1
PERHITUNGAN CURAH HUJAN RENCANA DAN KURVA INTENSITAS DURASI FREKUENSI
1. Kondisi Umum Sub Sistem Pembuang Utama Tukad Kelandis
Sub sistem pembuang utama Tukad Kelandis adalah saluran irigasi sekaligus saluran drainase dan merupakan saluran suplesi dari Tukad Ayung ke
Tukad Badung. Tukad Kelandis memiliki hulu di DAM Oongan, setelah melewati Tukad Dambindu aliran akan melewati bangunan bagi. Bangunan bagi yang
terletak di daerah Cerancam, Kesiman membuat aliran dari intake Tukad Dambindu menjadi dua yaitu : Saluran Irigasi Oongan I dan Oongan II. Saluran
irigasi Oongan I inilah yang bernama Saluran Kelandis atau Tukad Kelandis. Saluran Kelandis atau Tukad Kelandis memiliki panjang 4,45 km, hulu
berada pada ±39 m dari permukaan laut, sedangkan muara Tukad Kelandis ±29 m dari permukaan laut. Wilayah Kesiman dan Dangin Puri yang dilalui memiliki
topografi yang relatif datar, namun pada daerah tengah yakni memasuki saluran Jl. Katrangan, Jl. Nusa Indah, Jl. Hayam Wuruk, dan Jl. Kapten Mudita topografi
berada pada daerah cekungan. Dimensi eksisting yang tidak sesuai menambah permasalahan yang harus ditanggulangi selain sampah dan sedimentasi
Masterplan Drainase, Mei 2009. Tukad Kelandis mengalami
back water
di beberapa titik, selain itu di wilayah ini juga mengalami perubahan tata guna lahan
yang signifikan mengingat dulunya wilayah Subak Yangbatu, Subak Kedaton, dan Subak Buaji memiliki daerah pengairan yang cukup luas. Ini menunjukkan bahwa
wilayah ini diperuntukkan sebagai lahan persawahan dan ditopang oleh saluran irigasi Oongan ITukad Kelandis Dinas PU Kota Denpasar, 2009.
Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Dangin Puri pada tahun 2012 yaitu ± 52.874 jiwa, dengan luas wilayah 8 km
2
sehingga kepadatan penduduk di wilayah ini ± 6.609 jiwakm
2
Denpasar Timur dalam Angka 2012, BPS Kota Denpasar
2
2. Analisis Curah Hujan
Dalam melakukan perhitungan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana terlebih dahulu harus dilakukan analisis terhadap data curah hujan yang
diperoleh dari stasiun curah hujan terdekat yang ada di sekitar kawasan Sumerta, yakni Stasiun Sumerta dan Stasiun Sanglah.
Data Curah hujan yang akan diolah adalah curah hujan maksimum harian selama 20 tahun yaitu dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh
dari Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar. Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum untuk Stasiun Sanglah dan
Stasiun Sumerta
No Tahun
Sta Sumerta Hujan 1 hari
mm Sta Sanglah
Hujan 1 hari mm
1 1994
159 60
2 1995
150 176,9
3 1996
137 159,6
4 1997
148 155
5 1998
93 77,5
6 1999
145 147,5
7 2000
110 227,8
8 2001
175 135,7
9 2002
129 80
10 2003
169,5 123,7
11 2004
243 112,1
12 2005
152 147,8
13 2006
131 106
14 2007
200 189,7
15 2008
130 106
16 2009
219,5 189,6
17 2010
134,7 89
18 2011
122,5 106
19 2012
98,9 92,9
20 2013
140,0 128,0
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika
3
Gambar Grafik Data Curah Hujan Harian Maksimum untuk Stasiun Sanglah dan Stasiun Sumerta
Dalam menganalisa data curah hujan, distribusi curah hujan yang digunakan adalah dengan metode Poligon Thiessen dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut : 1.
Hasil dari metode ini lebih teliti, akurat, dan objektif. 2.
Jumlah pos penakar hujan terbatas dibandingkan dengan luasnya. 3.
Topografi DAS relatif datar. Diasumsikan pula hujan yang terjadi pada setiap stasiun penakar sama dan
variasi tahunan yang terjadi tidak terlalu besar. Curah hujan rencana maksimum dengan periode ulang tertentu dapat
ditentukan dengan cara menganalisa data curah hujan harian maksimum. Curah hujan rencana tersebut dipergunakan untuk menentukan debit rencana dengan
periode ulang tertentu yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili luasan di
sekitarnya. Dalam metode ini pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun terdekat, sehingga hujan yang
50 100
150 200
250 300
T ah
u n
1 9
9 4
1 9
9 5
1 9
9 6
1 9
9 7
1 9
9 8
1 9
9 9
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 2
1 2
1 1
2 1
2 2
1 3
Curah Hujan Harian Maksimum
Sta Sanglah Sta Sumerta
4
tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata.
= �
+ � + ⋯ + �
� + � + ⋯ + � Dengan,
P = hujan rerata kawasan
P
1
,P
2
,...,P
n
= hujan pada stasiun 1,2,...,n A
1
,A
2
,...,A
n
= luas daerah stasiun 1,2,...,n
Mencari luasan DAS akibar pengaruh stasiun hujan, dengan menggunakan bantuan Peta Topografi Kota Denpasar :
Gambar Luas DAS Akibat Pengaruh Stasiun Hujan dengan Metode Poligon Thiessen
Perhitungan curah hujan dengan menggunakan metode Polygon Thiessen dapat dilihat pada tabel berikut :
A
1
= Luasan DAS akibat pengaruh Sta. Sumerta : 5,415 km
2
A
2
= Luasan DAS akibat pengaruh Sta. Sanglah : 1,454 km
2
A
1
A
2
5
Tabel Perhitungan Hujan Maksimum Harian Rata-Rata
No Tahun
Sta Sumerta Hujan 1 hari
mm A
1
=5,415 Sta Sanglah
Hujan 1 hari mm
A
2
=1,454 Hujan Harian
Maksimum Rata- Rata
mm 1
1994 159
60 138,05
2 1995
150 176,9
155,69 3
1996 137
159,6 141,78
4 1997
148 155
149,48 5
1998 93
77,5 89,72
6 1999
145 147,5
145,53 7
2000 110
227,8 134,93
8 2001
175 135,7
166,68 9
2002 129
80 118,63
10 2003
169,5 123,7
159,81 11
2004 243
112,1 215,29
12 2005
152 147,8
151,11 13
2006 131
106 125,71
14 2007
200 189,7
197,82 15
2008 130
106 124,92
16 2009
219,5 189,6
213,17 17
2010 134,7
89 125,03
18 2011
122,5 106
119,01 19
2012 98,9
92,9 97,63
20 2013
140,0 128,0
137,46
Total 2907,45
Sumber : Hasil Perhitungan
Uji Konsistensi Data Hujan
Untuk menguji data hujan digunakan metode yaitu Metode RAPS
Rescaled Adjusted Partial Sums
, yaitu pengujian data hujan tahunan rata-rata dari stasiun itu sendiri dengan pengujian komulatif penyimpangan kuadrat terhadap nilai
reratanya. Pengujian ini dilakukan untuk kedua stasiun, baik Stasiun Sumerta maupun Stasiun Sanglah.
Tahap perhitungan untuk Stasiun Sumerta adalah : 1.
Hitung rata-rata hujan tahunan :
=
�
�
=
,
=
149,36 2.
Hitung nilai Sk Misal data hujan tahun 1994
Sk =
�
–
Y
= 159 – 149,36 = 9,65
6
3. Hitung nilai simpangan rata-rata Dy
2
=
∑ �−̅
=
,
=
1350,59 4.
Hitung nilai Dy Dy =
√ = √
, = 36,75 5.
Hitung nilai Sk Sk= SkDy, dengan k = 0,1,…,n
Sk= 9,65 36,75 = 0,26 6.
Tentukan nilai absolute Sk 7.
Tentukan Skmax dan Skmin : dari tabel 4.3 Sk max = 2,55
Sk min = -1,53 8.
Tentukan nilai Q dan R hitung Nilai statistik Q = Sk max = 2,55
Nilai statistik R = Sk max – Sk min = 2,55 – -1,53 = 4,08
9. Hitung nilai
√� ⁄ dan √�
⁄ √�
⁄ = , √
⁄ = 0,57
√� ⁄ = ,
√ ⁄
= 0,91 10.
Dengan menggunakan taraf signifikan 90 maka didapat : √�
⁄ kritis = 1,10 √�
⁄ kritis = 1,34
Perhitungan selanjutnya untuk Stasiun Sumerta dan Stasiun Sanglah dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel Hasil Uji Konsistensi Hujan untuk Stasiun Sumerta dengan Metode RAPS
7
No Tahun
Hujan Harian
Maksimum Sk
Dy
2
Sk |�� ∗∗|
1 1994
159 9,65
93,03 0,26
0,26 2
1995 150
0,65 0,42
0,02 0,02
3 1996
137 -12,36
152,65 -0,34
0,34 4
1997 148
-1,35 1,84
-0,04 0,04
5 1998
93 -56,36
3175,89 -1,53
1,53 6
1999 145
-4,35 18,97
-0,12 0,12
7 2000
110 -39,36
1548,82 -1,07
1,07 8
2001 175
25,65 657,67
0,70 0,70
9 2002
129 -20,36
414,33 -0,55
0,55 10
2003 169,5
20,15 405,82
0,55 0,55
11 2004
243 93,65
8769,39 2,55
2,55 12
2005 152
2,65 7,00
0,07 0,07
13 2006
131 -18,36
336,91 -0,50
0,50 14
2007 200
50,65 2564,92
1,38 1,38
15 2008
130 -19,36
374,62 -0,53
0,53 16
2009 219,5
70,15 4920,32
1,91 1,91
17 2010
134,7 -14,66
214,77 -0,40
0,40 18
2011 122,5
-26,86 721,19
-0,73 0,73
19 2012
98,9 -50,46
2545,71 -1,37
1,37 20
2013 140,0
-9,35 87,52
-0,25 0,25
Jumlah 2987,1
27011,73 Rata-Rata
149,36 1350,59
Sumber : Hasil Perhitungan
√� ⁄ = 0,57 1,10 → OK
√� ⁄ = 0,91 1,34 → OK
Maka, data untuk Stasiun Sumerta tersebut sudah konsisten.
Tabel Hasil Uji Konsistensi Hujan untuk Stasiun Sanglah dengan Metode RAPS
Hujan Sk
Dy
2
Sk |�� ∗∗|
8
No Tahun
Harian Maksimum
1 1994
60 -70,54
4975,89 -1,65
1,65 2
1995 176,9
46,36 2149,25
1,09 1,09
3 1996
159,6 29,06
844,48 0,68
0,68 4
1997 155
24,46 598,29
0,57 0,57
5 1998
77,5 -53,04
2813,24 -1,24
1,24 6
1999 147,5
16,96 287,64
0,40 0,40
7 2000
227,8 97,26
9459,51 2,28
2,28 8
2001 135,7
5,16 26,63
0,12 0,12
9 2002
80 -50,54
2554,29 -1,19
1,19 10
2003 123,7
-6,84 46,79
-0,16 0,16
11 2004
112,1 -18,44
340,03 -0,43
0,43 12
2005 147,8
17,26 297,91
0,40 0,40
13 2006
106 -24,54
602,21 -0,58
0,58 14
2007 189,7
59,16 3499,91
1,39 1,39
15 2008
106 -24,54
602,21 -0,58
0,58 16
2009 189,6
59,06 3488,08
1,39 1,39
17 2010
89 -41,54
1725,57 -0,97
0,97 18
2011 106
-24,54 602,21
-0,58 0,58
19 2012
92,9 -37,64
1416,77 -0,88
0,88 20
2013 128,0
-2,54 6,45
-0,06 0,06
Jumlah 2610,8
36337,37 Rata-Rata
130,54 1816,87
Sumber : Hasil Perhitungan
√� ⁄ = 0,51 1,10 → OK
√� ⁄ = 0,88 1,34 → OK
Maka, data untuk Stasiun Sanglah tersebut sudah konsisten
Pemilihan Distribusi Frekuensi
1. Koefisien kemencengan
skewness
Cs dihitung dengan persamaan :
=
∑ − ̅ −
−
2. Koefisien kepuncakan
curtosis
Ck dihitung dengan persamaan :
� =
∑ − ̅ −
− −
3. Koefisien variansi Cv dihitung dengan persamaan :
� =
�̅
9
Tabel Perhitungan Koef. Kemencengan Cs dan Koef. Kepuncakan Ck
No Hujan
Maksimum mm
Xi-Xr Xi-Xr
2
Xi-Xr
3
Xi-Xr
4
1 138,05
-7,33 53,68
-393,28 2881,37
2 155,69
10,32 106,52
1099,36 11346,31
3 141,78
-3,59 12,88
-46,24 165,98
4 149,48
4,11 16,88
69,37 285,03
5 89,72
-55,65 3097,30
-172374,99 9593248,08
6 145,53
0,16 0,02
0,00 0,00
7 134,93
-10,44 108,99
-1137,81 11878,49
8 166,68
21,31 454,08
9676,19 206192,32
9 118,63
-26,74 715,23
-19128,00 511555,56
10 159,81
14,43 208,33
3006,87 43399,58
11 215,29
69,92 4889,04
341849,58 23902687,29
12 151,11
5,74 32,93
188,95 1084,29
13 125,71
-19,66 386,68
-7603,64 149518,54
14 197,82
52,45 2750,71
144267,32 7566423,13
15 124,92
-20,45 418,30
-8555,29 174976,51
16 213,17
67,80 4596,68
311649,27 21129447,79
17 125,03
-20,35 413,93
-8421,61 171340,55
18 119,01
-26,37 695,11
-18326,70 483183,77
19 97,63
-47,74 2279,36
-108822,66 5195481,18
20 137,46
-7,91 62,61
-495,40 3919,86
Jumlah 21299,27
466501,30 69159015,62
Sumber : Hasil Perhitungan
̅
= 2828,4620 = 145,37 mm S =
[
−
∑ � − ]
⁄
= [
−
, ]
⁄
= 33,48
=
, −
− ,
= 0,73
� =
, −
− −
,
= 3,79
� =
, ,
= 0,23
Cs = 3.Cv 0,73 = 3.0,23
0,73 ≠ 0,69
10
Berdasarkan persyaratan pemilihan jenis distribusisebaran frekuensi, dengan Cs = 0,73, Ck = 3,79
, dan Cs ≠ 3.Cv, maka tidak ada sebaran yang cocok sesuai dengan syarat distribusi frekuensi yang ada pada tabel sehingga metode
yang dapat digunakan adalah metode Log-Person Type III.
Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Metode Log Person Type III Tabel Perhitungan Curah Hujan X
No Ranking
mmhari Log X
Log X-Log X Log X-Log X
2
Log X-Log X
3
1 89,72
1,953 -0,187
0,035 -0,007
2 97,63
1,990 -0,151
0,023 -0,003
3 118,63
2,074 -0,066
0,004 0,000
4 119,01
2,076 -0,065
0,004 0,000
5 124,92
2,097 -0,044
0,002 0,000
6 125,03
2,097 -0,043
0,002 0,000
7 125,29
2,098 -0,042
0,002 0,000
8 125,71
2,099 -0,041
0,002 0,000
9 134,93
2,130 -0,010
0,000 0,000
10 137,46
2,138 -0,002
0,000 0,000
11 138,05
2,140 0,000
0,000 0,000
12 141,78
2,152 0,011
0,000 0,000
13 145,53
2,163 0,023
0,001 0,000
14 149,48
2,175 0,034
0,001 0,000
15 151,11
2,179 0,039
0,002 0,000
16 155,69
2,192 0,052
0,003 0,000
17 159,81
2,204 0,063
0,004 0,000
18 166,68
2,222 0,082
0,007 0,001
19 197,82
2,296 0,156
0,024 0,004
20 213,17
2,329 0,189
0,036 0,007
Jumlah 42,803
0,000 0,150
0,001 Rata-Rata
2,140
1. Simpangan Baku :
= [∑
log �−log −
�−
]
,
= [
,
]
,
= 0,089 2.
Koefisien Kemencengan :
Sumber : Hasil Perhitungan
11
� = ∑
log �−log −
− �−
=
. − , × × ,
= 0,061 3.
Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus :
log = log ̅ + �.
Nilai K dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel Perhitungan Log-Person Type III
No Kala Ulang
T tahun Frekuensi K
Log X
T
Hujan Rancangan
X mmhari Pembulatan
1 2
0,000 2,140
138,081 138
2 5
0,842 2,215
164,067 164
3 10
1,282 2,254
179,536 180
4 25
1,751 2,296
197,635 198
Sumber : Hasil Perhitungan
Setelah perhitungan Log-Person Type III maka dilanjutkan dengan uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi Kuadrat untuk memastikan perhitungan tersebut
dapat digunakan : A.
Uji Smirnov-Kolmogorov Untuk mengetahui apakah perhitungan dengan metode Log-Person Type III
dapat dipakai, maka dilakukan pengujian lebih lanjut dengan Uji Smirnov- Kolmogorov. Pengujian ini dilakukan dengan memplot data pada kertas
probabilitas Log-Person Type III serta dicari jarak penyimpangan terbesar terhadap kurva teoritis. Jarak penyimpangan terbesar merupakan Δ
maks
dan harus lebih kecil dari Δ
kritis
Bambang Triatmodjo,
Hidrologi Terapan
. Langkah-Langkah Perhitungan :
1. Data hujan diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil, kemudian
tentukan nilai peluang empiris PX dengan rumus : =
+
× dengan : m = no. urut data
n = jumlah data
12
2. Plot data hujan pada kertas probabilitas Log-Person Type III.
3. Gunakan titik-titik pada penggambaran di kertas probabilitas untuk
mencari Δ
maks
. 4.
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.9 berikut ini :
Gambar Penggambaran pada kertas Probabilitas Log-Person Type III
Tabel Uji Smirnov-Kolmogorov No
Xi mm
P. Empiris
1 89,72
4,76
Δ
maks
= 0,03
13
2 97,63
9,52 3
118,63 14,29
4 119,01
19,05 5
124,92 23,81
6 125,03
28,57 7
125,29 33,33
8 125,71
38,10 9
134,93 42,86
10 137,46
47,62 11
138,05 52,38
12 141,78
57,14 13
145,53 61,90
14 149,48
66,67 15
151,11 71,43
16 155,69
76,19 17
159,81 80,95
18 166,68
85,71 19
197,82 90,48
20 213,17
95,24
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan : 1.
Dari Tabel 2.2 dengan jumlah n=20 dan derajat kepercayaan 5 atau 0,05 didapatkan harga Δ
cr
= 29 2.
Harga Δ
hit
= 3 3.
Dengan Δ
hit
Δ
cr
berarti distribusi dengan metode Log-Person Type III dapat diterima.
B. Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel
data yang dianalisis. Untuk uji Chi-Kuadrat langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai
berikut : K = 1+3,332 log n
Dimana: K = Jumlah Kelas
n = 20 Sehingga:
14
K = 1+3,332 log 20 = 5,34 ~ 6,00 Derajat bebas
number of degress of freedom
Dk = K – α + 1
Dimana: α = jumlah parameter = 2 Triatmodjo, 2010
Dk = 6 – 2 + 1 = 3
Banyak Data = 20
Derajat Kebebasan = 3
Taraf Signifikan = 5 Triatmodjo, 2010
Sehingga dari lampiran tabel harga Chi Square X
2
diperoleh X
2
cr adalah 7,815. Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan sistem tabulasi berikut :
Tabel Uji Chi-Kuadrat
Probabilitas Expected
Frequency Observed
Frequency Ef-Of
Ef-Of
2
P ≤ 120
3,33 4
-0,67 0,67
120 P≤140
3,33 7
-3,67 3,67
140 P≤160
3,33 6
-2,67 2,67
160 P≤ 180
3,33 1
2,38 2,38
180 P≤ 200
3,33 1
2,38 2,38
200P ≤220
3,33 1
2,38 2,38
Jumlah 20
20 14,15
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan :
1. Dari hasil tabulasi di atas terdapat X
2
hitung adalah 14,1520 = 0,71 2.
Dengan X
2 hit
X
2 cr
0,71 7,815 berarti distribusi dengan Metode Log Person Type III dapat diterima.
3. Perhitungan Intensitas Curah Hujan