Lingkungan Kimia Kejadian
Filariasis
Klinis
- Tingkat pendidikan - Jenis pekerjaan
- Tingkat penghasilan - Tingkat. Pengetahuan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep
Lingkungan Biologi
- Air tawar
- Air payau
Gigitan nyamuk yang
mengandung larva cacing
filaria L3 Keberadaan tanaman air :
- Eceng gondok Keberadaan ikan predator :
- Ikan K. timah
- Kebiasaan keluar rumah
pada malam hari -
Kebiasaan menggunakan obat nyamuk
- Kebiasaan menggunakan
kelambu -
Kebiasaan menggunakan kelambu yang dicelup
insektisida
Perilaku
o Genangan air
mengandung jentik
Lingkungan Sosial, Ekonomi
Faktor Individu : - Sex
- Umur - Status Gizi
- Imunitas
: Variabel Terikat : Variabel Bebas
: Tidak diteliti
Vektor Filariasis
Keterangan :
o Genangan air
mengandung jentik - Keberadaan rawa
- Keberadaan kolam
Lingkungan Fisik
Alasan yang mendasari pemilihan variabel penelitian lingkungan sosial ekonomi, dan perilaku adalah :
1. Variabel tersebut menurut teori ada pengaruhnya terhadap kejadian filariasis.
2. Variabel tersebut dapat ditanyakan langsung pada responden. 3. Biaya murah, lebih mudah.
4. Mudah menelusuri kebenaran data karena yang dijadikan sampel adalah responden yang menderita filariasis klinis dan yang bukan menderita
filariasis klinis. 5. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol,
sehingga variabel yang diteliti adalah variabel yang dapat diukur dan tidak mengalami perubahan.
B. Hipotesis
1. Ada hubungan antara keberadaan genangan air rawa dan kolam dengan kejadian filariasis klinis.
2. Ada hubungan antara keberadaan tanaman air dengan kejadian filarisis klinis.
3. Menganalis keberadaan ikan pemakan jentik dengan kejadian filariasis. klinis.
4. Ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, tingkat pengetahuan dengan kejadian filariasis klinis
5. Ada hubungan antara kebiasaan menggunakan kelambu, pemakaian obat nyamuk, kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari dengan kejadian
filariasis klinis.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan Case Control Study,. desain tersebut dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
menganalisis faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya suatu penyakit.
17
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur besar faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian filariasis klinis. Kelompok kasus meliputi
orang yang menderita filariasis dan menunjukan gejala klinis dengan ditandai adanya pembengkakan atau hidrokel, serta tercatat di Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka Barat. Kelompok kontrol meliputi orang-orang yang tidak menderita filariasis berdasarkan pemeriksaan fisik tidak
menunjukan gejala klinis untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan survey darah jari SDJ dan dinyatakan negatif. Kedua kelompok ini pada bulan
September 2008 diperlakukan sama yaitu dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis agar dapat menetapkan calon responden pada kelompok kontrol
dan kasus. Kedua kelompok ini kemudian dibandingkan tentang adanya faktor risiko yang mungkin relevan dengan paparan faktor risiko kejadian filariasis.
Studi kasus kontrol dipilih dengan pertimbangan di antaranya menawarkan sejumlah keuntungan yaitu biaya yang diperlukan relatif sedikit,
memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian, untuk menilai hubungan antara paparan dengan penyakit.
Desain ini dapat ditempuh dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi terhadap waktu dan biaya jika dibandingkan dengan menggunakan pendekatan studi
analitik lainnya. Rancangan penelitian kasus kontrol yang dilakukan dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
17
Bagan 3.2 : Rancangan Penelitian Kasus Kontrol
C. Lokasi Penelitian