memainkan pedang tersebut dan sambil mengikuti irama musik. Tor-tor turahan yang bersifat tari gotong
–royong yang dilakukan sewaktu menarik sebuah balok besar dari hutan, dimana kayu tersebut akan dipergunakan menjadi bahan losung
untukbahan membangun rumah. Tor-tor yang bersifat hiburan atau pertunjukkan yaitu: tor-tor muda-mudi, tor-tor pencak, dan tor-tor hiburan lainnya seperti tor-
tor balang sahua, tor-tor rondang bittang dan lainnya.
2.5.3` Seni Rupa
Seni rupa pada masyarakat Simalungun terbagi atas 4 yaitu pahat, gorga,
ukir-ukiran, dan arsitektur bangunan. Pahat biasanya terdapat pada batu, topeng- topeng. Gorga termasuk ke dalam lukisan yang condong kepada corak warna yaitu:
warna hitam, putih, merah dan lain-lain. hal ini pada panggorga dimasa lampau dapat menempatkan warna pada suatu benda, sehingga kelihatan indah. Sedangkan
arsitektur adalah mengenai bangunan-bangunan di Simalungun yaitu pinarmusah, pinarhobou dan lainnya.
2.6 Bahasa
Bahasa ialah sistem perlambangan manusia yang lisan maupun yang tulisan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain koentjaraningrat 1986:39.
Masyarakat Simalungun umumnya menggunakan bahasa Simalungun sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini dapat kita lihat baik dalam acara religi agama di gereja,
acara-acara adat dan dalam kehidupan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Bahasa Simalungun terdiri dari beberapa ragam yang dapat dilihat dalam sastra lisan Simalungun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. P
dan K adapun ragam bahas Simalungun tersebut ialah: 1. Ragam bahasa Simalungun sehari-hari yang disebut lapung ni hata yaitu
bahasa yang dipakai sesame atau bahasa yang sifatny umum. Contoh: kata ham tuan, kamu, anda dipakai kepada orang yang lebih dihormati atau yang
lebih tua. Kata ho engkau dipakai secara umum atau sebaya. Kata hammanasiam dalam bentuk jamak dipakai dalam kebiasaan umum.
2. Dalam bahasa Simalungun yang halus yang disebut guruni hata yaitu bahasa yang dipakai untuk mengucapkan sesuatu dengan nama lain yang dianggap
lebih halus. Misalnya kata babah mulut bahasa halusnya pamangan. Kata ulu kepala bahasa halusnya simanjujung. Kata mata mata kata halusnya
panonggor dan lain-lain. 3. Ragam bahsa Simalungun kasar yang disebut sait ni hata yaitu bahasa yang
dipakai pada saat-saat tertentu seperti pada saat seseorang marah, atau untuk menyakiti hati orang lain. Misalnha kata babah mulut bahasa kasarnya
tursiklossot. 4. Ragam bahasa yang digunakan oleh para gurudatu yaitu berupa bahasa
rahasia atau sandi yang sukar dimengerti oleh kebanyakan orang seperti kata bilangan berikut ini yang dipergunakan pada waktu membaca mantra-mantra.
Contoh : sada, sada oi sada lamba-lamba oi langit berarti “satu”. Dua, dua oi
dua lumba-lumba ni bumi berarti “dua” D.Kenan Purba, 1996:37.
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari ragam bahasa diatas, maka bahasa Simalungun yang masih sering dipergunakan pada saat sekarang ini adalah bahas biasa dan bahasa halus,
namun pada saat seseorang marah ia secara sepontan sering mempergunakan bahasa yang sifatnya kasar Purba :6-37.
2.7 Filosofi Simalungun