terjadinya lesi, latihan gerak, elevasi tungkai yang kena, kalau terjadi infeksi jamur atau bakteri, berikan salep anti jamur atau anti bakteri
untuk mencegah terjadinya dermato-adenolimfangitis yang dapat berkembang menjadi limfoedema. Manajemen limfoedema antara lain
perawatan lokal tungkai yang terkena; dekompresi bedah. Tindakan bedah diperlukan pada hydrocele.
5
3. Pengendalian vektor.
Pengendalian vektor adalah upaya yang paling utama. Di daerah dengan tingkat endemisitas tinggi, penting sekali mengetahui dengan tepat
bionomik dari nyamuk vektor, prevalensi dan insidensi penyakit, dan faktor lingkungan yang berperan dalam mendukung penularan di setiap
daerah. Bahkan dengan upaya pengendalian vektor yang tidak lengkappun dengan menggunakan obat anti nyamuk masih dapat mengurangi insiden
dan penyebaran penyakit. Hasil yang diperoleh sangat lambat karena masa inkubasi yang panjang.
23
K. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini dirangkum berdasarkan tinjauan teori yang ada, khususnya mengenai hubungan antar satu faktor risiko dengan
faktor risiko yang lain yang mempengaruhi terjadinya filariasis. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian filariasis
adalah faktor karakteristik individu umur, jenis kelamin, rassuku, faktor lingkungan fisik suhu, kelembaban, pencahayaan, tempat istirahat,
persawahan, genangan air, faktor lingkungan kimia air tawar, air payau, dan air garam, faktor lingkungan biologi meliputi : adanya tanaman air dan
hewan predator, faktor sosial ekonomi pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan, faktor perilaku kebiasaan menggunakan obat nyamuk,
kebiasaan keluar rumah pada malam hari, penggunaan kelambu. faktor lain meliputi kepadatan dan jenis nyamuk.
Yankes
Penyuluhan
Rehabilitati
Currative Gigitan
nyamuk yang mengandung
larva infektif L3
Agent Mikrofilaria
Jenis vektor spesies Nyamuk
Lingkungan Biologi
Keberadaan Tanaman air : - Eceng Gondok
Keberadaan ikan predator : - Ikan K. Timah
Perilaku
- Kebiasaan keluar rumah
pada malam hari -
Kebiasaan menggunakan obat nyamuk
- Kebiasaan menggunakan
kelambu
Angin
Demografi Sex
Umur Status Gizi
Lingkungan Fisik
o Suhu
o Tingkat Kelembaban
o Intensitas Pencahayaan
o Arus air
o Genangan air yang
mengandung jentik - Keberadaan Rawa
- Keberadaan Kolam o
Keberadaan sawah yang mengandung jentik
Penderita: • Sakit
• Carier • Cacat
Kejadian Filariasis
Klinis
Vektor Filariasis
Lingkungan Sosial, Ekonomi
- Tingkat Pendidikan - Jenis Pekerjaan
- Tingkat penghasilan - Tingkat. Pengetahuan
Gambar 2.2 : Kerangka teori Ahmadi telah dimodifikasi
Lingkungan Kimia Kejadian
Filariasis
Klinis
- Tingkat pendidikan - Jenis pekerjaan
- Tingkat penghasilan - Tingkat. Pengetahuan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep
Lingkungan Biologi
- Air tawar
- Air payau
Gigitan nyamuk yang
mengandung larva cacing
filaria L3 Keberadaan tanaman air :
- Eceng gondok Keberadaan ikan predator :
- Ikan K. timah
- Kebiasaan keluar rumah
pada malam hari -
Kebiasaan menggunakan obat nyamuk
- Kebiasaan menggunakan
kelambu -
Kebiasaan menggunakan kelambu yang dicelup
insektisida
Perilaku
o Genangan air
mengandung jentik
Lingkungan Sosial, Ekonomi
Faktor Individu : - Sex
- Umur - Status Gizi
- Imunitas
: Variabel Terikat : Variabel Bebas
: Tidak diteliti
Vektor Filariasis
Keterangan :
o Genangan air
mengandung jentik - Keberadaan rawa
- Keberadaan kolam
Lingkungan Fisik