dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi intervensi Arab Saudi di Yaman berdasarkan pandangan salah satu pembaharu Islam yaitu Yusuf Al-Qardhawi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berasal dari data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi observasi dan dokumen yang masing-masing mempunyai fungsi dan keterbatasan. Penelitian ini juga menggunakan data-data yang bersifat sekunder yang bisa didapatkan dari buku, jurnal, maupun karya ilmiah yang lain dan berita cetak maupun online. Penelitian ini menggunakan teori Perang dalam buku Fikih Jihad karangan Yusuf Al-Qardhawi. Hasil dari penelitian yaitu ada tiga evaluasi dalam intervensi Arab Saudi di Yaman menurut Yusuf Al-Qardhawi. Pertama, tindakan Arab Saudi memenuhi syarat-syarat untuk melakukan jihad dalam arti fisik (agresi militer) di Yaman. Syarat-syarat tersebut diantaranya diperbolehkan perang sesama muslim apabila ada pihak yang melanggar janji dan menolak perdamaian. Kedua, Arab Saudi melakukan penyimpangan dalam aturan perang. Hal ini dibuktikan dengan jatuhnya korban non militer. Berdasarkan data PBB 6500 lebih warga Yaman tewas akibat intervensi ini. Ketiga, Tindakan Arab Saudi ke Yaman mempunyai tujuan tertolak berupa tujuan ekonomi yaitu mengincar jalur lintas minyak utama di Bab el Mandeb di Yaman Selatan.


(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, walaupun mengalami banyak sekali hambatan dan tantangan dalam proses pengerjaannya.

Penulisan skripsi dengan judul “Pandangan Yusuf Al-Qardhawi Terhadap Intervensi Arab Saudi di Yaman” didorong oleh ketertarikan penulis dengan para pembaharu Islam khususnya Yusuf Al-Qardhawi yang kemudian muncul peristiwa intervensi Arab Saudi di Yaman. Penulis ingin menganalisis pandangan Qardhawi terhadap perang internal antara sesama muslim ini apakah dibenarkan atau tidak menurut kacamatanya.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini kedepannya.

Skripsi ini dapat hadir sedemikian rupa dikarenakan tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnya kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar kepada banyak pihak yang telah berjasa membantu penulis selama proses pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir. Diantaranya kepada,

- Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku Rektor Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

- Bapak Ali Muhammad, S.IP, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(9)

- Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

- Ibu Siti Muslikhati,S.IP, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini.

- Bapak Dr. Sidik Jatmika,M.Si dan Sugito, S.IP, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan pengarahan.

- Seluruh dosen dan karyawan jurusan Ilmu Hubungan Internasional khususnya dan civitas Universitas Muhammadiyah Yogyakarta umumnya yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan.

Serta kepada banyak pihak yang telah membantu dalam proses penulisan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Agustus 2016

Rhovica Esti Rahmadani


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN... 2

MOTTO ... 3

HALAMAN PERSEMBAHAN ... 5

KATA PENGANTAR ... 6

DAFTAR ISI ... 9

DAFTAR GAMBAR ... 11

DAFTAR TABEL ... 12 BAB. I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. KerangkaTeori ... Error! Bookmark not defined.

Konsep Perang Oleh Yusuf Al-Qardhawi ... Error! Bookmark not defined.

a. Definisi dan Syarat Perang ... Error! Bookmark not defined.

b. Aturan Perang ... Error! Bookmark not defined.

c. Tujuan-Tujuan Perang ... Error! Bookmark not defined.

D. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Tujuan Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

G. Jangkauan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

H. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB. II FIKIH JIHAD YUSUF AL-QARDHAWI ... Error! Bookmark not defined.

A. Kelahiran, Keluarga dan Pendidikan Qardhawi ... Error! Bookmark not defined.

B. Pemikiran-Pemikiran Qardhawi ... Error! Bookmark not defined.

1. Konsep Ijtihad dan Tajdid ... Error! Bookmark not defined.

2. Konsep Ekonomi Tengah ... Error! Bookmark not defined.

3. Konsep Al-Wasathiyyah dan Demokrasi ... Error! Bookmark not defined.

4. Konsep Negara Islam ... Error! Bookmark not defined.

C. Karya-Karya Qardhawi ... Error! Bookmark not defined.

1. Bidang Fiqih dan Usul Fiqh ... Error! Bookmark not defined.

2. Bidang Ekonomi Islam... Error! Bookmark not defined.


(11)

BAB III INTERVENSI ARAB SAUDI DI YAMAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kronologi Terjadinya Konflik Yaman ... Error! Bookmark not defined.

1. Gerakan Separatisme Yaman Selatan ... Error! Bookmark not defined.

2. Gerakan Al-Qaeda ... Error! Bookmark not defined.

3. Arab Spring ... Error! Bookmark not defined.

4. Intervensi Pihak Asing ... Error! Bookmark not defined.

B. Bantuan Arab Saudi ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ANALISIS YUSUF AL-QARDHAWI TERHADAP INTERVENSI ARAB SAUDI DI YAMAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kondisi-Kondisi Terpenuhinya Syarat Untuk Melakukan Intervensi Sesama Negara Muslim (Yaman) oleh Arab Saudi ... Error! Bookmark not defined.

1. Syariat Perang ... Error! Bookmark not defined.

2. Faktor-Faktor Terjadinya Agresi Militer ... Error! Bookmark not defined.

B. Pelanggaran Etika Perang dalam Intervensi Arab Saudi ke YamanError! Bookmark not defined.

C. Tujuan Tertolak dalam Intervensi Arab Saudi ke YamanError! Bookmark not defined.

Islam Menolak Jihad dengan Tujuan Ekonomi ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined.


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Koalisi Arab Saudi dalam konflik Yaman (www.aljazeera.com)Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. Konflik Yaman yang berbatasan langsung dengan wilayah Arab SaudiError! Bookmark not defined.

Gambar 3. Koalisi Arab Saudi ... Error! Bookmark not defined.


(13)

DAFTAR TABEL


(14)

(15)

ABSTRAKSI

Yaman adalah negara yang sarat konflik sejak tahun 1994. Namun konflik kembali memanas ketika gelombang protes mencapai Yaman pada tahun 2011. Konflik segitiga antara Pemerintah, Houthi dan pendukung presiden sebelumnya yaitu Saleh. Presiden Hadi yang tidak mampu menyelesaikan konflik kemudian meminta bantuan Arab Saudi. Arab Saudi pun memberikan bantuan intervensi militer yang mana sebenarnya dibenci oleh Allah SWT. Hal ini yang melatarbelakangi penulis dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi intervensi Arab Saudi di Yaman berdasarkan pandangan salah satu pembaharu Islam yaitu Yusuf Al-Qardhawi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berasal dari data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi observasi dan dokumen yang masing-masing mempunyai fungsi dan keterbatasan. Penelitian ini juga menggunakan data-data yang bersifat sekunder yang bisa didapatkan dari buku, jurnal, maupun karya ilmiah yang lain dan berita cetak maupun online. Penelitian ini menggunakan teori Perang dalam buku Fikih Jihad karangan Yusuf Al-Qardhawi. Hasil dari penelitian yaitu ada tiga evaluasi dalam intervensi Arab Saudi di Yaman menurut Yusuf Al-Qardhawi. Pertama, tindakan Arab Saudi memenuhi syarat-syarat untuk melakukan jihad dalam arti fisik (agresi militer) di Yaman. Syarat-syarat tersebut diantaranya diperbolehkan perang sesama muslim apabila ada pihak yang melanggar janji dan menolak perdamaian. Kedua, Arab Saudi


(16)

melakukan penyimpangan dalam aturan perang. Hal ini dibuktikan dengan jatuhnya korban non militer. Berdasarkan data PBB 6500 lebih warga Yaman tewas akibat intervensi ini. Ketiga, Tindakan Arab Saudi ke Yaman mempunyai tujuan tertolak berupa tujuan ekonomi yaitu mengincar jalur lintas minyak utama di Bab el Mandeb di Yaman Selatan.


(17)

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syaikh Yusuf Qardhawi adalah salah seorang pembaharu Islam yang dikenal sebagai salah satu ulama islam di dunia yang mengulas tentang jihad dan mekanismenya. Qardhawi dikenal sebagai ulama yang berani dan kritis. Pandangannya sangat luas dan tajam. Karena itu, banyak pihak yang merasa tidak nyaman dengan berbagai pemikirannya yang seringkali dianggap menyudutkan pihak tertentu, termasuk pemerintah Mesir. Akibat pandangan-pandangan nya itu pula, tak jarang Qardhawi harus mendekam dibalik jeruji besi. Namun demikian, ia tak pernah berhenti menyuarakan dan menyampaikan pandangannya, dalam membuka cakrawala umat. (Fikri, 2009)

Di Dunia Islam saat ini banyak sekali bentuk kerjasama dan konflik yang terjalin antar satu negara dengan negara lainnya. Beberapa melakukan politik dengan fair, namun juga tidak sedikit yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu di setiap kebijakan suatu negara. Intervensi militer Arab Saudi ke Yaman adalah salah satu contoh peristiwa dimana terjadi kebijakan yang dirasa tidak fair dan menguntungkan satu pihak. Sesungguhnya intervensi tersebut mengutamakan prinsip kedaulatan dan kepentingan nasional serta menggunakan alasan kemanusiaan yang di baliknya banyak kepentingan yang menyebabkan hubungan antar negara tidak harmonis dan terasa tidak adil bagi negara lemah. Sebaliknya


(18)

Al Quran atau dalam hal ini Islam tidak mendasarkan hubungan antar negara ini pada kekuasaan dan kepentingan nasional belaka.(Ahmad, 2013)

Yaman adalah salah satu negara muslim yang ada di dunia. Sebagai negara muslim sudah sewajarnya harus menegakkan syiar-syiar Islam. Namun pada kenyataannya Yaman terus berkonflik sesama saudara muslimnya. Konflik Yaman bermula sejak gelombang protes mencapai Yaman pada tahun 2011. Warga menuntut turunnya Presiden Yaman saat itu, Ali Abdullah Saleh. Akhirnya pada 24 Februari 2012, Presiden Ali Abdullah Saleh resmi mundur dari jabatan Presiden Yaman. Pihak oposisi kemudian menunjuk Wakil Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi untuk menggantikannya. Ketidakstabilan politik di Yaman yang terjadi selama upaya penggulingan Ali Abdullah Saleh menjadi celah bagi kelompok pemberontak Houthi yang beraliran Syiah untuk coba merebut kekuasaan dari pemerintah. Pada 17 September 2014, pertempuran antara pasukan Pemerintah Yaman dengan Kelompok Houthi berlangsung di tepi ibu kota Sanaa. Pasukan pemberontak menghujani Sanaa dengan serangan mortir. Kemudian awal 2015 Kelompok Houthi menyerang Istana PM Yaman setelah sehari sebelumnya menyerang istana kepresidenan. Serangan ini diakhiri dengan gencatan senajata oleh kedua belah pihak.

Pada 23 Januari 2015, Abd Rabbo Mansour Hadi menyatakan mundur dari jabatan Presiden Yaman. Mundurnya Hadi membuat kekuasaan di Yaman mengalami kekosongan. Pemerintahan bentukan Kelompok Houthi tidak mendapat dukungan dari warga Yaman. Keadaan Yaman yang semakin memburuk mengakibatkan beberapa negara menutup kedutaan mereka di Yaman.


(19)

Tepat pada Februari 2015, Presiden Hadi berhasil melarikan diri ibu kota Sanaa dengan bantuan Dewan Keamanan PBB. Presiden Hadi menarik pengunduran dirinya. Dia kemudian mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman pada 24 Februari 2015. Sebulan berikutnya, Presiden Hadi mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman, sekaligus meminta bantuan dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk untuk memulihkan kekuasaannya. Pada 26 Maret 2015, Arab Saudi menyanggupi permintaan Presiden Hadi dan memulai serangan udara ke Yaman.(Asmardika, 2015)

Konflik internal di Yaman yang berlarut-larut hingga 2015 mengakibatkan kondisi politik, militer, sosial, ekonomi Yaman sangat tidak stabil yang kemudian mendasari Yaman meminta bantuan kepada negara lain. Negara yang dimintai bantuan oleh Yaman adalah saudara sesama muslimnya yaitu Arab Saudi. Arab Saudi membantu Yaman dengan cara melakukan intervensi militer melalui serangan udara. Istilah Intervensi mempunyai batasan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara, kelompok dalam suatu negara, atau suatu organisasi internasional yang mencampuri secara paksa urusan dalam negeri negara lain.(Baylis, 1999)

Sistem pemerintahan Arab Saudi didasarkan pada syariah islam dan Al-Quran. Sedangkan politik luar negerinya berdasarkan atas Hubungan Kerajaan Saudi dengan aktor lain yang didasarkan oleh nilai Islam dan Arab serta adanya kontribusi dalam hal keamanan dan kesejahteraan. Arab saudi yakin bahwa mereka adalah wakil dari keturunan Arab asli yang sedang berusaha untuk menjalin hubungan dengan dunia luar. Namun pada kenyataannya cara yang


(20)

dilakukan Arab Saudi dalam membantu Yaman tidak berdasarkan atas hukum Islam. Inilah yang melatarbelakangi penulis ingin menganalisis lebih jauh mengenai pandangan Islam menurut Yusuf Al Qardhawi sebagai salah satu mujadid terkenal terhadap intervensi Arab Saudi Dalam konflik di Yaman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka penulis ingin menganalisis tentang “Bagaimana pandangan Yusuf Al Qardhawi terhadap intervensi Arab Saudi ke Yaman?”

C. KerangkaTeori

Konsep Perang Oleh Yusuf Al-Qardhawi a. Definisi dan Syarat Perang

Menurut Yusuf Al-Qardhawi, jihad merupakan bagian dari fiqh muamalah. jihad dengan makna peperangan dan persiapan militer masuk kedalam cakupan Umat dan Negara, karena tujuan dari jihad adalah menjaga eksistensi materi dan rohani ummat serta menjaga dunia dan agama. Jihad dalah berusaha sekuat tenaga di jalan Allah yang tidak selalu menjelaskan berperang atau mengobarkan pertempuran karena berjuang dijalan Allah tidak hanya dengan kekerasan saja. (Al-Qardhawi Y. , 2011, p. 10)

Qardhawi bercerita bahwasanya jihad mempunyai cakupan yang tidak terbatas hanya kepada jihad yang berarti peperangan secara militer saja. Kadang-kadang jihad itu menggunakan pena dan lisan sebagaimana juga menggunakan


(21)

pedang dan tombak. Kadang-kadang jihad berbentuk pemikiran, pendidikan, sosial, ekonomi atau politik sebagaimana kadang berupa militer. Nampaknya al-Qardhawi setuju melawan “ägresi” liberalisme, sekularisme, pluralisme agama, dan semacamnya yang mengancam aqidah dan syariah adalah jihad. Sesungguhnya berbagai macam bentuk jihad dan aktivitas keislaman diatas walaupun tidak termasuk makna jihad dalam nash maka wajib memasukkannya ke dalam makna jihad dengan cara qiyas, karena keduanya adalah amalan yang bertujuan untuk menolong din Allah, membelanya dan melawan musuh – musuhnya serta menegakkan kalimatullah di muka bumi.

Qardhawi juga berpendapat bahwa,

Aturan Islam bukan hanya membahas tentang shalat, puasa, dzikir, tasbih, zakat, haji dan doa siang malam semata. Selama masih ada kemungkaran, ketidakadilan, kebenaran dikalahkan oleh kebatilan, bahkan kerusakan maka Islam menganjurkan umatnya untuk tidak hanya berdiam diri di rumah, menutup pintu dan berdoa hanya untuk dirinya. Islam mewajibkan setiap umatnya untuk mengambil peran dalam usaha melawan kemungkaran, mengerahkan segala daya, kekuatan, kemampuan, harta dan jiwa. Itulah yang dimaksudkan dengan berjihad di jalan Allah. (Al-Qardhawi Y. , 2011, pp. 40-41)


(22)

“Hai orang-orang yang beriman, ruku‟lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. 22:77) Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu, Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu Pula) dalam (al-Qur‟an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (QS. 22:78)” (al-Hajj: 77-78)

Menurut Qardhawi,

Allah menginginkan umat Muhammad ini dalam perjalanan hidupnya selalu berada dalam hukum-hukum Allah yang normal. Dimana terkadang mereka akan merasakan cobaan, sakit, bersabar, berkorban, berhijrah, berpeluh dan berjihad. Dimana tidak selalu menang karena kekalahan juga ada baiknya sehingga semua hal menjadi ujian penuh hikmah yang diberikan Allah kepada umatnya. Berdasarkan hasil ujian tersebut, Allah akan menetapkan pahala, siksa, surga dan neraka. (Al-Qardhawi Y. , 2011, p. 43)

“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 140-142)

Jihad dalam pengertian perang fisik merupakan kebijakan yang berkaitan erat dengan umat dan negara. Hal ini dikarenakan tujuan terpenting dari jihad adalah melindungi umat, ajaran, kepercayaan, nilai maupun kepentingan duniawi mereka dari pihak musuh yang sewaktu-waktu bisa bertindak dan berkuasa seenaknya. Jadi pada dasarnya jihad lebih terkait dengan fikih kolektif, fikih publik dan bukan fikih individu dan personal. Namun jihad dapat berubah menjadi persoalan individu apabila musuh telah memasuki tanah milik umat muslim dan


(23)

tidak ada seorang pun penguasa yang membela dan melindunginya, maka akan menjadi wajib hukumnya bagi setiap individu untuk menyusun kekuatan dan membentuk gerakan perjuangan yang dapat menggantikan fungsi penguasa dan pemerintah. Karena hanya dengan perjuangan umat, musuh dapat diusir dan tanah dapat dibebaskan. (Al-Qardhawi Y. , 2011, pp. 44-45)

“ma la yatimmu Al-wajib illa bih fahuwa wajib” Artinya

Usaha yang menjadi syarat tercapainya sebuah kewajiban, hukum paksaannya menjadi wajib pula.

Peperangan atau jihad fisik sesama negara Islam atau antara pemerintah wilayah Islam yang satu dengan yang lain pada dasarnya semua ditolak dalam Islam. Jika peperangan benar-benar terjadi, maka terjadilah kemungkaran yang dilarang sementara tidak dapat dikatakan bahwa pada salah satu pihak ada pemimpin yang adil, yang dizalimi karena masing-masing saling mengklaim.

Dalam kutipan ayat dalam buku Qardhawi yang berjudul Fikih Jihad dikatakan dalam surat Al-Hujurat:9


(24)

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

Berdasarkan surat ini perang antar sesama muslim diyariatkan karena dua hal. Pertama, dilanggarnya kesepakatan yang telah dibuat antarabdua belah pihak oleh salah satu diantaranya. Kedua, salah satu pihak menolak adanya perdamaian seperti yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Sikap tersebut adalah pembangkangan dan kesombongan.

Menurut Yusuf Al-Qardhawi agresi militer pada dasarnya apabila dilakukan sangat tidak mendukung dan relevan. Agresi militer seharusnya telah menjadi bagian dari sejarah. Terdapat syarat agar agresi militer seperti yang dilakukan oleh Arab Saudi diperbolehkan yaitu memenuhi faktor-faktor sebagai berikut.

Pertama, agresi tersebut demi melindungi dan menjaga kebebasan berdakwah, mencegah terjadinya fitnah dalam agama, melawan orang-orang yang menghalangi dakwah Islam dengan kekerasan bahkan membunuh para juru dakwah, sebagaimana banyak dilakukan oleh kekaisaran Romawi. Kedua, melindungi keselamatan pemerintah Islam dan mengamankan batas-batas wilayah kekuasaannya ketika terancam oleh musuh-musuh yang senantiasa mengintai dan mempersiapkan pasukan untuk menguasai. Ketiga, menyelamatkan umat Islam yang lemah dan menjadi tawanan perang atau mereka yang menjadi minoritas dalam suatu wilayah kekuasaan yang mengalami intimidasi, penindasan, dan penyiksaan dari pemerintah yang berkuasa dan bersikap sombong di muka bumi. Keempat, mensterilkan Jazirah Arab dari paganisme yang antagonis dan bersikap angkuh di muka bumi, mematahkan taring-taring sang pemangsa, dan menjadikan Jazirah Arab wilayah khusus Islam dan pemeluknya. (pp. 176-178)


(25)

b. Aturan Perang

Pada dasarnya menurut Qardhawi, umat muslim tidak mengharap perang, umat muslim justru selalu berharap akan sebuah kedamaian dan keselamatan. Namun ketika perang memang diwajibkan di jalan Alah, maka umat muslim akan masuk dengan kekuatan dan kesabaran serta yakin akan mendapatkan satu dari dua kebajikan yaitu menang atau mati syahid. Allah berfirman

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal perang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui” (Al-Baqarah: 216)

Dalam berperang pun tentu ada ketentuannya, salah satunya menurut Qardhawi yaitu ketika kaum muslimin terpaksa berperang mereka diperintahkan untuk meminimalisir kerugian nyawa dan materi sebisa mungkin apalagi perang sesama negara muslim yang dibenci oleh Allah. Perang dalam tata aturan Islam hanya diperbolehkan membunuh terhadap mereka yang ikut berperang atau menyerang. Sebaliknya, meskipun mereka itu sehat, masih muda dan kuat terlebih lagi jika mereka orang yang sakit, tua renta, buta dan terlantar maka tidak boleh dibunuh sepanjang mereka tidak ikut berperang. Allah tidak memperbolehkan memerangi selain orang yang memerangi, tidak boleh membunuh wanita, anak kecil, orang tua, rahib di biara, petani dan pedagang, tidak boleh menebang pohon, meruntuhkan bangunan, membuat onar dan kerusakan, tidak boleh melakukan tindakan apapun selain yang diperlukan dalam perang dan kondisi


(26)

darurat pun ada hukumnya tersendiri, yaitu sekedarnya saja. Al-Quran membatasi kondisi darurat tidak boleh melampaui batas, Allah berfirman.

“Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Baqarah: 173)

Meskipun begitu kaum muslimin tetap harus lebih mengedepankan seruan damai meski setelah perang. Seruan damai tidak boleh ditolak meski adanya kemungkinan musuh melakukan tipu daya dan langkah ini bisa dilakukan dengan serangkaian persyaratan dan kaidah-kaidah syari‟i. Hal itulah yang dipraktikkan oleh Rasulullah ketika kaum Quraisy condong berdamai dalam peristiwa Hudaibiyah. Langkah yang diambil Rasulullah bukan karena kelemahan ataupun sikap para sahabat yang malas karena mereka telah berjanji setia untuk mati. Namun beliau tetap condong pada perdamaian ketika merasakan pihak musuh meiliki kecondongan kearah sana. Di balik perjanjian damai inilah tidak sedikit dari kalangan Quraisy yang masuk agama Allah yaitu Islam. (Al-Qardhawi, 2011)

c. Tujuan-Tujuan Perang

Pihak-pihak yang berperang hendaknya mempunyai tujuan yang sesuai dengan ajaran agama. Menurut Qardhawi ada 6 tujuan-tujuan perang dalam Islam yaitu.

1. Mencegah perlakuan semena-mena

Tujuan yang pertama dalam Islam yaitu mecegah dan menolak tindakan semena-mena, baik tindakan tersebut ditujukan pada agama ataupun keseluruhan


(27)

negeri. Tindakan semena-mena terhadap agama misalnya kaum muslimin ditindas karena keyakinan yang mereka peluk, dakwah islam dihadang dan dilarang, para dai disiksa bahkan hingga dibunuh.

2. Mencegah fitnah atau menjamin kebebasan dakwah

Mencegah fitnah adalah salah satu tujuan perang yang dinyatakan secara tegas dalam Al-Quran sebagai berikut

ْعي ا ب َ إف اْ تْ ا إف ۚ ّ هلك يدلا كي ٌة ْتف كت َ ٰىتح ْمه لتاق ٌريصب ل

Artinya

“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”

Hal ini dikarenakan fitnah lebih berat dan lebih besar dosanya dari pembunuhan karena pembunuhan adalah tindak pidana terhadap jasmani dan kehidupan manusia. Sementara fitnah merupakan tindak pidanan terhadap nurani, ruhani dan pemikiran manusia.

3. Menyelamatkan orang-orang lemah

Salah satu tujuan perang dalam Islam yaitu menyelamatkan orang-orang lemah tak berdaya dari keburukan dan kezhaliman penguasa serta menundukkan orang-orang yang berlaku sombong di muka bumi secara tidak benar yang merendahkan harga diri dan kehormatan orang-orang lemah tidak berdaya, menyiksa, dan menginjak-injak kemanusiaan. Kaum muslimmin wajib memberikan pertolongan untuk membebaskan mereka yang diperbudak, tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apapun, yang mereka punya hanya kekuatan


(28)

doa kepada Allah agar diselamatkan dari pihak musuh dan diberi seseorang yang bisa menolong dan meraih tangan mereka. Allah berfirman,

“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!". (An Nissa: 74-75)

4. Pelajaran bagi mereka yang melanggar perjanjian

Pemberian pelajaran bagi mereka yang tidak menghormati dan menjaga perjanjian adalah salah satu tujuan perang dalam Islam. bagi orang-orang seperti ini mereka hanya akan menjaga dan memelihara perjanjian ketika perjanjian tersebut sesuai dengan kepentingan mereka. Namun ketika hal itu menjadi tidak sesuai mereka akan menginjak-injak dan tidak memperhatikan kesucian perjanjian tersebut. Orang-orang seperti ini tidak bisa dibiarkan berbuat kerusakan dan onar di bumi, melakukan kezaliman dan kejahatan tanpa dimintai pertanggung jawaban ataupun diberi sanksi atas kejahatan yang dilakukan. Karena itulah Islam mensyariatkan agar orang-orang seperti ini diperangi sebagai bentuk pelajaran bagi mereka dan sebagai hukuman atas perilaku yang diperbuat. Allah berfirman,

“Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman. (yaitu) orang-orang yang terikat perjanjian dengan kamu, kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya, sedang mereka tidak takut (kepada Allah). Maka jika engkau (Muhammad) mengungguli mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, agar mereka mengambil pelajaran.” (Al Anfaal: 55-57)


(29)

Kemudian ada beberapa pula tujuan-tujuan yang tertolak dalam sebuah perang yaitu.

1. Melenyapkan kekafian dari dunia

Quran mengakui adanya perbedaan agama dan keyakinan manusia, Al-Quran juga mengakui manusia terbagi menjadi golongan mukmin dan golongan kafir, golongan ahli tauhid dan golongan paganis, golongan yang percaya pada para Rasul dan golongan yang mendustakan Rasul. Allah memang menciptakan manusia berbeda-beda, seperti Allah sampaikan,

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (Yunus: 99)

“Dialah yang menciptakan kamu maka diantara kamu ada yang kafir dan diantaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(At-Taghabun: 2)

Berdasarkan nash-nash diatas, usaha apapun untuk melenyapkan perbedaan agama dan memaksa seluruh manusia memeluk agama yang sama, bersebrangan dengan kehendak Allah.

2. Memaksa manusia memeluk islam

Bagi yang memahami nash-nash Al-Quran dan Sunnah yang jelas dan tegas pasti tahu bahwa paham untuk memaksa manusia memeluk Islam adalah tertolak. Al-Quran menolak prinsip pemaksaan beragama. Allah berfirman,


(30)

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (Yunus: 99)

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (Al-Baqarah: 256)

3. Islam Menolak Jihad dengan Tujuan Ekonomi

Islam melarang mujadid baik secara individu atau berjamaah menyelipkan niat mendapatkan keuntungan-keuntungan duniawi di balik jihad, baik yang bersifat materi seperti harta ataupun yang bersifat non materi seperti wibawa, reputasi dan pujian. Saat ada niat seperti itu masuk ke dalam sebuah jihad seseorang, maka jihad batal dan pahalanya lenyap.

Bukhari dan Muslim meriwayatkab dalam kitab shahih masing-masing dari Abu Musa Al-Asyári, seorang badui mendatangi nabi lalu bertanya,

“Wahai Rasulullah, seseorang berperang demi harta rampasan, yang lain berperang karena reputasi dan yang lain berperang agar kedudukannya diketahui, siapa diantara mereka yang berada di jalan Allah?”

Nabi menjawab,

“Barangsiapa berperang agar kalimat Allah jua yang luhur, dia berada di jalan Allah.”

Dari Abu Hurairah, seseorang bertanya,

“Wahai Rasulullah, seseorang ingin berjihad namun ia menginginkan sebagian (harta) gunia?”


(31)

Rasulullah menjawab, “Tidak ada pahala baginya”

Hal ini menjelaskan bahwa niat dominan dalam jihad Islam adalah menjunjung tinggi kalimat Allah di muka bumi dan meneguhkan kebenaran serta meruntuhkan kebatilan.

Intervensi yang dilakukan Arab Saudi ke Yaman adalah benar apabila dikategorikan sebagai jihad dalam arti perang, dimana tujuan Arab Saudi yaitu menjaga eksistensi materi dan rohani ummat serta menjaga dunia dan agama dengan cara membantu menstabilkan Yaman dari berbagai macam konflik internal yang pada intinya adalah perseteruan antara Houthi yang menginginkan jabatan dalam pemerintahan, Saleh yang ingin kembali berkuasa dan Hadi yang ingin meminggirkan kelompok Houthi serta Saleh. Konflik internal Yaman yang semakin memanas mengakibatkan jatuhnya banyak korban baik tentara Yaman maupun penduduk sipil. Arab Saudi kemudian dimintai bantuan oleh Presiden Hadi untuk membantu meredakan konflik yang kemudian difokuskan kepada kelompok Houthi yang terus melakukan penyerangan di berbagai gedung pemerintahan. Awal mula dari serangan Houthi yaitu disebabkan karena Hadi mengingkari perjanjian yang ditulis dalam sebuah pernyataan resmi. Hadi mengatakan Houthi memiliki hak untuk menduduki jabatan di seluruh badan pemerintah, dan rancangan UUD yang menjadi sumber pertikaian anata pemerintah dan Houthi kini bisa diamandemen. (Abdullah, 2015)


(32)

Intervensi yang dilakukan oleh Arab Saudi ke Yaman diawali dengan upaya damai dengan kelompok Houthi. Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Al-Mubarak mengatakan bahwa pihak Arab Saudi sudah mengupayakan untuk mencapai solusi secara damai, namun segala usaha tersebut telah mendapatkan penolakan keras dari kelompok Houthi. Bahkan kelompok Houthi terus menerus melakukan permusuhan dengan menaklukan sisa wilayah lainnya, khususnya wilayah Selatan dan menjadikannya berada dibawah pengendalian mereka. (Riyadi, 2015) Kemudian intervensi berujung menjadi intervensi militer karena gagalnya perundingan damai diantara kedua belah pihak. Dalam pelaksanaannya intervensi militer yang dilancarkan Arab Saudi meleset. Banyak korban non-militer baik anak-anak, wanita, dan orang tua tidak bersalah yang turut menjadi korban.

Arab Saudi adalah negara muslim begitu pula dengan Yaman. Berdasarkan pendapat Qardhawi jihad dalam arti perang seperti yang terjadi di Yaman adalah sesuatu yang paling dilarang dan ditolak dalam Islam. Apabila dikategorikan ke dalan jenis perang, jihad ini termasuk kedalam perang internal. Islam sudah menjelaskan bahwa memerangi seorang muslim oleh muslim lain termasuk dosa besar bahkan bisa membawa kepada kekufuran. Al-Quran dan Sunnah Nabi melarang keras perbuatan ini. Peperangan antar kaum muslimin adalah jenis kekufuran atau membawa kepada kekufuran, atau mirip dengan perbuatan orang kafir jahiliah. Dalam Islam kedudukan jiwa manusia adalah suci. Islam melarang penumpahan darah kecuali karena darurat dan tuntutan kemashlahatan, dalam rangka mencegah kemudaratan dan kejahatan seperti qishash, membunuh


(33)

penyerang agar menghentikan permusuhannya atau mencegah pembangkang sampai kembali. Intervensi yang dilakukan Arab Saudi bertentangan dengan hal ini karena adanya tujuan tersembunyi dalam jihadnya yang mana tujuan tersebut tertolak dalam Islam. Akibatnya banyak darah kaum muslimin yang tidak bersalah ikut ditumpahkan.

Dalam Islam sudah jelas bahwa kejahatan membunuh secara sengaja termasuk kejahatan yang paling berat yang dapat menggoyahkan stabilitas keamanan. Perbuatan ini termasuk perbuatan terkutuk yang akan mendapat peradilan dari Allah di hari kiamat.

Rasulullah bersabda :

ءامدلاىف ابعلا يب كحيا ل ا ا( مرتلا جا ب ىئاس لا لسم ى ا بلاها

“Kasus yang pertama diadili di hadapan Allah pada hari kiamat ialah

masalah darah (pembunuhan)” (Hadits riwayat Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu

Majah dan Turmudzi). (Azmi, 2012)

Aturan perang dalam Islam menurut Qardhawi salah satunya adalah meminimalisir jatuhnya korban apalagi korban yang tidak bersalah atau penduduk sipil. Namun pada kenyataannya, serangan-serangan Arab Saudi di Yaman mengakibatkan jatuhnya korban dan kerugian besar pada penduduk setempat.. Selain pasar tradisional, masjid pun juga terkena serangan Arab Saudi. Jelas sekali ini telah melanggar atika perang yaitu larangan untuk tidak mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah. Apabila masjid pun dihancurkan maka


(34)

umat muslim tidak akan bisa beribadah. Masjid yang biasanya digunakan sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan oleh penduduk al-Fara‟ kini sepi ditinggal penduduk setempat, masjid tersebut tidak lagi berdiri kokoh atau sebagian bangunannya telah hancur, atapnya hancur tak berbentuk, dan reruntuhan memenuhi ruangan masjid. Tempat lain diantaranya pasar Atfein yang juga telah hancur lebur akibat dibombardir pesawat tempur Saudi. Di daerah Yaman lainnya, tepatnya di bani al-Qamad, Khairan. Jet tempur Saudi melancarkan pembomannya ke sebuah gudang sembako milik penduduk Yaman, mengakibatkan gudang tersebut hancur dan terbakar, tidak ada yang tersisa sedikit pun dari bahan-bahan makanan di gudang tersebut. Pesawat tempur terus melancarkan serangan bom di berbagai tempat, diantara di Taiz, pesawat menargetkan kamp militer Yaman di Jabal Jarrah dan juga sebuah stadion olahraga serta beberapa rumah yang ada disekitarnya juga turut hancur. Di Hajjah pesawat tempur Saudi melancarkan puluhan serangan udara, tepatnya di daerah Jabal „Ahim dan Hird. sedangkan di Ma‟rib, Jufainah dan beberapa tempat lainya juga tidak luput dari serangan udara Saudi. Di Amran, pesawat Saudi membom pusat pemancar telekomunikasi tepatnya di Jabal al-Aswad. Sebagaimana, dilansir oleh kantor berita Yaman al-Youm. Konflik sejauh ini telah menewaskan 4.500 orang dan ribuan lainnya luka-luka, kata PBB. Namun sumber lokal Yaman, mengatakan angka kematian itu jauh lebih tinggi. (Arrahmahnews.com, 2015) ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak benar dalam etika berperang yang digunakan Arab Saudi yang bahkan dinilai tidak „islami‟.


(35)

Arab Saudi ingin membantu mengembalikan Yaman menjadi negara yang stabil dan aman. Namun penyerangan yang dilakukan oleh Arab Saudi justru diarahkan ke wilayah Yaman bagian selatan dimana fraksi-fraksi Houthi jumlahnya sangat sedikit di wilayah tersebut. Sasaran serangan seharusnya di arahkan ke wilayah Yaman bagian utara apabila sasaran utamanya adalah Houthi. Karena di wilayah utara merupakan basis dari kekuatan Houthi. (Shakdam, 2015) Selain itu, Seorang pejabat AS mengatakan bahwa operasi Riyadh merupakan bentuk respon panik atas cepatnya situasi memburuk di Yaman yang ditakutkan Saudi akan merembet ke perbatasan mereka. Koalisi negara Teluk Arab bergerak terlalu cepat sehingga keefektifan agresi militer diragukan. Menurut AS, Arab Saudi dilaporkan menyimpan beberapa rincian soal aksi militer mereka di Yaman dari Washington sampai saat-saat terakhir dilakukannya agresi militer pada Maret 2015.

Meskipun Arab Saudi berbicara dengan para pejabat tinggi AS soal serangan udara untuk mendukung pemerintahan Presiden Hadi yang diperangi oleh al-Houthi, pejabat AS mengakui terdapat gap terkait informasi yang mereka punya soal serangan, termasuk tujuan Saudi untuk melakukan serangan itu. Jenderal Lloyd Austin, kepada Komando Sentral militer AS, mengatakan pada Senat AS bahwa ia telah berbicara dengan kepala pertahanan Arab Saudi tepat sebelum mereka melancarkan serangan ke Yaman bahwa serangan ini tidak bisa diperkirakan kemungkinan keberhasilannya karena tidak tahu apa maksud dan tujuannya secara spesifik. (Agestu, 2015) Namun pada Maret 2015 serangan udara dilancarkan ke Yaman dengan alasan milisi Houthi yang telah mencapai benteng


(36)

pertahanan akhir dari Presiden Hadi. Ada sebuah makna tersirat bahwa serangan Arab Saudi mempunyai sebuah maksud dan tujuan tersembunyi dari intervensinya yang dilancarkan ke Yaman.

Yaman adalah wilayah yang kecil namun memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Yaman memiliki 50 kilang minyak produktif dengan kualitas minyak bumi dengan standar dunia, belum lagi ditambah potensi dari cadangan gas alam nya yang mencapai 18 trilyun kaki kubik. Tidak hanya minyak bumi dan gas alam, Yaman pun dikaruniai tambang emas yang cukup besar. Yaman sendiri tercatat sebagai negara Arab produsen Emas ke 6 di Dunia, termasuk barang tambang langka yang berharga mahal di dunia. (Jakartaforum, 2015) Meski relatif miskin, secara geopolitik Yaman memiliki posisi strategis. Ia berbatasan dengan Laut Merah, Teluk Aden, dan Laut Arab, dan terletak antara Oman dan Saudi. Setiap hari sekitar 5 juta barrel minyak dibawa oleh kapal-kapal tanker, yang lalu lalang melalui Teluk Aden, sehingga pihak yang menguasai Yaman berpotensi memotong jalur laku lintas minyak yang strategis tersebut.Dengan potensinya tersebut tampaknya wajar bila negara asing seperti Arab Saudi serta sejumlah negara lain ikut bersaing untuk menguasai Yaman dengan menggunakan alasan penyelesaian konflik Yaman yang justru tidak berakhir hingga hari ini. Tujuan ekonomi bisa saja menjadi salah satu alasan Arab Saudi bersikeras untuk tidak menghentikan serangannnya di Yaman hingga hari ini.


(37)

D. Hipotesis

Pandangan Yusuf Al-Qardhawi terhadap intervensi Arab Saudi di Yaman yaitu

1. Tindakan Arab Saudi memenuhi syarat-syarat untuk melakukan jihad dalam arti fisik (agresi militer) di Yaman

2. Arab Saudi melakukan penyimpangan dalam aturan perang

3. Tindakan Arab Saudi ke Yaman mempunyai tujuan tertolak berupa tujuan ekonomi.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi tiga tipe, yaitu observasi, interview, dan dokumen yang masing-masing mempunyai fungsi dan keterbatasan.

Berdasarkan tipe-tipe diatas maka penulis memilih untuk menggunakan data-data yang bersifat sekunder yang bisa didapatkan dari buku, jurnal, maupun karya ilmiah yang lain dan berita online. Dengan data sekunder ini dapat me mbantu penulis untuk menganalisis dan memaparkan pandangan Yusuf Al Qardhawi terhadap intervensi arab saudi dalam konflik yaman


(38)

Adapun tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis intervensi yang dilakukan Arab Saudi ke Yaman sebagai sesama negara muslim

2. Untuk mengetahui pandangan Yusuf Al Qardhawi atas intervensi Arab Saudi di Yaman

G. Jangkauan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan batasan jangkauan dalam penelitian. Ini sebagai pengingat bagi penulis dalam melakukan penelitian agar tetap disiplin dan juga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Penulis membatasi jangkauan penelitian bermula pada tahun 2011 yaitu awal mula pecahnya konflik Yaman hingga Desember 2015 yaitu batas akhir penulis melakukan penelitian terhadap penulisan skripsi. Kemudian fokusnya hanya kepada Arab Saudi serta Yaman. Analisis dilakukan dengan menggunakan perspektif Islam dalam pandangan Yusuf Al Qardhawi yang diambil dari buku Qardhawi ataupun buku pendukung lain yang mengulas pemikiran Yusuuf Al Qardhawi.

Oleh karena melihat hal-hal tersebut di atas yang membuat penulis ingin mencari tahu dan tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi pandangan Yusuf Al Qardhawi terhadap intervensi Arab Saudi di Yaman.


(39)

H. Sistematika Penulisan

Bab I terdiri dari pendahuluan. Di dalam pendahuluan terdapat latarbelakang yang merupakan sumber masalah dari penelitian ini. Kemudian rumusan masalah sebagai fokus pembatas kajian penelitian ini. Kemudian untuk menganalisis masalah secara ilmiah maka peneliti menggunakan landasan teori yang ada di Bab I ini. Selanjutnya adalah metode penelitian sebagai langkah operasional penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Fikih Jihad Yusuf Al Qardhawi secara umum. Akan dipaparkan pula pandangan-pandangan dan pemikiran-pemikiran tentang perang atau jihad menurut Yusuf Al Qardhawi.

Bab III menjelaskan awal mula intervensi Arab Saudi di Yaman kemudian akan dijelaskan pula hubungan yang seharusnya dilakukan antar sesama negara muslim. Selain itu, didalamnya akan berisi gambaran intervensi Arab Saudi di Yaman yang menjurus kepada peperangan antara sesama umat muslim kemudian akibat dari perang tersebut.

Bab IV menjelaskan tentang Analisis Yusuf Al Qardhawi yang berkaitan dengan intervensi Arab Saudi di Yaman. Dan akan dipaparkan pula tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Arab Saudi terhadap Yaman.

Bab V adalah penutup yang berisikan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya serta adanya saran yang penulis berikan terhadap penulisan skripsi ini.


(40)

BAB. II

FIKIH JIHAD YUSUF AL QARDHAWI

Dr. Yusuf Al-Qaradhawi adalah ulama yang sangat fenomenal karena kedalaman ilmu dan da‟wahnya. Ia menjadi rujukan dan referensi berbagai macam kalangan karena kemampuannya dalam menjawab segala masalah umat sesuai dengan tuntunan Al Quran dan hadits. Qardhawi lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada 9 September 1926. Ketika usianya belum genap 10 tahun, Qardhawi telah mampu menghafal Al-Qur‟an. Seusai menamatkan pendidikan di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi, ia meneruskan pendidikan ke Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar, Kairo. Pemikiran beliau banyak dipengaruhi oleh cendekiawan muslim Hasan Al Banna. Qardhawi tidak asing dengan penjara karena di usia mudanya ia sering masuk bui. (Wijaya, 2009) Pada tahun 2015 Qardhawi bersama Presiden Muhammad Mursi dan 104 orang lainnya. Mereka dituduh mengacaukan negara, termasuk bekerja sama dengan Hamas dan Iran. Sementara Yusuf Qardhawi, ia dijatuhi vonis atas tuduhan menjadi provokator saat menjatuhkan Husni Mubarak. Qaradawi membantah tuduhan, ia mengatakan berada di Qatar saat dugaan pelanggaran terjadi. (Amanda, 2015)


(41)

Yusuf Al-Qaradhawi lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada 9 September 1926. Ayah Qardhawi telah meninggal sejak ia berusia dua tahun. Ia diasuh oleh pamannya sejak kecil dan bahkan karena kedekatannya ia telah menganggap pamannya sebagai ayahnya sendiri. Pada usia 10 tahun, ia sudah bisa menghafal al-Qur‟an. Setelah tumbuh dewasa Qardhawi menikah dan mempunyai istri bernama Shaft Thurab dan dikaruniai tujuh orang anak, empat putri dan tiga putra. Dalam hal pendidikan, ia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa ia adalah seorang ulama yang sangat terbuka. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.

Salah seorang putri Qardhawi memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika. Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.

Keberagaman pendidikan yang ditempuh oleh anak-anak Qardhawi menggambarkan sikap dan pandangannya terhadap pendidikan modern. Hanya ada satu anak dari Qardhawi yang menmpuh pendidikan di Darul Ulum. Hal ini karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak adanya pemisahan ilmu secara bertentangan. Semua ilmu bisa menjadi islami dan tidak islami dah


(42)

hal tersebut tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara bertentangan tersebut, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam. Suatu hal yang wajar apabila Qardhawi dikenal sebagai ulama dan pemikir islam yang unik sekaligis istimewa, keunikan dan keistimewaanya itu tidak lain karena ia memiliki cara atau metodologi khas dalam menyampaikan risalah islam, disebabkan oleh metodologinya itulah dia mudah diterima di kalangan dunia barat sebagai seorang pemikir yang selalu menampilkan islam secara ramah, santun, dan moderat, kapasitasnya itulah yang membuat Qardhawi kerap kali menghadiri pertemuan internasional para pemuka agama di Eropa maupun di Amerika sebagai wakil dari kelompok islam. (Biografiku.co, 2009)

Qardhawi sangat peduli terhadap pendidikan, semasa hidupnya ia

menamatkan pendidikan di Ma‟had Thantha dan Ma‟had Tsanawi. Kemudian ia

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin dan lulus tahun 1952. Tidak berhensi sampai disitu, Qardhawi selanjutnya menyelesaikan program doktor pada tahun 1973. Untuk meraih gelar doktor di Universitas al-Azhar, Kairo, ia menulis disertasi dengan judul “Zakat dan Pengaruhnya dalam Mengatasi Problematika Sosial”. Disertasi ini telah dibukukan dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk dalam edisi bahasa Indonesia. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.

Qardhawi mengalami keterlambatan dalam memperoleh gekar doctor. Gelar doktornya baru dia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi “Zakat dan


(43)

Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan”, yang kemudian di sempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif dalam membahas persoalan zakat dengan nuansa modern. Penyebab keterlambatannya meraih gelar doktor adalah karena ia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Qardhawi memilih Qatar sebagai tempat tujuannya dan menginggalkan Mesir pada tahun 1961. Qatar menjadikannya pribadi yang lebih maju dan berkembang. Qardhawi bebas untuk mengembangkan pemikiran-pemikirannya. Di sana ia sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya. Pada tahun 1957, Yusuf al-Qaradhawi juga menyempatkan diri memasuki Institut Pembahasan dan Pengkajian Arab Tinggi dengan meraih diploma tinggi bahasa dan sastra Arab. Melalui bantuan-bantuan dari universitas, lembaga-lembaga dan yayasan keagaam Islam di dunia Arab Qardhawi mampu melakukan kunjungan ke berbagai negara Islam maupun non-Islam untuk tujuan keagamaan. Qardhawi juga pernah mengunjungi Indonesia pada tahun 1998. Dalam berbagai kunjungannya ke Negara-negara lain, ia aktif mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar danmuktamar. Misalnya seminar hukum Islam di Libya, Muktamar Pertama tarikh Islam di Beirut, Muktamar Internasional Pertama mengenai ekonomi Islam di Mekkah, dan muktamar hukum Islam di Riyadh. (Firdaus, 1994)

Dalam perjalanan hidupnya, Qaradhawi tidak asing dengan situasi di dalam penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk


(44)

bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun. Qaradhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai membentuk opini publik tentang ketidakadilan rejim saat itu. (Wijaya, 2009)

B. Pemikiran-Pemikiran Qardhawi

Pemikiran Yusuf al- Qaradawi mempunyai pengaruh yang cukup dipertimbangkan di seluruh dunia. Pemikiran yang bersesuaian dengan keadaan dan suasana semasa dahulu menjadikannya sebagai rujukan dan panduan oleh umat Islam. Pemikiran Qardhawi tentang keagamaan dan politik dipenharuhi oleh sosok Hassan Al-Banna. Qardhawi kerap mengikuti Al-Banna berkeliling ke beberapa tempat dan senantiasa menyimak ceramah dan menelaah buku-bukunya. Tokoh lainnya adalah al-Bahī al-Khailī dan Muhammad alGhazālī sebagai dua sosok utama al-Ikhwān al-Muslimīn. Pengaruh gerakan ini memang sangat kuat terhadap al-Qaradhāwi bahkan lebih kuat dari pengaruh pendidikan resminya di al-Azhar. Selain oleh Al-Banna, pemikiran Qardhawi juga banyak dipengaruhi oleh ulama dari kalangan Al-Azhar. Tokoh tersebut antara lain Muhammad Abdullah Darraz. Qaradhawi mengagumi tokoh ini karena keluasan dan orisinalitas ilmu dan pemikirannya yang terlihat terutama di dalam bukunya Falsafah al-Akhlāq fi al-Islām. Ulama lain yang mempengaruhinya adalah


(45)

Muhammad Syaltut, „Abd al-Halīm Muhammad. Pada tokoh yang disebut terakhir, Qaradhawi mendalami ilmu filsafat Islam ketika mengikuti kuliah Ushuluddin yang diajar oleh Syaikh Al-Azhar tersebut. (Ad-Din, 1428 H)

Di antara sumbangan besar Yusuf al-Qaradawi ialah memperkenalkan pendekatan dinamik untuk memahami Shari‟ah melalui beberapa konsep yaitu fiqh dan manhaj yang beliau anjurkan dan ini termasuk fiqh al- Nusus, fiqhal-waqi’, fiqh al-muwazanat, fiqh al-awlawiyyat, fiqh al-taghayyur, fiqh al-Jihad, fiqh al-thaurah, fiqh al-iqtisadi al-Islami, fiqh al-aqalliyyat, fiqh al-wasatiyyah, fiqh al-dakwah dan manhaj al-sala fiqh. Yusuf al-Qaradawi telah memberikan nafas baru dan dalam bentuk yang lebih segar untuk siapapun yang ingin memahami Islam dengan lebih mendalam dan berkesan.

1. Konsep Ijtihad dan Tajdid

Di bidang keagamaan Qardhawi banyak menyampaikan pemikirannya terutamai mengenai konsep ijtihad dan tajdid. Qaradhāwī mengemukakan dalam Pengantar bukunya yang berjudul Al-Ijtihād fī al-Syarī’ah al-Islāmiyyah ma’a Nazharāt Tahlīliyyah fī al-Ijtihād al-Mu’āshir, bahwa ada dua kata kunci yang sangat penting dan mempunyai pengaruh besar dalam kelangsungan agama Islam. Dua hal itu diambil dari akar kata yang sama dalam bahasa Arab, yakni ijtihad dan jihad. Yang pertama meliputi wilayah berpikir dan analitis, sedangkan yang kedua meliputi wilayah amal dan sikap keseharian. Ijtihad merupakan corak jihad di bidang keilmuan (al-jihād al-‘ilmī), sedangkan jihad sendiri adalah bentuk ijtihad yang bersifat praktis (al-jihād al-‘amalī). Al-Qaradhāwī


(46)

menjelaskan bahwa syariat Islam diturunkan sebagai syariat penutup sebagai petunjuk bagi manusia. Allah SWT. telah menciptakan ciri khasnya berupa nilai-nilai general, abadi sekaligus universal (syumūl). Di samping itu Allah SWT. juga menjadikannya bersifat terbuka dan tidak kaku. Dalam hal itulah terdapat kesempatan bagi para ulama untuk berijtihad terhadap permasalahan yang tidak ada dalilnya secara qath’i. Meskipun demikian, al-Qaradhāwī tetap menggariskan bahwa ijtihad harus tetap berorientasi pada mencari keridhaan Allah, tanpa melanggar batas (ekstrim), dan bukan unntuk mengabaikan hak-hak manusiawi. (Al-Qardhawi, Al-Ijtihād fī al-Syarī‟ah al-Islāmiyyah ma‟a Nazharāt Tahlīliyyah fī al-Ijtihād al-Mu‟āshir, 1996)

Bagi Qardhawi keberadaan ijtihad sangat penting dalam Islam. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Alquran, Sunah dan ijma‟. Oleh karena itulah Imam al-Syaukānī berpendapat hukum ijtihad adalah fardu kifayah. Di mana pada setiap masa harus ada orang yang mampu untuk menjawab problematika umat.

Qardhawi menyimpulkan, setidaknya hukum ijtihad berkisar pada tiga hal berikut: (Al-Qardhawi Y. , 2001)

a. Hukumnya fardu ‘ain apabila:

- Seseorang berhadapan dengan masalah hukum yang menyangkut

dirinya pribadi ketika tidak ada tempat untuk bertanya baik menyangkut ibadah, muamalah, maupun keluarganya sendiri.

- Ijtihad pada masalah yang hukumnya telah jelas bagi yang

bersangkutan, sedangkan di tempat tersebut tidak ada orang lain yang lebih mengerti masalah fikih dan agama.


(47)

b. Hukumnya fardu kifayah apabila:

- Seseorang meminta fatwa terhadap kasus yang terjadi, sedangkan saat

itu ada beberapa orang yang dapat berijtihad.

- Ada permasalahan hukum yang dalam menganalisisnya diserahkan

kepada beberapa orang pakar dalam berbagai bidang. Apabila salah satunya melakukan ijtihad maka gugurlah sudah kewajiban yang lain. c. Hukumnya dianjurkan (nadb) apabila:

- Seorang ‘ālim yang berijtihad dalam rangka ingin mengetahui hukum

permasalahan tertentu meskipun belum terjadi.

- Seorang mufti yang mengeluarkan fatwa meskipun ia tidak melihat

adanya permasalahan mendesak saat itu.

Qardhawi termasuk ulama yang berpendapat setiap masa harus ada seorang mujtahid. Ia sepakat dengan para fukaha mazhab Hanbali yang tidak memperkenankan kekosongan mujtahid setiap masa. Untuk mewujudkan ijtihad yang lurus, menurut Qaradhawi diperhatikan beberapa aturan dan ketentuan pokok untuk ijtihad kontemporer yaitu tidak ada ijtihad tanpa mencurahkan kemampuan, tidak ada ijtihad dalam masalah-masalah yang bersifat qath’ī, tidak boleh menjadikan yang zhannī menjadi qath’ī, menggabungkan antara fikih dan hadits, sekaligus menghilangkan jurang pemisah antara fukaha dan muhadditsīn, waspada agar tidak mudah tergelincir oleh tekanan realita, mengantisipasi pembaharuan yang bermanfaat dengan tidak menerima atau menolak hal-hal yang bersifat asing, tetapi menyeleksinya lebih dahulu, tidak mengabaikan perkembangan zaman, melakukan transformasi kepada ijtihad kolektif dan


(48)

bersikap lapang dada terhadap kekeliruan mujtahid. (Al-Qardhawi Y. , Syarī‟ah al-Islām Shālihah li al-Tathbīq fi Kull Zamān wa Makān, 1997)

Meskipun Qaradhawi menyerukan membuka pintu ijtihad, ia juga tetap tegas terhadap tajdīd (pembaharuan) yang didengungkan oleh kalangan liberalis, sekularis, maupun atheis yang terselubung. Menurut Qaradhawi, pemikiran mereka justru menjauhkan umat Islam dari Allah SWT. Sehingga mereka sama sekali tidak pantas melakukan tajdīd dalam Islam. Mereka lebih tepat dikatakan sebagai mubaddid (penghancur) agama, karena apa yang mereka lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan kebaikan agama.

2. Konsep Ekonomi Tengah

Penjelasan pemikiran ekonomi Yusuf Qardhawi, lebih di titik beratkan

kepada perbedaan antara ekonomi Islam dengan ekonomi hasil teori manusia,

yakni terletak pada nilai dan akhlak. Karena itulah tujuan, cara dan berbagai

kegiatan ekonominya berpegang teguh pada syariat islam. Qardhawi juga

menjelaskan bahwa di dalam ekonomi menurut ajaran Islam terdapat pengawasan

internal dari dalam hati nurani mereka sendiri sebagai seorang muslim. Qardhawi

juga mengatakan bahwa manusia adalah tujuan kegiatan ekonomi. Manusia dalam

pandangan Islam merupakan pelaku ekonomi dengan memanfaatkan ilmu yang

diberikan Allah kepadanya. Ekonomi manusia yang dimaksud oleh Qardhawi

yaitu mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi manusia itu sendiri. Selain itu

Qardhawi juga berbicara bahwa ekonomi pertengahan bermakna keadilan yang


(49)

ekonomi Islam bersifat netral (pertengahan) tidak menyerupai kapitalis ataupun sosialis.

Seperti dalam firman Allah

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS Ar Rahman : 7-9)

3. Konsep Al-Wasathiyyah dan Demokrasi

Di bidang politik Qardhawi berbicara mengenai konsep Konsep al-Wasathiyyah. Menurut Qardhawi Islam adalah agama rahmat. Di masa lalu hingga saat ini umat muslim selalu dihadapkan pada dualisme atau multi pandangan dalam beragama. Hal ini berawal dari perbedaan pemahaman terhadap tanda-tanda (ayat-ayat) Tuhan dalam al-Qur‟an, yang tentunya sikap tersebut dilatarbelakangi oleh situasi historis yang turut mempengaruhi dan mengkondisikan. Perbedaan tersebut dikatakan sebagai rahmat Tuhan (ikhtilaf ummati rahmatun), dan dinamika dalam berkehidupan, bersosial serta berinteraksi diantara sesamanya. Maka pasti, perbedaan seharusnya tidak mengarahkan pada perpecahan dan pelabelan Islam sebagai agama yang tidak menjunjung nilai-nilai kedamaian dan kasih sayang. Sebab itu, umat Islam dituntut menjadi “Ummatan Wasathan”, yaitu umat yang moderat, adil, dan seimbang dalam bersikap, berinteraksi dan bersosial. Tuntutan sebagai umat moderat mendorong umat Islam untuk menafikan dan menghilangkan pandangan di kalangan umat Islam yang


(1)

Serangan-serangan Arab Saudi di Yaman selain mengakibatkan jatuhnya korban juga menimbulkan kerugian besar pada penduduk setempat. Selain pasar tradisional, masjid pun juga terkena serangan Arab Saudi. Jelas sekali ini telah melanggar atika perang yaitu larangan untuk tidak mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah. Apabila masjid pun dihancurkan maka umat muslim tidak akan bisa beribadah. Masjid yang biasanya digunakan sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan oleh penduduk al-Fara‟ kini sepi ditinggal penduduk setempat, masjid tersebut tidak lagi berdiri kokoh atau sebagian bangunannya telah hancur, atapnya hancur tak berbentuk, dan reruntuhan memenuhi ruangan masjid. Tempat lain diantaranya pasar Atfein yang juga telah hancur lebur akibat dibombardir pesawat tempur Saudi. Di daerah Yaman lainnya, tepatnya di bani al-Qamad, Khairan. Jet tempur Saudi melancarkan pembomannya ke sebuah gudang sembako milik penduduk Yaman, mengakibatkan gudang tersebut hancur dan terbakar, tidak ada yang tersisa sedikit pun dari bahan-bahan makanan di gudang tersebut. Pesawat tempur terus melancarkan serangan bom di berbagai tempat, diantara di Taiz, pesawat menargetkan kamp militer Yaman di Jabal Jarrah dan juga sebuah stadion olahraga serta beberapa rumah yang ada disekitarnya juga turut hancur. Di Hajjah pesawat tempur Saudi melancarkan puluhan serangan udara, tepatnya di daerah Jabal „Ahim dan Hird. sedangkan di Ma‟rib, Jufainah dan beberapa tempat lainya juga tidak luput dari serangan udara Saudi. Di Amran, pesawat Saudi membom pusat pemancar telekomunikasi tepatnya di Jabal al-Aswad. Sebagaimana, dilansir oleh kantor berita Yaman al-Youm. Konflik sejauh ini telah menewaskan 4.500 orang dan ribuan lainnya luka-luka, kata PBB. Namun sumber lokal Yaman, mengatakan angka kematian itu jauh lebih tinggi. (Arrahmahnews.com, 2015)

(c) Tujuan-Tujuan Perang

Pihak-pihak yang berperang hendaknya mempunyai tujuan yang sesuai dengan ajaran agama. Menurut Qardhawi ada 6 tujuan-tujuan perang dalam Islam yaitu, Pertama, mencegah perlakuan semena-mena. Tindakan semena-mena terhadap agama misalnya kaum muslimin ditindas karena keyakinan yang mereka peluk, dakwah islam dihadang dan dilarang, para dai disiksa bahkan hingga dibunuh. Kedua, mencegah fitnah atau menjamin kebebasan dakwah

Mencegah fitnah adalah salah satu tujuan perang yang dinyatakan secara tegas dalam Al-Quran sebagai berikut

ْعي امب َ نإف ا ْ تْنا نإف ۚ ّ ه ك نيدلا ن كي ٌةنْتف ن كت َ ٰىتح ْ ه تاق ٌريصب ن م

Artinya

“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”

Hal ini dikarenakan fitnah lebih berat dan lebih besar dosanya dari pembunuhan karena pembunuhan adalah tindak pidana terhadap jasmani dan kehidupan manusia. Sementara fitnah merupakan tindak pidanan terhadap nurani, ruhani dan pemikiran manusia. Ketiga, menyelamatkan orang-orang lemah. Salah satu tujuan perang dalam Islam yaitu menyelamatkan orang-orang lemah tak berdaya dari keburukan dan kezhaliman penguasa serta menundukkan orang-orang yang berlaku sombong di muka bumi secara tidak benar yang merendahkan harga diri dan kehormatan orang-orang lemah tidak berdaya, menyiksa, dan menginjak-injak kemanusiaan. Kaum muslimmin wajib memberikan pertolongan untuk membebaskan mereka yang diperbudak, tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apapun, yang mereka punya hanya kekuatan doa kepada Allah agar diselamatkan dari pihak musuh dan diberi seseorang yang bisa menolong dan meraih tangan mereka. Allah berfirman,

“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".(An Nissa: 74-75)

Keempat, Pelajaran bagi mereka yang melanggar perjanjian. Pemberian pelajaran bagi mereka yang tidak menghormati dan menjaga perjanjian adalah salah satu tujuan perang dalam Islam. bagi orang-orang seperti ini mereka hanya akan menjaga dan memelihara perjanjian ketika perjanjian


(2)

tersebut sesuai dengan kepentingan mereka. Namun ketika hal itu menjadi tidak sesuai mereka akan menginjak-injak dan tidak memperhatikan kesucian perjanjian tersebut. Orang-orang seperti ini tidak bisa dibiarkan berbuat kerusakan dan onar di bumi, melakukan kezaliman dan kejahatan tanpa dimintai pertanggung jawaban ataupun diberi sanksi atas kejahatan yang dilakukan. Karena itulah Islam mensyariatkan agar orang-orang seperti ini diperangi sebagai bentuk pelajaran bagi mereka dan sebagai hukuman atas perilaku yang diperbuat. Allah berfirman,

“Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman. (yaitu) orang-orang yang terikat perjanjian dengan kamu, kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya, sedang mereka tidak takut (kepada Allah). Maka jika engkau (Muhammad) mengungguli mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, agar mereka mengambil pelajaran.” (Al Anfaal: 55-57)

Kemudian ada beberapa pula tujuan-tujuan yang tertolak dalam sebuah perang yaitu. Pertama, Melenyapkan kekafian dari dunia. Al-Quran mengakui adanya perbedaan agama dan keyakinan manusia, Al-Quran juga mengakui manusia terbagi menjadi golongan mukmin dan golongan kafir, golongan ahli tauhid dan golongan paganis, golongan yang percaya pada para Rasul dan golongan yang mendustakan Rasul. Allah memang menciptakan manusia berbeda-beda, seperti Allah sampaikan,

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (Yunus: 99)

“Dialah yang menciptakan kamu maka diantara kamu ada yang kafir dan diantaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(At-Taghabun: 2)

Berdasarkan nash-nash diatas, usaha apapun untuk melenyapkan perbedaan agama dan memaksa seluruh manusia memeluk agama yang sama, bersebrangan dengan kehendak Allah.

Kedua, memaksa manusia memeluk islam. Bagi yang memahami nash-nash Al-Quran dan Sunnah yang jelas dan tegas pasti tahu bahwa paham untuk memaksa manusia memeluk Islam adalah tertolak. Al-Quran menolak prinsip pemaksaan beragama. Allah berfirman,

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (Yunus: 99)

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (Al-Baqarah: 256)

Ketiga, Islam Menolak Jihad dengan Tujuan Ekonomi. Islam melarang mujadid baik secara individu atau berjamaah menyelipkan niat mendapatkan keuntungan-keuntungan duniawi di balik jihad, baik yang bersifat materi seperti harta ataupun yang bersifat non materi seperti wibawa, reputasi dan pujian. Saat ada niat seperti itu masuk ke dalam sebuah jihad seseorang, maka jihad batal dan pahalanya lenyap.

Bukhari dan Muslim meriwayatkab dalam kitab shahih masing-masing dari Abu Musa Al-Asyári, seorang badui mendatangi nabi lalu bertanya,

“Wahai Rasulullah, seseorang berperang demi harta rampasan, yang lain berperang karena reputasi dan yang lain berperang agar kedudukannya diketahui, siapa diantara mereka yang berada di jalan Allah?”

Nabi menjawab,

“Barangsiapa berperang agar kalimat Allah jua yang luhur, dia berada di jalan Allah.” Dari Abu Hurairah, seseorang bertanya,

“Wahai Rasulullah, seseorang ingin berjihad namun ia menginginkan sebagian (harta) gunia?”

Rasulullah menjawab, “Tidak ada pahala baginya”

Hal ini menjelaskan bahwa niat dominan dalam jihad Islam adalah menjunjung tinggi kalimat Allah di muka bumi dan meneguhkan kebenaran serta meruntuhkan kebatilan.

Yaman adalah wilayah yang kecil namun memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Yaman memiliki 50 kilang minyak produktif dengan kualitas minyak bumi dengan standar dunia, belum lagi


(3)

ditambah potensi dari cadangan gas alam nya yang mencapai 18 trilyun kaki kubik. Tidak hanya minyak bumi dan gas alam, Yaman pun dikaruniai tambang emas yang cukup besar. Yaman sendiri tercatat sebagai negara Arab produsen Emas ke 6 di Dunia, termasuk barang tambang langka yang berharga mahal di dunia. (Jakartaforum, 2015) Meski relatif miskin, secara geopolitik Yaman memiliki posisi strategis. Ia berbatasan dengan Laut Merah, Teluk Aden, dan Laut Arab, dan terletak antara Oman dan Saudi. Setiap hari sekitar 5 juta barrel minyak dibawa oleh kapal-kapal tanker, yang lalu lalang melalui Teluk Aden, sehingga pihak yang menguasai Yaman berpotensi memotong jalur lalu lintas minyak yang strategis tersebut.

Sejak 2014 Al-Houthi akhirnya berhasil menguasai wilayah Sanaa yang berbatasan dekat dengan Saudi. Ancaman semakin besar ketika kelompok Al-Houthi berhasil mengupayakan kudeta. Sehingga, kepentingan keamanan menjadi kepentingan primer Saudi. Kepentingan sekunder lebih mengacu pada upaya untuk mewujudkan kestabilan Yaman agar tidak menjadi failed state yang dapat menguntungkan kelompok al-Houthi. Kepentingan lainnya seperti kepentingan ekonomi dan teritori merupakan kepentingan Saudi secara umum yang tidak kalah penting. Jalur lintas minyak utama di Bab el Mandeb, Yaman Selatan dikhawatirkan akan dapat dikuasai oleh al-Houthi jika Saudi tidak segera mengambil langkah intervensi. Meskipun akses lain dapat dilakukan di selat Hormuz, namun selat tersebut telah dikuasai penuh oleh Iran. (Jackson, 2009) Hal ini juga menjadi perhatian besar bagi geopolitik Saudi. Karena penguasaan jalur lalu lintas minyak oleh al-Houthi akan mengancam tidak hanya Saudi tapi juga negara-negara GCC (Gulf Cooperation Council) yang terdiri atas negara Saudi Arabia , Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman. Namun, untuk kepentingan secara permanen, Saudi tetap ingin mempertahankan eksistensinya sebagai hegemon di wilayah Teluk.

Negara – negara GCC turut bergabung dengan Saudi dalam melakukan intervensi ke Yaman terkecuali Oman. Kebijakan intervensi yang didukung oleh negara-negara GCC salah satunya merupakan upaya untuk menjaga kestabilan subregional di wilayah Teluk. (Cameron, 2015) Namun, kepentingan ekonomi menjadi kepentingan utama negara-negara GCC. Sebagai negara-negara penghasil minyak, negara-negara GCC tentunya memiliki kepentingan terhadap jalur lintas minyak yang berada di kawasan Bab el Mandab yang berada di Selatan Yaman dan Selat Hormuz di bagian selatan Iran. Di antara dua jalur tersebut, jalur Bab el Mandab menjadi jalur utama dan terpenting bagi negara-negara Teluk. Jika keberadaan al-Houthi semakin kuat di Yaman Selatan maka akan dapat mengancam keberlangsungan jalur minyak ini. Selain itu, selat Hormuz yang menjadi jalur alternatif juga berada di bawah kekuasaan Iran. Kedua tempat tersebut merupakan wilayah potensial yang kini masih dikuasai oleh Iran dan al Houthi. Jika wilayah tersebut tidak segera direbut maka dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh Iran untuk memperkuat perekonomiannya dan bahkan akan menjadi pesaing utama GCC dan akan menjadi sulit untuk dilalui oleh pihak GCC. (Nazemroaya, 2015)

Pengamat politik asal AS, Phil Butler melakukan sebuah analisis secara mendalam bahwasanya rahasia Saudi yang terus-menerus membombardir Yaman, tak lain dan tak bukan adalah karena adanya keperluan akan cadangan minyak dan gas bumi. Media massa di barat banyak yang menyebutkan Yaman sebagai produsen energi yang tak terlalu berpengaruh pada dunia. Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Butler. Sebanyak 3,4 juta barel minyak mengalir setiap hari di sebuah pos transit maritim, Bab el-Mandab. (Wirayudha, 2016) Arab Saudi beserta koalisinya dan Amerika Serikat ingin memegang kendali atas Yaman dengan cara terus menciptakan konflik. Butler juga merujuk pada kutipan Duta Besar AS untuk Yaman, Stephen Seche pada 2008 yang mengatakan bahwa provinsi Shabwa, Marib dan Al-Jawf punya potensi yang tinggi soal cadangan gas. Pada Mei 2015, situs anti-kerahasiaan WikiLeaks menerbitkan sekitar 500 ribu dokumen rahasia yang mengungkap keburukan-keburukan Kerajaan Arab Saudi. Dokumen rahasia sebanyak itu diduga diunduh oleh WikiLeaks dari kelompok hacker Yaman. Dokumen rahasia bernama “Saudi Cable‟s” itu salah satunya membongkar predikat Saudi sebagai sekutu top Amerika Serikat (AS) dan posisinya sebagai negara adidaya Timur Tengah dengan dukungan senjata AS. Bocoran dokumen itu sinkron dengan kebijakan AS yang selama ini mendukung agresi Saudi terhadap kelompok Houthi di Yaman. Meski AS tak ikut melakukan agresi secara langsung bersama Saudi, namun negeri Paman Sam itu rajin menyediakan data intelijen, bantuan penasihat militer, hingga bantuan logistik untuk kepentingan agresi Saudi terhadap wilayah Yaman. (Muhaimin, 2015)


(4)

3. METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi tiga tipe, yaitu observasi, interview, dan dokumen yang masing-masing mempunyai fungsi dan keterbatasan.

Berdasarkan tipe-tipe diatas maka penulis memilih untuk menggunakan data-data yang bersifat sekunder yang bisa didapatkan dari buku, jurnal, maupun karya ilmiah yang lain dan berita online.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pandangan Islam Menurut Yusuf Al-Qardhawi terhadap intervensi Arab Saudi di Yaman yaitu

- Tindakan Arab Saudi memenuhi syarat-syarat untuk melakukan jihad dalam arti fisik (agresi militer) di Yaman

- Arab Saudi melakukan penyimpangan dalam aturan perang

- Tindakan Arab Saudi ke Yaman mempunyai tujuan tertolak berupa tujuan ekonomi.

5. KESIMPULAN

Dr. Yusuf Al-Qaradhawi adalah ulama yang sangat fenomenal karena kedalaman ilmu dan da‟wahnya. Ia menjadi rujukan dan referensi berbagai macam kalangan karena kemampuannya dalam menjawab segala masalah umat sesuai dengan tuntunan Al Quran dan hadits. Buku Qardhawi yang berjudul Fikih Jihad adalah s alah satu buku terlengkap yang mengulas mengenai jihad secara keseluruhan.

Pada dasarnya alasan apapu yang digunakan untuk membunuh darah kaum muslimin secara sengaja maupuntidak sangat ditolak oleh Islam. namun Islam adalah agama yang menyesuaikan keadaan. Sehingga ada beberapa syariat dan faktor yang harus dipenuhi agar jihad dalam arti fisik tersebut dapat terlaksana.

Intervensi Arab Saudi ke Yaman apabila dipandang berdasarkan kacamata Yusuf Al Qardhawi berakhir kepada tiga hal yaitu pertama tindakan Arab Saudi berdasarkan syariat dan faktor-faktornya memenuhi syarat-syarat untuk melakukan jihad penyerangan (agresi militer) di Yaman. Kedua, Arab Saudi melakukan penyimpangan dalam aturan perang. Dibuktikan dengan justru bertambah banyaknya korban jiwa dan dampak-dampak yang lebih destruktif pasca intervensi Arab Saudi. Ketiga, Tindakan Arab Saudi ke Yaman mempunyai tujuan tertolak berupa tujuan ekonomi. Hal ini didasarkan karena terdapat beberapa hal yang janggal dan bahkan sarat akan kepentingan tersembunyi dalam intervensi Arab Saudi di Yaman.

Intervensi Arab Saudi ke Yaman ketika dikaitkan dengan pandangan Qardhawi sudah sesuai dengan tujuan utamanya yaitu membantu menyelesaikan konflik internal di Yaman. Namun pada pelaksanaannya, bom-bom yang dijatuhkan Arab Saudi di wilayah Yaman banyak mengenai korban yang tidak bersalah. Hal ini berdampak kepada tumpahnya darah kaum muslimin. Ini didasarkan karena dilanggarnya etika perang yang sesuai dengan Islam. selain itu, Arab Saudi mempunyai tujuan tersebunyi yang menyebabkan adanya ketidaksesuaian dalam pelaksanaan intervensi militer.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, D. H. (2013, Desember 13). Ahmadharakan.com. Retrieved Oktober 18, 2015, from www.ahmadharakan.com


(5)

Al-Qardhawi, Y. (2011). Hikmah Jihad. In Y. Al-Qardhawi, Fikih Jihad (pp. 44-45). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Al-Qardhawi, Y. (2011). Macam-Macam Jihad Ofensif Yang Dianjurkan dan Disepakati Bersama. In Y. Al-Qardhawi, Fikih Jihad (pp. 176-178). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Al-Qardhawi, Y. (2011). Ringkasan Fikih Jihad. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Arrahmahnews.com. (2015). Reporter TV al-Masirah Ungkap Kejahatan Saudi di Yaman. Yaman: Arrahmahnews.com.

Asmardika, R. (2015). Knronologi Konflik Yaman Hingga Kini. Yaman: Okezone.

Baylis, J. (1999). The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations. United Kingdom: Oxford University Press.

Cameron, G. (2015). War on Yemen: Where Oil and Geopolitics Mix. Aden: Autonomous Nonprofit Organization “TV-Novosti”.

Fikri, J. (2009, Januari 28). Biografi Tokoh Muslim. Retrieved from Blogspot: http://tokoh-muslim.blogspot.co.id/2009/01/dr-yusuf-qardhawi.html

Hendrik, R. (2015). PERJANJIAN DAMAI YAMAN DITANDATANGANI. Sanaa: Mi‟raj Islamic News Agency (MINA).

Hutapea, R. U. (2015). Dunia Arab Akan Ambil Tindakan Untuk Hentikan Agresi Syiah Houthi di Yaman. Riyadh: detikNews.

Indonesia, B. (2015). Houthi tembak rumah presiden Yaman. Sanaa: BBC Indonesia.

Indonesia, B. (2015). Yaman mencapai kesepakatan gencatan senjata. Sanaa: BBC Indonesia. Indonesia, S. (2015). Eks Syiah Bongkar Kejahatan kelompok Houthi. Shaada: Syiah Indonesia.com. Islam, V. (2013). Pernyataan Pesantren Salafi Damaj Soal Kejahatan Terakhir Syiah Houthi. Shaada:

voa-islam.com.

Islampos. (2015). Untuk Bungkan Media, Milisi Houthi Culik Wartawan. Sanaa: Islampos. Jackson, R. (2009). Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jakartaforum. (2015, April 21). Yaman, Negara kecil yang memiliki kekayaan luar biasa. Retrieved from jakartaforum.com: http://www.jakartaforum.co.id/2015/04/yaman-negara-kecil-yang-memiliki.html

Muhaimin. (2015). WikiLeaks Panen Dokumen Saudi Diduga dari Hacker Yaman. Riyadh: Sindonews.com.

Muhammad. (2014). Rekam Jejak Kelompok al-Houthi di Yaman . Aleppo: Liputanislam.com. Nazemroaya, M. D. (2015, Maret 29). The Geopolitics Behind the War in Yemen: The Start of a New

Front against Iran. Retrieved from Global Research: http://www.globalresearch.ca/ Radio, I. i. (2016). Dampak Perang Brutal Saudi untuk Anak dan Perempuan Yaman. Sanaa: Iran

indonesian Radio.

Setiawan, T. (2015). Shiah Houthi Culik Ulama dan Politisi Sunni. Sanaa: Iniliahcom.

Welle, D. (2016). Perang Yaman Menghebat Lagi, Dipicu Konflik Saudi dan Iran. Sanaa: Deutsche Welle .


(6)

Wirayudha, R. (2016). Cadangan Minyak & Gas, Alasan Saudi Acak-Acak Yaman. Washington DC: Okezone.com.