Teori Keagenan Pajak Landasan Teori

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Keagenan

Jensen dan Meckling dalam Masri dan Martani 2012 mendefinisikan teori agensi sebagai kontrak antara satu atau beberapa orang principal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain agent untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Hendriksen dan Breda 1991 menjelaskan hubungan antara dua individu dimana salah satu menjadi agen dan yang lain menjadi prisipal. Si agen menyetujui untuk melakukan tugas tertentu untuk prinsipal, prinsipal menyetujui untuk membalas agen. Hal ini juga terjadi di dalam perusahaan dimana manajemen berperan sebagai agen dan shareholder berperan sebagai prinsipal. Pemegang saham disebut evaluator informasi dam agen- agennya disebut pengambil keputusan. Evaluator informasi diasumsikan bertanggung jawab memilih sistem informasi. Pilihan mereka harus dibuat sedemikian rupa sehingga para pengambil keputusan membuat keputusan terbaik demi kepentingan pemilik. Teori keagenan berfokus pada pada hubungan antara dua pelaku yang saling berbeda kepentingan yaitu antara agen dan prinsipal. Teori keagenan menjelaskan pemisahan antara manajemen agen dan pemegang saham prinsipal. Tujuan pemisahan ini adalah agar tecapai keefektifan dan keefisienan dalam mengelola perusahaan dengan mempekerjakan agen terbaik dalam mengelola perusahaan. Akan tetapi agen mungkin akan mementingkan kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan prinsipal, disisi lain prinsipal menginginkan return yang tinggi atas sumber daya yang telah diinvestasikan.

2.1.2. Pajak

Menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Rochmat Soemitro dalam Zain 2008, pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment . Dari beberapa definisi tersebut, Zain 2008 menyimpulkan ciri-ciri yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut : 1 Pajak dipungut oleh oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2 Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana sumber daya dari sektor swasta wajib pajak membayar pajak ke sektor negara pemungut pajakadministrator pajak. 3 Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. 4 Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan kontrapretasi individual dan pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. 5 Selain fungsi budgeter anggaran yaitu mengisi Kas Negara Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial fungsi mengaturregulatif. Menurut Mardiasmo 2011 agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1 Pemungutan pajak harus adil Syarat Keadilan Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. 2 Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang Syarat Yuridis Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya. 3 Tidak mengganggu perekonomian Syarat Ekonomis Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. 4 Pemungutan pajak harus efisien Syarat Finansiil Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. 5 Sistem pemungutan pajak harus sederhana Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Negara memungut pajak tidaklah tanpa alasan. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan hak negara dalam memungut pajak dari masyarakat. Teori-teori tersebut menurut Mardiasmo 2011 adalah sebagai berikut: 1 Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. 2 Teori Kepentingan Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayarkan. 3 Teori Daya Pikul Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. 4 Teori Bakti Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban. 5 Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.

2.1.3. Manajemen Pajak