Rekayasa model perencanaan dan evaluasinya pada pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Utara (tt)

REKAYASA MODEL
PERENCANAAN DAN EVALUASINYA
PADA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT

FIRMAN NOER TA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya
yang berjudul:
REKAYASA MODEL PERENCANAAN DAN EVALUASINYA
PADA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG
DI SUMATERA BARAT
adalah karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini.

Bogor,

Februari 2008

Firman Noer TA
NIM F361030071

REKAYASA MODEL
PERENCANAAN DAN EVALUASINYA
PADA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT

FIRMAN NOER TA
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

Penguji Luar Komisi pada:
Ujian Tertutup

:

Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc

Ujian Terbuka

: 1. Prof. (Riset) Dr. Ir. Tjeppy D. Soedjana, MSc
2. Dr. Ir. Amril Aman, MSc

Judul Disertasi

: Rekayasa Model Perencanaan dan

Evaluasinya pada Pengembangan Agroindustri
Sapi Potong di Sumatera Barat

Nama

: Firman Noer TA

NIM

: F361030071

Disetujui :
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc
Ketua

Prof. Dr. Ir. Endang Gumbira Sa’id, MA.Dev
Anggota


Dr. Ir. Illah Sailah, MS
Anggota

Dr. Ir. Sukardi, MM
Anggota

Dr. Ir. Rudy Priyanto
Anggota

Diketahui :
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Irawadi Jamaran

Prof. Dr. Ir. Khairil A.Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 30 Januari 2008


Tanggal Lulus:

@ Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau
seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan
sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak
sebagian atau seluruh karya tulis dalam
bentuk apapun tanpa izin IPB.

ABSTRACT


FIRMAN NOER TA. The Design of Beef Cattle Agroindustry Development Planning
and Its Evaluation Model in West Sumatra. Supervised by MARIMIN, ENDANG
GUMBIRA SA’ID, ILLAH SAILAH, RUDY PRIYANTO and SUKARDI.

Beef cattle agroindustry is considered as one of the potential agroindustries in
West Sumatra, because of its high production rate and demand. However, this
agroindustry has yet been optimally developed due to the lack of development
planning. Therefore, the strategic planning and its evaluation model need to be carried
out to develop the beef cattle agroindustry in order to increase the farmer income and
to achieve the high quality product that match up the shareholders preferences. The
main objective of this research to develop a strategic planning and its evaluation
model for development of beef cattle agroindustry in West Sumatra.
The stages conducted in this research consisted of formulating a strategic
development for beef cattle agroindustry, designing a planning model of beef cattle
agroindustry and evaluating this model. Methods used in the study were External
Factor Evaluation Matrix, Internal Factor Evaluation Matrix, Internal External Matrix,
Grand Strategy Matrix, SWOT Matrix Analysis, Fuzzy-Analysis Hierarchy Process,
forecasting analysis, economic and financial analysis (benefits and costs, BEP, NPV,
IRR, PBP and B/C Ratio) and Knowledge Based Management System (KBMS)

Evaluation Model with fuzzy if then rule method using AGRIBEST program and the
Statistical Analysis System (SAS) Program.
The results show that the development of products and market is the highest
priority strategy with appropriate location planning model is in Agam Regency (East
Agam). Spicy dried beef is the chosen product with BEP 25.212 kg/year. Based on the
raw material availability, production capacity is designed at 5% of BEP at the first year,
10% at the second year and 20% at the third year. By means of the Cost of Capital at
12% p.a, DER 40:60, investment on Rp 392.855.300, it can be concluded that
development of spicy dried beef is feasible with NPV at Rp 6.177.642.886, IRR at
63,89%, PBP at 0,38 year and B/C ratio at 1.47. Resolution conflict with agreement
and conformity of shareholders and profit quotient from ulayat land utilization in ranah
Minang is the best solution in beef cattle agroindustry development planning model in
West Sumatra.
The results of evaluation of KBMS show that the development of commodities
and market strategy and location selection of agroindustry development in Agam
Regency are suitable. The results also show that the development of spicy dried beef
and its source material availability, value and quotient of shareholder, economic
impact (direct benefits and indirect benefits) and financial feasibility are high enough.
However, spicy dried beef production capacity, conventional bank access and
stakeholders commitment through small and middle industry are low. Based on IF

THEN RULE of the KBMS Evaluation it was found out that the planning model was
needed to increase spicy dried beef production capacity, decrease interest and
develop a policy for beef cattle industry.

Key words:

Strategic planning, Beef cattle agroindustry, IE Matrix, Grand Strategy
Matrix, SWOT Matrix, Fuzzy ME-MCDM, financial analysis

RINGKASAN
FIRMAN NOER TA. Rekayasa Model Perencanaan dan Evaluasinya pada
Pengembangan Agroindustri Sapi Potong di Sumatera Barat. Di bawah bimbingan
MARIMIN, ENDANG GUMBIRA SA’ID, ILLAH SAILAH, RUDY PRIYANTO dan
SUKARDI.
Pembangunan agroindustri sapi potong selama ini belum menjadi fokus
pertimbangan tingkat keputusan atau kebijakan, perkembangannya berjalan sendirisendiri dan terpisah dari pembangunan peternakan. Di beberapa daerah produksi
ternak sapi potong melimpah dan berlebih dari daerah lainnya, namun belum ada
model perencanaan dan evaluasinya di tingkat pengambil kebijakan agar dapat
meningkatkan pendapatan peternak dan stakeholder. Hasil ternak sapi potong yang
banyak belum optimal diolah menjadi produk industri hilir, sehingga nilai tambahnya

belum dapat diperoleh dan memenuhi harapan keinginan berbagai pihak. Oleh karena
itu, perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk perencanaan pengembangan
agroindustri dari hasil ternak sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
model perencanaan dan evaluasinya pada pengembangan agroindustri sapi potong
yang dikembangkan dari rumusan strategi pengembangan agroindustri sapi potong di
Sumatera Barat.
Model perencanaan dan evaluasinya pada pengembangan agroindustri sapi
potong dirancang melalui tiga tahapan penting, dimulai menganalisa faktor eksternal
dan internal lingkungan usaha pengembangan sapi potong dan merumuskan strategi
pengembangan, mendisain perencanaan dari aspek teknis, pembiayaan,
penyelesaian (resolusi) konflik, komitmen stakeholder, analisis kelayakan dan terakhir
melakukan evaluasi terhadap model perencanaan yang didisain.
Rumusan strategi pengembangan dihasilkan melalui beberapa tahap, yakni (1)
tahap penilaian faktor lingkungan internal dan eksternal dari kawasan sentra
peternakan (lumbung ternak nagari) sapi potong di Sumatera Barat, kemudian disusun
ke dalam Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal
(EFI); (2) tahap perumusan alternatif strategi didasarkan kepada posisi agroindustri
sapi potong di Sumatera Barat di dalam Matriks Internal–eksternal (Matrix IE) dan
matriks grand strategy, kemudian dirumuskan dengan menggunakan analisis matriks
SWOT, sedangkan penentuan prioritas strategi menggunakan metoda FuzzyAnalytical Hierarchy Process (Fuzzy-AHP).

Evaluasi faktor lingkungan strategis menghasilkan faktor peluang lebih
dominan dari faktor ancaman. Begitu juga dengan faktor kekuatan lebih besar dari
faktor kelemahan. Total skor faktor eksternal dan internal menunjukkan posisi
agroindustri sapi potong di Sumatera Barat berada pada posisi tumbuh dan bina,
sehingga alternatif strategi yang paling memungkinkan dikembangkan adalah strategi
intensif (strategi pengembangan produk, pengembangan dan penetrasi pasar) atau
strategi integratif (strategi integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi
horisontal). Matriks grand strategy menunjukan posisi agroindustri sapi potong
Sumatera Barat berada dalam pertumbuhan pasar, sehingga memperkuat
pengembangan produk dan pengembangan pasar sebagai strategi alternatif. Penilaian
yang dilakukan pakar dalam menentukan prioritas strategi dari beberapa alternatif,
ternyata strategi pengembangan produk dan pasar merupakan strategi prioritas dalam
pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat. Hasil evaluasi model
perencanaan strategi berdasarkan sistem pakar (Knowledge Base Management
System, KBMS), strategi pengembangan produk dan pasar cukup sesuai diterapkan
dalam pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat.

Model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera
Barat didisain, dimulai dari studi kelayakan pasar, yaitu kelayakan dari sisi permintaan
dan ketersediaan produk hasil sapi potong. Pengolahan data menggunakan metoda

prediksi time series dengan software program The Statistical Analysis System (SAS)
for Window v6.12 hasil Stepwise Autoregressive Method (Stepar) terhadap variabel
jumlah konsumen dan jumlah konsumsi produk menunjukkan adanya ketersediaan
hasil sapi potong sebagai bahan baku pengembangan agroindustri. Hasil evaluasi
model perencanaan terhadap kelayakan pasar dengan sistem pakar (KBMS)
menunjukkan bahwa ketersediaan bahan baku untuk agroindustri cukup tinggi dan
diprediksi cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan bahan baku agroindustri sapi
potong di Sumatera Barat.
Pada implementasi model perencanaan hasil evaluasi dengan KBMS terhadap
beberapa pilihan alternatif produk agroindustri sapi potong yang sesuai di Sumatera
Barat, rangking pertama menunjukkan produk dendeng kering dapat dikembangkan di
Sumatera Barat. Produk dendeng kering atau dendeng sapi merupakan produk yang
cukup diminati dan cocok dikembangkan di Sumatera Barat berdasarkan hasil
evaluasi sistem pakar dengan KBMS. Dendeng kering yang berasal dari daging sapi
lebih disukai, kandungan lemaknya lebih rendah dan serat-seratnya sangat lembut
dibanding dari jenis ternak besar lainnya. Proses pembuatannya praktis tidak sulit dan
banyak dikonsumsi di dalam negeri dan dipasarkan ke luar negeri sebagai komoditi
ekspor. Dendeng daging sapi terasa enak karena diberi bumbu sebelum dilakukan
proses pengeringan dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Hasil pemilihan lokasi pengembangan agroindustri sapi potong, Kabupaten
Agam memiliki total nilai skor terbobot terbesar dan dinilai cukup tepat sebagai lokasi
pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat. Hasil evaluasi dengan
sistem pakar, lokasi pengembangan cukup sesuai di Kabupaten Agam. Kabupaten
Agam memiliki kawasan sentra produksi peternakan sapi potong yang menjadi
lumbung ternak nagari di wilayah Agam bagian Timur. Wilayah tersebut memiliki
infrastruktur dan ketersediaan jaringan utilitas, dekat dengan pasar perdagangan yakni
Padang dan Sumatera tengah (Sumbar, Riau, Jambi) serta Bukittinggi sebagai kota
dan pasar wisata untuk pengembangan bagi industri kecil makanan olahan berbagai
produk dari sapi potong. Jaringan transportasi tersedia dan kawasan terletak pada
posisi strategis dan persimpangan ke Medan, Batusangkar, Payakumbuh menuju
Pekanbaru, dan mengelilingi Kota Bukittinggi menuju Padang.
Hasil evaluasi model perencanaan sistem pakar merekomendasikan perlu
peningkatan kapasitas produksi dendeng kering.
Dengan memperhatikan
ketersediaan bahan baku, kebutuhan bahan baku daging sapi semula 30.000 kg
ditingkatkan menjadi 60.000 kg ditambah dengan bahan tambahan (bumbu), diperoleh
kapasitas produksi titik impas produk dendeng kering sebesar 25.212 kg dengan biaya
tetap sebesar Rp. 85.896.468,-, biaya variabel per unit untuk memproduksi dendeng
kering adalah Rp. 136.393 per kg dan harga jual BEP sebesar Rp. 139.800,- per kg.
Berdasarkan kapasitas produksi BEP kapasitas produksi yang dirancang untuk tahun
pertama sebesar 5 persen dari kapasitas BEP, yakni sebesar 26.472 kg. Tahun kedua
10 persen dari kapasitas BEP, sebanyak 27.733 kg dan tahun ketiga sampai tahun ke
sepuluh ditingkatkan sebesar 20 persen dari kapasitas BEP, menjadi 30.254 kg per
tahun.
Hasil evaluasi model perencanaan terhadap akses ke perbankan konvensional
menggunakan KBMS dengan sistem pakar ternyata rendah. Berdasarkan beberapa
informasi, rendahnya akses ke perbankan konvensional antara lain disebabkan tingkat
biaya suku bunga bank dalam pemberian kredit sebesar 14 persen dinilai masih tinggi.
Hasil keputusan evaluasi dengan KBMS, bahwa tingkat suku bunga bank
konvensional perlu diturunkan lagi. Hasil konsultasi dengan pimpinan salah satu bank

konvensional, pemberian kredit modal usaha dapat diberikan dengan pembebanan
tingkat suku bunga bank sebesar 12 persen per tahun.
Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan tanah ulayat hasil verifikasi dapat
diselesaikan dengan adanya kesepakatan pembagian saham antara pemilik lahan
ulayat dan industri. Hasil analisis pemilihan prioritas penyelesaian (resolusi) konflik
ditunjukkan oleh nilai tertinggi pada kesesuaian pembagian saham di dalam kaum.
Hasil kesepakatan, kepemilikan saham pemilik tanah ulayat setara dengan nilai Rp.
100.000,- per meter. Dengan lahan atau tanah yang dimiliki pemegang hak ulayat
seluas 400 M2, maka nilai saham yang dimiliki sebesar Rp. 40.000.000,- atau 16,97 %
dari total modal perusahaan sebesar Rp. 235.713.180,- dan nilai saham pengelola
(pihak industri) sebesar 83,03 %. Jumlah pembagian keuntungan dari kepemilikan
saham diterima pemilik lahan/tanah ulayat terhitung dimulai pada tahun ke tiga
sebesar Rp. 31.050.258,- tahun ke empat diterima pemilik lahan sebesar Rp.
37.017.945,- dan tahun ke lima diterima sebesar Rp. 37.540.661,- Pada tahun ke
enam sampai tahun ke sepuluh diterima sebesar Rp. 41.273.945,- per tahun. Secara
keseluruhan, selama sepuluh tahun pemilik lahan/tanah ulayat menerima sebesar Rp.
311.978.538,- atau rata-rata per tahun dalam sepuluh tahun diterima sebesar Rp.
31.197.854,- Hasil evaluasi KBMS menunjukkan nilai shareholder dan bagi hasil yang
diterima pemilik lahan (tanah ulayat) cukup tinggi.
Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan usaha kecil sangat diperlukan
dalam implementasi model pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera
Barat, karena dari hasil evaluasi terhadap penilaian komitmen dari stakeholder untuk
pengembangan usaha kecil ternyata rendah. Berpedoman pada manfaat langsung
dan manfaat tidak langsung yang tinggi akan diperoleh dengan pengembangan
agroindustri sapi potong, maka perlu adanya kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan komitmen dalam pengembangan usaha kecil.
Dari hasil evaluasi sistem pakar dalam KBMS dan pengolahan secara agregasi
kriteria-pakar ternyata manfaat langsung dan manfaat tidak langsung dinilai tinggi jika
mengembangkan dan membangun agroindustri sapi potong di Sumatera Barat.
Manfaat langsung tersebut adalah 1) Kenaikan nilai hasil produksi sapi potong, 2)
Meningkatnya mutu produksi, 3) Berkurangnya biaya operasional pemasaran, 4)
Meningkatnya kapasitas produksi, 5) Meningkatnya ketersediaan bahan baku, 6)
Menambah
penyerapan tenaga
kerja
lokal,
7)
Meningkatnya
tingkat
pendapatan/keuntungan, 8) Peningkatan investasi, dan 9) Peningkatan penggunaan
tanah/lahan. Manfaat tidak langsungnya adalah 1) Mendorong tumbuhnya industriindustri lain, 2) Bertambahnya nilai produksi industri-industri lain, 3) Meningkatnya
kepercayaan berinvestasi, 4) Peningkatan pemanfaatan produk samping, 5)
Peningkatan motivasi berusaha, 6) Mendorong meningkatnya inovasi teknologi, 7)
Meningkatnya nilai lahan/tanah di lokasi pengembangan, 8) Mendorong tumbuhnya
jumlah stakeholders, dan 9) Menjadikan contoh lokasi pengembangan agroindustri
sapi potong, sehingga pembangunan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat
secara ekonomi layak untuk dikembangkan.
Pembangunan agroindustri dendeng kering dengan bahan baku daging sapi
60.000 kg, menghasilkan kapasitas BEP sebesar 25.212 kg per tahun, membutuhkan
alokasi investasi senilai Rp. 392.855.300,- Dengan kapasitas produksi 5 persen, 10
persen dan 20 persen di atas kapasitas produksi BEP menunjukkan Nilai bersih saat
ini (NPV) sebesar Rp. 6.177.642.886,-; Tingkat kemampulabaan internal (IRR)
sebesar 63,89 persen; Pemulihan investasi atau tahun kembali modal (PBP) selama
0,38 tahun; Nisbah biaya dan manfaat (Net B/C Ratio) sebesar 1,47. Kondisi tersebut
memberikan informasi bahwa pembangunan agroindustri dendeng kering secara
finansial dinyatakan layak dikembangkan.
Hasil analisis sensitivitas dengan memperkirakan biaya variabel naik 47 persen
menunjukkan Nilai bersih saat ini (NPV) sebesar Rp. (141.340.296),-; Tingkat

kemampulabaan internal (IRR) sebesar (14,89) persen; Pemulihan investasi atau
tahun kembali modal (PBP) selama 8,32 tahun; Nisbah biaya dan manfaat (Net B/C
Ratio) sebesar 1,01. Kondisi tersebut memberikan informasi bahwa agroindustri
dendeng kering secara finansial sudah tidak menguntungkan lagi dan tidak layak
dikembangkan.
Kata kunci:

Agroindustri sapi potong,
strategi pengembangan, resolusi konflik,
Sumatera Barat, matriks IE, matriks Grand Strategy, matriks SWOT,
metoda Fuzzy-AHP.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim.
Alhamdulillahirrabbil’aalamin. Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pemilik segala ilmu, Pemberi rahmat dan kasih sayang
yang telah melimpahkan hidayah-Nya, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2006 sampai Agustus 2007 dengan
Judul Rekayasa Model Perencanaan dan Evaluasinya pada Pengembangan
Agroindustri Sapi Potong di Sumatera Barat ini dilaksanakan pada beberapa Kawasan
Sentra Peternakan Sapi Potong di Sumatera Barat.
Rekayasa model perencanaan pengembangan agroindustri yang dihasilkan
berupa sistem penunjang keputusan (SPK) dalam pemrograman AGRIBEST dapat
digunakan untuk berbagai model perencanaan pengembangan agroindustri yang lain
dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong menghasilkan model rumusan strategi pengembangan, model
perencanaan agroindustri dari berbagai aspek pengembangan dan evaluasi model
perencanaan

pengembangan

agroindustri

sapi

potong

menggunakan

sistem

manajemen berbasis pengetahuan (knowledge base management system - KBMS).
Ucapan terimakasih yang tidak terhingga disampaikan kepada Prof. Dr. Ir.
Marimin, MSc, sebagai Ketua Komisi Pembimbing. Prof. Dr. Ir. Endang Gumbira Sa’id,
MA.Dev, Dr. Ir. Illah Sailah, MS, Dr. Ir. Rudy Priyanto, dan Dr. Ir. Sukardi, MM,
sebagai anggota Komisi Pembimbing, atas bimbingan, dorongan semangat dan moril
serta nasehat, sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Gubernur Sumatera Barat dan
Wakil Gubernur Sumatera Barat yang telah memberikan izin tugas belajar dan Kepala
Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi Sumatera Barat yang
telah memberikan rekomendasi tugas belajar di sekolah pascasarjana IPB.
Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada para personalia di bawah ini.
1. Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Sekolah Pascasarjana IPB
yang telah mengarahkan dan memfasilitasi penulis selama mengikuti pendidikan.
2. Penguji luar komisi pada ujian tertutup Dr. Ir. Aref Daryanto, MEc (Direktur
Pascasarjana Magister Manajemen dan Bisnis, IPB. Prof. (Riset) Dr. Ir. Tjeppy D.
Soedjana, MSc (Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian RI dan Dr. Ir.

Amril Aman, MSc (Depatemen Matematika FMIPA IPB) sebagai penguji luar
komisi pada ujian terbuka.
3. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian,
khususnya angkatan 2003 yang telah memberikan bantuan dan dorongan
semangat dalam menyelesaikan studi.
Do’a yang tulus dan ucapan terimakasih penulis sampaikan, khusus untuk
papa H. Mohd. Noer TA (Almarhum) dan mama Hj. Dahniar. Penghargaan dan
terimakasih tidak terhingga disampaikan kepada kakak/abang dan ipar: Hj. Ely Yurnita
dan M. Noh Isa, ST, H. Edy Tiawarman dan Hj. Jasnah Ely, SH, Edy Trisno dan Susi
Susilowati, Edy Zamzami dan Rosmainar, Hj. Ely Yufrida, SE dan H. Hafni Abdullah,
BSc, Adik Yuli Herni, SSos dan Taslim Yulius, SSiT serta istri tercinta Dwi Ramadhani,
ananda Widya Dwifirman, Muhammad Fadly dan Naila Husna atas segala kesabaran,
dorongan,

pengertian dan bantuan yang diberikan selama penulis menempuh

pendidikan.
Penulis menyadari bahwa disertasi ini tidak lepas dari kelemahan dan
kekurangan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. Semoga disertasi ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat.
Bogor,

Februari 2008
Firman Noer TA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekanbaru Riau pada tanggal 17 Oktober 1965 sebagai
anak ke enam dari tujuh bersaudara dari Bapak H. Mohd. Noer TA (Alm) dan Ibu, Hj.
Dahniar. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri pada SMPP 49 jurusan
IPA di Pekanbaru tahun 1984, penulis diterima di Program Studi Produksi Ternak (S1)
pada Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Selama studi di Fakultas
Peternakan tahun 1987 penulis dibantu dengan beasiswa Yayasan Toyota Astra
Jakarta dan lulus pada tahun 1989. Pada tahun 2000 penulis diterima mengikuti
program studi Magister Manajemen Agribisnis (S2) di Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor dengan beasiswa Pemda Sumatera Barat dan lulus pada tahun 2002.
Pada tahun 2003 penulis diterima untuk melanjutkan pendidikan pada program doktor
(S3) program studi Teknologi Industri Pertanian di Sekolah Pascasarjana IPB dengan
beasiswa Pemda Sumatera Barat.
Setelah tamat sarjana penulis bekerja sebagai sales executive di Widyaloka
Group pada divisi PT. Widya Adimitra, sales supervisor di CV. Wing Komputer dan
marketing manager di CV. Harapan Indah di Pekanbaru. Pada tahun 1998 sampai
sekarang sebagai pegawai negeri sipil di Pemda Sumatera Barat di Bidang Statistik
dan Pelaporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi
Sumatera Barat dan tahun 2002 di Bidang Produksi dan Sarana Perekonomian
Bappeda Propinsi Sumatera Barat di Padang. Berdasarkan keputusan Gubernur
Sumatera Barat pada bulan Agustus 2003 menjadi mahasiswa tugas belajar pada
program doktor (S3) di Program Studi Teknologi Industri Pertanian Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Penulis menikah dengan Dwi Ramadhani pada tahun 1992 dan telah dikaruniai
dua orang putri dan seorang putra. Putri pertama Widya Dwifirman, putra bernama
Muhammad Fadly dan putri kedua Naila Husna.
Selama mengikuti program S3, penulis telah menulis artikel ilmiah yang
berjudul Strategi Pengembangan Agroindustri Sapi Potong di Sumatera Barat diajukan
ke Jurnal Teknik Industri INOVISI (ISSN: 0216-9673, Akreditasi Dirjen DIKTI No.
26/DIKTI/Kep/2005). Karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari disertasi program
S3 penulis.

D AFTAR I SI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................
i
DAFTAR TABEL ...........................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... ix
I.
PENDAHULUAN......................................................................
1
1.1. Latar Belakang ................................................................
1
1.2. Tujuan Penelitian ..............................................................
3
1.3. Ruang Lingkup .................................................................
4
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................
4
II.

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
2.1. Pembangunan Peternakan Sapi Potong ..................................
2.2. Alternatif Pengembangan Agroindustri Sapi Potong .....................
2.3. Model Perencanaan Pengembangan industri .............................
2.4. Evaluasi Model Perencanaan ................................................
2.5. Penyelesaian (Resolusi) Konflik .............................................
2.6. Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah ..................................
2.7. Sistem Penunjang Keputusan ................................................
2.8. Perkembangan Sistem Berbasis Komputer ................................

5
5
9
13
14
15
16
16
18

III.

LANDASAN TEORITIS .............................................................
3.1. Konsep Pengembangan Kawasan ...........................................
3.2. Analisis Faktor Lingkungan ...................................................
3.3. Analisis SWOT .................................................................
3.4. Metoda Fuzzy – AHP .........................................................
3.5. Metoda Perbandingan Eksponensial .......................................
3.6. Metoda Faktor Peringkat .....................................................
3.7. Metoda Prediksi ................................................................
3.8. Analisis Titik Impas ............................................................
3.9. Metoda Fuzzy- Semi Numerik ...............................................
3.10. Metoda Fuzzy - Non Numerik ..............................................
3.11. Konsep Penyelesaian Konflik ..............................................
3.12. Konsep Evaluasi Model Perencanaan ....................................
3.13. Metoda Kelayakan Ekonomi ...............................................
3.14. Metoda Kelayakan Finansial ...............................................

21
21
22
23
23
28
29
30
31
32
33
34
36
37
38

IV.

METODA PENELITIAN ...........................................................
4.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ..............................
4.2. Tahapan Penelitian ...........................................................
4.3. Metoda Pengumpulan Data .................................................
4.4. Metoda Pengolahan dan Analisa Data ....................................
4.5. Metoda Penyusunan Model Perencanaan dan Evaluasi ...............
4.6. Perancangan Implementasi Model Pengembangan
Agroindustri Sapi Potong ....................................................

40
40
42
42
43
44

ANALISIS SISTEM .................................................................
5.1. Pendekatan Sistem ...........................................................
5.2. Identifikasi Kebutuhan .......................................................

47
47
48

V.

46

Halaman

VI.

5.3. Formulasi Permasalahan ....................................................
5.4. Identifikasi Sistem .............................................................
5.5. Diagram Sebab-Akibat .......................................................
5.6. Diagram Input-Output ........................................................

49
49
49
52

PERMODELAN SISTEM PERENCANAAN ...................................
54
6.1. Susunan Model Perencanaan ..............................................
6.2. Sistem Manajemen Basis data..............................................
6.3. Sistem manajemen Basis Model............................................
6.4. Sistem Manajemen Basis Pengetahuan...................................
6.5. Sistem Manajemen Dialog...................................................

54
54
63
73
74

VII. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL ..........................................
7.1. Pengambilan Keputusan ....................................................
7.2. Identifikasi Model Pengembangan Agroindustri .........................
7.3. Strategi Pengembangan Agroindustri Sapi Potong .....................
7.4. Perencanaan Pengembangan Agroindustri Sapi Potong ..............
7.5. Evaluasi Model Perencanaan Pengembangan Agroindustri
Sapi Potong ...................................................................
VIII. MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
SAPI POTONG ....................................................................
8.1. Potensi Pengembangan Sapi Potong di Sumatera Barat ..............
8.2. Model Strategi Pengembangan Agroindustri Sapi Potong ..............
8.3. Model Perencanaan Pengembangan Agroindustri ......................
8.4. Evaluasi Model Perencanaan Pengembangan Agroindustri
Sapi Potong ....................................................................
IX.

X.

RANCANGAN IMPLEMENTASI MODEL .......................................
9.1. Implementasi Model Strategi Pengembangan Agroindustri
Sapi Potong ..................................................................
9.2. Implementasi Model Perencanaan Pengembangan
Agroindustri Sapi Potong ...................................................
9.3. Pemanfaatan Tanah Ulayat ................................................
9.4. Komitmen Stakeholder, Kelayakan Ekonomi
dan Finansial .................................................................
9.5. Implementasi Model Pemrograman AGRIBEST ........................
9.6. Aplikasi Pemrograman AGRIBEST .......................................

75
75
75
77
81
104

108
108
113
126
150
155
155
164
166
167
170
172

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 173
10.1. Kesimpulan .................................................................. 173
10.2. Saran ......................................................................... 174

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 176
DAFTAR ISTILAH ...................................................................... 188
LAMPIRAN ................................................................................ 193

D AFTAR TABEL
No.

1.

Teks
Halaman
Komparasi beberapa model perencanaan pengembangan industri/
agroindustri ............................................................................... 76

2.

Permintaan total daging sapi berdasarkan jumlah konsumen dan
konsumsi di Sumatera Barat .......................................................... 82

3.

Hasil verifikasi analisa statistik prediksi permintaan total daging sapi
di Sumatera Barat .....................................................................

83

Hasil verifikasi analisa statistik prediksi ketersediaan daging sapi
di Sumatera Barat ......................................................................

84

4.

5.

Hasil verifikasi model prediksi permintaan total produk daging sapi
di Sumatera Barat ...................................................................... 85

6.

Hasil verifikasi pengolahan metoda perbandingan eksponensial
pemilihan produk agroindustri sapi potong .......................................... 88

7.

Hasil verifikasi metoda faktor peringkat (factor-rating method)
pemilihan lokasi pengembangan agroindustri sapi potong ........................ 90

8.

Biaya variabel produksi dendeng kering ............................................. 93

9.

Hasil verifikasi kapasitas produksi titik impas produk dendeng kering ........... 94

10.

Proyeksi perencanaan kapasitas produksi dendeng kering ....................... 95

11.

Hasil verifikasi model pembiayaan pengembangan agroindustri
sapi potong ............................................................................... 96

12.

Hasil verifikasi model komitmen stakeholder pengembangan agroindustri
sapi potong ............................................................................. 101

13.

Hasil verifikasi model kelayakan ekonomi (manfaat dan biaya)
terhadap pengembangan agroindustri sapi potong .............................. 102

14.

Input parameter evaluasi KBMS model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong .............................................................. 105

15.

Deskripsi keputusan evaluasi model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong .............................................................. 106

16.

Hasil verifikasi evaluasi model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong di Sumatera Barat ...................................... 107

17.

Jumlah populasi dan pemotongan sapi di Sumatera Barat ....................... 109

Halaman
18. Pengeluaran, pemasukan dan pemotongan sapi di Sumatera Barat
Tahun 2001-2006 ....................................................................... 110
19. Produksi dan konsumsi daging sapi di Sumatera Barat Tahun
1989-2005 ............................................................................... 111
20.

Penilaian faktor eksternal pengembangan agroindustri sapi potong
di Sumatera Barat ...................................................................... 115

21.

Penilaian faktor internal pengembangan agroindustri sapi potong
di Sumatera Barat ...................................................................... 116

22. Ringkasan analisis faktor-faktor strategis pengembangan agroindustri
di Sumatera Barat ..................................................................... 117
23. Proyeksi ketersediaan daging sapi Sumatera Barat ............................... 127
24. Produk-produk agroindustri daging sapi dan hasil samping ...................... 129
25. Produk-produk agroindustri kulit sapi ............................................... 130
26. Syarat mutu dendeng sapi menurut Standar Perdagangan (SP)-148-1982 ... 132
27. Lokasi pengembangan peternakan sapi potong di Sumatera Barat ............ 136
28. Status tanah wilayah rencana pengembangan agroindustri sapi potong
di Agam bagian Timur, Kabupaten Agam Sumatera Barat ..................... 138
29.

Perencanaan kapasitas produksi pengembangan agroindustri
dendeng kering ....................................................................... 139

30.

Perkiraan sumber pembiayaan pengembangan agroindustri sapi potong
di Sumatera Barat ................................................................... 140

31. Prioritas resolusi konflik stakeholders pengembangan agroindustri
sapi potong di Sumatera Barat ..................................................... 142
32. Hasil verifikasi model pembagian keuntungan shareholder agroindustri
dendeng kering ....................................................................... 144
33. Hasil model komitmen stakeholders pengembangan agroindustri
sapi potong ........................................................................... 145
34. Kriteria kelayakan analisa manfaat dan biaya ..................................... 147
35. Penilaian kelayakan ekonomi pada pengembangan agroindustri
sapi potong di Sumatera Barat .................................................... 147

36. Penilaian pakar terhadap manfaat langsung pengembangan agroindustri
sapi potong di Sumatera Barat .................................................... 148

Halaman
37. Penilaian pakar terhadap manfaat tidak langsung pengembangan
agroindustri sapi potong di Sumatera Barat ...................................... 148
38. Parameter penilaian evaluasi model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong .............................................................. 151
39. Penilaian model perencanaan pengembangan agroindustri sapi
potong .................................................................................. 152
40. Deskripsi keputusan evaluasi model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong .............................................................. 153
41. Hasil evaluasi model perencanaan pengembangan agroindustri
sapi potong ............................................................................. 154

D AFTAR GAM BAR

No.

Teks

Halaman

1.

Pohon industri sapi potong ........................................................

11

2.

Alur penyelesaian masalah dengan metode fuzzy ............................

19

3.

Hubungan antara pengembangan wilayah, sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan teknologi ........................................

21

4.

Triangular fuzzy number (TFN) A = (α1, α2, α3) ...............................

25

5.

Tahapan-tahapan AHP ..........................................................

27

6.

Tingkatan hirarki AHP .............................................................

28

7.

Hirarki prioritas penyelesaian konflik ............................................

35

8.

Proses evaluasi dan pengendalian ............................................

36

9.

Kerangka pemikiran konseptual penelitian .....................................

41

11.

12.

13.

14.

10. Diagram implementasi model pengembangan agroindustri
sapi potong .........................................................................

46

Diagram sebab-akibat sistem perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong ..........................................................

50

Diagram input output sistem perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong ..........................................................

52

Diagram alir perumusan model strategi pengembangan
agroindustri sapi potong ..........................................................

64

Diagram alir model prediksi permintaan pasar dan
ketersediaan produk ...............................................................

65

15.

Diagram alir model pemilihan produk agroindustri sapi
potong ................................................................................. 66

16.

Diagram alir model perencanaan lokasi pengembangan
agroindustri sapi potong ............................................................

66

17.

Diagram alir model perencanaan kapasitas produksi .........................

67

18.

Diagram alir model pembiayaan pengembangan agroindustri
sapi potong ..........................................................................

68

Diagram alir model prioritas resolusi konflik ....................................

69

19.

Halaman
20.

Diagram alir model resolusi konflik stakeholders .............................

70

21.

Diagram alir model penilaian komitmen stakeholders ......................

71

22.

Diagram alir model kelayakan ekonomi dan kelayakan
finansial .............................................................................

72

Diagram alir evaluasi model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong ...........................................................

73

23.

24.

Susunan sistem model perencanaan dan evaluasinya pada
pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat .............

74

Hasil analisis strategi pengembangan agroindustri sapi
potong di Sumatera Barat .......................................................

79

Hirarki strategi pengembangan agroindustri sapi potong
di Sumatera Barat ................................................................

80

Hasil analisis prioritas resolusi konflik pengembangan
agroindustri sapi potong di Sumatera Barat .................................

98

Hirarki resolusi konflik stakeholders pengembangan
agroindustri sapi potong di Sumatera Barat ..................................

99

Peningkatan populasi dan pemotongan sapi
di Sumatera Barat ................................................................

108

Peningkatan produksi dan konsumsi daging sapi
di Sumatera Barat ................................................................

112

31.

Posisi agroindustri sapi potong Sumatera Barat ............................

119

32.

Penilaian matriks Grand Strategy .............................................

120

33.

Matriks SWOT agroindustri sapi potong Sumatera Barat ................

121

34.

Proses pembuatan dendeng kering ..........................................

133

35.

Peta lokasi pengembangan peternakan sapi potong
Sumatera Barat ...................................................................

134

Tiga tahapan model perencanaan pengembangan
agroindustri sapi potong ........................................................

155

Model manajemen strategi pengembangan agroindustri
sapi potong di Sumatera Barat ...............................................

156

25.

26.

27.

28.

29.

30.

36.

37.

Halaman
38.

39.

40.

Rancangan implementasi model perencanaan
pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat ...............

164

Rancangan implementasi komitmen stakeholders, kelayakan
ekonomi dan kelayakan finansial ...............................................

168

Tampilan antar muka (interface) AGRIBEST ................................

171

D AFTAR LAM PI RAN
No.

Teks

Halaman

1. Prosedur perolehan dan pengolahan data penelitian ...........................

194

2. Evaluasi faktor internal dan eksternal .............................................

199

3. Prediksi pemrograman SAS permintaan, produksi dan ketersediaan
daging sapi di Sumatera Barat Tahun 1993 – 2028 ...........................

205

4. Kebutuhan bahan baku dan bahan tambahan, biaya tetap dan
biaya variabel, kebutuhan biaya investasi produksi
dendeng kering ......................................................................

209

5. Parameter sistem pakar, deskripsi keputusan evaluasi
dan skenario rule base .............................................................

215

6. Aplikasi pemrograman AGRIBEST ...............................................

223

7. Daftar informan, pakar dan responden ...........................................

228

8. Potensi potensi kawasan peternakan (Lumbung ternak nagari)
sapi potong di Sumatera Barat ....................................................

235

9. Panduan operasional (Manual) sistem penunjang keputusan
AGRIBEST ............................................................................

238