Bagian-Bagian dalam Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Metode ini dikenal sebagai kromatografi cair kinerja tinggi Depkes RI, 1995.

2.5.1 Bagian-Bagian dalam Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

1. Pompa Fase gerak dalam KCKT sudah tentu zat cair dan untuk menggerakkannnya melalui kolom diperlukan alat. Ada dua jenis utama pompa yang digunakan yaitu tekanan-tetap dan pendesakan-tetap. Pompa pendesakan tetap dapat dibagi dalam lagi menjadi pompa torat dan pompa semprit. Pompa torat menghasilkan aliran yang berdenyut, jadi memerlukan peredam denyut atau peredam elektronik untuk menghasilkan garis alas detektor yang stabil jika detektor peka terhadap aliran. Kelebihan utamanya ialah tandonnya tidak terbatas. Pompa semprit menghasilkan aliran yang tak berdenyut, tetapi tandonnya terbatas Johnson, 1991. 2. Injektor Cuplikan harus dimasukkan ke dalam pangkal kolom kepala kolom, diusahakan agar sesedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada tiga jenis dasar injektor, yaitu : a. aliran-henti Aliran dihentikan, penyuntikan dilakukan pada tekanan atmosfer, sistem ditutup, dan aliran dilanjutkan lagi biasanya sistem aliran utama tetap pada tekanan kerja. Cara ini dapat dipakai karena difusi di dalam zat cair kecil, jadi umumnya daya pisah tidak dipengaruhi. b. septum Universitas Sumatera Utara Ini adalah injektor langsung pada aliran yang sama dengan injektor yang lazim dipakai pada kromatografi gas. Injektor tersebut dapat dipakai pada tekanan sampai sekitar 60-70 atmosfer. Setpum tidak dapat dipakai pada semua pelarut kromatografi cair c. katup jalan-kitar Biasanya dipakai untuk menyuntikkan volum yang lebih besar dari 10 mikro liter dan sekarang dipakai dipakai dalam sistem yang diotomatkan Johnson, 1991. 3. Kolom Kolom merupakan jantung kromatograf. Keberhasilan atau kegagalan analisis bergantung pada pilihihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. kolom analitik Garis tengah dalam 2-6 mm. Panjang bergantung pada jenis kemasan, untuk kemasan pelikel biasanya panjang kolom 50-100 cm, untuk kemasan mikropartikel berpori biasanya 10-30 cm b. kolom preparatif Umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang 25-100 cm Johnson, 1991. 4. Detektor Detektor diperlukan untuk mengindera adanya komponen cuplikan di dalam efluen kolom dan mengukur jumlahnya. Detektor yang baik sangat peka, tidak banyak berderau, rentang tanggapan liniernya lebar, dan menanggapi semua jenis Universitas Sumatera Utara senyawa. Detektor yang merupakan tulang punggung kromatografi cair kecepatan tinggi modern ialah detektor UV 254 nm Johnson, 1991. 5. Elusi landaian Elusi landaian ialah peningkatan kekuatan fase gerak selama analisis kromatografi. Hasil elusi landaian ialah perpendekan waktu tambat senyawa yang ditahan dengan kekuatan dalam kolom. Dasar-dasar elusi landaian diuraikan oleh Snyder. Elusi landaian mempunyai beberapa keuntungan yaitu : a. waktu analisis keseluruhan dapat dikurangi secara berarti b. daya pisah keseluruhan per satuan waktu campuran ditingkatkan c. bentuk puncak diperbaiki pembentukan ekor lebih kecil d. kepekaan efektif ditingkatkan karena bentuk puncak kurang beragam Johnson, 1991. 6. Fase Gerak Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah satu peubah yang mempengaruhi pemisahan. Berbagai macam pelarut dipakai dalam semua ragam KCKT, tetapi ada beberapa sifat yang diinginkan yang berlaku umum. Fase gerak haruslah: a. murni, tanpa cemaran; b. tidak bereaksi dengan kemasan; c. sesuai dengan detektor; d. dapat melarutkan cuplikan; e. mempunyai viskositas rendah; f. memungkinkan memperoleh kembali cuplikan dengan mudah, jika diperlukan; Universitas Sumatera Utara g. harganya wajar Pada umumnya pelarut dibuang setelah dipakai karena tata kerja pemurnian memakan waktu dan mahal Jayanti, 2011. Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal fase diam lebih polar daripada fase gerak, kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik fase diam kurang polar dari pada fase gerak, kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut. Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan buffer dengan methanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik Jayanti, 2011. 7. Wadah Fase Gerak Wadah fase gerak harus bersih dan lembam inert. Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum digunakan harus dilakukan degassing penghilangan gas yang ada pada fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama dipompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Pada saat membuat Universitas Sumatera Utara pelarut untuk fase gerak, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan pelarut, buffer, reagen dengan kemurnian yang sangat tinggi, dan lebih terpilih lagi jika pelarut-pelarut yang akan digunakan untuk KCKT berderajat KCKT HPLC grade . Adanya pengotor dalam dapat terkumpul dalam kolom atau dalam tabung yang sempit, sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau tabung tersebut. Karenanya, fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari partikel kecil ini Jayanti, 2011.

2.5.2 Keuntungan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi