KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA MELAWI DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

(1)

SKRIPSI

KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA

MELAWI DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN

MELAWI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

Disusun Oleh:

DEDI FIRMAN ESMA 20110520067

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

SKRIPSI

KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA

MELAWI DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN

MELAWI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

Disusun Oleh:

DEDI FIRMAN ESMA 20110520067

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya dan atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acuan dalam naskah ini dan disebutkan kedalam daftar pustaka, selanjutnya apabila dikemudian hari terbukti terdapat duplikasi dan atau ada pihak lain yang merasa dirugikan dan menuntut, maka saya akan bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensi yang menyertainya.

Yogyakarta, Desember 2016 Penulis


(5)

iv

MOTTO

...

Sebab dalam beberapa hal manusia lupa; hidup bukanlah hidup tanpa

cita-cita dan cinta. Cita-cita, tak lain ialah harapan, yang kelak menjadi arah

dan tujuan. Lalu cinta, yang menyerupa teman setia beriringan menggapai

harapan.

Setiap dari kita boleh bermimpi tentang, katakanlah, masa depan. Maka,

bangunlah, berjuanglah. Yakinlah bahwa niat yang baik memang akan berakhir

baik pula. Karena tentu saja, Tuhan (Allah SWT) akan menjadi tidak Maha

Segala-gala, bila tak mengetahui isi hati dan pikiran hambaNya; manusia.


(6)

v

PERSEMBAHAN

Kedua Orang Tua

Ayah dan Ibu, tak ada kata-kata yang lebih istimewa selain doa yang selalu terpanjatkan pada mereka. Terima kasih, Ayah, Ibu, yang tak pernah lelah berpeluh untuk membesarkan, mendidik, dan mendewasakan saya sebagai seorang anak laki-laki. Terima kasih untuk semangat, motivasi, dan kesabaran dalam membimbing proses perkuliahan saya. Terima kasih.

Saudara

Muhajirah Ulfah, adik kecil saya, terima kasih sudah menjadi penambah semangat dan motivasi untuk menyelesaikan perkuliahan ini. Semoga kelak menjadi perempuanhebat yang selalu dilindungiNya. Aamiin.

Teman-teman

Hidup tanpa teman, bagaikan taman tanpa tanaman. Terima kasih teman-teman yang dari awal hingga akhir perkuliahan tetap selalu menjadi teman, sahabat, saudara. Terima Terima kasih sudah berbagi cerita di Jogjakarta yang memang benar istimewa.


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

SINOPSIS ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Teori ... 5

E.1 Kinerja ... 5

E.2 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ... 8

E.2.1 Balanced Scorecard ... 9

F. Defenisi Konsepsional ... 13

G. Defenisi Operasional ... 13


(8)

vii

BAB II DEPSKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 17

A. Gambaran Umum Kabupaten Melawi ... 17

B. Gambaran Umum PDAM Melawi ... 23

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI ... 31

A. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi ... 31

A.1 Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan) ... 31

A.2 Aspek Administrasi dan Operasional (Perspektif Proses Bisnis Internal) . 38 A.3 Aspek Keuangan (Persektif Keuangan) ... 42

A.4 Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 46

BAB IV PENUTUP ... 50

A. KESIMPULAN ... 50

B. SARAN ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Melawi ... 19

II.2 Tugas Pokok dan Fungsi di PDAM Tirta Melawi... 27

III.1 Jumlah Sambungan Langganan ... 32

III.2 Sumber Air Lain Yang Digunakan Pelanggan PDAM ... 33

III.3 Alasan Masih Mempergunakan Sumber Lain... 33

III.4 Tingkat Kepuasan terhadap Pelayanan 3K ... 34

III.5 Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Sistem Meter Air ... 34

III.6 Tingkat Kepuasan Terhadap Penagihan dan Proseder Pembayaran ... 35

III.7 Tingkat Kepuasan Terhadap Perbaikan dan Pemeliharaan ... 35

III.8 Informasi dan Komunikasi ... 36

III.9 Anggapan Terhadap Tarif yang Berlaku... 37

III.10 Faktor Penyebab Ketidakpuasan Responden ... 37

III.11 Tingkat Kesepakatan Kenaikan Tarif ... 37

III.12 Besar Kenaikan Tarif ... 37

III.13 Rincian Perkembangan Tingkat Capaian Kinerja Perusahaan ... 39

III.14 Rincian Tingkat Kesehatan Perusahaan ... 40

III.15 Laba Rugi PDAM Tirta Melawi ... 43

III.16 Perbandingan Total Aset Dengan Jumlah Kewajiban dan Ekuitas ... 44

III.17 Analisis Terhadap Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas ... 46

III.18 Jumlah Pegawai PDAM Tirta Melawi ... 47

III.19 Pegawai PDAM Tirta Melawi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 47


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II.1 Peta Wilayah Kabupaten Melawi ... 17 II.2 Struktur Organisasi PDAM Tirta Melawi ... 26


(11)

(12)

xii SINOPSIS

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang masuk dalam kategori penyelenggara pelayanan yang bersifat profit dengan tugasnya memberikan pelayanan air bersih kepada warga masyarakat pada suatu daerah. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi sebagai salah satu instansi pemerintah yang berbentuk BUMD memiliki jenis pelayanan yang termasuk dalam kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang dalam hal ini adalah penyediaan air bersih. Untuk melihat sejauh mana kualitas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi dapat dilihat dari proses kinerjanya dalam kegiatan penyedian air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengemban tugas dan kewajiban untuk mengelola air minum bagi kepentingan masyarakat/pelanggan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan Balance Scorecard. Data yang diperoleh hasil pengumpulan dokumen di lapangan dan wawancara, dilakukan pengkategorian bertujuan agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, mudah dalam melakukan klasifikasi data, untuk kemudian diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan. Metode yang digunakan yaitu dengan metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi, maka dalam penulisan skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah Dewan Pengawas, Direktur, Kepala Bagian Taknik, Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan, serta staf-staf Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi kurang baik, atau kurang maksimal dalam menjalankan sebuah organisasi. Hal tersebut dapat terlihat dari aspek-aspek dalam Balance Scorecard, yaitu aspek pelayanan, aspek administrasi dan operasional, aspek keuangan, aspek organisasi dan sumber daya manusia.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi diharapkan kepada manajemen untuk memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi kinerja secara keseluruhan, manajemen juga harus bisa memaksimalkan pertumbuhan SDM di dalam Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi, dan selalu menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dengan semua stakeholder termasuk Bupati Kabupaten Melawi beserta jajarannya, DPRD Kabupaten Melawi, Masyarakat serta lembaga pemerintah dan swasta lainnya.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketergantungan manusia terhadap air semakin besar sejalan dengan bertambahnya penduduk. Sangat luar biasa sekali pemikiran dan kebijakan para pendiri Bangsa Indonesia agar terwujudnya tujuan bangsa yang adil dan sejahtera, dimana telah menempatkan air dalam suatu kerangka kebijakan yang mendasar, yang dituangkan dalam Pasal 33 UUD 1945 tentang pengolahan Sumber Daya Alam, bahwa: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Indonesia adalah Negara yang memiliki wilayah perairan dan dataran yang luas, terdiri dari ribuan pulau besar, sedang dan kecil serta memiliki kekayaan aneka ragam sumber daya alam yang belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Jumlah penduduk yang sangat besar, persebaran yang belum serasi dan belum seimbang antara daya dukung alam dan daya tampung lingkungan, apabila tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan kerawanan sosial ataupun kerusakan lingkungan. Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Pasal 9 ayat (1) Hak guna usaha air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha dengan izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Kemudian pada pasal 43 ayat (3) Pengusahaan sumber daya air selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh perseorangan, badan usaha, atau kerja sama antar badan usaha berdasarkan izin pengusahaan dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.


(14)

2 Sejarah panjang berdirinya perusahaan pengelolaan air minum, sampai terbentuknya Perusahaan Daerah Air Minum dan terbitnya UU No 5/1962 tentang Perusahaan Daerah merupakan bukti nyata keseriusan Pemerintah dalam pengelolaan air minum. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan di bidang air minum. Aktivitas Perusahaan Daerah Air Minum antara lain mengumpulkan, mengolah, dan menjernihkan sampai mendistribusikan air ke masyarakat/pelanggan.

Di Kabupaten Melawi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 20 tahun 2007 tanggal 3 Oktober 2007 sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi, yang bertujuan turut serta melaksanakan pembangunan Kabupaten Melawi serta pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan memnuhi kebutuhan air minum kepada masyarakat di Kabupaten Melawi.

Seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa dalam angka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Begitu juga kebutuhan manusia akan air bersih sebagai yang sangat vital untuk hidup manusia. Meskipun pada dasarnya air tersebut termasuk dalam kategori benda bebas , dalam arti untuk memperoleh air tidak memerlukan banyak pengorbanan, tetapi kadang harus melewati jasa pelayanan dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi.

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang masuk dalam kategori penyelenggara pelayanan yang bersifat profit dengan tugasnya memberikan pelayanan air bersih kepada warga masyarakat pada suatu daerah. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi sebagai salah satu instansi pemerintah yang berbentuk BUMD memiliki jenis pelayanan yang termasuk dalam kelompok pelayanan


(15)

3 barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang dalam hal ini adalah penyediaan air bersih.

Untuk melihat sejauh mana kualitas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi dapat dilihat dari proses kinerjanya dalam kegiatan penyedian air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengemban tugas dan kewajiban untuk mengelola air minum bagi kepentingan masyarakat/pelanggan tidak luput dihadapkan pada tuntutan untuk senantiasa mampu memberikan pelayanan yang unggul dalam upaya meningkatkan kepuasan para pelanggan. Dalam hubungannya dengan jasa pelayanan, tentunya perusahaan daerah tersebut harus berhati-hati dalam memberikan pelayanan terhadap pelanggan agar tercipta kepuasan.

Kegiatan utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi sebagai penyedia air bersih harus dilaksanakan karena Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi satu-satunya perusahan daerah yang diberi kewenangan oleh pemerintah untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi membentuk cabang-cabang di wilayah kerja agar mampu memberikan penyediaan air bersih secara maksimal kepada penduduk atau masyarakat. Pada dasarnya semua kegiatan kerja yang dilakukan oleh seseorang ataupun badan hukum baik sektor publik atau sektor privat adalah pelayanan. Semakin baik kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi maka semakin baik pula pelayanan yang diberikan sehingga akan mendapatkan hasil akhir yang memuaskan bagi masyarakat. Melalui penelitian ini diharapkan nantinya akan memperoleh gambaran mengenai kinerja Perusahaan Daerah Air minum Tirta Melawi dalam kegiatan penyediaan air bersih bagi masyarakat.


(16)

4 Dengan uraian diatas tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Dalam Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat dengan memilih judul:

”Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Melawi Dalam Penyediaan Air Bersih Di Kabupaten Melawi Kalimantan Barat Tahun 2015 “

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Dalam Penyediaan Air Bersih Di Kabupaten Melawi Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi dalam Penyediaan Air Bersih Di Kabupaten Melawi Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) dapat memperkaya referensi skripsi pada Jurusan Ilmu Pemerintahan.

2. Hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Melawi dalam Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Melawi Tahun 2015.

3. Bagi penulis sebagai tambahan informasi ilmiah dalam memperdalam pengetahuan tentang pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Melawi dalam


(17)

5 Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Melawi Tahun 2015 serta pengembangan dan peningkatan kemampuan berfikir penulis melalui skripsi.

E. Kerangka Teori 1. Kinerja

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut Mangkunegara (2005:75) menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok.

Menurut Mangkunegara (2000:67),kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Gibson et al.

(1996:95) kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi.

Menurut Rivai (2005:14), kata kinerja merupakan terjemahan dari kata performance

yang berasal dari kata to perform dengan beberapa entries yaitu :


(18)

6 2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge of fulfil; as vow)

3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understanding)

4. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh orang atau mesin (to do what is expected of a person machine).

Irawan (2000:17) menyatakan bahwa kinerja adalah terjemahan dari kata performance. Pengertian kinerja atau performance sebagai output seorang pekerja, sebuah output proses manajemen, atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana output tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkret dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan). Menurut Prawirosentono (1999:2), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja yang tinggi dapat diwujudkan, apabila dikelola dengan baik.Itulah sebabnya setiap organisasi perlu menerapkan manajemen kinerja. Berkaitan dengan manajemen kinerja ini, seringkali orang membuat kesalahan dengan mengira bahwa mengevaluasi kinerja adalah manajemen kinerja. Padahal mengevaluasi kinerja atau memberikan penilaian atas kinerja hanyalah merupakan sebagian saja dari sistem manajemen kinerja. Sebab menurut Bacal (2005:78), yang dimaksud dengan manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan atau berlangsung terus-menerus, yang dilaksanakan berdasarkan kemitraan antara seorang karyawan dengan atasan langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Dengan demikian manajemen kinerja merupakan sebuah sistem yang memiliki sejumlah bagian, yang keseluruhannya harus diikutsertakan, jika mengharapkan atau menghendaki


(19)

7 sistem manajemen kinerja ini dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.

Ventrakaman dan Ramanujam (1986: 801-814) menjelaskan kinerja sebagai refleksi dari pencapaian keberhasilan perusahaan yang dapat dijadikan sebagai hasil yang telah dicapai dari berbagai aktivitas yang dilakukan. Pendapat lain dikemukakan oleh Waterhouse dan Svendsen (1998:59) yang mendefinisikan kinerja sebagai tindakan-tindakan atau kegiatan yang dapat diukur. Selanjutnya kinerja merupakan refleksi dari pencapaian kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan individu, kelompok, atau organisasi dan dapat diukur. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wells dan Spinks (1996: 30) bahwa kinerja menunjukkan hasilhasil perilaku yang bernilai dengan kriteria atau standar mutu. Mathis dan Jackson (2006:378), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk (1) kuantitas keluaran, (2) kualitas keluaran, (3) jangka waktu keluaran, (4) kehadiran di tempat kerja, (5) Sikap kooperatif.

Menurut Keban (2004:193) kinerja dapat diartikan sebagai pencapaian hasil yang dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu) atau kelompok (kinerja kelompok) atauinstitusi (kinerja organisasi) dan oleh suatu program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan). Kinerja kelompok menggambarkan sampai seberapa jauh suatu kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh institusi. Kinerja institusi berkenaan dengan sampai seberapa jauh suatu institusi telah melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi atau misi institusi.Sedangkan kinerja program atau kebijakan berkenaan dengan sampai seberapa jauh kegiatan-kegiatan dalam program atau kebijakan telah dilaksanakan sehingga dapat mencapai tujuan program atau kebijakan tersebut. Mulyadi (dalam Anisa Tri Bintarti:2012),


(20)

8 yang menyatakan bahwa: kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.

2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah daerah disebut badan usaha milik daerah (BUMD). Perusahaan daerah adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar/seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan. Contoh perusahaan daerah antara lain: Perusahaan Air Minum (PDAM) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki kedudukan sangat panting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan otonomi. Oleh karena itu, BUMD perlu dioptimalkan pengelolaannya agar benar-benar menjadi kekuatan ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif, baik dalam menjalankan fungsi dan tugasnya maupun sebagai kekuatan perekonomian daerah. Laba dari BUMD diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli Daerah. Otonomi daerah memberikan konsekuensi yang cukup besar bagi peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sesungguhnya usaha dan kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari BUMD telah berjalan sejak lama sebelum Undang-Undang tentang otonomi daerah disahkan.

Untuk mencapai sasaran tujuan BUMD sebagai salah satu sarana PAD, perlu adanya upaya optimalisasi BUMD yaitu dengan adanya peningkatan profesionalisasi baik dari segi manajemen, sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang memadai sehingga memiliki kedudukan yang sejajar dengan kekuatan sektor perekonomian lainnya. Dasar hukum pembentukan BUMD adalah berdasarkan UU No 5 tahun 1962 tetang perusahaan


(21)

9 daerah. Undang-Undang ini kemudian diperkuat oleh Undang-Undang No 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah (Nota Keuangan RAPBN, 1997/1998).

Pemerintah pemegang hak atas segala kekayaan dan usaha Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang melayani kepentingan umum selain mencari keuntungan sebagai stabilisator perekonomian dalam rangka mensejahterakan rakyatsebagai sumber pemasukan Negara seluruh atau sebagian besar modalnya milik Negara. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi.Bagi perusahaan yang go publik dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank. Direksi bertanggung jawab penuh atas perusahaandan mewakili perusahaan di pengadilan.

Tujuan pendirian BUMD adalah untuk memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas Negara,mengejar dan mencari keuntungan pemenuhan hajat hidup orang banyak, perintis kegiatan-kegiatan usaha,memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah, melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggara kemanfaatan umum, dan peningkatan penghasilan pemerintah daerah. Berdasarkan kategori sasarannya secara lebih detail, BUMD dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum yang bergerak di bidang jasa dan bidang usaha.

2.1 Balanced Scorecard

Balanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi dari empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep balanced scorecard ini pada dasarnya


(22)

10 merupakan penerjemahaan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitoring secara berkelanjutan .

Menurut Kaplan dan Norton (1996), balanced scorecard memiliki empat perspektif, antara lain :

1. Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan)

Perspektif Pelanggan berfokus pada bagaimana organsasi memperhatikan bagaimana pelanggannya agar berhasil. Mengetahui palanggan dan harapan mereka tidaklah cukup, suatu organisasi juga harus memberikan insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan pelanggan. Bill Mariot mengatakan “Take care of you employee and they take care of your customer”, yang berarti “Perhatikan karyawan anda dan mereka akan memperhatikan pelanggan anda”. Perusahaan antara lain menggunakan tolok ukur kinerja berikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan yaitu :

a. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

b. Retensi pelanggan (customer retention)

c. Pelanggan yang profitable

2. Aspek Administrasi dan Operasional (Perspektif Proses Bisnis Internal)

Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan perspektif bisnis internal dan proses produksi. Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang terbaik untuk proses usaha yang lebih baik. Hubungan pemasok adalah kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam usaha eceran dan perakitan manufacturing.

Perusahaan tergantung pemasok mengirimkan barang dan jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah dan dengan mutu yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila terjadi problema dengan pemasok. Pelanggan menilai barang dan jasa


(23)

11 yang diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat memuaskan pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan yang banyak untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang –barang yang diminati tersedia ditangan.

Akan tetapi biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi tinggi, dan kemungkinan mengalami keusangan persediaan. Untuk menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan sampai dengan pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time dapat berguna apabila pelanggan menginginkan barang dan jasa segera mungkin.

3. Aspek Keuangan (Perspektif Keuangan)

Balanced scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan ROI (Return On Investment), karena tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari keuntungan atau provit. Tolok ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk menganalisis perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk perusahaan, seperti lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan dalam memutuskan hal yang berhubungan dengan dana.

Tolok ukur keuangan yang di design dengan baik dapat memberikan gambaran yang akurat untuk keberhasilan suatu organisasi. Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur non keuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line). Balanced scorecard mencari suatu keseimbangan dan tolok ukur kinerja yang multiple-baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.


(24)

12 4. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)

Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berfokus pada kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan karyawan. Tolok ukur konci untuk menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan produktivitas karyawan. Kepuasan karyawan mengakui bahwa moral karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, mutu, kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat mengukur kepuasan dengan mengirim survei, mewawancara karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.

Kepuasan karyawan mengakui bahwa karyawan yang mengembangkan modal intelektual khusus organisasi adalah merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan. Lagi pula adalah sangat mahal menemukan dan menerima orang yang berbakat untuk menggantikan orang yang meninggalkan perusahaan. Perputaran karyawan diukur dengan persentase orang yang keluar setiap tahun, hal ini merupakan tolok ukur umum untuk retensi.

Produktivitas karyawan mengakui pentingnya pengeluaran setiap karyawan, pengeluaran dapat diukur dalam arti tolok ukur fisik seperti halaman yang diproduksi, atau dalam tolok ukur keuangan seperti pendapatan setiap karyawan, laba setiap karyawan. Suatu sitem insentif yang baik akan mendorong manajer meningkatkan kepuasan karyawan yang tinggi, perputaran karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan yang tinggi.


(25)

13

F. Definisi Konsepsional 1. Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

G. Definisi Operasional

1. Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

a. Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan)

Kepercayaan customer atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, kecepatan layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan dengan customernya. b. Aspek Administrasi dan Operasional (Perspektif Proses Bisnis Internal)

Kualitas proses layanan kepada customer, komputerisasi proses layanan kepada customer, dan penerapan insfrastruktur teknologi yang memudahkan pelayanan kepada customer.

c. Aspek Keuangan (Perspektif Keuangan)

Pertumbuhan pendapatan perusahaan, dan biaya produksi.

d. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)


(26)

14

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:17) penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan pada objek yang diteliti. Data yang terkumpul akan di analisa secara kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dinyatakan.

Penelitian yang akan dilaksanakan termasuk jenis penelitian deskriptif, untuk mendeskripsikan bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Melawi dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Melawi. Menurut Nazir (1999:63) ”penelitian

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Di dalamnya terdapat upaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi yang sedang terjadi serta mempelajari masalah-masalah yang dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Melawi dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Melawi.

2. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari subyek (pihak-pihak) penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat pengambil data langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari, yaitu;


(27)

15 b) Direktur PDAM Tirta Melawi

c) Kepala Bagian Tehnik PDAM Tirta Melawi

d) Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan PDAM Tirta Melawi e) Pegawai PDAM Tirta Melawi

f) Pelanggan PDAM Tirta Melawi

b.Data Sekunder

Data yang diperoleh dari media masa, buku, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (1990:136), Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diteliti. Oleh karena itu penulis akan melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki dengan maksud untuk meyakinkan kebenaran data yang diperoleh dari interview. b. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tatap muka dan mengadakan tanya jawab kepada responden yang dijadikan unit analisis. Menurut Masri Singabuan dan Sofyan Effendi (1989), wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.

c. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1996:200), Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku, transkip dan sebagainya.


(28)

16

4. Teknik Analisa Data

Tehnik Analisa data adalah suatu cara menyederhanakan data agar mudah dipahami serta mudah ditafsir oleh pembaca untuk diambil suatu kesimpulan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dengan menggunakan Balance Scorecard. Data yang diperoleh hasil pengumpulan dokumen di lapangan dan wawancara, dilakukan pengkategorian bertujuan agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, mudah dalam melakukan klasifikasi data, untuk kemudian diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan.


(29)

17

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A.Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Melawi

1. Letak Geografis

Kabupaten Melawi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di sebelah timur Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis, Kabupaten Melawi terletak di 0°07’ – 1°21’ Lintang Selatan dan 111°07’– 112°27’ Bujur Timur.

Secara administratif, batas-batas wilayah Kabupaten Melawi adalah sebagai berikut: Utara : Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimatan Barat

Selatan : Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimatan Tengah Barat : Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimatan Barat

Timur : Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimatan Barat

Gambar II.1

Peta Wilayah Kabupaten Melawi


(30)

18

2. Iklim dan Curah Hujan

Iklim wilayah Kabupaten Melawi tergolong tropika berhujan tanpa bulan kering dengan rata-rata hari hujan 18-19 hari per bulan. Distribusi curah hujan relatif merata sepanjang tahun. Keadaan udara Kabupaten Melawi tergolong lembab sepanjang tahun. Rata-rata kelembaban udara tahunan adalah 83-84%. Suhu udara minimum 22,9°C, maksimum adalah 33,5°C.

Rata-rata curah hujan di Kabupaten Melawi selama tahun 2014 mencapai 262 mm. Curah hujan sebesar ini termasuk curah hujan tinggi dan hal ini dipengaruhi oleh wilayah Kabupaten Melawi yang masuk dalam wilayah tropis (dengan ciri hutan tropis yang cukup lebat dan kelembaban udara tinggi). Rata-rata curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan November dan terendah pada bulan Juli.

3. Topografi

Wilayah Kabupaten Melawi didominasi oleh wilayah perbukitan dengan luas 8.818,70 km² atau 82,85 persen dari luas keseluruhan. Bukit tertinggi adalah Bukit Saran di Kecamatan Belimbing dengan ketinggian 1.758 meter dpl. Kabupaten Melawi juga dialiri oleh dua sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Sementara itu juga terdapat sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari sungai besar tersebut. Sungai terbesar adalah Sungai Melawi dengan panjang 471 km dan melalui sisi utara wilayah Melawi. Sementara Sungai Pinoh melalui wilayah barat Melawi.

4. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk

Kabupaten Melawi memiliki wilayah administrasi seluas 10.640,80 km² yang dibagi menjadi sebelas kecamatan, 169 desa dan 603 dusun. Dilihat dari luas masing-masing kecamatan, Kecamatan Sokan merupakan kecamatan yang terluas di Kabupaten Melawi


(31)

19 dengan luas wilayah sebesar 1.577,20 km² atau sekitar 14,82 persen dari luas Kabupaten Melawi keseluruhan dan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Belimbing Hulu dengan luas wilayah sebesar 454,00 km² atau hanya sekitar 4,27 persen dari total luas Kabupaten Melawi. Dilihat dari jarak tempuh terjauh dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten di Kabupaten Melawi, Kecamatan Sokan dan Tanah Pinoh Barat adalah kecamatan dengan jarak tempuh terjauh, yaitu sekitar 102 km.

Jumlah penduduk Kabupaten Melawi tahun 2014 sebanyak 192.301 jiwa, yang terdiri dari 98.010 laki-laki dan 94.291 perempuan, dengan penyebaran penduduk masih terpusat di Kecamatan Nanga Pinoh yakni sebesar 24,38 persen. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Melawi adalah sebesar 18 jiwa/km². Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Nanga Pinoh yakni 76 jiwa/km² dan yang terjarang adalah Kecamatan Sokan yakni 10 jiwa/km².

Tabel II.1

Kepadatan Penduduk Kabupaten Melawi

km² % Penduduk %

1 Sokan 1,577.20 14.82 15,754 8.19 10

2 Tanah Pinoh 739.30 6.95 14,597 7.59 20

3 Tanah Pinoh Barat 829.00 7.79 11,902 6.19 14

4 Sayan 1,166.30 10.96 16,397 8.53 14

5 Belimbing 1,238.00 11.63 21,389 11.12 17

6 Belimbing Hulu 454.00 4.27 8,364 4.35 18 7 Nanga Pinoh 617.20 5.80 46,881 24.38 76 8 Pinoh Selatan 931.00 8.75 11,650 6.06 13

9 Pinoh Utara 890.00 8.36 12,015 6.25 14

10 Ella Hilir 1,136.70 10.68 15,806 8.22 14

11 Menukung 1,062.10 9.98 17,546 9.12 17

10,640.80

100.00 192,301 100.00 18

Jumlah Kepadatan

Penduduk (Orang/km²)

Jumlah

No Kecamatan Luas

Sumber: BPS Kabupaten Melawi. 5. Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Melawi pada tahun 2014 adalah sekitar 4,73 persen dengan pendapatan perkapita 7,7 juta rupiah. Pertumbuhan ekonomi tersebut sedikit lebih


(32)

20 rendah jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar 5,08 persen. Sektor ekonomi yang paling tinggi tingkat pertumbuhannya yaitu sektor pengadaan listrik dan gas. Sektor ini tumbuh dari 1,47 persen pada tahun 2013 menjadi 11,05 persen pada tahun 2014.

Struktur perekonomian Kabupaten Melawi pada tahun 2014 masih didominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu: sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Ketiga sektor tersebut dapat mempengaruhi hingga 50,98 persen perekonomian Kabupaten Melawi. Dicermati dari sisi PDRB atas harga berlaku Kabupaten Melawi tahun 2014 mencapai 3,31 triliun rupiah, sedangkan atas dasar konstan tahun 2010 sebesar 2,68 triliun rupiah.

6. Strategi dan Arah Kebijakan RUTRK

Dengan memperhatikan isu strategis dalam lima tahun mendatang dan mengacu pada arahan RPJPD Melawi Tahun 2005-2025 serta mempertimbangkan cerminan hati sanubari rakyat Melawi untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera lahir dan batin, maka Visi Pembangunan Melawi Tahun 2011-2015 adalah:

“Terwujudnya Masyarakat Melawi yang Cerdas, Dinamis, Aman, Adil, Sejahtera dan Berkepribadian.”

Cerdas merupakan kondisi dimana masyarakat memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Dengan demikian masyarakat dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk perkembangan ekonomi. Tingkat kecerdasan tersebut ditandai oleh semakin membaiknya angka indikator pendidikan dan kesehatan, seperti meningkatnya APK, APM, meningkatnya rata-rata lama sekolah, menurunnya angka buta huruf, meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu melahirkan, dan lain-lain.


(33)

21

Dinamis merupakan upaya daerah ini untuk berinisiatif, inovatif, dan kreatif dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada mengatasi permasalahan daerah, sehingga mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan kabupaten lain yang telah maju, serta senantiasa mampu mengantisipasi setiap perkembangan dan tantangan yang ada. Dalam konteks ini, maka pembangunan infrastrukturnya harus semakin dipercepat, revitalisasi pertanian harus semakin baik, pengelolaan SDA dan lingkungan hidup lebih optimal dan berkelanjutan, serta kualitas SDM aparatur semakin baik dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Aman merupakan kondisi daerah yang kondusif dan damai sehingga memberi kenyamanan bagi siapa saja yang tinggal, baik bagi mereka yang ada di Kabupaten Melawi maupun bagi mereka yang datang dari luar Kabupaten Melawi. Keamanan ini ditandai oleh tegaknya hukum, rendahnya angka kriminalitas, harmonisnya kehidupan antar-etnis dan antar-agama, dan terpeliharanya adat istiadat dan budaya.

Adil merupakan kondisi daerah yang mampu memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh kecamatan dan seluruh masyarakat untuk menikmati hasil-hasil pembangunan dan untuk meningkatkan kompetensi dan keterlibatan dalam pelaksanaan pembangunan. Keadilan antara lain ditandai dengan rendahnya tingkat ketimpangan pendapatan dan semakin meratanya ketersediaan infrastruktur di semua kecamatan serta terbukanya kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya.

Sejahtera merupakan tujuan dari sebuah pembangunan. Peningkatan kesejahteraan rakyat ditandai dengan meningkatnya perekonomian melalui pemanfaatan sumber daya alam, pemberdayaan usaha-usaha produktif, dan penguatan ekonomi kerakyatan dengan memperhatikan potensi dan kemampuan masyarakat dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kesejahteraan ditandai dengan semakin membaiknya tingkat


(34)

22 perekonomian masyarakat serta terpenuhinya standar pelayanan dasar di bidang kesehatan dan pendidikan.

Berkepribadian merupakan kondisi di mana masyarakat memiliki sikap dan kebanggaan terhadap daerah sehingga tidak mudah terpengaruh pada ajakan dan peluang untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma, moral, dan etika serta tindakan yang dapat menodai kebanggaan atau bahkan mempermalukan daerah. Kondisi ini ditandai oleh terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan dukungan pemantapan desentralisasi dan semangat otonomi daerah yang berasaskan tertib hukum dan demokrasi, meningkatnya kegiatan dan pemahaman agama dan kebudayaan, serta semakin mantapnya nasionalisme dan wawasan kebangsaan masyarakat.

Untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat tujuh misi pembangunan daerah yang ditempuh beserta strategi dan arah kebijakan pembangunan dengan misi yang berhubungan dengan PDAM sebagai berikut:

Pernyataan visi dan misi merupakan salah satu langkah dalam penyusunan corporate plan. Visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Visi dan misi yang jelas akan menuntun perusahaan ke arah tujuan perusahaan yang jelas dan juga objektif. Agar tujuan perusahaan tersebut tercapai, segenap individu atau karyawan dalam suatu perusahaan harus memahami dengan baik visi dan misi yang telah disusun.

Perumusan visi dan misi PDAM Melawi didasarkan pada tugas pokok dan fungsi, harapan dari para stakeholder dan tentunya visi dan misi dari Direktur PDAM sendiri. Perumusan visi dan misi juga mempertimbangkan aspek internal dan eksternal perusahaan.


(35)

23

B.Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi 1. Sejarah Pembentukan

PDAM Melawi merupakan Badan Usaha milik Pemerintah Kabupaten Melawi yang bergerak dalam bidang penyediaan air bersih. Sejarah berdirinya perusahaan diawali dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 20 tahun 2007 tanggal 3 Oktober 2007 sebagaimana yang telah diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 7 Tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Melawi.

Sebelum tahun 2005 wilayah operasional Kabupaten Melawi yang meliputi 5 (lima) wilayah yaitu Nanga Pinoh, Sayan, Ella Hilir, Kota Baru, dan Sokan merupakan cabang dari PDAM Kabupaten Sintang. Terhitung sejak tanggal 13 Januari 2005 sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Satuan Kerja, Personil, Peralatan, Pembiayaan, Dokumen/arsip dari Pemerintah Kabupaten Sintang kepada Pemerintah Kabupaten Melawi Nomor 100/0066/TAPEM-A tanggal 13 Januari 2005 operasional untuk wilayah tersebut diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Melawi.

Tujuan didirikannya PDAM ini adalah turut serta melaksanakan pembangunan Kabupaten Melawi serta pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan memenuhi kebutuhan air minum kepada masyarakat di Kabupaten Melawi.

Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut maka perusahaan mengusahakan penyediaan dan pelayanan air minum yang sehat dan memenuhi syarat bagi masyarakat di Kabupaten Melawi. Usaha-usaha tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

 Mendapatkan air baku yang merupakan bahan pokok produksi air.  Mengolah air baku tersebut menjadi air yang siap digunakan.


(36)

24  Mendistribusikan air yang telah diolah kepada para pelanggan, baik umum, instansi

pemerintah/TNI-POLRI, maupun perorangan.

2. Visi Perusahaan

Bagi perusahaan, visi berperan penting dalam merumuskan arah kebijakan dan karakteristik organisasi. Visi adalah gambaran tujuan ke depan yang ingin dicapai perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

Visi perusahaan berfungsi sebagai sarana untuk memberikan gambaran mengenai posisi atau keberadaan perusahaan dalam arti tujuan dan tugas pokok. Adanya visi juga dapat mengomunikasikan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholder. Sasaran dan tujuan organisasi yang tercermin dalam pernyataan visi tidak hanya diartikan dalam hal pertumbuhan, namun juga perkembangan organisasi.

Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai PDAM Melawi tercermin dalam pernyataan visi berikut:

"PDAM Tirta Melawi yang Taat Aparatur, Taat Administrasi dan Taat Keuangan Menuju Profesionalisme dalam Kemandirian dengan Pelayanan Prima" Pernyataan Visi di atas memiliki makna, sebagai berikut:

1) Taat Aparatur, Taat Administrasi dan Taat Keuangan

PDAM Melawi mengedepankan aparatur yang disiplin dan profesional serta memiliki kemampuan dalam pengelolaan dana dan sumber daya secara efektif dan efisien, dengan melakukan pekerjaan yang benar dan tepat sehingga dana yang dikelola dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

2) Profesionalisme dalam Kemandiriaan

PDAM Melawi bertindak profesional yang bertitik tolak pada landasan keimanan dan ketakwaan sebagai pondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


(37)

25 3) Pelayanan Prima

PDAM Melawi senantiasa mampu memberikan pelayanan secara profesional dan ramah dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.

3. Misi Perusahaan

Setelah visi ditetapkan, perusahaan harus menyusun misi yang merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, penyusunan misi juga merupakan perwujudan dalam pencapaian visi perusahaan.

Jika didefinsikan kembali, misi adalah suatu pernyataan yang berisikan hal-hal yang harus dilaksanakan sebagai bentuk usaha yang nyata dan penting untuk mewujudkan visi organisasi, berikut misi perusahaan :

1) Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih.

2) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan.

3) Meningkatkan profesionalisme staf dan manajemen dalam mengelola perusahaan.

4. Nilai-Nilai Perusahaan

Nilai-nilai perusahaan merupakan nilai-nilai luhur yang diinginkan oleh segenap insan PDAM Melawi dan akan menjadi pedoman yang mengarahkan Perusahaan dalam upaya pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun nilai-nilai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Profesional

Insan PDAM Melawi senantiasa memberikan pelayanan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan ketentuan yang berlaku.

2) Ramah

Insan PDAM Melawi senantiasa memberikan pelayanan terbaik dengan ramah, penuh sopan santun, dan rendah hati.


(38)

26 3) Intelek

Insan PDAM Melawi senantiasa memberikan pelayanan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.

4) Melayani

Insan PDAM Melawi senantiasa memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat dan tepat.

5) Amanah

Insan PDAM Melawi senantiasa memberikan pelayanan dengan rasa tanggung jawab yang dilandasi keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PDAM Melawi ditetapkan dengan Peraturan Bupati Melawi Nomor 83 Tahun 2011 tanggal 23 Desember 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Kabupaten Melawi, dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar II.2


(39)

27

Tabel II.2

Tugas Pokok dan Fungsi di PDAM Tirta Melawi

NO JABATAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

I II III

1. Direktur

Agus Darius, SH.,M.Kn

1. Memimpin Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi.

2. Menetapkan kebijakan dan arah pengembangan organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi jangka pendek (1 Tahun), jangka menengah ( 5 Tahun) atau jangka panjang (lebih dari 5 Tahun).

3. Mempertanggujawabkan secara formal atas anggaran baik penerimaan/pengeluaran organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi.

4. Mengarahkan para bawahannya untuk bekerja sesuai dengan kebijakan dan aturan yang berlaku.

2. Kabag. Adm.

Umum dan

Keuangan Wagino, S.IP.

1. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan dibidang Administrasi, Keuangan, Kepegawaian dan Kesekretariatan;

2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan peralatan dan perlengkapan;

3. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan Perusahaan;

4. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan;

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur; 6. Dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Bagian

Administrasi Umum dan Keuangan bertanggungjawab kepada Direktur.

3. Kabag. Teknik H. Sukemi, S.Sos.

1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang Produksi, Perencanaan, dan Distribusi;

2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan Instalasi Produksi, sumber mata air dan sumber mata air bawah tanah;

3. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan kimia;

4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

4. Kasi. Hubungan Langganan

Betty

1. Menyelenggarakan dan mengendalikan pelayanan pelanggan, pengelolaan rekening dan data pelanggan; 2. Melaksanakan pengawasan terhadap meteran air,

penyambungan pelanggan baru, serta pengelolaan air melalui kendaraan tangki;

3. Melakukan penertiban terhadap meteran air pelanggan dan penggunaan air secara wajar;


(40)

28 4. Menyelenggarakan kegiatan pemasaran;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan tugas dan kewenangannya.

5. Kasi. Adm. Umum dan Kepegawaian Kristian

Pandiangan, SH.

1. Melaksanakan administrasi perkantoran;

2. Menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, dan kebersihan kantor serta semua kendaraan milik PDAM Tirta Melawi;

3. Merencanakan dan melaksanakan peningkatan dan pemberdayaan SDM, analisis jabatan, promosi dan mutasi pegawai;

4. Melaksanakan administrasi kepegawaian, meliputi urusan kesejahteraan pegawai, pendidikan, dan latihan pegawai serta biaya perjalanan dinas pegawai;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

6. Kasi. Keuangan Lidiya Agustina, SE.

1. Merencanakan dan menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan;

2. Menyelenggarakan seluruh fungsi administrasi keuangan dan pembukuan serta kegiatan yang berkaitan dengan Bank, Pajak, dan Asuransi;

3. Mengadakan penelitian dan perhitungan realisasi anggaran;

4. Menyusun Laporan Administrasi secara berkala, baik Laporan Bulanan, Triwulan maupun Tahunan;

5. Melakukan pembayaran atas biaya-biaya Anggaran Perusahaan yang harus dikeluarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

7. Kasi. Distribusi Edi

1. Melakukan pengendalian terhadap penggunaan peralatan teknik dan material lainnya;

2. Melakukan pengendalian terhadap kegiatan distribusiair dan instalasi jaringan;

3. Melakukan analisis terhadap jaringan, jumlah pelanggan dan cakupan pelayanan;

4. Menyusun rencana kegiatan operasional dan distribusi terhadap instalasi jaringan PDAM Tirta Melawi;

5. Menindaklanjuti saran tindak kepada atasan terhadap kendala/gangguan yang terjadi dilapangan, apabila hal tersebut belum mampu diatasi serta memerlukan penangganan yang serius;

6. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

8. Kasi. Produksi Asep Oktaviandi, S.Sos.

1. Menyusun program peningkatan kualitas dan kuantitas produksi serta pemanfaataan sumber daya air;

2. Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan dibidang produksi dan pemeliharaan material;


(41)

29 kimia, pipa dan accessories lainnya yang disesuaikan dengan kapasitas produksi;

4. Menghimpun dan mengolah data teknik yang masuk dari wilayah dan unit;

5. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

9. Kasi. Perencanaan Rachmat

1. Menyusun rencana keperluan material untuk peralatan mesin-mesin produksi serta sarana dan prasarana yang berhubungan dengan penyediaan air minum;

2. Mengetes, meneliti dan menilai peralatan teknik sesuai dengan kebutuhan perusahaan;

3. Melaksanakan perbaikan, pemeliharaan dan perawatan terhadap seluruh sarana dan prasarana penyediaan air minum;

4. Mengadakan peralatan dan bahan substitusi untuk keperluan pemeliharaan;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

b. Struktur Organisasi PDAM Tirta Melawi

Beberapa bagian didalam struktur organisasi PDAM Tirta Melawi terdiri dari:

1. Bagian Seksi Produksi

- Staf Produksi/Penjaga Resvoir Tanjung Lay - Staf Produksi/Penjaga Resvoir Serundung - Staf Produksi

2. Bagian Seksi Distribusi - Staf Administrasi Teknik - Staf Distribusi

3. Bagian Seksi Perencanaan - Staf Perencanaan 4. Bagian Seksi Keuangan


(42)

30 - Staf Keuangan/Bendaharawan

- Pananggungjawab Penagihan Rekening - Staf Penagihan Rekening

5. Bagian Seksi Hubungan Langganan - Staf Hubungan Langganan

- Staf Hubungan Langganan/Pencatat Meter 6. Bagian Seksi Kepegawaian

- Staf Administrasi Umum dan Kepegawaian - Office Boy

- Supir Direktur - Supir Tangki - Satpam


(43)

31

BAB III

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

A.Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi

Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi? Berikut ini analisa yang penulis sajikan. Beberapa indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui Kinerja di dalam Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi meliputi:

1. Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan)

Perspektif ini lebih menekankan pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan akhir atau end user dari pelayanan PDAM.

Dalam perspektif pelanggan, beberapa sasaran beserta ukuran keberhasilan yang ditetapkan dalam mengukur tercapai tidaknya sasaran perusahaan adalah sebagai berikut:

a)Sasaran : Meningkatnya jangkauan pelayanan distribusi air Ukuran Keberhasilan : - Persentase cakupan pelayanan.

b)Sasaran : Meningkatnya kepuasan pelanggan Ukuran Keberhasilan : - Kualitas air.

- Kuantitas air. - Kontinuitas air.

- Persepsi kepuasan pelanggan. a. Cakupan Pelayanan dan Pertumbuhan Pelanggan

Selama tiga tahun terakhir, cakupan pelayanan PDAM Melawi masih sangat rendah, yaitu 11,24% (2012), 14,67% (2013), dan 14,48% (2014). Ini disebabkan, jumlah kapasitas produksi yang masih kecil, jaringan pipa distribusi yang belum terpasang di pemukiman


(44)

32 penduduk, dan masyarakat yang masih mengandalkan air sungai dan mata air sebagai kebutuhan air bersih.

Berdasarkan data yang ada, jumlah Sambungan Langganan (SL) terjadi peningkatan setiap tahunnya walaupun penambahannya sangat kecil, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel III.1

Jumlah Sambungan Langganan

2012 2013 2014 2015

A Kelompok I SL 59 65 87 94

Sosial Umum SL 46 52 70 80 Sosial Khusus SL 7 7 11 14 Sosial Tarif Lama SL 6 6 6

-B Kelompok II SL 2,914 3,243 3,828 3,958

Rumah Tangga SL 2,884 3,209 3,786 3,915 Instansi Pemerintah SL 30 34 42 43

C Kelompok III SL 530 565 725 933

Niaga Kecil SL 29 30 76 90 Niaga Menengah SL 438 473 583 763 Niaga Besar SL 63 62 66 80

D Kelompok IV SL - - -

-Industri Kecil SL - - -Industri Besar SL - - -Industri Khusus SL - -

-SL 3,503 3,873 4,640 4,985 % 14.59% 10.56% 19.80% 7.44%

% 13.10%

Tahun

Tingkat Pertumbuhan Pelanggan

No Uraian Satuan

Jumlah Sambungan Langganan Pertumbuhan Pelanggan

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata tingkat pertumbuhan sambungan langganan selama tiga tahun sebesar 13,10%.

b. Konsumsi Air Rata-Rata Pelanggan

PDAM Melawi selama tiga tahun terakhir telah memenuhi kebutuhan rata-rata/bulan/rumah tangga sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pasal 1 ayat 8 yaitu sebesar 10 m³/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari. Pemakaian rata-rata untuk pelanggan rumah tangga selama tiga tahun terakhir berkisar 19,18m³/bulan sampai dengan 21,26m³/bulan dan pemakaian rata-rata keseluruhan pelanggan berkisar 19,91m³/bulan sampai dengan 22,24m³/bulan.


(45)

33 c. Survey Kepuasan Pelanggan

1) Sumber Air

Berdasarkan data di bawah ini terlihat bahwa 47,02% pelanggan masih memanfaatkan sumber air selain PDAM untuk keperluan sehari-hari mereka. Sumber air lain terbesar yaitu sebesar 17,46% dengan memanfaatkan air tanah/ sumur. Alasan utama masih memanfaatkan sumber air lain, karena Sumber lain lebih mudah/suka (27,87%), kualitas sumber lain lebih baik (24,36%) dan mereka menganggap sumber air lain lebih murah (23,89%). Selengkapnya digambarkan pada tabel berikut:

Tabel III.2

Sumber Air Lain yang Digunakan Pelanggan PDAM

(%)

Kran / Hidran Umum 2.18

Air tanah / Sumur 17.46

Dari Tetangga 3.37

Membeli Air (Bukan dari PDAM) 3.97 Danau. Sungai dan Sumber lain 7.74

Air Hujan 10.71

Lainnya 1.59

Sumber Air Lain

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

Tabel III.3

Alasan Masih Mempergunakan Sumber Air Lain

(%)

Sumber lain lebih murah 23.89

Kuantitas sumber lain lebih baik 14.75 Kualitas sumber lain lebih baik 24.36 Kontinuitas sumber lain lebih baik 9.13 Sumber lain lebih mudah/suka 27.87

Alasan


(46)

34 a. Pelayanan Teknis

1) Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas (3K)

Tingkat kepuasan pelanggan pada aspek 3K secara keseluruhan yaitu, untuk kualitas air sebesar 63,58%, kuantitas air sebesar 61,82%, dan kontinuitas air sebesar 62,25%, selengkapnya dapat dilihat tabel berikut:

Tabel III.4

Tingkat Kepuasan terhadap Pelayanan 3K

Aspek Pelayanan Kondisi % Kepuasan

Kualitas air Musim kemarau 56.67

Musim hujan 70.50

Kuantitas air Musim kemarau 55.95

Musim hujan 67.69

Kontinuitas air Musim kemarau 60.66

Musim hujan 63.84

Sumber: PDAM Tirta Melawi. 2) Sistem Meter Air

Tingkat kepuasan pelanggan untuk sistem meter air secara keseluruhan adalah sebesar 65,39%, seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel III.5

Tingkat Kepuasan terhadap Pelayanan Sistem Meter Air

% Kepuasan

Sistem Meter Air 65.39

Aspek Pelayanan

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

b. Pelayanan Non-Teknis

1) Penagihan dan Prosedur Pembayaran

Tingkat kepuasan pelanggan pada aspek penagihan dan prosedur pembayaran adalah sebesar 67,68%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:


(47)

35

Tabel III.6 Tingkat Kepuasan

terhadap Penagihan dan Prosedur Pembayaran

% Kepuasan

Jadwal pembayaran 68.21

Jumlah pembayaran 66.67

Lokasi tempat pembayaran 65.85

Pelayanan petugas pembayaran 69.87

Antrian pada loket pembayaran 67.18

Prosedur pembayaran 68.58

Prosedur pembayaran tunggakan 66.15

Sistem penagihan 68.92

Aspek Pelayanan

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

2) Perbaikan dan Pemeliharaan

Tingkat kepuasan pelanggan pada aspek pelayanan yang berkaitan dengan perbaikan dan pemeliharaan, seperti laporan pengaduan, waktu perbaikan, kesigapan petugas terhadap laporan pengaduan dan sikap petugas perbaikan adalah sebesar 70,07%, seperti yang digambarkan pada tabel berikut:

Tabel III.7 Tingkat Kepuasan

terhadap Perbaikan dan Pemeliharaan

% Kepuasan

Laporan pengaduan 69.74%

Waktu perbaikan 70.16%

Kesigapan PDAM terhadap pengaduan 69.24%

Sikap petugas perbaikan 71.15%

Aspek Pelayanan

Sumber: PDAM Tirta Melawi. 3) Media Kontak/Komunikasi

Media komunikasi antara pelanggan dengan PDAM selama ini, terbanyak dilakukan melalui tempat pembayaran rekening 40,09% dan petugas PDAM di lapangan 31,31%. Namun, untuk ke depan pelanggan menganggap media


(48)

36 komunikasi yang efektif untuk dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi dengan dan dari PDAM, melalui:

- Petugas PDAM 25,93%; - Pembayaran Rekening 17,51%; - Pertemuan Warga 13,64%; dan - Radio 10,77%.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel III.8

Informasi dan Komunikasi

Selama ini Yang

diharapkan

Pembayaran rekening 40.09% 17.51%

Surat menyurat 2.25% 2.53%

Menghubungi pimpinan PDAM 6.53% 8.75%

Menghubungi petugas loket bayar 4.05% 4.38%

Menghubungi perwakilan di RT/RW 2.70% 2.86%

Pertemuan warga 4.05% 13.64%

Melalui LSM 0.90% 0.84%

Radio 4.05% 10.77%

Surat Kabar 2.03% 8.92%

Leaflet atau brosur 0.45% 0.34%

Telepon 1.58% 3.54%

Petugas PDAM 31.31% 25.93%

Media Informasi

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

4) Tarif yang Berlaku

Tarif yang berlaku saat ini dinilai oleh mayoritas responden, cukup mahal (67,68%). Faktor terbesar yang menyebabkan demikian adalah karena mereka menganggap kualitas air tidak sesuai dengan tarif yang dibayarkan (43,62%).


(49)

37

Tabel III.9

Anggapan terhadap Tarif yang Berlaku

Mahal 25,59%

Cukup 67,68%

Murah 6,73%

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

Tabel III.10

Faktor Penyebab Ketidakpuasan Responden

Kualitas air tidak sesuai 43,62%

Kuantitas air tidak sesuai 14,36%

Kontinuitas air tidak sesuai 13,83%

Buruknya pelayanan PDAM 6,91%

Lebih mahal dari listrik 7,98%

Lebih mahal dari telepon 11,17%

Lainnya 2,13%

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

Meskipun demikian pelanggan masih bersedia membayar dengan penyesuaian kenaikan tarif baru, dengan catatan pelayanan kepada pelanggan ditingkatkan lagi. Dari hasil survei disimpulkan, responden yang bersedia dinaikkan tarifnya sebesar 82,21%, yang digambarkan berikut:

Tabel III.11

Tingkat Kesepakatan Kenaikan Tarif

Jawaban Frekuensi %

Ya 305 82.21 Tidak 38 10.24 Tidak Menjawab 28 7.55 Sumber: PDAM Tirta Melawi.

Tabel III.12 Besar Kenaikan Tarif

Kenaikan Frekuensi (%)

Dibawah 10% 115 37.7049

10% s.d 20% 105 34.4262

20% s.d 30% 56 18.3607

30% s.d 40% 18 5.9016

40% s.d 50% 6 1.9672

Diatas 50% 5 1.6393


(50)

38 Selanjutnya Direktur PDAM Tirta Melawi Bapak Agus Darius, SH.,M.Kn. mengatakan:

Dalam aspek pelayanan kepada masyarakat secara keseluruhan sudah cukup baik, jika ada pelanggan atau masyarakat yang mengalami kendala teknis, staf kami akan selalu

siap sedia.” (Kantor PDAM Tirta Melawi, 19 Oktober 2016, Jam 09.00 WIB.)

Kemudian hal itu juga di kuatkan oleh hasil wawancara penulis dengan Kepala Bagian Teknik, Bapak H. Sukemi, S.Sos., yang mengatakan;

Penanganan pengaduan dari pelanggan atau masyarakat sejauh ini sangat baik,

yaitu selalu ditangani 100%.” (Kantor PDAM Tirta Melawi, 19 Oktober 2016, Jam 10.00 WIB.)

2. Aspek Administrasi dan Operasional (Perspektif Proses Bisnis Internal)

Perspektif ini memprioritaskan pada penekanan pengembangan arah bisnis PDAM, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan.

Dalam Perspektif Proses Bisnis Internal, beberapa sasaran beserta ukuran keberhasilan yang ditetapkan dalam mengukur tercapai tidaknya sasaran perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Sasaran : Meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan. Ukuran Keberhasilan : - Persentase kehilangan air.

- Persentase efisiensi produksi.

b) Sasaran : Meningkatnya kualitas pelaksanaan rencana strategis Ukuran Keberhasilan : Dipedomaninya Corporate Plan.

c) Sasaran : Terwujudnya kepatuhan terhadap peraturan Ukuran Keberhasilan : - Opini audit.


(51)

39

a. Hasil Audit Umum

PDAM Melawi selama tiga tahun terakhir, baru sekali diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yaitu pada tahun 2015 untuk tahun buku 2014. Opini hasil audit tersebut adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

b. Kinerja Perusahaan (Kepmendagri No. 47 Tahun 1999)

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2012-2014, menunjukkan penurunan tingkat capaian kinerja perusahaan. Capaian bobot nilai kinerja tahun 2014 sebesar 41,72 turun bila dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 43,25 dan tahun 2012 yaitu sebesar 46,15. Rincian perkembangan tingkat capaian kinerja perusahaan tersebut seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel III.13

Rincian perkembangan tingkat capaian kinerja perusahaan

2012 2013 2014

1 Aspek Keuangan 45.00 19.50 18.75 17.25 2 Aspek Operasional 40.00 19.57 16.17 14.47 3 Aspek Administrasi 15.00 7.08 8.33 10.00

100.00

46.15 43.25 41.72

- Cukup Kurang Kurang

Klasifikasi Kinerja

No Uraian Nilai

Maksimum

Capaian

Jumlah Sumber: PDAM Tirta Melawi.

c. Kesehatan Perusahaan (BPPSPAM)

Selama 3 tahun terakhir tingkat kesehatan perusahaan menunjukkan posisi kurang sehat. Capaian kesehatan dari tahun 2012-2014 mengalami penurunan yaitu 2,77 (2012), 2,66 (2013) dan 2,42 (2014). Rincian tingkat kesehatan perusahaan tersebut seperti terlihat pada tabel berikut:


(52)

40

Tabel III.14

Rincian tingkat kesehatan perusahaan

2012 2013 2014

1 Aspek Keuangan 1.25 0.81 0.76 0.54 2 Aspek Pelayanan 1.25 0.65 0.70 0.73 3 Aspek Operasi 1.75 0.86 0.79 0.87 4 Aspek SDM 0.75 0.45 0.41 0.29

5.00

2.77 2.66 2.42

- Kurang Sehat Kurang Sehat Kurang Sehat

Klasifikasi Tingkat Kesehatan

No Uraian Nilai

Maksimum

Capaian

Jumlah

Sumber: PDAM Tirta Melawi.

d. Penyediaan Air Bersih

PDAM Melawi selama tiga tahun terakhir belum sepenuhnya dapat memenuhi kepastian mengenai kualitas dan kontinuitas air.

1) Kualitas Air

Kualitas air yang dihasilkan perusahaan berdasarkan hasil uji kualitas air yang dilakukan terhadap air baku, air reservoir, dan air perpipaan telah memenuhi standar air bersih, namun belum memenuhi standar air minum.

2) Kontinuitas Air

Kontinuitas air yang didistribusikan selama tiga tahun terakhir, rata-rata masih di bawah 18 jam. Kondisi tersebut masih belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan PP No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Pasal 10 ayat 3 yaitu sebesar 24 jam.

Hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara kepada perwakilan Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi, Bapak Margitus Bemban, SH., MM. yang menyatakan:

“Kurang puas terhadap Kontinuitas Air PDAM Tirta Melawi, karena pelayanan air bersih masih belum tersedia 24 jam.” (Kantor Pemda, Kabupaten Melawi, 15 Oktober 2016, jam 09.30 WIB.)


(1)

9 63,58%, kuantitas air sebesar 61,82%, dan kontinuitas air sebesar 62,25%, selengkapnya dapat dilihat tabel III.4 dan tingkat kepuasan pelanggan untuk sistem meter air secara keseluruhan adalah sebesar 65,39%,.

2. Aspek Administrasi dan Operasional (Perspektif Proses Bisnis Internal)

Perspektif ini memprioritaskan pada penekanan pengembangan arah bisnis PDAM, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan. a. Hasil Audit Umum

PDAM Melawi selama tiga tahun terakhir, baru sekali diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yaitu pada tahun 2015 untuk tahun buku 2014. Opini hasil audit tersebut adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

b. Kinerja Perusahaan (Kepmendagri No. 47 Tahun 1999)

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2012-2014, menunjukkan penurunan tingkat capaian kinerja perusahaan. Capaian bobot nilai kinerja tahun 2014 sebesar 41,72 turun bila dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 43,25 dan tahun 2012 yaitu sebesar 46,15.

Selama 3 tahun terakhir tingkat kesehatan perusahaan menunjukkan posisi kurang sehat. Capaian kesehatan dari tahun 2012-2014 mengalami penurunan yaitu 2,77 (2012), 2,66 (2013) dan 2,42 (2014).

c. Tingkat Kehilangan Air

PDAM Melawi masih mengalami kebocoran air atau Non-Revenue Water (NRW). Selama tiga tahun terakhir, NRW rata-rata berkisar 15,70%. NRW terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 309.865,40 m³ atau 21,85%. Persentase tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan, yaitu sebesar 20%.

Tingkat kebocoran air ini mengakibatkan hilangnya potensi pendapatan penjualan air yang seharusnya bisa diterima perusahaan. Namun perhitungan NRW tersebut belum dilakukan secara akurat karena terkendala teknis, seperti tidak berfungsinya water meter induk di setiap IPA dan instalasi distribusi, serta adanya kerusakan water meter pelanggan yang belum diperbaiki.

3. Aspek Keuangan (Perspektif Keuangan)

Perspektif ini lebih menitikberatkan pada proses pengelolaan keuangan dan manajemen secara umum sebagai dasar atau pondasi bagi perspektif


(2)

pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pengembangan.

a. Laporan Laba Rugi

Kondisi usaha perusahaan secara akuntansi ditunjukkan oleh jumlah pendapatan usaha dan biaya operasionalnya yang tercermin pada Laporan Laba Rugi Perusahaan. Akan tetapi untuk PDAM Melawi yang masih mengemban fungsi sosial tidak hanya dipengaruhi kondisi keuangan perusahaan, tetapi juga dipengaruhi oleh kepedulian pemerintah daerah dan kemampuan keuangan daerah. Apalagi secara umum perusahaan masih sangat membutuhkan perhatian dan suntikan dana dari pemerintah daerah.

b. Rasio Keuangan

Dalam melihat rasio keuangan dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Secara umum rasio keuangan perusahaan di atas menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang kurang baik dan terus menurun dari tahun 2012 – 2014.

4. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)

Perspektif ini menitikberatkan pada proses pengembangan SDM sebagai learningprocess dan pengembangan sarana dan prasarana sebagai

bentuk pertumbuhan (growth) dari kapasitas PDAM.

a. Sumber Daya Manusia

Rasio jumlah pegawai per 1.000 pelanggan sebesar 12 masih terlalu tinggi dibanding kondisi ideal, yaitu sebesar 8 per 1.000 pelanggan. Hal ini menunjukan bahwa cakupan pelayanan PDAM Melawi perlu ditingkatkan, agar jumlah pegawai sekarang menjadi lebih efektif dan efisien.

Dari tabel III.19, diketahui bahwa pegawai PDAM Tirta Melawi sebagian besar adalah lulusan SMA se-derajat sebanyak 73,77% dari total pegawai.

b. Survey Karyawan

Kepuasan karyawan merupakan salah satu indikator dari terpenuhinya harapan dan kebutuhan karyawan. Dengan diketahuinya tingkat kepuasan karyawan, dapat dijadikan umpan balik (feedback) bagi pimpinan untuk merumuskan kebijakan dalam rangka perbaikan program dan kondisi lingkungan kerja secara terus menerus ke arah yang lebih baik.

Berdasarkan hasil analisis, tingkat kepuasan karyawan PDAM secara keseluruhan adalah 76,54%. Hal ini berarti secara keseluruhan para karyawan PDAM puas bekerja di PDAM, yang digambarkan pada tabel III.20.


(3)

11 Rata-rata tingkat kepuasan karyawan sejumlah 76.54%, namun tingkat pertumbuhan SDM atau Staf/Karyawan PDAM Tirta Melawi masih kurang baik, hal ini berdasarkan hasil wawancara kepada perwakilan Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi, Bapak Margitus Bemban, SH., MM. yang mengatakan:

“Pertumbuhan SDM atau Staf/Karyawan masih kurang baik, bimbingan teknis ataupun pelatihan-pelatihan Staf/karyawan harus lebih sering diadakan.” (Kantor Pemda, Kabupaten Melawi, 15 Oktober 2016, jam 09.30 WIB.)

Hal yang sama juga penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, Bapak Wagino, S.IP., yang mengatakan:

“Kompetensi pegawai untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari sesuai dengan bidang tugasnya masih sangat rendah, jumlah pegawai yang mengikuti diklat rata-rata hanya dibawah 40%, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan SDM menjadi kurang baik”. (Kantor PDAM Tirta Melawi, 19 Oktober 2016, jam 10.30 WIB.)

F. Penutup a. Kesimpulan

Dari uraian pada bab sebelumnya berdasarkan analisis yang penulis susun untuk mengukur Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Melawi dalam penyediaan Air Bersih di Kabupaten Melawi tahun 2015, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Aspek Pelayanan (Perspektif Pelanggan) Dalam aspek pelayanan (perspektif pelanggan) sudah cukup baik. Tingkat kepuasan pelanggan dalam sub aspek 3K secara keseluruhan yaitu, untuk kualitas air sebesar 63,58%, kuantitas air sebesar 61,82%, dan kontinuitas air sebesar 62,25%, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.4. Kemudian tingkat kepuasan pelanggan untuk Sistem Meter Air secara keseluruhan sebesar 65,39%, dan Tingkat kepuasan pelanggan pada aspek penagihan dan prosedur pembayaran adalah sebesar 67,68%. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Direktur PDAM Tirta Melawi Bapak Agus Darius, SH.,M.Kn. dan Kepala Bagian Teknik, Bapak H. Sukemi, S.Sos yang sama-sama mengatakan bahwa aspek pelayanan secara keseluruhan sudah cukup baik .

2. Aspek Administrasi dan Operasional (Perspektif Proses Bisnis Internal)

Dalam aspek administrasi dan operasional (perspektif proses bisnis internal) masih kurang baik. Hasil audit keuangan oleh BPK/KAP selama 3 (tiga) tahun terakhir, pada tahun buku 2014 perusahaan memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Selama 3 tahun terakhir


(4)

tingkat kesehatan perusahaan menunjukkan posisi kurang sehat. Capaian kesehatan dari tahun 2012-2014 mengalami penurunan yaitu 2,77 (2012), 2,66 (2013) dan 2,42 (2014). Rincian tingkat kesehatan perusahaan tersebut seperti terlihat pada Tabel III.14.

3. Aspek Keuangan (Perspektif Keuangan) Dalam aspek keuangan (perspektif keuangan) masih kurang baik. Terlihat pada Tabel III.15 bahwa perusahaan selama tiga tahun terakhir terus mengalami kerugian. Hal tersebut disebabkan oleh pendapatan perusahaan yang belum mampu menutupi biaya operasional. Secara umum rasio keuangan perusahaan pada Tabel III.17 menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang kurang baik dan terus menurun dari tahun 2012 – 2014 dengan penjelasan berikut:

- Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari hasil penjualan masih sangat kurang;

- Perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, namun kemampuan tersebut semakin menurun setiap tahunnya;

- Kewajiban perusahaan terus mengalami peningkatan.

4. Aspek Organisasi dan SDM (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)

Dalam aspek Organisasi dan SDM (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan) masih kurang baik. Dengan rasio jumlah pegawai per 1000 pelanggan sebesar 12 masih terlalu tinggi dibanding kondisi ideal, yaitu 8 pegawai per 1000 perlanggan. Hal ini menunjukan cakupan pelayanan PDAM Melawi perlu di tingkatkan agar lebih efektif dan efisien. Rata-rata tingkat kepuasan karyawan sejumlah 76.54%, yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan para karyawan PDAM puas bekerja di PDAM Tirta Melawi. Namun tingkat pertumbuhan SDM atau Staf/Karyawan PDAM Tirta Melawi masih kurang baik, hal ini berdasarkan hasil wawancara kepada perwakilan Dewan Pengawas PDAM Tirta Melawi dan Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan yang menyatakan bahwa pertumbuhan SDM di PDAM Tirta Melawi masih kurang baik.

Secara keseluruhan, Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi dalam penyediaan Air Bersih di Kabupaten Melawi tahun 2015 dapat penulis menarik kesimpulan masih kurang baik. Dalam Aspek Pelayanan dalam perspektif pelanggan


(5)

13 sudah cukup baik, namun dalam beberapa aspek lainnya, yaitu Aspek Administrasi dan Operasional, Aspek Keuangan, Aspek Organisasi dan SDM yang masih kurang baik.

b. Saran

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan tersebut, dapat penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada manajemen Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi untuk terus meningkatkan kinerja pada tahun-tahun berikutnya, yaitu dengan cara memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi kinerja secara keseluruhan. 2. Manajemen harus bisa memaksimalkan

pertumbuhan SDM di dalam Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi.

3. Selalu menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dengan semua stakeholder termasuk Bupati Kabupaten Melawi beserta jajarannya, DPRD Kabupaten Melawi, Masyarakat serta lembaga pemerintah dan swasta lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Hani T. 1992. Manajemen Personalia dan SDM. Jakarta: BPFE.

Kaplan, Robert S and David P Norton. 1996. “Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”, Erlangga : Jakarta.

Kumorotomo,Wahyudi. 2005. Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep & Aplikasinya. Yogyakarta : MAP UGM

LAN. 2003. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta: Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan LAN.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad Fauzan Baihaqi. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel IntervitingStudi Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Area Yogyakarta (Sripsi).UNDIP Semarang.

Nazir M. 1999. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rivai, Harif, A. 2001. Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Intensi Keluar (Tesis). Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Shadily, Hasan. 1991. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta :RinekaCipta.

Simamora, Bilson. 2003. Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.


(6)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: RIneka Tinta.

Sutrisno Hadi. 1990. Metode Research.Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Suyadi Prawirosentono. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan”. Yogyakarta: BPFE.

Veithzal Rivai, dkk. 2005 Performance Appraisal, System yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Peraturan Perundang-undangan dan Dokumentasi

Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Hak Guna Air.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perusaan Daerah Air Minum.

Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 20 tahun 2007 serta diubah dengan Perda Nomor 7 tahun 2011 tentang Pendirian PDAM Tirta Melawi.

Peraturan Bupati Melawi Nomor 83 tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Tirta Melawi.

Peraturan Bupati Melawi Nomor 500/229 tahun 2015 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas PDAM Tirta Melawi.

Bappeda Kabupaten Melawi, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) 2010-2015 Kabupaten Melawi. PEMDA Kabupaten Melawi.

BPS Kabupaten Melawi. 2014. Kabupaten Melawi Dalam Angka. PEMDA Kabupaten Melawi. PDAM Tirta Melawi. Corporate Plan PDAM Tirta

Melawi 2016-2020. PEMDA Kabupaten Melawi.