Kinerja Auditor Expectation Gap

2.1.3.4 Kinerja Auditor

Kinerja auditor merupakan persepsi dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawab auditor Ermawan, 2001. Tugas auditor menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yang terdapat pada Pasal 6 Kode Etik Akuntan Indonesia adalah melaksanakan tugasnya sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku. Standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah: 1. Standar umum a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar pekerjaan lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal harus diperoleh untuk menrencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 3. Standar pelaporan a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum b. Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk dengan jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya. Tanggung jawab auditor menurut Arens dan Loebbecke 2003 hanya terbatas pada pelaksanaan pemeriksaan audit dan melaporkan hasilnya sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan, yang dengan norma tersebut pada umumnya dapat ditemukan kesalahankekeliruan dan penghilangan yang penting. Jika auditor diwajibkan untuk memastikan bahwa semua penyajian dalam laporan tersebut benar, berarti auditor menjadi penanggung jawab atau penjamin dari kebernaran dan keterandalan laporan keuangan. Porter 1993 melakukan penelitian empiris mengenai expectation gap mengenai tugas dan tanggung jawab auditor. Hasil penelitian Porter mengidentifikasi berbagai tugas dan tanggung jawab auditor auditor yang diharapkan oleh publik atau pengguna laporan keuangan. Tugas dan tanggung jawab auditor auditor menurut sudut pandang publik Porter, 1993 meliputi: 1. Mendeteksi adanya pencurian aset-aset perusahaan 2. Mendeteksi adanya penyalahgunaan aset-aset perusahaan 3. Mendeteksi penyimpangan prosedur akuntansi laporan keuangan 4. Mendeteksi kekeliruan dalam laporan keuangan 5. Mendeteksi tindakan-tindakan ilegal yang dilakukan karyawan 6. Melakukan pemeriksaan terhadap informasi non-finansial 7. Melakukan pemeriksaan terhadap pengendalian internal perusahaan 8. Melakukan pemeriksaan terhadap efektivitas manajemen perusahaan 9. Melakukan pemeriksanaan terhadap efisiensi manajemen perusahan

2.1.4 Persepsi Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah dan Auditor Pemerintah