TA : Rancang Bangun Sistem Perangkingan Nilai Kinerja Karyawan pada Cleaning Section PT. Ume Sembada Gresik dengan Metode Promethee.
GRESIK DENGAN METODE PROMETHEE
TUGAS AKHIR
Nama : Anandya Sofia Rachmawati
NIM : 08.41010.0432
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
i
PT. Ume Sembada Gresik adalah perusahaan yang bergerak di bidang
outsourcing tenaga kerja yang memiliki lebih dari 70 tenaga kerja. Kualitas
sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan di perusahaan mitra. Saat ini PT. Ume Sembada bekerjasama dengan banyak perusahaan mitra dan sedang mengalami permasalahan dalam melakukan penilaian, karena banyaknya dokumen, kriteria, dan karyawan serta tidak ada sistem perhitungan rangking yang tepat dalam proses penilaian.
PT. Ume Sembada Gresik membutuhkan sistem perhitungan nilai kinerja yang dapat membantu perusahaan menilai kinerja karyawannya. Rancang Bangun Sistem Perangkingan Nilai Kinerja Karyawan yang diterapkan menggunakan metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(Promethee) sebagai penentuan rangking. Dengan metode Promethee, penilaian
seorang karyawan akan dinilai dengan memperhitungkan nilai selisih kriteria antara karyawan satu dengan karyawan yang lain.
Berdasarkan implementasi dan uji coba sistem, sistem penilaian kinerja karyawan pada cleaning section PT. Ume Sembada Gresik dapat memberikan hasil perhitungan/kalkulasi penilaian berdasarkan banyaknya kriteria dan memberikan output berupa rangking karyawan tertinggi maupun karyawan terendah tiap divisi dalam satu perusahaan
Kata Kunci : Penilaian Kinerja, Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(3)
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan 4 1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Penilaian Kinerja ... 7
2.2 Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation . 10 2.2.1 Karakteristik Promethee ... 11
2.2.2 Dominasi Kriteria ... 12
2.2.3 Rekomendasi fungsi preferensi untuk keperluan sistem ... 13
2.2.4 Penentuan Tipe Preferensi ... 18
2.2.5 Indeks Preferensi Multikriteria ... 18
2.2.6 Arah Preferensi Multikriteria ... 20
2.2.7 Perangkingan dalam Promethee ... 20
2.3 Konsep Sistem Informasi ... 21
2.3.1 Blok Masukan ... 21
2.3.2 Blok Masukan ... 21
2.3.3 Blok Keluaran ... 21
2.3.4 Blok Teknologi ... 21
2.3.5 Basis Data ... 22
(4)
v
2.4 Data Flow Diagram ... 22
2.4.1 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD ... 23
2.5 Entity Relational Diagram ... 24
2.6 Sistem Basis Data ... 24
2.7 Web-service ... 25
2.8 Web Services Description Language ... 26
2.9 Hypertext Preprocessor ... 28
2.10 Mobile Web ... 32
2.11 Simple Object Access Protocol ... 32
2.12 Visual Basic .NET ... 33
2.13 MySQL ... 35
2.14 Disconnected Database Model ... 36
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 39
3.1 Analisis Permasalahan ... 39
3.1.1 Identifikasi masalah ... 39
3.1.2 Hasil analisis sistem ... 43
3.2 Perancangan Sistem ... 47
3.2.1 System Flow ... 50
3.2.2 Data Flow Diagram ... 56
3.2.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 64
3.2.4 Struktur Tabel... 66
3.2.5 Perancangan Desain Input / Output... 71
3.2.6 Desain Uji Coba ... 81
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 87
4.1 Kebutuhan Sistem ... 87
4.2 Implementasi Sistem ... 87
4.2.1 Aplikasi Desktop ... 88
4.2.2 Aplikasi Mobile Web ... 100
4.3 Evaluasi ... 105
(5)
vi
BAB 5 PENUTUP ... 129 5.1 Kesimpulan ... 129 5.2 Saran 129
(6)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Penilaian Kinerja ... 8
Gambar 2.2 Pendekatan praktis terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia (Sumber : Simamora (2001 :50)) ... 9
Gambar 2.3 Kriteria biasa. ... 14
Gambar 2.4 Kriteria quasi. ... 14
Gambar 2.5 Kriteria linear. ... 15
Gambar 2.6 Kriteria level. ... 16
Gambar 2.7 Kriteria gaussian. ... 18
Gambar 2.8 Contoh Script PHP ... 28
Gambar 2.9 Hasil Contoh Script PHP Saat Membuka Browser ... 28
Gambar 2.10 Syntax IF ... 29
Gambar 2.11 Syntax While ... 29
Gambar 2.12 Syntax For ... 29
Gambar 2.13 Syntax switch ... 29
Gambar 2.14 Contoh source code php ... 30
Gambar 2.15 Contoh hasil script Require ... 30
Gambar 2.16 Source Code PHP ... 31
Gambar 2.17 Contoh hasil script statement INCLUDE ... 31
Gambar 2.18 Disconnected database object model ... 37
Gambar 2.19 Contoh kode pada disconnected Database Model ... 38
Gambar 3.1 Model analisis penilaian di perusahaan ... 42
Gambar 3.2 Document Flow Proses Penilaian kerja perusahaan ... 43
(7)
viii
Gambar 3.4 Arsitektur Sistem Perhitungan Nilai Kinerja Karyawan PT. Ume
Sembada ... 47
Gambar 3.5 System Flow Proses Maintenance Master Data ... 51
Gambar 3.6 System Flow Proses Maintenance Master Data ... 52
Gambar 3.7 System Flow Proses Pengaturan Prefensi kriteria ... 53
Gambar 3.8 System Flow Proses Penilaian karyawan ... 54
Gambar 3.9 System Flow Proses menghitung nilai dengan menggunakan metode Promethee ... 55
Gambar 3.10 System Flow Proses Pembuatan Laporan ... 56
Gambar 3.11 Context Diagram Sistem Penilaian Kinerja Karyawan PT. Ume Sembada Gresik ... 57
Gambar 3.12 DFD level 1 Sistem Penilaian Kinerja Karyawan PT. Ume Sembada Gresik ... 59
Gambar 3.13 DFD Level 2 Proses Maintenance Master Data ... 60
Gambar 3.14 DFD Level 2 Proses Ploting Supervisor Penilai ... 61
Gambar 3.15 DFD Level 2 Proses Pengaturan Supervisor Penilai ... 61
Gambar 3.16 DFD Level 1 Proses Penilaian Karyawan ... 62
Gambar 3.17 DFD Level 1 Proses Perhitungan Rangking ... 63
Gambar 3.18 DFD Level 1 Pembuatan Laporan ... 64
Gambar 3.19 CDM Sistem Penilaian kinerja Karyawan PT. Ume Sembada Gresik ... 65
Gambar 3.20 PDM Sistem Penilaian Kinerja Karyawan PT. Ume Sembada Gresik ... 66
Gambar 3.21 Rancangan Menu Utama ... 72
Gambar 3.22 Rancangan Form Master Data Perusahaan ... 73
Gambar 3.23 Rancangan Form Master Data Karyawan ... 74
Gambar 3.24 Rancangan Form Data Master kategori ... 74
(8)
ix
Gambar 3.26 Rancangan Form transaksi Ploting Supervisor Penilai ... 75
Gambar 3.27 Rancangan Form transaksi Setting Prefensi Kriteria ... 76
Gambar 3.28 Rancangan Form Penilaian karyawan berbasis web ... 77
Gambar 3.29 Rancangan form perhitungan nilai rangking ... 78
Gambar 3.30 Rancangan form list rangking ... 79
Gambar 3.31 Rancangan form arsip hasil perhitungan ... 80
Gambar 3.32 Rancangan form setting ... 80
Gambar 3.33 Rancangan form laporan ... 81
Gambar 4.1 Form Halaman Utama ... 88
Gambar 4.2 Form Master Data Perusahaan Mitra ... 89
Gambar 4.2 Form Master Data Perusahaan Mitra ... 89
Gambar 4.3 Form Master Data Karyawan ... 90
Gambar 4.4 Form Master Data User Penilai ... 91
Gambar 4.5 Form Master Data Kategori kriteria ... 91
Gambar 4.6 Form Master Data Kriteria Penilaian ... 92
Gambar 4.7 Form Supervisor Penilai ... 93
Gambar 4.8 Form Prefrensi Kriteria ... 93
Gambar 4.9 Tampilan Form Perhitungan penilaian ... 94
Gambar 4.10 Form Arsip hasil perhitungan ... 95
Gambar 4.11 Form Arsip List Rangking... 95
Gambar 4.12 Form Arsip List Rangking... 96
Gambar 4.13 Laporan Urutan Rangking Karyawan ... 97
Gambar 4.14 Laporan Rangking Karyawan... 98
(9)
x
Gambar 4.16 Form Laporan Karyawan ... 99
Gambar 4.17 Form Laporan kinerja Karyawan ... 100
Gambar 4.18 Form Login ... 101
Gambar 4.19 Form Pilih Divisi ... 102
Gambar 4.20 Form Pilih Perusahaan ... 103
Gambar 4.21 Form Pilih Karyawan ... 104
Gambar 4.22 Form Penilaian Karyawan ... 105
Gambar 4.22 Hasil uji coba insert data karyawan... 106
Gambar 4.22 Hasil uji melihat data karyawan ... 107
Gambar 4.22 Hasil uji coba mengedit supervisor penilai di perusahaan mitra ... 108
Gambar 4.22 Hasil uji coba menyimpan data supervisor di perusahaan mitra .. 108
Gambar 4.22 Hasil uji coba mengedit setting prefensi kriteria ... 109
Gambar 4.22 Hasil uji coba menyimpan setting prefensi kriteria ... 110
Gambar 4.22 Hasil uji coba melihat data perusahaan di mobile web ... 111
Gambar 4.22 Hasil uji coba melihat karyawan di mobile web ... 112
Gambar 4.22 Hasil uji coba entry data penilaia karyawan di mobile web ... 112
Gambar 4.22 Hasil uji coba menghitung rangking untuk menghasilkan netflow 113 Gambar 4.22 Hasil uji coba View Urutan rangking per divisi ... 114
Gambar 4.23 Tampilan Tabel Netflow pada Sistem Penilaian Kinerja ... 125
(10)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Dasar Analisa Promethee. ... 12
Tabel 2.2 Penentuan Tingkat Preferensi. ... 18
Tabel 3.1 Karakteristik analisa kriteria pada Common Worker ... 48
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian ... 67
Tabel 3.3 Perusahaan mitra ... 67
Tabel 3.4 Tabel Karyawan ... 68
Tabel 3.5 Tabel Penilaian ... 68
Tabel 3.6 Hasil Penilaian ... 68
Tabel 3.7 Kategori ... 69
Tabel 3.8 User account ... 69
Tabel 3.9 Prefensi Kriteria ... 70
Tabel 3.10 User account ... 70
Tabel 3.11 Tabel detil hasil penilaian ... 71
Tabel 3.12 detil Penilaian ... 71
Tabel 3.13 Desain Uji Coba Proses Maintenance Master Data ... 82
Tabel 3.14 Desain Uji Coba halaman transaksi supervisor penilai ... 83
Tabel 3.15 Desain Uji Coba halaman transaksi pengaturan prefensi kriteria ... 83
Tabel 3.16 Desain Uji Coba halaman penilaian kinerja ... 84
Tabel 3.17 Desain Uji Perhitungan Rangking... 84
Tabel 3.18 Desain Uji Pelaporan ... 85
Tabel 3.19 Desain Uji perbandingan proses perhitungan ... 86
(11)
xii
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Form Transaksi Ploting Supervisor ... 107
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Form Transaksi Setting Prefrensi Kriteria ... 108
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Form Penilaian Kinerja ... 110
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Form Perhitungan Rangking Karyawan ... 113
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Form Laporan ... 114
Tabel 4.7 Desain Uji perbandingan proses perhitungan ... 115
Tabel 4.8 Alternatif dan score tiap kriteria ... 115
Tabel 4.9 Hasil perhitungan cara lama ... 116
Tabel 4.10 Hasil Uji Coba perbandingan proses perhitungan... 116
Tabel 4.11 Desain Uji perbandingan proses perhitungan ... 117
Tabel 4.12 Nilai Prefrensi A0 dan A1 ... 118
Tabel 4.13 Nilai Prefrensi A0 dan A2 ... 119
Tabel 4.14 Nilai Prefrensi A0 dan A3 ... 119
Tabel 4.15 Nilai Prefrensi A0 dan A4 ... 120
Tabel 4.16 Nilai Prefrensi A1 dan A2 ... 121
Tabel 4.17 Nilai Prefrensi A1 dan A3 ... 121
Tabel 4.18 Nilai Prefrensi A1 dan A4 ... 122
Tabel 4.19 Nilai Prefrensi A2 dan A3 ... 122
Tabel 4.20 Nilai Prefrensi A2 dan A4 ... 123
Tabel 4.21 Nilai Prefrensi A3 dan A4 ... 123
Tabel 4.22 Tabel Matrix Rata-rata ... 124
Tabel 4.23 hasil perhitungan rangking dengan promethee ... 124
Tabel 4.24 hasil perhitungan rangking dengan promethee ... 125
(12)
xiii
(13)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sheet Performance Appraisal For Office Boy (CH. GILBERT) ... 132
Lampiran 2 Sheet Performance Appraisal For Office Boy (SOERYADI) ... 133
Lampiran 3 Sheet Performance Appraisal For Office Boy (ABDUL KARIM) . 134 Lampiran 4 Sheet Performance Appraisal For Office Boy (M. OERIP WAFA) 135 Lampiran 5 Sheet Performance Appraisal For Office Boy (ZAINUL) ... 136
Lampiran 6 Sheet Performance Appraisal For Common Worker (AGUS) ... 137
Lampiran 7 Sheet Performance Appraisal For Common Worker (NURDIN ALI) .. ... 138
Lampiran 8 Sheet Performance Appraisal For Common Worker (NORMAN) . 139 Lampiran 9 Sheet Performance Appraisal For Common Worker (SOMANTRI) .... ... 140
Lampiran 10 Sheet Performance Appraisal For Common Worker (DIMAS) .... 141
Lampiran 11 Sheet Performance Appraisal For Greeen Zone (AGUS BUDIANTO) ... 142
Lampiran 12 Sheet Performance Appraisal For Greeen Zone (SISWANTO) .... 143
Lampiran 13 Sheet Performance Appraisal For Greeen Zone (JAKA NOVA ALMUNIRI) ... 144
Lampiran 14 Sheet Performance Appraisal For Greeen Zone (JUMANTO) ... 145
Lampiran 15 Sheet Performance Appraisal For Greeen Zone (DAVIT SANTOSO) ... 146
Lampiran 16 Data karyawan PT. Ume Sembada Gresik (Cleaning Section) ... 147
Lampiran 17 Struktur Organiasi PT. Ume Sembada Gresik ... 149
Lampiran 18 Perhitungan Manual Promethee Common Worker ... 150
Lampiran 19 Perhitungan Manual Promethee Green Zone ... 156
Lampiran 20 Perhitungan Manual Promethee Office Boy ... 161
Lampiran 21 Perhitungan Manual Common Worker... 167
(14)
xv
Lampiran 23 Perhitungan Manual Green Zone ... 169 Lampiran 24 Hasil Output Program Perhitungan Office Boy ... 170 Lampiran 25 Perhitungan Manual Promethee Green Zone ... 171
(15)
1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
PT. Ume Sembada Gresik adalah perusahaan outsourcing yang menyediakan tenaga kerja untuk cleaning section ke perusahaan-perusahaan lain yang merupakan mitra perusahaan dari PT. Ume Sembada. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1998 ini berlokasi di desa Roomo, Kecamatan Manyar (Komplek PT. Smelting) Gresik, Jawa Timur.
Di era globalisasi sekarang ini situasi dan kondisi persaingan jasa
outsourcing antar perusahaan semakin ketat, baik itu persaingan antar perusahaan
lokal ataupun antar perusahaan asing. Untuk menghadapi situasi semacam ini maka diperlukan inovasi secara menyeluruh terhadap perusahaan PT. Ume Sembada agar dapat memberikan hasil terbaik bagi mitra perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan organisasi adalah dilakukan penilaian kinerja.
Kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor utama dalam menghadapi era globalisasi dan mempunyai faktor yang sangat penting untuk menentukan kesuksesan suatu organisasi. Dalam beberapa situasi, seringkali personalia tidak dapat menentukan rangking dari seluruh karyawannya. Hal ini disebabkan karena tidak ada sistem penghitungan yang tepat dalam melakukan proses rangking peringkat berdasarkan kinerjanya. Hal ini dapat membuat result yang tidak tepat dalam bentuk pengambilan keputusan untuk pemilihan karyawan terbaik.
(16)
Perusahaan menggunakan informasi yang di dapat untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Dalam hal ini, informasi-informasi penilaian yang ada pada perusahaan masih berupa arsip (dokumen standar kinerja) yang sifatnya rahasia. Pada saat pengurangan staf terjadi, personalia kadang kala susah membedakan karyawan yang satu dengan yang lain dan cenderung memberi keputusan jangka pendek misalnya saja untuk saat hari ini ada beberapa karyawan yang kinerjanya bagus. Maka saat itu juga manajer bisa saja memutuskan bahwa karyawan tersebut adalah karyawan yang paling baik di antara yang lain.
Personalia sering mendapati beberapa permasalahan dalam hasil penilaian itu sendiri. Sulitnya untuk menilai dengan banyak kriteria menjadi masalah yang harus ditanggung oleh supervisor. Dalam hal ini supervisor benar-benar harus direpotkan dengan banyaknya dokumen kriteria, dokumen karyawan, dan dokumen penilaian. Sementara banyak karyawan yang harus dinilai. Konsekuensi ini yang dapat menyebabkan pengaruh besar bagi karyawan dalam hal prestasi kinerja. Penilaian yang tidak efektif dapat menyebabkan penurunan kinerja karyawan.
Pengembangan karyawan sangat tergantung pada penilaian kinerja perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat memberikan keputusan yang tepat dalam menentukan karyawan terbaik agar karyawan-karyawan tersebut termotivasi untuk meningkatkan kerjanya. Untuk pemilihan karyawan terbaik maka digunakan metode Preference Ranking Organization
Method For Enrichment Evaluation (Promethee) sebagai penentuan rangking dari
karyawan. Metode Promethee adalah metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Metode ini digunakan dalam penelitian ini karena metode
(17)
ini cukup baik dalam memperhitungkan karakteristik dari data serta sifatnya multikriteria (dapat menghitung banyak kriteria) sehingga dapat membantu pembuat keputusan dalam menilai performansi setiap karyawan sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada.
Sistem perhitungan nilai kinerja ini dapat membantu supervisor memecahkan permasalahan penilaian yang tidak efektif terutama saat berada di lapangan untuk menilai kinerja karyawan. Supervisor dapat dengan mudah melakukan proses entry nilai dengan mengakses web yang disediakan menggunakan media seperti mobile phone. Sehingga tidak perlu membuang banyak waktu untuk menghitung penilaian kinerja masing-masing karyawan tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas, PT. Ume Sembada memerlukan sebuah sistem perhitungan penilaian kinerja yang dapat membantu bagian personalia dalam melakukan proses rangking untuk menentukan pemilihan karyawan terbaik berdasarkan analisis multikriteria. Dengan metode Promethee prioritas terhadap karyawan terbaik dapat ditentukan dengan mudah. Karena Promethee dapat menentukan prioritas berdasarkan multikriteria. Pada proses perangkingan karyawan terbaik yang diusulkan. Performansi tiap alternatif karyawan dinilai terhadap masing-masing kriteria. Sedangkan untuk hasil yang diharapkan nantinya berupa perangkingan karyawan terbaik. Sehingga pada akhirnya PT. Ume Sembada dapat mengambil langkah yang tepat untuk memberikan layanan terbaik kedepannya.
(18)
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah tugas akhir ini yaitu :
1. Bagaimana menghasilkan sistem perhitungan nilai kinerja yang dapat
memberikan feedback untuk personalia, dan memberikan suatu kesimpulan untuk mengevaluasi kebutuhan pembinaan.
2. Bagaimana menerapkan metode Promethee dalam menentukan karyawan
terbaik dengan melakukan proses rangking karyawan
1.3Batasan Masalah
Dalam sistem ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai, maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Tidak membahas penjadwalan absensi. Karena input untuk melakukan proses
penghitungan nilai adalah laporan kehadiran dalam sebulan, bukan berupa informasi shift absensi.
2. Sistem ini hanya mencakup penilaian kinerja dan menentukan karyawan
terbaik dengan membuat peringkat kinerja karyawan.
3. Masing-masing penghitungan penilaian hanya dikhususkan untuk satu
perusahaan. Oleh karena itu laporan yang dihasilkan di masing-masing divisi berbeda.
1.4Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibuatnya tugas akhir ini adalah :
1. Menghasilkan sistem penilaian kinerja yang dapat memberikan feedback
(19)
2. Menerapkan metode Promethee dalam menentukan karyawan terbaik dengan melakukan proses rangking karyawan.
1.5Sistematika Penulisan
Laporan tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana masing–masing
Bab terdiri dari sub–sub Bab yang menjelaskan isi dari bab-bab tersebut. Adapun
sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang permasalahan, sedangkan inti dari permasalahan digambarkan dalam perumusan masalah, pembatasan masalah menjelaskan batasan-batasan dari sistem yang dibuat sehingga tidak keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan, tujuan penelitian berupa harapan dari hasil yang akan dicapai dari sistem informasi tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab Landasan Teori berisi teori penunjang yang diharapkan dapat menjelaskan secara singkat mengenai landasan teori terkait tentang permasalahan yang dihadapi. Pada Bab Landasan Teori meliputi: Manajemen Sumber Daya Manusia, Preference Ranking Organizational
Method for Enrichment Evaluation, Web Server, Hypertext Preprocessor (PHP), Web Service, Disconnected Database, Webservice Definition Language, dan Mobile Web.
(20)
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab Analisa dan Perancangan berisi tentang proses analisa masalah, perancangan sistem, pembuatan program serta evaluasi yang dijelaskan dengan Diagram Alir Sistem (System Flow Diagram), Diagram Alir Data (Data Flow Diagram / DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD)
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab Implementasi dan Evaluasi berisi tentang pembuatan sistem mulai dari tampilan halaman utama sampai dengan tampilan akhir dari sistem yang telah dibuat.
BAB V PENUTUP
Bab Penutup berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang bermanfaat untuk peningkatan efisiensi sistem dan pengembangan sistem sebelumnya yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pembaca.
(21)
1
LANDASAN TEORI
2.1Penilaian Kinerja
Menurut Siagian (1995:225-226) penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan prestasi kerja para pegawai yang didalamnya terdapat berbagai faktor seperti :
1. Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki kemampuan
tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan;
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang realistik,
berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan diterapkan secara obyektif.
Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai dengan tiga maksud:
1. Apabila penilaian tersebut positif maka penilaian tersebut menjadi dorongan
kuat bagi pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi pada masa yang akan datang sehingga kesempatan meniti karier lebih terbuka baginya.
2. Apabila penilaian tersebut negatif maka pegawai yang bersangkutan
mengetahui kelemahannya dan dengan sedemikian rupa mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut.
3. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasi dengan baik
dalam arsip kepegawaian setiap pegawai sehingga tidak ada informasi yang
hilang, baik sifatnya menguntungkan maupun merugikan pegawai
(22)
Proses penyusunan penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe (1993:398) terbagi dalam beberapa tahapan kegiatan yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini :
Gambar 0.1 Tahapan Penilaian Kinerja
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sistem penilaian kinerja yaitu harus digali terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dengan adanya sistem penilaian kinerja yang akan disusun.
Langkah yang kedua, menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan, sehingga akan diketahui dimensi-dimensi apa saja yang akan diukur dalam penilaian kinerja. Dimensi-dimensi tersebut tentunya harus sangat terkait dalam pelaksanaan tugas pada jabatan itu. Tahap ini biasanya dapat dilakukan dengan menganalisa jabatan atau menganalisa uraian tugas masing-masing jabatan.
Setelah tujuan dan dimensi yang akan diukur dalam penilaian kinerja diketahui, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan desain yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penentuan desain penilaian kinerja ini harus selalu dikaitkan dengan tujuan penilaian.
Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian kinerja terhadap pegawai yang menduduki suatu jabatan. Hasil dari penilaian kinerja, selanjutnya dianalisa
(23)
dan dikomunikasikan kembali kepada pegawai yang dinilai agar mereka mengetahui kinerjanya selama ini serta mengetahui kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Evaluasi terhadap sistem penilaian kinerja yang telah dilakukan juga dilaksanakan pada tahap ini. Apabila penilaian kinerja tersebut sudah dapat mencapai tujuan dari diadakannya penilaian kinerja atau belum. Apabila ternyata belum, maka harus dilakukan revisi atau mendesain ulang sistem penilaian kinerja.
Empat langkah umum untuk meningkatkan efektivitas manajemen sumber daya manusia:
1. Diagnosis permasalahan.
Manajer sumber daya manusia dan manajemen puncak harus mendiagnosis permasalahan dalam mengelola sumber daya manusia mereka. Diagnosis membutuhkan adanya gambaran mengenai organisasi, pekerjaan-pekerjaan yang ada didalamnya, karyawan, lingkungan, dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pendayagunaan sumberdaya manusia di dalam organisasi.
Gambar 0.2 Pendekatan praktis terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia (Sumber : Simamora (2001 :50))
Menganalisis lingkungan dan organisasi Menganalisis pekerjaan
Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau kelemahan-kelemahan di dalam yang ada sekarang
Menentukan kriteria yang relevan Menilai praktik-praktik yang berjalan Menilai kecanggihan praktik-praktik yang berlangsung
Mengusulkan revisi-revisi terhadap sistem yang sedang berlaku
Mengintegrasikan kecanggihan praktik-praktik yang ada
Menenukan biaya-manfaat Mengidentifikasi peran komputer Memformulasikan sistem komprehensif
Menentukan orang-orang yang bertanggung jawab
Menentukan jadwal penerapan Memformulasikan rencana-rencana untuk memonitor aplikasi
Diagnosis
Evaluasi
Desain
(24)
2. Evaluasi praktik yang ada
Evaluasi praktik yang ada. Manajer dan pakar sumber daya manusia haruslah mengevaluasi praktik personalia dari bagian organisasi yang lain yang saat ini berjalan. Mereka haruslah menilai manfaat praktik dan prosedur ini terhadap karyawan, biaya, dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan organisasi. Penilaian atas praktik-praktik yang ada haruslah mempertimbangkan kriteria-kriteria yang berlaku.
3. Desain sistem manajemen sumber daya manusia
Desain sistem manajemen sumber daya manusia. Manajer dan pakar sumber daya manusia haruslah mendesain sistem manajemen sumber daya manusia yag saling berkaitan. Mereka harus mengoreksi kelemahan di dalam sistem tersebut.
4. Implementasi sistem
Implementasi sistem. Desain sistem tidak akan dapat dilaksanakan dalam kevakuman. Langkah terakhir adalah mempertimbangkan siapa yang akan menerapkan kebijakan bagaimana sumber daya akan didistribusikan, bagaimana implementasi akan dilaksanakan, dan bagaimana memantau pengelolaan sumber daya manusia.
2.2Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(Promethee) merupakan salah satu ranking dalam Multiple Criteria Decision
Making (MCDM). Pengertian dari metode Promethee adalah suatu metode
menentuan urutan (prioritas) dalam analisa multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria
(25)
yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan
outranking. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai pengaruh nyata
menurut pandangan ekonomi (Suryadi, 2002).”
2.2.1 Karakteristik Promethee
Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah
ditetapkan berdasarkan pertimbangan (i | fi (,) [real world]), dengan kaidah
dasar:
Max{f1(X), f2(X), f3(X) )…, fj(X) …, fk(X) | X } ... (0.1)
Dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif dan fi (i = 1,2,3,…, k) merupakan nilai atau ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam aplikasinya sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk menjelaskan K yang
merupakan penilaian dari (real world). Promethee termasuk dalam keluarga
dari metode outranking yang dikembangkan oleh B.Roy dan meliputi 2 fase:
1. Membangun hubungan outranking dari K.
2. Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam
paradigm permasalahan multikriteria.
Pada tahap pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai
outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan.
Pada tahap kedua, eksploitasi dilakukan dengan mempertimbangkan nilai
Leaving Flow dan Entering Flow pada grafik nilai outrangking. Urutan parsial
untuk Promethee I dan urutan lengkap pada Promethee II. Data dasar untuk evaluasi dengan metode Promethee terdapat pada Tabel 0.1
(26)
Tabel 0.1 Data Dasar Analisa Promethee.
f1( , ) f2( , ) … fi( , ) … fk( , )
a1 f1(a1) f2(a1) … fi(a1) … fk(a1)
a2 f1(a2) f2(a2) … fi(a2) … fk(a2)
… … … …
ai f1(ai) f2(ai) … fi(ai) … fk(ai)
… … … …
an f1(an) f2(an) … fi(an) … fk(an)
Keterangan :
1. a1, a2, ai, an : a alternatif potensial. 2. f1, f2, fi, fk : f kriteria evaluasi.
2.2.2 Dominasi Kriteria
Penyampaian intensitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga:
a. P(a,b) = 0, berarti tidak ada beda (indifferent) antara a dan b, atau tidak ada
preferensi dari a lebih baik dari b.
b. P(a,b) 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b.
c. P(a,b) 1, berarti kuat preferensi dari a lebih baik dari b kuat.
d. P(a,b) = 1, berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b.
Dalam metode ini, fungsi preferensi sering kali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi sehingga:
P(a,b) = P( f(a) – f(b) ) ... (0.2)
Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh niali f dan nilai akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.
(27)
2.2.3 Rekomendasi fungsi preferensi untuk keperluan sistem
Menurut Kadarsah (1998:148), dalam metode Promethee terdapat enam fungsi preferensi kriteria, yaitu:
1. Kriteria biasa (Usual Criterian)
2. Kriteria quasia (Quasi Criterian)
3. Kriteria linear
4. Kriteria level
5. Kriteria dengan preferensi linear dan area yang tidak berbeda
6. Kriteria gaussian
Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terdapat area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif H(d) dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi preferensi. Penjelasan masing-masing kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kriteria biasa (Usual Criterian)
{ ... (0.3)
dimana
d : selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) }
H(d) : fungsi selisih kriteria antar alternatif.
Pada kasus ini tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika f(a) = f(b); apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuatan keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai lebih baik. Untuk memilih kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya dapat dilihat dari perlombaan renang, seorang peserta dengan peserta lainnya akan
(28)
memiliki peringkat yang mutlak berbeda walaupun hanya dengan selisih nilai (waktu) teramat kecil, dan dia akan memiliki peringkat yang sama jika dan hanya jika waktu tempuhnya sama atau selisih nilai diantara keduanya sebesar nol. Fungsi H(d) untuk fungsi preferensi ini ditunjukkan pada Gambar 0.3
Gambar 0.3 Kriteria biasa.
2. Kriteria quasi (Quasi Criterian)
{ ... (0.4)
dimana:
d : selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) }
H(d) : fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif.
Parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap, q = 0.
Gambar 0.4 Kriteria quasi.
Kriteria ini memiliki alternatif preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka akan terjadi bentuk preferensi mutlak. Fungsi H(d) untuk fungsi preferensi ini ditunjukkan pada Gambar 0.4
(29)
Misalnya seorang akan dipandang mutlak lebih kaya apabila selisih nilai kekayaannya lebih besar dari Rp10.000.000 dan apabila selisih kekayaannya kurang dari Rp 10.000.000 dipandang sama kaya.
3. Kriteria linear
{ ... (0.5) dimana :
d : selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) }
p : nilai kecenderungan atas.
H(d) : fungsi selisih nilai kriteria antar alernatif.
Kriteria ini menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linear dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak. Fungsi H(d) untuk fungsi preferensi ini ditunjukkan pada Gambar 0.5
Gambar 0.5 Kriteria linear.
Misal akan terjadi preferensi dalam hubungan linear kriteria kecerdasan seseorang dengan cara lain apabila nilai seseorang berselisih dibawah 30, apabila diatas 30 poin maka mutlak dikatakan orang itu lebih cerdas dibandingkan dengan orang lain.
(30)
4. Kriteria level
{ | | | | | |
... (0.6) dimana:
p : nilai kecenderungan atas.
H(d) : fungsi selisih kriteria antar alternatif.
Parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap, q = 0
Dalam kasus ini kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0.5).
Gambar 0.6 Kriteria level.
Gambar 0.6 menjelaskan pembuat keputusan telah menentukan kedua kecenderungan untuk kriteria ini. Bentuk kriteria level ini dapat dijelaskan misalnya dalam penetapan nilai preferensi jarak tempuh anata kota. Misalnya jarak antara Surabaya-Bromo sebesar 60 km, Bromo-Kalibaru sebesar 68 km. Kalibaru-Ijen sebesar 45 km, Bromo-Ijen 133 km. Dan telah ditetapkan bahwa selisih dibawah 10 km maka dianggap jarak antar kota tersebut adalah tidak berbeda, selisih jarak sebesar 10-30 km relative berbeda dengan preferensi yang lemah, sedangkan selisih diatas 30 km diidentifikasi memiliki preferensi mutlak berbeda.
(31)
dianggap tidak berbeda (H(d) = 0) karena selisih jaraknya dibawah 10 km, yaout (68-60) km = 8 km, sedangkan preferensi jarak antara Bromo_kalibaru dan Kalibaru-Ijen dianggap berbeda dengan preferensi lemah (H(d)=0.5) karena memiliki selisih yang berada pada interval 10-30 km, yaitu (68-45) km = 23 km. Dan terjadi preferensi mutlak (H(d) = 1) antara jarak Bromo_Ijen dan Kalibaru-Ijen karena memiliki selisih jarak lebih dari 30 km.
5. Kriteria dengan preferensi linear dan area yang tidak berbeda
{ | | | | | | | |
... (0.7) dimana:
d : selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) }
H(d) : fungsi selisih nilai kriteria antar alternatif.
Parameter (p) : nilai kecendrungan atas.
Parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap, q = 0
Pada kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linear dan tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p. Dua parameter tersebut telah ditentukan dimana fungsi H adalah hasil perbandingan antar alternatif, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 0.7
(32)
6. Kriteria gaussian
... (0.8) Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai σ, dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistic. Fungsi ini ditunjukkan seperti pada Gambar 0.8
Gambar 0.8 Kriteria gaussian.
2.2.4 Penentuan Tipe Preferensi
Seperti telah disebutkan diatas, maka proses penentuan preferensi merupakan langkah yang penting sehingga saat perhitungan indeks preferensi dapat representatif terhadap permasalahan. Dalam membantu penentuan tingkat preferensi dapat ditunjukkan pada Tabel 0.2.
Tabel 0.2 Penentuan Tingkat Preferensi.
Pertimbangan Tingkat Fungsi Preferensi
I II III IV V VI
Akurasi Kasar Kasar Akurat Kasar Akurat Akurat
Kecenderungan tidak berbeda |d| < q
Tidak Ya Tidak Ya Ya Tidak
Kecenderungan kokoh mutlak |d| < q
Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak
Distribusi
normal Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Ya
2.2.5 Indeks Preferensi Multikriteria
Tujuan pembuatan keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi Pi dan πi untuk semua kriteria fi (i = 1,2,3,….,k) dari masalah optimasi kriteria majemuk.
(33)
Bobot (weight) xi merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi, jika semua kriteria memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan maka semua nilai bobot adalah sama.
Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi Pi.
∑
... (0.9) dimana:
1. (a,b), merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang
menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria.
2. (a,b) = 0, menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a labih dari
alternatif b berdasarkan semua kriteria.
3. (a,b) = 1, menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari
altenatif b berdasarkan semua kriteria.
Index preferensi ditentukan berdasarkan nilai hubungan outranking pada sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif.
Hubungan ini dapat ditunjukkan sebagai grafik nilai outranking, node-nodenya merupakan alternatif berdasarkan penilaian kriteria tertentu. Diantaranya dua node (alternatif) a dan b, merupakan garis lengkung yang mempunyai nilai
(a,b) dan (b,a) (tidak ada hubungan khusus antara (a,b) dan (b,a)). Hal
(34)
Gambar 0.9 Hubungan antar Node
2.2.6 Arah Preferensi Multikriteria
Arah preferensi terbagi menjadi dua arah yaitu Leaving Flow (LF) dan
Entering Flow (EF). Leaving Flow merupakan ukuran dari karakter outranking a,
sedangkan Entering Flow merupakan ukuran karakter a yang di outrank. Secara sistematis dapat ditentukan Leaving Flow dengan persamaan sebagai berikut:
∑ ... (0.10)
Adapun persamaan Entering Flow adalah sebagai berikut:
∑ ... (0.11)
Adapun persamaan Net Flow adalah sebagai berikut:
... (0.12)
2.2.7 Perangkingan dalam Promethee
Dalam metode Promethee proses perankingan dilakukan melalui dua perankingan yaitu Promethee I (Promethee parsial) dan Promethee II (Promethee
complete). Perankingan Promethee I didasarkan pada masing-masing nilai Leaving Flow dan Entering Flow. Semakin besar nilai Leaving Flow dan semain
kecil nilai Entering Flow maka alternatif semakin baik. Jika nilai ranking Leaving
Floe dan Entering Flow sama maka hasil rangking Promethee I menjadi solusi
(35)
Promethee II. Promethee II didasarkan pada nilai dari Netflow. Semakin besar nilai Net Flow maka semakin tinggi rangkingnya.
2.3Konsep Sistem Informasi
Sistem informasi (Kendall: 2003) didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan
K. Roscoe Davis sebagai berikut: “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan.”
2.3.1 Blok Masukan
Masukan atau Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Masukan disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2.3.2 Blok Masukan
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
2.3.3 Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan inforrmasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
2.3.4 Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dalam sistem informasi.
(36)
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
2.3.5 Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management
Systems).
2.3.6 Blok Kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak-efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.
2.4Data Flow Diagram
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
(37)
merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.
2.4.1 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD
1. External Entity atau Boundary
External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar
sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.
2. Arus Data
Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Proses
Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.
4. Simpanan Data
Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya. Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:
(38)
2 Suatu arsip atau catatan manual.
3 Suatu kotak tempat data di meja seseorang.
4 Suatu tabel acuan manual.
5. Context Diagram
Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan DFD. Pada context diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan eksternal entity apa
saja yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar.
6. Data Flow Diagram Level 0
DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi.
7. Data Flow Diagram Level 1
DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0.
2.5Entity Relational Diagram
Entity Relational Diagram (ERD) merupakan penggambaran hubungan
antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan diperlukan.
2.6Sistem Basis Data
Menurut Marlinda (2004: 1) Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi atau perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang
(39)
diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. Dalam konsep dasar sistem basis data terdapat 4 (empat) komponen yang terdiri dari:
1. Data : Data didalam sebuah basis data dapat disimpan secara
terintegrasi (Integrated dan data dapat dipakai secara bersama).
2. Hardware : Hardware terdiri dari semua peralatan komputer yang digunakan untuk pengelolaan sistem basis data.
3. Software : Software berfungsi segabai perantara (interface) antara pemakai dengan data fisik pada basis data.
4. User : User berfungsi sebagai yang mengakses basis data.
Kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya disebut DBMS. Bahasa yang terdapat di dalam Database Management System, yaitu:
Data Definition Language (DDL) atau memanipulasi data sebagai yang
diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat. DDL adalah pola schema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus.
Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data. DML dapat mengambil informasi yang tersimpan dalam basisdata, menyisipkan informasi baru atau menghapus informasi dari basis data.
2.7Web-service
World Wide Web Consortium (W3C) mendefinisikan web service sebagai
(40)
interface yang didefiniskan, dideskripsikan, dan dimengerti oleh XML dan juga
mendukung interaksi langsung dengan software aplikasi yang lain dengan menggunakan message berbasis XML melalui protokol internet.
Web service adalah sebuah sofware aplikasi yang tidak terpengaruh oleh platform, web service akan menyediakan method-method yang dapat diakses oleh network. W3C juga akan menggunakan XML untuk pertukaran data, khususnya
pada dua entities bisnis yang berbeda.Beberapa karakteristik dari web service adalah:
1. Message-based 2. Standards-based
3. Programming language independent 4. Platform-neutral
Beberapa key standard didalam web service adalah: XML, SOAP, WSDL and UDDI.
2.8Web Services Description Language
Web Services Description Language (WSDL) adalah sebuah XML-based language untuk mendeskripsikan XML. WSDL menyediakan service yang
mendeskripsikan service request dengan menggunakan protokol-protokol yang berbeda dan juga encoding. WSDL akan memfasilitasi komunikasi antar aplikasi. WSDL akan mendeskripsikan apa yang akan dilakukan oleh web service, bagaimana menemukannya dan bagaimana untuk mengoperasikannya.
Spesifikasi WSDL mendefinisikan tujuh tipe element:
1. Types – element untuk mendefinisikan tipe data. Mereka akan mendefinisikan tipe data (seperti string atau integer) dari element didalam sebuah message.
(41)
2. Message - abstract, pendefinisian tipe data yang akan dikomunikasikan.
3. Operation – sebuah deskripsi abstract dari sebuah action yang didukung oleh
service.
4. Port Type – sebuah koleksi abstract dari operations yang didukung oleh lebih dari satu endpoints.
5. Binding – mendefinisikan penyatuan dari tipe port (koleksi dari operasi-operasi) menjadi sebuah protokol transport dan data format (ex. SOAP 1.1 pada HTTP). Ini adalah sebuah protocol konkret dan sebuah spesifikasi data format didalam tipe port tertentu.
6. Port – mendefinisikan sebuah komunikasi endpoint sebagai kombinasi dari binding dan alamat network. Bagi protokol HTTP, ini adalah sebuah bentuk dari URL sedangkan bagi protokol SMTP, ini adalah sebuah form dari email
address.
7. Service – satu set port yang terkorelasi atau suatu endpoints.
WSDL mendefinisikan service sebagai sebuah koleksi dari endpoints
network. Sebuah definisi abstrak dari endpoints dan messages bersifat terpisah
dari pembangunan network atau penyatuan data format. Pembagian ini menyebabkan penggunaan kembali abstract description dari data yang akan dipertukarkan (message exchange) dan abstract collection dari operasi (ports).
Protocol konkret dan spesifikasi data format bagi tipe port tertentu menentukan binding yang dapat digunakan kembali (reusable). Sebuah port adalah sebuah network address yang dikombinasikan reusable binding; sebuah service adalah
(42)
2.9Hypertext Preprocessor
Hypertext Preprocessor (PHP) adalah bahasa scripting yang menyatu
dengan HTML dan dijalankan pada server side. Artinya semua sintaks yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja.
<html> <head>
<title>
Contoh Sederhana </title>
</head> <body> <?php
echo(“Hallo apakabar? Nama saya PHP script”);
?> </body> </html>
Gambar 0.10 Contoh Script PHP
Maka hasil yang nantinya akan keluar adalah :
Gambar 0.11 Hasil Contoh Script PHP Saat Membuka Browser
Dalam PHP setiap nama variable diawali tanda dollar ($). Misalnya nama variable a dalam PHP ditulis dengan $a. Jenis suatu variable ditentukan pada saat jalannya program dan tergantung pada konteks yang digunakan. PHP mempunyai beberapa struktur kontrol, antara lain :
IF. Konstruksi IF digunakan untuk melakukan eksekusi suatu statement secara
(43)
If (syarat)
{
statement }
Gambar 0.12 Syntax IF
While. Bentuk dasar dari statement While adalah sebagai berikut : While (syarat)
{
statement }
Gambar 0.13 Syntax While
Arti dari statement While adalah memberikan perintah untuk menjalankan statement dibawahnya secara berulang-ulang, selama syaratnya terpenuhi.
FOR. Cara penulisan statement FOR adalah sebagai berikut: For (ekspresi1; ekspresi2; ekspresi3)
{
statement }
Gambar 0.14 Syntax For ekspresi1 menunjukkan nilai awal untuk suatu variable
ekspresi2 menunjukkan syarat yang harus terpenuhi untuk menjalankan statement ekspresi3 menunjukkan pertambahan nilai untuk suatu variable.
SWITCH. Statement SWITCH digunakan untuk membandingkan suatu
variable dengan beberapa nilai serta menjalankan statement tertentu jika nilai variable sama dengan nilai yang dibandingkan. Struktur Switch :
Switch (variable) case nilai1:
statement; break; case nilai2:
statement; break case nilai:
statement; case else:
break;
(44)
REQUIRE. Statement Require digunakan untuk membaca nilai variable
dan fungsi-fungsi dari sebuah file lain. Cara penulisan statement Require adalah :
Require (nama file);
Statement Require ini tidak dapat dimasukkan diadalam suatu struktur looping misalnya While atau For. Karena hanya memperbolehkan pemangggilan file yang sama tersebut hanya sekali saja.
File contoh9.php:
<?php
$a=”Saya sedang belajar PHP”;
function tulistebal($teks) {
echo(“<b>$teks</b>”);
} ?> <?php
Require(“contoh9.php”);
tulistebal(“Ini adalah tulisan tebal”); echo(“<br>”);
echo($a); ?>
Gambar 0.16 Contoh source code php
Hasilnya adalah:
(45)
INCLUDE. Statement Include akan menyertakan isi suatu file tertentu. Include dapat diletakkan didalam suatu looping misalkan dalam statement For
atau While.
File contoh11.php:
<?php
echo(“---<br>”);
echo(“PHP adalah bahasa scripting<br>”);
echo(“---<br>”);
echo(“<br>”);
?> <?php
For ($b=1; $b<5; $b++) {
Include(“contoh11.php”);
} ?> <?php
For ($b=1; $b<5; $b++) {
Include(“contoh11.php”);
}?>
Gambar 0.18 Source Code PHP
Hasilnya adalah:
(46)
2.10Mobile Web
Mobile web adalah aplikasi akses internet atau akses internet
menggunakan peralatan yang bersifat mobile berbasiskan browser yang bertujuan untuk mengakses layanan data secara wireless dengan menggunakan perangkat
mobile seperti handphone, smartphone, PDA dan perangkat portable yang
tersambung ke sebuah jaringan telekomunikasi selular.
Mobile web yang diakses melalui perangkat mobile perlu dirancang
dengan mempertimbangkan keterbatasan perangkat mobile seperti
sebuah handphone yang memiliki layar dengan ukuran yang terbatas ataupun beberapa keterbatasan pada sebuah perangkat mobile
2.11Simple Object Access Protocol
Simple Object Access Protocol (SOAP) adalah sebuah XML-based mark-up language untuk pergantian pesan diantara aplikasi-aplikasi. SOAP berguna
seperti sebuah amplop yang digunakan untuk pertukaran data object didalam
network. SOAP mendefinisikan empat aspek didalam komunikasi: Message envelope, Encoding, RPC call convention, dan bagaimana menyatukan sebuah message didalam protokol transport. Sebuah SOAP message terdiri dari SOAP Envelope dan bisa terdiri dari attachments atau tidak memiliki attachment. SOAP envelope tersusun dari SOAP header dan SOAP body, sedangkan SOAP attachment membolehkan non-XML data untuk dimasukkan kedalam SOAP
message, di-encoded, dan diletakkan kedalam SOAP message dengan menggunakan MIME-multipart.
(47)
2.12Visual Basic .NET
Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para pembuat program dapat membangun aplikasi Windows Forms. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.
Microsoft .NET Framework (dibaca Microsoft Dot Net Framework) adalah
sebuah komponen yang dapat ditambahkan ke sistem operasi Microsoft Windows atau telah terintegrasi ke dalam Windows (mulai dari Windows Server 2003 dan versi-versi Windows terbaru). Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar solusi-solusi program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum suatu program baru, dan mengatur eksekusi program-program yang ditulis secara khusus untuk framework ini. .NET Framework adalah kunci penawaran utama dari Microsoft, dan dimaksudkan untuk digunakan oleh sebagian besar aplikasi-aplikasi baru yang dibuat untuk platform Windows.
Pada dasarnya, .NET Framework memiliki 2 komponen utama: CLR dan .NET Framework Class Library. Program - program yang ditulis untuk .NET
(48)
Framework dijalankan pada suatu lingkungan software yang mengatur persyaratan-persyaratan runtime program. Runtime environment ini, yang juga merupakan suatu bagian dari .NET Framework, dikenal sebagai Common Language Runtime (CLR). CLR menyediakan penampilan dari application virtual
machine, sehingga para programmer tidak perlu mengetahui kemampuan CPU
tertentu yang akan menjalankan program. CLR juga menyediakan layanan-layanan penting lainnya seperti jaminan keamanan, pengaturan memori, garbage
collection dan exception handling / penanganan kesalahan pada saat runtime. Class library dan CLR ini merupakan komponen inti dari .NET Framework.
Kerangka kerja itu pun dibuat sedemikian rupa agar para programmer dapat mengembangkan program komputer dengan jauh lebih mudah, dan juga untuk mengurangi kerawanan aplikasi dan juga komputer dari beberapa ancaman keamanan.
CLR adalah turunan dari CLI (Common Language Infrastructure) yang saat ini merupakan standar ECMA. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan mengunjungi situs ECMA atau kunjungi sumber pranala di bawah artikel ini. Solusi-solusi program pembentuk class library dari .NET Framework melakukan proses cover area yang luas dari kebutuhan program pada bidang user interface, pengaksesan data, koneksi basis data, kriptografi, pembuatan aplikasi berbasis web, algoritma numerik, dan komunikasi jaringan. Fungsi-fungsi yang ada dalam
class library dapat digabungkan oleh programmer dengan kodenya sendiri untuk
(49)
2.13MySQL
MySQL adalah sebuah program database server yng mampu menerima dan mengirimkan datanya sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah dasar SQL (Structured Query Language). MySQL merupakan dua bentuk lisensi, yaitu freeSoftware dan Shareware. MySQL yng biasa kita gunakan adalah mySQL FreeSoftware yang berada di bawah Lisensi GNU/GPL (General Public
License).
MySQL merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli atau membayar lisensinya. MySQL pertama kali dirintis oleh seorang
programme database bernama Michael Widenius. Selain database server,
mySQL juga merupakan program yang dapat mengakses suatu database mySQL yang berposisi sebagai server, yang berarti program kita berposisi sebagai Client. Jadi MySQL adalah sebuah database yang dapat digunakan sebagai Client maupun server.
Database mySQL merupakan suatu perangkat lunak database yang
berbentuk database relational Database Management System (RDBMS) yang menggunakan suatu bahasa permintaan yang bernama SQL (Structured Query
Language). Kelebihan MySQL Database MySQL memiliki beberapa kelebihan
dibanding database lain, diantaranya :
1. MySQL merupakan Database Management System (DBMS)
2. MySQL sebagai Relation Database Managemet System (RDBMS) atau
(50)
3. MySQL merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau tanpa usaha tanpa harus membeli atau membayar lisensinya.
4. MySQL merupakan sebuah database client.
5. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau
Multi-Threading
6. MySQL merupakan database yang mampu menyimpan data berkapasitas
sangat besar hingga berukuran gigabyte sekalipun.
7. MySQL didukung oleh driver ODBC, artinya database MySQL dapat diakses
menggunakan aplikasi apa saja termasuk berupa visual seperti visual Basic dan Delphi.
8. MySQL adalah database yang menggunakan enkripsi password, jadi database
ini cukup aman karena memiliki password untuk mengaksesnya.
9. MySQL merupakan database server yang multi user, artinya database ini
tidak hanya digunakan oleh satu pihak orang akan tetapi dapat digunakan oleh banyak pengguna.
10. MySQL mendukung field yang dijadikan sebagai kunci primer dan kunci
unik (Unique)
11. MySQL memiliki kecepatan dalam pembuatan table maupun peng-update an
table.
2.14Disconnected Database Model
Disconnected database model merupakan salah satu teknik aplikasi untuk
membuat koneksi ke database yang cukup lama supaya dapat digunakan untuk mengambil snapshot dari data lalu memisahkannya. Pada akhirnya dapat
(51)
digunakan untuk melakukan fungsi add/delete/modify pada data yang sudah terkoneksi melalui koneksi lokal pada PC.
Gambar 0.20 Disconnected database object model
Dim con As New OleDbConnection() Dim cmd As New OleDbCommand() Dim da As New OleDbDataAdapter() Dim cb As OleDbCommandBuilder Dim dr As DataRow
Dim dt As New DataTable()
' a Connection object to locate our database
con.ConnectionString = "Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0;Data Source=..\test.mdb"
' a Command object to get the data cmd.Connection = con
cmd.CommandText = "Select * from Table1" ' a DataAdpter object to fill the data da.SelectCommand = cmd
da.Fill(dt)
' let's add a record dr = dt.NewRow() dr("LName") = "Doe" dr("FName") = "John" dr("IDNo") = 120 dt.Rows.Add(dr)
' let's delete a record dr = dt.Rows(2)
dr.Delete()
' let's edit the contents of a record dr = dt.Rows(1)
dr("ID") = -120
' Create the SQL insert/delete/update commands that will be used by the data adapter's
' update method below. This is optional... you *could* populate the 3 properties of the
(52)
cb = New OleDbCommandBuilder(da) Try
' Now let's write the changes back to the database da.Update(dt)
Catch ex As Exception
MsgBox("Yikes, Can't update the database" & vbCr & ex.Message, _
MsgBoxStyle.Critical, "Error!") Exit Sub
End Try
Gambar 0.21 Contoh kode pada disconnected Database Model
Jika ingin memanggil ulang database yang akan digunakan, dapat
digunakan perintah metode DataAdapter’s Fill() untuk membaca konten dari tabel
yang ada didalam database dan mengisi DataTable objek yang terletak pada
cache lokal. Metode yang lain adalah metode update(). Metode update() biasanya
melakukan proses scan pada DataTable yang terletak di koneksi lokal untuk mengambil beberapa baris yang telah dimodifikasi. Ada beberapa shortcut method dari penulisan tiga perintah SQL yang biasa disebut CommandBuilder.
(53)
(54)
1
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam pengembangan sistem ini menerapkan konsep Systems
Development Life Cycle (SDLC) atau disebut siklus hidup pengembangan sistem
yang berfungsi untuk menggambarkan urutan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan sistem Perhitungan Nilai Kinerja Karyawan PT. Ume Sembada Gresik yaitu sebagai berikut :
3.1Analisis Permasalahan
3.1.1 Identifikasi masalah
Mengawali analisis permasalahan dalam penilaian kinerja di PT. Ume Sembada Gresik, telah dilakukan identifikasi masalah di PT. Ume Sembada yaitu perusahaan ini merupakan perusahaan yang menyediakan tenaga kerja yang disediakan bagi perusahaan mitra yang bekerja sama dengan PT. Ume Sembada Gresik. PT. Ume Sembada Gresik berpengalaman dalam menyediakan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan mitra perusahaan yang menjadi kliennya. Salah satu bagian yang disediakan tenaga kerja oleh PT. Ume Sembada adalah bagian
cleaning section. Cleaning Section adalah bagian penyedia tenaga kerja di bidang
kebersihan antara lain: Common Worker, Green Zone, dan Office Boy.
PT. Ume Sembada Gresik menempatkan tenaga kerjanya di berbagai perusahaan yang menjadi mitra kerja. Selama ini PT. Ume Sembada Gresik melakukan penilaian terhadap kinerja tenaga kerjanya yang tersebar di setiap
(55)
perusahaan mitra. Penilaian kinerja di perusahaan PT. Ume Sembada dilakukan sebagai suatu cara untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing karyawan. Hal ini dilakukan untuk proses pembinaan selanjutnya agar kualitas dan pelayanan semakin baik kedepannya. Proses penilaian karyawan juga dilakukan untuk pemberian reward bagi karyawan terbaik, salah satu contohnya yaitu kenaikan jabatan.
Dalam proses penilaian, supervisor menilai dengan melihat hasil akhir kerja karyawan yang berada pada suatu perusahaan mitra. Banyak perusahaan mitra yang menjadi klien sehingga supervisor harus datang ke lokasi di perusahaan mitra dan menilai langsung dengan mengisi lembar penilaian yang cukup banyak. Perusahaan berusaha untuk menambah terus klien perusahaan mitra. Sehingga, apabila perusahaan mitra bertambah maka lembar penilaian harus ditambahkan lagi. Sedangkan keterbatasan sumber daya supervisor terbatas.
Setelah supervisor melakukan proses pencatatan nilai di semua perusahaan mitra, supervisor membawa dokumen penilaian dan melakukan proses penilaian berdasarkan ketentuan dan catatan penilaian yang terpapar dalam dokumen tersebut lalu memberikan catatan hasil penilaian tersebut ke personalia. Bagian personalia melakukan proses input di seluruh catatan penilaian melalui microsoft
excel. Namun, personalia selalu menunggu supervisor yang lain untuk
mengumpulkan hasil penilaian di masing-masing perusahaan mitra. Setelah seluruh hasil penilaian terkumpul, personalia akan menghitung hasil penilaian melalui microsoft excel. Data yang ditampilkan berupa informasi nilai dari masing-masing karyawan.
(56)
Pada dasarnya, penilaian pada masing-masing individu berbeda. Perbedaan penilaian ini digunakan sebagai ketentuan penilaian prestasi. Penilaian prestasi didasarkan pada kontribusi karyawan pada masing-masing perusahaan mitra. Kriteria dalam masing-masing penilaian tersebut memiliki porsi yang berbeda. Dalam penilaian kinerja ini terdapat empat kategori yang menjadi ketetapan dalam perusahaan antara lain : 1. Attitude & Maturity; 2. Efforts; 3. Capability; 4. Result. Dalam proses penilaian ini, supervisor harus mengisi di masing-masing tabel kriteria yang telah disediakan. Bukti fisik dokumen penilaian yang dibawa oleh supervisor untuk melakukan penilaian dapat dilihat pada Lampiran 11- 15 di halaman 128-132 untuk divisi Common Worker. Sedangkan untuk bukti fisik dokumen penilaian yang dibawa oleh supervisor untuk divisi Office Boy dapat dilihat pada Lampiran 1-5 di halaman 123-127. Untuk Green Zone dapat dilihat pada Lampiran 11-15 di halaman 133-137. Dalam bukti fisik dokumen tersebut tersebut terdapat beberapa kategori kriteria. Dalam satu kategori kriteria terdapat macam-macam kriteria. Skala yang digunakan terbagi dalam lima skala yaitu :
a. Skala nomor 1 untuk skala “very poor”.
b. Skala nomor 2 untuk skala “poor”.
c. Skala nomor 3 untuk skala “fair”
d. Skala nomor 4 untuk skala “good”
e. Skala nomor 5 untuk skala “excellent”
Pada setiap akhir bulan, personalia harus membuat laporan penilaian kinerja. Pada saat dilakukan penilaian PT. Ume Sembada tidak bisa menentukan karyawan yang mendapatkan nilai terjelek. Apabila terdapat beberapa karyawan yang memiliki kinerja terendah di masing - masing perusahaan mitra, personalia
(57)
tidak dapat menentukan karyawan mana yang akan dikenakan sangsi atau pemecatan. Laporan penilaian kinerja berfungsi untuk menentukan keputusan selanjutnya sebagai langkah untuk memperbaiki kinerja. Permasalahan penilaian yang dihadapi mengakibatkan PT. Ume Sembada tidak dapat menganalisis hasil penilaian yang telah dilakukan serta tidak dapat menentuka karyawan terbaik. Hal ini terjadi karena belum ada suatu sistem yang mampu menyediakan proses entry data otomatis dan proses penghitungan nilai yang mampu merangking secara otomatis. Berikut adalah model analisis penilaian di perusahaan :
Gambar 0.1 Model analisis penilaian di perusahaan
Proses penilaian yang dilakukan oleh PT. Ume sembada bermula ketika supervisor melakukan penilaian ke masing-masing divisi dengan membawa dokumen penilaian, setelah itu supervisor menilai kemudian supervisor kembali
Common Worker Green zone Office Boy
Common Worker
(58)
lagi kekantor pusat untuk memberikan dokumen penilaian tersebut ke personalia. Dalam hal ini, diagram alir untuk penilaian adalah sebagai berikut :
Gambar 0.2 Document Flow Proses Penilaian kerja perusahaan
3.1.2 Hasil analisis sistem
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan yaitu terkait supervisor yang mengalami kesulitan pada saat proses penilaian ke perusahaan mitra yang lokasinya tersebar di beberapa tempat. Perusahaan PT. Ume Sembada ini juga membutuhkan dokumen yang cukup banyak, sedangkan supervisor harus menilai banyak karyawan berdasarkan kriteria-kriteria. Untuk proses perhitungan rangking, bagian personalia masih menggunakan cara manual, sehingga apabila bagian manager memerlukan data rangking karyawan, pihak personalia akan mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan seperti yang diminta oleh bagian manager.
Sistem Flow Sistem Informasi Penilaian Kinerja PT UME Sembada Gresik
Personalia Supervisor
P
h
ase
Start
Dokumen Penilaian
Menilai kinerja karyawan
Data Penilaian Data Penilaian
Menghitung nilai
Nilai score akhir
(59)
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Ume Sembada Gresik membutuhkan suatu sistem yang dapat memudahkan proses
entry penilaian kemudian akan melakukan proses penghitungan nilai karyawan
sehingga dapat menghasilkan daftar rangking kinerja karyawan. Agar memudahkan proses untuk entry nilai sistem ini menggunakan sistem entry nilai berbasis web yang diakses melalui handphone, sedangkan untuk menentukan karyawan terbaik dengan menentukan peringkat karyawan digunakan penghitungan dengan metode Promethee. Metode Promethee adalah suatu metode dapat menghitung nilai dari masing-masing karyawan dengan cara menganalisis karakteristik data kriteria. Metode Promethee tepat digunakan karena metode tersebut merupakan multi criterion decision making yang dapat memproses banyak kriteria yang memiliki karakteristik. Selain itu metode Promethee memiliki proses outrangking yang dapat digunakan untuk merangking karyawan. Aplikasi web dapat diakses melalui media phone yang terhubung oleh media internet sebagai jalur koneksi data dan server online sebagai media penyimpan data. Aplikasi web ini dapat membantu proses pencatatan nilai yang dilakukan oleh supervisor yang sedang menilai di lapangan. Dengan menggunakan aplikasi
entry data melalui mobile web, supervisor tidak perlu lagi membawa kertas
dokumen penilaian, bagian supervisor cukup membawa handphone mereka, dan membuka aplikasi entry hasil penilaian dari website yang dapat dibuka melalui handphone mereka. Hasil penilaian pun langsung tersimpan pada database server. Selain menghemat dalam penggunaan kertas. Supervisor juga melakukan penghematan waktu, karena proses entry dilakukan langsung dari handphone dan disimpan di server.
(60)
Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat bermanfaat bagi supervisor, personalia maupun karyawan terkait dengan proses penilaian kinerja maupun pelaporan yang nantinya dihasilkan dalam bentuk perangkingan karyawan. Sistem ini akan dapat mempermudah supervisor dalam melakukan proses entry hasil penilaian kinerja karyawan, dan dapat menenetukan karyawan terbaik dengan melakukan proses rangking menggunakan metode promethee.
Sistem penilaian yang yang baik akan mendukung kinerja yang baik pula. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rancangan sistem penilaian kinerja dengan menggunakan aplikasi entry data berbasis web serta penghitungan nilai dengan metode Promethee, yang dapat membantu bagian personalia dalam menentukan prioritas karyawan terbaik dengan cara merangking karyawan dengan analisis multikriteria. Proses yang akan dilakukan sistem untuk menangani masalah tersebut dapat dilihat pada blok diagram seperti pada gambar :
Perusahaan
Karyawan
4. Laporan penilaian personalia Divisi
Proses Penilaian
Data Nilai
Proses Perhitungan Promethee
Proses membuat tabel
aktual
Proses membuat tabel
perbandingan
Proses perangkingan
Tabel aktual Tabel
perbandingan
1. urutan rangking karyawan 2. Laporan penilaian
karyawan 3. Laporan penilaian
supervisor Kriteria
5. Laporan kinerja karyawan
Gambar 0.3 Blok diagram proses penilaian
Blok diagram proses penilaian terdiri dari tiga proses yaitu proses penilaian, proses perhitungan rangking, dan proses output laporan. Untuk proses penilaian di blok diagram menggambarkan yang harus dilakukan adalah menentukan ukuran penilaian. Personalia mencatat data karyawan, data
(61)
perusahaan mitra serta data supervisor penilai sebelum supervisor ke lapangan untuk menilai masing-masing karyawan yang tersebar di perusahaan mitra. Untuk ukuran penilaian ini personalia menggunakan skala likert sesuai ketetapan perusahaan. Setelah menentukan ukuran penilaian kemudian personalia melakukan suatu analisa kriteria. Personalia dapat menentukan analisa promethee berdasarkan kriteria yaitu tipe prefensi yang bisa dijadikan dasar acuan dalam menentukan rangking karyawan. Urutan rangking karyawan merupakan data urutan rangking karyawan yang dikelompokkan per perusahaan. Untuk proses perhitungan rangking, sistem menggunakan penghitungan promethee. Proses ini akan menghasilkan rangking karyawan yang digunakan personalia untuk mengambil keputusan. Berikut ini adalah uraian dari output dari blok diagram yang terdiri dari beberapa laporan yaitu:
1. Urutan rangking karyawan merupakan data urutan rangking karyawan yang
dikelompokkan per perusahaan.
2. Laporan penilaian karyawan merupakan data nilai masing – masing karyawan
yang bekerja di perusahaan mitra per divisi
3. Laporan penilaian supervisor merupakan data perusahaan yang dinilai oleh
supervisor.
4. Laporan penilaian personalia menampikan data karyawan yang dirangking
dalam satu perusahaan.
5. Laporan kinerja karyawan menampilkan kesimpulan dari hasil perhitungan
(62)
3.2Perancangan Sistem
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, selanjutnya dapat diusulkan suatu rancangan sistem penilaian kinerja yang digunakan untuk menilai karyawan yang tersebar di berbagai tempat dengan mudah menggunakan sistem berbasis web (online). Selanjutnya, penghitungan penilaian dihitung dengan menggunakan metode Promethee untuk menentukan karyawan terbaik dengan merangking karyawan. Dalam rancangan sistem ini dijelaskan beberapa tahapan penyelesaian yaitu pembuatan system flow, data flow diagram, entity relational
diagram (ERD), struktur database, dan rancangan input/output yang digunakan
dalam sistem ini. Rancangan desain arsitekur Sistem Penilaian Kinerja Karyawan pada PT. Ume Sembada Gresik dapat dilihat pada Gambar 0.4
Gambar 0.4 Arsitektur Sistem Perhitungan Nilai Kinerja Karyawan PT. Ume
Sembada
Hal pertama yang dilakukan personalia adalah mengisi master data terlebih dahulu di dekstop kemudian data karyawan, data kriteria, data supervisor penilai, data perusahaan mitra tersebut yang nanti akan disimpan di server melalui
Database Server
Personalia
Entry Penilaian
Internet
Database
Entry Penilaian
Mobile Web Mobile Web
Perhitungan Hasil Penilaian Kinerja
Entry Penilaian
Mobile Web
Database Direct Connection
Web Server
Supervisor Supervisor Supervisor
(1)
41
Tabel 0.28 hasil perhitungan rangking dengan promethee
Alternatif Leaving Flow Entering Flow Net Flow Rangking
A0 0.27059 0.16471 0.10588 1
A3 0.31765 0.22353 0.09412 2
A4 0.2 0.23529 -0.0353 3
A1 0.22353 0.28235 -0.0588 4
A2 0.2 0.30588 -0.1059 5
Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa urutan rangking kedua perhitungan sama yaitu A0 sebagai rangking pertama dan A2 sebagai rangking terakhir. Tetapi perhitungan yang lama terdapat total score yang kembar sama. Dimana kedua score merupakan score tertinggi yaitu 65. Sedangkan perhitungan promethee tidak ada total score yang kembar, sehingga dengan promethee sudah dapat di pastikan bahwa A0 adalah rangking pertama dengan total score (netflow) tertinggi yaitu 0.10588.
Sehingga dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan promethee dapat menghitung rangking dengan akurat tanpa menghasilkan score yang kembar yang dapat membingungkan personalia dalam menentukan keputusan. Tabel hasil uji coba perbandingan dapat dilihat pada Tabel 0.29.
Tabel 0.29 Hasil Uji Coba Perbandingan Perhitungan Test
Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil keluaran 3 Membandingkan
antara hasil perhitungan lama dengan
perhitungan menggunakan promethee
Hasil rangking perhitungan lama dengan perhitungan promethee
Rangking pada promethee mampu memberikan rangking
dengan score yang tidak kembar
Metode promethe lebih akurat dalam menentukan rangking karena total score tidak ada angka yang
(2)
Data perhitungan manual dengan promethee divisi office boy dapat dilihat pada Lampiran 20 Perhitungan Manual Promethee Office Boy halaman 150. Untuk perhitungan manual dengan promethee pada divisi green zone dapat dilihat pada Lampiran 19 Perhitungan Manual Promethee Green Zone halaman 145
(3)
1
BAB 5
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis, pembuatan Sistem Penilaian Kinerja Karyawan pada Cleaning Section PT. Ume Sembada Gresik ini serta dilakukan evaluasi hasil penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem mampu menghasilkan output berupa rangking karyawan baik tiap perusahaan maupun tiap divisi.
2. Sistem mampu menghasilkan tabel inflow, leaving flow, dan netflow yang merupakan hasil dari perhitungan rangking karyawan dengan menggunakan metode promethee.
5.2Saran
Saran yang didapat selama pembuatan sistem penilaian kinerja karyawan PT. Ume Sembada Gresik ini adalah :
1. Source code khusus nya pada bagian mobile web dibuat lebih standar agar dapat berjalan di semua web browser.
2. Supervisor yang menilai perusahaan diharapkan lebih dari satu agar mengurangi subjektivitas dalam memberikan score kepada karyawan.
3. Sistem ini dapat dikembangkan untuk berbagai jenis platform smartphone selain Blackberry.
(4)
2
Brans, Jean-Pierre & Mareschal, Bertrand. Tanpa tahun. How to Decide Promethee. ULB and VUB Brussels Free Universities.
Hunjak, Tihomir, 1997, Mathematical foundations of the methods for multicriterial decision making, Mathematical Communications,-,-
Kendall Kendall, 2003, Analisa dan Perancangan Sistem Edisi Kelima-Jilid 1, PT.Index, Jakarta.&
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset
Mathis, Robert L, dan Jakson, John H. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia,Buku 2. Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Mondy, and Noe, (1993). Human Resorce Management, United States of America: A Division of Simon & Schuster, Inc
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Simamora, Henry, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan 3, STIE YKPN, Yogyakarta
Stoner, James A.F. 1978. Management. Pearson Prentice-Hall International Inc : London
Suryadi, Kadarsyah dan M. Ali Ramdhani, 1998, Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT Reamaja Rosdakarya, Bandung
Suryadi Kadarsah, 2002, “Sistem Pendukung Keputusan “, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung
(5)
3
BIODATA PENULIS
Nama : Anandya Sofia Rachmawati
Alamat : Aspol Ketintang M/3 Surabaya - Jawa Timur TTL : Surabaya, 16 Agustus 1990
Email : si080432@gmail.com
Contact Person : 085645684182 Riwayat Pendidikan:
1995 – 2001, SDNP Surabaya
2003 – 2005, SLTP Negeri 32 Surabaya 2005 – 2008, SMA Negeri 16 Surabaya
2008 – Sekarang, S1 Sistem Informasi STIKOM SURABAYA
(6)
Brans, Jean-Pierre & Mareschal, Bertrand. Tanpa tahun. How to Decide Promethee. ULB and VUB Brussels Free Universities.
Hunjak, Tihomir, 1997, Mathematical foundations of the methods for multicriterial decision making, Mathematical Communications,-,-
Kendall Kendall, 2003, Analisa dan Perancangan Sistem Edisi Kelima-Jilid 1, PT.Index, Jakarta.&
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset
Mathis, Robert L, dan Jakson, John H. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia,Buku 2. Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Mondy, and Noe, (1993). Human Resorce Management, United States of America: A Division of Simon & Schuster, Inc
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Simamora, Henry, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan 3, STIE YKPN, Yogyakarta
Stoner, James A.F. 1978. Management. Pearson Prentice-Hall International Inc : London
Suryadi, Kadarsyah dan M. Ali Ramdhani, 1998, Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT Reamaja Rosdakarya, Bandung
Suryadi Kadarsah, 2002, “Sistem Pendukung Keputusan “, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung