Cara Kerja

3.3.2 Sistem priodik unsur-unsur

3.3.2.1. Nitrogen organik

1. Siapkan tabung reaksi yang bersih, isi sesuai tabung berikut

Jenis bahan

Kode tabung

A

B

C

D

E

F

Tanah

2 g

-

-

2 g

-

-

Kacang kadelai

-

2 g

-

-

2 g

-

Kacang ijo

-

-

2 g

-

-

2 g

Kapur tohor

2 g

2 g

2 g

2 g

2 g

2 g

2. Tabung A, B dan C beri kertas lakmus merah pada permukaan tabung, kemudian panaskan dan amati perubahan warna kertas lakmus

3. Tabung D, E dan F sumbat dengan gabus yang dilengkapi dengan pipa bengkok dan hubungkan dengan tabung lain yang berisi air murni

4. Panaskan tabung selama 30 menit dan keluarkan tabung berisi air, kemudian tetesi dengan indicator PP. Amati perubahan warna yang terjadi.

3.3.2.2 Nitrogen nitrat-amoniak

  1. Masukkan 20 g tanah halus ke dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan 100 ml air destilata dan kocok selama 10 menit

  2. Saring campuran dan tampung filtratnya dalam Erlenmeyer

  3. Sumbat dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok. Pipa ini dihubungkan dengan tabung reaksi berisi 5 ml air destilata

  4. Panaskan selama 30 menit, pisahkan tabung berisi air, kemudian tetesi dengan reagen Nesler dan amati perubahan warna yang terjadi

  5. Cairan dalam Erlenmeyer pada butir d pindahkan ke dalam cawan penguap, kemudian panaskan hingga hampir kering, dinginkan

  6. Tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat, kemudian masukkan ke dalam tebung reaksi yang berisi reagen difenil amin

  7. Amati dan catat perubahan warna larutan

3.3.2.3 Unsur fosfat

  1. Siapkan 3 buah cawan forselin, kemudian ini masing-masing dengan 2 g tanah, 2 g bubuk kacang kedelai dan 2 g bubuk kacang ijo. Bahan-bahan dalam cawan bakar dengan api Bunsen

  2. Dinginkan, kemudian tambahkan 10 ml asam nitrat pekat dan panaskan hingga mendidih

  3. Dinginkan, kemudian tambahkan air destilata dengan volume yang sama

  4. Saring dan tampung filtratnya dalam tabung reaksi, kemudian tetesi dengan reagen ammonium molibdat dan amati perubahan warna larutan

3.3.2.4 Kalium

  1. Masukkan 10 g tanah halus ke dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan 25 ml asam klorida 0,1 N dan didihkan selama lima menit

  2. Saring kemudian uapkan filtratnya hingga kering dan bakar residunya

  3. Dinginkan, kemudian tambahkan air panas sebanyak 25 ml, saring kembali dan tampung filtratnya dalam tabung reaksi

  4. Tambahkan beberapa tetes larutan natrium kobalti nitrat dan amati perubahan yang terjadi

3.3.3 Larutan I

3.3.3.1 Membuat larutan dari zat padat

Timbang NaOH sebanyak 4 gram dan masukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air murni sebanyak 95 mL (air yang digunakan bebas dari karbon dioksida) lalu aduk dengan batang pengaduk hingga semua zat NaOH larut, kemudian pindahkan larutan kedalam labu ukur dan tambahkan air murni dengan pipet hingga tanda batas. Kemudian ambil larutan sebanyak 25 mL dengan pipet volume, lalu masukkan kedalam erlenmeyer, dan tambahkan 3 tetes indikator PP. Setelah itu siapkan buret 50 mL lalu isi dengan asam klorida 1 N, titrasi larutan NaOH dalam erlenmeyer hingga larutan tidak berwarna, langkah terakhir catat volume larutan HCl yang digunakan.

3.3.3.2 Membuat larutan dari zat cair

Ukur larutan HCl teknis (konsentrasinya 10 N) sebanyak 10 mL menggunakan pipet volume 10 mL, kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur 100 mL, tambahkan air murni 85 mL, kemudian tambahkan air murni melalui pipet tetes sampai tanda terang (volumenya tepat 100 mL), lalu kocok campuran hingga homogen, kemudian ambil dengan pipet tetes volume sebanyak 25 mL dan masukan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 3 tetes indikator PP. Setelah itu siapkan buret 50 mL, kemudian isi dengan larutan NaOH 1 N lalu titrasi larutan HCl dalam erlenmeyer hingga larutan berwarna merah muda.kemudian catat volume larutan NaOH yang digunakan.

3.3.4 Asam basa

3.3.4.1 Menentukan pH tanah

Timbang contoh tanah sebayak 10 gram, kemudian dimasukkan kedalam lumpang dan tumbuk hingga halus, setelah itu masukkan ke dalam erlenmeyer dan tambahakan aquades sebanyak 50 mL lalu kocok selama 30 menit, setelah itu diamkan sampai tanahnya mengendap dan ukur pH-nya menggunakan pH meter dan kertas universal, kemudian lakukan hal yang sama pada butir 1, 2 , 3, akan tetapi aquadesnya ganti dengan menggunakan KCl 1 M.

3.3.4.2 Menentukan pH buah-buahan

Ambil buah pepaya,jeruk nipis dan tomat kemudian timbang masing-masing sebanyak 10 gram. Setiap buah dihancurkan dalam lumpang dan pindahkan kedalam gelas kimia 250 mL (gunakan tiga buah gelas kimia), kemudian tambahkan masing-masing gelas kima dengan 50 mL air, lalu aduk hingga homogen kemudian biarkan sampai terjadi pemisahan cairan dan endapan lalu ukur pH-nya dengan pH meter dan pH universal.

3.3.4.3 Menentukan pH tepung tapioka

Timbang dengan tepat 1 gram tepung tapioka, kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, lalu tambahkan 20 mL air kemudian aduk-aduk sampai basah sempurna, kemudian ditambahkan kembali 50 mL air. Setelah itu biarkan selama 30 menit hingga terjadi endapan, kemudian ukur pH-nya dengan pH meter dan kertas pH universal.

3.3.4.4 Menentukan pH larutan NaOH 0,01 N dan larutan HCl 0,01 N

Ambil larutan NaOH dengan menggunakan gelas ukur sebanyak 25 mL, lalu masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, kemudian ukur pH-nya dengan pH meter dan kertas pH universal. Ambil larutan HCl dengan gelas ukur sebanyak 25 mL lalu masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, kemudian ukur pH-nya dengan pH meter dan kertas pH universal.

3.3.5 Aldehid dan keton

3.3.5.1 Uji dengan pereaksi tollens

Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode A dan B, kemudian masing-masing tabung isi dengan 2,5 mL air. Tabung A ditambahkan 5 tetes formaldehid, sedangkan tabung B tambahkan 5 tetes aseton. Masing-masing tabung ditambahkan 2,5 mL pereaksi tollens. Kocok campuran dan panaskan didalam penangas air, amati perubahan yang terjadi pada permukaan tebung, apabila terbentuk cermin perak pada permukaan tabung menunjukkan terjadi reaksi, sebaliknya jika tidak terbentuk cermin perak pada permukaan tabung berarti tidak terjadi reaksi.

3.3.5.2 Uji dengan pereaksi fehling

Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan diberi kode A dan B, kemudian tabung A dimasukkan 1 mL formaldehid dan 1,5 mL air sedangkan tabung B dimasukkan 1 mL aseton dan 1,5 mL air, lalu masing-masing tabung ditambahkan 2,5 mL reagen fehling A dan 2,5 mL reagen fehling B. Kocok kedua tabung dan masukkan kedalam penangas air mendidih, lalu amati perubahan yang terjadi. Jika terjadi endapan merah bata menunjukkan terjadi reaksi.

3.3.6 Identifikasi karbohidrat

3.3.6.1 Uji fehling

Siapkan lima buah tabung reaksi, kemudian beri kode A, B, C, D, dan E, kelima tabung reaksi tersebut disimpan dalam rak tabung. Masing-masing tabung ditambahkan 2 mL larutan fehling A dan fehling B. Kemudian masing-masing tabung reaksi tambahkan 2 mL larutan glukosa 10% untuk tabung A, 2 mL larutan maltosa 10% untuk tabung B, 2 mL larutan sukrosa 10% untuk tabung C, 2 mL larutan pati 1% untuk tabung D dan 2 mL larutan ubi jalar 1% untuk tabung E, setelah itu kocok kelima tabung tersebut, lalu dimasukkan kedalam penangas air dan dipanaskan selama kurang lebih 15 menit lalu amati dan catat perubahan yang terjadi.

3.3.6.2 Uji molisch

Siapkan lima buah tabung reaksi, kemudian diberi kode A, B, C, D, dan E. Kelima tabung tersebut disimpan kedalam rak tabung.masing-masing tabung ditambahkan 1 mL larutan glukosa 10 % untuk tabung A,1 mL larutan maltosa 10 % untuk tabung B, 1 mL larutan sukrosa 10 % untuk tabung C,1 mL larutan pati 1 % untuk tabung D dan 1 mL larutan ubi jalar 1 % untuk tabung E. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes larutan alfa natfol, kocok perlahan-lahan lalu tambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung secara hati-hati (jangan dikocok) dan amati warna yang terbentuk.

3.3.6.3 Uji barfoed

Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan beri kode A dan B, selanjutnya simpan dalam rak tabung, ke dalam tabung reaksi A masukkan 3 mL larutan glukosa 10 % dan tabung B masukkan 3 mL larutan sukrosa 10 %, masing-masing tabung tambahkan 3 mL reagen barfoed, kocok campuran dan masukkan ke dalam penangas air, kemudian amati dan catat waktu terbentuknya endapan merah bata.

3.3.6.4 Uji iodium

Siapkan lima buah tabung reaksi, kemudian diberi kode A, B, C, D, dan E. Kelima tabung tersebut disimpan kedalam rak tabung, untuk tabung A, tambahkan 1 mL larutan glukosa 10% untuk tabung B, 1 mL larutan maltosa 10% untuk tabung C, 1 mL larutan sukrosa 10 %, untuk tabung D, 1 mL larutan pati 1 %, dan untuk tabung E, 1 mL larutan ubi jalar 1%. Kemudian masing-masing tabung reaksi tambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 N, kocok perlahan-lahan dan amati warna yang terbentuk.

3.3.7 Identifikasi protein

3.3.7.1 Uji xanthoprotein

Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan diberi kode 1 dan 2. Kemudian dimasukkan kedalam rak tabung. Pada tabung yang berkode 1 diisi dengan 2 mL ekstrak kacang kedelai(ekstrak kacang kedelai dilakukan dengan cara kacang kedelai berbentuk tepung sebanyak 20 gram ditambahkan larutan NaOH 0,1 N dikocok selama 30 menit kemudian didekantasi.Filtrat yang dihasilakn merupakan ekstrak kacang kedelai, ini dilakukan oleh laboran). Pada tabung yang berkode 2 diisi dengan 2 mL ekstrak tauge (ekstrak tauge dibuat dengan cara tauge sebanyak 30 gram diblender dengan 200 mL air, kemudian disaring, filtratnya merupakan ekstrak tauge). Kemudian masing-masing tabung tambahkan 5 tetes asam nitrat pekat lalu panaskan dan amati perubahan warna yang terjadi, setelah itu tambahkan larutan NaOH 10% secara perlahan-lahandengan pipet tetes sampai terjadi perubahan warna, amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

3.3.7.2 Uji biuret

Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan diberi kode 1 dan 2, kemudian dimasukkan kedalam rak tabung. Pada tabung berkode 1 diisi 2 mL ekstrak kacang kedelai dan pada tabung berkode 2 diisi dengan 2 mL ekstrak tauge. Setelah itu masing-masing tabung ditambahkan 2 mL larutan tembaga sulfat 0,5% dan secara perlahan ditambahkan 2 mL NaOH 10% kemmudian dikocok dan amati perubahan warna yang terjadi.

3.3.7.3 Uji ninhidrin

Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan diberi kode 1 dan 2 lalu dimasukkan kedalam rak tebung. Pada tabung yang berkode 1 diisi dengan 2 mL ekstrak kacang kedelai sedangkan pada tabung yang berkode 2 diisi dengan 2 mL ekstrak tauge, lalu masing-masing tabung ditambahkan 2 mL larutan tembaga sulfat 0,5% dan secara perlahan ditambahkan 2 mL NaOH 10% lalu kocok dan terakhir amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

3.3.7.4 Uji millons

Siapkan dua buah tabung reaksi yang bersih, dan beri kode 1 dan 2, kemudian masukkan ke dalam rak tabung teaksi, selanjutnya tambahkan 2 mL ekstrak kacang kedelai pada tabung berkode 1, 2 mL ekstrak tauge pada tabung yang berkode 2, kemudian masing-masing tabung tambahkan 10 tetes reagen millons, panaskan di atas penangas air selama 10 menit, amati dan catat warna yang terbentuk.

3.3.7.5 Uji pengendapan dengan logam berat

Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan diberi kode 1 dan 2 lalu dimasukkan kedalam rak tabung. Pada tabung yang berkode 1 diisi dengan 2 mL ekstrak kacang kedelai sedangkan pada tabung yang berkode 2 diisi dengan 2 mL ekstrak tauge. Masing-masing tabung ditambahkan 10 tetes timbal asetat lalu dipanaskan di atas penangas air selama 10 menit, kemudian amati dan catat perubahan-perubahan yang terjadi.

3.3.8 Sifat-sifat minyak dan lemak

3.3.8.1 Uji kelarutan

Siapkan empat buah tabung reaksi dan diberi kode A, B, C dan D. Kemudian masukkan ke dalam rak tabung, setiap tabung isi dengan bahan sesuai dengan tabel berikut:

Kode tabung reaksi

Jenis pelarut

Minyak kelapa

A

Air 2 Ml

10 tetes

B

Etanol 2 mL

10 tetes

C

Heksana 2 mL

10 tetes

D

Aseton 2 mL

10 tetes

Tutup tabung dengan sumbat karet lalu kocok dengan vorteks selama 1 menit, kemudian diamkan selama 10 menit lalu amati kelarutan minyak dalam tabung.

3.3.8.2 Uji reaksi pembentukan ester (alkoholisis)

Siapkan 2 buah tabung reaksi yang diberi kode A dan B lalu masukkan ke dalam rak tabung. Masing-masing tabung diisi dengan 2 mL minyak kelapa, pada tabung A ditambahkan 4 mL larutan NaOH 2% dalam etanol sedangkan pada tabung B ditambahkan 4 mL NaOH 2% dalam metanol, kocok kedua tabung selama 5 menit kemudian amati aroma yang timbul dan catat bau yang dihasilakan termasuk ketajaman aromanya.

3.3.8.3 Uji reaksi penyabunan

Siapkan dua buah erlenmeyer 50 mL yang diberi kode A dan B, pada erlenmeyer berkode A diisi dengan 1 mL air, kemudian ditambahkan 10 mL KOH 0,5 N, sedangkan pada erlenmeyer berkode B diisi dengan 1 mL minyak kelapa, kemudian ditambahkan 10 mL KOH 0,5 N. Kedua erlenmeyer dipanaskan diatas penangas air sambil diaduk selama kurang lebih 10 menit. Lalu amati dan catat perubahan-perubahan yang terjadi.

3.3.8.4 Uji pembentukan emulsi

Siapkan dua buah tabung reaksi kemudian diberi kode A dan B, kemudian dimasukkan kedalam rak tabung. Pada tabung berkode A diisi dengan 10 mL air, kemudian ditambahkan 2 mL minyak kelapa, sedangkan pada tabung berkode B diisi dengan 10 ml air, kemudian ditambahkan 2 mL minyak kelapa dan dan 2 mL twin 80. Kocok kedua tabung dengan vortex selama 5 menit, kemudian diamkan pada suhu ruang selam 15 menit. Terakhir amati dan catat reaksi yang terjadi pada masing-masing tabung.