1.7.3 Sistem Presidensial Sistem presidensial adalah suatu pemerintahan di mana
kedudukan eksekutif tidak bertanggungjawab kepada Badan Perwakilan Rakyat, dengan kata lain kekuasaan eksekutif berada
di luar pengawasan langsung parlemen. Dalam sistem ini, Presiden memiliki kekuasaan yang kuat, karena selain sebagai
kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan yang mengetuai kabinet dewan Menteri. Pada keadaan ini dimaksudkan bahwa
presiden berkedudukan sebagai pusat kekuasaan eksekutif sekaligus pusat kekuasaan negara
37
37
Ibid, hlm 70
,yang memiliki arti bahwa presiden adalah Kepala pemerintahan sekaligus Kepala negara.
Sistem ini juga bercirikan pemilihan kepala eksekutif tersebut adalah langsung oleh rakyat. Presiden juga bukan bagian dari
parlemen sehingga tidak bisa dibubarkandiberhentikan oleh parlemen kecuali dengan proses pemakzulan
impeachmentt ciri lain dari sistem ini adalah kedudukan lembaga parlemen yang
tidak hanya terpisah dari eksekutif melainkan independen
terhadapnya; serta menteri-menteri yang diangkat oleh dan bertanggungjawab terhadap presiden.
38
Konstruksi dasar dari sistem pemerintahan presidensial ini bahwa lokus kekuasaan terpusat pada
single chief executive lembaga eksekutif presiden. Presiden memegang kekuasaan yang
sangat besar dan dominan dan memiliki hak prerogatif yang tentunya sudah diatur dalam undang-undang atau konstitusi
negara-negara yang menganut sistem ini. Presiden sebagai lembaga eksekutif memiliki posisi yang dominan kuat sehingga
parlemen sebagai lembaga legislatif dan perwakilan rakyat memegang kekuasaan sebagai pengontrol kegiatanaktivitas
presiden dalam melaksanakan kekuasaannya
39
Peran dan karakter individu seorang presiden lebih menonjol dibandingkan dengan peran kelompok,organsiasi,partai politik
bahkan lembaga-lembaga negara lainnya. Oleh karenanya jabatan presiden ini selalu menjadi objek utama yang
diperebutkan dalam konteks kekuasaan di negara-negara yang menganut sistem presidensial. Presiden adalah jabatan yang
.
38
Ibid,hlm 71
39
Ibid,hlm 72
memiliki dua fungsi,selaku kepala negara presiden adalah simbol representasi negara sememtara itu selaku kepala pemerintahan
presiden harus bertanggung-jawab penuh terhadap jalannya pemerintahan
40
. Maka karena itu posisi presiden dalam konteks kekuasaan dan pemerintahan adalah menempati posisi
sentral,sehingga logis bila kedudukan presiden itu lebih kuat dan berwibawa dibandingkan dengan dua jabatan lembaga yang
disebutkan dalam konsep trias politica lainnya seperti lembaga
legislatiif dan yudikatif yang masing-masing “hanya” mengemban satu fungsi
41
Jimly Asshiddiqie menyatakan beberapa prinsip pokok yang terdapat dalamsistem pemerintahan presidensial,yakni
.
42
• Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang kekuasaaneksekutif danlegislatif
:
40
Ibid,hlm 75
41
Ibid, hlm 75
42
Jimly Asshiddiqie .
Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.Jakarta : Bhuana Ilmu Populer, 2007 hlm 316
• Presiden merupakan eksekutif tunggal. Kekuasaan eksekutif presidentidak terbagi dan yang ada hanya
presiden dan wakil presiden saja; • Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara atau
sebaliknya kepala negara adalah sekaligus merupakan kepala pemerintahan;
• Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau sebagai bawahan yang bertanggungjawab kepadanya;
• Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan demikianpula sebaliknya;
• Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen
• Jika dalam sistem parlementer berlaku prinsip supremasi parlemen, maka dalam sistem pemerintahan presidensial
berlaku prinsip supremasi konstitusi. Karena itu pemerintahan eksekutif bertanggungjawab kepada
konstitusi; • Eksekutif bertanggungjawab langsung kepada rakyat yang
berdaulat;
• Kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem parlementer yang terpusat pada parlemen.
Sejalan juga dengan pernyataan Jimly di atas, Saldi Isra juga menerangkan sistem pemerintahan presidensial memiliki
karakter yang utama dan beberapa karakter lainnya yakni
43
• Presiden memegang fungsi ganda, sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Meskipun sulit untuk
dibedakan secara jelas, presiden sebagai kepala negara dapat dikatakan sebagai simbol negara, sebagai kepala
pemerintahan, presiden merupakan pemegang kekuasaan tunggal dan tertinggi.
:
• Presiden tidak hanya sekedar memilih anggota kabinet, tetapi juga berperan penting dalam pengambilan keputusan
di dalam kabinet; • Hubungan antara eksekutif dan legislatif terpisah, dengan
adanya pemilihan umum untuk memilih presiden dan memilih lembaga legislatif;
43
Saldi Isra,Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer Dalam Sistem Presidensial Indonesia,Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2010 hlm 40-42
• Dengan pemisahan secara jelas antara pemegang kekuasaan legislatif dan eksekutif, pembentukan pemerintah tidak
tergantung kepada proses politik di lembaga legislatif. • Sistem pemerintahan presidensial dibangun dalam prinsip
clear cut separation of powers antara pemegang kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif.
Hanta Yuda juga menjelaskan tentang ciri sistem presidensial yang dia kutip dari beberapa ahli seperti Giovanni
Sartori yang menyodorkan beberapa ciri tersebut. Pertama,kepala pemerintahan dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam beberapa periode tertentu. Kedua dalam masa jabatannya presiden tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen dan ketiga
presiden memimpin langsung pemerintahan yang dibentuknya.
44
44
Hanta Yuda, Presidensialisme Setengah Hati , Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010 hlm 80
Verney juga mengajukan tiga karakteristik pemerintahan presidensial:
Pertama,kekuasaan eksekutif tidak terbagi sole executive–jabatan kepala negara head of state sekaligus kepala
pemerintahan head of government. Kedua,tidak ada peleburan
antara eksekutif dan legislatif sehingga majelis tidak berubah menjadi parlemen dan presiden tidak dapat membubarkan atau
memaksa majelis. Ketiga,presiden bertanggung jawab kepada
konstitusi dan secara langsung kepada rakyat yang telah memilihnya.
45
Kemudian berkaitan dengan sistem presidensial Indonesia,Hanta Yuda juga menjelaskan penegasan prinsip
pemerintahan presidensial dinyatakan dalam beberapa pasal UUD 1945.
46
Pertama,kedudukan presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
single chief executive. Konstitusi menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar.
47
Sedangkan penegasan presiden sebagai kepala negara dapat dilihat bagaimana presiden mempunyai wewenang memberi
grasi,amnesti,abolisi dan juga rehabilitasiserta memberi wewenang untuk memberikan gelar,tanda jasa dan kehormatan.
48
45
Ibid , hlm 80
46
Ibid, hlm 79
47
Lihat UUD 1945 pasal 4 ayat 1 naskah sebelum diamandemen
48
Ibid, pasal 14 dan 15
Kedua,penerapan prinsip pembagian kekuasaan distribution of power. DPR dan lembaga kepresidenan adalah
suatu lembaga negara yang mandiri. Hal ini merupakan salah satu ciri dan prinsip institusional dari sistem presidensial.
Substansi materi dalam UUD 1945 tentang kedudukan presiden dan DPR juga secara tersirat menjelaskan kemandirian
hubungan ini. Presiden tidak dapat membubarkan dan tidak bertanggungjawab terhadap parlemen,begitu juga dengan
parlemen yang tidak dapat menjatuhkan presiden. Ketiga,presiden mempunyai hak prerogatif untuk
mengangkat dan memberhentikan menteri dalam kabinetnya. Konsekuensinya menteri-menteri yang ada tidak
bertanggungjawab terhadap parlemen akan tetapi bertanggungjawab langsung kepada presiden yang
mengangkatnya. Hak prerogatif presiden untuk mengangkat dan memberhentikan menteri di kabinetnya juga dinyatakan dalam
konstitusi negara Republik Indonesia.
49
1.8 METODOLOGI PENELITIAN