Menjadi Manusia Baru
B. Menjadi Manusia Baru
Apakah kamu semua telah dibaptis? Apakah kamu mengerti mengapa kamu dibaptis? Dalam pelajaran PAK di SMP kelas VII makna baptisan diajarkan dalam pelajaran tersebut. Baptisan menjadi pertanda bahwa kamu hidup di dalam Kristus melalui kematian-Nya. Manusia lama yang takluk kepada dosa telah digantikan oleh manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Menurut Niftrik dan Boland, melalui baptisan, orang percaya telah dijadikan satu dengan Kristus dalam kematian-Nya dan “manusia lama” telah dipakukan di kayu salib agar manusia bangkit bersama-sama dengan Kristus sebagai “manusia baru” (Roma 6:3). Sejajar dengan itu, 2 Korintus 5:17 menulis “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
Menurut Niftrik dan Boland, kelahiran kembali memberikan kepastian iman bahwa Kristus telah mati untuk menebus dosa manusia dan Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati dan bersama-sama dengan Kristus, semua orang percaya telah mati dan bangkit bersama Kristus menjadi manusia baru yang dosanya telah diampuni. Kepastian ini penting bagi orang percaya sehingga memberikan tanggung jawab untuk hidup sebagaimana layaknya orang yang telah ditebus, diselamatkan dan dibaharui.
Bagaimana Allah membaharui kehidupan? Allah membaharui kehidupan melalui Roh Kudus. Kelahiran kembali serta pembaharuan manusia adalah pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus dikaruniakan Roh Kudus dan menjadi anak-anak Allah dan memanggil Allah sebagai Bapa. Roh Kudus membuat manusia menjadi milik Allah di dalam Yesus Kristus . Namun demikian, manusia terus berjuang melawan dirinya sendiri di dalam keinginan “daging” yang takluk pada dosa. Jadi, karunia Roh Kudus tidak membebaskan manusia dari penjajahan dosa yang disebabkan oleh keinginan daging.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 133
Bab XII
Rasul Paulus dapat dijadikan contoh dalam membahas mengenai “manusia baru”. Semula, ia termasuk dalam kelompok orang yang menolak Tuhan Yesus dan para pengikut-Nya. Ia selalu mencari para pengikut Yesus untuk dihukum (Lihat Kisah Para Rasul 8:1b-3). Suatu ketika Saulus (nama Paulus sebelum bertobat) menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa untuk dibawa ke Damsyik supaya ia dapat menangkap tiap orang yang menjadi pengikut Yesus untuk dibawa ke Yerusalem supaya dihukum. Dalam perjalanan ke Damsyik, ada cahaya memancar dari langit mengelilinginya, kemudian ada suara yang berkata: “ Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?”. Sauluspun menyahut: “Siapakah Engkau Tuhan?”. Suara itu menjawab Saulus: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan pergilah ke kota dan Aku akan memberitahukan apa yang harus kau perbuat”. Ketika suara itu hilang, Sauluspun menjadi buta, ia tidak dapat melihat. Saulus menuruti perintah itu, ia masuk ke kota Damsyik, ia tidak dapat melihat selama tiga hari. Tuhan memerintahkan Ananias salah seorang pengikut-Nya untuk pergi menjumpai Saulus. Mulanya Ananias takut karena reputasi buruk Saulus yang menganiaya para pengikut Yesus. Namun, Tuhan meyakinkannya untuk pergi menjumpai Saulus. Ananias menjumpai Saulus, menumpangkan tangan ke atas kepalanya serta membaptisnya dalam nama Yesus, seketika itu juga Saulus dapat melihat lagi. Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus, namanya bukan lagi saulus melainkan Paulus, hatinya berkobar-kobar oleh kuasa Roh dan ia memberitakan tentang Tuhan Yesus tanpa rasa takut. Orang-orang yahudi yang mengetahui Paulus telah menjadi pengikut Yesus, mereka mencari dan ingin membunuhnya Kisah Para Rasul 9:1-31). Paulus menjadi salah seorang Rasul terkemuka yang memberitakan Injil ke berbagai tempat, ia memberitakan Injil kepada orang- orang non Yahudi, ia dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus yang membaharui hidupnya. Rasul Paulus mengalami “hidup baru” di dalam Yesus Kritus.
Dalam kaitannya dengan pembaharuan hidup, Rasul Paulus mengatakan bahwa kalau hidup oleh Roh, maka kita tak akan menuruti keinginan daging (bandingkan Galatia 5:16). Sebagai ganti perbuatan daging (Galatia 5:19-21), maka kita akan menghasilkan buah Roh yakni “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Galatia 5 :22-23). Sifat atau ciri-ciri ini adalah buah atau karya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Walaupun demikian, kita harus mengatakan bahwa karya Roh Kudus ini merupakan suatu proses yang tidak sekali jadi, karena kita masih terus melawan kemanusiaan kita yang lama yang dikuasai oleh keinginan daging. Orang percaya membutuhkan pembaharuan hidup
134 Kelas X SMA
Allah Pembaharu Kehidupan
secara terus menerus karena setiap saat manusia dapat jatuh ke dalam dosa dan karena itu membutuhkan pembaharuan.
Kita bertumbuh menjadi orang “beriman” karena karya pembaharuan- Nya. Bacalah Kitab Kisah Para Rasul 2 dimana setelah khotbah Petrus banyak orang menjadi percaya dan dibaptiskan. Mengacu pada Kitab 2 Korintus 5:17, pembaharuan itu merupakan pembaharuan total mencakup sifat dan karakter maupun kepercayaan kita kepada Allah. Menurut Niftrik dan Boland, manusia yang percaya haruslah menunjukkan tanda-tanda hidup baru dalam seluruh kehidupannya.
Sumber: http://ssutawan.blogspot.com Gambar 12.1 Roh Kudus turun pada hari Pentakosta