d. Merangkap jabatan sebagai pejabat Negara e. Merangkap jabatan sebagai advokat
f. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai Badan Usaha Milik Negara, badan usaha milik daerah atau swasta
g. Merangkap jabatan sebagai pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT diluar wilayah jabatan notaris
h. Menjadi Notaris pengganti atau, i. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma
agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan notaris.
Selain Kewajiban dan Larangan sebagaimana tersebut diatas Kewajiaban dan larangan bagi notaris juga terdapat pada Pasal tiga dan Pasal empat
Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia
41
.
4. Organisasi Notaris
Sebagai tempat berhimpun maka notaris berkumpul dalam satu wadah yaitu Ikatan Notaris Indonesia atau INI. Menurut ketentuan umum
Pasal 1 angka 5 UUJN, Organisasi Notaris adalah organisasi profesi jabatan Notaris yang berbentuk perkumpulan yang berbadan hukum.
Organisasi Notaris Republik Indonesia yang ada pada dan hingga saat ini,
41
Hadi Setia Tunggal, ’’Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Jabatan Notaris” Harvarindo,Jakarta. 2006. Lo.cit, Halaman 361.
yaitu INI Ikatan Notaris Indonesia sebagai satu-satunya wadah bagi Organisasi Notaris di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Organisasi Notaris menetapkan dan menegakkan Kode Etik Notaris Pasal 83 ayat 1 UUJN yang didalam Kongres Luar Biasa Ikatan
Notaris Indonesia tanggal 26 Januari 2005 di Bandung telah berhasil untuk merubah Anggaran Dasar dan Peraturan Kode Etik sesuai dengan
UUJN
42
. Didalam Pasal 82 ayat 1 dan 2 UUJN tentang Organisasi Notaris mengatur :
1. Notaris berhimpun dalam satu wadah Organisasi Notaris 2. Ketentuan mengenai tujuan, tugas, wewenang, tata kerja, dan susunan
Organisasi ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Notaris dalam
menjalankan profesinya
harus memiliki perilaku
professional dan ikut serta dalam pembangunan Nasional khususnya di bidang hukum.
Didalam Pasal 1 ayat 2 Kode Etik Notaris, Notaris menjalankan jabatannya mempunyai unsur-unsur perilaku profesional sebagai berikut:
- Pertama, perilaku profesional harus menunjuk pada keahlian yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman tinggi.
42
Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia ”Jati diri Notaris Indonesia dulu, sekarang, dan di masa datang” Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.2008. loc. cit. Halaman 86
- Kedua, harus mempunyai integritas sosial, dalam arti segala pertimbangan
moral harus
melandasi pelaksanaan
tugas-tugas profesionalnya. Sesuatu yang bertentangan dengan yang baik harus
dihindarkan walaupun dengan melakukannya, ia akan memperoleh imbalan jasa yang tinggi.
- Ketiga, harus jujur, tidak saja pada Pihak Kedua atau Pihak Ketiga, tetapi juga pada dirinya sendiri.
- Keempat, kehalian tenaga professional Notaris dapat dimanfaatkan sebagai upaya mendapatkan uang, namun dalam melaksanakan tugas
profesionalnya ia tidak boleh semata-mata didorong oleh pertimbangan uang.
- Kelima, ia harus memegang teguh Kode Etik Notaris. Memegang teguh Kode Etik profesi sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan tugas
profesi dengan baik, karena dalam Kode Etik Profesi itulah ditentukan segala perilaku yang harus dimiliki oleh seorang Notaris
43
.
43
www.goegle.com.tesis notariat, sabtu 11 desember 2010 jam 15.45, Semarang
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Implementasi Kode Etik Notaris Dalam Aktivitas Notaris Sebagai Pejabat Umum