LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA DASAR FA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MATA KULIAH KIMIA

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Matakuliah Kimia Dasar pada

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh

KELOMPOK 4

BABUL RAHMAN

E 281 16 278

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar

Kelompok : 4 (empat)

Golongan : K

Palu, November 2016

Menyetujui,

Kordinator Asisten Asisten Penanggung jawab

Elsafiana, SP. Nurahmadi

E 281 14 047

Disahkan Oleh,

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Mata Kuliah Kimia Dasar

Dr.Ir Gatot Siswo Hutomo.Mp

N IP. 19661228 199103 1 003

RINGKASAN

Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari komposisi, struktur, sifat dan berbagai zat. Kimia mencakup materi tentang berbagai substansi yang berpengaruh dalam kehidupan alam sekitar, mulai dari air yang sederhana hingga molekul-molekul kompleks yang berpengaruh terhadap genetic makhluk hidup. Hasil pembelajaran ini adalah pengembangan teori yang bertujuan untuk menjelaskan sifat-sifat zat baik secara umum maupun secara lebih spesifik.

Contohnya teori atom dan teori kinetik. Bagian kedua dari kimia yang tidak bisa dipisahkan adalah pembelajaran tentang sintesis atau pembentukan substansi/zat baru dan identifikasi sifat-sifatnya. Contoh yang termasuk di dalamya adalah pembuatan obat obatan, seperti aspirin, dan bahan-bahan bermanfaat lainnya seperti nilon dan keramik.

superkonduktor. Sedangkan bagian ketiga dari kimia terletak pada kegiatan analisis kimiawinya. Misalnya penentuan komposisi suatu sampel mineral, analisis kualtas air minum, dan identifikasi peningkatan penggunaan obat-obatan secara ilegal.

Dari pengamatan yang telah kami lakukan tentang percobaan stoikiometri, kami menggunakan bahan Tanah, Kacang Ijo, Kacang Kedelai, dari perhitungan kadar air kacang ijo, kami mendapatkan hasil yaitu 0,88%, kadar air tanah yaitu 1,272%, kadar air kedelai yaitu 0,8. Jadi, kesimpulannya adalah dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, kadar air tertinggi terdapat pada bahan tanah. Sedangkan kadar air terendah terdapat pada bahan kacang ijo.

Dari pengamatan yang telah kami lakukan tentang percobaan system periodic unsur-unsur, kami menggunakan bahan tanah, kapur tohor, kertaslakmus merah, indicator PP, air destilasi, reagen nesler, asam sulfat pekat, difenil amin, asam nitrat, ammonium molibdat, asam klorida, natrium kobalt nitrat, kacang kedelai, kacang ijo, spirtus bakar, dari pengamatan Nitrogen-organik setelah dipanaskan, kertas lakmus pada tabung berkode A berwarna biru. Tabung berkode B berwarna biru. Tabung berkode C berwarna biru. Sedangkan pengamatan nitrogen-organik setelah ditetesi dengan indicator PP. tabung berkode D tidak berubah. Tabung berkode E tidak berubah. Tabung berkode F juga tidak berubah. Dari pengamatan Nitrat-amodiak, setelah ditambahkan dengan reagen difenil amin, larutan menjadi berwarna biru yang menunjukan ada nitrogen amoniak. Dari pengamatan fosfor, filtrat dari tanah di tambahkan reagen ammonium molibdat tidak terjadi perubahan warna. Begitu juga dengan filtrate dari kacang kedelai ditambahkan reagen ammonium molibdat tidak terjadi perubahan warna juga.filtrat dari kacang ijo di tambahkan reagen ammonium molibdat tidak terjadi perubahan warna tetapi hanya terjadi endapan di bagian bawah. Berdasarkan pengamatan dapat di simpulkan sampel tanah yang diuji mengandug nitrogen organik dan nitrogen nitrat amoniak. Sampel kacang kedelai mengandung nitrogen organic. Sampel kacang ijo menganung nitrogen organikdan fosfor.

Dari pengamatan yang telah kami lakukan tentang percobaan Larutan 1, kami menggunakan bahan NaOH teknis, HCl teknis, Aquades, Indikator pp, Larutan NaOH, Larutan NaOH 1 N, Larutan HCl 1 N, dari perhitungan larutan dari zat padat, konsentrasi NaOH yang dibuat adalah 1,04 N, konsentrasi NaOH hasil titrasi adalah 1,028 N. dari perhitungan larutan dari zat cair, konsentrasi HCl yang di buat adalah 1 N, konsentrasi HCl hasil titrasi adalah 0,912 N. dari hasil pengamatan hasil konsentrasi larutan yang dibuat dan konsentrasi hasil titrasi memberikan keterangan terdapat perbedaan antara konsentrasi yang di buat dengan konsentrasi hasil titrasi, yang besarnya sama dengan 0,028 perbedaan tersebut disebabkan oleh hasil perhitungan molaritas dalam hal ini terjadi perbadaan yang jelas dengan data yang ada dengan perhitungan konsentrasi, larutan NaOH yng diencerkan lebih tinggi dari lautan yang belum mengalami pengenceran dimana larutan telah tercampur dengan HCl dan aquades. Dari hasil pengamatan konsentrasi HCl yang di buat dan hasil titrasi tersebut memberikan keterangan terdapat perbedaan antara konsentrasi yang di buat dan hasil konsentrasi titrasi yang esarya sama dengan 0,088. Perbedaan tersebut di seabkan oleh jumlah larutan yang di gunakan atau di teteskan pada konsentrasi yang dibuat dengan konsentrasi hasil titrasi dan perbedaan hasil juga di sebabkan karena konsentrasi yang di buat belum di titrasi dengan larutan NaOH kedalamlarutan konsentrasi HCl yang di buat sehingga terjadi perubahan zat asam menjadi zat cair.

D ari pengamatan yang telah kami lakukan pada percobaan asam basa, dengan menggunakan bahan tanah, air murni, larutan kalium klorida 1 M, buah tomat, buah jeruk nipis, buah nanas, tepung tapioka, dan kertas pH universal, kami mendapatkan hasil dari pH tanah yaitu pH riil pH meter 7,67 dan kertas pH universal 8. pH potensial pH meter 7,16 dan kertas pH universal 7. Pada pH buah-buahan, pH buah nanas yaitu pH meter 3,94, kertas pH universal 4. pH buah jeruk yaitu pH meter 3,45 dan keras pH universal yaitu 2. Pada buah tomat, pH meter yaitu 4,36 dan kertas pH universal yaitu 4. Pada pH larutan NaOH 0,01 N pH meter 10,83, kertas pH universal 9. Pada pH larutan HCl 0,01 N pH meter 3,36, kertas pH universal 2.jadi kesimpulan perhitungan pOH dari NaOH adalah 2 sedangkan pH nya adalah 12. Kalau pada pH HCl yaitu 2.

D ari pengamatan aldehid dan keton kami menggunakan bahan yaitu pereaksi tollens, formaldehid, aseton, fehling A, fehling B, benzaldehid, larutan KMNO 0,05%. Dari hasil percobaan uji dengan pereaksi tollens, pada tabung A setelah di tambahkan pereaksi tollens terbentuk cermin perak pada permukaan tabung . Tabung B setelah di tambah dengan pereaksi tollens tidak terbentuk cermin perak pada permukaan tabung. Uji dengan pereaksi fehling, pada tabung A setelah di tambah dengan pereaksi fehling terdapat endapan yang berwarna merah bata. Sedangkan tabung B setelah di tambah dengan pereaksi fehling tidak terdapat endapan yang berwarna merah bata. Dari percobaan ini kami mendapat kesimpulan bahwa formaldehid mengalami reaksi oksidasi sebab pada penambahan reaksi tollens terjadi cermin perak. Sedangkan aseton tidak mengalami reaksi oksidasi sebab pada penambahan pereaksi tollens tidak terjadi cermin perak. Formaldehid mengalami reaksi oksidasi sebab pada penambahan pereaksi fehling terjadi endapan merah bata sedangkan aseton tidak mengalami reaksi oksidasi sebab pada penambahan pereaksi fehling tidak terjadi endapan merah bata.

D ari pengamatan percobaan karbohidrat, kami menggunakan bahan asam sulfat pekat, larutan alfa naftol 10% dalam alcohol 95%, reagen fehling A, reagen fehling B, reagen barfoed, larutan iodiun 0,1 N, larutan glukosa 10%, larutan maltose 10%, larutan sukrosa 10%, larutan pati 1%, tepung ubi jalar. Dari hasil pengamatan uji dengan pereaksi fehling, tabung A setelah di tambahkan dengan pereaksi fehling terbentuk endapan yang berwarna merah bata. Tabung B setela di tambahkan dengan pereaksi fehling terbentuk endapan yang berwarna merah bata. Tabung C setelah ditambahkan dengan pereaksi fehling berbentuk endapan yang berwarna merah bata. Tabung D setelah di tambahkan dengan pereaksi fehling tidak terbentuk endapan yang berwarna merah bata. Tabung E setelah di tambah dengan pereaksi fehling tidak terbentuk endapan yang berwarna merah bata.uji dengan pereaksi molisch, tabung A setelah di tambah dengan pereaksi alfa naftol dan asam sulfat pekat terbentuk warna hitam. Tabung B setelah di tambah dengan pereaksi alfa naftol dan asam sulfat pekat terbentuk warna hitam, Tabung BCsetelah di tambah dengan pereaksi alfa naftol dan asam sulfat pekat terbentuk warna hitam, Tabung D setelah di tambah dengan pereaksi alfa naftol dan asam sulfat pekat terbentuk warna hitam, Tabung E setelah di tambah dengan pereaksi alfa naftol dan asam sulfat pekat terbentuk warna hitam. Uji dengan pereaksi barfoed, tabung A setelah di tambah pereaksi barfoed terjadi endapan yang berwarna merah bata setelah reaksi berlangsung selama 10,35 menit. Tabung B setelah di tambah dengan pereaksi barfoed terjadi endapan yang berwarna merah bata setelah reaksi berlangsung selama 9,42 menit. Uji dengan pereaksi iodium, tabung A setelah di tambah dengan pereaksi iodium terbentuk larutan yang berwarna kuning.tabung B setelah di tambah dengan pereaksi iodium terbentuk larutan yang berwarna merah. tabung C setelah di tambah dengan pereaksi iodium terbentuk larutan yang berwarna hijau. tabung D setelah di tambah dengan pereaksi iodium terbentuk larutan yang berwarna ungu. tabung E setelah di tambah dengan pereaksi iodium terbentuk larutan yang berwarna ungu.dari pengamatan percobaan ini bias di tarik kesimpulan yaitu larutan yang tidak bereaksi dengan pati dan ubi jalar disebabkan karena pada penambahan reagen fehling tidak terjadi endapan yang berwarna merah bata. Pada uji molisch, semua yang diuji termasuk karbuhidrat sebab pada penambahan reagen molisch terjadi warna hitam. Waktu yang di perlukan terbentuknya endapan merah bata untuk larutan glukosa relative lebih lambat di bandingkan dengan larutan sukrosa. Hal ini menujukan larutan glukosa termasuk kelompok monosakarida, sedangkan larutan sukrosa termasuk kelompok disakarida. Glukosa termasuk kelompok nonpoli, sebab pada penambahan iodium terbentuk larutan yang berwarna kuning, maltose dan sukrosa termasuk kelompok non poli, sebab pada penambahan iodium terbentuk larutan yang berwarna merah dan hijau, pati termasuk kelompok poli, sebab pada penambahan iodium terbentuk larutan yang berwarna ungu, tepung ubi jalar mengandung karbohidrat kelompok poli sebab pada penambahan iodium terbentuk yang berwarna ungu.

Pada percobaan protein , kami menggunakan bahan kacang kedelai, tauge, asam nitrat pekat, larutan natrium hidroksida 10%, larutan ninhidrin 0,1%, larutan NaOH 2 N, larutan CuSO4 0,01 N, larutan tembaga sulfat 0,5%, reagen millons, larutan NaOH 0,1 N, larutan timbal asetat 0,2 N, larutan asam klorida 0,1 N, reagen biuret. Pada uji dengan pereaksi Xanthoprotein, tabung berkode 1 setelah di tambah dengan asam nitrat terjadi denaturasi protein, setelah di tambahkan larutan NaOH 10% terjadi perubahan warna dari warna kuning menjadi orange yang menunjukan bahan mengandung protein. Tabung berkode 2 setelah di tambah asam nitrat pekat terjadi denaturasi protein dan setelah di tambahkan larutan NaOH 10% tidak terjadi perubahan warna yang menunjukan bahan yang di uji tidak mengandung protein. Pada pengamatan uji dengan pereaksi biuret, tabung berkode 1 setelah di tambah larutan tembaga sulfat 0,5 % dan NaOH 10% terjadi perubahan warna dari kuning mejadi ungu yang menunjukan bahan yang diuji mengandung asam amino. Tabung berkode 2 setelah di tambahkan dengan larutan tembaga sulfat 0,5% dan NaOH 10% terjadi perubahan warna dari kuning menjadi coklat yang menunjukan bahan yang diuji tidak mengandung protein. Pada uji dengan pereaksi ninhidrin, tabung berkode 1 setelah di tambahkan larutan ninhidrin 0,1% terjadi warna kuning menggumpal yang menunjukan bahan yang diuji mengandung protein. Tabung berkode 2 setelah di tambah larutan ninhidrin 0,1% terjadi warna putih keruh yang menunjukan bahan yang diuji tidak mengandung protein. Uji dengan pereaksi millons tabung berkode 1 setelah di tambah pereaksi millons terjadi warna ungu yang menunjukan bahan yang diuji mengandung protein. Tabung berkode 2 setelah di tambah pereaksi millons terjadi warna coklat yang menunjukan bahan yang diuji mengandung protein. P engendapan dengan logam berat, tabung berkode 1 setelah di tambahkan larutan t imbale asetat terjadi denaturasi protein yang menunjukan bahan yang diuji mengandung protein. Dari percobaan ini kita bias menyimpulkan bahwa ekstrak kacang kedelai mengandung protein dan ekstrak tauge mengandung protein.

P ada percobaan lipida kami menggunakan bahan aquades, etanol, heksana, aseton, minyak kelapa, NaOH 2% dalam etanol, NaOH 2% dalam methanol. Pada uji kelarutan, tabung A setelah dicampur air dengan minyak kelapa dan dikocok terjadi dua lapisan yang terisah yang menunjukan minyak tidak larut dalam air. Tabung B setelah dicampur etanol dengan minyak kelapa dan dikocok terjadi dua lapisan yang terisah yang menunjukan minyak larut dalam etanol. Tabung C setalah dicampur dengan heksana dengan minyak kelapa dan dikocok terjadi dua lapisan yang terisah yang menunjukan minyak larut dalam heksana. Tabung B setelah dicampur aseton dengan minyak kelapadan dikocok terjadi dua lapisan yang terisah yang menunjukan minyak larut dalam aseton. Pada reaksi pembentukan ester, tabung berkode A setelah di tambah larutan NaOH 2% dalam etanol dan di kocok Selama 5 menit timbul bau buah-buahan yang menunjukan terbentuknya ester dari asam lemak minyak kelapa. Tabung B setelah ditambah larutan NaOH 2% dalam methanol dan setelah dikocok selama 5 menit timbul bau buah-buahan yang menunjukan terbentuknya ester dari asam lemak minyak kelapa. Bau yang di hasilkan dari penambahan NaOH 2% dalam methanol lebih tajam dibandingkan dengan NaOH 2% dalam etanol. Pada reaksi penyabunan, Erlenmeyer berkode A setelah ditambahkan dengan KOH 0,5 % dan di panaskan tidak terbentuk sabun yang diindikasikan oleh adanya partikel-partikel berwarna putih. Erlenmeyer berkode B setelah ditambahkan dengan KOH 0,5 % dan di panaskan terbentuk sabun yang diindikasikan oleh adanya partikel-partikel berwarna putih. Pada uji pembentukan emulsi, tabung reaksi berkode A setelah ditambahkan dengan minyak kelapa dan dikocok tidak terjadi emulsi, sebab campurannya tidak terpisah satu terhadap yang lainnya. Tabung reaksi berkode B setelah ditambahan dengan minyak kelapa dan dikocok terjadi emulsi, sebab campurannya terpisah satu terhadap yang lain. Dari percobaan ini kita dapat menyimpulkan, minyak kelapa larut didalam heksana dan aseton, tetapi tidak larut di dalam pelarut air dan etanol. Minyak kelapa dapat membentuk ester dengan etanol maupun methanol, sebab pada pencampuran dengan NaOH dalam methanol maupun etanol timbul aroma yang harum dari tabung reaksi. Ester dari methanol lebih tajam aromanya dibandingkan dengan ester dari etanol. Minyak-minyak dengan KOH membentuk sabun, sedangkan air dengan KOH tidak membentuk sabun. Emulsi minyak dalam terbentuk dengan adanya pengemulsi twin 80, sebab dengan penambahan zat tersebut tidak terjadi dua lapisan minyak dengan air.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik di kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terimah kasih sebelum dan sesudah penulis ucapkan kepada dosen-dosen dan kakak-kakak asisten dosen serta teman- teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan moril maupun materil, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan praktikum yang berjudul ''Laporan Lengkap Kimia Dasar''

Penyusun menyadari sekali, didalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa, sehingga masih diharapkan kritik dan saran yang dapat menyempurnakan laporan ini. Harapan yang paling besar dari penulis, mudah-mudahan apa yang pnulis susun ini kiranya dapat bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil hikmah dari isi laporan ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada

Palu, November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN SAMPUL DALAM ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

RINGKASAN iv

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 4

1.3 Manfaat 5

I I. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stokiometri 6

2.2 Sistem Priodik Unsur-Unsur 8

2.3 Larutan 1 9

2.4 Asam Basa 10

2.5 Aldehid dan Keton 12

2.6 Karbohidrat 14

2.7 Identifikasi Protein 16

2.8 Sifat-Sifat Minyak dan Lemak 18

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu 22

3.2 Alat dan Bahan 22

3.3 Cara Kerja 24

3.3.1 Stoikiometri 24

3.3.2 Sitem periodik unsur-unsur 24

3.3.3 Larutan 1 26

3.3.4 Asam basa 27

3.3.5 Aldehid dan keton 29

3.3.6 Identifikasi karbohidrat 30

3.3.7 Identifikasi protein 31

3.3.8 Sifat-sifat minyak dan lemak 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Stoikiometri 36

4.2 Sistem Periodik Unsur-Unsur 37

4.3 Larutan 1 38

4.4 Asam Basa 39

4.5 Aldehid dan Keton 41

4.6 Identifikasi Karbohidrat 43

4.7 Identifikasi Protein 45

4.8 Sifat-sifat Minyak dan Lemak 47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 49

5.2 Saran 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA PENYUSUN

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Hasil Pengamatan Kadar Air Bahan 35

2. Hasil Pengamatan Sistem Periodik Unsur-Unsur 37

3. Hasil Pengamatan Larutan 1 38

4. Hasil Pengamatan Asam Basa 39

5. Hasil Pengamatan Aldehid Dan Keton 41

6. Identifikasi Karbohidrat 43

7. Identifikasi Protein 45

8. Sifat-Sifat Minyak dan Lemak 47

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Dokumentasi 55

2. Laporan Tempat

I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia merupakan ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.Tanpa kita sadari sebenarnya kita sangat akrab dengan kimia dimana bahan kimia ada dimana-mana,kita tidak bisa hidup tanpa bahan kimia.Ditengah masyarakat istilah kimia telah mengalami arti sempit. Istilah bahan kimia biasa digunakan untuk bahan-bahan berbahaya. Dalam ilmu kimia, yang dimaksudkan dengan bahan kimia adalah semua benda yang ada dialam ini (Vogel, 1985).

Stoikiometri berasal ari bahasa Yunani, yaitu stoicheion yang berati unsur, metron artinya mengukur.Jadi stoikiometri adalah perhitungan kimia. Stoikiometri behubungan dengan hubungan kuantitatif antar unsur dalam satu senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi. Dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Oleh karena itu, stoikiometri akan dimulai dengan membahas upaya para ahli dalam penentuan massa atom dan massa molekul (Achmad, dkk. 2001).

Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi dengan baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi ( Athur dan Gotman, 2002).

Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita.Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, detergen) adalah basa.Asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air)

(Koenan, dkk. 1985).

Aldehid berasal dari alkohol primer yang teroksidasi, sedangkan keton berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi.Aldehid dan keton adalah contoh senyawa-senyawa karbonil yang banyak ditemukan di alam bebas. Aldehid adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling sedikit satu atom hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan 2 karbon lain. Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang sering digunakan dalam pengawetan zat organik. Sedangkan contoh senyawa keton adalah aseton yang dapat digunakan untuk pembersih kuteks.Gugus karbonil ialah satu atom karbon dansatu atom oksigen yang dihubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat dalam karbohidrat, lemak protein, dan steroid (Petruci, dkk. 1987)

Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karbohidrat adalah sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran,dll.Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Karbohidrat, berdasarkan massa, merupakan kelas biomolekul yang paling melimpah di alam. Rumus empiris karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain-lain. Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon), serta pentosa(5-atom karbon),

Protein (protos yang berarti paling utama) adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil.
Proetin banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya (Syukri, S. 1999).

Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita karena merupakan sumber energi, cita rasa serta sumber vitaminA, D, E dan K.Manusia dapat digolongkan makhluk omnivora, artinya makanannya terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber ternak mapun tanaman (Syukri, S. 1999).

1.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan satu (stoikiometri) yaitu untuk mempelajari cara penetapan kadar air tanah dan bahan nabati. Percobaan dua (system periodik unsur-unsur) yaitu untuk mempelajari cara mendeteksi unsure hara nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah dan tanaman. Percobaan tiga (larutan I) yaitu untuk mempelajari cara membuat larutan natrium hidroksida dan asam klorida, serta mempelajari cara menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat. Percobaan empat (asam basa) yaitu untuk mempelajari cara menentukan pH larutan NaOH, HCl, tanahdan pH buah-buahan menggunakan pH meter dan kertas pH universal. Percobaan lima (aldehid dan keton) yaitu untuk mempelajari cara membedakan antara aldehid dan keton. Percobaan enam (identifikasi karbohidrat) yaitu untuk mempelajari cara uji/identifikasi senyawa-senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat. Percobaan tujuh (identifikasi protein) yaitu untuk mempelajari cara uji/identifikasi protein dalam suatu bahan dan mempelajari sifat-sifat protein. Percobaan delapan (sifat-sifat minyak dan lemak) yaitu untuk mempelajari tingkat kelarutan minyak/lemak pada berbagai jenis pelarut, mempelajari reaksi pembentukan sabun dan ester beraroma, dan untuk mempelajari pembentuk emulsi minyak dalam air.

1.3 Manfaat

Manfaat dari percobaan satu (stoikiometri) yaitu kita dapat mengetahui cara penetapan kadar air tanah dan bahan nabati. Percobaan dua (system periodik unsur-unsur) yaitu kita dapat mengetahui cara mendeteksi unsure hara nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah dan tanaman. Percobaan tiga (larutan I) yaitu kita dapat mengetahui cara membuat larutan natrium hidroksida dan asam klorida, serta cara menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat. Percobaan empat (asam basa) yaitu kita dapat mengetahui cara menentukan pH larutan NaOH, HCl, tanah dan pH buah-buahan menggunakan pH meter dan kertas pH universal. Percobaan lima (aldehid dan keton) yaitu kita dapat mengetahui cara membedakan antara aldehid dan keton. Percobaan enam (identifikasi karbohidrat) yaitu kita dapat mengetahui cara uji/identifikasi senyawa-senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat. Percobaan tujuh (identifikasi protein) yaitu kita dapat menggetahui cara uji/identifikasi protein dalam suatu bahan dan mempelajari sifat-sifat protein. Percobaan delapan (sifat-sifat minyak dan lemak) yaitu kita dapat mengetahui tingkat kelarutan minyak/lemak pada berbagai jenis pelarut, reaksi pembentukan sabun dan ester beraroma, dan pembentuk emulsi minyak dalam air.

I I. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stoikiometri

2.1.1 Air bebas dan air terikat

Air yang terkandung dalam suatu bahan berupa air bebas dan air terikat. Air bebas mudah menguap, sedangan air terikat tidak mudah menguap. Fenomena tersebut menjadi faktor penyebab bahan tidak dapat dibebaskan dari air melalui cara pengeringan dengan sinar matahari. Agar air tidak dapat menguap, diperlukan pemanasan dengan suhu tinggi, yakni suhu didih air atau diperlukan bahan penarik air dengan pelarut tak bercampur. Penetapan kadar air dengan pemanasan suhu tinggi, dikenal dengan nama gravimetri. Sedangkan penarikan dengan pelarut dikenal dengan penatapan kadar air cara volumetrik (Subowo, 2008).

2.1.2 Penetapan kadar air cara gravimetri

Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat diketahui beratnya tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa atau berat atom penyusunnya (Rohman, 2007).

2.1.3 Penetapan kadar air cara volumetri

Analisis volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel melalui perhitungan volume. Sehingga dalam teknik alat pengukur volume menjadi bagian terpenting, dalam hal ini buret adalah alat pengukur volume yang dipergunakan dalam analisis volumetric. Penetapan sampel dengan analisa volumetri didasari pada hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi kimia (Dwi, 2005).

Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks merupakan pasangan asam basa konyugasi dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan mempengaruhi pH larutan. Indikator memiliki dua warna yang berbeda ketika dalam bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Perubahan warna ini yang sangat bermanfaat, sehingga dapat dipergunakan sebagai indicator pH dalam titrasi

(Dwi, 2005).

Pada saat perubahan warna, maka telah terjadi reaksi sempurna antara analit dengan pereaksi dan pada kondisi ini terjadi kesetaraan jumlah molekul zat yang bereaksi sesua dengan persamaan reaksinya. Dari percobaan seperti ini kita dapat informasi awal, yaitu konsentrasi dan volume dari pereaksi atau larutan standar. Perhitungan atau penetapan analit didasari pada keadaan ekivalen dimana ada kesetaraan zat antara analit dengan pereaksi, sesuai dengan koofisien reaksinya (Stoker, 2010).

Analisis volumetri ini sering diistilah dengan titrimetri dengan satu dasar yaitu penetapan sebuah sampel merujuk pada jumlah volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalensi. Istilah ini untuk menghindari kerancuan, mengingat pengukuran volume tidak hanya terjadi pada reaksi dalam bentuk larutan, namun juga untuk reaksi-reaksi yang menghasilkan dimana titrasi tidak dilakukan (Lasinda, 2012).

2.2 Sistem Periodik Unsur-unsur

2.2.2 Golongan alkali tanah

Logam alkali tanah adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan 2

(juga disebut golongan IIA) pada tabel unsur peroidik. Unsur-unsur dalam kelompok termasuk berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra) (Subowo, 2008).

2.2.3 Unsur logam

Unsur logam adalah unsur yan memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya unsur logam dapat ditempu sehingga dapat dibentuk menjadi benda-benda lainnya (Bayu, 2012).

2.2.4 Unsur non logam

Unsur non logam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Contoh unsur nonologam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah belerang, karbon fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin (Ahmad, 2011).

2.2.5 Unsur hara

Unsur hara adalah nutrisi yang dibutuhkan tanaman yang terbentuk dari bahan organik dan anorganik. Unsur hara tidak hanya zat hara utama yang berperan dalam pertumbuhan tanaman tapi juga ada zat hara mikro yaitu mangan (Mn). Perana dari unsur ini adalah mangan merupakan salah satu penyusun ribosom, selain itu berperan dalam sintesis protein, mengaktifasi sejumlah enzim. Contoh lainnya yaitu seng (Zn), fungsi dari unsur Zn diantaranya adalah sebagai pengaktif dari beberapa enzim adolase (Suhendra, dkk. 2009).

2.3 Larutan I

2.3.1 Larutan

Larutan adalah pengkajian keadaan koloid, suatu keadaan subdivisi yang terletak antara suatu larutan dan suatu suspensi. Partikel-partikel dalam suatu dispersi koloid terlalu besar untuk dianggapbenar-benar terlarut, tetapi partikel-partikel ini begitu kecil sehingga tidak mengendap seperti partikel suspensi (Pudjaatmaka, 2006).

Larutan adalah campuran homogen. Dikatakan homogeny karena komposisi dan sifatnya seragam, dan disebut campuran karena mengandung 2 atau lebih zat yang proporsinya bias saja bervariasi.Pelarut (solvent) adalah komponen yang kuantitasnya terbesar atau yang menentukan wujud materi larutan

(Ralph H, 2007).

2.3.2 Zat terlarut dan zat pelarut

Pelarut (solvent) adalah komponen yang kuantitasnya terbesar atau yang menentukan wujud materi larutan. Komponen larutan lainnya, yang dinamakan zat terlarut (solute), dikatakan terlarut dalam pelarut (Ralph dan Petrucci, 2007).

2.3.3 Titrasi dan pengenceran

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sedikit di banding jumlah molzat terlarut sesudah pengenceran atau jumlah gram sama dengan gram zat terlarut sesudah pengenceran (Lasinda, 2012 ).

Titrasi merupakan metode analisi kimia secara kuantitatif yang biasa di gunakan untuk laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga di kenali dengan analisis volumetik (Bayu, 2011).

2.4 Asam Basa

2.4.1 Derajat keasaman

Sifat asam basa suatu larutan dapat di tunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.Larutan asam mempunyai pH kurang lebih7, sedangkan larutan netral mempunyai pH sama dengan 7 (Kean, 2007).

2.4.2 Larutan asam dan basa

Menurut Arrhenius, adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah yang dalam air melepaskan ion OH-. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH- (Kean, 2007).

Istilah basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Suatu senyawa dikelompokan menjadi basa jika zat tersebut dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH). Zat yang bersifat basa antara lain: Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium Hidroksida (KOH), pasta gigi dan sabun. Secara umum senyawa basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:Mempunyai rasa pahit, Terasa licin jika terkena air, misalnya sabun, Dapat menghantarkan arus listrik (konduktor), Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH), Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit, Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru dan Memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilah pH suatu zat maka semakin kuat derajat kebasaanya (Irmalita, 2012).

Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka. Pengertian asam menurut Arhenius adalah zat yang menghasilkan ion H+ didalam air. Jadi asam dapat diartikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hydrogen (H+) ketika dilarutkan ke dalam air. Zat yang bersifat asam antara lain : asam khlorida (HCI), air aki (asam sulfat) dan pembersih porselin. Secara umum senyawa asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Mempunyai rasa asam, Dapat merubah warna indikator misalnya kertas lamus biru menjadi merah, Bersifat korosif terhadap logam, Dapat menghantarkan listrik (konduktor), Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+), dan Memiliki nilai pH (derajat keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil nilai pH suatu zat maka semakin kuat sifat keasamannya (Irmalita, 2012).

2.4.3 pH rill dan pH potensial

Harga pH yang diukur dalam pelarut air menyatakan kepekatan ion hidrogen tersedia dalam tubuh tanah, dikenal dengan pH riil. Sedangkan nilai pH yang diukur dalam pelarut KCl 1 M menyatakan kepekatan ion hidrogen yang ada dalam tanah dikenal sebagai pH potensial. Harga pH potensial biasanya lebih besar dibandingkan dengan harga pH riil, sebab pH yang terukur bukan hanya hidrogen bebas akan tetapi juga hidrogen terikat sedangkan pH riil yang terukur hanya hidrogen bebas (Stoker, 2010).

Pengukuran harga pH tanah yang dilakukan dalam laboratorium pada umumnya menggunakan 2 macam pelarut,yakni air dan larutan kalium klorida (KCl) 1 molar. Harga pH yang diukur dalam pelarut air menyatakan kepekatan ion hidrogen tersedia dalam tubuh tanah, dikenal sebagai pH rill, sedangkan nilai pH yang diukur dalam pelarut KCl 1 M menyatakan kepekatan ion hidrogen yang ada dalam tanah dikenal sebagai pH potensial (Dian, 2005).

2.5 Aldehid dan Keton

2.5.1 Aldehid

Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus karbonil. Gugus tersebut terletak di ujung rantai karbon induk yang diakhiri dengan atom hidrogen. Aldehid sudah dikenal sejak lama sehingga penataan nama menggunakan nama trivial sering dipakai. Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran –a menjadi –al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga alkanal. Tata nama pada aldehid sama dengan tata nama pada alkohol, rantai terpanjang harus mengandung gugus aldehid. Aldehid disintesis melalui oksidasi alkohol primerSelain dengan cara oksidasi alkohol primer, sintesis aldehid dapat juga dilakukan dengan reaksi riedel-craft menggunakan aril halogen dan katalis AlCl3 atau AlBrO3. Disamping itu, dapat juga dilakukan dengan pereaksi Grignard (R–Mg–X). Hal ini disebabkan oleh atom oksigen dan karbon mempunyai perbedaan keelektronegatifan cukup besar. Kepolaran gugus karbonil ditunjukkan oleh sifat fisika aldehid, seperti titik didih lebih tinggi (50–80 °C) dibandingkan senyawa hidrokarbon dengan masa molekul relatif sama (Maulana, 2013).

Aldehid dengan berat molekul rendah memiliki bau yang tajam. Misalnya, HCHO (metanal atau formaldehid) dan CH3CHO (etanal atau asetaldehid). Dengan meningkatnya massa molekul aldehid, baunya menjadi lebih harum. Beberapa aldehid dari hidrokarbon aromatis memiliki bau khas yang menyegarkan (Sutresna, 2005).

2.5.2 Keton

Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil – sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil – seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus –COOH (Rohman, 2007).

Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum: R1(CO)R2. Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah aseton (Achmad, 2001).

2.6 Identifikasi Karbohidrat

2.6.1 Karbohidrat

Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan satu atom C, dua atom H, satu atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum / selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. sehingga tergantung dari tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolism. Banyak sekali makanan yang kita makan sehari hari adalah suber karbohidrat seperti beras, singkung, umbi-umbian, gandum, sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya, dll (Santoso 2009).

2.6.2 Sifat-sifat karbohidrat

Semua karbohidrat bersifat optis aktif, Monosakarida dan disakarida rasanya manis dan larut pada air, sedangkan polisakarida rasanya tawar dan tidak larut pada air. Beberarapa reaksi pada karbohidrat: Hidrolisis yaitu polisakarida O, disakarida H2O, monosakarida, Fermentasi adalah glukosa ragi etanol + , Dehidrasi adalah karbohidrat S karbon + O.

2.6.3 Monosakarida

Monosakarida (gula sederhana) merupakan karbohidrat sederhana yang merupakan molekul terkecil karbohidrat. Tiga golongan monosakarida yaitu Glukosa disebut juga dextrosa , terdapat dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Fruktosa disebut juga levulosa, terdapat dalam buah2an dan sayur-sayuran, terutama terdapat dalam madu. Galaktosa pemecahan dari disakarida (laktosa), terdapat dalam susu (Rohman, 2007).

2.6.4 Disakarida

Disakarida gabungan dari dua macam monosakarida. Tiga golongan disakarida, Sukrosa, terdapat dalam gula tebu dan gula aren. Dalam proses pencernaan sukrosa akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Maltosa: hasil pecahan zat tepung (pati), yang selanjutnya dipecah menjadi dua molekul glukosa. Laktosa: banyak terdapat dalam susu, lebih sulit dicerna dibanding sukrosa dan maltosa. Dalam proses pencernaan akan dipecah menjadi satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa (Achmad, 2001).

2.6.5 Polisakarida

Polisakarida, gabungan dari beberapa molekul monosakarida. 3 golongan monosakarida: Pati, merupakan sumber kalori yang sangat penting karena sebagian besar karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk pati. Serat, merupakan komponen dinding sel tanaman yang tak dapat dicerna oleh sistem pencernaan manusia. Glikogen, disebut juga pati binatang, adalah jenis karbohidrat semacam gula yang disimpan di hati dan otot dalam jumlah kecil sebagai cadangan karbohidrat (Achmad, 2001).

2.7 Identifikasi Protein

2.7.1 Protein

Protein merupakan salah satu zat penting yang diperlukan untuk tubuh kita agar tetap sehat. Protein merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks dimana didalamnya terkandung hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai asam amino. Ini adalah komponen utama dari semua sel hidup yang mencakup banyak zat seperti hormon, enzim, serta antibodi yang dibutuhkan untuk fungsi organisme. Zat ini sangat penting karena digunakan untuk perbaikan jaringan dan pertumbuhan. Zat ini bisa diperoleh dari berbagai sumber makanan seperti telur, susu, ikan, daging, dan kacang-kacangan dan karbohidrat sangat dibutuhkan oleh manusia (Polapelo, 2013).

2.7.2 Sifat-sifat Protein

Sifat fisikokimia setiap protein berbeda, tergantung pada jumlah dan jenis asam aminonya.Berat molekul protein sangat besar sehingga bila protein di larutjkan dalam air akan membentuk suatu disperse koloidal. Molekul protein tidak dapat melalui membrane semipermiabel, tetapin masing-masing dapat menimbulkan tegangan pada membrane tersebut.Ada protein yang larut dalam air, dan ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti etil eter. Bila dalma suatu larutan protein di tambahkan garam, maka daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein mengendap. Prinsi ini di gunakan untuk memisahkan protein dari larutannya (Andi 2011).

2.7.3 Asam amino

Fungsi utama sekaligus yang paling penting adalah untuk pemeliharaan dan pertumbuhan semua sel-sel di dalam tumbuh dan struktur tubuh seperti sel darah, otot, tulang, rambut, dan kulit. Selain itu, mereka juga merupakan komponen utama dari enzim karena asam amino tersebut membantu memfasilitasi berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, termasuk terjadinya pencernaan. Protein juga turut berperan penting dalam produksi berbagai hormon penting bagi tubuh seperti hormon tiroid, hormon insulin, hormon testosteron, dan hormon estrogen (Riska dan Aryabuana, 2008).

Fungsi protein Protein yang membangun tubuh di sebut protein structural, pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk hidup, sedangkan protein yang berfungsi sebagai enzim, antibody atau hormone di kenal sebagai protein fungsional. Fungsi asam amino : Asam amino yang di hasilkan dari proses pencernaan makanan berperan sangat penting di dalam tubuh seperti, bahan dalam sintesis substansi penting seperti hormone, zat antibody, dan arganel sel lainnya dan juga sebagai sumber energy, setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kalori.Mengatur dan melaksanakan metabolism tubuh yaitu sebagai enzim dan juga menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh

(Usman, 2008).

2.8 Sifat-sifat minyak dan lemak

2.8.1 Minyak

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Dalam arti sempit, kata “minyak” biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau olahannya : minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam). Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia dan sangat diperlukan oleh manusia (Dian, 2005).

2.8.2 Lemak

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K (Dian, 2005).

3. Reaksi- reaksi pengenal lipid

Uji kelarutan, pada uji kelaruatan lipid hampir semua jenis lipid tidak larut dalam pelarut seperti aquadest, alkohol, dan larutan Na2Co3 tetapi larut dalm pelarut non polar seperti eter dan kloroform. Lemak hewan dan minyak kelapa terdispersi menjadi sabun. Ketengikan pada lemak / minyal berarti triglederol dodalamnya telah teroksidasidalam udara bebas oleh O2. Trigleserida adalah tri erter yang terbentuk dari gliserol asam-asam lemak. Asam lemak jenuh umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom kanbonnya selalu genap. Trigleserida dibagi menjadi dua macam yaitu sederhana dan campuran

(Mithel, 2009)

Reaksi pembentukan ester, ester dibuat dengan mereaksikan alkohol atau fenol dengan asam karboksilat kemudian direfluks. Fenol yaitu senyawa organik dimana gugus -OH langsung terikat pada cincin benzena. Reaksi pembuatan ester disebut esterifikasi dan reaksi yang terjadi disebut reaksi esterifikasi Fischer. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat.

Ester tidak bereaksi dengan ion halida atau dengan ion karboksilat sebab nukleofil ini merupakan basa lebih lemah daripada gugus pergi ester. Suatu ester bereaksi dengan air membentuk suatu asam karboksilat dan alkohol. Ini merupakan suatu contoh reaksi hidrolisis – suatu reaksi dengan air yang mengubah satu senyawa menjadi dua senyawa. Suatu ester bereaksi dengan alkohol membentuk ester baru dan alkohol baru. Ini merupakan contoh reaksi alkoholisis (Mavira, 2013).

Reaksi penyabunan, saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, yang biasanya dengan bahan awal lemak dan basa. Nama lain reaksi saponifikasi adalah reaksi penyabunan. Dalam pengertian teknis, reaksi saponifikasi melibatkan basa (soda kaustik NaOH) yang menghidrolisis trigliserida. Trigliserida dapat berupa ester asam lemak membentuk garam karboksilat. Minyak sayuran dan lemak hewani merupakan bahan utama untuk reaksi saponifikasi. Trigliserida dapat diubah menjadi sabun dalam proses satu atau dua tahap. Pada proses satu tahap, trigliserida diperlakukan dengan basa kuat yang akan memutus ikatan ester dan menghasilkan garam asam lemak dan gliserol. Proses ini digunakan dalam industri gliserol. Dengan cara ini, sabun juga dihasilkan dengan cara pengendapan. Peristiwa ini disebut dengan salting out oleh NaCl jenuh. Dalam reaksi saponifikasi, dikenal dengan angka saponifikasi atau angka penyabunan. Angka penyabunan adalah jumlah basa yang diperlukan untuk dapat melangsungkan saponifikasi terhadap sampel lemak (Mavira, 2013).

Uji pembentukan emulsi, emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda. Kestabilan Emulsi, yaitu apabila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu salah satu fasa berada fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat (Khopkar, 2008).

I II. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum kimia dasar dilaksanakan di Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Dilaksanakan mulai tanggal 28 September 2016 sampai tanggal 16 November 2016. Serta waktu praktikum dari jam 13.00 sampai 17.30. Praktikum dilaksanakan setiap hari senin, praktikum pertama dilaksanakan pada tanggal 28 September 2016, praktikum kedua pada tanggal 04 Oktober 2016, praktikum ketiga pada 12 Oktober 2016, praktikum keempat pada tanggal 19 Oktober 2016, praktikum kelima pada tanggal 26 Oktober 2016, praktikum keenam pada tanggal 02 November 2016, praktikum ketujuh pada tanggal 09 November 2016, dan praktikum kedelapan pada tanggal 16 November 2016.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan satu sampai delapan yaitu oven, neraca analitik, tang, kaca arloji atau sejenisnya, desikator, tabung reaksi, lumpang dan alu, rak tabung, pengayak, pamanas, pipa bengkok dan gabus, gelas ukur 100 ml, pipet tetes, erlenmeyer, corong, cawan penguap, labu ukur 100 ml, labu semprot, gelas kimia 250 ml, batang pengaduk, pipet tetes, pipet volume 25 ml, buret 50 ml, pH meter, pengaduk magnetik, penangas air, stop watch, timbangan, vorteks.

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan satu sampai delapan yaitu tanah, kacang kedelai, kacang ijo, kapur tohor, kertas lakmus merah, indikator PP, air destilata, reagen nesler, asam sulfat pekat, difenil amin, asam nitrat, amonium molibdat, asam klorida, natrium kobalti nitrit, spiritus bakar, NaOH teknis, HCL teknis, aquades, larutan NaOH 1 N, larutan HCl 1 N, air murni, larutan kalium klorida 1 M, buah tomat, buah jeruk nipis, buah nenas, tepung tapioka, kertas pH universal, pereaksi tollens, formaldehid, aseton, fehling A, fehling B, benzaldehid, larutan KmnO4 0,05 %, larutan alfa naftol 10 % dalam alcohol 95 %, reagen barfoed, larutan iodium 0,1 N, larutan glukosa 10 %, larutan maltosa 10 %, larutan sukrosa 10 %, larutan pati 1 %, tepung ubi jalar, tauge, asam nitrat pekat, larutan natrium hidroksida 10 %, larutan ninhidrin 0,1 %, larutan CuSO4 0,01 N, larutan tembaga sulfat 0,5 %, reagen millons, larutan timbal asetat 0,2 N, larutan asam klorida 0,1 N, reagen biuret, etanol, heksana, aseton, minyak kelapa, NaOH 2 % dalam etanol, NaOH 2 % dalam metanol.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Stoikiometri

Cuci bersih kaca arloji yang hendak digunakan kemudian masukkan ke dalam oven bersuhu 100˚C selama 20 menit, gelas arloji yang telah dipanaskan keluarkan dari oven dengan tang dan masukkan kedalam desikator sekitar 10 menit (agak dingin), timbang gelas arloji yang telah dipanaskan tersebut dengan neraca analitik dan nyatakan beratnya sebagai berat gelas arloji kosong (W1), kemudian isi dengan bahan yang hendak ditetapkan kadar airnya, kaca arloji yang telah terisi dengan bahan selanjutnya ditimbang kembali dengan neraca analitik dan catat beratnya(W2), masukkan kembali kaca arloji yang berisi bahan kedalam oven yang bersuhu sama dengan kaca arloji kosong, kemudian panaskan hingga beratnya constant (pemanasan berlangsung sekitar 2 jam) dan catat beratnya (W3).