Kewajiban dan Larangan Notaris

3. Kewajiban dan Larangan Notaris

Dalam menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban bertindak amanah, jujur, seksama, mandiri, dan menjaga kepentingan pihak-pihak yang terkait dalam perbuatan hukum secara tidak memihak. Penjabaran secara terperinci mengenai kewajiban Notaris ditentukan dalam Undang- undang jabatan notaris untuk memberikan kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum bagi masyarakat yang membutuhkan jasa Notaris. Berdasarkan ketentuan UUJN, Notaris tidak diperbolehkan untuk memberikan grosse, salinan atau kutipan, juga tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan atau memberitahukan isi akta-akta, selain dari kepada orang-orang yang langsung berkepentingan pada akta, seperti para ahli waris atau orang yang memperoleh penerima hak mereka, kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan serta mendapatkan honorarium atas jasa hukum yang diberikan sesuai dengan kewenangannya dan sebagainya Pasal 36 UUJN. Secara umum kewajiban notaris tercantum dalam pasal 16 ayat 1 huruf a sampai dengan huruf k UUJN yang jika dilanggar akan dikenakan sanksi sebagaimana dalam pasal 84 UUJN. Khusus untuk notaris yang melanggar ketentuan Pasal 16 ayat 1 huruf i dan k dapat dikenakan sanksi berupa akta yang dibuat hannya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan atau suatu akta batal demi hukum dan pihak yang dirugikan dapat menuntut biaya ganti rugi kepada notaris 39 . Kewajiban lain notaris adalah merahasiakan segala sesuatu isi akta dan keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain, kewajiban tersebut dinamakan kewajiban ingkar verschoningsplicht notaris 40 Kewajiban ingkar tersebut merupakan instrument yang sangat penting yang diberikan UUJN kepada notaris, walaupun dalam praktek kewajiban tersebut tidak banyak dilakukan oleh para notaris. Kewajiban ingkar dapat dilakukan dengan batasan sepanjang notaris diperiksa oleh instansi mana saja yang berupaya untuk meminta pernyataan atau keterangan dari notaris yang berkaitan dengan akta yang pernah atau telah dibuat. Sedangkan larangan bagi notaris taerdapat pada pasal 17 UUJN, yang jika dilanggar maka akan dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada Pasal 85 UUJN, larangan tersebut anatara lain : a. Menjalankan jabatan diluar wilayah jabatannya b. Meninggalkan wilayah jabatannya lebihdari tujuh hari kerja berturut- turut tanpa alasan yang sah c. Merangkap sebagai pegawai negeri 39 Habib Adjie,’’Hukum Notaris Indonesia”op cit halaman 88 40 Hak ingkar adalah sebagai imunitas hukum untuk kewajiban member keterangan sebagai saksi di pengadilan bagi jabatan-jabatan tertentu termasuk notaris, ibid,halaman 90 d. Merangkap jabatan sebagai pejabat Negara e. Merangkap jabatan sebagai advokat f. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai Badan Usaha Milik Negara, badan usaha milik daerah atau swasta g. Merangkap jabatan sebagai pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT diluar wilayah jabatan notaris h. Menjadi Notaris pengganti atau, i. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan notaris. Selain Kewajiban dan Larangan sebagaimana tersebut diatas Kewajiaban dan larangan bagi notaris juga terdapat pada Pasal tiga dan Pasal empat Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia 41 .

4. Organisasi Notaris