Isu Strategis dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Masa Depan

6.2 Adaptasi terhadap Perubahan Iklim Global

Bila terjadi pemanasan global, yang menimbulkan ketidakseimbangan hidrometeorologi di seluruh penjuru dunia, maka dampak paling nyata dirasakan justru oleh negara‐negara dengan

pendapatan rendah dan sedang. Skenario pemanasan global yang dikembangkan Arnell (2004) berdasarkan beberapa varian pemodelan iklim menunjukkan, akan terjadi tekanan air (water crisis)

pada negara‐negara yang memiliki ketersediaan air < 1.000 m³/kapita/tahun. Dampak tidak saja dirasakan pada ketersediaan air untuk keperluan domestik ataupun industri, namun juga pada sektor pertanian yang mengkonsumsi air dalam jumlah besar. 10

10 Sektor pertanian mengkonsumsi air secara eksesif akibat revolusi hijau yang mendorong pengembangan varietas tanaman pangan dengan produktifitas tinggi namun dengan memakai zat hara dan air dalam jumlah besar.

Lundqvist & Falkenmark (2007) memperkirakan untuk menghasilkan 1.000 k‐kalori dari pertanian tanaman pangan

Sejumlah negara dengan ketersediaan air < 1.000 m³/kapita/tahun justru merupakan negara‐ negara dengan HDI sedang, tersebar di Benua Afrika (bagian utara dan tengah), Asia bagian tengah dan Amerika bagian tengah. Untuk memperoleh gambaran tekanan air akibat pemanasan global dapat dilihat Gambar 2. Perubahan iklim akibat pemanasan global harus diantisipasi agar tidak menimbulkan dampak pada kesejahteraan manusia, khususnya berkaitan dengan pemenuhan aspek dasar dari kehidupan yang layak seperti penyediaan pangan, air bersih dan sanitasi yang memadai. Maka, harus diciptakan kebijakan publik yang mendukung investasi untuk di sektor penyediaan air bersih dan sanitasi, agar memberi manfaat pada peningkatan kelayakan hidup dan produktifitas masyarakat.

Gambar 2 Hasil analisa tekanan air akibat pemanasan global menurut Arnell (2004) Meskipun Indonesia dikaruniai potensi air yang berlimpah (lebih dari 1.700 m³/kapita/tahun)

namun kesiapan dalam menyediakan layanan air bersih dan sanitasi yang layak menjadi suatu persoalan. Badan Pusat Statistik (2007) Republik Indonesia telah menggunakan survei pada tahun 2005 untuk mengetahui ketersediaan air bersih dan sanitasi layak di berbagai penjuru negeri ini. Gambaran ketersediaan air bersih untuk berbagai provinsi di Indonesia disajikan pada Gambar 3. Dapat dilihat, sebaran dari ketersediaan air bersih masih bervariasi dari pulau ke pulau, dari

provinsi ke provinsi. Diperkirakan baru 54% penduduk Indonesia menikmati layanan air bersih. 11 Prosentase ini masih relatif rendah, bahkan untuk ukuran Asia Tenggara sekalipun.

dipergunakan air sebesar 0,5 m³. Sedangkan untuk jumlah energi yang sama dari produk hewani diperlukan air lima kali lipat.

11 Sumber dari Bappenas (2005) dalam BPS (2007). BPS menakrifkan air bersih sebagai air yang diambil dengan pompa dari dalam tanah atau dari sumur terlindung atau mata air terlindung yang berjarak lebih dari 10 meter dari tempat

penampungan kotoran atau tinja.

6.3 Pemenuhan Sanitasi dan Layanan Air Bersih

Untuk tingkat pelayanan sanitasi, juga tampak Indonesia masih harus bergumul untuk menyediakan sarana peturasan dan pengolahan limbah yang memadai. Di kawasan Asia Tenggara tingkat derajat sanitasi diperlihatkan sebagaimana diperlihatkan Tabel 5.

Tabel 5 Tingkat pelayanan sanitasi di Asia Tenggara

Pelayanan Sanitasi

Nama Negara Penduduk

Dengan demikian, masih tersedia pekerjaan yang cukup panjang untuk pemenuhan aspek dasar dari kehidupan yang layak seperti air bersih dan sanitasi yang memadai di Indonesia. Dengan perkiraan prosentase layanan air bersih dinikmati baru oleh sekitar 54% penduduk dan akses sanitasi yang memadai sekitar 55%, diperlukan kebijakan publik yang lebih mengerucut pada upaya pemenuhan aspek dasar dari kehidupan yang layak tadi bagi masyarakat Indonesia.

Sejauh ini Departemen Pekerjaan Umum dalam rencana strategisnya hingga 2010 telah berusaha menyediakan sebanyak mungkin pelayanan air bersih dan sanitasi yang memadai, baik melalui kerjasama dengan pemerintah daerah maupun melalui kegiatan yang diinisiasi secara langsung.

Akses Air Bersih

Tanpa Akses Air Bersih

Gambar 3 Ketersediaan air bersih di provinsi-provinsi Indonesia Untuk mencapai separuh tujuan MDG di bidang air bersih dan sanitasi pada tahun 2010 diperlukan

perencanaan yang menyeluruh dan alokasi dana yang cukup signifikan. Meskipun mahal dan sulit, perencanaan yang menyeluruh dan alokasi dana yang cukup signifikan. Meskipun mahal dan sulit,